Tahap-Tahap Siklus Batuan Untuk memahami perjalanan siklus batuan bisa kita baca dalam diagram dibawah ini :
(Baca juga : 6 Proses Terjadinya Siklus Batuan – Beku, Beku, Sedimen, Metamorf )
Pada awalnya, magma terbentuk secara alamiah dalam waktu berjuta -juta tahun dan menjadi unsur pembentuk lapisan inti bumi. Magma tidak terbentuk di semua wilayah di bumi. Melainkan magma hanya terdapat di beberapa tempat di bawah permukaan yang disebut kamar magma. Karena sifatnya yang dinamis, magma terus bergerak. Gerakan ini membuat magma mengalir ke tempat yang suhunya lebih rendah dari kamar magma. Akibatnya magma mengalami kristalisasi dan sebagiannya membeku menjadi batuan menjadi batuan beku. beku. Jika proses pembekuannya berlangsung di bawah permukaan bumi disebut batuan beku intrusif (misalnya batuan (misalnya batuan granit dan diorit), sedangkan jika proses pembekuannya berlangsung di permukaan disebut batuan disebut batuan beku ekstrusif (misalnya ekstrusif (misalnya basal dan andesit) (Baca juga 5 Proses pembentukan Batuan Beku Intrusif dan Ekstrusif ) Batuan beku yang terbentuk dari proses kristalisasi magma ini lama kelamaan akan mengalami pelapukan. Pelapukan pertama kali terjadi pada batuan beku ekstrusif yang ada di atas permukaan bumi. Hasil pelapukan batuan beku ini akan mengendap melalui proses yang disebut erosi (Silahkan baca : Macam- macam Erosi Berdasarkan Penyebabnya)). Endapan dari hasil pelapukan batuan beku itu akan mengeras Penyebabnya membentuk batuan batuan sedimen. sedimen. Sementara itu batuan beku intrusif yang ada di bawah permukaan bumi akn terus bergerak sampai di permukaan bumi melalui serangkaian peristiwa tektonik dan vulkanik. Sesampainya Sesampainya di permukaan bumi, ia juga akan menmgalami pelapukan dan pengendapan. Sementara itu batuan beku intrusif yang tidak berhasil sampai di permukaan akan terus terkubur lebih dalam akibat tekanan di atas. Semakin dalam posisinya, semakin besar tekanan dan suhu yang ia terima. Akibatnya batuan beku ini akan mengalami perubahan baik dari bentuk maupun maupun susunan kimianya menjadi batuan menjadi batuan metamorf (malihan).
Batuan sedimen yang berasal dari pengendapan sisa-sisa pelapukan batuan beku juga umumnya berada dibawah permukaan bumi. Batuan sedimen ini juga akan terus
bergerak semakin dalam karena di permukaan bumi terus terbentuk lapisan sedimen baru. Lapisan batuan sedimen baru ini akan menghimpit lapisan sedimen sebelumnya sehingga bergerak makin turun mendekati kamar magma. Akibatnya batuan sedimen ini juga menerima tekanan dan suhu yang tinggi sehingga bermetamorfosis menajadi batuan malihan. Perubahan suhu dan tekanan juga mempengaruhi batuan sedimen. Batuan sedimen juga mengalami perubahan secara perlahan-lahan dan berlangsung lama menjadi batuan metamorf. Sementara itu sebagian dari batuan sedimen juga bisa melapuk karena waktu. Hasil pelapukannya mengendap dan mengeras. Yang menghasilkan batuan sedimen jenis baru. Bisa sama dengan asalnya atau bisa berbeda sama sekali. Dalam perjalannnya, batuan metamorf juga mengalami pelapukan serupa dan berubah kembali menjadi batuan sedimen. Selain itu batuan metamorf yang memiliki struktur kimia sangat berbeda dengan batuan sedimen dan batuan beku akan meleleh dan kembali menjadi magma. Proses yang sama berlangsung kembali.
Siklus ini telah terjadi sejak jutaan atau bahkan miliaran tahun yang lalu. Dan siklus ini akan terus berlangsung. Setiap jenis batuan akan tetap tersingkap dan terangkat. Batuan itu akan melapuk dan mengalami erosi. Batuan itu akan terus mengendap dan bermetamorfosis. Begitulah rancangan alam yang luar biasa. Dengan begitu jumlah magma/batu di bumi akan tetap sama.
Siklus Batuan
Sebelum masuk ke dalam penjelasan mengenai proses atau siklus batuan, alangkah lebih baik apabila kita mengetahui apa itu siklus batuan terlebih dahulu. Siklus batuan merupakan sebuah s iklus yang menggambarkan batuan dari awal atau sebelum terbentu (berupa magma), kemudian mengalami modifikasi, kemudian transportasi, dekomposisi, hingga berupah menjadi jenis batuan lain dan kembali berubah menjadi magma kembali, dan begitu seterusnya. Seperti layaknya proses terjadinya hujan, batu pun juga demikian. Setidaknya ada beberapa proses dari siklus batuan ini. Proses atau siklus ini melibatkan tiga pokok jenis batuan, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga jenis batuan ini ternyata terjadi dalam satu siklus yang sama, dengan kata lain ketiga batuan ini t erbentuk saling beriringan. Berikut ini dijelaskan mengenai proses siklus batuan. 1. Magma mengalami kristalisasi Terjadinya batuan pertama kali diawali oleh adanya magma. Magma ini merupakan bahan pokok pembentuk batuan. Terbentuknya batuan pertama kali karena diawali oleh adanya magma yang mengalami proses kristalisasi. Magma ini tidak t erdapat di semua area bumi, sebagian besar magma terbentuk di sepanjang batas lempeng bumi. Kemudian magma yang yang membeku akan membentuk sebuh kristal atau mineral (hal ini dinamakan kristalisasi). Magma yang membentuk kristal ini sma seperti air yang didinginkan menjadi es. Magma yang mengkristal ini akan banyak ditemukan pada gunung berapi yang mengalami erupsi. Magma yang keluar dari dalam gunung akan membeku setelah sampai ke permukaan bumi . Magma yang membeku ini akan membentuk sebuah jenis batuan, yakni batuan beku. Magma yang membekunya setelah sampai di permukaa bumi akan membentuk batuan beku yang jenisnya ekstrusif. Sementara magma yang membeku namun belum sampai ke permukaan bumi ini membentuk sebuah batuan jenis intrusif. Namun, semua batuan yang dibentuk karena adanya pembekuan magma disebut dengan batuan beku.
2. Mengalami pengangkatan dan pelapukan Kemudian batuan- batuan beku yang telah terbentuk tadi lama- kelamaan akan mengalami proses pelapukan. Batuan yang mengalami proses pelapukan paling cepat terutama adalah batuan yang membeku di permukaan bumi (batuan ekstrusif). Batuan ini lebih cepat mengalami proses pelapukan karena terpapar secara l angsung oleh cuaca di bumi dan juga atmosfer bumi, sehingga pelapukannya lebih cepat daripada yang berada di bawah permukaan bumi. Meskipun demikian, bukan berarti batuan yang berada di permukaan bumi ini tidak bisa mengalami pelapukan. Batuan yang berada di bawah permukaan tanah tetap bisa mengalami pelapukan, namun harus mengalami proses pengangkatan ke permukaan tanah terlebih dahulu. Batuan yang berada di bawah permukaan bumi harus terangkat ke permukaan bumi melalui proses tektonik, kemudian lapisan batuan yang berada di atasnya harus hilang terlebih dahulu oleh proses erosi. Setelah berada di permukaan bumi inilah proses pelapukan batuan dimulai. Pelapukan yang terjadi pada batuan ini dapat terjadi karena adanya beberapa reaksi f isik dan kimia yang dapat disebabkan oleh interaksi udara, air, maupun organisme tertentu. Setelah batuan menjadi lapuk karena angin, air, es, gletser ataupun yang lainnya, maka akan menjadi material sedimen melalui sebuah proses yang disebut erosi. 3. Mengalami erosi Setelah mengalami proses pengangkatan dan pelapukan, maka proses yang selanjutnya adalah erosi. Dalam proses erosi ini yang paling banyak berperan adalah air. Air yang mengalir misalnya dari sungai merupakan salah satu hal yang paling sepat menyebabkan proses erosi ini terjadi. Arus dari air ini pula yang akan mengangkut material- baterial pelapukan batu menuju ke tempat lain. Selain air, ada pula yang mengangkut meterialmaterial lainnya yakni angin ataupun gletser. 4. Pengendapan dan pembentukan batuan sedimen Material- material dari pelapukan batuan beku yang telah terangkut oleh air, angin, ataupun gletser, lama kelamaan akan mengendap di suatu tempat dan kan berjumlah semakin banyak. Karena semakin banyak batuan yang mengendap ini, akibatnya semakin lama akan semakin mengeras dan mengeras . Karena proses pengerasan inilah membentuk terjadinya batuan yang disebut dengan batuan sedimen. Penjelasan yang ilmiah mengenai pembentukan batuan sedimen yang lebih ilmiah, dalam material sedimen muda akan mengubur endapan yang lebih lama (tua). Kemudian tekanan yang dihasilkan akan membuat endapan lama ini menjadi kompak. Ketika air bergerak dan masuk ke dalam material sedimen, maka mineral kalsit dan silika yang terlarut akan terendap dan mengisi rongga antar butir yang bertindak sebagai semen yakni merekatkan butiran sedimen antar satu dengan yang lainnya. 5. Batuan sedimen berubah menjadi batuan metamorf
Batuan sedimen banyak terdapat di bawah permukaan bumi. Batuan beku intrusif juga berada di bawah permukaan bumi. Ketika batu yang berada di di bawah permukaan bumi ini tidak tersingkap ke atas permukaan bumi ketika proses pengangkatan, maka batuan tersebut akan terkubur lebih dalam lagi. Semakin dalam terkubur, maka akan semakin besar kemungkinan untuk terpapar suhu dan juga tekanan tinggi yang dihasilkan oleh kompresi tektonik dan energi panas yang berasal dari dalam bumi, yang pada akhirnya dapat mengubah batuan tersebut. Batuan yang telah berubah di bawah permukaan bumi akibat paparan suhu, tekanan, dan juga kontak magma ini disebut dengan batuan metamorf atau malihan.
6. Batuan metamorf atau malihan berubah lagi menjadi magma Setelah batuan menjadi batuan malihan atau metamorf, lama kelamaan batuan metamorf atau malihan ini akan berubah menjadi magma kemballi. Dan dari magma inilah proses terjadinya batu bisa terjadi kembali. Itulah proses atau siklus batuan yang menggambarkan terjadinya batuan dari awal hingga batuan tersebut lapuk, membentuk batuan baru dan akhirnya menjadi magma dan kembali menjadi batuan. Dan begitulah seterusnya. Proses atau siklus batuan akan lebih j elas digambarkan dalam gambar berikut