SEJARAH KELAPA Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota penting dari keluarga Arecaceae (keluarga kelapa sawit) ,palm. Ini adalah spesies diterima hanya dalam genus Cocos, dan merupakan sawit besar, tumbuh hingga 30 m, dengan daun menyirip 4-6 m panjang, dan pinnae 60-90 cm; daun tua melepaskan diri bersih, meninggalkan bagasi halus. Istilah kelapa bisa merujuk ke seluruh kelapa sawit, benih, atau buah, yang bukan kacang botani. sebuah ejaan kelapa merupakan bentuk kuno dari kata tersebut. Kelapa ditanam di seluruh daerah tropis untuk dekorasi, serta untuk berbagai keperluan yang kuliner dan non-kuliner; hampir setiap bagian dari kelapa sawit dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam beberapa cara. Dalam iklim dingin (tetapi tidak kurang dari USDA Zone 9), sebuah kelapa yang sama, telapak ratu (Syagrus romanzoffiana), buah nya sangat mirip dengan kelapa, namun jauh lebih kecil. Telapak ratu awalnya diklasifikasikan dalam genus Cocos bersama dengan kelapa, namun kemudian dipindahkan di Syagrus. Sebuah sawit baru-baru ini ditemukan, alfredii Beccariophoenix dari Madagaskar, hampir identik dengan kelapa, dan lebih dari telapak ratu. Hal ini dingin-hardy, dan menghasilkan lookalike kelapa di daerah dingin. [4] kelapa itu telah menyebar di banyak daerah di daerah tropis, mungkin dibantu dalam banyak kasus oleh pelayaran orang. buah kelapa di alam liar ringan, ringan dan sangat tahan air, dan berevolusi untuk membubarkan jarak yang signifikan melalui arus laut [5] Buah. dikumpulkan dari laut sampai utara Norwegia yang layak. [rujukan?] Di Kepulauan Hawaii, yang kelapa dianggap [oleh siapa?] sebagai pengantar Polinesia, pertama dibawa ke kepulauan oleh pelayar Polinesia awal dari kampung halaman mereka di Oseania. Mereka sekarang hampir di mana-mana antara 26 ° N dan 26 ° S kecuali untuk interior Afrika dan Amerika Selatan. Bunga dari kelapa polygamomonoecious, dengan baik laki-laki dan perempuan bunga di perbungaan yang sama. Pembungaan terjadi terus menerus. Kelapa telapak diyakini sebagian besar penyerbukan silang, meskipun ada beberapa varietas kerdil diri penyerbukan. Daging kelapa ini mempunyai istilah endosperma , terletak pada permukaan dalam . Di dalam lapisan endosperma kelapa berisi cairan bening yang dapat dimakan yang manis, asin, atau keduanya.
Negara bagian India didaerahKerala dikenal sebagai Tanah kelapa. Nama berasal dari “” Kera (pohon kelapa) dan “Alam” tempat (“” atau “bumi”). Kerala memiliki pantai dibatasi oleh pohon kelapa, jaringan padat dari air, diapit oleh kebun kelapa hijau dan dibudidayakan ladang. Kelapa merupakan bagian dari makanan sehari-hari, minyak yang
dihasilkan
digunakan
untuk
memasak,
sabut
digunakan untuk furnishing, dekorasi, dll Kelapa menerima nama dari penjelajah Portugis, para pelaut dari Vasco da Gama di India, yang pertama kali membawa mereka ke Eropa. Permukaan berbulu coklat dan kelapa mengingatkan mereka dari hantu atau penyihir yang disebut Coco. [6] Sebelum itu disebut indica nux, nama yang diberikan oleh Marco Polo pada 1280, sementara di Sumatera, diambil dari orang-orang Arab yang menyebutnya يدنه زوجjawz Hindi . Kedua nama menerjemahkan untuk “kacang India.” Ketika kelapa tiba di Inggris, mereka mempertahankan nama coco dan kacang telah ditambahkan. BUDIDAYA KELAPA Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakatpesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini. Kelapa merupakan pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu.Kayunya kurang baik digunakan untuk bangunan. Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan. Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea; terdapat bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari
pangkal. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun darimesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fasa padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah menua; embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos). Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisirSamudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan. Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan
orang.
Akar
kelapa
menginspirasi
penemuan
teknologi
penyangga
bangunan Cakar Ayam (dipakai misalnya pada Bandar Udara Soekarno Hatta) oleh Sedijatmo. Batangnya, yang disebut glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah. Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupatatau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa dan Balidalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu. Tandan bunganya, yang disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi semua bunga palma), dipakai orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu. Bunga betinanya, disebut bluluk (bahasa Jawa), dapat dimakan. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira atau legèn (bhs. Jawa), dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak. Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa seratserat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media
tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok,
yang
sebetulnya
adalah
bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai bentuk kerajinan tangan. Endosperma buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang melekat di dinding dalam batok ("daging buah kelapa") adalah sumber penyegar populer. Daging buah muda berwarna putih dan lunak serta biasa disajikan sebagai es kelapa muda atau es degan. Cairan ini mengandung beraneka enzim dan memilki khasiat penetral racun dan efek penyegar/penenang. Beberapa kelapa bermutasi sehingga endapannya tidak melekat pada dinding batok melainkan tercampur dengan cairan endosperma. Mutasi ini disebut (kelapa) kopyor. Daging buah tua kelapa berwarna putih dan mengeras. Sarinya diperas dan cairannya dinamakan santan. Daging buah tua ini juga dapat diambil dan dikeringkan serta menjadi komoditi perdagangan bernilai, disebut kopra. Kopra adalah bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Cairan buah tua kelapa biasanya tidak menjadi bahan minuman penyegar dan merupakan limbah industri kopra.
Namun
demikian
dapat
dimanfaatkan
lagi
untuk
dibuat
menjadi
bahan
semacam jelly yang disebut nata de coco dan merupakan bahan campuran minuman penyegar. Daging kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai penambah aroma pada daging serta dapat dimanfaatkan sebagai obat rambut yang rontok dan mudah patah.
Nama umum Indonesia: Kelapa, nyiur, kalapa (Snd), krambil (Jw), Inggris:
Coconut
Melayu:
Kelapa, Nyiur
Vietnam: Dua Thailand: Maphrao Pilipina:
Niyog, Lobi, Inniug, Ongot, Gira
Cina:
ye zi
Jepang:
Yashi no mi, kokonattsu
KLASIFIKASI KELAPA
Kelapa
Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas: Arecidae Ordo: Arecales Famili: Arecaceae (suku pinang-pinangan) Genus: Cocos Spesies: Cocos nucifera L.
SYARAT PERTUMBUHAN - Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik. - Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah. - Suhu yang paling cocok adalah 27ºC dengan variasi rata-rata 5-7 º C, suhu kurang dari 20º C tanaman kurang produktif. - Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50% , sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur. - Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas dalam.
PENGOLAHAN LAHAN
Pengolahan tanah yang diperlukan adalah pembuatan lobang tanam dengan ukuran 0,9m x 0,9m x 0,9m dengan penambahan pupuk kandang dan humus. Jarak tanam yang baik untuk jenis dalam yaitu 9 x 10 m dan jenis genjah 6 x 6 m. PEMBIBITAN - Pilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air + HORMONIK dengan dosis 1 tutup per l0 liter air selama 2 minggu, kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun buah kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan penyiraman bila tanah kurang air. - Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk POC NASA hingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan tanaman dari gangguan ternak atau dengan memasang pagar kayu.
Lakukan pemupukan sesuai dengan rekomendasi atau dengan mengacu pada tabel pemupukan berikut : Umur
Kebutuhan Pupuk (gr/tanman)
Bibit
N
P (TSP)
K
Mg (Kies)
(bulan)
(Urea/ZA)
1
5/10
50
75
100
2
5/10
75
125
150
3
5/10
100
150
200
4
10/15
200
400
400
5
10/15
300
600
500
6
10/15
400
800
750
7
15/20
500
1000
1000
8
15/20
600
1250
2000
9
15/20
700
1500
2500
(KCl/MOP)
Pospat diberikan 2 minggu sebelum pupuk lain dan dicampur rata dengan tanah
Catatan : Akan lebih baik pembibitan diselingi / ditambah SUPERNASA 1-2 kali selang waktu 3-4 bulan sekali dengan dosis 1 botol untuk ± 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit. PENANAMAN Dosis Pupuk (gr/pokok) Umur Tanaman Saat tanam
Urea
(TSP)
RP
KCl
Kies
Borak
-
-
-
-
-
-
100
100
100
100
100
1 bln setelah tanam 100 2 tahun - apl I
200
200
200
200
200
200
- apl II
200
200
200
200
200
200
- apl I
350
350
350
350
350
350
- apl II
350
350
350
350
350
350
- apl I
500
500
500
500
500
500
- apl II
500
500
500
500
500
500
- apl I
500
500
500
500
500
500
- apl II
500
500
500
500
500
500
3 tahun
4 tahun
5 tahun
Catatan : - Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret - April)
- Kocorkan atau siram SUPERNASA dosis 1 sendok makan per 10 lt air per pohon setiap 3-6 bulan sekali - Penyemprotan POC NASA 3 - 4 tutup + HORMONIK 1-2 tutup per tangki setiap 2-4 minggu sekali
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT 1. Golongan Coleoptera Hama golongan ini yang paling banyak menyerang adalah Oryctes rhinoceros . Cara mengendalikan dengan membuat trap/ jebakan berupa kotak-kotak yang diisi sampah dan secara preventif dikendalikan dengan pemberian Natural BVR atau jika sudah menjadi uret dengan PESTONA, atau dengan menggunakan musuh alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung hantu. 2. Golongan Lepidoptera Species yang sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang larvarnya memakan bunga kelapa, dan Acritocera negligens yang mengebor tangkai bunga yang belum membuka dan memakan isinya. Pengendaliannya dengan menggunakan PENTANA + AERO 810 ataupun Natural BVR sifatnya yang cepat berpindah maka pengendaliannya harus secara merata untuk pencegahan . 3. Golongan Hemiptera Jenis yang menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis homoptera (Gareng pong= Jawa). Jenis lain yang menghisap cairan buah adalah Heteroptera, sehingga buah menjadi rontok sebelum matang. Pencegahan dengan PENTANA+AERO 810 dan PESTONA secara bergantian.
4. Penyakit yang juga mungkin menyerang adalah: Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan penyakit Lingkar merah pada daun yang disebabkan cacing / belut tanah Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam penyakit ini hanya dengan eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terkena
serangan.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki PEMANENAN - Untuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa mencapai 60 - 100 tahun dengan produksi yang diharapkan adalah kopra. Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah umur 3 - 4 tahun dan berbuah maksimal pada saat umur 9 - 10 tahun, dan bisa mencapai umur 30 -
40
tahun
kurang
bagus
untuk
kopra
karena
daging
buahnya
yang
lunak.
- Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang diinginkan dalam keadaan kelapa masih muda kira-kira umur buah 7 -8 bulan dari bunganya. Jika ingin mengambil buah tua untuk santan atau kopra dipanen di saat umur sudah mencapai 12-14 bulan dari berbunga
atau
jika
sudah
tidak
lagi
terdengar
suara
air
di
dalam
buahnya.
PASCA PENEN Pengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai mengarah pada pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil yang mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk nira ( legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam cuka, produk minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa.
- Gula kelapa : kandungan sukrosa yang dominan di antara kandungan bahan kimia non air lainnya menjadikan nira sebagai sumber gula yang sangat potensil. - Nata de coco :
Adalah bahan olahan nira kelapa berbentuk gel, tekstur kenyal seperti kolang kaling, yang proses fermentasinya dibantu oleh mikrorganisme Acetobacter xylium. - Asam cuka : dikenal sebagai penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet karena membatasi pertumbuhan bakteri. - Produk minuman: Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar rendah(tuak) ataupun dalam kadar tinggi (arak). - Substrat : Yaitu bahan nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba. Substrat ini sangat diperlukan bagi pekerjaan di lab bioteknologi.