REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
2013 SPESIFIKASI KHUSUS SEKSI 10.1
PEKERJAAN LAPIS ULANG LAPISAN PELINDUNG ELEMEN BAJA PADA JEMBATAN BAJA TIDAK BERGALVANIS
SUB DIREKTORAT TEKNIK JEMBATAN DIREKTORAT BINA TEKNIK 2013
SPESIFIKASI KHUSUS SEKSI 10.1 PEKERJAAN LAPIS ULANG LAPISAN PELINDUNG ELEMEN BAJA PADA JEMBATAN BAJA TIDAK BERGALVANIS SKh-1.10.1.1 UMUM (1) Uraian a) Pekerjaan Lapis Ulang Lapisan Pelindung Elemen Baja Pada Jembatan Baja Tidak Bergalvanis adalah pekerjaan untuk melindungi elemen baja jembatan pelengkung baja dari serangan lingkungan akibat penurunan kondisi lapis pelindung eksisting. b) Secara umum pekerjaan ini dibagi menjadi dua kategori yaitu pelapisan ulang (overcoating) dan pelapisan baru dengan pengupasan (repair coating). Pelapisan ulang (overcoating) adalah pekerjaan perbaikan cat pada lapisan antara (intermediate coat), dan lapiran akhir (top coat), untuk lapisan utama (primer coat) masih menggunakan lapis eksisting. Pelapisan baru dengan pengupasan adalah pekerjaan perbaikan cat menyeluruh dengan cara mengupas lapisan cat eksisting hingga lapisan primer dan memberikan lapisan cat baru baik lapisan utama, lapisan antara dan lapisan akhir. c) Penentuan kategori pelapisan ulang atau pelapisan baru dengan pengupasan dilakukan dengan memperhitungkan tingkat resiko elemen yang akan dilakukan lapis ulang lapisan pelindung. Pemisahan tingkat resiko dipisahkan menjadi dua kriteria yaitu elemen struktur kritis dan elemen umum. Elemen yang dikategorikan elemen struktur kritis adalah bagian sambungan baik baut maupun las, hangar kabel penggantung, angkur stressing dan bagian-bagian lain yang memiliki tegangan setempat yang tinggi. Elemen umum adalah elemen-elemen jembatan yang tidak tercakup pada elemen struktur kritis. d) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan alat-alat dan bahan, pembersihan permukaan elemen baja, pelapisan dengan bahan pelindung/ coating dengan ketebalan pelapisan tertentu yang dijelaskan dalam persyaratan. e) Dalam spesifikasi ini tidak mencakup pekerjaan perbaikan kerusakan pada struktur baja. Apabila struktur baja yang akan dilakukan pengecatan mengalami kerusakan, terlebih dahulu harus dilakukan perbaikan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku sebelum pekerjaan ini dilaksanakan. f) Pekerjaan dilaksanakan menggunakan bahan yang telah ditentukan di dalam spesifikasi ini atau yang disetujui oleh Direksi Teknik.
SKh-1.10.1.2 PERSYARATAN (1) Standar Rujukan Standar Nasional Indonesia (SNI) : SNI 07-0722-1989
: Baja Canai Panas Untuk Konstruksi Umum
SNI 07-3015-1992
: Baja Canai Panas Untuk Konstruksi Dengan Pengelasan
AASHTO, ASTM : AASHTO M 164M-01
: High Strength Bolts for Structural Steel Joints.
ASHTO 253M-96 (2001)
: High-Strength Steel Bolt, Classes 10.9 and 10.9.3, for Structural Steel Joints
AASHTO M 169-02
: Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality.
AASHTO M 270M-04
: Carbon And High-strength Low-Alloy Structural Steel Shapes, Plates, and Bars and Quenched-and Ttempered Alloy Structural Steel Plates for Bridges
AASHTO M 111-04
: Zinc (Hot-DipGalvanized) Coatings om Iron and Steel Products
ASTM A233
: Mild Steel, Arc Welding Electrode
ASTM A307
: Mild Steel Bolts and Nuts (Grade A)
AWS D20
: Standard Specification for Welded Highway and Railway Bridges
ISO 12944 C5M
: The Coating Systems Offshore Environment
ASTM D610
: Rating of Painted Surface
ISO 8501-1
: Surface Preparation for Rust Grade
ISO 4628-3
: Evaluation of Degradation of Coatings
Pedoman Teknik No.
: Pedoman Penanggulangan Korosi Komponen Baja
028/T/BM/1999
Jembatan Dengan Cara Pengecatan
(2) Pekerjaan yang berkaitan yang dipersyaratkan pada Spesifikasi Umum antara lain adalah: (a) Mobilisasi : Seksi 1.2 (b) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8 (c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11 (d) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19 (e) Baja Struktur : Seksi 7.4 (f) Pekerjaan Rutin Jembatan : Seksi 10.5
(3) Penilaian Kondisi Kerusakan Penilaian kondisi kerusakan didasarkan pada tingkat korosi yang terjadi pada elemen baja. Penilaian tingkat korosi dinyatakan dalam derajat kerusakan yang menyatakan volume korosi yang terjadi pada elemen baja. Secara umum, derajat kerusakan dijelaskan pada tabel berikut: Tabel. 10.1.1.1 Derajat Kerusakan Korosi Derajat Kerusakan 0 1 2 3 4 5
Luas Korosi (%) 0 0,05 0,5 1 8 40 - 50
Penentuan kategori pelapisan ulang atau pelapisan baru dengan pengupasan dilakukan dengan memperhitungkan tingkat resiko elemen dan derajat kerusakan. secara umum, penentuan kategori pelapisan ulang atau pelapisan baru dengan pengupasan dirangkum pada tabel berikut: Tabel. 10.1.1.2 Penentuan Kategori Penanganan Tingkat Resiko Elemen Elemen Umum Elemen Kritis
Derajat Kerusakan 1-4 4-5 1-3 3-5
Kategori Penanganan Overcoating Repair Coating Overcoating Repair Coating
(4) Persyaratan Bahan Pelaksanaan pekerjaan ini dipisahkan menjadi 2 (dua) kategori yaitu overcoating dan repair coating. Perbedaan antara kedua kategori ini adalah lapis utama (primer coat) yang dipergunakan dalam aplikasi pengecatan. Pada overcoating tidak dipergunakan lapis utama baru namun menggunakan lapis utama cat eksisting yang masih terpasang pada elemen baja. Sedangkan repair coating menggunakan lapis utama baru karena seluruh lapis pelindung eksisting dikupas/dibongkar. Tabel. 10.1.1.2 Penentuan Kategori Penanganan No.
Kategori Pelaksanaan
1.
Overcoat
2.
Repair Coating
Lapisan Primer Coat Intermediate Coat Top Coat Primer Coat Intermediate Coat Top Coat
Jenis Cat Cat Eksisting Epoxy Polyurethane Zinc-rich Epoxy Polyurethane
Tebal (Micron) 125 60 100 125 60
Secara umum bahan yang dipergunakan harus memiliki sifat sebagai berikut : 1. Daya tahan yang lebih lama dan sempurna, tidak berubah warna dalam waktu lama. 2. Hasil coating yang merekat sangat sempurna (excellent adhesiveness). 3. Tahan terhadap abrasi, tekanan, dan pengaruh kimia. 4. Tahan terhadap minyak dan gesekan mekanis lainnya. 5. Tahan terhadap pengaruh lingkungan, air laut, karbonasi dan asam. 6. Ramah lingkungan 7. Anti graffiti paint. (a) Lapisan pertama (primary coat) 100 mikrons. Lapisan primary coat adalah lapisan utama dalam pekerjaan pengecatan, umumnya lapisan ini dapat mempergunakan bahan yang berbahan dasar minyak (oil/solvent based). Material ini memiliki sifat yang mudah dalam pengaplikasiannya dalam hal ini hanya perlu menambahkan thinner dalam proses pencampurannya. Alat yang dipergunakan dapat menggunakan alat sederhana seperti : kuas, roller dan alat penyemprot. Material ini terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu base dan activator yang kemudian dicampur. No. Karakteristik 1. Dilutant 2. Lama Pengeringan : Kering Permukaan Kondisi Kering Total 3. Umur Campuran 4. Suhu Saat Pelaksanaan 5. Tebal Lapisan :
Primary Coat Intermediate Coat 125 mikrons Top Coat
Uraian Oil Base
20 ‐ 30 6 ‐ 8 3 23 ‐ 30
Satuan
menit jam jam o C
75
mikrons
60
mikrons
Material bahan yang berbahan dasar minyak (oil base), pada umumnya merupakan komponen zinc. Sifat dasar dari bahan ini adalah tahan terhadap aus/ gesekan, tahan terhadap perubahan temperatur dan tahan terhadap serangan kimia. Cat ini harus mampu mengikat lapisan berikutnya, sehingga mengurangi penyebaran korosi yang terjadi terutama pada bagian-bagian yang retak atau pecah dari lapisan cat. Apabila dianggap diperlukan untuk memberikan perlindungan lebih dari kemungkinan korosi pda elemen struktur kritis, penyedia jasa dapat memberikan lapisan sealant di bawah lapisan primer dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Pada kategori pelapisan ulang (overcoat), lapisan pertama masih menggunakan lapisan cat eksisting.
(b) Bahan Untuk Pelapisan Kedua (125 mikrons) : Pekerjaan pelapisan kedua merupakan lapisan pelindung untuk lapisan primary coat, lapisan ini dipergunakan tergantung dari kebutuhan lapisan primary coat masing-masing produsen. (c) Bahan Untuk Pelapisan Akhir (Top Coat) 60 mikrons : Pekerjaan pelapisan akhir berbahan dasar Polyurethane. Warna cat untuk lapisan atas yang dipilih harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan (5) Persyaratan Peralatan Pekerjaan Pekerjan Pelapisan Ulang Cat Elemen Baja mempergunakan beberapa peralatan-peralatan yang dijelaskan berikut ini : a. Alat ukur ketebalan WFT : Untuk mengukur ketebalan cat pada kondisi basah b. Coating Thickness Gauge : Untuk mengukur ketebalan cat pada kondisi kering c. Kendaraan pick-up/truk : Untuk mengangkut bahan-bahan dan alat d. Air Compressor : Untuk membersihkan permukaan baja yang kotor e. Support : Untuk menjangkau tempat-tempat yang sulit dikerjakan f. Alat Bantu : Perancah, Sand Paper, Pahat, Palu, Tangga, Tali Tambang, Ember, Kuas, Roll, Sprayer dan lain-lain. Peralatan yang dipergunakan tidak terbatas pada yang ditentukan pada persyaratan ini. Peralatan lain dapat dipergunakan berdasarkan kebutuhan lapangan dan harus berdasarkan persetujuan direksi pekerjaan.
(6) Persyaratan Kerja a) Kondisi Lingkungan Yang Diijinkan Pekerjaan Lapis Ulang Lapisan Pelindung Elemen Baja Kritis Pada Jembatan Pelengkung Baja harus dilaksanakan dalam kondisi sebagai berikut: (i) Temperatur udara dan temperatur cat adalah antara 17 °C sampai 46 °C. (ii) Temperatur permukaan baja antara 17 °C sampai 46 °C atau 3 °C di atas Dew point. (iii) Tidak dalam cuaca mendung, basah atau hujan (iv) Kondisi permukaan baja harus tidak ada tetesan air, harus kering, dan harus tersedia perlindungan apabila terjadi hujan atau turunnya kabut. (v) Kelembapan relatif harus sesuai dengan jenis cat yang akan digunakan atau < 85%. (vi) Terdapat prediksi temperatur lingkungan yang akan tetap berada di atas 17 °C selama periode pengeringan cat.
Pelaksanaan pekerjaan diluar dari persyaratan yang ditetapkan dapat dilakukan selama memenuhi kriteria temperatur, kelembaban dan kriteria lainnya sesuai dengan persyaratan pabrik pembuat dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. b) Kondisi Tempat Kerja Harus terdapat penerangan dan ventilasi yang cukup selama proses blasting dan pengecatan. Untuk mencegah terjadinya pencemaran/pengrusakan lingkungan yang mungkin diakibatkan pekerjaan ini, penyedia jasa wajib menyediakan fasilitas pengaman/pelindung dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. c) Ketentuan Lalu Lintas Lalu lintas pada tempat kerja harus diatur sedemikian sehingga tidak menimbulkan gangguan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. SKh-1.10.1.3 PELAKSANAAN (1) Pengajuan Kesiapan Kerja a. Penyedia jasa harus mengajukan jenis bahan yang akan digunakan kepada Direksi Teknis dengan mengirimkan contoh bahan beserta dengan sertifikat yang merupakan jaminan keaslian produk sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan diatas. b. Penyedia jasa memberikan penjelasan mengenai metode pelaksanaan pekerjaan beserta peralatan yang akan dipergunakan dan jadwal pelaksanaannya. c. Penyedia jasa juga harus mempunyai alat pengukur ketebalan cat untuk mengukur ketebalan cat pada kondisi akhir pekerjaan/ kering. d. Penyedia jasa sebelum melakukan pekerjaan harus memberitahu kepada Direksi Teknis secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam, penyedia jasa baru diperkenankan melakukan pekerjaan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Teknis. (2) Pelaksanaan Pekerjaan a. Pekerjaan Pembersihan Elemen Baja Permukaan elemen baja yang akan dilakukan pengecatan, harus terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, debu, minyak dan sejenisnya untuk mengindari perlemahan pada ikatan bahan dengan menggunakan alat berupa sikat baja, amplas dan alat bertekanan tinggi untuk membersihkan secara tuntas semua permukaan. Pembersihan elemen baja dapat berupa: (i) Abrasive blast cleaning Metode ini digunakan untuk pembersihan permukaan seluruh rangka baja utama jembatan dengan menggunakan material yang telah dipersyaratkan hingga mencapai standar tingkat kebersihan minimum Sa 2.5 (Swedish Institution Standards) atau setara dengan SP-10 (SSPC)
(ii) Handtools dan atau Powertools cleaning Untuk bagian-bagian yang tidak dapat dibersihkan dengan menggunakan metoda Abrasive blast, maka persiapan permukaan dengan metode Handtools / Powertools cleaning dapat dilakukan hingga mencapai standar tingkat kebersihan minimum St -2 untuk Handtools atau St-3 untuk Powertools (Swedish Institution Standards). Powertools juga digunakan untuk menumpulkan permukaan tepi baja dan sudutsudut yang runcing. b. Pencampuran Bahan Lapisan Utama Pencampuran bahan lapis utama (primary coat) sesuai dengan standar pencampuran yang dikeluarkan pabrik pembuat. Dapat digunakan penambahan bahan pengencer yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat. Waktu pencampuran campuran lapisan utama antara 30 sampai 60 menit dengan temperatur udara lingkungan sesuai ketentuan dari pabrik pembuat. c. Pekerjaan Pelapisan Utama Pelapisan utama (primary coat) dilakukan diatas lapisan dasar yang berupa bahan baja. Lapisan ini terdiri dari dua tahap pada seluruh permukaan baja. Lapisan ini dikerjakan menggunakan roll dan kuas. Ketebalan lapisan ini sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini atau sesuai dengan persyaratan ketebalan yang ditentukan pabrik pembuat. d. Curing Lapisan Utama Curing pada pekerjaan pelapisan utama dilakukan dengan cara mendiamkan permukaan selama ± 6 – 8 jam tanpa perlu perawatan lebih lanjut. Namun jika kondisi dilapangan tidak mendesak, sebaiknya curing dilakukan dalam waktu maksimal 3 hari untuk mencapai mutu/kualitas pekerjaan secara maksimal. e. Pencampuran Bahan Lapisan Akhir Permukaan elemen baja yang telah dilakukan pelapisan utama, diberikan lapisan akhir yang terlebih dahulu sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik pembuat. Waktu pencampuran ini antara 30 sampai 60 menit dengan temperatur udara lingkungan sesuai ketentuan dari pabrik. f. Pekerjaan Pelapisan Akhir Pelapisan akhir dikerjakan pada seluruh permukaan baja dengan menggunakan roll, kuas dan spray. Ketebalan lapisan ini sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini atau sesuai dengan persyaratan ketebalan yang ditentukan pabrik pembuat.
g. Curing Lapisan Akhir Curing pada pekerjaan pelapisan akhir dilakukan dengan cara mendiamkan permukaan selama ± 3 jam tanpa perlu perawatan lebih lanjut. Namun jika kondisi dilapangan tidak mendesak, sebaiknya curing dilakukan dalam waktu 4 hari untuk mencapai mutu/kualitas pekerjaan secara maksimal. SKh-1.10.1.4 PENGENDALIAN MUTU (1) Penyimpanan Dan Perlindungan Bahan Bahan-bahan yang sudah diterima harus disimpan ditempat yang kering dan teduh, bahan tidak boleh dibuka di lokasi penyimpanan. Bila terdapat sisa bahan hasil pekerjaan harus dibungkus dengan menggunakan plastik sehingga bahan tidak mengeras dan terjadi perubahan komposisi kimia akibat terpengaruh kondisi lingkungan. (2) Jaminan Mutu Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan yang ada. (3) Penggantian Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan Selama pengangkutan, penyimpanan, penanganan atau pemasangan, bahan cat yang mengalami kerusakan berat seperti berubahan warna, mengeras, kaleng yang bocor harus diganti dengan bahan cat yang baru. Pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan atau spesifikasi ini, seperti pengecatan yang tidak rata dan bergelombang dan lain lain harus dibongkar dan diperbaiki kembali sesuai dengan persyaratan atau sesuai dengan persetujuan dari Direksi Teknis.
Yang perlu diperhatikan dalam pengendalian mutu hasil pelaksanaan pekerjaan adalah pemeriksaan ketebalan coating dan cat yang telah diaplikasikan. Dilakukan pengujian dengan alat sesuai dengan kondisinya yaitu dengan alat untuk pemeriksaan ketebalan cat pada saat cat sudah mengering. Pemeriksaan tersebut dimaksudkan untuk memastikan kondisi solid content cat yang diaplikasikan pada permukaan baja. Warna hasil pengecatan harus merata dan tidak ada indikasi akan timbulnya berbedaan warna untuk semua permukaan maupun lokasi yang sulit terjangkau dengan ketebalan sesuai dengan persyaratan. SKh-1.10.1.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1) Pengukuran Pengukuran dan pembayaran pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pengecatan elemen baja jembatan adalah sesuai dengan yang diaplikasikan dilapangan yaitu dengan satuan meter persegi, alat bantu yang dipergunakan termasuk support dan lain-lain yang dipergunakan untuk pekerjaan ini diperhitungkan berdasarkan biaya sebagaimana mestinya
2) Dasar Pembayaran Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemasangan, penyediaan alat bantu termasuk support dan penggantian lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan ini, semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini. No Mata Pembayaran SKh-1.10.1.1 SKh-1.10.1.2
Uraian
Pekerjaan Pelapisan Ulang (Overcoating) Pekerjaan Pelapisan Baru Dengan Pengupasan (Repair Coating)
Satuan Pembayaran
Meter Persegi Meter Persegi
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
2011 SPESIFIKASI KHUSUS SEKSI Skh 10.1
PENGECATAN ELEMEN BETON JEMBATAN SUB DIREKTORAT TEKNIK JEMBATAN DIREKTORAT BINA TEKNIK 2011
SPESIFIKASI KHUSUS INTERM SEKSI Skh. 10.1 PENGECATAN ELEMEN BETON JEMBATAN SKh. 10.1 UMUM
(1) Uraian a) Pekerjaan Pengecatan Elemen Beton Jembatan adalah pekerjaan untuk melindungi elemen beton dari kerusakan yang diakibatkan oleh faktor lingkungan, tindakan graffiti dan menambah nilai estetika jembatan. b) Pekerjaan ini harus mencakup pekerjaan penutupan permukaan beton dengan lapisan pelindung untuk mencegah terjadinya korosi dini pada baja tulangan/ strand dengan cara memberikan lapisan beton yang tahan terhadap lingkungan yang korosif, serangan asam dan karbonasi. c) Pekerjaan pengecatan ini meliputi pekerjaan persiapan alat-alat dan bahan, pembersihan permukaan struktur beton, pelapisan dengan bahan pelindung/ coating dengan ketebalan pelapisan tertentu yang dijelaskan dalam persyaratan. d) Dalam spesifikasi ini tidak mencakup pekerjaan perbaikan kerusakan pada struktur beton, apabila struktur beton yang akan dilakukan pengecatan mengalami kerusakan, terlebih dahulu harus dilakukan perbaikan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku sebelum pekerjaan ini dilaksanakan. e) Pekerjaan dilaksanakan menggunakan bahan yang telah ditentukan di dalam spesifikasi ini atau yang disetujui oleh Direksi Teknik. SKh. 10.1-2 PERSYARATAN
(1) Standar Rujukan Standar Nasional Indonesia (SNI) : SNI 07-0722-1989
: Baja Canai Panas Untuk Konstruksi Umum
SNI 07-3015-1992
: Baja Canai Panas Untuk Konstruksi Dengan Pengelasan
AASHTO, ASTM : AASHTO M 164M-01
: High Strength Bolts for Structural Steel Joints.
ASHTO 253M-96 (2001)
: High-Strength Steel Bolt, Classes 10.9 and 10.9.3, for Structural Steel Joints
AASHTO M 169-02
: Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality.
AASHTO M 270M-04
: Carbon And High-strength Low-Alloy Structural Steel Shapes, Plates, and Bars and Quenched-and Ttempered Alloy Structural Steel Plates for Bridges Skh 10.1 - 1
AASHTO M 111-04
: Zinc (Hot-DipGalvanized) Coatings om Iron and Steel Products
ASTM A233
: Mild Steel, Arc Welding Electrode
ASTM A307
: Mild Steel Bolts and Nuts (Grade A)
AWS D20
: Standard Specification for Welded Highway and Railway Bridges
(2) Pekerjaan yang berkaitan yang dipersyaratkan pada Spesifikasi Umum antara lain adalah: (a) Mobilisasi : Seksi 1.2 (b) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8 (c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11 (d) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19 (e) Beton : Seksi 7.1 (f) Pekerjaan Rutin Jembatan : Seksi 10.5 (3) Persyaratan Bahan Bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari 2 (dua) lapisan utama antara lain, lapisan utama (primary coat) dan lapisan akhir (top coat). Dalam penggunaannya bahan ini ada yang dipergunakan sekaligus atau dipergunakan salah satunya. Secara umum bahan yang dipergunakan harus memiliki sifat sebagai berikut : 1. Daya tahan yang lebih lama dan sempurna, tidak berubah warna dalam waktu lama. 2. Hasil coating yang merekat sangat sempurna (excellent adhesiveness). 3. Tahan terhadap abrasi, tekanan, dan pengaruh kimia. 4. Tahan terhadap minyak dan gesekan mekanis lainnya. 5. Tahan terhadap pengaruh lingkungan, air laut, karbonasi dan asam. 6. Ramah lingkungan 7. Anti graffiti paint. Lapisan utama (primary coat) Lapisan primary coat adalah lapisan utama dalam pekerjaan pengecatan, umumnya lapisan ini dapat mempergunakan bahan yang berbahan dasar air (water based), untuk lebih jelasnya material untuk lapisan utama (primary coat) dijelaskan sebagai berikut: Material berbahan dasar air (water base) Material ini memiliki sifat yang mudah dalam pengaplikasiannya dalam hal ini hanya perlu menambahkan air dalam proses pencampurannya. Alat yang dipergunakan dapat menggunakan alat sederhana seperti : kuas, roller dan alat penyemprot. Hasil akhir memiliki warna yang cenderung gelap (doff). Material ini terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu base dan hardener yang kemudian dicampur.
Skh 10.1 - 2
No. 1. 2.
3. 4. 5.
Karakteristik Dilutant Lama Pengeringan : Kering Permukaan Kondisi Kering Total Umur Campuran Suhu Saat Pelaksanaan Tebal Lapisan : Primary Coat Top Coat
Uraian
Satuan
Water Base 20 - 60 4-8 1 8 - 30
menit jam jam o C
15 - 60 15 - 30
µm µm
Material bahan yang berbahan dasar air (water base), pada umumnya merupakan komponen polyurethane. Sifat dasar dari bahan ini adalah tahan terhadap aus/ gesekan, tahan terhadap perubahan temperatur dan tahan terhadap serangan kimia. Bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut: Bahan Untuk Pelapisan Akhir : Pekerjaan pelapisan akhir merupakan lapisan pelindung untuk lapisan primary coat, lapisan ini dipergunakan tergantung dari kebutuhan lapisan primary coat masing-masing produsen. Lapisan ini berbahan dasar poly siloxene resin. (4) Persyaratan Peralatan Pekerjaan Pekerjan Rutin Pengecatan Elemen Beton mempergunakan beberapa peralatan-peralatan yang dijelaskan berikut ini : a. Dump Truck : Untuk mengangkut bahan-bahan dan alat b. Air Compressor : Untuk membersihkan permukaan beton yang kotor c. Support : Untuk menjangkau tempat-tempat yang sulit dikerjakan d. Alat Bantu : Perancah, Amplas, Pahat, Palu, Tangga, Tali Tambang, Ember, Kuas, Roll, Sprayer dan lain-lain. (5) Persyaratan Kerja a) Kondisi Cuaca Yang Diijinkan Pekerjaan pengecatan elemen beton jembatan ini tidak diperkenankan dikerjakan dalam cuaca yang basah atau hujan dan tidak dikerjakan pada malam hari. b) Ketentuan Lalu Lintas Lalu lintas pada tempat kerja harus diatur sedemikian sehingga tidak menimbulkan gangguan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Skh 10.1 - 3
SKh. 10.1-3 PELAKSANAAN
(1) Pengajuan Kesiapan Kerja a. Penyedia jasa harus mengajukan jenis bahan yang akan digunakan kepada Direksi Teknis dengan mengirimkan contoh bahan beserta dengan sertifikat yang merupakan jaminan keaslian produk sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan diatas. b. Penyedia jasa memberikan penjelasan mengenai metode pelaksanaan pekerjaan beserta peralatan yang akan dipergunakan dan jadwal pelaksanaannya. c. Penyedia jasa juga harus mempunyai alat pengukur ketebalan cat untuk mengukur ketebalan cat pada kondisi akhir pekerjaan/ kering. d. Penyedia jasa sebelum melakukan pekerjaan harus memberitahu kepada Direksi Teknis secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam, penyedia jasa baru diperkenankan melakukan pekerjaan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Teknis. (2) Pelaksanaan Pekerjaan a. Pekerjaan Pembersihan Elemen Beton Permukaan elemen beton yang akan dilakukan pengecatan, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, debu, minyak dan sejenisnya untuk mengindari perlemahan pada ikatan bahan dengan menggunakan alat berupa sikat baja, amplas dan alat bertekanan tinggi untuk membersihkan secara tuntas semua permukaan. b. Pencampuran Bahan Lapisan Utama Pencampuran bahan lapis utama (primary coat) sesuai dengan standar pencampuran yang dikeluarkan pabrik pembuat. Dapat digunakan penambahan bahan pengencer yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat. Waktu pencampuran campuran lapisan utama antara 30 sampai 60 menit dengan temperatur udara lingkungan sesuai ketentuan dari pabrik pembuat. c. Pekerjaan Pelapisan Utama Pelapisan utama (primary coat) dilakukan diatas lapisan dasar yang berupa bahan mortar. Lapisan ini terdiri dari dua tahap pada seluruh permukaan beton. Lapisan ini dikerjakan menggunakan roll, kuas maupun tangan. Ketebalan lapisan ini sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini atau sesuai dengan persyaratan ketebalan yang ditentukan pabrik pembuat. d. Curing Lapisan Utama Curing pada pekerjaan pelapisan utama dilakukan dengan cara mendiamkan permukaan selama ± 4 – 7 jam tanpa perlu perawatan lebih lanjut. Namun jika kondisi dilapangan tidak mendesak, sebaiknya curing dilakukan dalam waktu 7 hari untuk mencapai mutu/kualitas pekerjaan secara maksimal. Skh 10.1 - 4
e. Pencampuran Bahan Lapisan Akhir
Permukaan elemen beton yang telah dilakukan pelapisan utama, diberikan lapisan akhir yang terlebih dahulu sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik pembuat. Waktu pencampuran ini antara 30 sampai 60 menit dengan temperatur udara lingkungan sesuai ketentuan dari pabrik. f.
Pekerjaan Pelapisan Akhir
Pelapisan akhir dikerjakan pada seluruh permukaan beton dengan menggunakan roll, kuas dan spray. Ketebalan lapisan ini sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini atau sesuai dengan persyaratan ketebalan yang ditentukan pabrik pembuat. g. Curing Lapisan Akhir Curing pada pekerjaan pelapisan akhir dilakukan dengan cara mendiamkan permukaan selama ± 2 jam tanpa perlu perawatan lebih lanjut. Namun jika kondisi dilapangan tidak mendesak, sebaiknya curing dilakukan dalam waktu 4 hari untuk mencapai mutu/kualitas pekerjaan secara maksimal. SKh 10.1-4 PENGENDALIAN MUTU
(1) Penyimpanan Dan Perlindungan Bahan Bahan-bahan yang sudah diterima harus disimpan ditempat yang kering dan teduh, bahan tidak boleh dibuka di lokasi penyimpanan. Bila terdapat sisa bahan hasil pekerjaan harus dibungkus dengan menggunakan plastik sehingga bahan tidak mengeras dan terjadi perubahan komposisi kimia akibat terpengaruh kondisi lingkungan. (2) Jaminan Mutu Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan yang ada. (3) Penggantian Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan Selama pengangkutan, penyimpanan, penanganan atau pemasangan, bahan cat yang mengalami kerusakan berat seperti berubahan warna, mengeras, kaleng yang bocor harus diganti dengan bahan cat yang baru. Pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan atau spesifikasi ini, seperti pengecatan yang tidak rata dan bergelombang dan lain lain harus dibongkar dan diperbaiki kembali sesuai dengan persyaratan atau sesuai dengan persetujuan dari Direksi Teknis.
Skh 10.1 - 5
SKh 10.1-5 PENGENDALIAN MUTU Yang perlu diperhatikan dalam pengendalian mutu hasil pelaksanaan pekerjaan adalah pemeriksaan ketebalan coating dan cat yang telah diaplikasikan. Dilakukan pengujian dengan alat sesuai dengan kondisinya yaitu dengan alat untuk pemeriksaan ketebalan cat pada saat cat sudah mengering. Pemeriksaan tersebut dimaksudkan untuk memastikan kondisi solid content cat yang diaplikasikan pada permukaan beton. Warna hasil pengecatan harus merata dan tidak ada indikasi akan timbulnya berbedaan warna dan semua permukaan yang sulit terjangkau oleh bahan cat dengan ketebalan sesuai dengan persyaratan. SKh. 10.1-6 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1) Pengukuran Pengukuran dan pembayaran pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pengecatan elemen beton jembatan adalah sesuai dengan yang diaplikasikan dilapangan yaitu dengan satuan meter persegi, alat bantu yang dipergunakan termasuk support dan lain-lain yang dipergunakan untuk pekerjaan ini diperhitungkan berdasarkan biaya sebagaimana mestinya 2) Dasar Pembayaran Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemasangan, penyediaan alat bantu termasuk support dan penggantian lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan ini, semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini. No Mata Pembayaran
Skh. 10.1
Uraian
Satuan Pembayaran
Pekerjaan pengecatan elemen beton jembatan
Meter Persegi
Skh 10.1 - 6
PEDOMAN TEKNIK
PEDOMAN PENANGGULANGAN KOROSI KOMPONEN BAJA JEMBATAN DENGAN CARA PENGECATAN
No. 028/T/BM/1999 Lampiran No. 6 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999 Tanggal 20 Desember 1999
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh PT. Mediatama Saptakarya ( PT. Medisa )
YAYASAN BADAN PENERBIT PEKERJAAN UMUM
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA ALAMAT : JALAN PATTIMURA NO. 20 TELP. 7221960 - 7203165 - 7222806 FAX 7393938 KEBAYORAN BARU - JAKARTA SELATAN KODE POS 12110
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA NOMOR : 76/KPTS/Db/1999 TENTANG PENGESAHAN LIMA BELAS PEDOMAN TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA,
Menimbang : a.
bahwa dalam rangka menunjang pembangunan nasional di bidang kebinamargaan dan kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya alam, diperlukan pedoman-pedoman teknik bidang jalan;
b.
bahwa pedoman teknik yang termaktub dalam Lampiran Keputusan ini telah disusun berdasarkan konsensus pihak-pihak yang terkait, dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan dan keselamatan umum serta memperkirakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh manfaat sebesarbesarnya bagi kepentingan umum sehingga dapat disahkan sebagai Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga;
c.
bahwa untuk maksud tersebut, perlu diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga.
Mengingat 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Organisasi Departemen; Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1984, tentang Susunan Organisasi Departemen; Keputusan Presidcn Nomor 278/M Tahun 1997, tentang Pengangkatan Direktur Jenderal Bina Marga; Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 211/KPTS/1984 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum; Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 111/KPTS/1995 tentang Panitia Tetap dan Panitia Kerja serta Tata Kerja Standardisasi Bidang Pekerjaan Umum; Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 28/KPTS/1995 tentang Pembentukan Panitia Kerja Standardisasi Naskah Rancangan SNI/Pedoman Teknik Bidang Pengairan/Jalan/ Permukiman;
Membaca Surat Ketua Panitia Kerja Standardisasi Bidang Jalan Nomor UM 01 01-Bt.2005/768 tanggal 20 Desember 1999 tentang Laporan Panja Standardisasi Bidang Jalan. Memutuskan ...................... /2.
MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA TENTANG PENGESAHAN LIMA BELAS PEDOMAN TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA Kesatu
:
Mengesahkan lima belas Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ketetapan ini.
Kedua
:
Pedoman Tenik tersebut pada diktum kesatu berlaku bagi unsur aparatur pemerintah bidang kebinamargaan dan dapat digunakan dalam perjanjian kerja antar pihak-pihak yang bersangkutan dengan bidang konstruksi.
Keempat
:
Menugaskan kepada Direktur Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga untuk: a. menyebarluaskan Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga; b. memberikan bimbingan Teknik kepada unsur pemerintah dan unsur masyarakat yang bergerak dalam bidang kebinamargaan; c. menghimpun masukan sebagai akibat dari penerapan Pedoman Teknik ini untuk peyempurnaannya di kemudian hari.
Ketiga
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa, jika terdapat kesalahan dalam penetapan ini, segala sesuatunya akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
'I'embusan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Kepala Badan Penelitian dan pengembangan PU, selaku Ketua Panitia Tetap Standardisasi. 2. Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga, selaku Ketua Panitia Kerja Standardisasi Bidang Jalan. 3. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, selaku Sekretaris Panitia Kerja Standardisasi Bidang Jalan.
Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga Nomor : 76 /KPTS/Db/1999 Tanggal : 21 Desember 1999
PEDOMAN TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA Nomor Urut (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
JUDUL PEDOMAN TEKNIK (2) Pedoman Pelaksanaan Campuran Beraspal Dingin untuk Pemeliharaan Pedoman Pembuatan Aspal Emulsi Jenis Kationik Pedoman Perencanaan Campuran Beraspal Panas dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak Pedoman Perencanaan Bubur Aspal Emulsi (Slurry seal) Jembatan untuk Lalu Lintas Ringan dengan Gelagar Baja Tipe Kabel, Tipe Simetris, Bentang, 125 meter (Buku 2) Pedoman Penanggulangan Korosi Komponen Baja Jembatan dengan Cara Pcngecatan Tata Cara Pelaksanaan Pondasi Cerucuk Kayu di Atas Tanah Lembek dan Tanah Gambut Tata Cara Pencatatan Data Kecelakaan Lalu Lintas (Sistem 3L) Pedoman Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan Pedoman Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki pada Jalan Umum Persyaratan Aksebilitas pada Jalan Umum Pedoman Pemilihan Berbagai Jenis Tanaman untuk Jalan Pedoman Penataan Tanaman untuk Jalan Pedoman Perencanaan Teknik Bangunan Perendam Bising Tata cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat di Jalan Bebas Hambatan
NOMOR P'EDOMAN TEKNIK (3) 023/T/BM/I999 024/T/BM/1999 025/T/BM/1999 026/T/BM/1999 027/T/BM/1999 028/T/BM/1999_ 029/T/BM/1999 030/T/BM/1999 031/T/BM/1999 032/T/BM/1999 033/T/BM/1999 034/T/BM/1999 035/T/BM/1999 036/T/BM/1999 037/T/BM/1999
DAFTAR ISI
Halaman Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999 Tanggal 20 Desember 1999 DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan 1.2 Ruang Lingkup 1.3 Pengertian
1 1 1 1
BABII
KETENTUAN-KETENTUAN 2.1 Ketentuan Umum 2.1.1 Cat 2.1.2 Bahan Pelarut 2.1.3 Komponen Baja Jembatan
3 3 3 3 3
2.2
4 4 4 7
Teknik 2 .2.1 Cat 2.2.2 Komposisi Cat 2 .2.3 Umur Proteksi Cat
BAB III PENENTUAN JENIS DAN TEBAL CAT 3.1 Komponen Baja Jembatan 3.2 Lingkungan Pantai tanpa Polusi 3.3 Lingkungan Pantai dengan Polusi 3.4 Lingkungan Pedalaman tanpa Polusi 3.5 Lingkungan Pedalaman dengan Polusi
8 8 8 8 9 10
BAB IV PERSIAPAN PERMUKAAN BENDA UJI 4.1 Peralatan 4.2 Cara Kerja 4.2.1 Membersihkan Kotoran
11 11 11 11
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
i
4.2.2 Membersihkan Oil dan Gemuk 4.2.3 Membersihkan Karat menurut Persiapan Permukaan St 2,5 4.2.4 Membersihkan Karat menurut Persiapan Permukaan St 3
BAB V
PELAKSANAAN PENGECATAN 5.1 Peralataun 5.2 Cara Kerja
11 11 12
13 13 13
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH
LAMPIRAN B
LAIN-LAIN
LAMPIRAN B-1 PENGUKURAN TEBAL LAPIS CAT BASAH DENGAN ALAT WET FILM THICKNESS GAUGE LAMPIRAN B-2 PENGUKURAN TEBAL LAPIS CAT KERING DENGAN ALAT EKOMETER LAMPIRAN C
DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Maksud dan Tujuan Pedoman Penangulangan Korosi komponen Baja Jembatan dengan Cara Pengecatan dimaksudkan sebagai pegangan dan petunjuk bagi para perencana dan pelaksana pengecatan jembatan. Tujuannya adalah untuk melindungi komponen baja jembatan terhadap korosi dengan lapisan cat yang mempunyai sifat kimia dan sifat fisik yang baik.
1.2
Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman ini mencakup spesifikasi dan cara pengecatan komponen baja jembatan dalam lingkungin atmosfir tetapi tidak termasuk komponen baja jembatan yang digalvanis dengan cara terendam panas.
1.3
Pengertian 1)
Komponen Baja Jembatan adalah bagian dari bangunan atas dan bangunan bawah jembatan yang menggunakan bahan baja.
2)
Korosi adalah proses kerusakan permukaan logam secara kimiawi akibat pengaruh lingkungan.
3)
Lingkungan Atmosfir adalah lingkungan pada udara terbuka.
4)
Pantai tanpa Polusi adalah pantai sampai jarak 3 km dari tepi laut dimana tidak terdapat polusi hasil-hasil pabrik.
5)
Pantai dengan Polusi adalah pantai sampai jarak 3 km dari tepi laut dimana tcrdapat polusi hasil-hasil pabrik.
6)
Pedalaman tanpa Polusi adalah daerah yang meliputi lokasi yang
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
1
berjarak lebih dari 3 km dari pantai dimana tidak terdapat polusi hasilhasil pabrik. 7)
Pedalaman dengan Polusi adalah daerah yang meliputi lokasi yang berjarak lebih dari 3 km dari pantai dimana terdapat polusi hasil-hasil pabrik.
8)
Umur Proteksi Cat adalah jangka waktu antara selesainya pelaksanaan pengecatan sampai keharusan dilakukan pengecatan berikumya.
9)
Bahan Pengikat adalah bahan yang berfungsi mengikat dan melekatkan pigmen pada permukaan komponen baja jeinbatan yang akan dilindungi.
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
2
BAB II KETENTUAN - KETENTUAN
2.1
Ketentuan Umum
2.1.1 Cat Secara umum cat harus mempunyai daya lekat yang baik dan mudah dilapiskan pada permukaan secara merata, memiliki ketebalan dan waktu pengeringan yang tertentu, dan tahan terhadap pengaruh sifat kimia, fisik dan cuaca. Berdasarkan fungsinya lapisan cat umumnya terdiri atas: 1) 2) 3)
Cat dasar, yang menjamin pelekatan yang haik untuk lapisan yang berikutnya. Cat antara, merupakan lapisan pengikat yang merata antara lapisan cat dasar dengan lapisan cat akhir. Cat akhir, yang merupakan lapisan permukaan akhir yang halus, licin, mudah dibersihkan, dan tahan terhadap serangan zat-zat kimia.
2.1.2 Bahan Pelarut Bahan pelarut adalah bahan untuk mengencerkan cat agar memiliki kekentalan yang dikehendaki, dan biasanya terdiri atas zat organik seperti: terpentin, hidrokarhon, keton dan ester.
2.1.3 Komponen Baja Jembatan Permukaan struktur baja jembatan harus bersih dan bebas dari lemak, debu, produk korosi, residu garam, dan sebagainya.
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
3
2.2
Teknik
2.2.1 Cat Jenis cat yang umum dipakai untuk pengecatan komponen baja jembatan dapat diklasifikasikan dalam Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Jenis Cat No.
1. 2. 3. 4. 5.
Karakteristik dan Unsur-unsur Pokok
Klasifikasi Cat
Organic zinc-rich Anorganic zinc-rich One-pack chemical resistant Two-pack chemical resistant Coaltar epoxy resistant
Zinc dan organik binder Zinc dan silikat binder Chlorinated nibber, vinyl Epoxy, polyurethane, resin Epoxy
2.2.2 Komposisi Cat
Tabel 2. Komposisi Cat
No.
Klasifikasi Jenis Cat
1
2
1.
2.
Organic
Fungsi
Cat Dasar
Rata-rata Pigmen dalam Total Pigmen (% berat minimum)
Tebal Lapisan Kering (Pm/lapis) (minimum yang dianjurkan)
Bahan Pengikat
Jenis Pigmen
Volume Bahan Padat Nominal (%)
4
5
6
Two pack
Serbuk seng
35
95
50
Serbuk seng
40
80
75
zinc-rich
epoxy
Inorganic
Alkali silikat
8
zinc-rich
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
4
1 3.
2 One pack
3 Cat dasar
chemical
4
5
6
-
8
Chlorinated
Seng fosfat
35
40
35
rubber
Seng chromat
35
40
35
Serbuk seng
40
95
40
40
95
40
Methalik lead
45
50
35
Vinyl
Seng fosfat
35
40
35
chlorida
Seng chromat
35
40
35
Serbuk seng
40
95
40
Serbuk seng
40
95
40
Chlorinated
Titanium
35
25
Rubber
Oksida 30
100
resistan
(BS 4652 Type 1) Serbuk seng (BS 4652 Type 2)
I
Cat antara
Micaceous besi oksida Vinyl
Titanium
chlorida/
Oksida
40
80
30
35
80
100
asetat Micaceous Besi oksida Cat akhir
Chlorinated
Titanium
35
90
25
rubber
oksida
30
90
100
Kabon black
35
25
30
100
Besi oksida
40
80
30
35
80
100
Vinyl
Titanium
35
90
25
chlorida/
dioksida
30
90
100
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
5
1
2
3
4
5 Karbon black
6
7
100
30 Besi oksida
40
80
30
35
80
100
35
95
25
30
95
100
Seng fosfat
35
40
35
Serbuk seng
35
95
35
Serbuk
35
50
35
seng/seng
45
50
35
Aluminium
4.
Two pack
Cat
chemical
dasar
resistance
Two-pack epoxy
8 25
35
oksida Metalik lead Cat antara
Two-pack epoxy
Two-pack poly urethane
40
Titanium
45
dioksida
45
(warna putih)
45
80
40
Best oksida
45
80
100
Titanium
45
40
oksida
40
100
40
Mecaceous
45
80
40
iron oxide
45
80
100
Cat
Two-pack
Titanium
45
90
40
akhir
epoxy
dioksida
40
90
100
Cat
Two-pack
Pigmen
40
40
akhir
epoxy
warna &
40
100
(warna putih)
Karbon hitam Besi oksida
Two-pack poly urethane
45
80
40
45
80
100
Alumunium
45
95
35
Titanium
45
90
40
dioksida
40
90
(warna
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
75
6
1
2
3
4
5
6
8
Pigmen
45
40
warma tanpa
40
75
Kimia dan karbon Two-pack
Besi oksida
poly Cat
Two-pack
akhir
epoxy
Silikat
45
80
40
45
80
70
60
100
60
55
100
100
60
100
60
55
100
100
atau Modifikasi epoxy coaltar Besi oksida
2.2.3 Umur Proteksi Cat Umur proteksi cat dapat dilihat Dada Tabel 3 sebagal berikut: Tabel 3. Kategori dan Umur Proteksi Cat No.
Kategori Umur Proteksi
Umur Proteksi Cat (tahun)
1. 2. 3. 4.
Proteksi jangka pendek Proteksi jangka sedang Proteksi jangka panjang Proteksi jangka sangat panjang
<5 5 10 > 10
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
7
BAB III PENENTUAN JENIS DAN TEBAL CAT 3.1
3.1
Komponen Baja Jembatan Kriteria penentuan jenis dan tebal cat untuk komponen baja jembatan tergantung pada kondisi lingkungan dan umur proteksi cat.
3.2
Lingkungan Pantai tanpa Polusi Kriteria sistim pengecatan dalam Lingkungan Pantai tanpa Polusi umur proteksi 5 tahun dari 10 tahun, lihat Tabel 3.1. Tabel 3.1 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk Lingkungan Pantai tanpa Polusi Umur
Tebal Cat Jenis Cat Dasar Organic zinc-rich
Antara
Akhir
Total
Proteksi Cat (tahun)
-
-
75
75
5
Inorganic zinc rich
-
-
100
100
10
One-pack chemical
35
60
55
150
5
Resistance
70
100
100
270
10
atau
3.3
Lingkungan Pantai dengan Polusi Sistim pengecatan dalaun Lingkungun Pantai dengan Polusi untuk umur proteksi 5 tahun dan 10 tahun dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
8
Tabel 3.2 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk Lingkungan Pantai dengan Polusi Tebal Cat (µm) Jenis cat
Organic zinc-rich
Dasar
Antara
-
-
Akhir Total
Umur Proteksi Cat (tahun)
100
100
5
150
150
10
atau Inorganic zinc rich
3.4
One-pack chemical
70
100
30
200
5
resistance
100
100
1110
300
10
Two-pack chemical
70
100
70
240
5
resistance
70
100
100
270
10
Lingkungan Pedalaman tanpa Polusi Sistim pengecatan dalam Lingkungan Pedalaman tanpa Polusi untuk umur proteksi 5 tahun dan 10 tahun dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk Lingkungan Pedalaman tanpa Polusi Tebal Cat (µm) Jenis Cat Organic zinc-rich atau Inorganic zinc rich
Dasar
Antara
Umur Proteksi Cat (tahun)
Akhir
Total
75
75
5
100
100
10
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
9
One-pack chemical resistance
3.5
35 70
60 100
55 100
150 270
5 10
Lingkungan Pedalaman dengan Polusi Sistim pengecatan dalam Lingkungan Pedalaman dengan Polusi untuk umur proteksi 5 tahun dan 10 tahun dapat di lihat pada Tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk Lingkungan Pedalainan dengan Polusi Tebal Cat (µm) Jenis Cat
Umur Proteksi Total Cat (tahun)
Dasar
Antara
Akhir
-
-
100
100
5
Inorganic zinc rich
-
-
150
150
10
One-pack chemical
70
100
30
200
5
resistmice
100
100
l00
300
10
70
100
70
240
5
70
100
100
270
10
Organic zinc-rich atau
Two-Pack chemical resistance
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
10
BAB IV PERSIAPAN PERMUKAAN BENDA UJI
Persiapan permukaan komponen baja masing-masing sistim pengecatan umur 5 tahun dan 10 tahun dilaksanakan sebagai berikut:
4.1
Peralatan Peralatan yang digunakan untuk persiapan permukaan terdiri atas:alat kerok, alat pengelupas, mesin pengelupas, sikat kawat, mesin penggosok, gurinda, penghisap debu, kompresor, kuas, semprotan air, dan peralatan sand blasting.
4.2
Cara Kerja
4.2.1 Membersihkan Kotoran Kotoran berupa tanah, debu, dan kotoran lainnva dihilangkan dengan disikat atau dikerok atau disemprot air sampai bersih.
4.2.2 Membersihkan Oli dan Gemuk Oli dan gemuk dihilangkan dengan cara menggosoknya dengan kain atau kuas yang dicelupkan ke dalam larutan xylol, thiner, bensin, dan lain-lain.
4.2.3 Membersihkan Karat menurut Persiapan Permukaan Sa 2,5 Karat dan kotoran lainnya dihilangkan dengan cara dipukul, dikerok, disikat, digurinda, dan dilanjutkan dengan semprotan pasir yang biasanya menggunakan pasir silika atau pasir besi yang disemprotkan pada permukaan logam yang akan dibersihkan dengan menggunakan
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
11
udara bertekanan, kemudian permukaan baja dibersihkan dengan penyedot debu dan ditiup dengan kompresor atau disikat dengan kuas bersih. Permukaan komponen baja dibersihkan sampai mencapai warna kertas standar Sa 2,5.
4.2.4 Membersihkan Karat menurut Persiapan Permukaan St 3 Karat dan kotoran lainnya dihilangkan dengan cara dipukul, dikerok, disikat, digurinda, dan permukaan baja dibersihkan dengan vacum cleaner dan ditiup dengan kompresor/disikat dengan kuas bersih. Permukaan komponen baja dibersihkan sampai kelihatan sesuai warna kertas standar St 3
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
12
BAB V PELAKSANAAN PENGECATAN
Berikut ini tahapan yang harus dilakukan untuk pengerjaan di lapangan. Pengecatan komponen baja masing-masing sistim pengecatan umur 5 tahun dan 10 tahun.
5.1
Peralatan Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan pengecatan terdiri atas: semprotan vacum (tanpa udara), semprotan udara, kompressor, kwas, alat pengukur ketebalan cat, alat pengukur ketebalan basah, alat pengukur ketebalan kering, dan keselamatan kerja seperti sabuk pengaman dan helm.
5.2
Cara Kerja 1)
2) 3)
4) 5)
Sebelum dilakukan pengecatan, benda uji harus betul-betul sudah bersih dari kotoran maupun karat. Waktu antara penyelesaian persiapan permukaan dan pengecatan dasar tidak boleh lebih dari 3 jam. Pengecatan dasar dilakukan dengan menggunakan mesin penyemprot besar. Sebelum digunakan, bahan cat yang terdiri atas 2 komponen diaduk secara terpisah sebelum dicampur dengan perbandingan yang ditentukan oleh pabrik pembuat dan diawasi oleh seorang pengawas. Pengencer dapat ditambahkan seperti yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat. Pada permukaan baja yang sudah bersih, pengecatan dasar dilakukan dengan cara cat disemprotkan dengan semprotan cat yang dihubungkan dengan kompressor.
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
13
6)
7) 8)
Ukur ketebalan lapisan cat basah dengan alat pengukur ketebalan cat hasah (Wet Film Thickness Gauge) dan tunggu sampai lapisan cat menjadi kering. Ukur ketebalan lapisan cat kering dengan alat ketebalan cat kering (Elkometer). Lapisan antara dan lapisan akhir dilaksanakan dengan menggunakan penyemprot mesin dan kwas minimum 24 jam dan maksimum 72 jam setelah lapisan dasar kering.
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
14
LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH solvent
=
pelarut
binder
=
pengiikat
vacum cleaner
=
penghisap debu
sand blasting
=
semprotan pasir
chipping
=
mengelupas
brushing
=
menyikat
St 3
=
tingkat kebersihan permukaan logam secara manual
Sa 2,3
=
tingkat kebersihan permukaan logan secara semprotan pasir
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
15
LAMPIRAN B: LAIN -LAIN
LAMPIRAN B-1 PENGUKURAN TEBAL LAPIS CAT BASAH DENGAN ALAT WET FILM THICKNESS GAUGE
B.1
TEBAL LAPIS CAT BASAH
B.1.1 Metode Pengukuran a. b. c. d. e.
Pengecatan dengan kuas/dengan menyemprotkan cat ke permukaan logam yang rusak (cat lapis pertama). Kemudian ukur ketebalan lapis cat tersebut dengun alas Wet Film Thickness Gauge. Lakukan kembali pengecatan dengan kuas/dengan menyemprotkan cat di atas cat lapis pertama (cat lapis kedua). Ukur ketebalan cat lapis kedua dengan alat yang lama seperti di atas. Ulangi kegiatan tersebut hingga diperoleh ketebalan yang diinginkan sesuai ketentuan pada Bab III, Contoh Perhitungan, dan Gambar 1 Pengukuran Tebal Lapis Cat Basah.
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
16
Gambar 1 Alat Pengukur Tebal Cat Basah (Wet Film Thickness Gauge)
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
17
B.1.2 CONTOH PERHITUNGAN
Tebal Basah =
1000 B A
B = Volume cat dalam liter A = Luas permukaan tertutup cat dalam m2
Contoh Perhitungan: - Misalnya pemakaian cat
= 500 gram/m2
- Berat Volume Cat
= 1,5 gram/cm3
- Volume dalam liter - Tebal Basah
500 0,333liter 1,5 1000 xB = A 1000 x0,333 333Pm 1 =
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
18
LAMPIRAN B-2 PENGUKURAN TEBAL LAPIS CAT KERING DENGAN ALAT ELKOMETER B.2
TEBAL LAPIS CAT KERING
B.2.1 Metode Pengukuran a. b. c. d. e.
Cat dengan kuas/semprotkan cat permukaan logam yang berukuran tertentu (cat lapis pertama). Setelah kering, ukur tebal lapis cat tersebut dengan alat elkometer. Cat dengan kuas/semprotkan kembali cat di atas cat lapis pertama (cat lapis kedua). Ukur ketebalan cat lapis kedua denlan alat yang sama seperti di atas. Ulangi kegiatan tersebut hingga diperoleh ketebalan yang diinginkan sesuai ketentuan pada Bab III, Contoh Perhitungan, dan Gambar 2 Pengukuran Tebal Lapis Cat Kering.
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
19
Gambar 2 Alat Pengukuran Cat Kering (Elkometer)
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
20
B.2.2 CONTOH PERHITUNGAN
Tebal Kering =
10 BxC A
Keterangan : B = Volume cat dalam liter A = Luas permukaan tertutup cat dalam m2
Contoh Perhitungan: - Misalnya pemakaian cat
= 500 gram/m2
- Berat Volume Cat
= 1,5 gram/cm3
- Total Solid
= 60%
- Volume dalam liter - Tebal Basah
500 0,333liter 1,5 10 BxC = A 10 x0,333x60 200 Pm 1 =
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
21
DAFTAR PUSTAKA
Directorate General of HIighway, General, Spesification, Section 5.7. Paintings.
Direktorat Penyelidikan Masalah Tanah dan Jalan dan Petunjuk Perencanaan Pengecatan Untuk Jembatan, 1981.
Irman Nurdin, Teknologi Penanggulangan Korosi Tiang Pancang, 1996.
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999
LAMPIRAN C DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA 1)
Pemrakarsa x Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, Badan Penelitian dan Pengembangan PU. x
2)
3)
Direktorat Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga
Penyusun : Dra. Lien Suharlinah Ir. Redrik 1rawan
Pusat LitbangJalan Pusat LitbangJalan
4).
Tim Pembahas : DR. Ir. Mustazir Noesir, MM Ir. Irwan Zarkasi, M.EngSc Ir. Lany Hidayat Ir. Hery Vaza, MLEngSc Ir. Tri Djoko Waluyo, M.EngSc Ir. Joko Sulistyono, M.Sc Ir. Wawan Witarnawan, M.Sc, ME Ir. Jujun J. Ir. Sjamsudin H Ir. Redrik Irawan Dra. Lien Suharlinah Ir. Lanneke Trsitanto Ir. Rahadi Sukirman
Ditjen Bina Marga Ditjen Bina Marga Ditjen Bina Marga Ditjen Bina Marga Ditjen Bina Marga Ditjen Bina Marga Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan
Kelompok Kerja Bidang Konstruksi Jembatan & Bangunan Pelengkap Jalan (SK Ketua Panja No.: 13/KPTS/Bt/1999) Ketua: DR. It. Mustazir Noesir, MM Ditjen Bina Marga Wakil Ketua: Ir. Wawan Witamawan, hl.Sc, ME Anggota: Ir. Irwan Zarkasi, M.EngSc Ir. Lany Hidayat Ir. Hery Vaza, M.EngSc Ir. Tri Djoko Waluyo, M.EngSc Ir. Joko Sulistyono, M.Sc Ir. Wawan Witarnawan, M.Sc, ME Ir. Lanneke Trsitanto Ir. Sjamsudin H Ir. Nandang Syamsudin Ir. Rustaman, MSc Ir. KGS. Axchmad Ir. Joko Purnomo Ir. Lasino Ir. Felisa Simarmata DR.Ir. Hanafiah Ir. Swardirjus Ir. Rudi Suherman
Pusat LitbangJalan Ditjen Bina Marga Ditjen Bina Marga Ditjen Bina Marga Ditjen Bina hiarga Ditjen Bina Map Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Permukiman Pusat Litbang Permukiman Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi