LITHOSTRATIGRAFI
Pendahuluan Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi).
Pengertian Lithostratigrafi Lithostratigrafi merupakan ilmu geologi yang mempelajari dan meneliti susunan lapisan batuan berdasarkan ciri-ciri litologi. Ada dua macam cara yang digunakan para geologist dalam menggunakan istilah litologi, yaitu: a. Litologi, merupakan karakteristik fisik batuan yang dapat dipelajari dan dideskripsi khususnya pada batuan sampel dan pada singkapan. b. Litologi, merupakan karakteristik fisik, seperti tipe batuan, warna, komposisi mineral, dan ukuran butir. Dengan demikian, satuan litologi adalah satuan batuan yang didasarkan dengan ciri-ciri fisik batuan sedangkan lithostratigrafi adalah ilmu geologi yang mempelajari hubungan stratigrafi antara lapisan yang dapat didefinisikan berdasarkan litologi.
Tujuan Lithostratigrafi Sesuai dengan Sandi Stratigrafi Indonesia tahun 1996 pasal 13, pembagian lithostratigrafi dimaksudkan untuk menggolongkan batuan di bumi secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi pada ciri-ciri litologi. Pada satuan lithostratigrafi penentuan satuan didasarkan pada ciri-ciri batuan yang dapat di-amati di lapangan, penentuan batas penyebarannya tidak tergantung atas batas waktu. Karakteristik fisik litologi yang dapat diamati di lapangan meliputi jenis batuan, kombinasi jenis batuan, keseragaman gejala litologi batuan dan gejala
lain pada tubuh batuan. Apabila ciri-ciri fisik litologi di lapangan tidak dapat digunakan, maka dengan cara mekanik, geofisika, dan geokimia juga dapat dilakukan. Satuan lithostratigrafi sesuai dengan hukum superposisi, dan keberadaan komponen fosil dalam batuan termasuk salah satu komponen batuan.
Satuan Resmi dan Tak Resmi Satuan lithostratigrafi resmi ialah satuan yang memenuhi persyaratan Sandi, sedangkan satuan lithostratigrafi tak resmi ialah satuan yang tidak seluruhnya memenuhi persyaratan Sandi. Satuan tak resmi setidaknya harus bersendi pada ciri-ciri litologi. Bila ciri fisik litologi tidak dapat digunakan, maka ciri-ciri yang di dapat dengan cara mekanik juga dapat dipakai sebagai satuan sendi tak resmi.
Tingkat- Tingkat Satuan Lithostratigrafi Urutan tingkatan satuan lithostratigrafi resmi, dari besar ke kecil yaitu Kelompok-Formasi-Anggota. Dengan satuan dasar lithostratigrafi yaitu formasi : 1. Kelompok ialah satuan lithostratigrafi resmi setingkat lebih tinggi daripada formasi
yang terdiri dari dua atau lebih formasi yang mempunyai
keseragaman ciri litologi, oleh karena itu suatu kelompok tidak dapat berdiri sendiri. Apabila dalam suatu kelompok terdapat formasi yang membaji, maka jumlah dan jenis susunan formasinya tidak selalu tetap. Suatu formasi dapat ditingkatkan menjadi kelompok apabila ternyata memenuhi persyaratan. 2. Formasi adalah satuan dasar lithostratigrafi, harus memiliki keseragaman atau ciri-ciri litologi yang nyata, baik terdiri dari satu macam jenis batuan, perulangan dari dua jenis batuan atau lebih. 3. Anggota adalah bagian dari suatu formasi yang secara litologi berbeda dengan ciri umum formasi, dan memiliki penyebaran lateral yang berarti. Anggota selalu merupakan bagian dari formasi melebihi penyebaran formasi.
dan penyebarannya
tidak boleh
Batas dan Penyebaran Satuan Lithostratigrafi 1. Batas satuan lithostratigrafi ialah kontak antara dua satuan yang berlainan ciri litologi, yang dijadikan dasar pembeda kedua satuan tersebut. 2. Batas satuan ditempatkan pada bidang yang nyata perubahan litologinya atau dalam hal perubahan tersebut tidak nyata, batasnya merupakan bidang yang diperkirakan kedudukannya. 3. Satuan satuan yang berangsur berubah atau menjemari, peralihannya dapat dipisahkan sebagai satuan tersendiri apabila memenuhi persyaratan Sandi. 4. Penyebaran satuan satuan lithostratigrafi semata mata ditentukan oleh kelanjutan ciri ciri litologi yang menjadi ciri penentunya. 5. Dari segi praktis, penyebaran suatu satuan lithostratigrafi dibatasi oleh batas cekungan pengendapan atau aspek geologi lain. 6. Batas batas daerah hukum (geografi) tidak boleh dipergunakan sebagai alasan berakhirnya
penyebaran
lateral
(pelamparan)
suatu
satuan.
Perbedaan Satuan Litostratugrafi, Litodemik, dan Biostratigrafi Satuan lithostratigrafi pada umumnya sesuai dengan hukum superposisi dengan demikian untuk batuan beku, metamorf, dan batuan lain yang tidak memiliki perlapisan dikelompokan ke dalam satuan litodemik. Satuan biostratigrafi dimaksudkan untuk menggolongkan lapisan – lapisan batuan di bumi secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama berdasarkan kandungan dan penyebaran fosil.
Stratotipe atau Pelapisan Jenis 1. Suatu stratotipe merupakan perwujudan alamiah satuan lithostratigrafi resmi di lokasi tipe yang dapat dijadikan pedoman umum. 2. Letak suatu stratotipe dinyatakan dengan kedudukan koordinat geografi. 3. Apabila pemerian stratotipe suatu satuan lithostratigrafi di lokasi tipenya tidak memungkinkan, maka sebagai gantinya cukup dinyatakan lokasi tipenya.
Tatanama Satuan Lithostratigrafi 1. Tatanama satuan lithostratigrafi resmi ialah dwinama (binomial). Untuk tingkat Kelompok, Formasi dan Anggota dipakai istilah tingkatnya dan diikuti nama
geografinya.
Suatu satuan lithostratigrafi resmi bertingkat formasi dengan lokasi tipe di daerah A dinamakan "Formasi A", dimana "A" adalah nama geografi. Nama geografi suatu satuan sebaiknya terdiri dari satu kata. Apabila nama tersebut terdiri dari dua suku kata maka di dalam nama satuan lithostratigrafi, nama geografi tersebut menjadi satu kesatuan. Untuk menghindari duplikasi, nama geografi yang telah digunakan untuk nama satuan lithostratigrafi resmi tidak boleh digunakan untuk nama satuan lithostratigrafi resmi yang lain. 2. Penulisan kedua kata nama satuan lithostratigrafi resmi harus dimulai dengan huruf besar, sedangkan nama satuan tak resmi selalu dengan huruf kecil, kecuali ditulis pada awal kalimat. 3. Jika untuk satuan lithostratigrafi yang sama terdapat dua buah penamaan, maka nama resmi yang diusulkan terdahulu yang dipakai. 4. Nama geografi sebaran satuan di waktu lampau yang telah populer, sebaiknya dipertahankan.
Statusnya
dipastikan
atau
diubah
menurut
satuan
lithostratigrafi yang sesuai. 5. Nama geografi mungkin berubah bahkan hilang, tetapi perubahan itu tidak boleh mempengaruhi nama satuan lithostratigrafi yang telah ada.
DAFTAR PUSTAKA
http://stratigrafi.blogspot.com/2010/12/serba-serbi-stratigrafi.html http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/11/tingkat-tingkat-satuanlitostratigrafi.html http://kelompok5stratigrafi.wordpress.com/2011/10/29/litostratigrafi/ http://thebadlandsguardian.blogspot.com/2012/07/lithostratigrafi.html