Bauhaus Sumber : Tinjauan Desain (dari Revolusi Industri hingga post modern) Arief Adityawan S.
Bauhaus berasal dari kata Bauen (to build / mengembangkan atau membangun) membangun) dan Haus (rumah). Bauhaus didirikan oleh Walter Gropius tahun 1919 di Jerman. Bauhaus berdiri pada masa keresahan social-ekonomi warga Jerman akibat perang dunia pertama. Sekolah seni dan kriya Weimar yang ada pada saat itu pun terpaksa ditutup karena perang. Walter Groupius, seorang designer yang pernah menjadi pegawai dan murid Peter Behrens di perusahaan besar Jerman ‗AEG‘, menyatakan baha para seniman harus melakukan pergantian front dari medan pertempuran fisik menuju medan pertempuran budaya. Usai perang Gropius mengajukan proposal sebuah perombakan pendidikan & sekolah seni rupa yang disetujui pemerintah pada saat itu.Groupius diangkat menjadi direktur sekolah yang yang baru didirikan itu ‗Staattliches BauhausBauhaus- Weimar‘, yang merupakan gabungan dari Weimar arts and craft school (sekolah berorientasi terapan dengan Akademi Seni Weimar.. Tujuan sekolah ini : seniman dan kriyawan bekerja sama untuk menciptakan bangunan masa depan yang utuh. Misi Bauhas adalah mengajarkan pendidikan arsitektur, seni, desain dan kriya (craft) sebagai sebuah kesatuan bersama teknologi. Bauhaus pada dasarnya dapat dilihat sebagai upaya bangsa Jerman meningkatkan mutu desain di era industri. Dalam perkembangan sejarah sekolah Bauhaus dibagi menjadi 2 periode periode : Bauhaus Weimar (19191924) dan Bauhaus periode Dessau (1925 ( 1925 -1932). Prinsp pengajaran Bauhaus dipengaruhi seni ekspresionisme, e kspresionisme, menggunakan garis Bauhutte, menggabungkan seniman dan kriyawan, dan pendekatan rasionalisme dan desain untuk mesin. Para pendesain yang pernah menjadi direktur Bauhaus antara lain : Walter Groupius (1919-1928), Johannes Itten, L Mies Van der Rohe (1886-1969). Van der Rohe terkenal dengan ungkapannya, ‗Less is More‘. Pengajar-pengajar Bauhaus antara lain :
- Paul Klee (1920-1922) yang menggabungkan seni rupa modern dengan s eni primitive & gambar anak dalam menciptakan & lukisan yang mempengaruhi komunikasi visual. - Vassilly Kandinsky (1920-1922) mengajarkan bahwa warna & bentuk memiliki nilai-nilai spiritual & makna tersendiri. - Johannes Itten, pertama kali menerapkan metode kursus dasar seb agaimana yang diterapkan pada pendidikan tinggi desain. Tahun Tahun 1923 Itten keluar dari Bauhaus karena metode yang yang diajarkan Itten dianggap tidak sesuai dengan prinsip Bauhaus yang lebih menitikberatkan pada rasionalisme dan desain untuk mesin. - Van Doesberg dari De Stijl, mengajarkan metode yang sangat rasional dan universal, terutama pada desain furniture &tipografi. Perkembangan dan perhatian Gropius terhadap modernisme & industrilisasi tampak dari perubahan motto sekolah Bauhaus dari A unity of art and handicraft menjadi art and technology, a new unity.
Balance Study Sekolah Bauhaus Dessau ditutup pada tahun 1932 selama tahun terakhir Bauhaus dipindahkan ke kota Berlin oleh Mies Van der Rohe. Bauhaus ditutup oleh pendukungnya pendukungnya pada bulan April 1933 karena karena dituduh sebaga penganut komunis komunis Bolshevik- dari pemerintahan Nazi Jerman. Pendesain yang berimigrasi ke Amerika antara lain : Marchel Duchamp, Piet Mondrian,Walter Gropius, Mies van der Rohe, Marcel Breuer, Lazlo Moholy Nagy (terkenal dengan desain tipografi yang cermat), dan Herbert Bayer – Bayer – kemudian kemudian mencoba mendirikan sekolah Bauhaus di Amerika namun tidak bertahan lama. Jan Tachihold juga merupakan salah satu tokoh Bauhaus yang terkenal dengan buku dasardasasr desain tipografi yang pada awal penerbitannya banyak mendapat kritik tajam dari pedesain Amerika karena dianggap terlalu dingin & kaku. kaku. Singkatnya, Bauhaus menciptakan metode pendidikan seni rupa, desain, kriya, arsitektur seni rupa yang terpadu serta memberi bentuk yang lebih jelas mengenai apa dan bagaimana desain modern yang kemudian terkenal dengan International Style.
- Paul Klee (1920-1922) yang menggabungkan seni rupa modern dengan s eni primitive & gambar anak dalam menciptakan & lukisan yang mempengaruhi komunikasi visual. - Vassilly Kandinsky (1920-1922) mengajarkan bahwa warna & bentuk memiliki nilai-nilai spiritual & makna tersendiri. - Johannes Itten, pertama kali menerapkan metode kursus dasar seb agaimana yang diterapkan pada pendidikan tinggi desain. Tahun Tahun 1923 Itten keluar dari Bauhaus karena metode yang yang diajarkan Itten dianggap tidak sesuai dengan prinsip Bauhaus yang lebih menitikberatkan pada rasionalisme dan desain untuk mesin. - Van Doesberg dari De Stijl, mengajarkan metode yang sangat rasional dan universal, terutama pada desain furniture &tipografi. Perkembangan dan perhatian Gropius terhadap modernisme & industrilisasi tampak dari perubahan motto sekolah Bauhaus dari A unity of art and handicraft menjadi art and technology, a new unity.
Balance Study Sekolah Bauhaus Dessau ditutup pada tahun 1932 selama tahun terakhir Bauhaus dipindahkan ke kota Berlin oleh Mies Van der Rohe. Bauhaus ditutup oleh pendukungnya pendukungnya pada bulan April 1933 karena karena dituduh sebaga penganut komunis komunis Bolshevik- dari pemerintahan Nazi Jerman. Pendesain yang berimigrasi ke Amerika antara lain : Marchel Duchamp, Piet Mondrian,Walter Gropius, Mies van der Rohe, Marcel Breuer, Lazlo Moholy Nagy (terkenal dengan desain tipografi yang cermat), dan Herbert Bayer – Bayer – kemudian kemudian mencoba mendirikan sekolah Bauhaus di Amerika namun tidak bertahan lama. Jan Tachihold juga merupakan salah satu tokoh Bauhaus yang terkenal dengan buku dasardasasr desain tipografi yang pada awal penerbitannya banyak mendapat kritik tajam dari pedesain Amerika karena dianggap terlalu dingin & kaku. kaku. Singkatnya, Bauhaus menciptakan metode pendidikan seni rupa, desain, kriya, arsitektur seni rupa yang terpadu serta memberi bentuk yang lebih jelas mengenai apa dan bagaimana desain modern yang kemudian terkenal dengan International Style.
————————————————————————————————————— ————– Koran Tempo 11 Agustus 2002 Bauhaus Jalan Menuju Era Modern Sumber : http://www.korantempo.com/news/20 http://www.korantempo.com/news/2002/8/11/Arsitektur/1.html 02/8/11/Arsitektur/1.html Oleh : Krisen S. Emha Bauhaus adalah sebuah ikon dari perkembangan Seni dan Arsitektur yang lahir akibat revolusi industri di daratan Eropa pada awal abad 20. Seni dan Arsitektur Bauhaus merupakan aliran dengan ideolog Perdamaian antara Seni dan Industri. Kelahiran Bauhaus didahului dengan terbentuknya Deutscher Werkbund pada 9 Oktober 1907 di Munchen, Jerman, yang digagas oleh 2 (dua) arsitek, Theodor Fischer dan Hermann Mutheseus. Deutscher Werkbund adalah nama kelompok diskusi yang terdiri dari seniman muda, arsitek muda, penulis muda, pengrajin muda dan kalangan industri, yang pada awal berdirinya, kelompok ini beranggotakan 12 seniman dan 12 pemilik industri dan dianggap kelompok kelas menengah waktu itu. Mereka ingin mencari solusi untuk meningkatkan kualitas produk-produk desain Jerman. Selain itu, diskusi ini juga mengarah pada usaha melepaskan diri dari idiom-idiom desain konservatif yang telah berkembang di daratan Eropa, termasuk Jerman selama berabad -abad, sehingga Deutscher Werkbund dikenal sebagai pionir Modernism dalam ranah arsitektur. Henry-Russel Hitchcock dan Philip Johnson J ohnson lantas mempopulerkan Deutscher Werkbund sebagai The International Style pada pameran Arsitektur Modern di The Museum of Modern Art, New York, 1932. Akibat perbedaan ideologi, pada 1914 Deutscher Werkbund terpecah dua, menjadi kelompok Typisierung yang dipimpin Peter Behrens dan Mutheseus serta kelompok Kunstwollen yang dipimpin oleh Henry van de Velde, Hugo Haering, Hans Poelzig dan Bruno Taut. Arsitek muda Walter Gropius termasuk termas uk dalam kelompok Kunstwollen yang pada akhirnya mendirikan Bauhaus di kota Wiemar, Jerman, pada 1919. Kota Wiemar adalah sebuah Acropolis (Negara-Kota) berbentuk republik yang baru saja berdiri. Bauhaus merupakan hasil penggabungan dari 2 (dua) sekolah seni; Kunstgewerbeschule (Grand-Ducal Saxon School of Arts and Crafts) dan Hochschule fuer Bildendekunst (GrandDucal Saxon Academy of Fine Arts). Arts ). Sistem pendidikan Bauhaus pada awalnya awal nya menyerupai sistem yang terdapat pada kuil-kuil Budha Shaolin dengan tema sentralnya di bidang desain. Para mahasiswa diberi pendidikan desain dengan metoda kerja-praktek yang diseling ritual latihan pernafasan, latihan fisik, meditasi, dan vegetarian serta memanfaatkan bengkel praktek dan kantin sebagai pusat interaksi sosial antarwarga Bauhaus, terutama antara master dan murid.
Sistem ini diperkenalkan oleh Johannes Itten – seorang seorang pelukis modern – yang yang bergabung sebagai pengajar di Bauhaus pada 1920 dan membina mahasiswa baru dalam kuliah-kuliah pendahuluan. Itten sebelumnya pernah belajar ilmu kebatinan dalam filsafat timur Persia Kuno. Metoda pendidikan yang berbau mistik ini berlangsung sampai Itten berhenti dari Bauhaus pada 1923. Kelahiran Bauhaus ditandai dua hal. Selain tuntutan dunia industri terhadap masalah-masal ah desain yang lebih fleksibel dan bisa diproduksi secara mas sal, juga didorong revolusi desain dari kemunculan tren Gaya Art-Deco di Paris, Prancis, dan kelompok De-Stijl di Rotterdam, Belanda, pada periode yamg sama. Bauhaus lebih mengutamakan kepada penciptaan prinsip-prinsip dasar desain modern sedangkan Art-Deco lebih kepada hasil penerapannya. Tapi keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menjadikan karya desain sebagai milik semua kalangan masyarakat. Tidak terbatas pada kaum aristokrat. Sehingga dalam perkembangannya sulit dipisahkan pengaruh Bauhaus terhadap desain bergaya Art-Deco, terutama dibidang seni lukis, desain f urnitur, desain tekstil dan fashion.
Workshops
Revolusi desain oleh Bauhaus berintikan penolakan secara formal terhadap seja rah seni yang disebut anti-historism pada masyarakat yang sangat konservatif – antitesis antitesis dari lembaga yang sama di Paris, Prancis, Ecole des Beaux Arts yang mengutamakan pendidikan sejarah seni – – dan hal inilah yang memberi pengaruh sangat besar terhadap perkembangan desain dan industri di dunia sampai saat ini. Seni Bauhaus Pada awal berdirinya, Bauhaus memfokuskan diri pada masalah seni dan kerajinan, sehingga para pengajar di Bauhaus didominasi seniman dan perajin, terutama pelukis pelukis modern dibanding arsitek, walaupun pendirinya arsitek muda kawakan. Tokoh-tokoh seni di Bauhaus diantaranya Paul Klee, Oskar Schlemmer, Wassily Kandinsky, El Lissitzky, Lazlo Moholy Nagly, Marcks, Feinninger, Munche Munche Schlemmer, dan Johannes Itten. Mereka dikenal sebagai Master of Form dan kebanyakan berasal dari Rusia.
Bauhaus Doll
Karya seni lukis Bauhaus kebanyakan berbentuk kubisme dan ekspresionisme yang merupakan pengaruh dari pelukis modern Rusia bergaya konstruktivisme. Pesatnya perkembangan industri dan meningkatnya kebutuhan alat rumah tangga – seiring perubahan dari tatanan masyarakat agraris ke masyarakat industri akibat dari revolusi industri – desain produk seperti furnitur dan alat rumah tangga lain yang kebanyakan didominasi bahan metal, kulit dan kaca, mulai mendapat perhatian di Bauhaus Eksperimen bentuk untuk produk-produk industri dikenalkan oleh tokoh muda Bauhaus, Josef Albert (1888-1976). Untuk produk furnitur, yang paling menonjol dan mas ih diproduksi sampai sekarang adalah karya desainer Marcel Bruer diantaranya Wassily Chair dan B32 Chair. Seni Bauhaus tetap menjadi literatur para desainer, baik dibidang furnitur, seni lukis, desain mode dan fashion sampai saat ini.
Arsitektur Bauhaus Pada awal berdirinya Bauhaus di kota Wiemar, bidang arsitektur belum mendapat perhatian khusus. Para arsitek yang terlibat dalam ‗kuil desain‘ Bauhaus hanya membicarakan arsitektur pada skala cabang-cabang desain berupa desain material bangunan. Setelah kepindahan Bauhaus dari kota Wiemar ke kota Dessau 1926, baru bidang arsitektur mendapat perhatian khusus. Hal ini mulai terlihat pada kampus baru Bauhaus di Dessa u yang didesain oleh Walter Gropius dengan penampilan bangunan berbentuk kubus dengan atap datar serta a-simetris dan tanpa ornamentasi, yang sebenarnya mulai menjadi tren di Jerman waktu itu. Komponen bangunan terdiri dari pre-pabrikasi beton, beton bertulang, kaca dan metal dalam bentuk produksi massal. Gedung Bauhaus yang baru ini terdiri dari ruang studio, bengkel seni, teater, auditorium, gymnasium, ruang dosen dan kantin serta kantor berpraktek arsitek bagi Walter Gropius. Pada 1927 baru didirikan jurusan arsitektur yaitu setahun setelah pindah ke Dessau. Ketika kepemimpinan Bauhaus beralih dari Walter Gropius ke Hannes Meyer – seorang arsitek Swiss kawakan – pada 1928 program pendidikan arsitektur lebih terfokus pada permasalah kota, yaitu berdasarkan realitas sosial yang ada dimana terjadi permintaan akan pemukiman bagi
para pekerja pabrik akibat pertumbuhan industri. Sehingga arsitektur yang tampil adalah berupa bagunan sederhana, murah dan dapat dibongkar pasang, termasuk furniturnya. Pada periode ini terdapat para pengajar bidang perkotaan antara lain Mart Stamp, Ludwig Hilberseimer dan Hannes Meyer sendiri. Dari 1930-1932 terjadi kemunduran berarti di Bauhaus yaitu pada masa kepemimpinan Ludwig Mies van der Rohe. Pada 1933 Bauhaus pindah ke kota Berlin dan ditutup pada tanggal 10 Agustus 1933 oleh pemerintahan NAZI. Tokoh-tokoh Bauhaus banyak yang berimigrasi ke Amerika Serikat termasuk Mies van der Rohe yang kembali menemukan popularitasnya di sana dengan menjadi pimpinan Illinos Institute of Technology di Chicago. Tokoh sentral Bauhaus yang tetap dikenang sampai sekarang dalam pendidikan arsitektur adalah Walter Gropius dan Hannes Meyer. Daya tarik dan nama besar Bauhaus telah membuat Yayasan Bauhaus di Dessau kembali mendirikan sekolah yang bernama Bauhaus Kolleg pada 1999, tetapi nafasnya sangat jauh berbeda dan semangat ini lebih kepada romatisme terhadap Bauhaus. Perlu dipahami bahwa pengertian arsitektur Bauhaus tidak terbatas pada jurusan arsitektur yang ada di Bauhaus, tetapi karya-karya arsitektur yang lahir bersamaan dengan Bauhaus yaitu dari arsitek yang aktif di Deutscher Werkbund. Arsitek-arsitek yang karyanya dianggap berideologi Bauhaus antara lain; arsitek Peter Behrens dengan karya AEG Turbin factory Assembly Hall (di Berlin 1908-1909), arsitek Hans Poelzig dengan karya Sulphuric Acid Factory (di Luban, 1911-1912), arsitek Walter Gropius, Adolf Meyer dan Edward Werner dengan karya Fagus Shoe last Factory (di Leine, 1910-1914), arsitek Erich Mendelsohn dengan karya Einstein Tower (di Postdam, 19201921) dan Schocken Department Store (di Stuttgart, 1926-1928), arsitek Fritz Hoger dengan karya Chile House (di Hamburg, 1922-1924), arsitek Adolf Loos dengan karya Goldman & Salalsch Building (di Vienna, 1909-1911), dan arsi tek Bruno Taut dan Martin Wagner dengan karya Britz Estate (di Berlin, 1925-1927). Tea Extract Pot
Pada dasarnya arsitektur Bauhaus bercirikan denah yang signifikan dengan aktifitas dan fungsi antar ruang yang saling berkaitan – yang kebanyakan berupa bangunan pabrik – terbebas dari aturan gaya arsitektur dan ornamentasi. Selai n itu juga berupa bangunan tinggi dengan mengekspos tangga atau elevator serta berdinding kaca. Dalam ranah ars itektur, pengaruh Bauhaus masih terasa sampai sekarang, karena Bauhaus telah berhasil membebaskan arsitektur dari tradisi lama berwujud greeko-roman yang historism, serta membuka jalan bagi perkembangan arsitektur modern. Walaupun sesudahnya mendapat kritikan yang tajam terhadap perkembangan arsitektur modern dengan stream – The International Style. Bagaimanapun Bauhaus telah menjadi pencetus ideologi baru di bidang desain, meskipun umurnya tidak begitu panjang. Termasuk terhadap perkembangan desain p ada seni dan arsitektur di Indonesia. penulis adalah seorang arsitek, anggota ikatan a rsitek indonesia
Light and Dark Study
___________________________________________________________________________ ____________________________ Bauhaus : Kala Pilar Seni Modern Membusung di Jerman Oleh: A.Sudjud Dartanto tuesday, 28 nov 2006 Mari bersama-sama kita bayangkan, pikirkan, dan ciptakan sebuah struktur masa depan baru yang meliputi bidang arsitektur, seni pahat, seni lukis, sebagai sebuah kesatuan. Suatu hari semua ini akan menjulang sampai ke langit melalui tangan berjuta-juta seniman. Ini menjadi keyakinan baru seperti sebuah kristal.
Walter Gropius Lihatlah hutan gedung pencakar langit di Jakarta, atau kota metropolis lainnya. Sepanjang mata memandang yang terlihat hanyalah citra bentuk simetris dengan gaya industrial. Nyaris tanpa aksentuasi sehingga siapapun yang berharap menemukan ornamentasi bakal kecewa. Citra bentuk arsitektural ini sejalan dengan diktum Ludwig Mies Van Der Rohe dengan Less is More-nya (kurang adalah lebih) seolah menggilas ornamentasi yang dalam konsep Mies diubah menjadi bentuk abstrak dan geometric modern. Kelak ciri inilah yang menjadi gaya internasional (international style) arsitektur modern. Mies adalah tokoh Bauhaus, sebuah sekolah seni berpengaruh di Jerman. Prinsip-prinsipnya menegaskan semangat kaum Bauhaus yang bercita-cita membuat perubahan baru dalam seni, desain dan arsitektur dengan menolak eklektisisme, sebuah era dimana seni intim dengan citra artistik lokal seperti gaya Victorian dan sebagainya. Selain Mies, juga ada Walter Gropius sebagai nama penting dan berpengaruh di Bauhaus. Tujuan Bauhaus adalah menyatukan semua kerja kreatif, menghimpun semua disiplin seni praktis (patung, lukis, kerajinan dan kriya) sebagai komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu arsitektur. Lahir dari rahim pasca perang dunia I Ditengah kecamuk perang dunia pertama, saat pelbagai kepentingan berubah wujud menjadi tank, senapan, granat dan kemudian tangisan dan darah menjadi hasilnya, dengan mantap Walter Grapius, seorang Jerman, tergugah untuk ikut m emperbaiki ekonomi negaranya yang luluh lantak akibat perang. Teknologi menjadi kata k unci penyelamatan. Maka dimulailah proyek besar sebuah integrasi antara teknologi industri dan seni. Gropius berkeinginan untuk membuat lembaga yang berfungsi sebagai “consulting art center for industry and the trades ” (Bauhaus 1919 -1928 p.12). Lewat Bauhaus, Gropius, sang pendiri Bauhaus, merasa perlu untuk mengintegrasikan antara seni lukis, patung, kriya dan disain sebagai elemen yang tujuan akhirnya adalah sebuah lanskap arsitektur yang utuh. Perhatikan arti Bauhaus, dari ‘Bauen’ yang bararti to build dan ‘hous’ yang berarti the house. Selain itu seni panggung, teater juga menjadi bagian dari proyek edukasi Bauhaus yang resmi didirikan tahun 1919 di Weimar.
Prinsip-prinsip Bauhaus : Walter dan Mies Bauhaus adalah institusi yang menarik. Tidak hanya merupakan lembaga edukasi, namun sekaligus Bauhaus mempunyai prinsip yang ‘idelogis’ sifatnya. Misalnya, bahwa seni har us bertemu dengan keinginan masyarakat, tiadanya batasan antara seni murni (fine arts) dan seni terapan (applied arts). Secara eksplisit Bauhaus mengutarakan prinsip idelogisnya antara lain : menyelamatkan seni dari isolasi terhadap dirinya dan kemudian menemukan kembali dirinya (Whitford, p.11). Mengembangkan keahlian seni dan kriya (crafts) individual dan bekerjasama dengan mengkombinasikan semua keahlian, Kedua, membebaskan dan menaikkan status, kriya (crafts), kursi, lampu, teapot dan lainnya kepada level yang sama dengan lukisan, patung. Dan ketiga, mengatur kontak kepada pimpinan industri dan kriya (crafts) demi keuntungan mandiri dari ketergantungan dukungan pemerintah dengan cara menjual disain k e industri. Menyebut Bauhaus, seperti sulit menyampingkan dua nama : Walter Gropius dan Ludwig Mies Van Der Rohe. Kedua orang ini cukup aktif meletakkan dasar-dasar penting prinsip-prinsip di Bauhaus dalam periode kepemimpinan Bauhaus yang berbeda . Misalnya, Walter Gropius (1883-1969), seorang yang pernah mandapat latihan profesional di Munich, mengembara di Spanyol dan di Italia ia bergabung dangan Studio Behrens. Jangkauan pemikiran Walter mencakup hampir semua benda fungsional dan ia ingin memajukan desain produk dengan jalan mengawinkan seni rupa dengan industri. Dibawah pimpinan Gropius, Bauhaus menjadi pusat pendidikan desain terpenting. Gropius membuat disain inovatif, yang membawa material dan metode konstruksi dari teknologi modern. Ia menggunakan teknologi sebagai basis juga menstransformasikan bangunan menjadi presisi dengan mengikuti kalkulasi matematis. Kemudian Ludwig Mies Van Der Rohe (1886-1769) : baginya keindahan nampak dalam kesederhanaan. Pandangan estetisnya ini sering dikaitkan dengan estetika fungsionalis yang populer pada abad 20. Ia membuktikan pada rancangan bangunannya yaitu Seagram Building di New York, gedung bertingkat 38 yang memadukan logam dan kaca. Ia untuk beberapa waktu menggantikan kepemimpinan Walter Gropius d Bauhaus. Sekolah seni Bauhaus Bauhus pada awal berdirinya merupakan kombinasi dari Weimar Arts and Crafts School dan Weimar Art Academy. Siswa sekolah dilatih menjadi seniman dan empu kriya (master of craftman). Baginya seniman modern harus terbiasa dengan sains dan ekonomi, dan memulai menyatukan imajinasi kreatif dengan pengetahuan pertukangan kemudian mengembangkan suasana baru dalam desain fungsional (Bauhaus idem,p.13)
Denah Bauhaus Art School
Kelas seni di Bauhauas memberikan pelajaran kriya (crafts), tipografi desain industri dan komersial , patung, lukisan, dan arsitektur. Pengajarnya antara lain pelukis abstrak Paul Klee (Swiss),Wassily Kandinsky (Rusia) dan pelukis yang juga desainer, Laszlo Moholy-Nagy (Hungaria), dan lain-lainnya. Tahun 1923 adalah pameran pertama karya siswa. Salah satu karya interior yang dipamerkan adalah kantor direktur Walter dan rumah tinggal eksperimental, The Haus Am Horn, yang dibangun oleh siswa Bauhaus.
Bauhaus pindah, Bauhaus ditutup Nazi
Pada 1925 Bauhaus pindah dari Weimar ke Desau. Di tempat baru ini dibuat bangunan pusat Bauhaus yang diarsiteki oleh Walter Gropius. Bangunan ini memiliki arti penting dalam sejarah arsitektur modern. karena bangunan ini dirancang lebih kompleks dan utuh. Jerman ibarat medan pertarungan ideologi yang tak berkesudahan saat itu, sebuah peristiwa penting terjadi. Saat Bauhaus tengah ‗masyuk‘ dengan program dan hasilnya yang gemilang, kapak ‗Nazi-Hitler‘ selain aktif menebas musuh ideloginya ternyata juga menebas Bauhaus, institusi yang ironinya berjasa membangkitkan ekonomi Jerman dan justru bertempat di Jerman. Dengan ditutupnya Bauhaus pada 1933 oleh Nazi, Gropius, Mies dan pemimpin fakultas lainnya di Bauhaus melarikan diri ke Amerika dan disana, Gropius mengajar di Universitas Havard. Justru akibat pelariannya ini, pengaruh Bauhaus, teori disain, arsitektur dan metode edukasi seninya seperti semakin bersemi di daratan Amerika dan kian menyebar di negara eropa lainnya.
Chess Set
1. Walter Gropius,‖ Programme of the staatloches Bauhaus in Weimar‖ (1919), dalam Programmes and Manifestos on Twentieth-Century Architecture,ed. Ulrich Conrads, terj. Michael Bullock (London: Lund Humphries, 1970), Hal. 25. Tulisan ini pernah diterbitkan di newsletter Surat YSC (Yayasan Seni Cemet i) Volume.12 http://sudjuddartanto.blogspot.com/2006/11/bauhaus-kala-pilar-seni-modern.html pameran permanen baru ―Bauhaus Dessau – Bengkel Kemodernan Titik berat pameran permanen tentang sejarah „Sekolah Tinggi Desain― yang terkenal ini adalah masa di Dessau dari 1925 sampai 1932. Dalam kurun waktu ini baik perkembangan sekolah maupun bengkel-bengkel serta bagian arsitektur bisa mengembangkan daya tarik terbesarnya hanya dalam waktu 15 tahun berdirinya lembaga tersebut, yakni dari 1925-1932.
Setelah membuat spesialisasi dan perbedaan dari setiap disiplin dalam ilmu desain di abad 19 lembaga bernama Bauhaus ini kemudian menyatakan niatnya untuk menyatukan semua bidang seni di bawah satu atap. Niat ini menjadi nyata dengan didirikannya Bauhaus pada 1919 oleh Walter Gropius. Sekitar 200 obyek dan dokumen terpilih dari koleksi yayasan ini menjadi obyek pameran di gedung Bauhaus yang dibungkus secara arsitektonis guna menunjukkan arah-arah perkembangan „Sekolah Tinggi Desain―. Ban yak dari obyek yang dipamerkan dalam konteks ini sudah menjadi karya klasik dari era modern. Salah satunya adalah mebel pipa baja yang terkenal karya Marcel Breuer atau die Leuchten (Cahayacahaya) karya Wilhelm Wagenfeld. Sejumlah biografi terpilih membuat pengunjung bisa melihat riwayat hidup pengajar dan mahasiswa yang sangat berbeda setela h sekolah ini ditutup pada 1933. Banyak pengajar, mahasiswa dan rekan-rekan dari Bauhaus ikut memberi sumbangan terhadap tetap hidupnya gagasan-gagasan Bauhaus dan dise bar ke seluruh dunia hingga saat ini walaupun di masa itu mereka harus berjuang melawan intimidasi dan dikejarkejar oleh rezim NAZI.
Bauhaus Chair Design
The Bauhaus:A Myth Sep 27, ‘05 2:29 AM for everyone Category: Movies Genre: Documentary Produksi : Norddeutscher Rundfunk Format : VHS PAL, berwarna, 45 menit Tahun pembuatan : 1994 Sutradara : Julia Cave Penulis skenario : Julia Cave Genre : dokumenter Bahasa : bahasa Inggris Sinopsis: Film ini membahas tentang sejarah dan fenomena Bauhaus dalam dunia seni dan desain modern. Sekolah tinggi Bauhaus merupakan sebuah sekolah desai n yang dibangun di Weimar tahun 1919. Sekolah ini didirikan oleh Walter Gropius. Sekolah ini melahirkan sebuah fenomena kontroversial dalam dunia desain dan arsitektur dunia. Ia menjadi penanda dari gaya desain modern dan mengintegrasikan gaya ekspresionisme dalam arsitektur dan desain.
Sebuah fenomena yang sangat berpengaruh pada seni arsitektur dan seni rupa dunia berikutnya.
Setelah di Weimar, sekolah ini juga didirikan di Dessau dan Berlin. Or ang-orang yang memimpin sekolah ini diantaranya arsitek Ludwig Mies van der Rohe. Orang-orang besar yang ada di balik sekolah ini antara lain Lyonel Feininger, Paul Klee, Wass ily Kandinsky, Oskar Schlemmer , Laszlo Moholy-Nagy, Johannes Itten, Josef Albers dan Anni Albers. Sekolah ini merupakan perintis dalam peleburan batas antara seni dan produksi massa atau
industri. Bauhaus menegaskan bahwa kerajinan sebagai bagian dari produksi massa merupakan dasar dari aktivitas seni. Jadi, industri dan seni bukan merupakan dua hal yang berlawanan. Pandangan ini merupakan pandangan yang cukup radikal di zamannya dan Bauhaus merupakan satu-satunya institusi yang mempercayainya. Karena bohemian dan eksperimen artistiknya, Bauhaus ditutup oleh NAZI pada tahun 1933. Banyak dari arsitek dan perupa Bauhaus kemudian pindah ke Amerika Serikat dan membangun aliran serupa di Chicago.
Film ini secara runtut dan luar biasa bercerita tentang kelahiran, kebangkitan dan penutupan sekolah Bauhaus di Wiemar, Dessau dan Berlin, serta perkembangannya setelah NAZI berkuasa. Film ini banyak menampilkan footage-footage perang yang sangat menarik dan menakjubkan. Secara sinematografi, film ini sangat tidak mengecewakan. Film ini juga dilengkapi dengan wawancara orang-orang yang sangat berperan dalam pengembangan sekolah Bauhaus, seperti Walter Gropius, Rohe, serta arsitek-arsitek kontemporer terkenal lainnya seperti Charles Jencks.
Film dokumenter ini tidak hanya berharga untuk para arsitek dan seniman desain, tapi juga bagi orang-orang awam yang tertarik dengan sejarah seni. Bagaimanapun, Bauhaus merupakan salah satu fenomena seni yang paling menonjol di abad 20. http://pravdavero.multiply.com/reviews/item/8
astudioarchitect.com Beberapa waktu lalu, saya dihubungi oleh Mbak Raya dari Koran Seputar Indonesia untuk wawancara tentang arsitektur postmodern. Tampaknya, media arsitektur yang mengulas arsitektur bagi khalayak umum juga mulai tertarik dengan istil ah ini. Meskipun pertanyaan yang diajukan seputar hubungannya dengan arsitektur yang dikenal masyarakat, menurut saya justru disini letak dari korelasi yang mendasar dari keingintahuan masyarakat dengan gerakan filsafat dan arsitektur yang seringkali masih terasa jauh dari pemahaman yang sebenarnya.
Unsur simbolisme dan metafor yang seringkali hadir dalam arsitektur Post Modern Pertanyaan seputar dunia postmodern memang agak susah dipahami. Karena konsep ini sangat mendalam dan bila dijelaskan bisa satu buku sendiri. Ada ahli-ahli teori dalam dunia akademisi yang lebih tau dari saya sebenarnya. Karena itu, s ilahkan berkomentar bila sekiranya ada pendapat saya yang kurang selaras dengan teorinya.
Apa definisi dari post modern? Tolong jelaskan ? Untuk mengerti tentang Postmodernisme, kita harus mengerti tentang 'modernisme', karena pada dasarnya postmodern adalah gerakan kritis terhadap 'modern'. Arsitektur modern adalah jenis arsitektur yang mendasarkan diri pada fungsi, tiadanya ornamentasi, dan penghilangan unsur-unsur dekoratif yang tidak perlu. Contohnya: arsitektur minimalis murni adalah jenis arsitektur modern yang berkembang. Arsitektur seperti ini tidak mengakomodasi elemen dekoratif, simbolik ataupun tradisional.
Postmodernisme adalah sebuah gerakan berdasarkan pandangan kritis atas gerakan modern yang dirasa tidak lagi manusiawi atau dapat menyelesaikan problem-problem dalam dunia modern itu sendiri. Dalam arsitektur menjadi sebuah gerakan baru untuk memberikan keleluasaan bagi berbagai faktor rancangan yang tidak pernah tercakup sebelumnya dalam arsitektur modern agar bisa muncul dan terakomodasi. Postmodernisme bukanlah sebutan akan gaya arsitektur belaka, tapi lebih jauh dari itu,
merupakan gerakan filsafat dan moral yang patut dicermati sebagai bagian dari kritik terhadap teori arsitektur modern yang cenderung meniadakan unsur-unsur yang manusiawi seperti simbolisme, dekorasi, dan hal-hal yang sifatnya non fungsional. Hal ini karena arsitektur modern yang kaku dan mendasarkan diri pada fungsi dirasa tidak dapat memberi solusi bagi keinginan manusiawi untuk lebih bebas berekspresi.
Ekspresi yang cenderung berlebih dalam konstruksi yang dibuat menjadi dekorasi, yang selalu dianggap tidak fungsional dan dekoratif biasanya diabaikan dalam arsitektur modern. Bila kita tarik ke Indonesia, maka filsafat postmodernisme akan lebih dapat diterapkan karena pada dasarnya masyarakat kita sangat menyukai pembebasan bentuk-bentuk yang sifatnya dekoratif dan simbolik, misalnya: meskipun gaya rumah atau apartemen yang digunakan modern, tapi seringkali menggunakan ornamentasi atau dekorasi, dan banyak elemen yang sifatnya simbolik, misalnya: kepercayaan terhadap petungan Jawa, atau Feng Shui. Contoh lainnya, meskipun gaya arsitektur yang digunakan adalah 'gaya minimalis', tapi sebenarnya masih banyak ornamentasi yang dicoba untuk ditampilkan, misalnya dekorasi lis profil. Dalam arsitektur 'modern' yang murni, hal seperti dekorasi atau simbolisme itu tidak boleh ada.
Untuk mengangkat kembali nilai-nilai arsitektur tradisional, bisa dilakukan kedalam arsitektur yang berkonstruksi modern untuk mencapai nilai-nilai yang dipahami dalam dunia modern Ciri-ciri arsitektur post modern? Sebutkan dan beri contoh? Bagaimana dengan bentuk atapnya? Pilarnya? Apa yang ditonjolkan dalam gaya post modern?
Dalam bicara postmodern, secara dangkal kita bisa mengkaitkannya dengan bentuk bangunan seperti bentuk atap, penggunaan pilar, atau ornamentasi. Bahkan bentuk-bentuk yang aneh seperti Plaza Ex juga bisa disebut postmodern. Tapi kita tidak bisa melihatnya dengan pengertian yang dangkal, bila ingin memahami postmodern. Left image source from archiwork.net
Betul bahwa metode akomodasi bentuk-bentuk elemen tradisional atau simbolisme dapat digolongkan menjadi metode desain dalam postmodernisme, tapi bukan berarti semua yang
mengandung atap tradisional atau aneh, pilar gaya Romawi, dan sebagainya bisa langsung disebut sebagai Postmo. Tanpa adanya pengertian mendasar tentang postmodernisme, maka hasil karya seorang arsitek boleh jadi terlihat seperti postmodern, tapi sebenarnya ia adalah bagian dari gerakan yang harus dikritisi kembali bila metodenya tidak mendasar. Ciri-ciri arsitektur postmodern adalah mengakomodasi fungsi dan bentuk yang dirasa perlu untuk hadir dalam rancangan, misalnya arsitektur tradisional, simbolisme, dekorasi, dan sebagainya. Misalnya, bila arsitektur sebuah bangunan itu penuh dengan garis-garis tumpang tindih seperti sarang burung... boleh jadi sang arsitek sedang mengakomodasi bentuk sarang burung dalam bangunannya. Bila dalam desain bangunan terdapat pilar gaya Romawi atau pilar gaya Jawa, tapi menggunakan konstruksi modern, boleh jadi sang arsitek sedang mengakomodasi bentuk ornamentasi dan budaya Romawi atau Jawa dalam bangunannya. apakah ada contoh bangunan di Indonesia bergaya post modern? Jika ada beri contoh?
Bangunan tinggi bergaya Mediterania, Romawi klasik, atau Jawa (bila ada) adalah contoh dari bangunan postmodern. Meskipun disini, sekali lagi kita tidak bisa menjamin bahwa arsiteknya sendiri mengerti tentang konsep postmodernisme. Left image source from www.sewa-apartemen.net patokan atau pakem untuk membuat bangunan post modern? Apa yang harus dipikirkan dan dilakukan?
Tidak ada pakem atau patokan khusus dalam dunia desain postmodernisme. Yang ada adalah pandangan bahwa disamping fungsi bangunan, kita masih dan sebaiknya mengakomodasi berbagai elemen lain seperti simbolisme, tradisi, dekorasi dan konteks lainnya, seperti konteks sosial budaya. Dengan pandangan seperti ini, bangunan yang dirancang tidak akan kaku dan dapat lebih mengakomodasi kebutuhan maupun sisi manusiawi dari pemakainya dan orang yang melihat bangunan tersebut. sudah umumkah diterapkan di Indonesia?
Sudah umum, tapi umumnya orang Indonesia tidak mengerti konsep postmodernisme, mungkin yang terlihat adalah bangunan yang lain daripada yang lain, atau bangunan yang terlihat seperti di luar negeri, atau pandangan yang lain. Pada dasarnya banyak arsitek mendesain bangunan postmodernisme, tapi tidak mengerti yang dirancang ataupun jenis metode yang mereka gunakan. Tapi sebagian juga sudah mengerti. tema atau desain yang mana yang cenderung sudah mendekati post modern?
Tidak ada tema atau jenis desain khusus dalam des ain postmodern. Yang harus dilakukan adalah memahami dahulu konsepnya, dan kemudian baru tema bisa muncul. Contohnya,
pahami dahulu mengapa kita harus menggunakan pilar gaya Romawi. Menurut dunia postmodern, elemen khusus seperti pilar atau bagian bangunan lain yang memiliki simbolisme dapat dihadirkan dalam rancangan bangunan sebagai bagian untuk melengkapi desain, apakah itu dengan tujuan menghadirkan kesan berwibawa, stabil, atau lainnya. Banyak elemen ditambahkan dalam rancangan bangunan dalam kerangka konsep yang mengakomodasi unsur-unsur yang non-modern itu tadi. warna yang dominant di bangunan post modern?
Sama seperti tema, tidak ada warna dominan dalam bangunan postmodern. Apakah gaya post modern bisa disebut desain futuristic?
Tidak semua bangunan postmodern 'terlihat' futuristik. Memang benar, karena bangunan postmodern banyak yang didesain dengan cara yang tidak sama seperti pendahulunya, misalnya bangunan icon postmodern "Pompidou Center" di Paris, dimana semua struktur bangunannya berada diluar dan terlihat futuristik. Contoh lain seperti pyramid kaca karya I.M. Pei di Museum Louvre, atau Guggenheim Museum karya Frank Gehry di Spa yol. Kesemuanya tampak futuristik bagi sebagian orang yang melihatnya.
Museum Guggenheim Bilbao, Spanyol. Salah satu icon postmodernisme yang sangat terkenal.
UGGENHEIM MUSEUM, Bilbao, Spain
Salah satu karya Frank Gehry yang dianggap karya terbesar, Museum Guggenheim di Bilbao, Spanyol. Adalah massa kurva acak terbuat dari titanium, yang menyerupai sisik ikan. Gehry mengatakan "keacakan dari kurva dirancang untuk menangkap" cahaya, dan yang mereka lakukan, dengan kilau cemerlang yang mencerminkan air yang berkilauan Sungai Nervion.
A. Michael Graves
Lahir di Indianapolis dan mendalami arsitektur di University of Cincinnati dan Havard University. Konsep Graves adalah menafsirkan ualng gaya rasional yang diperkenalkan oleh Le Corbusier pada tahun 1920-an menjadi gaya neoklasik yang kemudian dia mengembangkan paham ekletik yang mengasbtrakkan bentuk-bentuk historikal dan menekankan penggunaan warna. Graves tidak memperdulikan akar-akar modernisme dan menghasilkan suatu visi klasisme yang kontras atau ironis dimana bangunan-bangunannya hanya menjadi klasik dalam hal massa dan susunan. Dia menerapkan humor sebagai bagian dari arsitektur. Rancangan-rancangannya yang terakhir dianggap oleh banyak ornag tidak berselera dan banyak imitasi belaka. Salah satu karya Michael Graves adalah Public Service Building (1980-1982) di Portland, Oregon. Bangunan ini memiliki bentuk yang global, sangat sederhana seperti kotak atau blok ada yang mengatakan seperti sebuah kado natal raksasa dan ada yang mengataka seperti dadu. ….. Kotak seperti dadu bagian utama dari The Portland terletak di atas unit di bawahnya seolah-olah ada sebuah tumpuan berwarna biru kehijauan, kontras dengan warna atasnya coklat susu cerah. Di bagian atas atau atapnya yang datar terdapat konstruksi seperti rumahrumahan kecil mirip seperti kuil-kuil dari arthemis Yunani beratap piramid dan pelana. …….
B. Charles Moore
Salah satu karyanya adalah Piazza d‘italia (1975-1980) sebuah taman atau ruang terbuka dalam rangka renovasi kawasan kumuh di New Orelans Amerika Serikat, ditujukan untuk para imigran Italia yang mendominasi daerah tersebut.
Denah bangunannya berupa lingkaran, diperkuat dengan garis-garis melingkar pada lantai dengan warna dari bahan pada tengah taman di buat model tanah Italia yang berbentuk seperti sepatu tinggi, dikelilingi kolam menggambarkan laut mediterania. Unsur modern art deco dimasukkan dalam beberapa kepala kolom di sela-sela kolom-kolom Italia ter sebut.
C. Aldo Rossi
Berasal dari Milan Italia, lahir tahun 1913. Selain sebagai arsitek praktisi, pengajar juga banyak karya-karya tulisnya baik mengenai arsitektur kota maupun arsitektur. Karyakaryanya adalah:
Teather Dunia I (II Teantro del mondo) 1978 di Venesia Venesia ini merupakan kota kuno abad pertengahan di Italia, termasyur dengan keunikannya ―terapung‖ di laut. Denahnya bujur sangkar 9,5 x 9,5 m 2 di atas plarform semacam rakit 25 x 25 m. Bagian utamanya tingginya 11 m, di atasnya terdapat sebuah menara berdenah segi delapan setinggi 6 m, atapnya kerucut berisi delapan.
Teater Carlo Felice (1983-1989) di Genoa Italia Teater ini dibangun oleh Rossi bersama tiga arsitek lain yaitu I. Gardell, F. Reinhart dan A. Sibilia, dengan menggabungkan elemen-elemen klasik Yunani Ranaissance dengan elemen modern. Pemakaian unsur lama ciri arsitektur Post Modern antara lain gotic, terdapat dalam sebuah kerucut yang aneh, karena diletakkan di dalam di atas lobby utama.
D. Ricardo Bofil
Merupakan arsitek kelahiran Barcelona Spanyol. Salah satu karyanya adalah:
The Palace of Abraxas (1978-1983)
Adalah sebuah apartemen modern di Marnella-la-Valle, sebuah kota baru di pinggiran timur Kota Paris. Apartemen ini terdiri atas dua unit dengan bentuk dan tata letak yang sangat unik, yang satu denahnya bagian dari setengah lingkaran, yang lain berupa blok di tengah bawah kosong seperti arc de triomphe. Bagian atas dari apartemen berlantai sepuluh terdapat balkon, balustradenya di beri alur-alur seolah-olah seperti kepal dari kolom Yunani. Arsitektur Post Modern di Indonesia
Banyak yang menyambut kedatangan Arsitektur Post Modern Indonesia dengan gembira. Mengikuti harapan yang diutarakan di tempat awal munculnya aliran tersebut, Arsitektur Post Modern Indonesia juga diperkirakan mampu menembus dominasi aliran Internasional Style yang berjaya di Indonesia sejak tahun 70-an. Untuk itu beberapa artikel ditulis di majalahmajalah populer di Jakarta mengenai aliran ini dengan optimistik. Arsitektur Post Modern sendiri diperkirakan muncul sekitar tahun 50-an di Eropa dan Amerika dalam wujud yang masih kasar dan kurang meyakinkan untuk diperhitungkan sebagai bibit unggul. Karena itu, tidak ada satupun sejarawan yang mengangkat dan membicarakannya, sebab mreka disibukkan dengan pekerjaan mengamati perkembangan Gerakan Modern yang ketika itu sudah menampakkan potensinya sebagai kekuatan baru di bidang arsitektur. Karya-karya itu mulai dibicarakan kembali setelah sebuah bentuk baru karya arsitektur mulai nampak di antara sejumlah karya-karya beraliran International Style. Itu berlangsung dalam periode 70-an dan semakin insentif pemunclan dalam sepuluh tahun terakhir ini. Kalau mengambil pokok-pokok pikiran post modern untuk meninjau keadaan dan perkembangan arsitektur di Indonesia, maka arsitektur post modern sudah ada di Indonesia
sejak tahun 1970-an, melalui pandangan dan karya dari Y.B. Mangunwijaya. Di sini Y.B. Mangunwijaya menghadirkan karya arsitektur yang tergolong ke dalam sub langgam post modern. Awalnya kedudukan arsitektur post modern di Indonesia bisa dilihat sebagai komoditi oleh kelompok masyarakat tertentu saja, yang hanya berkecimpung aktif dalam pembangunan ekonomi. Arsitektur Post Modern di Indonesia hanya dianggap sebagai hasil fancy atau minderwertigkeits-kompleks negara berkembang karena takut disebut terbelakang. Kecenderungan yang kuat pada arsitektur post modern di Indonesia hanya bertumpu pada figurativism atau graphism seperti yang muncul pada Delta Plaza Surabaya, Gedung Universitas Atmajaya Jakarta atau gedung-gedung lainnya di jalan Kuningan Jakarta. Post Modern di Indonesia dilihat oleh arsitek sebagai gerakan Internasional, yang tidak menawarkan konsep baru tentang ruang dan lingkungan yang menjadi tempat keberadaan manusia, tetapi lebih pada bungkus sosok yang dapat ditelusuri dari Modernisme. Post Modern tidak bisa disebut suatu epoche kultural karena yang dicapainya hanya sekedar popularitas, bukan pemberian nilai tambah yang memperkaya konsep beradanya manusia dalam lingkungan binaan Arsitektural. hal ini ditandai dengan adanya beerapa diantara karyakarya baru di Indonesia yang mencoba-coba menampilkan elemen tradisional pada tempattempat tertentu di bangunannya, yang pasti ditopang oleh dalih kontekstual, baik regional maupun lokal. Pada dasarnya mereka lupa bahwa bukan seperti itu kontekstual yang dibayangkan oleh para pencetus Arsitektur Post Modern, melainkan yang komunikatif yang dikenal secara populer oleh warga masyarakat setempat. Post Modern dan Alirannya
Ada enam aliran yang menjadi sumber terbentuknya langgam gaya arsitektur Post Modern yaitu: 1. Aliran histiricsm 2. Aliran straight revivalis 3. Aliran neo vernacular 4. Aliran urbanist yang memiliki dua ciri yaitu a. ad hoc b. kontekstual 5. Aliran methapor 6. Aliran post modern space
Sumalyo, Yulianto, 1996. Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX , Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Suriawidjaja, P. Eppi, alt., 1983. Persepsi Bentuk dan Konsep Arsitektur , Djambatan, Jakarta. www.architecture.com/greatbuilding. www.bluffon.edu/-Sullivanm/www.michaelgraves.com. www.geogle.com/postmodern. Wiryomartono, Poerwono Bagoes, 1993. Perkembangan Gerakan Arsitektur Modern di Jerman dan Post Modernisasi, Universitas Atmajaya, Yogyakarta. Hutagalung, Rapindo, 1992. Architrave. Badan Otonomi Architrave Bekerjasama dengan PT. Mitramass Mediakarsa, Jakarta.
Museum Louvre, Paris dengan piramid kaca yang didesain oleh I.M. Pei. Bagaimana sebuah piramid kaca bisa hadir dalam lingkup kompleks bangunan bergaya Eropa, dapat dijelaskan melalui pemahaman postmodern, tapi tidak melalui pemahaman modern. Tapi tidak semuanya seperti itu. Kesan kembali ke masa lampau juga misalnya seperti gedung IT&T yang mengadopsi bentuk arsitektur Romawi pada gedung tinggi. Karena itu, model apartemen bergaya Mediterania atau klasik juga sebenarnya bisa disebut Postmodern, terlepas dari apakah arsiteknya menginginkan seperti itu. bagaimana dengan penataan interiornya?
Sama seperti desain eksterior bangunan, unsur desain dengan metode modern yang ada dalam desain interior bisa ditambahkan unsur lain yang sifatnya dekoratif, tradisional, simbolik, dan sebagainya lewat dekorasi atau penambahan unsur etnik, misalnya. Bisa juga desain hybrid, yang menggabungkan desain dengan teknologi tinggi seperti kaca, metal, dan aksesori seperti aksen pencahayaan yang berpusat pada sebuah simbolisme, dekorasi, atau aksen agar ditangkap oleh pengguna interior desain tersebut sebagai desai n 'hitech'. Ini juga salah satu saja dari metode postmodern. perbedaan modern dengan post modern?
Modern itu fungsional dan cenderung datar. Postmodern i tu bisa mengakomodasi, hybrid, dari berbagai elemen yang sifatnya manusiawi. Pengertian lain bisa bervariasi dari berbagai kritisi dan akademisi. Pengertian ini yang saya miliki. Ada kemungkinan tiap arsitek memiliki bahasa berbeda untuk menjelaskan modern dan postmodern. adakah tahapan atau cara pengaplikasian post modern dalam hunian?
Ada. Jangan terlalu terpaku pada fungsi ruang atau bangunan semata, karena ini adalah prinsip modern 'less is more', makin sedikit makin banyak. Tapi gunakanlah metode desain yang mengakomodasi cara hidup orang didalamnya, misalnya. Jadi lain dengan developer perumahan yang cenderung men-sama-ratakan cara hidup banyak orang dengan membuat desain yang fungsional dan sama untuk semua orang. Desain rumah yang memperhatikan bagaimana kebiasaan sehari-hari orang yang hidup didalamnya, misalnya. Atau kebutuhan khusus seperti keinginan untuk mengakomodasi tradisi nenek moyang dalam bentuk aksen dekorasi, atau mungkin keinginan lain yang didasarkan pada teknologi tinggi agar mengakomodasi c ara hidup orang didalamnya, misalnya. Adalah contoh sederhana metode desain postmodern. Karena itu, desain postmodern dalam lingkup sederhana ini diharapkan bisa mengakomodasi hidup penghuninya dengan lebih baik, karena tidak didasarkan pada fungsi bangunan atau ruang semata. Kadangkala kita melihat rumah yang sudah didesain sedemikian rupa, berubah karena tidak sesuai dengan keinginan pemiliknya, baik dalam eksterior maupun interiornya. Desain yang baik harus dapat mengakomodasi perubahan dan minat orang didalamnya. Konsep ini dalam metode postmodern muncul dalam 'neo-vernakular' atau 'neoorganic/wrightian' design. Baca lebih lengkap: astudioarchitect.com: Arsitektur Post Modern. Wawancara dengan koran Seputar Indonesia http://astudioarchitect.com/2009/11/arsitektur-post-modern-wawancaradengan.html#ixzz1v1WcI3a3
Adalah Dr. Gunther von Hagen, Direktur Institut Plastinasi di Jerman, yang pertama kali mempromosikan pengewetan mayat dengan sistem plastinasi. Pada pengawetan konvensional, mayat dicelup ke dalam larutan formalin agar tidak terjaga dari proses pembusukan mikroba. Namun dengan sistem ini, otot, kulit, dan organ lainnya akan berubah. Selain itu penanganannya musti hatihati, spesimen baunya sungguh menyengat dan tidak bisa lama disimpan dalam suhu kamar. Dengan teknologi plastinasi tubuh mayat direkayasa sedemikian
rupa sehingga awet dibiarkan di udara terbuka selama bertahun-tahun dan tidak berbau. Prinsip pengawetan semacam ini dilakukan dengan cara menyedot cairan tubuh mayat dengan jalan mencelupnya ke dalam tangki berisi aseton dan dengan teknologi vakum udara semua cairan tubuh dan lemak disedot. Selanjutnya setelah semua cairan tubuh tersedot habis, cairan polimer berwarna merah (sebagai representasi darah) diinjeksi ke dalam pembuluh darah hingga memenuhi seluruh rongga sel. Proses ini berlangsung selama berbulan-bulan hingga massa tubuh kembali ke bentuk seperti semula. Pada saat polimer sudah mulai mengeras mayat tersebut diatur sedemikian rupa sehingga membentuk postur tersendiri misalnya duduk, berdiri, berjalan ataupun berlari. Von Gunther mendapatkan banyak paten dari metode ini di US.
Jelas ini semua sangat kontroversional terutama kaum agama yang sangat menjunjung tinggi perlakuan manusia dari hidup hingga mati. Namun Pak Guru Gunther berpendapat lain. Dia berusaha melihat sisi positif dari pengungkapan visual seperti ini akan sangat membantu masyarakat awam dalam memahami faal tubuh tanpa harus masuk ke fakultas kedokteran. Saat saya berkunjung ke pameran “Misteri Tubuh Manusia” ini di
Tokyo International Forum pada 2004 awal mulanya kukira semuanya adalah model atau buatan yang menyerupai spesimen benda hidup. Persis seperti dibuat dengan bahan karet ( latex ) dengan efek warna yang mendekati kenyataan misalnya merah untuk darah. Tapi setelah diperhatikan secara seksama nampaknya mustahil jika tangan manusia bisa membuat model seperti ini secara super detil. Usut punya usut ternyata memang spesimen di depan mataku merupakan benda asli alias mayat manusia yang sudah diplastinasi! Lantas pertanyaan selanjutnya adalah darimana sang professor ini memperoleh “bahan baku”? Awal mulanya, saat metode ini masih sangat ontroversial, doi
dapat mayat dari jenazah bekas kecelakaan atau tuna wisma yang tidak lagi ada klaim keluarga. Selanjutnya, karena tuntutan jumlah display yang banyak, dia juga mendapatkan pasokan dari penjara-penjara di china untuk jenazah yang dieksekusi bagi para kriminal atau koruptor. Semuanya didapatkan secara sukarela karena menurut kode etik tubuh specimen tidak boleh diperjual belikan.
Kini setelah masyarakat Barat mulai menerima ide Gunther, mereka dengan sukarela menyumbangkan tubuhnya untuk kepentingan ilmu pengetahuan jika suatu saat nanti mati. Hingga kini sudah lebih dari 8000 donor terdaftar dan 531 orang sudah dinyatakan meninggal dunia. Kontraknya udah bisa didownload kok di internet, lengkap dengan kode etik donornya!
http://andarbugs.multiply.com/journal/item/18/Jintai_no_Fusigi_Misteri_Tubuh_Manusia
ETOS POSTMODERNISME
Postmodernisme lahir di St. Louis, Missouri, 15 Juli 1972. Ketika pertama kali didirkan, proyek rumah Pruitt-Igoe di St. Louis dianggap sebagai lambang arsitektur modern yang lebih penting, ia berdiri sebagai gambaran modernisme, yang menggunakan teknologi untuk menciptakan masyarakat utopia demi kesejahteraan manusia. Tetapi para penghuninya menghancurkan bangunan itu dengan sengaja. Pemerintah mencurahkan banyak dana untuk merenonovasi bangunan tersebut. Akhirnya, setelah menghabiskan jutaan dollar, pemerintah menyerah. Bangunan berpengaruh itu akhirnya diledakkan dengan dinamit. Menurut Charles Jencks, yang dianggap sebagai arsitek postmodern yang paling berpengaruh, peristiwa peledakan ini menandai kematian modernisme dan menandakan kelahiran postmodernisme. Masyarakat kita berada dalam pergolakan dan pergeseran kebudayaan. Seperti proyek bangunan Pruitt-Igoe, pemikiran dan kebudayaan modernisme sedang hancur berkeping-keping. Ketika modernisme mati di sekeliling kita, kita sedang memasuki sebuah era baru postmodernisme. Fenomena postmodernisme mencakup banyak dimensi dari masyarakat kontemporer. Pada intinya, postmodernisme adalah suasana intelektual atau “isme” postmodernisme.
Para
ahli
saling
berdebat
untuk
mencari
aspek-aspek
apa
saja
yang
termasuk
dalam
postmodernisme. Tetapi mereka telah mencapai kesepakatan pada satu butir: fenomena ini menandai berakhirnya sebuah cara pandang universal. Etos postmodern menolak penjelasan yang harmonis, universal, dan konsisten. Mereka menggantikan semua ini dengan sikap hormat kepada perbedaan dan penghargaan kepada yang khusus (partikular dan lokal) serta membuang yang universal. Postmodernisme menolak penekanan kepada penemuan ilmiah melalui metode sains, yang merupakan fondasi intelektual dari modernisme untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Pada dasarnya, postmodernisme adalah anti-modern. Kata “postmodern” mencakup lebih dari sekedar suasana intelektual. Penolakan postmodernisme terhadap rasionalitas terwujud dalam banyak dimensi dari masyarakat kini. Tahun-tahun belakangan ini, pola pikir postmodern terwujud dalam banyak aspek kebudayaan, termasuk arsitektur, seni, dan drama. Postmodern telah merasuk kedalam seluruh masyarakat. Kita dapat mencium pergeseran dari modern kepada postmodern dalam budaya pop, mulai dari video musik sampai kepada serial Star Trek. Tidak terkecuali, hal-hal seperti spiritualitas dan cara berpakaian juga terpengaruh. Postmodernisme menunjuk kepada suasana intelektual dan sederatan wujud kebudayaan yang meragukan ide-ide, prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dianut oleh modernisme. Postmodernitas menunjuk kepada era yang sedang muncul, era di mana kita hidup, zaman dimana postmodernisme mencetak masyarakat kita. Postmodernisme adalah era dimana ide-ide, sikap-sikap, dan nilai-nilai postmodern bertahta, ketika postmodernisme membentuk kebudayaan. Inilah era masyarakat postmodern.
FENOMENA POSTMODERNISME
Postmodernisme menunjuk kepada suasana intelektual dan ekspresi kebudayaan yang sedang mendominasi masyarakat kini. Sekonyong-konyong kita sedang berpindah kepada sebuah era budaya baru, postmodernisme. Tetapi kita harus memperinci apa sja yang tercakup dalam fenomena postmodern.
KESADARAN POSTMODERN
Bukti-bukti awal dari etos postmodernisme senantiasa negatif. Etos tersebut merupakan penolakan terhadap pola pikir pencerahan yng melahirkan modernisme. Kita dapat melacak etos postmodern dimana-mana dalam masyarakat kita. Yang terpenting, postmodernisme telah merasuk jiwa dan kesadaran generasi sekarang ini. Ini merupakan perceraian radikal dengan pola pikir msa lalu. Kesadaran postmodern telah melenyapkan optimisme “ kemajuan” (progress) dari pencerahan. Postmodern tidak mau mengambil sikap optimisme dari masa lalu. Mereka menumbuhkan sikap pesimisme. Untuk pertama kalinya, anak-anak pada masa kini berbeda keyajinan dengan orang tuanya. Mereka tidak percaya bahwa dunia akan menjadi lebih baik. Dari lubang yang besar di lapisan Ozon sampai kepada kekerasan antar remaja, mereka menyaksikan permasalahan semakin
besar. Mereka tidak lagi percaya kalau manusia dapat menyelesaikan maslahnya dan kehidupan mereka akan lebih baik daripada orang tua mereka. Generasi postmodern yakni bahwa hidup di muka bumi bersifat rawan. Mereka melihat bahwa model “manusia menguasai alam” dari Francis Bacon harus segera digantikan dengan sikap kooperatif dengan alam. Masa depan umat manusia sedang di persimpangan jalan. Selain sikap pesimis, orangorang postmodern mempunyai konsep kebenaran yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Pemahaman modern menghubungkan kebenaran dengan rasio sehingga rasio dan logika menjadi tolak ukur kebenaran. Kaum postmodernisme meragukan konsep kebenaran universal yang dibuktikan mellaui usaha-usaha rasio. Mereka tidak mau menjadi rasio sebagai tolak ukur kebenaran. Postmodernmencari sesuatu yang lebih tinggi daripada rasio. Mereka menemukan cara-cara nonrasial untuk mencari pengetahuan, yaitu melalui emosi dan intuisi. Keinginan mencari model kooperatif dan penghargaan kepada cara nonrasional menciptakan sebuah dimensi holistik bagi kaum postmodern. Postmodern dengan holismenya menolak cita-cita pencerahan, individu yang tidak berperasaan, otonom, dan rasional. Orang-oarang postmodern tidak berusaha menjadi individu-individu yang mengatur dirinya secara penuh, tetapi menjadi pribadipribadi “setuhnya”. Postmodern dengan holismenya mencakup integrasi seluruh dimensi dari kehidupan pribadi-perasaan, intuisi, dan kognitif. Keutuhan juga mencakup kesadaran akan lingkungan dari mana kita berasal. Tentu saja area ini mencakup “alam” (ekosistem), tetapi ia jug komunitas. Postmodernisme menegaskan bahwa keberadan diri dapat dikenal dalam lingkup ketuhanan. Karena setiap orang selalu termasuk dalam konteks komunitas tertentu, maka memahami kebenaran haruslah bersama-sama. Keyakinan dan pemahaman kita akan kebenaran, berakar kepada komunitas dimana kita berada. Mereka menolak konsep pencerahan yang universal, supra-kultur, dan permanen. Mereka lebih suka melihat kebenaran sebagai ekspresi dari komunitas tertentu. Mereka yakin bahwa kebenaran adalah aturan-aturan dasar yang bertujuan bagi kesejahteran diri dan komunitas bersama-sama. Dalam pengertian ini, kebenaran postmodern berhubungan dengan komunitas. Karena ada banyak yang berbeda-beda. Banyak kaum postmodern percaya bahwa keanekaragaman kebenaran ini dapat hidup berdampingan bersama-sama. Kesadaran postmodern menganut sikap relativisme dan pluralisme. Tentu saja, relativisme dan pluralisme bukanlah barang baru. Tetapi jenis pluralisme dan relativisme dari postmodern ini berbeda. Relatif pluralisme dari modernnisme bersifat individualistik: pilihan dan cita rasa pribadi diagung-agungkan. Mottonya adalah “setiap orang berhak mengeluarkan pendapatan. Sebaliknya postmodernisme menekankan kelompok. Kaum postmodern hidup dalam kelompok-kelompok sosial yang memadai, dengan bahasa, keyakinan, dan nilai-nilainya tersendiri. Akibatnya pluralisme dan relativisme postmodern menyempitkan lingkup kebenaran menjadi “lokal”. Suatu kepercayaan dianggap benar hanya dalam konteks komunitas yang meyakininya. Karena itu ketika kaum postmodern memikirkan tentang kebenaran, mereka tidak terlalu mementingkan pemikiran yang sistematis atau logis. Apa yang dahulu dianggap tidak cocok, kaum postmodern dengan tenang mengawinkannya. Mereka mengkombinasikan sistem-sistem kepercayan
yang dulu dianggap saling berbenturan, misalnya seorang kristen postmodern percaya kepada doktrin-doktrin gereja sekaligus juga percaya kepada ajaran non-kristen seperti reinkarnasi. Orangorang postmodern tidak merasa perlu membuiktikan diri mereka benar dan orang lain salah. Bagi mereka, masalah keyakinan/kepercayan adalah masalah konteks sosial. Mereka menyimpulkan, “apa yang benar untuk kami, mungkin saja salah bagi anda” dan “apa yang salah bagi kami, mungkin saja benar atau cocok dalam konteks anda”.
KELAHIRAN POSTMODERNITAS
Sebenarnya postmodernisme telah mengalami masa-masa inkubasi yang cukup lama. Meskipun para ahli saling berdebat mengenai siapakah yang pertama kali menggunakan istilah tersebut, terdapat kesepakatan bahwa istilah tersebut muncul pada suatu waktu pada tahun 1930-an. Salah satu pemiki9r postmodernisme, Charles jencks, menegaskan bahwa lahirnya konsep postmodernisme adalah dari tulisan seorang Spanyol Frederico de Onis. Dalam tulisannya “Antologia de la poesia espanola
e
hispanoamericana”
(1934),
de
Onis
memper kenalkan
istilah
tersebut
untuk
menggambarkan reaksi dalam lingkup modernisme. Yang lebih sring dianggap sebagai pencetus istilah tersebut adalah Arnold Toynbee, dengan bukunya yang terkenal berjudul “Study of History”. Toynbee yakin benar bahwa sebuah era sejarah baru telah dimulai, meskipun ia sendiri berubah pikirannya mengenai awal munculnya, entah pada saat Perang Dunia I berlangsung atau semenjak tahun 1870-an. Menurut analisa Toynbee,era postmodern ditandai dengan berakhirnya dominasi Barat dan semakin merosotnya individualisme, kapitalisme, dan kekristenan. Ia mengatakan transisi ini terjadi ketika peradaban Barat bergeser ke arah irasionalitas dan relativisme. Ketika hal ini terjadi, kekuasan berpindah dari kebudayaan Barat ke kebudayaan non-Barat dan muncullah kebudayaan dunia pluralis yang baru. Meskipun istilah ini muncul pada tahun 1930-an, postmodernisme sebagai sebuah fenomena kultural belum menjadi sebuah momentum sampai 40 tahun setelahnya. Ia muncul pertama-tama dalam lingkup kecil masyrakat. Selama tahun 1960-an, suasana yang menandai postmodernisme sangat menarik bagi para seniman, arsitek dan pemikir yang sedang mencari alternatif untuk melawan dominasi kebudayan modern. Bahkan beberapa teolog ikut tertarik dengan trend tersebut, antara lain william Hamilton dan Thomas J.J. Altizer yang “mengundang arwah” Nietzsche untuk memberitakan matinya Allah. Perkembangan yang beranekargam ini membuat “pengamat kebudayaan” Leslie Fiedlerpada tahun 1965 menambahkan istilah “post” kepada kata modern se hingga menjadi postmodernisme yang menjadi simbol kontra-kultural pada zaman itu. Selama tahun 1970-an tantangan postmodern menembus kepada arus budaya utama. Pada pertengahan tahun tersebut, muncullah seorang pembela postmodern yang paling konsisten mempropagandakan ide postmodern, yakni: Ihab Hassan. Ia menghubungkan postmodernisme dengan eksperimentalisme dalam bidang seni dan ultra teknologi dalam bidang arsitektur. Tetapi etos postmodern secara tepat menjalar terus ke bidang-bidang lain. Profesor-profesor di universitas dalam berbagai fakultas mulai berbicara mengenai postmodernisme. Bahkan beberapa di antara mereka tenggelam dalam konsep-konsep postmodern. Akhirnya penerimaan etos baru begitu menjalar terus
ke mana-mana sehingga istilah “postmodern” menjadi label yang digunakan bagi berbagai fenomena sosial dan budaya. Gelombang postmodern menyeret berbagai aspek kebudayaan dan beberapa disiplin ilmu, khususnya sastra, arsitektur, film, dan filsafat. Pada tahun 1980-an, pergeseran dari lingkup kecil kepada lingkup besar terjadi.secara bertahap, postmodern menyerang budaya pop bahkan juga hidup sehari-hari masyarakat. Konsep-konsep postmodernbahkan Cuma hanya diterima tetapi populer; sangat menyenangkan menjadi seorang postmodern. Akibatnya, para kritikus kebudayan dapat berbicara mengenai “nikmatnya menjadi seorang postmodern”. Ketika postmodernisme diterima sebagai bagian dari kebudayan, lahirlah postmodernitas.
PENCETUS POSTMODERNITAS
Antara tahun 1960 dan 1990, postmodernisme muncul sebagai sebuah fenomena kebudayaan. Banyak pengamat menghubungkan transisi ini dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada paruh kedua dari abad ke-20. Faktor pencetus terbesar adalah lahirnya era informasi. Penyebaran postmodernisme sejajar clan bergantung kepada transisi ke era informasi. Banyak sejarahwan menyebut era modern sebagai "era" industrialisasi, sebaliknya era postmodern mengarahkan fokus kepada informasi. Kita sedang menyaksikan sebuah transisi dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Simbolnya adalah komputer. Statistik kerja membuktikan bahwa kita sedang mengalami perubahan dari masyarakat industri kepada masyarakat informasi. Pada tahun 1970-an, hanya 13% dari buruh-buruh di Amerika bekerja dalam produksi barang; 60% bekerja dalam bidang informasi. pelatihan untuk karir yang berkaitan dengan informasi – baik prosesor data maupun konsultan - menjadi sangat penting. Masyarakat informasi menghasilkan sekelompok orang baru. Ploretariat telah menyerahkan tempatnya kepada "cognitariat." Dan untuk bisnis, munculnya masyarakat postmodern berarti perubahan dari model "sentralisasi" kepada model "network." Struktur hirarki dalam pengambilan keputusan diganti dengan keputusan bersama. Era informasi bukan hanya mengubah pekerjaan kita tetapi juga menghubungkan seluruh belahan dunia. Masyarakat informasi berfungsi berdasarkan jaringan komunikasi yang meliputi seluruh muka bumi. Efisiensi sistem tersebut sangat mengejutkan. Pada masa lalu, informasi tidak secepat perjalanan manusia. Tetapi sekarang informasi dapat mengalir ke seluruh dunia secepat cahaya. Yang lebih mengagumkan lagi adalah kemampuan era postmodern untuk mendapatkan informasi dari mana saja secara cepat. Karena sistem komunikasi global yang begitu canggih, kita dapat mengetahui peristiwa apa saja di mana saja di dunia ini. Kita sedang menghuni sebuah desa global. Munculnya menghasilkan dampak yang kontradiktif.
desa global
Budaya massal dan ekonomi global yang dihasilkan era
informasi berusaha menyatukan dunia rrenjadi "McWorld". Ketika planet ini menyatu pada satu sisi, saat yang sama ia hancur berantakan pada sisi lainnya. Munculnya postmodernisme menghasilkan kesadaran global dan menipiskan nasionalisme.
Nasionalisme semakin suram dengan munculnya gerakan menuju "retribalisasi," menuju loyalitas kepada lingkungan lokal seseorang. Orang-orang sedang mengikuti motto: "Berpikirlah secara global, bertindaklah secara !okal". Munculnya masyarakat informasi memberikan dasar berpijak bagi etos postmodern. Hidup di desa global menyadarkan penduduknya mengenai keanekaragaman budaya di bumi ini. Kesadaran ini memaksa kita mengadopsi pola pikir pluralisme. Pola pikir ini bukan hanya bersikap toleran kepada kelompok lain, tetapi ia menegaskan dan merayakan keanekaragaman. Perayaan keanekaragaman budaya menuntut gaya baru -eklektisisme - gaya postmodernitas. Masyarakat informasi telah menyaksikan perubahan besar dari poduksi massal kepada produksi segmen. Produksi barang-barang yang sama telah berubah menjadi produksi barang-barang yang beraneka ragam. Kita berada pada "budaya citarasa" yang menawarkan berbagai macam gaya yang tidak ada habisnya.
ALAM POSTMODERNISME TANPA TITIK PUSAT
Ciri khas postmcdemlsme adalah tidak adanya titik pusat yang mengontrol sega!a sesuatu. Meskipun postmodern dalam masyarakat bermacam-macam bentuknya, mereka sama-sama sepakat bahwa tidak ada fokus atau titik pusat. Tidak ada lagi standar umum yang dapat dipakai mengukur, menilai atau mengevaluasi konsep-konsep clan gaya hidup tertentu. Lenyaplah sudah usaha mencari sumber otoritas pusat. Lenyaplah sudah usaha untuk mencari kekuasaan yang absah dan berlaku untuk semua. Titik pusat sudah bergeser, masyarakat kita seperti kumpulan barang- barang yang beraneka ragam. Unit-unit sosial yang lebih kecil hanya disatukan secara geografis. Filsuf postmodern. Michel Foucault, menawarkan sebuah usulan nama bagi dunia tanpa titik pusat, yaitu "heterotopia." istilah Foucault menggarisbawahi perubahan besar yang sedang kita alami. Keyakinan Pencerahan akan suatu kemajuan ayng terus-menerus melahirkan visi modernisme. Arsitek modernisme berusaha membangun sebuah bangunan masyarakat yang sempurna. Kasih, keadilan, dan perdamaian akan memerintah masyarakat tersebut. kaum postmodern membuang jauh-jauh impian kosong tersebut. Mereka hanya menawarkan keanekaragaman yang tak terhitung banyaknya, "multiverse" telah menggantikan model "universe" dari modernisme.
POSTMODERNISME SEBAGAI SEBUAH FENOMENA KULTURAL
"Lenyapnya titik pusat" yang dipopulerkan oleh etos postmodern merupakan ciri utama situasi masa kini Ini nampak jelas dalam kehidupan kultur masyarakat kita. Seni telah mengalami perubahan bersamaan dengan perubahan modern menjadi postmodem.
POSTMODERN MERAYAKAN KEANEKARAGAMAN
Ciri utama budaya postmodern adalah pluralisme. Untuk merayakan pluralisme ini, para seniman postmodern mencampurkan berbagai komponen yang saling bertentangan menjadi sebuah karya seni. Teknik seni yang demikian bukan hanya merayakan pluralisme, tetapi merupakan reaksi
penolakan terhadap dominasi rasio melalui cara yang ironis. Buah karya postmodernisme selalu ambigu (mengandung dua makna). Kalaupun para seniman ini menggunakan sedikit gaya modern, tujuannya adalah menolak atau mencemooh sisi-sisi tertentu dari modernisme. Post-modernisme adalah campuran antara macam-macam tradisi dan masa lalu. Post-Modernisme adalah kelanjutan dari modernisme. sekaligus melampaui modernisme. Ciri khas karya¬karyanya adalah makna ganda,ironi, banyaknya pilihan, konflik, dan terpecahnya berbagai tradisi, karena heterogenitas sangat memadai bagi pluralisme. Salah satu tehnik campuran yang sering digunakan adalah "collage". "Collage" menawarkan suatu cara alamiah untuk mencampurkan bahan-bahan yang saling bertentangan. "Collage" menjadi wahana kritik postmodern terhadap mitos pengaranglseniman tunggal. Teknik lainnya adalah "bricolage", yaitu: penyusunan kembali berbagai objek untuk menyampaikan pesan ironis bagi situasi masa kini. Seniman postmodern menggunakan berbagai gaya yang mencerminkan suatu eklektisisme yang diambil dari berbagai era dalam sejarah. Seniman umumnya menganggap cara demikian harus ditolak karena menghancurkan keutuhan gaya-gaya historis. Para kritikus tersebut menyalahkan gaya postmodern karena tidak ada kedalaman atau keluasan, melanggar batas sejarah hanya demi memberikan kesan untuk masa kini. Gaya dan historis dibuat saling tumpang tindih. Mereka mendapatkan postmodernisme sangat kurang dalam orisinalitas dan tidak ada gaya sama sekali. Namun ada prinsip lebih mendalam yang ditampilkan melalui ekspresi budaya postmodernisme. Maksud dan tujuan karya-karya postmodernisme bukanlah asal¬asalan saja. Sebaliknya postmodern berusaha menylngkirkan konsep mengenai "seorang pengarang/pelukis ash yang merupakan pencetus suatu karya seni". Mereka berusaha menghancurkan ideologi "gaya tunggal" dari modernisme dan menggantikannya dengan budaya "banyak gaya". Untuk mencapai maksud tersebut, para seniman in,i memperhadapkan para peminatnya dengan beraneka ragam gaya yang saling bertentangan dan tidak harmonis. Teknik ini - yang mencabut gaya dari akar sejarahnya – dianggap sebagai sesuatu yang aneh dan berusaha meruntuhkan sejarah. Seniman-seniman postmodern sangat berpengaruh bagi budaya Barat masa kini. Pencampuran gaya, dengan penekanan kepada keanekaragaman, dan penolakan kepada rasionalitas menjadi ciri khas masyarakat kita. Ini semakin terbukti dalam banyak ekspresi kebudayaan lainnya.
POSTMODERNISME SEBUAH FENOMENA DALAM BUDAYA POP
Kebanyakan dari kita berhubungan langsung postmodernisme melalui novel fiksi sains clan novel mata-mata. Keduanya sangat berpengaruh dalam budaya populer kita sekarang. Namun secara tidak sadar, kita telah terbuka kepada etos postmodern. Keterbukaan kepada etos postmodern melalui budaya pop adalah ciri khas postmodern. Ciri khas lainnya adalah tidak mau menempatkan "seni klasik tinggi" di atas budaya "pop." Postmodern unik karena ia menjangkau bukan kelas elite tetapi kelas masyarakat biasa, masyarakat yang terbiasa dengan budaya pop clan media massa. Hasil karya postmodern juga bermakna ganda. Mereka berbicara dengan sebuah bahasa clan menggunakan elemen-elemen yang dapat diterima oleh orang-orang awam ataupun seniman clan
arsitek handal. Dengan cara demikian, postmodernisme berhasil menyatukan dua alam yang berbeda, yaitu profesional clan populer.
PEMBUATAN FILM SEBAGAI DASAR PIJ AKAN BUDAYA POSTMODERN
Perkembangan teknologi membantu penyebaran postmodern ke dalam sisi- sisi penting clan budaya pop. Salah satu sisi terpenting adalah industri film. Teknologi pembuatan film sangat cocok dengan etos postmodern, yakni: film menggambarkan yang tidak ada menjadi seolah-olah ada. Sekilas lalu, film adalah sebuah Cerlta utu!? yang dltampllkan ole,n, para aktor clan aktris. Kenyataannya, film adalah rekayasa teknologi dengan bantuan ahli-ahli spesialis dari berbagai bidang yang tidak jarang kelihatan dalam film. Adanya kesatuan dalam sebuah film sebenarnya adalah ilusi. Film berbeda dengan teater. Film tidak pernah berisi penampilan sekelompok aktor/aktris sekaligus secara utuh clan berkesinambungan. ,Apa yang penonton lihat "berkesinambungan" adalah semacam sisa dari berbagai adegan dalam proses pembuatan film itu sendiri, yang tidak saling berhubungan baik secara waktu maupun tempat. Alur cerita sebuah film hanyalah tipuan. Apa yang nampak "berhubungan" atau "berkesinambungan" sebenarnya hanyalah kumpulan adegan yang diambil pada waktu dan tempat yang berbeda-beda. Alur sebuah film yang kita lihat, ternyata tidak seperti demikian alurnya pada waktu film berada dalam proses pembuatan tersebut. Yang menyatukan adegan-adegan yang terpecah-pecah itu adalah seorang editor. Dialah yang menyambungkan adegan-adegan yang tidak ada hubungannya satu sama lain Kadang-kadang peran yang sama belum tentu diperankan oleh satu aktor. Sutradara sering menggunakan peran pengganti (stunt-man) untuk adegan- adegan berbahaya. Kemajuan teknologi memungkinkan edit untuk menduplikasi wajah sang aktor sehingga wajahnya dalam film lama dapat diambil dan dimasukkan dalam film yang baru. Semuanya ini adalah hasil rekayasa komputer. Akhirnya, film yang kita tonton ada!ah produk kecanggihan teknologi. Tim-tim yang berbeda menggunakan fotografi dan metode lainnya untuk mengumpulkan bahan¬hahan. Bahan_hahan ini digabungkan oleh editor untuk menghasilkan apa yang nampak sebagai "kesatuan" di depan mata penonton. Berbeda dengan teater, kesatuan dan kesinambungan sebuah film adalah jasa teknologi, dan bukan jasa aktor-aktornya. Karena kesatuan sebuah film terletak dalam teknik pembuatannya, maka sutradara dan editor mempunyai kebebasan untuk mengatur dan memanipulasi jalannya cerita dengan berbagai cara. Mereka dapat mencampurkan adegan-adegan yang tidak saling berhubungan tanpa harus mengorbankan kesatuan film itu. Pembuat film postmodern senang mengubah konsep tempat dan konsep waktu menjadi di sini dan kini selamanya. Usaha mereka dalam hal ini dipacu oleh banyaknya film yang telah diproduksi sebelumnya sehinga mereka mempunyai bahan untuk mencampurkannya. Misalnya: adegan Humphrey Bogart dalam film "The Last Action Hero" dan Groucho Marx dalam Wan Diet Pepsi. Kemajuan teknologi memungkinkan penggabungan keduanya, penggabungan "dunia nyata" dengan kenyataan lain. Contoh lain adalah penggabungan tokoh kartun clan tokoh manusia dalam film "Who Framed Roger Rabbit?"
Kemampuan seorang sutradara menggabungkan berbagai potongan menjadi sebuah film yang utuh, memungkinkannya untuk melenyapkan perbedaan antara kebenaran clan dongeng, kenyataan clan khayalan. Sutradara- sutradara postmodern menggunakan kesempatan ini untuk mewujudnyatakan etos postmodern. Misalnya, film-film postmodern membuat film fiksi clan fantasi seperti layaknya kejadian nyata (film "Groundhog Day"). Mereka menggabungkan kisah film fiksi dengan aspek dokumenter (film "The Gods Must Be Crazy"). Mereka mencampurkan sebagian catatan sejarah dengan spekulasi clan mencampurkan dunia-dunia yang tidak berhubungan yang dihuni oleh tokohtokoh yang tidak jelas majakah yang asli (film "Blue Velvet"). Hidup dalam era postmodern berarti hidup di dalam clunia yang menyerupai film. Sebuah clunia dimana kebenaran dan dongeng bercampur. Kita melihat clunia sama seperti kita melihat film, clan kita curiga apakah yang kita lihat hanyalah sebuah ilusi. Kita dapat memahami sesuatu dalam pikiran sang sutradara. la mengajak kita melihat sesuatu yang sering terabaikan/terlupakan dalam clunia yang film itu gambarkan. Sebaliknya ketika melihat clunia sebenarr,ya, kaum postmodern tidak lagi percaya adanya sebuah Pikiran di baliknya.
TELEVISI DAN PENYEBARAN BUDAYA POSTMODERN
Teknologi pembuatan film memberikan dasar pijakan untuk budaya pop postmodern Namun televisi merupakan sarana yang lebih efisien untuk menyebarkan etos postmodern ke seluruh lapisan masyarakat. Dilihat dari satu sisi, televisi hanyalah saranan yang efektif untuk menantikan turunnya film dari bioskop ke televisi. Banyak program televisi yang isinya hanya film-film, mulai dari yang pendek sampai miniseri. Televisi adalah sebuah sarana yang digunakan oleh film-film untuk menyerbu kehidupan sehari¬hari jutaan orang. Sejauh ini, televisi hanyalah perpanjangangan tangan dari industri film. Tetapi lepas dari hubungan dengan film, televisi memperlihatkan ciri khasnya sendiri. Dalam banyak hal. televisi jauh lebih fleksibel daripada film. Televisi melampaui film dengan menyajikan siaran langsung. Kamera televisi dapat menayangkan gambar kejadian langsung kepada pemirsa di seluruh belahan dunia. Kemampuan untuk menyiarkan secara langsung membuat orang percaya bahwa televisi menyajikan peristiwa aktual yang benar-benar terjadi, tanpa adanya penafsiran, edit, atau komentar. Karena inilah teievisi telah menjadi kriteria untuk membedakan yang nyata clan tidak. Banyak pemirsa tidak menganggap penting banyak hal. Tetapi jika CNN, Sixty Minutes menayangkannya, mereka akan segera merasa hal tersebut penting. Segala sesuatu tidak penting jika tidak ditayangkan televisi. Televisi mampu menayangkan fakta secara langsung clan mampu menyebutkan produksi¬produksi film. Kemampuan ganda demikian membuat televisi memiliki kekuatan yang unik. la mampu mencampurkan "kebenaran" (apa yang orang banyak anggap sebagai kejadian nyata) dengan "fiksi" (apa yang orang banyak anggap sebagai khayalan yang tidak pernah terjadi dalam kenyataan). Film
tidak dapat melakukan ini. Televisi masa kini melakukan hal tersebut terus¬menerus. Ketika ada siaran langsung, di tengah-tengah siaran itu selalu diputus oleh "pesan dari sponsor." Televisi melampaui film untuk mewujudkan etos postmodern. Televisi komersil menyajikan berbagai gambar kepada permirsa. Berita sore akan menghantam penonton dengan gambar-gambar yang tidak saling berhubungan: perang di suatu daerah terpencil, pembunuhan di dekat rumah, ucapan clan seorang politikus, skandal seks terbaru, penemuan ilmiah baru, berita olahraga. Campurancampuran ini disisipkan dengan Wan baterai yang tahan lama, sabun mandi yang lebih bersih, makan pagi yang lebih sehat, dan liburan yang lebih menyenangkan. Dengan menampilkan berbagai gambar tersebut (berita clan iklan), televisi menciptakan kesan bahwa berita clan Wan sama pentingnya. Siaran berita diikuti oleh program-program utama yang terlalu banyak untuk menarik clan membuat pemirsa bertahan. Maka isi program¬program tersebut adalah film laga, skandal. kekerasan, dan seks. Drama-drama malam hari mempunyai bobot yang sama dengan berita sebelumnya. Dengan cara ini, televisi melenyapkan perbedaan antara kebenaran dan fiksi, antara peristiwa yang benar¬benar memilukan hati dan peristiwa sepele. Ini terjadi bukan hanya pada satu saluran televisi, tetapi berpuluh bahkan ratusan saiuran yang berbeda-beda. Hanya dengan sebuah remote control di tangan, seseorang dapat memilih apa pun yang ia suka, mulai dari berita terbaru, pertandingan tinju, laporan ekonomi, film kuno, laporan cuaca, film komedi. film dokumenter, dan sebagainya. Dengan menawarkan begitu banyak campuran gambar, secara tidak sengaja televisi menyejajarkan hal-hal yang tidak saling cocok. Televisi membutuhkan kejelasan waktu dan tempat. Televisi mencampuradukkan masa lalu dan masa kini, yang jauh dan yang dekat, segala sesuatunya di- bawa menjadi kini clan di sini, di hadapan pemirsa televisi. Dengan cara ini, televisi memperlihatkan dua ciri khas postmodern: menghapus batas antara masa lalu dan masa kini, dan menempatkan pemirsa dalam ketegangan terus-menerus. Banyak pengamat sosial menganggap televisi sebagai cermin dari kondisi psikologis dan budaya postmodern. Televisi menyajikan begitu banyak gambar yang tidak berhubungan dengan realitas, gambar-gambar yang saling berinteraksi terus¬menerus tanpa henti. Film dan televisi telah di persatukan oleh sebuah alat yang lebih baru - komputer pribadi. Lenyapnya ego adalah tanda kemenangan postmodernisme. Sang diri diubahkan menjadi sebuah tampilan kosong yang berisi kebudayaan yang telah jenuh namun hiperteknis. Munculnya "monitor" - layar bioskop, layar kaca televisi ataupun monitor computer, melenyapkan perbedaan antara diri sebagai subjek dan dunia sebagai objek. "Monitor" bukan sekadar objek di luar diri kita yang kita sedang lihat. Yang terjadi dalam monitor bukan sesuatu kejadian di luar sana dan diri kita di sini. "Monitor" membawa kita ke dunia luar sama seperti dunia luar masuk ke dalam diri kita. Yang terjadi dalam televisi merupakan manifestasi diri kita, yang terjadi dalani din kita adalah penjelmaan televisi. Televisi telah menjadi sebuah wujud nyata dari jiwa kita. Hidup dalam era postmodern berarti hidup dalam dunia yang dipenuhi oleh berbagai gambar yang bercampur-aduk. Dunia televisi memecahkan gambar-gambar menjadi potongan-potongan dan Kaum postmodern tetap yakin bahwa itu hanyalah campuran gambar-gambar.
WUJUD-WUJUD LAIN POSTMODERNISME DALAM BUDAYA POP
Film telah menyajikan budaya postmodern dan televisi menyebarkannya, tetapi musik rock merupakan ciri yang paling khas dari budaya pop postmodern. Lirik lagu-lagu rock mencerminkan semboyan postmodern. Hubungan antara music rock dan budaya postmodern lebih mendalam lagi. Musik rock memiliki ciri utama dari postmodern, yaitu: fokus kepada global dan lokal. Musik rock kontemporer mendapatkan banyak penggemar dan mampu menyatukan seluruh dunia. Tentunya kita ingat dengan tokoh-tokoh musik rock yang melakukan tur keliling dunia. Pada saat yang sama, musik rock mempertahankan selera lokal. Dalam penampilan grup-grup rock yang besar maupun yang kecil (tidak terkenal), musik rock memperlihatkan pluralitas gaya yang diambil dari gaya musik setempat (lokal dan etnis tertentu). Yang tidak kalah penting, musik rock juga menggunakan sarana produksi elektronik sebagaimana televisi dan film. Dimensi penting dari budaya rock adalah penampilan langsung dari bintangbintangnya. Konser musik rock tidak seperti konser tradisional dimana sang penyanyi berusaha berkomunikasi secara akrab dengan penonton Yang terjadi dalam konser musik rock adalah "kedekatan massal yang dibuat-buat". Konser rock kini merupakan peristiwa massal, melibatkan puluhan ribu penggemar. Kebanyakan penggemar tidak dapat melihat penampilan sang bintang dari dekat. Namun mereka masih berusaha mengalami pengalaman tersebut. Penampilan tersebut diperlihatkan kepada mereka melalui banyak layar video yang menyorot wajah sang bintang dari dekat. Tehnik ini menciptakan jarak antara sang bintang dan penonton. Penggemar kelompok rock Jubilant merasa dekat dengan idola mereka sekalipun hanya lewat layar televisi. Teknologi mengubah kedekatan dalam sebuah pertunjukkan langsung meniadl kumpulan ribuan penggemar yang menonton layar video bersama-sama sementara mereka diserbu dengan berbagai¬bagai efek cahaya, suara dan sebagainya. Teknologi melenyapkan perbedaan antara penampilan aslinya dan tayangannya di televisi. Teknologi melenyapkan perbedaan antara penampilan langsung dan duplikasinya dalam musik. Penampilan langsung bukan lagi realitas yang terdapat dalam konteks khusus. la adalah campuran antara apa yang sang bintang tampilkan dan apa yang teknologi hasilkan Penampilan itu dibungkus dalam kemasan teknologi setelah itu baru disajikan kepada para penggemar. Wujud etos postmodern yang lebih sederhana adalah cara berpakaian. Model pakaian postmodern mempunyai kecenderungan yang mirip dengan budaya pop lainnya. Kita melihat ditonjolkannya merek clan label produk. Ini melenyapkan perbedaan antara pakaian dan iklan pakaian. Wajah postmodern nampak dalam "bricolage". Berbeda dengan pola
pakaian tradisional, yang
menyatukan berbagai corak secara harmonis, gaya postmodern sengaja menggabungkan elemenelemen yang bertentangan, misalnya: pakaian dan aksesoris dari 10, 20, 30 dan 40 tahun lalu dipakai bersama-sama. Percampuran yang bertentangan tersebut dimaksudkan sebagai sebuah ironi atau ejekan terhadap model pakaian modern, bahkan terhadap seluruh industri pakaian modern.
Dari musik rock ke turisme ke televisi sampai ke bidang pendidikan, yang dipromosikan oleh iklan dan yang dicari oleh konsumen bukan lagi barang-barang, tetapi pengalaman. Budaya pop zaman kita mempunyai dua ciri khas postmodern: pluralisme dan anti-rasionalisme. Seperti nyata dari cara mereka berpakaian dan musik yang mereka dengar, kaum postmodern tidak lagi percaya kalau dunia mereka mempunyai sebuah fokus. Mereka tidak lagi percaya bahwa rasio manusia dapat menangkap struktur logika alam semesta. Mereka hidup dalam dunia yang tidak membedakan antara kebenaran dan dongeng. Akibatnya mereka menjadi pengumpul bermacam-macam pengalaman, gudang yang brisi berbagai hal sementara, jembatan yang dilintasi bermacam-macam gambar, clan dihujani dengan aneka ragam media dalam masyarakat postmodern. Postmodernisme memiliki asumsi yang bermacam-macam. Ini terbukti dari berbagai sikap clan ekspresi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan tersebut, kita menemukan bermacam-macam orang dalam masyarakat. Ekspresinya bervariasi dari cara berpakaian sampai televisi, termsuk musik dan film di dalamnya. Postmodernisme menjelma dalam beraneka ragam ekspresi budaya, termasuk arsitektur, seni, dan sastra. Lebih dari segalanya, postmodernisme adalah sebuah pemandangan intelektual. Postmodernisme menolak gambaran mengenai seorang pemikir tunggal yang dilahirkan oleh pencerahan. Postmodern mengejek mereka yang merasa yakin dapat melihat dunia dari suatu titik puncak
seolah-olah
mereka
dapat
berbicara
demi
kepentingan
seluruh
umat
manusia.
Postmodernisme telah menggantikan cita-cita pencerahan tersebut dengan keyakinan baru, yaitu: semua pernyataan mengenai kebenaran dan kebenaran itu sendiri terbatas oleh kondisi sosial.
POSTMODERNISASI DALAM ISLAM
Perjalanan lama Islam telah banyak memberikan imaji-imaji awal atau mungkin persepsi yang seringkali dengan hal itu kita melakukan justifikasi. Latar belakang sejarah, yang seharusnya orang dipertanyakan keabsahannya, banyak mengambil tempat dalam keputusan-keputusan religius saat ini dan mungkin di masa yang akan datang. Harus diakui memang ada beberapa hal yang jelas-jelas membuat kita harus mengambil epistema masa lalu clan kemudian menginterpretasikannya. Namun dalam proses selanjutnya kita lebih sering memaksakan diri untuk terjebak dalam sejarah clan berkutat dalam simbol-simbol institusi mazhab maupun agama itu sendiri. Proses akumulatif semacam ini menjauhkan sistem berpikir kita dari dialog-dialog intelektual maupun perdebatanperdebatan yang semestinya bisa memberikan penalaran komprehensif antara wahyu ilahiyah dengan realita sosial. Kritik terhadap akal Islam itu sendiri sudah berlangsung sejak iama. Sudah banyak orang-orang dari kalangan Islam sendiri yang mengajukan tesis tentang perbaikan sistem berpikir Islam. Seperti Jamal Ad-Din AI-Afgan kemudian berlanjut kepada Muhammad Abduh hingga kini. Ambil contoh Mohammed Arkoun, yang sedikit banyak berhutang intelektual pada pemikir-pemikir Pasca modernisme seperti Derrida. Dalam karyanya Rethinking of Islam, Arkoun seringkali memakai terminologi
Posmodernisme.
Tetapi yang menarik dari tulisan-tulisannya, Arkoun mencoba
menggabungkan teori dekonstruksi Derrida dengan struktur berpikir Islam yang sebenarnya cukup sulit untuk di dapatkan sintesa Merujuk Akbar S. Ahmed, dalam bukunya Postmodernism and Islam (1992), terdapat delapan ciri karakter sosiologis postmodernisme. Pertama, timbulnya pemberontakan secara kritis terhadap proyek modernitas, memudarnya kepercayaan pada agama yang bersifat transenden dan semakin diterimanya pandangan pluralisme¬relativisme kebenaran. Kedua, meledaknya industri media massa, sehingga ia seolah merupakan perpanjangan dari sistem indera, organ dan syaraf manusia. Kondisi ini pada gilirannya menjadikan dunia clan ruang realitas kehidupan terasa menyempit. Lebih dari itu, kekuatan media massa telah menjelma menjadi Agama dan Tuhan baru yang menentukan kebenaran dan kesalahan perilaku manusia. Ketiga, munculnya radikalisme etnis dan keagamaan. Fenomena ini muncul sebagai reaksi manakala orang semakin meragukan kebenaran ilmu, teknologi dan filsafat modern yang dinilai gagal memenuhi janji emansipatoris untuk membebaskan manusia clan menciptakan kehidupan yang lebih baik. Keempat, munculnya kecenderungan baru untuk menemukan identitas dan apresiasi serta keterikatan, romantisme dengan masa lampau. Kelima, semakin menguatnya wilayah perkotaan (urban area) sebagai pusat kebudayaan clan sebaliknya, wilayah pedesaan (rural area) sebagai daerah pinggiran. Pola ini juga berlaku bagi menguatnya dominasi negara maju (Negara Dunia Pertama) atas negara berkembang (Negara Dunia Ketiga). Keenam, semakin terbukanya peluang bagi pelbagai kelas sosial atau kelompok minoritas untuk mengemukakan pendapat secara lebih bebas dan terbuka. Dengan kata lain, era postmodernisme telah turut mendorong proses demokratisasi. Ketujuh, munculnya kecenderungan bagi tumbuhnya ekletisisme clan pencampuradukan berbagai diskursus, nilai, keyakinan clan potret serpihan realitas, sehingga sekarang sulit untuk menempatkan suatu objek budaya secara ketat pada kelompok budaya
tertentu
secara
eksklusif.
Kedelapan,
bahasa
yang
digunakan
dalam
diskursus
postmodernisme seringkali mengesankan tidak lagi memiliki kejelasan makna dan konsistensi, sehingga bersifat paradoks (Ahmed, 1992- 143-4).
KESIMPULAN : PERLUNYA TEORI POSTMODERN
Teori postmodern adalah kritis, optimis, dan cerdas, menantang, dan menyelenggarakan kapasitas pikiran clan memberi modal berpikir kritis. Menekankan pada etika hubungan antar aktivis dengan masyarakat desain Kritik postmodern sangat kuat dan berakar serta membuat arsitekur modern sadar. Dan ini dirangkum dalam 3 tema teori kritis yang muncul pada pertengahan 1990-an yaitu feminisme dan masalah badan dalam arsitektur, estetika indah kontemporer, dan etika lingkungan.
http://baguz01.blogspot.com/2011/06/posmodernisme.html
Frank Gehry Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari Frank Gehry
Museum Guggenheim di Bilbao, Spanyol
Informasi Pribadi Nama
Warga negara
Frank Gehry Kanada Amerika Serikat
Tangal lahir
28 Februari 1929 (umur 83)
Tempat lahir
Toronto, Ontario, Kanada Kehidupan Kerja
Nama Praktisi
Bangunan terkenal
Gehry Partners, LLP Guggenheim Museum, Art Gallery of Ontario, Walt Disney Concert Hall, Gehry Residence, Stata Center, Weisman Art Museum, Dancing House
Proyek terkenal
Medali Emas AIA Penghargaan
National Medal of Arts Order of Canada Penghargaan Pritzker
Frank Owen Gehry, CC (nama lahir Ephraim Owen Goldberg di Toronto, Ontario pada 28 Februari 1929) adalah seorang arsitek berkewarganegaraan ganda Amerika Serikat dan Kanada. Pemenang Penghargaan Pritzker tahun 1989.
Gehry dikenal akan pendekatan ukiran ke desain bangunan dan untuk membangun struktur yang berkurva, dan seringkali dibungkus dengan logam yang mengkilat. Gedung yang dirancangnya, termasuk tempat tinggal pribadinya di Santa Monica, California, telah menjadi atraksi wisatawan. Banyak museum, perusahaan, dan kota mencari jasa Gehry sebagai simbol pembedaan, untuk segala produk yang dibuatnya. Hasil kerjanya yang paling terkenal adalah Museum Guggenheim di Bilbao, Spanyol yang dilapisi dengan titanium, Aula Konser Walt Disney di pusat kota Los Angeles, Dancing House in Praha, Republik Ceko,
Daftar isi
1 Kehidupan pribadi 2 Galeri 3 Referensi 4 Pranala luar
Kehidupan pribadi Dilahirkan di tengah keluarga Yahudi di Toronto, Ontario, nama kecilnya adalah Frank Goldberg. Sewaktu kecil, ia diajak neneknya membangun kota-kota kecil dari potongan potongan kayu bekas.[1] Neneknya yang bernama Caplan, sangat memengaruhi pembentukan pribadinya. Kebiasaan neneknya sering diamatinya. Setiap hari Kamis, neneknya memasukkan ikan emas hidup ke dalam bak mandi yang penuh berisi air sebelum dimasak menjadi gefilte fish. Gerakan dan bentuk-bentuk ikan sangat senang diperhatikannya, dan nantinya sering menjadi tema desain yang dibuatnya. Pada tahun 1947, Frank pindah ke California, bekerja sebagai sopir truk barang sambil kuliah di Los Angeles City College, dan akhirnya lulus dari Sekolah Arsitektur Universitas Southern California Setelah lulus pada tahun 1954, Frank tidak langsung bekerja di bidang arsitektur, melainkan bekerja di sejumlah tempat yang tidak ada kaitannya dengan arsitektur, termasuk menjadi anggota militer Amerika Serikat. Frank sempat belajar tata kota di Harvard Graduate School of Design, namun berhenti sebelum lulus. Setelah itu, Frank menikah dengan Anita Snyder, dan mengganti namanya dari Frank Goldberg menjadi Frank Gehry. Setelah bercerai dengan Snyder pada tahun 1960-an, Gehry menikah dengan Berta, istrinya yang sekarang. Dari perkawinan pertamanya, Gehry mendapat dua orang anak perempuan, sedangkan dua orang anak laki-laki didapatnya dari perkawinan kedua. Sebagai orang yang dibesarkan di Kanada, Gehry adalah penggemar berat olahraga hoki hingga sampai mendirikan liga hoki di kantornya. Piala Kejuaraan Dunia Hoki merupakan hasil desainnya pada tahun 2004.
Galeri
Museum Seni Weisman
Dancing House
Museum Guggenheim Bilbao
Experience Music Project
Aula Konser Walt Disney
Stata Center
Stata Center
Gedung Peter B. Lewis, kampus Weatherhead School of Management
Interior Gedung Peter B. Lewis
Fish Dance di Kobe
Paviliun Pritzker di Taman Millennium, Chicago
Referensi 1. ^ Karen Templer. "Frank Gehry ", Salon, 5 Desember 1999. Diakses pada 25 Agustus 2007.
Frank Gehry was born Ephraim Owen Goldberg i n Toronto, Canada. He moved with his family to Los Angeles as a teenager in 1947 and later became a naturalized U.S. citizen. His father changed the family's name to Gehry when the famil y immigrated. Ephraim adopted the first name Frank in his 20s; since then he has signed his name Frank O. Gehry. Uncertain of his career direction, the teenage Gehry drove a delivery truck to support himself while taking a variety of courses at Los Angeles City College. He took his first architectur e courses on a hunch, and became enthralled with the possibilitie s of the art, although at first he found himself hampered by his relative lack of skill as a draftsman. Sympathetic teachers and an early encounter with modernist architect Raphael Soriano confirmed his care er choice. He won scholarships to the University of Southern California and graduated in 1954 with a degree in architecture. Los Angeles was in the middle of a post-war housing boom and the work of pioneering modernists like Richard Neutra and Rudolph Schindler were an exciting part of the city's architectural scene. Gehry went to work full-time for the notable Los Angeles firm of Victor Gruen Associates, where he had apprenticed as a student, but his work at Gruen was soon interrupted by compulsory military service. After serving for a year in the United States Army, Gehry entered the Harvard Graduate School of Design, where he studied city planning, but he returned to Los Angeles without completing a graduate degree. He briefly joined the firm of Pereira and Luckman before returning to Victor Gruen. Gruen Associates were highly successful practitioners of the severe utilitarian style of the period, but Gehry was restless. He took his wife and two children to Paris, where he spent a year working in the office of the French architect Andre Remondet and studied firsthand the work of the pioneer modernist Le Corbusier. Gehry and his family returned to Los Angeles in 1962, and he established his own firm, Gehry Associates, now known as Gehry Partners, LLP. For a number of years, he continued to work in the established International Style, initiated by Le Corbusier and the Bauhaus, but he was increasingly drawn to the avant-garde arts scene growing up around the beach communities of Venice and Santa Monica. He spent more of his time in the company of sculptors and painters like Ed Kienholz, Bob Irwin, Ed Moses and Ed Ruscha, who were finding new uses for the overlooked by-products of industrial civilization. Frank Gehry began to look for an opportunity to express a more personal vision in his own work.
He had his first brush with national attention when some furniture he had built from industrial corrugated cardboard experienced a sudden popularity. The line of furniture, called Easy Edges, was featured in national magazine spreads, and the Los Angeles architect experienced an unexpected notoriety. Although Gehry built imaginative houses for a number of artist friends, including Ruscha, in the 1970s, for most of the decade his larger works were distinguished but relatively conventional buildings such as the Rouse Company headquarters in Columbia, Maryland, and the Santa Monica Place shopping mall.
Gehry found a creative outlet in rebuilding his own home, converting what he called "a dumb little house with charm" into a showplace for a radically new style of domestic building. He took common, unlovely elements of American homebuilding, such as chain link fencing, corr ugated aluminum and unfinished plywood, and used them as flamboyant expressive elements, while stripping the interior walls of the house to reveal the structural elements. His Santa Monica neighbors were scandalized, but Gehry's house attracted serious critical attention and he began to employ more imaginative elements in his commercial work. A series of public structures in and around Los Angeles marked his evolution away from orthodox modernist practice, including the Frances Goldwyn Branch Library in Hollywood, the California Aerospace Museum and the Loyola University Law School. A number of his works in this period featured the unusual decorative motif of a Formica fish, and he designed a number of lamps and other objects in the form of snakes and fishes. By the mid '80s, his work had attracted international attention and he was commissioned to build the Vitra furniture factory in Basel, Switzerland, as well as the Vitra Design Museum in Weil-am-Rhein, Germany. These projects established him as a major presence on the international architecture scene. His buildings displa yed a penchant for whimsy and playfulness previously unknown in serious architecture. Most distinctive of all was his ability to explode familiar geometric volumes and reassemble them in original new forms of unprecedented complexity, a practice the critics dubbed "deconstructivism." His international reputation was confirmed when he received the 1989 Pritzker Prize, the world's most prestigious architecture award.
Although he originally completed his design for the proposed Walt Disney Concert Hall in downtown Los Angeles in 1989, funding shortages and political infighting delayed construction of the project for many years. The Weisman Art Museum at the University of Minnesota, completed in 1990, was to be Gehry's first monumental work in his own country, a billowing fantasy in brick and stainless steel. Meanwhile, his interest in collaboration with other artists was expressed in the fanciful design for the West Coast headquarters of the advertising firm Chiat Day, in Venice, California. The entrance to the building took the form of a pair of giant binoculars, created by the s culptors Claes Oldenburg and Coosje van Bruggen. Although his main project for Los Angeles went unbuilt through the '90s, he completed major projects in a number of other countries. His playful side reappeared in the "Dancing House" in the Czech capital, Prague. Comprising two undulating cylinders on a corner facing the river Vltava, the Czechs nicknamed the building "Fred and Ginger." His proposal for a museum in Seoul, South Korea, which he discusses in his 1995 interview with the Academy of Achievement, was ultimately rejected, but an even more ambitious undertaking lay just ahead. Gehry's most spectacular design to date was that of the new Guggenheim Museum in Bilbao, Spain, completed in 1997. Gehry first envisioned its form, like all his works, through a simple freestyle hand sketch, but breakthroughs in computer software had enabled him to build in increasingly eccentric shapes, sweeping irregular curves that were the antithesis of the severely rectilinear International Style. Traditional modernists criticized the work as arbitrary, or gratuitously eccentric, but distinguished former exponents of the International Style, such as the late Philip Johnson. championed his work, and Gehry became the most visible of an elite cohort of highly publicized "starchitects." He drew fire again with his design for the Experience Music Project museum in Seattle, but in his adopted home town of Los Angeles, a long-delayed project was reaching fruition.