PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang SGOT dan SGPT adalah dua macam enzim yang dihasilkan oleh sel-sel hati. Kedua enzim ini digunakan sebagai indikator pada pemeriksaan fungsi hati, dimana kadarnya akan meningkat dalam darah ketika sel-sel hati mengalami kerusakan. SGOT adalah enzim yang lebih sensitif untuk mendeteksi kerusakan otot dan otot jantung daripada kerusakan hati. Karena SGOT di produksi di otot dan otot jantung. Namun SGOT (Serum Glutamic
Oxaloacetic
Transaminase)
juga
terdapat
dalam
sel
parenkim hati sehingga dapat juga digunakan dalam pemeriksaan fungsi namun tidak selalu menunjukkan adanya kelainan di sel hati. SGPT merupakan suatu enzim yang terdapat di dalam sel hati, hati, lebih menggambarkan fungsi hati seseorang. Hal ini akan diketahui melalui pemeriksaan darah di laboratorium. Nilai normal SGOT adalah 3-45 u/L, sedangkan nilai normal SGPT adalah 0-35 u/L. Terdapat sedikit variasi dari nilai normal dan sangat tergantung dari laboratorium tempat pemeriksaan. Jika terjadi kerusakan (nekrosis) sel-sel hati, seperti pada infeksi akut virus hepatitis, enzim-enzim tersebut keluar dari sel hati dan masuk ke dalam darah. Semakin banyak sel-sel hati yang rusak, semakin tinggi pula kadar SGOT/SGPT yang terukur di dalam darah. Secara laboratorium pemeriksaan enzim hati pada hepatitis akut didapati adanya peninggian SGOT dan SGPT sampai 20-50 kali normal
dengan
SGPT
lebih
tinggi
SGOT
daripada
SGPT
(SGOT/SGPT <0,7). Pemeriksaan SGOT dan SGPT dilakukan dengan metode kinetik untuk penentuan aktifitas SGOT dan SGPT sesuai dengan rekomendasi dari IFCC (Internasional Federation of Clinical Chemistry).
NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM 1.2 Maksud Praktikum Adapun maksud praktikum yaitu untuk mengetahui pemeriksaan SGOT
dan
SGPT
dalam
serum
serta
menginterpretasikan
kemungkinan penyakit yang diderita. 1.3 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan nilai kadar SGOT dan SGPT dalam serum darah dengan metode spektrofotometri.
NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Umum Hepar adalah organ pencernaan terbesar dalam tubuh dengan berat antara 1,2 - 1,8 kg atau kurang lebih 25% berat badan orang dewasa. Hepar merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh. Hepar terletak di rongga perut di bawah diafragma dan menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen. Hepar merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks, dimana fungsi hepar dalam sistem sirkulasi adalah untuk menampung, mengubah, menimbun metabolit, menetralisasi dan mengeluarkan substansi toksik yang terbawa oleh aliran darah ( As' ari, 2009 h 10). SGOT dan SGPT adalah indikator yang sensitif terhadap kerusakan sel hepar. Apabila terjadi kerusakan pada membran sel hepatosit, permeabilitas sel hepar akan meningkat kemudian enzimenzim ini akan dilepaskan ke sirkulasi darah (Gunawan, 2011 h 14). Hati mampu mensekresikan enzim-enzim transaminase saat selnya mengalami gangguan. Transaminase merupakan indikator yang peka pada kerusakan sel- sel hati. Enzim- enzim tesebut adalah SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) / ALT (Alanine Aminotransferase) Enzim ini mengkatalisis pemindahan satu gugus amino antara lain alanin dan asam alfa-ketoglutarat. Terdapat banyak di hepatosit dan konsentrasinya relatif rendah di jaringan lain. Kadar normal dalam darah 5- 35 IU/ liter. SGPT lebih sensitif dibandingkan SGOT. SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase)/ AST (Aspartat Aminotransaminase) Enzim ini berfungsi sebagai katalisator reaksi antara asam aspartat dan asam alfa-ketoglutarat. SGOT terdapat lebih banyak di 10 jantung dibandingkan di hati. Enzim ini juga terdapat di otot rangka, otak dan ginjal. Kadar normal dalam darah 10- 40 IU/ liter. Meningkat tajam ketika terjadi perubahan infark
NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM miokardium. Enzim ini kurang spesifik untuk penyakit hati (Haki, 2009 hh 9-10). Alanin aminotrasnferase (ALT) atau SGPT adalah enzim sitoplasma yang mengatalisis reaksi bolak-balik (reversible) yang terlibat pada deaminasi alanin untuk membentuk piruvat, sehingga dapat memasuki jalur glukoneogenesis atau siklus Krebs. Beberapa keadaan yang meningkatkan kadar ALT antara lain adalah gangguan metabolisme (lipidosis, diabetes, hypertiroidsm), agen toksik (steroid hepatopathy, obat bius, tetrasiklin, carprofen, phenobarbital), inflamasi infeksi dan noninfeksius (hepatitis kronik, sirosis), hipoksia, dan trauma. Enzim ALT (SGPT) juga dapat dilepaskan dari hepatosit selama masa pemulihan penyakit hati (Suwarno, 2014 h 359). Aspartate transaminase (AST) atau SGOT merupakan enzim sitoplasma dan mitokondria yang mengkatalisis reaksi bolak balik dalam deaminasi aspartat untuk membentuk oksaloasetat untuk kemudian
memasuki
siklus
Krebs.
Peningkatan
aktivitas
AST
mengindikasikan adanya kerusakan hepatosit yang disebabkan oleh inflamasi, hipoksia, toksikan, dan trauma. Seperti halnya ALT, enzim ini dapat meningkat selama masa pemulihan dari gangguan penyakit hati (Suwarno, 2014 h 359). SGOT merupakan enzim yang banyak terdapat di sel hati dan miokard serta dalam jumlah kecil di muskuloskeletal, ginjal, pankreas, otak dan eritrosit. Terdapatnya organ-organ lain yang mengandung enzim ini menyebabkan SGOT tidak spesifik untuk mendeteksi adanya kerusakan hepar. Berbeda halnya dengan SGPT yang merupakan penanda yang lebih spesifik untuk mendeteksi adanya kerusakan hepar (Siswandari, 2015 h 103). Pemeriksaan AST dan ALT serum dilakukan secara periodik, khususnya pada pasien dalam terapi farmakologis yang berpotensi merusak
NURHIDAYA 15020150041
hepar
atau
penggunaan
obat-obatan
yang
bersifat
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM hepatotoksik. Pemeriksaan kadar AST dan ALT serum dilakukan dengan metode spektrofotometri (Damayanti, 2016 hh 53-54). Metode pemeriksaan SGOT/SGPT standar WHO dan IFCC adalah tes UV optimasi (Kemenkes, 2011 h 55). Kerusakan hepar dapat diketahui melalui salah satu cara yakni dengan mengukur jumlah enzim transminase yaitu Aspartat Aminotrasferase (AST ) atau disebut juga Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Alanin Aminotransferase (ALT) atau disebut juga Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT). SGOT dan SGPT merupakan dua enzim yang dihasilkan oleh sel-sel hepar. Adanya kerusakan pada sel hepar yang dapat diliat dari enzim AST dan ALT yang ada dalam sel hepar yang keluar dan masuk kedalam peredaran darah sehingga aktivitas kedua enzim ini jumlah nya akan meningkat pada serum (Apriana, 2015 hh 139-140). SGOT mengkatalisis reaksi sebagai berikut: Aspartat bereaksi dengan 2 Aspartat bereaksi dengan 2 –oksoglutarat GOT glutamat dan oksaloasetat. Oksaloasetat yang terbentuk bereaksi dengan 2,4 – dimitrophenylhidrazin dalam larutan alkalis. Hasil reaksi tersebut ditentukan secara fotometri pada panjang gelombang 500 sampai 560 nm. SGPT mengkatalisis reaksi sebagai berikut: Alanin bereaksi dengan 2 –oksoglutarat GPT glutamat dan piruvat. Piruvat yang terbentuk bereaksi dengan 2,4 –dimitrophenylhidrazin dalam larutan alkalis. Hasil reaksi tersebut ditentukan secara fotometri pada panjang gelombang 500 sampai 560 nm (Fathoni,2008 hh 14-15). Enzim
SGPT
berperan
dalam
deaminasi
asam
amino,
pengeluaran gugus amino dari asam amino. SGPT akanmemindahkan gugus
amino
pada
alanin
ke
gugus
keto
dari
a-ketogutarat
membentuk glutamat dan piruvat. Selanjutnya piruvat diubah menjadi laktat. Reaksi tersebut dikatalisasi oleh enzim laktat dehidrogenase (LDH) yang membutuhkan NHDA dalam reaksi yang dikatalisasinya. SGOT juga berperan dalam deaminase asam amino, SGOT NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM mengkatalisasi pemindahan gugus amino pada aspartat ke gugus keto dari a-ketogutarat membentuk glutamat dan oksaloasetat dan selanjutnya oksaloasetat diubah menjadi malat. Reaksi tersebut dikatalisasi
oleh
enzim
malat
dehidrogenase
(MDH)
yang
membutuhkan NADH dalam reaksi ini. Secara normal organ mengalami regenerasi sel, termasuk hati. Pada keadaan ini sel yang telah rusak digantikan oleh sel yang baru, jadi pada keadaan normal, keberadaan SGPT dalam darah itu normal,hal tersebut terjadi karena regenerasi sel hati yang secara normal terjadi (Fathoni, 2008 h 14). Peningkatan kadar AST dapat terjadi pada MI, penyakit hati, pankreatitis akut, trauma, anemia hemolitik akut, penyakit ginjal akut, luka bakar parah dan penggunaan berbagai obat, misalnya: isoniazid, eritromisin, kontrasepsi oral. Penurunan kadar AST dapat terjadi pada pasien
asidosis
dengan
diabetes
mellitus.
Obat-obat
yang
meningkatkan serum transaminase : Asetominofen, Co-amoksiklav, HMGCoA reductase inhibitors, INH, Antiinflamasi nonsteroid, Fenitoin, Valproat (Indonesia, K. K. R., 2011 h 59). Peningkatan
kadar
ALT
dapat
terjadi
pada
penyakit
hepatoseluler, sirosis aktif, obstruksi bilier dan hepatitis. Banyak obat dapat meningkatkan kadar ALT. Nilai peningkatan yang signifi kan adalah dua kali lipat dari nilai normal. Nilai juga meningkat pada keadaan: obesitas, preeklamsi berat, acute lymphoblastic leukemia (ALL) (Indonesia, K. K. R., 2011 h 58).
2.2. Nilai rujukan (Kemenkes, 2011) 1. SGOT Laki-laki
: 5 sampai dengan 37 U/L
Wanita
: 5 sampai dengan 31 U/L
Anak-anak
: Bayi baru lahir : 4 x dari normal
Lansia
: sedikit lebih tinggi dari orang dewasa
NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM 2. SGPT Laki-laki
: 5 sampai dengan 42 U/L
Wanita
: 5 sampai dengan 32 U/L
Anak
: Bayi dapat 2 x tinggi orang dewasa; anak-anak : sama dengan orang dewasa
Lansia
: sedikit lebih tinggi dari orang dewasa
2.3. Interpretasi data (Kemenkes, 2011 hh 58-59) ALT : 1. Peningkatan kadar ALT dapat terjadi pada penyakit hepatoseluler, sirosis aktif, obstruksi bilier dan hepatitis. 2. Banyak obat dapat meningkatkan kadar ALT. 3. Nilai peningkatan yang signifi kan adalah dua kali lipat dari nilai normal. 4. Nilai juga meningkat pada keadaan: obesitas, preeklamsi berat, acute lymphoblastic leukemia (ALL). AST : 1. Peningkatan kadar AST dapat terjadi pada MI, penyakit hati, pankreatitis akut, trauma, anemia hemolitik akut, penyakit ginjal akut, luka bakar parah dan penggunaan berbagai obat, misalnya: isoniazid, eritromisin, kontrasepsi oral 2. Penurunan kadar AST dapat terjadi pada pasien asidosis dengan diabetes mellitus. 3. Obat-obat
yang
meningkatkan
serum
transaminase
:
Asetominofen, Co-amoksiklav, HMGCoA reductase inhibitors, INH, Antiinflamasi nonsteroid, Fenitoin, Valproat.
2.4. Uraian Sampel Komposisi Darah (Evelyn 2013, h 158) Air
NURHIDAYA 15020150041
:
91,0%
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM Protein
:
8,0%
(albumin,
globulin,
protromblin dan fibrinogen) Mineral
:
0,9%
(natrium
klorida,
natrium
bikarbonat, garam kalsium, fosfor, magnesium, besi dan seterusnya). Bahan Organik
:
Glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin,
kolesterol
dan
asam
amino. Kegunaan
:
Sebagai sampel.
2.5. Uraian Bahan Aquades (Ditjen POM 1995) Nama resmi
: AQUA DESTILATA
Nama lain
: Air suling
RM / BM
: H2O / 18,02
Pemerian
: Larutan jernih, tidak berwarna dan tidak mempunyai rasa dan bau
Kegunaan
: Sebagai larutan blanko.
2.6. Prosedur Kerja (Anonim, 2017) a. SGOT 1. Penyiapan serum a) Disiapkan alat dan bahan. b) Dimasukkan darah kedalam tabung sentrifuge. c) Disentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm. d) Diambil serum darah. e) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 2. Pengukuran absorban blanko a) Disiapkan alat dan bahan. b) Dipipet 100 µL aquadest ke dalam kuvet, dihomogenkan. c) Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGOT. NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM d) Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 370 C. e) Ditambahkan 250 µL reagen 2 SGOT, dihomogenkan. f) Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm dengan spektrofotometer. 3. Pengukuran absorban sampel a) Disiapkan alat dan bahan. b) Dipipet 100 µL serum ke dalam kuvet, dihomogenkan. c) Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGOT. d) Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 370 C. e) Ditambahkan 250 µL reagen 2 SGOT, dihomogenkan. f) Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm dengan spektrofotometer. g) Diukur lagi absorbansinya pada menit ke-2, ke-3, dan ke-4. h) Dicatat nilai absorbansinya. Perhitungan :
SGOT =
(−) +(−)+ (−)
x 2,143 (u/L)
b. SGPT 1. Penyiapan serum a) Disiapkan alat dan bahan. b) Dimasukkan darah kedalam tabung sentrifuge. c) Disentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm. d) Diambil serum darah. e) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 2. Pengukuran absorban blanko a) Disiapkan alat dan bahan. b) Dipipet 100 µL aquadest ke dalam kuvet, dihomogenkan. c) Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGPT. d) Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 370 C. e) Ditambahkan 250 µL reagen 2 SGPT, dihomogenkan. NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM f) Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm dengan spektrofotometer. 3. Pengukuran absorban sampel a) Disiapkan alat dan bahan. b) Dipipet 100 µL serum ke dalam kuvet, dihomogenkan. c) Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGPT. d) Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 370 C. e) Ditambahkan 250 µL reagen 2 SGPT, dihomogenkan. f) Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm dengan spektrofotometer. g) Diukur lagi absorbansinya pada menit ke-2, ke-3, dan ke-4. h) Dicatat nilai absorbansinya. Perhitungan : SGPT
NURHIDAYA 15020150041
(−) +(−)+ (−) =
x 2,143 (u/L)
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM BAB 3 METODE KERJA 3.1 Alat Praktikum Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikropipet, sentrifuge, spektrofotometer, tabung darah, tabung sentrifuge dan tabung reaksi. 3.2 Bahan Praktikum Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah darah, mata mikropipet (tip), reagen SGOT dan reagen SGPT. 3.3 Cara Kerja Pemeriksaan SGOT/AST 1. Penyiapan serum Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian dimasukan darah ke dalam tabung sentrifuge. Lalu disentrifuge selama ±15 menit pada kecepatan 5000 rpm. Diambil serum darah dengan perlahan-lahan. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 2. Pengukuran absorban blanko Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian dipipet 200 µL aquadest ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 2000 µL reagen 1 SGOT, lalu homogenkan. Setelah Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37 °C.Ditambahkan 500 µL reagen 2 SGOT, homogenkan. Dipindahkan larutan kedalam kuvet kemudian diukur absorban pada panjang gelombang 365 nm dengan spektrofotometer. Dicatat nilai absorbansinya. 3. Pengukuran absorban sampel Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian dipipet 200 µL sampel serum ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 2000 µL reagen 1 SGOT, lalu homogenkan. Setelah Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37 °C. Ditambahkan 500 µL reagen 2 SGOT, homogenkan. Dipindahkan larutan kedalam kuvet kemudian diukur absorban pada panjang gelombang 365 nm dengan
NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM spektrofotometer. Diukur lagi absorbansinya pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4. Kemudian dicatat nilai absorbansinya. Pemeriksaan SGPT/ALT 1. Penyiapan serum Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian dimasukan darah ke dalam tabung sentrifuge. Lalu disentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 5000 rpm. Diambil serum darah dengan perlahan-lahan. Dimasukkan ke dalam tabung r eaksi. 2. Pengukuran absorban blanko Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian dipipet 200 µL aquadest ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 2000 µL reagen 1 SGPT, lalu homogenkan. Setelah Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37 °C. Ditambahkan 500 µL reagen 2 SGPT, homogenkan. Dipindahkan larutan kedalam kuvet kemudian diukur absorban pada panjang gelombang 365 nm dengan spektrofotometer. Dicatat nilai absorbansinya. 3. Pengukuran absorban sampel Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian dipipet 200 µL sampel serum ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 2000 µL reagen 1 SGPT, lalu homogenkan. Setelah Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37 °C. Ditambahkan 500 µL reagen 2 SGPT, homogenkan. Dipindahkan larutan kedalam kuvet kemudian diukur absorban pada panjang gelombang 365 nm dengan spektrofotometer. Diukur lagi absorbansinya pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4. Kemudian dicatat nilai absorbansinya.
NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kelompok Pengujian
Normal
Jumlah akhir
1
SGPT
75,078
2
SGOT
86,718
3
SGOT
98,940
4
SGPT
50,0578
5-35 U/L
Perhitungan : Kelompok 1
SGPT =
(0,982 0,938) (0,938 0,892) (0,892 0,853) x 1746 (U⁄L) 3
= 75,078 U⁄L Kelompok 2
SGOT =
(1,146 1,142) (1,142 1,050) (1,050 0,997) x 1746 (U⁄L) 3
= 86,718 U⁄L Kelompok 3
SGOT =
(1,212 1,200) (1,200 1,122) (1,122 1,042) x 1746 (U⁄L) 3
= 98,940 U⁄L Kelompok 4
SGPT =
(0,957 0,941) (0,941 0,892) (0,892 0,871) x 1746 (U⁄L) 3
= 50,0578 U⁄L 4.2 Pembahasan Hepar merupakan kelenjar eksokrim terbesar yang memiliki fungsi untuk menghasilkan empedu, serta juga memiliki fungsi endokrin. Kelainan fungsi hati atau adanya kerusakan pada hati dapat NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM diketahui dengan adanya pemeriksaan SGOT dan SGPT. SGOT dan SGPT adalah dua macam enzim yang dihasilkan oleh sel-sel hati. Kedua enzim ini digunakan sebagai indikator pada pemeriksaan fungsi hati, dimana kadarnya akan meningkat dalam darah ketika selsel hati mengalami kerusakan. Jika terjadi kerusakan (nekrosis) sel-sel hati, seperti pada infeksi akut virus hepatitis, enzim-enzim tersebut keluar dari sel hati dan masuk ke dalam darah. Semakin banyak sel-sel hati yang rusak, semakin tinggi pula kadar SGOT/SGPT yang terukur di dalam darah. Secara laboratorium pemeriksaan enzim hati pada hepatitis akut didapati adanya peninggian SGOT dan SGPT sampai 20-50 kali normal
dengan
SGPT
lebih
tinggi
SGOT
daripada
SGPT
(SGOT/SGPT < 0,7). Pemeriksaan SGOT dan SGPT dilakukan dengan metode kinetik untuk penentuan aktifitas SGOT dan SGPT sesuai dengan rekomendasi dari IFCC (Internasional Federation of Clinical Chemistry). Prinsip
reaksi
dari
SGOT
dan
SGPT
adalah
SGOT
mengkatalisasi pemindahan gugus amino pada aspartat ke gugus keto dari a-ketogutarat membentuk glutamat dan oksaloasetat dan selanjutnya oksaloasetat diubah menjadi malat. Reaksi tersebut dikatalisasi
oleh
enzim
malat
dehidrogenase
(MDH)
yang
membutuhkan NADH dalam reaksi ini dan enzim SGPT akan memindahkan gugus amino pada alanin ke gugus keto dari aketogutarat membentuk glutamat dan piruvat. Selanjutnya piruvat diubah menjadi laktat. Reaksi tersebut dikatalisasi oleh enzim laktat dehidrogenase (LDH) yang membutuhkan NADH. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan konsentrasi atau kadar SGOT dan SGPT dalam tubuh dengan mengukur absorbansinya pada spektrofotometer pada panjang gelombang 365 nm. Tahap pertama yaitu darah disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 6000 rpm, hal ini dilakukan untuk memisahkan antara NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM serum dan plasma darah. Serum yang telah dipisahkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Alasan penggunaan serum karena di bagian serum terdapat enzim SGOT dan SGPT yang dibutuhkan. Inkubasi dilakukan dengan tujuan untuk memberi waktu reagen dan sampel atau blanko agar dapat tercampur dengan baik (homogen) sehingga menghasilkan data yang benar, sedangkan sampel yang disentrifuge bertujuan untuk memisahkan antara plasma darah dan serumnya, karena hanya serum yang akan digunakan untuk percobaan. Pemilihan serum tentu saja karena pada serum mengandung banyak
protein
termaksud
cairan
elektrolit,
antibody,
antigen,
hormone, dan semua substansi. Sedangkan pada plasma terdapat fibrinogen
yang
dapat
memberikan
pengaruh
terhadap
hasil
pengukuran absorban karena mengandung zat-zat sisa. Selanjunya, pengukurannya
dilakukan pada spektrofometer karena disini kita
akan menghitung kadar SGOT dan SGPT dengan melihat nilai absorban dari sampel tersebut. Metode spektrofotometri digunakan karena metode ini sangat mudah dilakukan, memberikan hasil yang akurat dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Reagen yang digunakan merupakan reagen yang spesifik untuk SGOT dan SGPT sehingga dipilih untuk digunakan pada percobaan. Alasan digunakan reagen SGOT
karena reagen SGOT juga
merupakan reagen yang spesifik untuk pengukuran SGOT dan dilakukan inkubasi selama beberapa menit, hal ini dimaksudkan agar reagen dan sampel dapat bercampur dengan baik. Sedangkan digunakan reagen SGPT karena reagen SGPT juga merupakan reagen yang spesifik untuk pengukuran SGPT dan dilakukan inkubasi selama beberapa menit, hal ini dimaksudkan agar reagen dan sampel dapat bercampur dengan baik. Dari data yang diperoleh diketahui kadar SGOT dan SGPT dari masing-masing probandus ialah, probandus 1 SGPT 75,078 U/L, NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM probandus 2 SGOT 86,718 U/L, probandus 3 SGOT 98,940 U/L, dan probandus 4 SGPT 50,0578 U/L. Semua probandus menunjukkan jumlah diatas nilai normal dimana nilai normal untuk SGOT adalah 345 U/L dan SGPT adalah 5-35 U/L yang mana tentunya nilai ini sangatlah bervariasi bergantung dari laboratorium. Oleh Karena itu, untuk mengetahui secara pasti jika enzim hati mengalami peningkatan atau tidak sebaiknya anda merujuk nilai normal laboratorium tersebut. SGOT dan SGPT merupakan enzim yang ditemukan di dalam hati yang mana jika mengalami peningkatan menunjukkan terjadinya suatu gangguan atau kerusakan pada hati dimana hal ini juga dapat disebabkan beberapa penyebab seperti, perlemakan hati atau fatty liver, kelelahan yang jangka panjang, hepatitis, konsumsi alkohol yang tinggi, efek samping dari konsumsi obat, dan liver sirosis.
NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa nilai SGPT probandus 4 tidak masuk ke dalam range normal (5-35 U/L). 5.2 Saran Sebaiknya dalam pemeriksaan laporan, saat pengumpulan saat itu juga diperiksa agar kiranya dapat diberikan nilai untuk laporan sehingga praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2018, Penuntun Praktikum Kimia Klinik , Universitas Muslim Indonesia, Makassar Apriana, A D 2015, Pengaruh lama paparan CO terhadap kadar ALT (Alanin Aminotransferase), Majority, 4(8), 139-41. As' ari, H 2009, Efek pemberian madu terhadap kerusakan sel hepar mencit (Mus musculus) akibat paparan parasetamol, (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret). Damayanti, K E dkk 2016, Efek pemberian ekstrak klorofil daun pepaya (carica papaya, linn.) terhadap kadar ast dan alt serum. JURNAL GIZI INDONESIA, 4(1), 63-66. Ditjen POM 1995, Farmakope Indonesia, Ed. IV, Depkes RI, Jakarta. Fathoni, F 2008, Studi Kadar SGPT, SGOT dan Total Protein Pada Serum Darah Anjing Kampung (Canis familiaris) Usia 3 dan 6 Bulan. Skripsi, Institute Pertanian Bogor, Bogor, p, 33. Gunawan, E S & Witjahjo, R B 2011, PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS (CINNAMOMUM BURMANNII) TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR, KADAR SGOT DAN SGPT DARAH MENCIT BALB/C YANG DIINDUKSI PARACETAMOL (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine). Haki, M 2009, 1 EFEK EKSTRAK DAUN TALOK (Muntingia calabura L.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM SGPT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA, (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret). Indonesia, K K R, 2011, Pedoman interpretasi data klinik , Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Kemenkes RI, 2011, Pedoman Interpretasi Data Klinik , Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Siswandari W, dkk, 2015, PENGARUH PEMBERIAN SIMETIDIN TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI ANTI TUBERKULOSIS RIFAMPISIN DAN ISONIAZID, MANDALA of Health, 4(2), 97-104. Suwarno M, dkk 2014, Evaluasi Keamanan Tempe dari Kedelai Transgenik Melalui Uji Subkronis pada Tikus (SAFETY EVALUATION OF TEMPE MADE FROM TRANSGENIC SOYBEAN USING SUBCHRONIC TEST ON RATS), Jurnal Veteriner , 15 (3), 353-362. NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM LAMPIRAN SKEMA KERJA a. SGOT 1. Penyiapan serum Disiapkan alat dan bahan.
Dimasukkan darah kedalam tabung sentrifuge.
Disentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm.
Diambil serum darah.
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Pengukuran absorban blanko Disiapkan alat dan bahan.
Dipipet 100 µL aquadest ke dalam kuvet, dihomogenkan.
Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGOT.
Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37 0 C.
Ditambahkan 250 µL reagen 2 SGOT, dihomogenkan.
Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm dengan spektrofotometer.
NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM 3. Pengukuran absorban sampel Disiapkan alat dan bahan.
Dipipet 100 µL serum ke dalam kuvet, dihomogenkan.
Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGOT.
Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37 0 C.
Ditambahkan 250 µL reagen 2 SGOT, dihomogenkan.
Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm dengan spektrofotometer.
Diukur lagi absorbansinya pada menit ke-2, ke-3, dan ke-4.
Dicatat nilai absorbansinya.
b. SGPT 1. Penyiapan serum Disiapkan alat dan bahan.
Dimasukkan darah kedalam tabung sentrifuge.
Disentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm.
Diambil serum darah.
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM 2. Pengukuran absorban blanko Disiapkan alat dan bahan.
Dipipet 100 µL aquadest ke dalam kuvet, dihomogenkan.
Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGOT.
Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37 0 C.
Ditambahkan 250 µL reagen 2 SGOT, dihomogenkan.
Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm dengan spektrofotometer.
3. Pengukuran absorban sampel Disiapkan alat dan bahan.
Dipipet 100 µL serum ke dalam kuvet, dihomogenkan.
Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGOT.
Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37 0 C.
Ditambahkan 250 µL reagen 2 SGOT, dihomogenkan.
Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 365 nm dengan spektrofotometer.
Diukur lagi absorbansinya pada menit ke-2, ke-3, dan ke-4.
Dicatat nilai absorbansinya NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM
PEMERIKSAAN SGOT & SGPT DALAM SERUM GAMBAR
Gambar
Keterangan
Darah yang telah disentrifuge
Plasma
NURHIDAYA 15020150041
RIFKY SALDI A WAHID, S.FARM