PAKET PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) IRNA IV RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
2017 LEMBAR PENGESAHAN PAKET PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Tanggal, 27 April 2017
Oleh : PKRS IRNA IV
Mengetahui, Ka. IRNA IV
Dr. Anik Puryatni, Sp. A (K) (K) NIP. 196312261989032002
Ka SMF IV
Dr. Harjoedi Adji Cahyono, Sp. A NIP.196804262000011001
LEMBAR PENGESAHAN PAKET PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Tanggal, 27 April 2017 Oleh : Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Anggota Kelompok 4 : 1. 2. 3. 4.
Abdul Mukaffi Yussi Ika Indriana Dini Ramulia Triyana Setyowati
Mengetahui, Pembimbing Lahan
Pembimbing Institusi
Said, Amd. Kep. NIP. 19740421 200801 1 1006 Kepala Ruang 7 A
Said, Amd. Kep.
NIP. 19740421 200801 1 006
PAKET PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Pokok bahasan
: Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Sasaran
: Pasien, keluarga pasien dan pengunjung
Tempat
: Ruang penyuluhan IRNA IV
Hari/Tanggal
: Kamis, 27 April 2017
Waktu
: 30 Menit
Penyuluh
: PKRS IRNA IV
A. LATAR BELAKANG Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang berkaitan dengan upaya seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2010). Kementrian Kesehatan RI (2011) menyebutkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat merupakan sekumpulan perilaku yang diperoleh berdasarkan pembelajaran dan dilakukan atas kesadaran sehingga individu, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri dalam hal kesehatan dan mewujudkan kesehatan masyarakat. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemauan, untuk melakukan hidup bersih dan sehat sehingga derajat kesehatan dapat tercapai secara optimal. Indikator PHBS yang telah ditetapkan oleh Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan RI mencakup 10 indikator mencakup persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, melakukan penimbangan bayi dan balita, memberikan ASI eksklusif, penggunaan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, memberantas jentik nyamuk, menggunakan jamban sehat, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah. Pelaksanaan seluruh indikator tersebut memerlukan beberapa strategi yaitu gerakan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi. Pemberdayaan merupakan kegiatan pemberian informasi secara terus menerus sehingga masyarakat paham dan dapat melaksanakan PHBS dengan
baik. Bina suasana adalah upaya masyarakat dalam melakukan pola perilaku yang sudah disosialisasikan sebelumnya sedangkan advokasi adalah upaya mendapat dukungan dari pihak terkait sebagai narasumber, penyandang dana dan media yang berperan agar dapat berperan dalam terciptanya PHBS (Maryunani, 2010). Hasil Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa proporsi nasional PHBS termasuk dalam kategori baik jika nilai persentasenya 38,7% dan provinsi Jawa Timur belum termasuk dalam kategori baik karena nilai persentase menujukkan 32,4%. Hasil kegiatan pemantauan PHBS berdasarkan survei PHBS tatanan rumah tangga tahun 2013. Sedangkan di Kota Malang, PHBS tatanan rumah tangga yang tercapai yaitu 41,4% dari 43.386 rumah tangga yang dipantau. Prioritas masalah PHBS terdapat pada merokok di dalam rumah dan pemberian ASI eksklusif. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan dan melakukan PHBS akan berdampak buruk bagi kesehatan yaitu tubuh akan rentan terkena penyakit terutama pada usia anak-anak. Penyakit yang mungkin dapat menyerang adalah diare, DBD, disentri, ISPA, gangguan pada kulit, gangguan pada mata, dan thypus. Fenomena tersebut dapat dicegah melalui cara pemberdayaan dengan memberikan informasi kesehatan secara terus menerus seperti melakukan promosi kesehatan (Nicholson, et al. 2014). Promosi kesehatan merupakan upaya yang dilakukan dalam memberdayakan masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat untuk mengenali masalah kesehatan, mencegah, cara menanggulanginya. Promosi kesehatan akan menjadikan lingkungan sekitar menjadi lebih nyaman, bersih, dan sehat serta dapat menjadikan masyarakat aktif menjadi penggerak atau kader kesehatan masyarakat. Peran petugas kesehatan sangat diperlukan untuk menjadi teladan perilaku sehat di masyarakat sedangkan peran masyarakat juga diperlukan untuk melahirkan gerakan pemberdayaan masyarakat (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok tertarik untuk melakukan promosi kesehatan melalui penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada pasien, keluarga pasien, dan pengunjung di lingkungan IRNA IV RSUD Dr.Saiful Anwar Malang. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan tentang PHBS selama 30 menit, peserta dapat mengerti dan memahami Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2. Tujuan Khusus Setelah mendapatkan penyuluhan tentang HIV/AIDS pada anak diharapkan peserta mampu : a. Menyebutkan pengertian PHBS. b. Menyebutkan manfaat PHBS. c. Menyebutkan indikator PHBS. d. Menjelaskan dampak kurangnya penerapan PHBS. e. Menjelaskan usaha kesehatan pribadi yang menunjang PHBS. B. Sasaran Sasaran penyuluhan adalah pasien, keluarga pasien dan pengunjung. C. Metode Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab. D. Media Media yang digunakan dalam penyuluhan power point, LCD, dan leaflet. E. Kegiatan Penyuluhan Tahap Kegiatan Penyuluhan Pembukaan Membuka dengan salam (5 Menit)
Kegiatan Peserta Menjawab salam
Metode Ceramah
Media
Mendengarkan
Ceramah,
Power
Memberikan
tanya jawab
point
Memperkenalkan diri
Mendengarkan
Menjelaskan masksud dan
Memperhatian
tujuan penyuluhan. Melakukan kontrak waktu.
Menjawab pertanyaan
Menanyakan kepada peserta tentang materi yang Penyajian (15 Menit)
akan disampaikan Menjelaskan tentang pengertian HIV - AIDS Menjelaskan penyebab terjadinya HIV - AIDS Menjelaskan tanda dan gejala HIV / AIDS
tanggapan dan pertanyaan mengenai hal yang kurang di mengerti
demontrasi
Menjelaskan tentang cara penularan HIV / AIDS Menjelaskan tentang pencegahan HIV / AIDS Memberi kesempatan pada Keluarga pasien dan pasien
Penutup (10 Menit)
bertanya/ diskusi Menanyakan pengetahuan pada peserta setelah dilakukan penyuluhan
Menjawab pertanyaan Memberikan
Ceramah,
Power
tanya jawab
point
demontrasi
tanggapan baik
Menyimpulkan hasil kegiatan penyuluhan Menutup dengan salam F. Kriteria Pemantauan dan Evaluasi 1. Pemantauan a. Input Kegiatan penyuluhan dihadiri minimal oleh minimal 5 orang Media penyuluhan yang digunakan sesuai dengan SPO dan up to date Waktu kegiatan penyuluhan adalah 30 menit Tempat penyuluhan adalah di ruang penyuluhan Pengorganisasian penyuluhan disiapkan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan b. Proses Peserta akitf dan antusias dalam mengikuti kegaitan penyuluhan Tidak ada peserta yang meninggalkan kegiatan penyuluhan Narasumber menguasai materi dengan baik c. Output Setelah dilakukakn kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan memahami materi penyuluhan d. Outcomer Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku kesehatan yang lebih baik. 2. Evaluasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit untuk mengetahui efektifitas PKRS terhadap indicator dampak (dampak dari program seperti peningkatan PHBS).
MATERI PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
A. PENGERTIAN PHBS Perilaku hidup bersih dan sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku hidup bersih dan sehat dilakukan atas kesadaran sendiri sehingga individu dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan dimasyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat dapat dijadikan sebagai program untuk memberikan pengalaman belajar dan membuka jalur komunikasi dalam menerapkan cara-cara hidup sehat (Notoatmodjo, 2003 dalam Maryunani 2013). Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu prioritas untuk meningkatkan pembangunan kesehatan dengan sasaran yang lebih luas mencakup perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologi, dan lingkungan sosial budaya masyarakat. Lingkungan fisik seperti hygiene perorangan, keluarga, dan masyarakat. Lingkungan biologi adalah flora dan fauna. Lingkungan sosial
budaya seperti pengetahuan, sikap perilaku, dan budaya setempat yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat (Kemenkes, 2011).
B. MANFAAT PHBS 1.
Meningkatkan dukungan dan peran aktif petugas kesehatan, petugas lintas sektor, media massa, organisasi masyarakat, LSM, tokoh masyarakat, tim penggerak PKK, dan dunia usaha dalam pembinaan PHBS.
2.
Meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan PHBS dan berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
3.
Meningkatkan derajat kesehatan dan tidak mudah terserang penyakit.
4.
Anak dapat tumbuh dengan sehat dan cerdas.
5.
Produktivitas kerja (lingkungan keluarga) meningkat dengan meningkatnya kesehatan anggota keluarga sehingga biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan sebagai biaya investasi.
C. INDIKATOR PHBS 1.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, yaitu pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat).
2.
Bayi diberi ASI eksklusif, adalah bayi termuda usia 0-6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.
3.
Menimbang bayi dan balita, dilakukan setiap bulan untuk memantau pertumbuhan dan mencatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS).
4.
Mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, adalah anggota keluarga mempunyai pembiayaan praupaya kesehatan seperti askes, JKN, dan lainnya.
5.
Ketersediaan air bersih, adalah setiap rumah memiliki akses terhadap air bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air dalam kemasan, air leding, air sumur terlindung, dan penampungan air hujan. Sumber air pompa, mata air, dan sumur terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah.
6.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, dilakukan setiap tangan kotor, setelah BAB, setelah menceboki bayi atau anak, sebelum dan sesudah makan/menyuapi, sebelum menyusui.
7.
Ketersediaan jamban sehat, adalah rumah yang memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampung kotoran sebagai pembuangan akhir.
8.
Memberantas jentik seminggu sekali, Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) dilakukan di tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, jika diluar rumah seperti talang air, alas pot bunga, pagar bambu.
9.
Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, adalah rumah yang mempunyai luas lantai rumah yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari dibagi dengan jumlah penghuni (9 m2 per orang).
10. Lantai rumah bukan tanah, adalah rumah yang mempunyai rumah dengan bawah atau dasar terbuat dari semen, papan ubin, dan kayu. 11. Tidak merokok dalam rumah, adalah penduduk/anggota keluarga umur 10 tahun ke atas tidak merokok dalam rumah selama/ketika berada bersama anggota keluarga dalam 1 bulan terakhir. 12. Melakukan aktivitas fisik setiap hari, adalah anggota keluarga 10 tahun keatas dalam 1 minggu terakhir melakukan aktifitas fisik (sedang atau berat) minimal 30 menit setiap hari. 13. Makan buah dan sayur, adalah anggota keluarga umur 10 tahun keatas mengonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya dalam 1 minggu terakhir. D. DAMPAK KURANGNYA PENERAPAN PHBS Kurangnya penerapan PHBS akan berdampak pada status kesehatan masyarakat yaitu mudah terserang penyakit. Penyakit tersebut dapat dirasakan dalam jangka waktu yang singkat atau dalam jangka waktu panjang. Gejala-gejala awal yang biasanya muncul seperti pegal-pegal, lemas, pusing, mual, dan nafsu makan menurun. Kondisi tersebut juga akan menjadikan individu sebagai sumber penularan penyakit yang dapat mengancam kesehatan masyarakat sekitar. Individu
juga menjadi tidak produktif karena menjadi beban keluarga dan memerlukan biaya untuk pengobatan. E. USAHA KESEHATAN PRIBADI DALAM MENUNJANG PHBS 1. Memelihara kebersihan a) Kebersihan badan
Kebersihan kulit Kebersihan kulit harus selalu dijaga dan dipelihara dengan mandi. Mandi berguna untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada kulit, menghilangkan bau keringat, merangsang peredaran darah, melemaskan otot, dan memberikan kesegaran. Mandi hendaknya dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebanyak minimal 2 kali dalam sehari.
Kebersihan rambut Pemeliharaan rambut dapat dilakukan dengan cara mencuci rambut. Frekuensi mencuci rambut dilakukan tergantung pada keadaan rambut. Rambut akan terlihat bersih dan tidak akan menjadi sarang kutu serta ketombe jika dirawat dengan baik,
Kebersihan kuku Kuku seharusnya tidak dibiarkan terlalu panjang karena dapat menjadi sarang berbagai kuman penyakit yang selanjutnya dapat ditularkan ke bagian tubuh yang lain. Perawatan kuku dilakukan dengan menggunting/memotong secara rutin.
Kebersihan gigi dan rongga mulut Kebersihan gigi dan rongga mulut dapat dilakukan dengan menyikat gigi dengan menggunakan air bersih dan pasta gigi. Dalam menyikat gigi yang perlu diperhatikan adalah area penyikatannya yaitu dari gusi ke permukaan gigi, lidah disikat, gerakan ke atas ke bawah, gerakan maju mundur. Penyikatan dilakukan sampai semua permukaan gigi tersikat atau tergosok.
Perawatan kaki dan sepatu
Perawatan kaki dapat dilakukan dengan cara menggunakan sepatu yang nyaman dan kaos kaki yang bersih. Sesudah beraktifitas hendaknya kaki dibersihkan dengan sabun atau air hangat untuk mencagh tumbuhnya jamur di sela-sela yang akan berdampak pada timbulnya luka. b) Kebersihan pakaian Pakaian yang digunakan sehari-hari harus bersih. Pakaian hendaknya diganti selesai mandi. Pencucian pakaian dilakukan bila pakaian kotor, basah, kena air, atau keringat dengan menggunakan air bersih dan deterjen. Pakaian yang dijemur dibawah sinar matahari dapat membunuh hama penyakit. Seseorang seharusnya memakai pakaian yang dapat menyerap keringat. 2. Makanan yang sehat Makanan yang sehat adalah makanan yang bersih, bebas dari bibit penyakit, cukup kualitas dan kuantitasnya. Makanan yang sehat terdiri dari bahan makanan utama, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, dan susu. Makanan yang sehat adalah makanan dengan gizi teratur dan tidak berlebihan karena jika berlebihan akan meningkatkan kadar gula darah dan menyebabkan penyakit diabetes mellitus. 3. Cara hidup yang teratur a) Melakukan aktifitas sesuai dengan jam yang ditentukan (sekolah, bekerja) b) Tidur secara teratur selama ± 8 jam dalam sehari. c) Rekreasi dan menikmati hiburan pada waktunya. 4. Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan jasmani a) Mengonsumsi berbagai makanan dan minuman yang dapat mencegah penyakit. b) Vaksinansi untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. c) Olahraga secara teratur agar perkembangan dan kesehatan jasmaninya terpelihara. 5. Menghindari terjadinya penyakit a) Menghindari kontak dengan sumber penularan penyakit. b) Menghindari pergaulan yang tidak baik.
c) Selalu berpikir dan berbuat baik. d) Membiasakan diri untuk mematuhi aturan-aturan kesehatan. 6. Meningkatkan taraf kecerdasan dan rohaniah a) Patuh pada ajaran agama b) Cukup santapan rohani. c) Meningkatkan pengetahuan dari belajar dan pengalaman hidup. 7. Melengkapi rumah dengan fasilitas yang menjamin hidup sehat a) Tersedianya sumber air yang baik b) Tersedianya jamban yang sehat. c) Tersedianya tempat buang sampah dan air limbah yang baik. 8. Pemeriksaan kesehatan a) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik. b) Segera memeriksakan diri apabila merasa sakit.
DAFTAR PUSTAKA Harlinawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Takalar : Pustaka As-Salam. Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Maryunani, A. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta : Trans Info Media. Nicholson, J. A., Naeeni, M., Hoptroff, M., Matheson, J. R., Roberts, Anthony J., et al. (2014). An Investigation of the Effects of a Handwashing Intervention on Health Outcomes and School Absence Using a Randomised Trial in Indian Urban Communities. Tropical Medicine and International Health. 284-292. Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.
Lampiran
DAFTAR HADIR NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
NAMA
TTD