SEJARAH INTELEKTUAL UMAT ISLAM Sejarah intelektual agama islam bermula dengan diturunkannya wahyu pertama kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW. Dalam sejarah intelektual islam, ilmu pengetahuan sangatlah diagungkan. Terbukti sebagaimana Rasulullah SAW ketika saat perang badar membuat keputusan yaitu, tawan kaum dan musryikin dapat membebaskan diri dengan cara mengajar anak-anak muslimin belajar membaca dan menulis. Bahkan Al-Quran dan sunnah sebagai pedoman islam memuat kata-kata tuntunan, observasi dan ilmu. Kata ilmu digunakan dalam Al-Quran sebanyak 780 kali. Konsep long life education(belajar sepanjang hidup) sudah dikenal pada masa kelahiran islam. Ini terbukti bahwa persoalan keilmuwan dalam sejarah islam mendapat tempat dalam kitab suci dan sabda nabi. Implikasinya menjadikan menunjukkan kecintaannya pada ilmu dengan cara menyebarluaskan ilmu tersebut kepada masyarakat. Sejarah intelektual islam sangat semarak. Geliat ilmu pengetahuan menjalar ke lapisan masyarakat. Pengetahuan adalah hak semua masyarakat. Para sultan dan khalifah membari dukungan penuh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. PERKEMBANGAN SEJARAH INTELEKTUAL ISLAM Sejarah intelektual dunia islam tak kenal lelah. Dengan semangat kecintaan ter hadap ilmu, sejarah intelektual dihiasai dengan intensitas penerjemahan buku-buku asing kedalam bahasa bahasa arab. Penerjemahan tersebut dilmulai dengan D aulah Umayah yang disponsori oleh Khalifah Khalid bin Yazid. Kegiatan penrjemahan baru mencapai keemasannya pada masa Khalifah Al-Ma’mum. Al-Ma’mum. Dialah yang yang membangun Bait al-Hikmah. Akademi ini tidak hanya berfungsi sebagai lembaga terjemah melainkan tempat pengembangan sains dan filsafat. Ma’mum juga terkenal sebagai sosok yang cinta terhadap ilmu dan pernah mengirim utusan ke seluruh kerajaan Bizantium untuk mencari buku-buku Yunanidalam Yunanidalam berbagai subjek. Penerjemahan ini tidak hanya berkisar pada warisan Yunani, tetapi juga mencakup ke peradaban lainnya. Ini bukti bahwa penguasa juga ikut andil dalam sejarah intelektual islam. Dari semangat kecintaan terhadap ilmu, sejarah dipenuhi oleh ilmuan-ilmuan besar. Lahirnya beragam aliranaliran pemikiran, maupun mahzab di masing-masing bidan k eilmuan seprti filsafat, ilmu kalam, fikih, tasawuf, dan sebagainya membuat dinamika keilmuan terhadap sejarah intelektual isalam semakin berkembang. Kecintaan terhadap ilmu mengantarkan para sarjana muslim berada di depan per adaban manusia dan sejarah merekam prestasi keilmuannya. Dalam sejarahnya, ilmuan muslim tidak memisahkan antara ilmu dan agama. Kedua-duanya menyatu tidak terkotak-kotak. Jadi ilmu yang diinginkan adalah ilmu yang dapat mendekatkan diri pada san pencipta dan sejarah membuktikan itu. Ilmu yang berkembang dalam islam tidak dapat dilepaskan dari demensi ilahiyah. Motivasi sarjana muslim pada era kegemilangan islam dalam mencari ilmu-ilmu kealaman adalah upaya untuk mengetahui tanda tanda Tuhan di alam semesta. Akan sangat berbahaya jika ilmu lepas dari agama. Jika itu terjadi maka ilmu akan menjelma manjadi malapetaka bagi umat manusia. Dimana tidak lagi digunakan untuk kepentingan bersama, tetapi menjadi alat pemuas diri. Tentunya juga akan memperburuk sejarah intelektual itu sendiri.
Nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia Masyarakat merupakan ajang kebudayaan. Kebudayaan ada dan terwujud karena adanya hubungan antara manusia yang satu dengan lainnya, dalam hubungan tersebut timbullah cita-cita, perilaku, dan hasil karya, kesemuanya ini mewujudkan kebudayaan. Islam bukan saja agama, namun Islam juga kebudayaan, maka Islam adalah segala sesuatu yang melingkupi semua kehidupan umat m anusia; dengan demikian Islam dapat dikategorikan sebagai way of life atau cara (sikap) hidup. Dengan kata lain Islam adalah kesatuan kehidupan orang-orang Islam (Gazalba, 1976: 106-107). Pusat kehidupan orangorang Islam adalah masjid, maka masjid merupakan pusat ibadat dan kebudayaan Islam pada khususnya serta pusat kehidupan Islam pada umumnya. Tingkah laku perbuatan dan hasil karya disebut amal. Takwa yang mempunyai sifat pasif menjadi aktif dalam bentuk amal. Kebudayaan timbul karena kesatuan sosial. Kesatuan sosial terwujud dari hubungan antara manusia dengan manusia, hal ini merupakan kesinambungan adanya hubungan tersebut yang melahirkan adanya hubungan antara manusia dengan Tuhan. Islam masuk ke Indonesia lengkap dengan budayanya. Karen islam lahir dan berkembang dari negeri arab, maka islam yang masuk di Indonesia tidak terlepas dari budaya arabnya. Pada awal-awal masuknya dakwah islam ke Indonesia dirasakn sangat sulit membedakan manaajaran islam dan mana budaya arab. Masyarakat awam menyamakan antara perilaku yang ditampilkan oleh orang arab dengan perilaku ajaran islam. Seolah-olah apa yang diajarkan oleh orang arab tersebut me rupakan ajaran islam, bahkan hingga kini budaya arab masih melekat pada tradisi masyarakat Indonesia. Dalam perkembangan dakwah islam di Indonesia, para da’I mendakwahkan ajaran islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan oleh para wali di tanah Jawa. Karena kehebatan para wali Allah dalam mengemas ajar an islam dengan bahasa budaya setempat, sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai islam telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilai-nilai islam sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan mereka. Seperti dalam upacara-upacara adat dan dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Bahasa Al-Quran sudah banyak masuk kedalam bahasa daerah bahkan kedalam bahasa Indonesia yang baku. Semua itu tanpa disadari bahwa apa yang dilakukannya merupakan bagian dari ajaran islam.