SATUAN ACARA PENYULUHAN (Group)
Topik
: tanda bahaya kehamilan dan persalinan (materi & leaflet terlampir )
Hari/Tanggal
: Sabtu, 27 Mei 2017
Waktu
: 7 Menit
Penyaji
: Tim program profesi keperawatan maternitas maternitas Universitas Hasanuddin
Tempat
: Puskesmas Minasaupa
1. Tujuan
Tujuan Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan klien dan keluarga diharapkan mampu mengetahui dan memahami tentang tanda bahaya persalinan dan kehamilan 1.2 Tujuan Khusus Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x 7 menit klien dan keluarga diharapkan mampu: 1. Mengetahui tentang tanda bahaya pada saat hamil 2. Mengetahui tentang tanda bahaya persalinan
II. Sasaran
Sasaran ditujukan pada ibu hamil yang datang berkunjung di Puskesmas Minasaupa
III. Strategi Pelaksanaan
1. Metode
: Ceramah, diskusi
2. Media
: lembar balik
1
IV. Setting
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan penyaji
Keterangan :
: Penyuluh : Moderator (optional ) : Fasilitator : Observer : Peserta penyuluhan
V. Pelaksanaan Kegiatan No
Kegiatan
Penyuluh
Peserta
Waktu
Media/ Metode
1
Fase
- Salam Pembuka
Menjawab salam
Pendahuluan
- Memperkenalkan diri
Mendengarkan
1 menit
Verbal
- Menyampaikan topik & tujuan penyuluhan - Mengkaji
pemahaman
awal
peserta tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan
2
2
Fase Kerja
1. Penyampaian Materi
Mendengarkan
Penyaji menjelaskan tentang:
dengan
a. Tanda bahaya kehamilan
perhatian
4 menit
penuh
Proyekt or
b. Tanda bahaya persalinan 2. Tanya Jawab Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya 3. Evaluasi Memberikan pertanyaan tentang: a. Tanda bahaya kehamilan
Bertanya
1 menit
Diskusi
b. Tanda bahaya persalinan 1 menit
Menjawab
Metode
pertanyaan
Teach Back
3
Fase Penutup
Menyimpulkan
Mendengarkan
Salam Penutup
Menjawab salam
1 menit
VII. Evaluasi a. Evaluasi Struktural
Kontrak waktu pertemuan dengan klien dan keluarga jelas
Kesiapan penyuluh dan media dari Tim Program Profesi Ilmu Keperawatan
b. Evaluasi Proses
Peserta 3
-
80% peserta pendkes mengikuti kegiatan sampai selesai.
-
Peserta aktif berdiskusi (min. 2-3 orang mengajukan pertanyaan)
Penyuluh -
Mampu memfasilitasi jalannya penyuluhan.
-
Mampu menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.
c. Evaluasi Hasil
Pada bagian akhir, peserta secara volunteer /ditunjuk mampu menyebutkan ulang halhal berikut ini: a. Tanda bahaya kehamilan b. Tanda bahaya persalinan
4
LAMPIRAN MATERI
Tanda bahaya kehamilan dan persalinan A. Tanda bahaya kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah sebagai berikut 1. Air ketuban keluar sebelum waktunya Selama kehamilan, janin dalam kandungan dilindungi dan dikelilingi oleh membran (selaput) yang berisi cairan yang disebut kantung ketuban. Beberapa saat sebelum janin atau bayi lahir, kantung tersebut akan pecah dan cairan yang disebut air ketuban akan keluar melalui vagina. Namun, ada kalanya air ketuban pecah dini atau pada waktu kapan saja sebelum usia kandungan berumur 37 minggu. Ketuban pecah dini biasanya menyebabkan persalinan prematur alias bayi terpaksa dilahirkan sebelum waktunya. Air ketuban pecah lebih awal bisa disebabkan beberapa hal seperti berikut: a. Infeksi rahim, leher rahim, atau vagina. Ini adalah pemicu umum ketuban pecah dini. b. Trauma, akibat kecelakaan kendaraan bermotor, terjatuh, dan sebaga c. Rahim dan kantung ketuban yang terlalu melar. Hal tersebut diakibatkan oleh jumlah janin dalam kandungan lebih dari satu atau volume cairan ketuban yang terlalu banyak. d. Stres atau merokok selama masa kehamilan. e. Menjalani operasi atau biopsi serviks. f. Pernah mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya. g. Perdarahan vagina selama kehamilan. h. Indeks massa tubuh ibu hamil rendah. i.
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
2. Ibu muntah terus dan tidak mau makan Kekurangan nurtisi dan gizi dapat menyebabbkan malnutrisi, berat badan bayi lahir rendah, anak dengan IQ rendah, kecacatan hingga kematian
5
3. Bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai dengan kejang Peningkatan cairan dalam tubuh selama hamil, selain meningkatkan berat badan, juga mengakibatkan pembengkakan pada kaki, jari tangan dan wajah ibu hamil atau di sebut Oedema. Selama hamil tubuh memproduksi dan menahan cairan sekitar 30% lebih banyak dari pada sebelum hamil. Rahim yang terus membesar juga menekan pembuluh darah balik di kaki khususnya pada trimester ke -3 kehamilan, sehingga peredaran darah ke jantung terganggu dan cairan banyak tertimbun di kaki. Hal ini juga mengindikasikan eklamsia pada ibu hamil yang merupakan tanda yang berbahaya 4. Pendarahan Pendarahan dapat mengindikasikan kehamilan patologis 5. Bayi dalam kandungan bergerak kurang atau tidak bergerak Bayi dalam kandungan tidak bergerak, mengindikasikan bahwa kematian janin dan resiko tinggi kematian pada ibu hamil 6. Demam tinggi Demam tinggi menggindikasikan adanya infeksi yang terjadi yang dapat menular dari ibu ke janin.
B. Tanda dan bahaya persalinan
1. Pendarahan lewat jalan lahir Perdarahan yang terjadi saat hamil disebabkan oleh beberapa hal, antara lain keguguran (abortus), kehamilan di luar kandungan (Kehamilan Ektopik Terganggu), ataupun “hamil anggur”. Untuk mengetahui kondisi apa yang sebenarnya sedang dialami ibu hamil, segera bawa ibu hamil ke fasilitas kesehatan untuk segera ditangani oleh bidan atau dokter. 2. Tali pusar dan tangan bayi keluar dari jalan lahir Pada persalinan normal, posisi bayi adalah terbalik dengan kepala berada di bawah. Jika posisi bayi tidak normal, yaitu berbaring menyamping, saat persalinan bisa saja tali pusar atau tangan bayi yang keluar dari jalan lahir. Ketika ini terjadi, jangan sekali-sekali mencoba untuk mengubah posisi bayi karena bisa mengakibatkan 6
robeknya rahim, terpisahnya plasenta dari dinding rahim, dan implikasi lainnya. Jika terlihat darah segar berwarna merah terang, itu bisa berarti plasenta telah terpisah dari dinding rahim atau juga pembukaan rahim, dan kondisi ini sangat berbahaya. Demi kebaikan ibu dan calon bayi, segera bawa ibu hamil ke rumah sakit. Karena persalinan dengan posisi bayi miring tidak akan bisa lahir tanpa operasi. 3. Ibu tidak kuat mengejan Mengejan adalah cara alami ibu dalam membantu otot rahim mendorong bayi menuju jalan lahir. Jika ibu tidak kuat mengejan, maka bayi akan terlalu lama berada di jalan lahir (dasar panggul). Ini akan membahayakan keadaan calon bayi, yang mengakibatkan kondisi bayi setelah lahir lemah, mengalami gangguan pernafasan, tidak bisa menangis, dan bayi tampak pucat. Untuk itu, sudah merupakan prosedur standar bahwa bidan akan merujuk Ibu hamil ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis dari dokter dengan melakukan operasi ataupun tindakan lainnya. Ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan ibu untuk mengejan, sebagian diantaranya adalah usia yang sudah lebih dari 35 tahun, kondisi kesehatan ibu yang tidak baik (kurang gizi), jarak kehamilan yang terlalu dekat, rasa ketakutan, panik atau trauma mental terhadap proses persalinan, ibu mengalami kelelahan selama kehamilan, ibu mengejan terlalu dini, sesak atau asma dan pengaruh lainnya. Jika ibu memiliki penyakit asma, biasanya jika tidak ada indikasi tertentu, Ibu masih bisa melahirkan dengan normal. Namun itu harus dilakukan dengan cepat dan biasanya dibantu dengan alat vakum dan sebagainya. Sementara pada kasus lain, dokter atau bidan mungkin juga akan menyarankan dilakukan operasi caesar untuk menghindari persalinan yang terhenti karena ibu tidak mampu mengejan. Sementara pada ibu hamil yang tidak memiliki asma, terkadang ibu tidak lagi kuat mengejan karena sudah mengejan terlalu lama padahal jalan lahir belum terbuka. Mengejan sebaiknya dimulai ketika pembukaan jalan lahir sudah cukup luas untuk dilalui bayi (pembukaan jalan lahir untuk kelahiran adalah 10 cm). Jadi, jika belum ada bimbingan untuk mengejan sebaiknya ibu tidak mengejan dahulu. para bidan dan dokter telah miliki standar dalam pembimbingan proses melahirkan / persalinan normal. Bidan akan membimbing ibu bagaimana cara mengejan yang benar, posisi 7
yang nyaman saat bersalin, dan menghadirkan seseorang yang bisa memberi dukungan. Untuk menghindari hal ini, sebaiknya ibu hamil mempelajari lebih banyak mengenai proses persalinan dan mengikuti kelas prenatal / kelas ibu hamil dan juga mengikuti senam hamil dan kelas prenatal. 4. Ibu mengalami kejang Jika ibu mulai memiliki kejang dan Anda tahu dia tidak memiliki epilepsi, kejang bisa merupakan akibat dari pre-eklampsia. Ibu hamil dengan epilepsi juga bisa mendapatkan toksemia (keracunan kehamilan). Sementara gejala pre-eklampsia lebih lanjut adalah sebagai berikut: • sakit kepala yang kuat • penglihatan kabur atau ganda • tiba-tiba, sakit parah stabil di atas • perut, tepat di bawah titik tinggi antara tulang rusuk • refleks terlalu aktif • tekanan darah tinggi • protein dalam urin
Jika ibu memiliki salah satu dari tanda-tanda bahaya tersebut, segera bawa ke rumah sakit. Sementara jika ibu terlanjur mengalami kejang sementara ia tidak memiliki penyakit epilepsi, pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan membaringkannya di lantai dan letakkan kain atau bantal di bawah kepala untuk melindunginya. Sebisa mungkin miringkan ke kiri agar bayi tidak mengalami kekurangan oksigen. Lakukan semuanya dengan c epat namun tetap tenang dan segera pergi ke rumah sakit terdekat. 5. Air ketuban keruh dan berbau Pada persalinan normal, air ketuban yang berwarna merah muda akan pecah menjelang persalinan. Jika air ketuban berwarna coklat atau hijau dan berbau tidak sedap bisa berarti bahwa janin telah terinfeksi dengan virus atau bakteri dan itu sangat berbahaya. Ini yang biasa disebut dengan “minum ketuban” atau “keracunan ketuban”. Jika masih pada tahap awal persalinan, atau jika ibu belum mulai mengejan untuk 8
mendorong bayi keluar, jalan terbaik adalah segera ke bidan untuk dirujuk ke rumah sakit terdekat.
Pada situasi ini, yang paling baik untuk keselamatan calon bayi adalah persalinan dibantu oleh dokter di rumah sakit. Namun jika ibu hamil berada jauh dari rumah sakit dan bayi akan segera lahir, minta ibu mendorong sekeras yang dia bisa dan segera keluarkan bayi dengan cepat. Segera setelah kepala bayi keluar, dan sebelum mengambil napas yang pertama kalinya, minta ibu untuk berhenti mendorong. Lap mulut dan hidung bayi dengan jari yang dibungkus kain bersih, atau menggunakan alat penghisap untuk menghisap lendir. Setelah hidung dan mulut telah dibersihkan, ibu dapat melanjutkan mengejan untuk mendorong seluruh tubuh bayi keluar. Selepas itu, segera bawa bayi dan ibu ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat. 6. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat Keadaan emosional ibu yang gelisah dan kesakitan hebat bisa mengganggu proses persalinan, dan itu harus diwaspadai karena berbahaya. Karena ibu adalah subjek utama yang mempengaruhi berlangsungnya persalinan normal dan yang lain, termasuk tenaga medis hanya membantu ibu dalam melakukan persalinan. Jika ibu merasa gelisah dan mengalami kesakitan, ibu harus mencoba untuk rileks dan tidak gelisah berlebihan. Sehingga pada persalinan ibu dan janin han ya memerlukan sedikit medikasi dan bahkan sedikit intervensi dalam proses bersalin. Jika ibu tetap gelisah dan mengalami kesakitan, sebaiknya bidan merujuknya ke rumah sakit untuk lebih mendapat bantuan persalinan yang dibutuhkan.
9