SEJARAH OBAT HERBAL
Oleh Kelompok IV
Nur Insyani Syafar
Hatrilia Buntang
Ridayanti Fajir Asy Syam
Iis Hardianti
Suci Asriat
Almuhaemin
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR JURUSAN FARMASI 2014/2015
Obat Herbal
Obat herbal merupakan obat yang berasal dari tumbuhan yang diproses sedemikian rupa sehingga menjadi serbuk, pil atau cairan yang dalam prosesnya tidak menggunakan zat kimia. Obat herbal dapat membantu menyembuhkan penyakit dengan efek samping yang minim karena dibuat dari bahan-bahan alami. Obat herbal juga disebut phytomedicine atau obat botani, bahan-bahan dasar obat-obatan herbal adalah seluruh atau sebagian tanaman yang bisa dijadikan obat. Kualitas obat herbal sangat tergantung pada alam tempat tanaman herbal itu tumbuh, cara panen dan cara proses pembuatannya. Penelitian yang dilakukan oleh WHO mendapatkan bahwa sekitar 80 persen manusia menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagi obat herbal untuk perawatan kesehatan utama mereka.
Sejarah Obat Herbal Di catatan sejarah, studi mengenai tumbuh-tumbuhan herbal dimulai pada 5,000 yang lalu pada bangsa Sumerians, yang telah menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal untuk kepentingan pengobatan, seperti itu seperti pohon salam, sejenis tanaman pewangi, dan semacam tumbuhan. Orang-orang Mesir dari 1000 BC. dikenal untuk memiliki digunakan bawang putih, candu, minyak jarak, ketumbar, permen, warna/tanaman nila, dan tumbuhtumbuhan herbal lain untuk pengobatan. Dalam dokumen Kuno juga menyebutkan penggunaan tanaman/jamu herbal, termasuk tanaman mandrak (beracun), vetch, sejenis tanaman pewangi, gandum, jewawut, dan gandum hitam. Buku mengenai tumbuhan herbal dari Cina tercatat sekitar tahun 200 SM yang memuat 365 tumbuhan obat dan penggunaan-penggunaan tumbuhan herbal tersebut, diantaranya disebutkan termasuk ma-Huang, yang memperkenalkan efedrina kepada pengobatan modern. Penggunaan pengobatan secara herbal untuk penyembuhan juga dilakukan oleh bangsa Yunani dan bangsa Roma kuno. Hal ini tercatat dalam catatan Hipocrates, terutama Galen
praktek bangsa Yunani dan Roma dalam pengobatan herbal menjadi acuan dalam pelaksanaan pengobatan di barat pada kemudian hari. Yunani dan praktek-praktek Roma yang berhubung dengan obat, seperti yang dipelihara di dalam tulisan Hippocrates dan – terutama -Kekasih, yang dengan syarat pola-pola untuk pengobatan barat yang kemudiannya. Hippocrates menganjurkan pemakaian herbal yang sederhana, seperti udara yang sehat,segar dan bersih, istirahat dan diet yang wajar. Pada waktu itu Galen menganjurkan penggunaan dosis-dosis yang besar dari campurancampuran obat termasuk tumbuhan, binatang, dan ramuan-ramuan mineral. Para ahli kedokteran bangsa Yunani merupakan orang Eropa yang pertama yang membuat acuan penggunaan-penggunaan dari tumbuhan obat, De Materia Medica. Perkembangan pengobatan herbal berlanjut pada abad pertama sesudah masehi dengan adanya tulisan dari Dioscorides. Dioscorides menulis suatu ringkasan dari lebih 500 tumbuhan yang menjadi bahan acuan selama abad ke 17 yang merupakan hal yang sama pentingnya bagi ahli pengobatan herbal serta ahli tumbuhan di temukan buku dari bangsa Yunani, Historia Theophrastus Plantarum, yang menulis buku tersebut pada abad ke 4. Selama abad pertengahan, penggunaan tumbuhan-tumbuhan untuk pengobatan dan tujuan-tujuan lain mengalami perubahan. Pada awalnya pihak gereja menakut-nakuti praktek pengobatan yang formal dan lebih menyukai penyembuhan melalui doa, tetapi banyak tulisan bangsa Yunani dan tulisan bangsa Roma mengenai pengobatan, yang naskah-naskahnya terpelihara dengan rapi di dalam biara-biara gereja. Biara-biara cenderung untuk menjadi pusat-pusat lokal dari pengetahuan medis, dan taman tanaman obat mereka menyediakan bahan baku untuk perawatan yang sederhana. Pada waktu yang sama, pengobatan rakyat di dalam rumah pada desa/kampung mendukung berkembangnya ahli herbal. Diantara yang ikut berkembang adalah apa yang mereka sebut ”wise woman”, wanita yang juga memberikan ramuan jamu selain mantra dan jampi - jampi. Salah satu wanita paling terkenal di dalam herbal adalah Hildegard dari Bingen, biarawati benediktin dari abad ke duabelas, dia menulis buku yang berjudul Causes and Cures. Sekolah-sekolah medis mulai kembali di pada abad ke sebelas, mengajarkan sistim Galen. Pada waktu itu, Dunia yang Arab lebih ma ju di dalam ilmu pengetahuan dibandingkan Eropa. Karena mempunyai budaya perdagangan, Arabs mempunyai akses untuk menanam tanaman yang berasal dari tempat-tempat yang jauh seperti Negeri China dan India. Terjemahan-terjemahan medis klasik mengenai medis dan herbal diterjemahkan dari timur (arab) ke barat (eropa).Selain perkembangan universitas, pengobatan herbal rakyat tetap tumbuh dengan subur.
Pentingnya tumbuh-tumbuhan herbal terus berlanjut pada Abad Pertengahan. Hal itu ditandai oleh diterbitkannya ratusan buku mengenai herbal setelah ditemukannya penemuan tentang percetakan pada abad ke lima belas. Historia Theophrastus Plantarum adalah salah satu dari buku yang pertama dicetak dan setelah itu dilanjutkan dengan De Materia Medica tak lama kemudian. Abad ke-limabelas,enambelas dan tujuhbelas masa-masa perkembangan yang besar bagi dunia pengobatan herbal, banyak buku-buku tersedia bagi pertama kali di dalam bahasa Inggris dan bahasa-bahasa dibanding Latin lain atau Yunani. Buku Herbal yang pertama kali diterbitkan di dalam bahasa Inggris adalah Grete Herball yang pengarangnya tidak diketahui pada tahun 1526. Buku Kedua yang terkenal di dalam bahasa Inggris adalah The Herball atau General History dari Plants (1597) oleh Yohanes Gerard dan The English Physician Enlarged (1653) oleh Nicholas Culpeper. Tahun 1864 National Association of Medical Herbalists didirikan, untuk mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan herbal serta mempertahankan standart-standar praktek pengobatan. Hingga awal abad ini banyak institute telah berdiri untuk mempelajari pengobatan herbal. Berkembangnya penampilan obat-obatan herbal yang lebih alami telah menyebabkan tumbuhnya dukungan dan popularitasnya. Obat-obatan herbal dapat dipandang sebagai pendahuluan farmakologi modern, tetapi sekarang obat-obatan herbal ini terus sebagai metode yang efektif dan lebih alami untuk menyembuhkan dan mencegah penyakit. Secara global, obat-obatan herbal lebih umum dipraktekkan daripada obat-obatan konvensional. Di berbagai daerah pedesaan pengobatan herbal terus tumbuh subur dalam berbagai cerita rakyat, tradisi, dan praktek local. Kemajuan yang sangat pesat sampai saat ini dimana banyak sekali para herbalis mengandalkan pengetahuan mereka tentang obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan untuk merawat dan mengobati penyakit.
Sejarah Obat Herbal di Indonesia Tahukah Anda, 3000-an lebih jenis tanaman obat diantara 4000-an yang ada di dunia ini berada di Indonesia. Itulah pula yang menjadi alasan setiap mata dunia melirik potensi Indonesia dalam hal pengobatan alamiah. Indonesia memiliki sejarah panjang dalam pengobatan herbal, ketersediaan bahan baku yang beraneka ragam, kearifan budaya , keragaman suku & budaya, serta pengalaman hidup itu sendiri telah mengajarkan dan menjadi sarana uji empiris yang sempurna terciptanya berbagai ramuan obat tradisional.
Berbagai ramuan obat Madura, keraton Surakarta, ramuan obat-obatan Suku Sasak, hanyalah sedikit dari begiti banyak ragam ramuan obat tradisional Indonesia. Indonesia adalah salah satu laboratorium tanaman obat terbesar di dunia. Sekitar 80 persen herbal dunia tumbuh di negeri ini. “Nenek moyang kita memanfaatkan flora kekayaan alam itu dengan cerdas. Dikenal istilah jamu untuk menyebut ramuan dari tanaman obat,” kata Paramasari Dirgahayu, PhD di Solo, Senin (12/3/2012). Pramasari menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Aktualisasi Kearifan Lokal Bidang Kesehatan Untuk Mewujudkan Pembangunan Milenium (MDGs), pada Dies Natalis ke -36 Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Paramasari mengatakan, Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Kurang lebih 30.000 jenis tumbuhan dan sekitar 7.000 di antaranya berkhasiat obat. Terdapat 45 macam obat penting yang beredar di Amerika Serikat (AS) berasal dari 14 species tumbuhan Indonesia. Termasuk, vinblastin dan vincristin (obat anti kanker) yang berasal dari tanaman tapak dara. Sejarah tanaman obat atau herbal di Indonesia berdasarkan fakta sejarah adalah obat asli Indonesia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa di wilayah nusantara dari abad ke 5 sampai dengan abab ke 19, tanaman obat merupakan sarana paling utama bagi masyarakat tradisional kita untuk pengobatan penyakit dan pemeliharan kesehatan. Kerajaan di wilayah nusantara seperti Sriwijaya, Mojopahit dan Mataram mencapai beberapa puncak kejayaan dan menyisakan banyak peninggalan yang dikagumi dunia, adalah produk masyarakat tradisional yang mengandalkan pemeliharaan kesehatannya dari tanaman obat. Banyak jenis tanaman yang digunakan secara tunggal maupun ramuan terbukti sebagai bahan pemelihara kesehatan. Pengetahuan tanaman obat yang ada di wilayah Nusantara bersumber dari pewarisan pengetahuan secara turun-temurun, dan terus-menerus diperkaya dengan pengetahuan dari luar Nusantara, khususnya dari China dan India. Tetapi dengan masuknya pengobatan modern di Indonesia, dengan didirikannya sekolah dokter jawa di Jakarta pada tahun 1904, maka secara bertahap dan sistematis penggunaan tanaman obat sebagai obat telah ditinggalkan. Dan telah menggantungkan diri pada obat kimia modern, penggunaan tanaman obat dianggap kuno, berbahaya dan terbelakang. Sebagai akibatnya masyarakat pada umumnya tidak mengenal tanaman obat dan penggunaannya sebagai obat. Namun masih ada sebenarnya upaya yang melestarikan dan memanfaatkan tanaman obat dalam dokumentasinya seper ti K. Heyne, menulis buku ”
Tanaman Berguna Indonesia “,. Dr. Seno Sastroamidjojo, dengan bukunya ” Obat Asli Indonesia “. Dan beberapa upaya mengembangankan pengetahuan tanaman obat Indonesia dan aplikasinya dalam pengobatan. Saat ini obat herbal digunakan di klinik pengobatan Tradisional RS.Dr.,Sutomo Surabaya dan beberapa rumah sakit besar di Jakarta juga sudah menyediakan obat herbal. Beberapa dekade terakhir ini terdapat kecenderungan secara global untuk kembali ke alam. Kecenderungan untuk kembali ke alam atau ” back to nature “, dalam bidang pengobatan pada herbal ini sangat kuat di Negara-negara maju dan berpengaruh besar di Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Lembaga-lembaga pendidikan pelatihan herbalpun kini telah banyak diminati masyarakat. Pentingnya Kepedulian kita akan tanaman obat atau herbal yang telah sejak jaman dulu kala perlu di lestarikan dan di terapkan seperti negara-negara lain yang telah menggunakan herbal sebagai obat leluhur .