LAPORAN PENDAHULUAN PENYULUHAN “
PENGOLAHAN SAMPAH DAN PEMANFAATAN HALAMAN
”
A. Latar Belakang
Rumah sehat adalah suatu tempat untuk berlindung terhadap gangguan dari luar antara lain untuk melindungi dari panas, hujan, angina dan gangguan lainnya sehingga dapat tinggal dari rasa aman dan tenteram serta rumah tersebut memenuhi syarat-syarat kesehatan. Perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Jumlah rumah dari 296 rumah yang belum memenuhi standar kesehatan di Dusun Pakatto Lompo ditandai dengan Sebanyak 45 (18.91%) rumah penduduk tidak bersih disebabkan karena debu dan pasir, Sebanyak 55 (23,11%) halaman rumah penduduk tidak bersih, Sebanyak 141 (59,24) halaman tidak dimanfaatkan, Vektor yang ada di lingkungan rumah penduduk adalah lalat 167 (70,17%), nyamuk 139 (58,40%), Sebanyak 201 rumah penduduk (67,90%) yang mengumpulkan dan membakar sampah, 71 rumah penduduk (23.90%) yang membuang sampah di sungai dan terdapat rumah penduduk
20
(6.70%), Sebanyak 142 rumah (47.80%) tidak tidak memiliki
tempat pembuangan sampah, 13 rumah penduduk (4.30%) dengan kebiasaan mebuang sampah bekas sembarang tempat. Berangkat dari hal di atas, maka kami dari berupaya untuk melaksanakan
kegiatan
Penyuluhan
“
Pengolahan
Sampah
Dan
P emanf manfaat aatan an H alaman alaman di Desa Pakatto Dusun Pakatto Lompo Kecamatan ”
Bontomarannu Kabupaten Gowa.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Domain 1 Promosi Kesehatan Kelas 2 Manajemen Kesehatan 00215 Defisiensi Kesehatan Komunitas
2. Tujuan Umum Tujuan diadakannya penyuluhan ini adalah, Setelah diberikan penyuluhan
diharapkan masyarakat mampu memahami mengenai cara
pengolahan sampah, pemanfaatan halaman dan menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat. 3. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta dapat : a. Masyarakat mampu menyebutkan Jenis-jenis sampah organik dan anorganik. b. Menyebutkan Tujuan pengelolaan Sampah. c. Masyarakat mampu menjelaskan Dampak Dampak jika sampah tidak diolah. d. Masyarakat mampu memahami cara cara pengelolaan sampah rumah tangga. e. Masyarakat mampu memahami jenis pemanfaatan pekarangan f.
Masyarakat mampu mengetahui tujuan pemanfaatan pekarangan
C. Rencana Kegiatan
1. Topik
: Penyuluhan Pengolahan Sampah Dan Pemanfaatan Halaman
2. Metode
: Ceramah, demonstrasi dan Tanya jawab
3. Media
: Powerpoint
4. Sasaran
: Masyarakat Dusun Pakatto Lompo
5. Materi
: Terlampir
6. Rencana Pelaksanaan a. Pelaksanaan Hari/ tanggal
: Kamis, 29 Februari 2018
Waktu
: 09. 00 WITA sampai selesai
Tempat
: Mesjid Al- Muzaini Dusun Pakatto Lompo
b. Pengorganisasian 1) Moderator
: Abdul Alamsyah, S.Kep
Tugas: a) Membuka acara. b) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing. c) Menjelaskan tujuan dan topik. d) Menjelaskan kontrak waktu. e) Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri. f) Mengarahkan alur diskusi. g) Memimpin jalannya diskusi. h) Menutup acara. 2) Pemateri
: Nurindasari, S.Kep
Tugas: a) Menjelaskan materi b) Menjawab Pertanyaan c) Mengevaluasi pengetahuan masyarakat
3) Fasilitator
:
Sri Novi Ardilla, S.Kep Nurelisa, S. Kep Siti Wahyuni, S. Kep Lies Sagita, S.Kep Arnol, S.Kep Tugas: a) Mempersiapkan tempat penyuluhan b) Mempersiapkan
dan
menyediakan
alat
dan
media
penyuluhan c) Memfasilitasi kebutuhan saat penyuluhan berlangsung d) Memotifasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan 4) Observer
: Dian Kartika, S.Kep
Tugas : a) Mengamati jalannya kegiatan b) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan c) Mencatat perilaku verbal dan nonverbal peserta selama kegiatan berlangsung
c. Setting Tempat
Keterangan: = Moderator
= Peserta
= Pemateri
= Fasilitator
= Observer
d. Susunan Acara KEGIATAN NO
KEGIATAN
TAHAP
WAKTU PENYULUHAN
1
Pendahuluan
(Pembukaan)
2
Pelaksanaan (Penyajian)
Memberikan
salam
SASARAN
5 menit
Menjawab salam
terapeutik
Memperkenalkan diri
Memperhatikan
Menjelaskan tujuan
Memperhatikan
Kontrak waktu
Memperhatikan
a. Menjelaskan Jenis-jenis sampah organik dan anorganik.
3 menit
Memperhatikan
b. Menjelaskan Tujuan
5 menit
Memperhatikan
5 menit
Memperhatikan
pengelolaan Sampah. c. Menjelaskan Dampak jika sampah tidak diolah. d. Menjelaskan pengelolaan
cara 10 menit
Memperhatikan
sampah
rumah tangga. e. Masyarakat mampu
5 menit
Memperhatikan
5 menit
Memperhatikan
g. Tanya Jawab
5 menit
Aktif Bertanya
1. Menanyakan
kepada 5 menit
memahami jenis pemanfaatan pekarangan f.
Masyarakat mampu mengetahui tujuan pemanfaatan pekarangan
3
Evaluasi
peserta tentang materi yang telah diberikan 2. Memberi reinforcement peserta
yang
kepada dapat
Menjawab pertanyaan
menjawab pertanyaan. 4
Terminasi
1. Mengucapkan kasih
terima 2 menit
atas
Mendengarkan
peran
serta peserta 2. Mengucapkan
salam
Menjawab salam
penutup
D. Kriteria Evaluasi :
1. Evaluasi Input a. Tim berjumlah 8 orang yang terdiri atas 1 moderator, 1 pemateri, 5 fasilitator, 1 observer. b. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik c. Media berfungsi dengan baik d. Tidak ada kesulitan untuk melakukan penyuluhan. 2. Evaluasi Proses a. Moderator membuka dengan baik penyuluhan b. Pemateri menjelaskan materi dengan baik c. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien d. 70% klien yang mengikuti penyuluhan dapat mengikuti dengan aktif dari awal sampai selesai. 3. Evaluasi Output (Hasil) Setelah mengadakan penyuluhan pada Masyarakat dusun Pakatto, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. Peserta dapat megikuti penyuluhan dari awal hingga akhir sebanyak 100 % b. Peserta dapat menyebutkan jenis sampah organik dan sampah non organik c. Peserta dapat menyebutkan cara pengolahan sampah d. Peserta dapat menyebutkan jenis pemanfaatan pekarangan e. Peserta dapat menyebutkan tujuan dari pemanfaatan pekarangan
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ”
KESEHATAN LINGKUNGAN
”
A. Topik “ PENGOLAHAN SAMPAH DAN PEMANFAATAN PEKARANGAN ” B. Tujuan 1. Tujuan Umum: Tujuan diadakannya penyuluhan ini adalah, Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat mampu mengikuti dan memahami tentang mengenai
cara
pengolahan
sampah,
pemanfaatan
halaman
dan
menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Tujuan Khusus: Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta dapat : a. Masyarakat mampu menyebutkan Jenis-jenis sampah organik dan anorganik. b. Menyebutkan Tujuan pengelolaan Sampah. c. Masyarakat mampu menjelaskan Dampak jika sampah tidak diolah. d. Masyarakat mampu memahami cara pengelolaan sampah rumah tangga. e. Masyarakat mampu memahami jenis pemanfaatan pekarangan f.
Masyarakat mampu mengetahui tujuan pemanfaatan pekarangan
C. Sasaran Masyarakat daerah Dusun Pakatto. D. Strategi Pelaksanaan : 1.
Metode
: Ceramah, Demonstrasi dan Tanya jawab
2.
Media
: Power Point
3.
Materi
: Terlampir
4.
Hari / Tanggal
: Kamis,29 Februari 2018
5.
Waktu
: 09:00 WITA
6.
Tempat
: Mesjid Al-Muzaini Dusun Pakatto Lompo
7.
Setting Tempat
:
Keterangan: = Moderator
= Peserta
= Pemateri
= Fasilitator
= Observer
E. Susunan Acara KEGIATAN NO
KEGIATAN
TAHAP
WAKTU PENYULUHAN
1
Pendahuluan
Memberikan
salam
SASARAN
5 menit
Menjawab salam
(Pembukaan)
2
Pelaksanaan
terapeutik
Memperkenalkan diri
Memperhatikan
Menjelaskan tujuan
Memperhatikan
Kontrak waktu
Memperhatikan
a. Menjelaskan Jenis-
(Penyajian)
3 menit
Memperhatikan
5 menit
Memperhatikan
5 menit
Memperhatikan
10 menit
Memperhatikan
5 menit
Memperhatikan
5 menit
Memperhatikan
5 menit
Aktif Bertanya
jenis sampah organik dan an-organik. b. Menjelaskan Tujuan pengelolaan Sampah. c. Menjelaskan Dampak jika sampah tidak diolah. d. Menjelaskan cara pengelolaan sampah rumah tangga. h. Masyarakat mampu memahami jenis pemanfaatan pekarangan i.
Masyarakat mampu mengetahui tujuan pemanfaatan pekarangan
Tanya Jawab
3
Evaluasi
3. Menanyakan
kepada 5 menit
peserta tentang materi
Menjawab pertanyaan
yang telah diberikan 4. Memberi reinforcement peserta
yang
kepada dapat
menjawab pertanyaan. 4
Terminasi
3. Mengucapkan kasih
atas
terima 2 menit
Mendengarkan
peran
serta peserta 4. Mengucapkan
salam
penutup
F. Pengorganisasian 1. Moderator
: Abdul Alamsyah, S.Kep
Tugas: a. Membuka acara. b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing. c. Menjelaskan tujuan dan topik. d. Menjelaskan kontrak waktu. e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri. f.
Mengarahkan alur diskusi.
g. Memimpin jalannya diskusi. h. Menutup acara.
Menjawab salam
2. Pemateri
: Nurindasari, S.Kep
Tugas: a. Menjelaskan materi b. Menjawab Pertanyaan c. Mengevaluasi pengetahuan remaja 3. Fasilitator Sri Novi Ardilla, S.Kep Nurelisa, S. Kep Siti Wahyuni, S. Kep Lies Sagita, S.Kep Arnol, S.Kep Tugas: 1. Mempersiapkan tempat penyuluhan 2. Mempersiapkan dan menyediakan alat dan media penyuluhan 3. Memfasilitasi kebutuhan saat penyuluhan berlangsung 4. Memotifasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan 4. Observer : Dian Kartika, S.Kep Tugas : a)
Mengamati jalannya kegiatan
b)
Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
c)
Mencatat perilaku verbal dan nonverbal peserta selama kegiatan berlangsung
G. Tata Tertib dan Program Antisipasi 1. Tata Tertib a. Peserta berkumpul 5 menit sebelum penyuluhan dimulai b. Peserta bersedia mengikuti kegiatan penyuluhan c. Peserta berpakaian rapi dan bersih 2. Program Antisipasi a. Penanganan klien yang tidak aktif saat penyuluhan -
Menuntun masyarakat
-
Memberi kesempatan kepada masyarakat tersebut untuk menjawab sapaan
b. Bila ada klien lain ingin ikut -
Berikan Kesempatan untuk mengikuti penyuluhan dengan syarat tidak mengganggu jalannya penyuluhan.
H. Evaluasi 1. Evaluasi Input a. Tim berjumlah 8 orang yang terdiri atas 1 pemateri, 1 moderator, 4 fasilitator dan 1 observer. b. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik c. Media berfungsi dengan baik d. Tidak ada kesulitan untuk melakukan penyuluhan. 2. Evaluasi Proses a. Moderator membuka dengan baik penyuluhan b. Pemateri menjelaskan materi dengan baik c. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien
d. 70% klien yang mengikuti penyuluhan dapat mengikuti dengan aktif dari awal sampai selesai. 3. Evaluasi Output (Hasil) Setelah mengadakan penyuluhan pada remaja desa Bili-bili, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut : a. Peserta dapat megikuti penyuluhan dari awal hingga akhir sebanyak 100 % b. Peserta dapat menyebutkan jenis sampah organik dan sampah non organik c. Peserta dapat menyebutkan cara pengolahan sampah d. Peserta dapat menyebutkan jenis pemanfaatan pekarangan e. Peserta dapat menyebutkan tujuan dari pemanfaatan pekarangan
Materi penyuluhan I. PENGOLAHAN SAMPAH A. Pengertian
Berdasarkan UU No 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia atau proses alam
yang berbentuk padat. Secara umum sampah
dapat diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Namun yang dapat kita lakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan. B. Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan sumbernya, sampah dapat dibagi enam yaitu sampah alam, manusia, komsumsi, nuklir, industry dan pertambangan. Namun berdasarkan sifatnya terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik. 1. Sampah organik Adalah sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan dapat hancur secara alami. Contoh :
Sayuran
Daging
Ikan
Nasi
Potongan rumput/ daun/ ranting dari kebun.
2. Sampah non organik/ an-organik Adalah sampah yang tidak mudah busuk. Sampah non-organik tidak mudah diuraikan oleh alam dan bahkan sebagian sama sekali tidak bisa terurai. Contohnya :
Botol
Gelas
Plastik
Tas plastik
Kaleng
Logam Jenis Sampah
Lama Hancur
Kertas
2-5 Bulan
Dus Karton
5 Bulan
Filter Rokok
10-12 Tahun
Kantong Plastik
10-20 Tahun
Kulit Sepatu
25-40 Tahun
Pakaian/Nylon
30-40 Tahun
Plastik
50-80 Tahun
Alumunium
80-100 Tahun
Styrofoam
Tidak Hancur
Rata-rata setiap orang menghasilkan sampah 1 Kg/orang/hari yang terdiri dari 17% sampah plastik C. Dampak Jika Sampah Tidak Diolah
Sampah yang dibuang ke lingkungan menimbulkan dampak bagi manusia dan lingkungan. Dampak terhadap manusia terutama menurunnya tingkat kesehatan. Disamping itu, sampah juga mengurangi estetika, menimbulkan bau tidak sedap. Sampah juga berdampak terhadap lingkungan, baik ekosistem perairan maupun ekosistem darat.
1.
Dampak sampah terhadap ekosistem perairan Sampah yang dibuang dari berbagai sumber dapat dibedakan menjadi sampah organik dan anorganik. Pada satu sisi sampah organik dapat menjadi makanan bagi ikan dan makhluk hidup lainnya, tetapi pada sisi lain juga dapat sampah juga dapat mengurangi kadar oksigen dalam lingkungan perairan. Sampah anorganik dapat mengurangi sinar matahari yang masuk ke dalam lingkungan perairan. Akibatnya, proses esensial dalam ekosistem seperti fotosintesis menjadi terganggu. Sampah organik maupun anorganik juga membuat air menjadi keruh. Kondisi ini akan mengurangi organisma yang dapat hidup dalam kondisi tersebut. Akibatnya populasi hewan maupun tumbuhan tertentu berkurang.
Gambar 1.1 Sampah yang mencemari lingkungan 2.
Dampak sampah terhadap ekosistem daratan Sampah yang dibuang ke dalam ekosistem darat dapat mengundang organisma tertentu untuk datang dan berkembangbiak. Organisma yang biasanya memanfaatkan sampah, terutama sampah organik, adalah tikus, lalat, kecoa dan lain-lain. Populasi hewan tersebut dapat meningkat tajam karena musuh alami mereka tidak sudang sangat jarang.
3.
Dampak sampah terhadap kesehatan Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisma dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut: a) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. b) Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit). c) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah. d) Sampah beracun. e) Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
D. Cara Pengelolaan Sampah
Sampah yang telah terkumpul dapat diolah lebih lanjut, baik di lokasi sumber sampah mapun setelah sampai di TPA. Tujuannya agar sampah dapat dimanfaatkan kembali, sehingga dapat mengurangi tumpukan sampah serta memperoleh nilai ekonomi dari sampah. Beberapa pengolahan sampah yang biasanya dilakukan adalah:
1)
Pengolahan sampah organik Di Indonesia, sebagian besar sampah merupakan sampah organik. Data menunjukkan bahwa rata-rata komposisi sampah di beberapa kota besar di Indonesia adalah: organik (25%), kertas (10%), plastik (18%), kayu (12%), logam (11%), kain (11%), gelas (11%), lain-lain (12%). Sampah organik dapat dimanfaatkan secara langsung, tanpa melalui proses tertentu, untuk pakan ternak, khususnya ikan. Sampah organik juga dapat diproses untuk berbagai keperluan diantaranya adalah pakan ternak dan kompos. a) Sampah organik untuk pakan ternak Sampah organik, khususnya sisa makanan, dapat diolah lebih lanjut menjadi pakan ternak. Sampah yang telah dipilah, kemudian masuk dalam pabrik untuk dijadikan pakan ternak. Dari sampah organik dapat dihasilkan pelet untuk pakan ikan. Cara pembuatan pakan ikan sebagai berikut: 1) Kotoran sapi diambil dan dibersihkan., Agar kotoran padat, kering, dan tidak berbau, sapi hanya diberi makan jerami kering dan diberi minum air dicampur bakteri pengurai yang diambil dari rumen (perut besar sapi). Pemberian minum sebanyak satu ember dua kali sehari. 2) Kotoran dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih satu minggu hinga benar-benar kering, untuk menghilangkan kandungan gas yang terkandung dan membunuh bakteri. 3) Setelah setelah proses pengeringan selesai, kotoran kotoran dihaluskan dan dicampur dengan ikan asin yang ditumbuk halus, bekatul atau kulit ari beras, tetes tebu atau air kelapa, dan tepung tapioka. 4) Takaran yang perlu digunakan dalam pencampuran pakan ikan , komposisinya 70% kotoran sapi, 20% bekatul, 10% tetes tabu atau air kelapa. Sementara untuk pakan udang, komposisinya 60% kotoran
sapi, 30% bekatul, dan 10% tetes tebu atau air Kelapa. komposisi ini tidak bersifat wajib. Komposisi bisa di sesuaikan dengan kebutuhan. 5) Setelah semua bahan tercampur merata, langkah selanjutnya adalah membentuknya menjadi btiran-butiran kecil. Bisa menggunakan alat pembuat pelet, atau bisa juga dengan cara manual memakai tangan. b) Kompos Sampah organik juga bisa dimanfaatkan untuk sektor pertanian. Dengan bantuan mikroorganisma (mikroba), sampah organik bisa dimanfaatkan
untuk
pemupukan
tanaman,
yaitu
melalui
proses
pengomposan. Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik. Sementara itu, pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Jadi, pada prinsipnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya: limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll. Bahan organik yang sulit untuk dikomposkan antara lain: tulang, tanduk, dan rambut. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Organisma yang terlibat dalam proses pengomposan yaitu:
Gambar 1.2 Pupuk Kompos Kompos memiliki banyak manfaat ditinjau dari beberapa aspek: 1) Aspek Ekonomi : a) Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah b) Mengurangi volume/ukuran limbah c) Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya d) Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli e) Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan dan instalasi yang mahal 2) Aspek Lingkungan : a) Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah b) Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan c) Merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan 3) Aspek bagi tanah/tanaman: a) Meningkatkan kesuburan tanah b) Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah c) Meningkatkan kapasitas jerap air tanah d) Meningkatkan aktivitas mikroba tanah e) Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen) f) Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
g) Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman h) Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah 2)
Pengolahan Sampah Anorganik Sampah anorganik biasanya berupa botol, kertas, plastik, kaleng, sampah bekas alat-alat elektronik dan lain-lain. Sampah ini sering kita jumpai di beberapa tempat seperti sungai, halaman rumah, lahan pertanian dan di jalan-jalan. Sifatnya sukar diurai oleh mikroorganisma, sehingga akan bertahan lama menjadi sampah. Sampah plastik bisa bertahan sampai ratusan tahun, sehingga dampaknya akan sangat lama. Untuk mengatasi masalah sampah anorganik, dapat dilakukan cara-cara berikut ini. a) Reduce (Mengurangi penggunaan) Penanganan sampah anorganik dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu reduce, reuse, dan recycle (daur ulang). Mengurangi sampah bisa dilakukan, yaitu dengan menerapkan pola hidup sederhana dimana selalu memperhatikan hal-hal berikut:
Menentukan prioritas sebelum membeli barang.
Mengurangi atau menghindari konsumsi/penggunaan barang yang tidak dapat didaur ulang oleh alam.
Membeli produk yang tahan lama.
Menggunakan produk selama mungkin, tidak terlalu menganut mode. Menggunakan kembali barang-barang yang masih layak pakai juga
merupakan salah satu perilaku yang menguntungkan, baik secara ekonomis maupun ekologis, misalnya botol minuman, sirup dan alat elektronik. Sampah alat elektronik bisa dijual kepada tukang barang bekas ataupun toko servis alat-alat elektronik, karena memang biasanya terdapat komponen yang masih layak untuk digunakan. b) Reuse (Menggunakan ulang)
Banyak sekali barang-barang yang setelah digunakan bisa digunakan ulang dengan fungsi yang sama dengan fungsi awalnya tanpa melalui proses pengolahan. Sebagai contoh, jika kalian membeli botol minuman ukuran besar dan botol tersebut digunakan kembali sebagai tempat minuman, maka kalian sudah ikut mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke lingkungan. Itu artinya, kalian sudah berbuat sesuatu yang positif untuk lingkungan. Walaupun kelihatannya nampak sepele namun bayangkanlah jika hal tersebut dilakukan oleh hampir semua orang, maka akan banyak sekali sampah yang dibuang ke lingkungan. c) Recycle (Daur ulang) Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri
atas
kegiatan
pemilahan,
pengumpulan,
pemrosesan,
pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai. Material yang dapat didaur ulang di antaranya:
Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, krim kopi; baik yang putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal.
Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus kecuali kertas yang berlapis (minyak atau plastik).
Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue, rangka meja, besi rangka beton.
Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jerigen, e mber. Pengolahan sampah anorganik dengan cara daur ulang merupakan
salah satu cara yang efektif, karena selain menguntungkan secara ekonomis juga secara ekologis. Adapun sampah yang dapat di daur ulang diantaranya: sampah plastik, sampah logam, sampah kertas, sampah kaca dan lain-lain. Proses daur ulang sampah dapat dilakukan dalam skala yang besar maupun kecil. Adapun proses daur ulang tersebut akan menghasilkan barang-barang dengan:
1) Bentuk dan fungsinya tetap Misal: daur ulang kertas dengan hasil dan bentuk yang sama, plastik pembungkus yang didaur ulang dengan bentuk dan fungsi yang sama. 2) Bentuk berubah tetapi fungsi tetap Misal: daur ulang botol bekas air mineral. 3) Bentuk berubah dan fungsi pun berubah Misal: plastik menjadi sedotan, bekas sedotan menjadi hiasan, plastik menjadi gantungan pakaian, dan beberapa barang hasil kerajinan tangan (handycraft ). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sampah berbeda-beda. Hal ini tergantung dari jenis sampah itu sendiri. Untuk itu, pemilahan berbagai jenis sampah harus dilakukan sejak awal, agar dalam pengelolaannya lebih mudah, sehingga selain bernilai ekologis, sampah juga bisa menjadi sumber pendapatan.
II.
PEMANFAATAN PEKARANGAN
A. Pengertian Pekarangan Pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah (bagian depan, samping maupun belakang) yang mudah di usahakan dengan tujuan untuk
meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga, dan biasanya dibatasi dengan pagar. Pemanfaatan Pekarangan adalah pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga. B. Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan gizi mikro keluarga secara berkesinambungan melalui kegiatan pemanfaatan pekarangan. 2. Meningkatkan keterampilan keluarga tani-nelayan dalam budidaya tanaman, ternak dan ikan, sekaligus pengolahannya dengan teknologi tepat guna. 3. Meningkatkan pendapatan keluarga tani-nelayan. C. Jenis Pemanfaatan Halaman 1. Sebagai Warung Hidup Pekarangan yang berfungsi sebagai warung hidup adalah pekarangan yang dimanfaatkan dengan menanami dengan tanaman, ternak maupun ikan yang dapat dipanen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Warung hidup diartikan agar pekarangan menghasilkan yang biasa dibeli sehari-hari dari warung. Untuk pelaksanaannya pekarangan dapat ditanami berbagai jenis tanaman sayuran seperti; bayam, kangkung, mentimun, kacang panjang, terung, sawi dll, tanaman bumbu/ rempah seperti; jahe, kencur, kunyit, serei dll, ternak penghasil daging dan telur seperti; ayam, itik dll, maupun ikan seperti lele, nila dsb. 2. Sebagai Apotek Hidup Dapat pula pekarangan berfungsi sebagai apotek hidup, dimana pekarangan ditanami berbagai jenis tanaman yang dapat dijadikan obat keluarga (TOGA). Tanaman obat keluarga tersebut diantaranya adalah; sembung, saga, tapak dara, mahkota dewa, daun dewa, brotowali, temutemuan, mengkudu, mangkokan, meniran, dll. Toga adalah sebidang tanah baik lahan pekarangan rumah, sekolah, kantor, pesantren, kebun dan ladang
dan yang digunakan untuk menanam tanaman yang berkhasiat obat, dalam rangka memenuhi keperluan keluarga dan masyarakat akan obat. Manfaat adanya Tanaman Obat Keluarga tersebut adalah a. Pemeliharan kesehatan Kita mengenal slogan “lebih baik mencegah daripada mengobati” yang artinya lebih baik memelihara kesehatan daripada berobat sesudah sakit. Terkait dengan hal tersebut obat tradisional banyak berperan dari sisi pencegahan khususnya dalam pemeliharaan kesehatan. Obat tradisional pada umumnya diminum oleh remaja putri, hamil, melahirkan, menyusui, pria dewasa, sampai lanjut usia. b. Penanggulangan penyakit Seperti yang kita ketahui banyak tanaman obat asli Indonesia yang bermanfaat untuk menurunkan angka kesakitan, misalnya: cacingan, diare,
panas,
batuk,
pilek,
hipertensi,
diabetes.
Apabila
cara
penanggulangan tersebut disebarluaskan ke seluruh pelosok tanah air, khusunya ke daerah terpencil maka kemungkinan dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan serta dapat mengurangi ketergantungan pada obat kimia. c. Perbaikan status gizi Banyak tanaman obat yang lebih dikenal sebagai tanaman buah-buahan atau sayur-sayuran yang dapat digunakan sebagai obat, contohnya: pisang, pepaya, bayam, daun katuk. Dengan mengembangkan penanaman tanaman obat tersebut dan mengkonsumsinya asupan gizi dapat diseimbangkan.
3. Sebagai Lumbung Hidup Dalam memenuhi kebutuhan karbohidrat, pekarangan dapat berfungsi sebagai lumbung hidup, dimana pekarangan ditanami dengan tanaman
palawija yang banyak mengadung karbohidrat, seperti ubikayu, ubijalar, jagung, talas dll. Pada masa lalu, ketika masih ada musim “paceklik” dimana masa belum panen padi, peran pekarangan sebagai lumbung hidup ini sangat berarti sekali, sebagai pengganti padi/ beras pekarangan dapat menghasilkan jagung maupun umbi-umbian yang dapat dimasak sebagai pengganti nasi untuk konsumsi bahan makanan pokok. 4. Sebagai Bank Hidup Pekarangan dapat pula berfungsi sebagai bank hidup, dimana pekarangan
yang
ditanami
tanaman
keras/
tahunnan
yang
dapat
menghasilkan uang, tanaman ini merupakan investasi jangka panjang, yakni pekarangan yang ditanami tanaman buah-buahan seperti; rambutan, durian, sukun, mangga, belimbing, salak, lengkeng, alpukat maupun tanaman kayu seperti albasiah, mahoni, jati dll. Dalam mengelola lahan pekarangan sebaiknya kita menyusun suatu perencanaan penataan lahan pekarangan sehingga areal lahan yang akan dikelola dapat dimanfaatkan secara optimal dan produktif secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Crawford, J. H., 2003. Pengomposan Limbah Padat Organik. www.ipard.com/art_perkebun/Kompos-Limbah-Padat-Organik.pdf . Diakses pada 19 Februari 2018 Damanhuri Enri dan Tri Padmi. 2011. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah. Bandung: ITB Rindang, A., 2008. Identifkasi Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik Studi Kasus Di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara [Skripsi]. Medan : Universitas Sumatera Utara, Program Studi Teknik Pertanian. Some, H., 2007. Pengelolaan Sampah : Mengapa Kita Harus Mengolah Sampah. http://www.uplink.or.id . [15 Februari 2018] Tim Penulis PS, 2008. Penanganan dan Pengelolaan Sampah. Penebar Swadaya. Jakarta.