Sharing Session Progressio Consulting Group 20/10/2015 Narasumber: Kak Stefani (KS)
Brief background: Pada tahun 2005, KS lebih sering berkutat di brand marketing konsultan (validasi produk dan market research). Membangun Warunk Upnormal membutuhkan waktu 6 bulan research produk dan kompetitor. KS dan tim bahkan menghitung berapa orang yang dateng ke kompetitor (e.g. madtari) untuk case study/benchmarking. Semua produk diuji coba dan di trial ke target market dengan FGD (lihat behavior target market saat RnD: apakah makanan dihabiskan? apakah target market minta tambah?) 1. Darimana ide upnormal? Ketika mempunya keinginan untuk membuat bisnis, bisnis tersebut harus terfokusnya kepada market supaya mendapatkan banyak profit. Pertanyaannya: mau menggarap market niche (low volume) atau market yang besar. Grup bisnis harus bisa mendefinisikan DNAnya. Warunk Upnormal merupakan salah satu anak bisnis dari Cita Rasa Prima (CRP) Group. DNA CRP: fokus ke lokal food tapi selalu dilevelin. Selain itu, CRP selalu menyasar market yang sudah mature karena tidak perlu diedukasi lagi. Indomie dipilih karena tidak ada yang tidak kenal dengan indomie, disokong juga dengan beberapa bisnis sejenis yang sudah terkenal (e.g. madtari, gembul, pak mus). Kesuksesan mereka memvalidasi bahwa bisnis sejenis ini memang ada marketnya. Diferensiasi Warunk Upnormal: konten, konteks, infrastruktur. 2. Bagaimana bisa laku keras? Bisnis tuh simpel banget. Bisnis harus bisa menjawab ekspektasi market. Kenapa banyak bisnis yang berhasil? Karena kurang tepat menjawab market. Market harus disegmen dulu karena kitatidak bisa memuaskan semuanya. Target market kita agak lebar, tapi kita lebih pilih early adapter. Baru nanti disalurkan ke yang lain (word of mouth). Semua yang disediakan dan dilakukan di bisnis harus sesuai dengan target market. Understanding the market better. Rasa suka, harganya kebeli. 3. Apakah niat awalnya memang mau menjadi pesaing Madtari? Model bisnis Upnormal memang dikembangkan dari madtari yang sudah bertahun-tahun jadi market leader di sektor warung indomie. Namun, ketika kita membuat bisnis, mindsetnya jangan hanya ingin punya satu toko aja di kedepan hari. Kita harus bertujuan untuk membuat bisnis kita tersebut autopilot, yaitu tetap berjalan walaupun dilepas ownernya. Bisnis beda dengan pedagang. Seorang pedagang bisnisnya akan mati jika ia tidak terjun
langsung kedalam proses manajemen. Karena itu juga sekarang Upnormal menggunakan sistem POS order system ketika pesan. Sistem kemitraan juga harus dipikirkan. 4. Kenapa ada dua warunk di satu jalan? Kapasitas warung Cihampelas 1 tidak terpenuhi Market cihampelas bagus Backup plan dari kontrak yang cihampelas 1 habis Secara total upnormal buka 24 jam tapi di tempat yang berbeda. 5. Human resource Kalo mau start up karyawannya tidak terlalu banyak. Namun sekarang Upnormal sudah mempunyai satu HRD sendiri yang mengurus rekrutmen, training, dan audit ke cabang-cabang. Mereka juga punya rules dan tata tertib karyawan. Upnormal punya training center bagi karyawan dan pebisnis yang ingin melakukan mitra (franchise). Upnormal sudah ada cabang Tasik, Serang, dan Jakarta (masih dalam proses). 6. Latifa: kompetisi kan ada. Upnormal skrg jadi market leader mengalahkan madtari, gimana untuk tetap sustain? Perlombaan bisnis sekarang mutlak dari sesi inovasi. Karena itu, Upnormal pasti mempunyai jadwal launching produk baru setiap tahunnya, dan peremajaan visual (face-lifts) per lima tahun, (bahkan logo). 7. Meta: Ketika kita baru membangun bisnis, mau tidak mau kita akan menjadi seorang pedagang (karena mengurus semuanya sendiri). Ketika nanti bisnisnya sudah mulai tumbuh, bagaimana caranya untuk beralih dari pedagang menjadi seorang pebisnis yang bisnisnya auto-pilot? Bisnis riil harus scaleable, harus bisa di scale pertumbuhannya. Pastikan harus bisa autu-pilot. Butuh waktu yang sangat lama. Founder harus bertahan sampai dengan 5-10 tahun. Harus menyiapkan layer kedua, ketiga, dll. Kita harus memastikan bahwa nantinya akan banyak karyawan yang mencintai perusahaan kita. Karyawan tuh nggak banyak maunya, yang penting kebutuhannya terpenuhi. Founder notes: Jangan sendiri! Co-founder kompetensinya harus saling melengkapi. Kalo punya karyawan yang punya kompetensi, jangan sampe dilepas. Salah satu cara mempertahankan karyawan: employee stock exchange. 8. Edric: Banyaknya new-comer competitors membuat Upnormal terusik nggak sih? Kita harus pastikan bahwa diferensiasi kita tidak bisa ditiru. Kalo ada newcomer, selama ini selalu kami kunjungi untuk mengukur kompetensinya. Biasanya pesaingnya baru pemain lokal yang cuman satu outlet. Kita harus fokus sama produk dan pelayanan kita. 9. Fahd: Lagi hangat nih bisnis-bisnis kayak upnormal, waktu break even agak lama. Sudah BEP? Berapa lama? Kalo ke mitra ke kita memberi estimasi bahwa dia akan BEP setelah 18 bulan. Itu tapi banyak komponen penentunya, tergantung kapasitas, dll 10.Volda: gimana caranya ngasih kepercayaan ke orang (e.g. cashier)?
Tidak ada cara lain selain menghire orang. Jangan jadi pedagang (read: tidak bisa percaya!). Perketat sistem. Sistemnya POS. Tips: Kasir sebaiknya cewek, harus pake cctv yang memastikan tangan dia saat jadi kasir, cash tiap satu shift diambil 11.Ellian: Brand mantranya upnormal? Upnormal cukup agresif di sosial media, iklan google, ngundang blogger, iklan facebook, buzzer. Nggak punya dana buat billboard dll. Tergantung dengan trendnya aja ya. Launching: 1000 mangkok gratis. Harus pede sama produk! 12.Kendala terberat? Buka booth di kickfest. Kalo majang foto makanan harus ada fotonya. Visualisasi penting! Kendala berhubungan dengan orang karena cari karyawan bagus tuh susah. Soalnya suka keluar-keluar. Sekarang hrd kerjanya lagi rekrutmen terus, jadi ketika ada yang keluar kita sudah punya pengganti. 13.Sasha: corporate culture apa dan gimana cara menerapkannya? Kepribadian leader pasti membentuk sebuah culture bagi bisnisnya. Beberapa nilai yang menurut kita penting harus ditanamkan terus. Contoh di Upnormal: FOCUS ON SOLUTION, TEAMWORK. 14.Meta: bisnis sebelumnya apa dan kenapa bisa gagal? Lama di brand marketing consultant: handle logo, identitas visual. KS punya mimpi untuk hidup santai-santai tapi dapet uang. Keluarga KS bukan keluarga yang kaya jadi susah belanja belanji. Suatu saat, KS banyak baca buku kenapa orang ada yang kaya dan ada yang harus kerja keras sampe tua. Salah satu bukunya adalah yang berjudul WHAT RICH PEOPLE THINK: kalo kita mau makmur pilihannya ada 2: gimana caranya orang mau kerja dengan kita, atau gimana uang bekerja untuk kita. Yang kaya biasanya pengusaha! Karyawan: kita mengharapkan gaji tahunan naik. Pengusaha: grafik pemasukan bisa suatu saat mengalami kenaikan tinggi sekali. Cita-cita CRP Group 2020 IPO. Pemerintah Malaysia punya agensi khusus untuk konsultan IPO. Awalnya bisnis KS jasa, susah bangun tim karena berkaitan dengan jasa. HARUS FOKUS NGURUSIN BISNIS. 15.Ghanny: Modal dan financing Modal dari tabungan dengan membangun mafia. Yang lain perputaran dari modal. Bisnis dengan utang tuh nggak enak, jadi mereka tidak pinjam ke bank. Pembagiannya dengan dividend dan gaji (bagi founder aktif). Tips bagi yang butuh modal: lebih baik cari investor dibanding pinjam ke bank.