STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA (SDKI) Tim Pokja SDKI DPP PPNI Disampaikan Disampaika n pada: SEMINAR STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA PERSA PER SATUAN TUAN PER PERA AWA WAT T NASIONAL INDO INDONES NESIA IA Kamis,, 29 Jdesemb Kamis Jdesember er 201 2016 6
OVERVIEW
Latar belakang SDKI
Nursing terminologies atau standarisasi bahasa keperawatan
Penggunaan nursing terminologies di dunia
Proses pembuatan SDKI
Struktur dan komponen SDKI
OVERVIEW
Latar belakang SDKI
Nursing terminologies atau standarisasi bahasa keperawatan
Penggunaan nursing terminologies di dunia
Proses pembuatan SDKI
Struktur dan komponen SDKI
Standar Kompetensi 4 1 r 0 a 2 d n n i u a t s h s e a t 6 f o 6 6 r l p 3 o a s N a U p U
. p e 4 1 K 0 g 2 n n a u d h n a U T g 8 n 3 a . d o n N U
P P N I
r i a s d f e n o a r t S P
Standar Asuhan Keperawatan
SK
SKP SAK SA K
Stan Standa darr Kine Kinerj rja a Profesional
KUALITAS & PENGEMBANGAN PROFESI
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
= (Standardized Nursing Languange/SNL)
Mengapa kita harus membuat standarisasi bahasa keperawatan?
Bahasa untuk berkomunikasi dan
Komunikasi dalam keperawatan adalah untuk keselamatan pasien ...
Rutherford, 2008
Standarisasi bahasa
Bahasa yang digunakan, dimengerti oleh semua perawat untuk menjelaskan asuhan keperawatan (Keenan, 1999)
Menyediakan bagi perawat-perawat komunikasi dengan arti yang umum (AORN)
Perawat memerlukan kesamaan terminologi untuk menjelaskan DIAGNOSA, INTERVENSI, dan OUTCOME terkait dengan proses pelaksanaan dan pendokumentasian asuhan keperawatan
Manfaat standarisasi bahasa keperawatan
Rutherford, 2008 Membangun komunikasi antar perawat dan tim kesehatan lain yang lebih baik visibilitas intervensi keperawatan Meningkatkan Meningkatkan mutu asuhan keperawatan data collection untuk mengevaluasi Meningkatkan proses Nursing care outcome Kepatuhan pada standar asuhan keperawatan menjadi lebih baik Memfasilitasi pengkajian kompetensi keperawatan Memiliki implikasi untuk pendidikan, riset dan administrasi keperawatan “
”
”
“
”
untuk meningkatkan visibility keperawatan, memastikan keamanan dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan (ICNP)
Diagnosa keperawatan adalah: Penilaian klinik (C l in i c a l J u d g m e n t ) tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan (proses hidup) aktual atau potensial
Sebagai dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil (o u t c o m e ) . Dimana dalam proses ini perawat memiliki tanggung jawab/ akuntabilitas (NANDA, 2009) Terdiri dari Label, etiologi dan karakeristik (NANDA, 2015)
Yang tersering dipergunakan didunia adalah NANDA & ICNP
Accurate Nursing Diagnosis, Effective Nursing Intervention,
International Classification for Nursing Practice – Diagnosis Classification
Clinical Care Classification ICNP-DC Nursing Diagnostic System of the Centre for Nursing Development and Research
Omaha System
Nursing Diagnosis
ZEFP
International Classification of Functioning, Disability and Health
CCC
North American Nursing Diagnosis Association
NANDA
HHCC
ICF
Home Health Care Classification
SNOMED CT
Systematized Nomenclature of Medicine Clinical T
PROSES PENYUSUNAN STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA
SOSIALISASI 34 propinsi Penyempurnaan SDKI
Field test
Tim Kerja menyiapkan Draft SDKI Sesuai SK tim Pokja DPP PPNI
DPP PPNI
Workshop Revisi Kontinu 30 Nov 20
Field test
Panitia SDKI
Workshop I Pokja SDKI 26 Oktober’16
Rapat pertama Panitia 21 Juni 2016
Inisiasi Sept 2015
Menentukan timeline Rencana Kerja selesai tahun 2016
Membuat rencana strategik
Menentukan template diagnosis keperawatan
Menyusun Diagnosa keperawatan berdasarkan kajian dari spesialisasi: keperawatan medikal bedah, keperawatan gawat darurat, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa dan keperawatan komunitas
WORKSHOP SDKI 26 Oktober 2016
Terbentuk tim kelompok kerja yang terdiri dari Keperawatan Medikal Bedah dan Keperawatan Gawat Darurat Keperawatan Maternitas Keperawatan Anak Keperawatan Jiwa Keperawatan Komunitas
Tim kerja ini menyusun Diagnosis keperawatan yang sesuai bidangnya
Hasil kerja tim tersusun diagnosa sebanyak 133 Diagnosa keperawatan setelah direview terdapat kesamaan diagnosa pada masing-masing spesialisasi
Diagnosa yang sama diputuskan untuk dikerjakan oleh spesialisasi tertentu berdasarkan diskusi dan musyawarah
Mengorganisasi dan membahas kemajuan penulisan diagnosis keperawatan.
Mendiskusikan dan membahas draft SDKI masing-masing spesialisasi
Mengompilasi seluruh draft pleno > 6 kali draft akhir SDKI.
Draft SDKI WORKSHOP SDKI ke II 30 November 2016
Workshop SDKI
30 November 2016
Peserta yang diundang adalah para pakar, praktisi dan akademisi keperawatan untuk memberikan masukan demi penyempurnaan draft akhir SDKI.
Peserta yang hadir adalah
Himpunan : Himponi, Hiperci, HIBGABI, HIPKABI, HPMI
Ikatan : IPEMI, Inkayin/RSJHK, IKPAMI, IPDI
Pendidikan : FIK UI, PSIK UIN Jakarta, FIK UPH, FIK UMJ, FIKES UMT, UNAND dan institusi pendidikan lainnya baik diploma maupun Ners
Rumah Sakit : RSJHK, RSIA HK, RS PON, RSM Aini, RSJ Soeharto Herdjan, RSMM Bogor, RSUP Persahabatan,
Workshop SDKI
30 November 2016
Hasil masukan dari workshop :
Perbaikan narasi
Masukan indikator diagnostik
Penambahan diagnosa keperawatan yang belum ada
Penambahan indikator diagnostik
FINALISASI
Seminar SDKI dan launching buku SDKI 29 Desember 2016
Menyelenggarakan sosialisasi Buku SDKI dalam bentuk seminar ke 34 provinsi di Indonesia.
Melakukan peninjauan ulang dan revisi secara berkala sesuai dengan masukan-masukan dari hasil implementasi dan penelitian-penelitian.
Referensi SDKI
Referensi SDKI •
•
Text book : ICNP DC, NANDA, Newfield et.al, Doenges, Carpenito-Moyet, Taylor & Ralp, Ackley JurnaL Penelitian : –
Sytematic review
–
Clinical validation
–
descriptive
1. Adventitious breath sounds, 2. changes in respiratory rate, 3. difficult vocalizing, 4. diminished breath sounds, 5. dyspnoea, 6. ineffective cough, 7. orthopnoea, and 8. restlessness
asalah efinisi enyebab
ejala/Tanda
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten. Fisiologis: A. Spasme jalan napas B. Hipersekresi jalan napas C. Disfungsi neuromuskuler D. Benda asing dalam jalan napas E. Adanya jalan napas buatan F. Sekresi yang tertahan G. Hiperplasia dinding jalan napas H. Proses infeksi I. Respon alergi Lingkungan: 1. Merokok aktif 2. Merokok pasif 3. Terpajan polutan Mayor Subjektif: -
Minor Subjektif: - Dispnea - Sulit bicara - Orthopnea
Objektif: a. Batuk tidak efektif b. Sputum berlebih c. Wheezing dan/atau ronkhi kering d. Tidak mampu batuk Objektif: a. Gelisah b. Sianosis c. Bunyi napas menurun d. Frekuensi napas berubah
1. Altered heart rate/rhythm, 2. Dyspnea, 3. Labile blood pressure, 4. Rales, 5. Oliguria / anuria, 6. Edema, 7. Cold skin, 8. Fatigue / weakness, 9. Decreased peripheral pulses and 10. Decreased peripheral perfusion
Masalah
Penurunan Curah Jantung
Definisi
Ketidakadekuatan Jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Penyebab
Gejala/Tanda
1. Perubahan irama jantung 2. Perubahan frekuensi jantung 3. Perubahan kontraktilitas 4. Perubahan preload 5. Perubahan afterload Mayor: Objektif: Subjektif: a. Perubahan irama jantung A. Perubahan irama a. Bradikardia jantung b. Takikardia c. Palpitasi d. Perbahan EKG (Aritmia, Gangguan Konduksi, Iskemik) b. Perubahan preload 1) Edema B. Perubahan preload 2) Distesnsi vena a. Kelelahan jugularis 3) Central Venous Pressure (CVP) menurun 4) Pulmonary Artery Wedge Pressure (PAWP) menurun C. Perubahan afterload c. Perubahan afterload a. Dispnea 1. Perubahan tekanan darah* 2. Nadi perifer teraba lemah 3. Capillary Refill Time >3 detik 4. Oliguria 5. Perubahan warna kulit (pucat dan/atau sianosis) 6. Systemic Vascular Resitance (SVR) menurun 7. Systemic Vascular Resitance (SVR) meningkat
D. Perubahan kontraktilitas a. Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) b. Batuk
d.
Perubahan kontraktilitas 1. Adanya suara jantung S3 dan/atau S4 2. Penurunan Ejection Fraction (EF
Minor: Subjektif:
Objektif:
1. Alterations in depth of breathing (sensitivity 96%), 2. pursed-lip breathing (sensitivity 99%), 3. altered chest excursion (specificity 97%), 4. prolonged expiration phase (specificity 99%)
Masalah
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi
Inspirasi dan/atau adekuat.
Penyebab
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Gejala/Tanda
ekspirasi
yang
tidak
memberikan
ventilasi
Kesemasan Cedera medula spinalis Deformitas dinding dada Deformitas tulang Disfungsi neuromuskular Gangguan muskuloskeleta l Gangguan neurologis (mis., elektroensefalogram [EEG] positif, trauma kepala, ganguan kejang) 8. Hiperventilasi 9. Imaturitas neurologis 10. Keletihan 11. Keletihan otot pernapasan 12. Nyeri 13. Obesitas 14. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru 15. Sindrom hipoventilasi Mayor: Subjektif: -
Objektif: A. Penggunaan otot ban tu pernapasan B. Fase ekspirasi memanjang C. Kapasitas vital menurun D. Tekanan ekspirasi menurun E. Tekanan inspirasi menurun F. Pola napas abnormal (mis., irama, frekuensi, kedalaman)
Minor: Subjektif: - -
Dispnea Ortopnea
Objektif: a. Bradipnea b. Diameter thorak anteriorposterior meningkat c. Ventilasi semenit menurun d. Pernapasan pursed-lip e. Pernapasan cuping hidung f. Perubahan ekskursi dada g. Takipnea
Top Domains of NANDA – I Diagnoses for Patients Hospitalized with CHF
SDKI, NANDA & ICNP
KLASIFIKASI
SDKI NANDA Terdiri dari 13 domain, 13 kelas dan 202 diagnosa 1. Promosi kesehatan 2. Nutrisi 3. eliminasi & pertukaran 4. aktivitas & istirahat 5. persepsi & kognisi 6. persepsi diri 7. hubungan peran 8. Sexuality 9. toleransi stress/ coping 10. prinsip hidup 11. keamanan & perlindungan 12. kenyamanan 13. pertumbuhan & perkembangan
ICNP Terdiri dari 2 Domain, 556 diagnosa 1. Positif 2. Negatif
1. Fisiologi 1. Respirasi 2. Sirkulasi 3. Nutrisi/cairan 4. Eliminasi 5. Aktivitas dan istirahat 6. Neurosensori 7. Reproduksi dan seksualitas 2. Psikologi 1. Nyeri/kenyamanan 2. Integritas ego 3. Perilaku 1. Kebersihan diri 2. Penyuluhan & pemebelajrab 4. Relasional 1. Interaksi sosial 5. Lingkungan 1. Keamanan (Wake, 1994);
SDKI
TEMPLATE
-
Label penyebab Tanda & gejala (DS,DO) Faktor resiko Kondisi klinik terkait Keterangan
ICNP
NANDA
- Label
- Label - Faktor yang berhubungan - Batasan karakteristik - Faktor resiko
Type diagnosa
- Aktual (85) - Resiko (49) - Promosi (14)
-
Aktual (441) Resiko (114) Promosi (268)
-
Aktual (124) Resiko (107) Promosi (25)
Klasifikasi
-
-
Negatif Positif
-
Domain Klas
Kategori subkategori
Jenis Diagnosis Keperawatan
Komponen Diagnosis Keperawatan •
•
Masalah ( P r o b l e m ) atau Label Diagnosis Indikator Diagnostik
Masalah (problem) Definisi
No
Deskriptor
1
Defisit
Tidak cukup, tidak adekuat
2
Disfungsi
Tidak berfungsi secara normal
3
Efektif
Menimbulkan efek yang diinginkan
4
Gangguan
Mengalami hambatan atau kerusakan
5
Lebih
Berada di atas nilai normal atau yang diperlukan
6
Penurunan
Berkurang baik dalam ukuran, jumlah atau derajat
7
Rendah
Berada di bawah nilai normal atau yang diperlukan
8
Tidak Efektif
Tidak menimbulkan efek yang diinginkan
9
Tidak Proporsional
Terlalu besar/kecil jika dibandingkan dengan yang normal
Jenis Masalah (problem)
Indikator Diagnostik •
Penyebab (etiologi)
•
Tanda dan gejala –
Mayor: Tanda/gejala ditemukan sekitar 80% 100% untuk validasi diagnosis.
–
Minor: Tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung penegakan diagnosis.
–
Diagnosa resiko tak perlu tanda dan gejala, namun harus ada faktor resiko
Penulisan Diagnosis Keperawatan Indonesia
Diagnosisi aktual •
•
•
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. spasme jalan napas d.d batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi, dispnea, gelisah Gangguan Proses Keluarga b.d. perubahan status kesehatan anggota keluarga d.d. keluarga tidak mampu beradaptasi terhadap situasi, tidakmampu berkomunikasi secara terbuka diantara anggota keluarga Pola seksual tidak efektif b.d. konflik orientasi seksual d.d. perubahan aktivitas seksual, kesulitan melakukan aktivitas seksual, konflik nilai
Diagnosis Resiko
•
•
•
Risiko aspirasi d.d. tingkat kesadaran menurun Risiko distress spiritual d.d. sakit kronis, konflik spiritual Resiko gangguan pertumbuhan d.d. ketidakadekuatan nutrisi
Kesiapan peningkatan eliminasi urin d.d. pasien ingin meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik urin normal” “
Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan d.d. pilihan hidup sehari-hari tepat untuk memenuhi tujuan program kesehatan, mengekspresikan keinginan kesehatan
Pencapaian peran menjadi orang tua d.d. Bounding attschment optimal, perilaku positif menjadi orang tua, saling berinteraksi dalam merawat bayi