Ship Stabilizer System Dosen pengampu : Mohd ridwan, NIP : 132 230 579
Teknik Perkapalan
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2008
8
SHIP STABILLIZER Kapal dilaut dapat bergerak dalam 6 gerakan bebas yaitu : Roll, Heave, pitch, yaw, sway, surge.
Namun gerakan yang paling berbahaya adalah rolling, sehingga gerakan ini harus dikendalikan dengan memasang : bilge keel, anti rolling tank, atau fin stabilizer
9
Kombinasi penggunaan fin stabilizer denag anti rolling tank sangat efektih untuk mengatasi rolling pada kecepatan kapal rendah dan tinggi. Kondisi stabilitas kapal :
Titik G merupakan centre of grafity, Titik B adalah centre of bouyancy, W adalah berat displacement kapal,
θ θ
merupakan sudut oleng. M merupakan titik
persilangan antara garis vertical yang melalui titik B dengan garis tengah kapal, yang biasa dikenal dengan Metacentra dan jarak antara GM merupakan tinggi metacentra,
merupakan
hal
penting
yang
berhubungan
dengan
rolling
characteristic dan stability kapal. Saat kapal mengalami kemiringan maka gaya W.GM sin θ θ akan menegmbalikannya ke posisi semula. Pada kasus dimana titik G berada di atas titik M dan GM disebut sebagai bernilai negatif, ini merupakan suatu kondisi kapal yang tidak diharapkan. Periode rolling naturalnya, merupakan waktu yang digunakan untuk mengembalikan kapal dari satu rolling kesalang satu sisi kesisi kapal lainnya, selama : T
C x Beam =
GM
10
C
= konstanta (berdasarkan eksperimen bentuk badan kapal, 0,72 – 0,80
untuk kapal niaga). Beam = lebar kapal
Pada kasus diatas terlihat bahwa, jika GM lebih pendek maka periode pengembalian rolling lama, begitu juga sebaliknya. Periode ini sangat penting karena selama kapal berlayar khusunya untuk kapal niaga (cargo vessel) kemungkinan terdapat perubahan draught dan dwt yang cukup besar, sehingga GM juga akan bervariasi. Kapal yang berada di laut dalam kondisi perairan tenang, olengan (rolling) yang terjadi sebesar
θ
o
akibat gelombang, jika
θ
o
moment oleng sebesar :
W.GM.θ (θ dalam radian) ini dijadikan dasar perhitungan gaya stabilitas yang
terjadi.
FIN STABILIZER Power penstabilan (stabilizing power ) yang terdapat pada fin diperoleh saat kapal melintas di laut dimana gaya angkat (lift) di peroleh saat aliran fluida melalaui airofoil (hydrofoil shape) dari fin.
11
Pergerakan dari fin stabilizer ini diatur secara otomatis dengan penggerak yang memiliki sensor roda gigi gyroscopic ( gyroscopic
sensing
gear )
menggunakan motor listrik.
Gambar. Fin stabilizer
12
Gambar. Arragement finstabilizer.
Gambar. Pandangan atas fin stabilizer
13
Gambar. Susunan sistem pengendali fin stabilizer
Gambar. Pandangan samping fin stabilizer.
14
TANK STABILIZER Kondisi zat cair saat kapal mengalami keolengan (rolling).
Secara pasiv, tank dapat dipasang sekat agar luas permukaan cairan dapat dibatasi, sehingga diperoleh distribusi berat cairan di dalam tank .
15
ANTI HEELING TANK Terutama untuk kapal kontainer dan kapal RoRo dilengkapi dengan anti rolling tank ( Anti Heeling Tank ), untuk menjaga agar kapal selalu berdi dengan tegak (even keel), terutama saata kapal sedang melakukan kegiatan bongkar muat. Anti rolling ini diperoleh dengan memindahkan fluida dari satu sisi tank kesisi yang lain dengan menggunakan mekanisme pemindahaan fluida (pump) atau udara bertekanan.
Reference Lanjut :
16