ANATOMI KITAB ADZ-DZIKRAA:
TERJEMAH DAN TAFSIR ALQURAN DALAM HURUF ARAB DAN LATIN
Oleh:
Zainab (13010113)
Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir
Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran
Judul : Terjamahan dan Tafsir adz-Dzikraa
Penulis : Bachtiar Surin
Penerbit : Angkasa Bandung
Tahun terbit : 1991 M
Jumlah Jilid : 6
A. Penulis Tafsir
Penulis dari kitab tafsir tersebut peneliti tidak menemukan dari kitab
tafsir tersebut serta peneliti belum menemukan kesejarahan dari seorang
penulis tafsir ini. Hanya saja terdapat informasi dalam sebuah artikel yang
berjudul Kajian Tafsir Indonesia: Tarjamah Tafsir Bachtiar Surin bahwasanya
sebelum lembar tashih terdapat bukti catatan yaitu "Dipersembahkan kepada
almarhum orang tua kami H. Surin meninggal di SumBar pada tahun 1926 M"
dalam cetakan yang diterbitkan Sumatra di Jl. R.Dewi Sartika 33 Bandung
tahun 1978 M.[1] Bahkan penulis sudah berusaha melacak di perpustakaan
seperti UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, baik skripsi, tesis maupun disertasi
belum ada yang mengkaji tafsir tersebut. Namun untuk karya tafsirnya dapat
diakses dalam beberapa tempat dan dapat dibeli di beberapa tempat.
B. Mengenal Kitab Tafsir Adz-Dzikraa
Kitab Adz-Dzikraa: Terjemah dan Tafsir Alquran dalam Huruf Arab dan
Latin adalah tafsir yang dikeluarkan setelah Bachtiar Surin menulis buku
yang berjudul Terjemah dan Tafsir Alquran yang dicetak dan diterbitkan oleh
Fa "Sumatra" Bandung. Buku tersebut mendapat sambutan baik oleh masyarakat
hingga belum ada dua tahun buku tersebut telah mencapai cetakan ke
sembilan. Hal ini Bachtiar Surin merevisi ulang berdasarkan beberapa saran
ataupun kejanggalan-kejanggalan yang menurut pembaca dan Bachtiar Surin
perlu untuk diperbaiki. Bachtiar katakana sendiri dalam pengantar tafsir
ini. tafsir ini diterbitkan oleh penerbit Angkasa di Bandung yang telah
mencapai cetakan kesepuluh di tahun 1991 M.[2] Bahkan setelah menulis
tafsir ini Bachtiar Surin masih terus berusaha memperbaiki kembali tafsir
adz-Dzikraa ini dengan sebutan tafsir al-Kanz: Terjemah dan Tafsir
Alquran.[3]
kitab Tafsir adz-Dzikraa terdiri dari enam jilid. Dan dari masing-
masing jilid terdapat lima juz. Dari masing-masing jilid kurang lebih
berisi 407 halaman. Adapun buku-buku rujukan yang digunakan dalam membantu
penyusunan kitab tafsir ini telah diklasifikasi oleh Bachtiar Surin, antara
lain:
1. Buku-buku tafsir: Tafsir al-Manar, Tafsir al-Jawahir, Tafsir Ibnu
Katsir, Tafsir Baidhawi, Tafsir al-Thabari, Tafsir al-Qurthuby, tafsir
al-Maraghy, Tafsir fi Dzilalil Quran, Tafsir al-Farid fi Alquran al-
Majid, Tafsir al-Kasysyaf, Tafsir Abi Su'ud, Tafsir an-Nasafy, Tafsir
al-Jalalin dan sebagainya
2. Buku-buku dalam bidang hukum: Jinaiyul Islamy, Nizhamul Hukmi fi al-
Islam, Pengantar Ilmu Hukum.
3. Buku-Buku Falsafah: al-Falsafah al-Quraniyah, Qishah al-Iman Falsafati
wa al-Ilmi wal al-Muqaddimah Ibnu Khaldun.
4. Buku-buku bahasa: Kamus Kedokteran, Penuntun Populer Bahasa
Kedokteran, al-Munjid
5. Buku-buku pelengkap: al-Fatawa, al-Insan fi Alquran, Yaum al-Qiyamah,
Muqaddimah Ibnu Khaldun dan lain-lain.[4]
Bahkan Bachtiar Surin mengungkapkan dalam kata pengantar kitab Tafsir
adz-Dzikraa ucapan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya untuk Prof. Ir.
Wiranto Arismunandar, MSc[5] wakil kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) Jakarta yang memberikan kontribusi dalam kitab tafsirnya
yang berkaitan dengan bidang kedirgantaraan.[6]
C. Latar Belakang Penulisan
Bachtiar Surin memberikan penjelasan dalam halaman kata pengantarnya
bahwa latar belakang penulisan kitab Tafsir adz-Dzikraa merupakan bentuk
dari usaha penulis agar Alquran dapat dipahami secara terus menerus. Dengan
adanya perkembangan ilmu teknologi itu adalah tantangan umat Islam,
bagaimana Alquran dapat dipahami dengan ilmu-ilmu yang telah berkembang
ini. Bahkan Bachtiar Surin juga mencantumkan dalam beberapa penafsiran
terkait isu-isu yang telah berkembang di masanya. Misalnya saja pada
penafsiran Q. Al-Zalzalah: 1, bahwa goncangan dasyat tersebut seperti yang
terjadi di negara Italia pada tahun 1909. Ini adalah bukti bahwa Bachtiar
Surin telah menyusun tafsir yang disesuaikan dengan zamannya baik itu
kejadian-kejadiannya ataupun keilmuan seperti ilmu kedirgantaraan yang ia
cantumkan dalam kata pengantarnya.[7]
D. Sistematika Pembahasan
Karya tafsir ini memiliki pola penafsiran yang memberikan penyebutan
terjemah dari ayat tersebut kemudian baru melakukan penafsiran. Yaitu ayat
dengan bahasa Arab tertulis terlebih dahulu kemudian tulisan latin dari
ayatnya berada dibawahnya kemudian baru terjemahnya dibawahnya. Kemudian
tafsir dari Bachtiar Surin dicantumkan dalam Footnote. Adapun penafsirannya
ia menafsirkan secara global. Untuk setiap jilidnya terdapat indeks yang
dijelaskan berdasarkan tema. Adapun penyebutan indeksnya ayat-ayat yang
menjelaskan terkait sesuatu misalnya zakat, dituliskan nama surat, nomor
surat dan nomor ayat. Dalam beberapa ayat yang telah ia tafsirkan Bachtiar
Surin hanya menyebutkan ayatnya saja tanpa menjelaskan lagi.[8]
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Bachtiar Surin, Adz-Dzikraa: Terjemah dan Tafsir Alquran dalam Huruf Arab
dan Latin, Jilid I, (Bandung: Angkasa, 1991.
Bachtiar Surin, Al-Kanz: Terjemah dan Tafsir Alquran, Jilid I, Bandung:
Angkasa, 2012.
INTERNET:
http://anamko.blogspot.co.id/2013/10/kajian-tafsir-indonesia-tarjamah-
tafsir.html, Diakses pada tanggal 13 Januari 2017.
https://id.wikipedia.org/wiki/Wiranto_Arismunandar, Diakses pada tanggal 13
Januari 2017.
-----------------------
[1] http://anamko.blogspot.co.id/2013/10/kajian-tafsir-indonesia-
tarjamah-tafsir.html, Diakses pada tanggal 13 Januari 2017.
[2] Bachtiar Surin, Adz-Dzikraa: Terjemah dan Tafsir Alquran dalam
Huruf Arab dan Latin, Jilid I, (Bandung: Angkasa, 1991) hlm. vii.
[3] Bachtiar Surin, Al-Kanz: Terjemah dan Tafsir Alquran, Jilid I
(Bandung: Angkasa, 2012) hlm. viii.
[4] Lihat dalam daftar pustaka tafsir Adz-Dzikraa.
[5] Lahir di Semarang, Jawa Tengah, 19 November 1933; umur 83 tahun)
adalah Rektor Institut Teknologi Bandung masa jabatan tahun 1988-1997 dan
mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Ia merupakan kakak dari
mantan Pangkostrad dan mantan Ketua KONI. Lihat
https://id.wikipedia.org/wiki/Wiranto_Arismunandar, Diakses pada tanggal 13
Januari 2017.
[6] Bachtiar Surin, Adz-Dzikraa, hlm. xi.
[7] Ibid.
[8] Bachtiar Surin, Adz-Dzikraa: Terjemah dan Tafsir Alquran dalam
Huruf Arab dan Latin, Jilid VI, hlm. 2705-2711.