Pengantar Polimer Pada tahun 1833, Jons Jacon Berzelius memperkenalkan istilah polimer untuk pertama kalinya. Kata polimer berasal dari bahasa Yunani, poly yang artinya banyak dan meros yang berarti bagian. sedangkan, definisi umum menyebutkan bahwa polimer merupakan suatu molekul besar yang terbentuk dari susunan berulang molekul kecil (monomer). Sejarah perkembangan polimer dimulai pada tahun 1811 ketika Henri Braconnot memperlakukan senyawa turunan selulosa . Disusul dengan perkembangan polimer alam rubber/karet yang merupakan polimer semi sintesis terpopuler pertama. Berkembangnya industri polimer ini diawali ketika Charles Goodyear dari Amerika Serikat berhasil menemukan vulkanisasi pada tahun 1839. Di tahun 1907, Leo Baekeland telah menciptakan polimer sintetis yang disebut dengan bakelit melalui reaksi phenol dengan formaldehid. Bakelit ini kemudian diperkenalkan pada tahun t ahun 1909. Pada saat itu, kemajuan dibidang sintesis dan karakterisasi polimer begitu pesat. Akan tetapi, pemahaman akan struktur molekul polimer belum juga muncul hingga tahun 1920-an. Walaupun demikian, para ilmuwan percaya bahwa polimer tersusun dari molekul-molekul kecil hingga pada akhirnya, tahun 1922, Hermann Staudinger mengusulkan bahwa polimer terdiri dari rantai panjang ataom-atom yang terikat bersama-sama melalui ikatan kovalen. Pada tahun 1920-an, ada usulan bahwa polimer bisa disintesis dari monomer penyusunnya. Giulio natta (Italia) dan Karl Ziegler (German) memberikan kontribusi begitu penting dibidang tersebut dimana mereka mengembangkan katalis Ziegler-Natta. Kontribusi besar juga diberikan oleh Paul Flory. Beliau meneliti tentang kinetika polimerisasi tahap pertumbuhan, polimerisasi adisi, transfer rantai, teori larutan FloryHuggins dan Kaidah Florry. Polimer sintetik sekarang ini menduduki peringkat pertama. Nilon, polietilen, teflon dan silikon merupakan bentuk polimer yang telah dikenal secara luas dalam indutri polimer. Tidak hanya itu, sekarang ini telah dikembangkan polimer sebagai drug delivery, delivery, lubricant , dan material photoresist . Selain itu juga telah dkembangkan polimer sebagai flexible substrates dalam organic light-emitting diodes untuk display elektronik.
Polimer Polimer merupakan molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang ratusan bahkan ribuan molekul sederhana yang disebut monomer. Oleh karena itu polimer mempunyai massa molekul relatif yang sangat basar, berat molekul polimer minimal 10.000. Polimer Polyethylene, misalnya, adalah salah satu jenis bahan polimer dengan rantai linear sangat panjang yang tersusun atas unit-unit terkecil ( mer) yang berulang-ulang yang berasal dari monomer molekul ethylene.
Polimer adalah salah satu bahan rekayasa bukan logam (non-metallic material) yang penting. Saat ini bahan polimer telah banyak digunakan sebagai bahan substitusi untuk logamterutama karena sifat-sifatnya yang ringan, tahan korosi dan kimia, dan murah, khususnya untuk aplikasi-aplikasi pada temperatur rendah. Hal lain yang banyak menjadi pertimbangan adalah daya hantar listrik dan panas yang rendah, kemampuan untuk meredam kebisingan, warna dan tingkat transparansi yang bervariasi, kesesuaian desain dan manufaktur.
Bentuk Polimer A. Bentuk Polimer : Plastik Plastik merupakan polimer yang dapat dicetak menjadi berbagai bentuk yang berbeda. Umumnya setelah suatu polimer plastik terbentuk, polimer tersebut dipanaskan secukupnya hingga menjadi cair dan dapat dituangkan ke dalam cetakan. Setelah penuangan, plastik akan mengeras jika plastik dibiarkan mendingin.
Sifat plastik pada dasarnya adalah antara serat dan elastomer. Jenis plastik dan penggunaannya sangat luas. Plastik yang banyak digunakan berupa lempeng, lembaran dan film. Ditinjau dari penggunaannya plastik digolongankan menjadi dua yaitu plastik keperluan umum dan plastik untuk bahan konstruksi ( engineering plastics). Plastik mempunyai berbagai sifat yang menguntungkan, diantaranya:
Umumnya kuat namun ringan. Secara kimia stabil (tidak bereaksi dengan udara, air, asam, alkali dan berbagai zat kimia lain).
Merupakan isolator listrik yang baik.
Mudah dibentuk, khusunya dipanaskan.
Biasanya transparan dan jernih.
Dapat diwarnai.
Fleksibel/plastis
Dapat dijahit.
Harganya relatif murah.
Beberapa contoh plastik yang banyak digunakan antara lain polietilen, poli(vinil klorida), polipropilen, polistiren, poli(metil pentena), poli (tetrafluoroetilen) atau teflon. 1. Polietilen
Poli etilen adalah bahan termoplastik yang kuat dan dapat dibuat dari yang l unak sampai yang kaku. Ada dua jenis polietilen yaitu polietilen densitas rendah (low-density polyethylene / LDPE) dan polietilen densitas tinggi (high-density polyethylene / HDPE). Polietilen densitas rendah relatif lemas dan kuat, digunakan antara lain untuk pembuatan kantong kemas, tas, botol, industri bangunan, dan lain-lain. Polietilen densitas tinggi sifatnya lebih keras, kurang transparan dan tahan panas sampai suhu 100 0C. Campuran polietilen densitas rendah dan polietilen densitas tinggi dapat digunakan sebagai bahan pengganti karat, mainan anak-anak, dan lain-lain. 2. Polipropilen
Polipropilen mempunyai sifat sangat kaku; berat jenis rendah; tahan terhadap bahan kimia, asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak. Plastik polipropilen digunakan untuk membuat alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, komponen mobil, pembungkus tekstil, botol, permadani, tali plastik, serta bahan pembuat karung. 3. Polistirena
Polistiren adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan paling berguna serta bersifat jernih, keras, halus, mengkilap, dapat diperoleh dalam berbagai warna, dan secara kimia tidak reaktif. Busa polistirena digunakan untuk membuat gelas dan kotak tempat makanan, polistirena juga digunakan untuk peralatan medis, mainan, alat olah raga, sikat gigi, dan lainnya. 4. Polivinil klorida (PVC)
Plastik jenis ini mempunyai sifat keras, kuat, taha n terhadap bahan kimia, dan dapat diperoleh dalam berbagai warna. Jenis plastik ini dapat dibuat dari yang keras sampai yang kaku keras. Banyak barang yang dahulu dapat dibuat dari karet sekarang dibuat dari PVC. Penggunaan PVC terutama untuk membuat jas hujan, kantong kemas, isolator kabel listrik, ubin lantai, piringan hitam, fiber, kulit imitasi untuk dompet, dan pembalut kabel. 5. Potetrafluoroetilena (teflon)
Teflon memiliki daya tahan kimia dan daya tahan panas yang tinggi (sampai 260 0C) Keistimewaan teflon adalah sifatnya yang licin dan bahan lain tidak melekat padanya. Penggorengan yang dilapisi teflon dapat dipakai untuk menggoreng telur tanpa minyak.
6. Polimetil pentena (PMP)
Plastik poli metil pentena adalah plastik yang ringan dan melebur pada suhu 240 0C. Barang yang dibuat dari PMP bentuknya tidak berubah bila dipanaskan sampai 200 0C dan daya tahannya terhadap benturan lebih tinggi dari barang yang dibuat dari polistiren. Bahan ini tahan terhadap zat-zat kimia yang korosif dan tahan terhadap pelarut organik, kecuali pelarut organik yang mengandung klor, misalnya kloroform dan karbon tetraklorida. PMP cocok untuk membuat alatalat laboratorium dan kedokteran yang tahan panas dan tekanan, tanpa mengalami perubahan, Barang-barang dari bahan ini tahan lama. B. Bentuk Polimer : Elastomer (karet)
Proses lain yang sering terjadi pada gabungan reaksi dengan reaksi adisi atau reaksi kondensasi merupakan gabungan/ikatan bersama dari banyak rantai polimer. Hal ini disebut ikatan silang, dan ikatan silang ini memberikan kekuatan tambahan terhadap polimer. Pada tahun 1844, Charles Goodyear telah menemukan bahwa lateks dari pohon karet yang dipanaskan dengan belerang dapat membentuk ikatan silang antara rantai-rantai hidrokarbon di dalam lateks cair. Karet padat yang dibentuk dapat digunakan pada ban dan bola-bola karet. Proses ini disebut vulkanisasi, untuk menghormati dewa Romawi yang bernama Vulkan. Gambar, karet alam merupakan polimer adisi alam yang paling penting. Karet disadap dari pohon karet dalam bentuk suspensi di dalam air yang disebut lateks. Karet alam adalah polimer isoprena.
Lateks atau karet alam yang dihasilkan dari pohon karet bersifat lunak/lembek dan lengket bila dipanaskan. Kekuatan rantai dalam elastomer (karet) terbatas, akibat adanya struktur jaringan, tetapi energi kohesi harus rendah untuk memungkinkan peregangan. Contoh elastomer yang banyak digunakan adalah poli (vinil klorida), polimer stirena-butadienastirena (SBS) merupakan jenis termoplastik elastomer. Saat perang dunia II, persediaan karet alam berkurang, industri polimer tumbuh dengan cepat karena ahli kimia telah meneliti untuk pengganti karet. Beberapa pengganti yang berhasil dikembangkan adalah neoprena yang kini digunakan untuk membuat selang/pipa air untuk pompa gas, dan karet stirena – buatdiena (SBR /styrene – butadiene rubber), yang digunakan bersama dengan karet alam untuk membuat ban-ban mobil. Meskipun pengganti – pengganti karet sintesis ini mempunyai banyak sifat-sifat yang diinginkan, namun tidak ada satu pengganti karet sintesis ini yang mempunyai semua sifat-sifat dari karet alam yang dinginkan. C. Bentuk Polimer : Serat Serat adalah polimer yang perbandingan panjang terhadap diameter molekulnya kira-kira 100:1. Sifat serat ditentukan oleh struktur makromolekul dan teknik produksinya. Supaya dapat dibuat menjadi serat, polimer harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Polimer harus linier dan mempunyai berat molekul lebih dari 10.000, tetapi tidak boleh terlalu besar karena sukar untuk dilelehkan atau dilarutkan. b. Molekul harus simetris dan dapat mempunyai gugus-gugus samping yang besar yang dapat mencegah terjadinya susunan yang rapat. c. Polimer harus memberi kemungkinan untuk mendapatkan derajat orientasi yang tinggi, yang dengan cara penarikan mempunyai kekuatan serat yang tinggi dan kurang elastik. d. Polimer harus mempunyai gugus polar yang letaknya teratur untuk mendapatkan kohesi antar molekul yang kuat dan titik leleh yang tinggi. e. Mudah diberi zat warna, apabila serat diberi zat warna maka sifat fisika serat tidak boleh mengalami perubahan yang mencolok dan warna bahan makanan jadinya harus tetap tahan terhadap cahaya dan pencucian. Sejarah perkembangan serat sintetis dimulai dengan dibuatnya serat poliamida oleh Dupont pada tahun 1938 dengan nama nilon, dan oleh IG Farben pada tahun 1939 dengan nama perlon. Serat dapat juga diperoleh dari hasil pengolahan selulosa secara kimiawi. Selulosa merupakan serat alami dan merupakan bagian terbesar yang terdapat dalam tumbuhtumbuhan. Serat diperoleh dari hasil pengolahan selulosa adalah rayon. Serat banyak digunakan dalam industri tekstil.
Dengan ditemukannya beberapa macam serat sintetis, perkembangan selanjutnya diarahkan pada memperbaiki cara pembuatan dan pengubahan bahan serat untuk mendapatkan kualitas hasil akhir yang lebih baik. Serat poliamida (nilon) mempunyai banyak jenis antara lain: nilon 66, nilon 6, nilon 610, nilon 7, nilon 11 (krislan). Nomor yang ada di belakang nama nilon menunjukkan jumlah atom karbon monomer pembentuknya.
Penggolongan Polimer Polimer Berdasarkan Asalnya 1. Polimer Alam Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk hidup. Contoh polimer alam dapat dilhat pada tabel berikut : Polimer
Monomer
Polimerisasi
Sumber/terdapatnya
Protein
Asam amino
Kondensasi
Wol, sutera
Amilum
Glukosa
Kondensasi
Beras, gandum
Selulosa
Glukosa
Kondensasi
Kayu(tumbuhan)
Asam nukleat
Nukleotida
Kondensasi
DNA, RNA
Karet alam
Isoprena
Adisi
Getah pohon karet
Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan: Contohnya, karet alam kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi karena karet alam tidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama terbuka di udara. Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. 2. Polimer Sintetis Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat di alam dan harus dibuat oleh manusia. Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Polimer
Monomer
Polimerisasi Sumber/terdapatnya
Polietilena
Etena
Adisi
Plastik
PVC
Vinilklorida
Adisi
Pelapis lantai, pipa
Polipropilena
Propena
Adisi
(Tali,karung ,botol )plastik
Teflon
Tetraflouroetilena
Adisi
Gasket,panci anti lengket
Polimer Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya 1. Polimer Linier Polimer Linier, yaitu polimer yang tersusun dengan unit ulang berikatan satu sama lainnya membentuk rantai polimer yang panjang. Struktur polimer linier
2. Polimer Bercabang Polimer Bercabang, yaitu polimer yang terbentuk jika beberapa unit ulang membentuk cabang pada rantai utama. Struktur polimer bercabang
3. Polimer Berikatan Silang (Cross-linking) Pembentukan sambungan silang dilakukan dengan sengaja melaluli proses industri untuk mengubah sifat polimer, sebagaimana terjadi pada proses vulkanisasi karet. pembentukan sambungan silang tiga dimensi terjadi pada tahap akhir produksi. Proses ini memberikan sifat kaku dan keras kepada polimer. Jika tahap akhir produksi melibatkan penggunaan panas, polimer tergolong mengeras – bahang dan polimer disebut dimatangkan. Akan tetapi, beberapa sistim polimer dapat dimatangkan pada keadaan dingin dan karena itu tergolong polimer mengeras – dingin. Polimer lurus (hanya mengandung sedikit sekali sambungan silang, atau bahkan tidak ada sama sekali) dapat dilunakkan dan dibentuk melalui pemanasan. Polimer seperti itu disebut polimer lentur – bahang . Struktur polimer berikatan silang
Polimer Berdasarkan Jenis Monomer Pembentuknya 1. Homopolimer (polimer yang terbentuk dari monomer sejenis)
Misalnya : polietilen, polipropilen, teflon, PVC, poliisoprena (karet alam), amilum dan selulosa.
(─ A ─ A ─ A ─ A ─ A ─ A ─ A ─ A ─ A ─ A ─ A ─ A ─)n 2. Kopolimer (polimer yang terbentuk dari monomer tak sejenis)
Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang monomernya tidak sejenis. pembentukan polimer berlangsung dengan suhu dan tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun tanpa katalis struktur molekul yang terbentuk tidak beraturan. Jadi, fungsi katalis adalah untuk mengendalikan proses pembentukan struktur molekul polimer agar lebih teratur sehingga sifat-sifat polimer yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan Misalnya : nilon 66, dakron dan bakelit.
(─ A ─ B ─ B ─ A ─ B ─ A ─ B ─ A ─ B ─ B ─ A ─ A ─) Berdasarkan penyusunnya kopolimer diklasifikasikan menjadi 4 jenis :
Kopolimer Alternatif Adalah kesatuan berulang yang berbeda berselang - seling secara teratur dalam rantai polimer. A - B - A - B - A - B - A - B - A – B – A Kopolimer Acak (Random) Adalah sejumlah kesatuan berulang yang berbeda tersusun secara acak dalam rantai polimer. A - B - B - A - B - A - A - A - B - A – Kopolimer Blok Adalah kesatuan berulang berselang-seling dengan kelompok kesatuan berulang lainnya dalam rantai polimer. A - A - A - B - B - B - A - A - A –
Kopolimer Cangkok Adalah kopolimer dengan rantai utama terdiri dari satuan berulang yang sejenis dan rantai cabang monomer yang sejenis. B
B - A - A - A - A - A - A - A - A - A - A – B B Polimer Berdasarkan Sifat terhadap Pemanasan
1. Polimer Termoplastik adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer tersebut apabila dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk dicetak kembali (didaur ulang). Polimer ini terdiri dari molekul rantai lurus dengan gaya tarik yang lemah antarsesamanya. Contohnya : polietilen, PVC, polipropilen, dan polistirena. 2. Polimer Termosetting (polimer yang tahan terhadap pemanasan, tidak melunak jika dipanaskan, dan tidak dapat didaur ulang). Polimer ini terdiri dari molekul rantai lurus dengan ikatan yang kuat antar sesamanya. Contohnya : bakelit/fenol-formaldehida (plastik yang digunakan untuk peralatan listrik), urea-formaldehida dan melamin-formaldehida. Contoh polimer termosetting :
Polimer Berdasarkan Aplikasinya 1. Polimer Komoditi Polimer komersial, yaitu polimer yang disintesis dengan biaya murah dan diproduksi secara besar - besaran. Polimer komersial pada prinsipnya terdiri dari 4 jenis polimer utama yaitu: Polietilena, Polipropilena, Poli(vinil klorida), dan Polisterena . Polietilena dibagi menjadi produk massa jenis rendah (< 0,94 g/cm 3), dan produk massa jenis tinggi (> 0,94 g/cm 3). Perbedaan dalam massa jenis ini timbul dari strukturnya yakni: polietilena massa jenis tinggi secara esensial merupakan polimer linier dan polietilena massa jenis rendah bercabang. Plastik-plastik komoditi mewakili sekitar 90% dari seluruh produksi termoplastik dan sisanya terbagi diantara kopolimer stirena-butadiena, kopolimer Akrilonitril Butadiena Stirena (ABS), poliamida dan poliester. Contoh plastik komoditi
2. Polimer Teknik Polimer teknik, yaitu polimer yang memiliki sifat unggul tetapi harganya mahal. Konsumsi plastik teknik kimia hingga akhir tahun 1980-an mencapai kira - kira 1,5 x 109 kg/tahun diantaranya poliamida , polikarbonat, asetal, poli(fenilena oksida) dan poliester mewakili sekitar 99% dari pemasaran. Yang tidak diperhatikan adalah bahan-bahan berkualitas teknik dari kopolimer akrilonitril-butadiena-stirena, berbagai polimer terfluorinasi dan sejumlah kopolimer serta bahan paduan polimer yang meningkat jumlahnya. Ada banyak kesamaan dalam pasaran plastik-plastik teknik tetapi plastik-plastik ini dipakai terutama dalam bidang transportasi seperti (mobil, truk, pesawat udara), konstruksi (perumahan, instalasi pipa ledeng, perangkat keras), barang-barang listrik dan elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin-mesin industri dan barang-barang konsumsi.
Contoh polimer teknik
3. Polimer dengan tujuan khusus Polimer dengan tujuan khusus, yaitu polimer yang memiliki sifat spesifik yang unggul dan dibuat untuk keperluan khusus. Contoh : alat-alat kesehatan seperti termometer/timbangan.
Reaksi Pembentukan Polimer Polimerisasi merupakan suatu jenis reaksi kimia dimana monomer-monomer bereaksi untuk membentuk rantai yang besar. Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi . Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan selama berlangsungnya proses polimerisasi.
1. Reaksi Poli meri sasi A disi Reaksi polimerisasi adisi adalah penggabungan monomer-monomer yang mempunyai ikatan rangkap. Ikatan rangkap pecah menjadi ikatan tunggal ketika monomer-monomer saling berikatan membentuk rantai molekul yang sangat panjang. Polimer yang dihasilkan disebut polimer adisi . Pada reaksi ini rumus empiris monomer tidak mengalami perubahan. Contohnya : Pembentu kan Poli eti lena (Poli etena)
Monomer polietilena adalah etilena (etena), CH2 ═ CH2 H
H
H
│ │ C═C
H
H
│ │ +
C═C
H
│ │ +
C═C
+
H H
H
H
H
H
│ │
│ │
│
│
....→ ─ C ─ C ─ C ─ C ─ C ─ C ─
│ │
│
│
│ │
│ │
│ │
│
│
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
Reaksi dapat disederhanakan menjadi :
n CH2 ═ CH2
→ (─ CH2 ─ CH2 ─ )n
H
Pembentukan Poli vini lkl ori da (PVC)
Monomer polivinilklorida adalah vinilklorida (kloro etena), CH2 ═ CHCl H
H
H
H
│ │
│
│
C═C
+
C═C
H
H
H
│ │ +
C═C
+
H
H
H
H
H
│ │ │
│
│ │
....→ ─ C ─ C ─ C ─ C ─ C ─ C ─
│
│
│
│
│ │
│ │ │
│
│ │
H
Cl
H
Cl
H
H
Cl
H
Cl
Cl H
Cl
Reaksi dapat disederhanakan menjadi :
n CH2 ═ CHCl
→ (─ CH2 ─ CH ─ )n │ Cl
Pembentukan Poliisoprena (karet alam)
CH3
│ Monomer poliisoprena adalah 2- metil-1,3-butadiena, CH 2 ═ C ─ CH ═ CH 2 yang dalam perdagangan dikenal sebagai isoprena. Mula-mula ikatan rangkapnya terbuka sehingga terbentuk 4 elektron tunggal. Kemudian elektron tunggal dari atom C 2 dan C3 membentuk ikatan rangkap. Sedangkan elektron tunggal pada atom C 1 dan C4 digunakan untuk bersambungan dengan monomer yang lain. n CH2 ═ C ─ CH ═ CH2
→ ( ─ CH2 ─ C ═ CH ─ CH2 ─ )n
│ CH3 (isoprena)
│ CH3 (poliisoprena)
2. Reaksi Polimerisasi Kondensasi Reaksi polimerisasi kondensasi adalah penggabungan monomer-monomer yang mempunyai gugus fungsional. Ketika monomer-monomer berikatan terjadi reduksi pada gugus fungsionalnya disertai pelepasan molekul-molekul kecil seperti H 2O atau CH3OH (metanol). Polimer yang terbentuk disebut polimer kondensasi . Contohnya : Pembentukan Nilon 66
Monomer nilon 66 adalah asam adipat (asam 1,6-heksanadioat) dan heksametilendiamin (1,6diaminoheksana). O
O
H
H
║
║
║
║
nHO ─ C ─ (CH2)4 ─ C ─ OH
+
asam adipat
nH ─ N ─ (CH2)6 ─ N ─ H heksametilendiamin
O
O
H
H
║
║
│
│
(─ C ─ (CH2)4 ─ C ─ N ─ (CH2)6 ─ N ─ )n Nilon 66
+ nH2O
→
Pembentukan Dakron
Monomer dakron terdiri dari metiltereftalat dan etilenaglikol (1,2- etanadiol) O
O
║
║
nH3CO ─ C ─
─ C ─ OCH3
+
metiltereftalat O
O
║
║
(C─
─ C ─ OCH2 ─ CH2O)n
Dakron
nHOCH2 ─ CH2OH etilenaglikol
+ nCH3OH
metanol
→
Berat Molekul dan Derajat Polimerisasi Panjang rata-rata dari rantai polimer dapat dilihat dari berat molekul (molecular weight) polimer. Berat molekul dari polimer pada dasarnya adalah penjumlahan dari berat molekulmolekul mer-nya. Jadi semakin tinggi berat molekul dari suatu polimer tertentu, semakin besar panjang rata-rata dari rantai polimernya. Mengingat polimerasasi adalah peristiwa yang terjadi secara acak, maka berat molekul biasanya ditentukan secara statistik dalam bentuk rata-rata berat molekul atau distribusi berat molekulnya. Berdasarkan bobot molekulnya, polimer dapat digolongkan menjadi polimer tinggi dan polimer rendah. Polimer tinggi mempunyai bobot molekul lebih besar dari 10 4, sedangkan polimer rendah mempunyai bobot molekul kurang dari 10 4. Polimer rendah disebut juga oligomer. Contoh dari polimer tinggi antara lain karet alam, damar, poliester alam, grafit, fosfat, karbohidrat, selulosa, protein, polietilen, polistirena, polivinil klorida. Derajat polimerisasi (DP) dari suatu polimer adalah rasio atau perbandingan berat molekul polimer dengan berat molekul mer-nya. Suatu polyethylene (PE) dengan berat molekul 28.000 g misalnya, memiliki derajat polimerisasi 1000 karena berat molekul dari mer-nya (C2H4) adalah 28 (12x2 + 1x4). DP menggambarkan ukuran molekul dari suatu polimer berdasarkan atas jumlah dari monomer penyusunnya.