SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KETIDAKNYAMANAN KETIDAKNYAMANAN PADA MASA NIFAS
Disusun Oleh: Nilna Asyrofatul Ulumiyah
105070601111014 105070601111014
Fatma Tika Febriarsi
105070603111001 105070603111001
Herdhika Ayu Retno
105070607111011 105070607111011
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN KETIDAKNYAMANAN PADA MASA NIFAS DI RUANG NIFAS RSUD KANJURUHAN KEPANJEN Tanggal 2 April 2015 Telah diperiksa, dievaluasi dan disetujui oleh pembimbing praktik dan pembimbing akademik di Ruang Nifas (Brawijaya) RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang
Oleh: Nilna Asyrofatul Ulumiyah
105070601111014
Fatma Tika Febriarsi
105070603111001
Herdhika Ayu Retno
105070607111011
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lahan
Era Nurisa W, SST, M.Kes
(
NIK. 140380628
)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan
: Cara Mengatasi Ketidaknyamanan pada Masa Nifas
Judul
: Ketidaknyamanan pada Masa Nifas
Sasaran
: Pasien Ruang Nifas RSUD Kanjuruhan Kepanjen
Tempat
: Ruang Nifas RSUD Kanjuruhan Kepanjen
Hari/Tanggal
: Kamis, 2 April 2015
Pukul
: 08.00 WIB
Alokasi Waktu
: 30 menit
Media/Sarana
: Leaflet/Poster
Metode
: Ceramah dan Tanya Jawab
A. Tujuan Instruksional 1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui dan memahami tentang Ketikdanyamanan pada Masa Nifas sehingga mampu mengetahui cara
Mengatasi
Ketidaknyamanan
selama
Masa
Nifas
yang
menerapkannya secara mandiri. 2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat: 1. Mengetahui pengertian tentang nifas 2. Mengetahui macam – macam ketidaknyamanan pada masa nifas 3. Mengetahui cara mengatasi ketidaknyamanan pada masa nifas
B. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian tentang nifas 2. Macam – macam ketidaknyamanan pada masa nifas 3. Cara mengatasi ketidaknyamanan pada masa nifas
benar
dan
Kegiatan Penyuluhan Tahap
Waktu
Kegiatan Perawat
Kegiatan Klien
Metode
Media
Pendahuluan
5 menit
1. Memberi salam.
1. Menjawab salam
Ceramah dan
-
2. Memperkenalkan
2. Mendengarkan
Tanya Jawab
diri. 3. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan pokok materi yang
dan memperhatikan 3. Menjawab pertanyaan
akan disampaikan. 4. Menggali pengetahuan pasien tentang ketikdanyamanan pada masa nifas Penyajian
15
Menjelaskan materi:
menit
1. Pengertian tentang nifas 2. Macam – macam ketidaknyamanan
1. Mendengarkan dan
Ceramah dan Tanya Jawab
memperhatikan 2. Menganjukan pertanyaan
pada masa nifas 3. Cara mengatasi ketidaknyamanan pada masa nifas Penutup
10
1. Penegasan materi
menit
2. Meminta peserta
1. Menjawab pertanyaan yang
untuk menjelaskan
diberikan
kembali materi yang
penyuluh
telah disampaikan dengan singkat menggunakan bahasa peserta sendiri
Tanya Jawab
oleh
2. Membalas salam
Banner
3. Memberikan pertanyaan kepada peserta tentang materi yang telah disampaikan 4. Menutup acara dan mengucapkan salam
D. Evaluasi 1.
2.
Proses, diharapkan :
Berjalan dengan baik tanpa hambatan karena penyampaian tepat waktu sesuai kontrak.
Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan.
Hasil, diharapkan :
Peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh dan menyatakan telah mengerti tentang materi yang telah disampaikan.
MATERI PENYULUHAN KETIDAKNYAMANAN PADA MASA NIFAS
1.
Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa yang dilalui oleh setiap wanita setelah melahirkan. Pada masa tersebut dapat terjadi komplikasi persalinan baik secara langsung maupun tidak langsung. Masa nifas ini berlangsung sejak plasenta lahir sampai dengan 6 minggu setelah kelahiran atau 42 hari setelah kelahiran. Kunjungan selama nifas sering dianggap tidak penting oleh tenaga kesehatan karena sudah merasa baik dan selanjutnya berjalan dengan lancar. Konsep early ambulation dalam masa postpartum merupakan hal yang perlu diperhatikan karena terjadi perubahan hormonal. Pada masa ini ibu membutuhkan petunjuk dan nasihat dari bidan sehingga proses adaptasi setelah melahirkan berlangsung dengan baik. Masa nifas ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebaban ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab kematian ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Sustini F, Andajani S, Marsudiningsih A, meneliti tentang Pengaruh pendidikan kesehatan, monitoring dan perawatan ibu pascapersalinan terhadap kejadian morbiditas nifas di kabupaten Sidoarjo dan Lamongan Jawa Timur yang hasilnya berupa monitoring ibu nifas terbukti berhubungan dengan kejadian morbiditas nifas karena dapat memonitor keluhan atau kejadian morbiditas ibu sehingga dengan monitoring ibu yang baik dapat dideteksi morbiditas ibu lebih banyak. Kurangnya monitoring ibu selama masa nifas berdampak pada kemungkinan tidak tercatatnya morbiditas ibu. Perawatan ibu masa nifas terbukti berhubungan dengan risiko terjadinya morbiditas nifas. Pelaksanaan perawatan yang kurang baik dapat meningkatkan risiko terjadinya morbiditas nifas, seperti perawatan payudara untuk mencegah mastitis, membersihkan diri menggunakan sabun setelah buang air kecil dan buang air besar dapat mencegah infeksi genitalia.
Bidan memegang peranan penting dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan dan pengertian masyarakat melalui konsep promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam standar pelayanan kebidanan, bidan memberikan pelayanan bagi ibu pada masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini, penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, personal hygiene, nutrisi, perawatan bayi baru lahir, pemberian asi, imunisasi dan keluaga berencana 2. Definisi Ibu Nifas adalah ibu yang melalui masa nifas yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122). Periode pascapartum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita pada tidak hamil (Varney, 2007). Ketidaknyamanan pada masa nifas adalah suatu masalah yang dialami ibu setelah melahirkan karena perubahan fisiologis tubuh dan psikologis pasca persalinan, meskipun dianggap
normal,
ketidaknyamanan
tersebut
dapat
menyebabkan
distres
fisik
yang bermakna
3. Macam – macam ketidaknyamanan pada masa nifas . a. Nyeri setelah melahirkan Nyeri setelah melahirkan disebabkan oleh kontraksi dan relaksasi uterus yang berurutan yang terjadi secara terus menerus. Nyeri ini lebih umum terjadi pada paritas tinggi dan pada wanita menyusui. Alasan nyeri yang lebih berat pada wanita dengan paritas tinggi adalah penurunan tonus otot uterus secara bersamaan, menyebabkan relaksasi intermiten. Berbeda pada wanita primipara yang tonus ototnya masih kuat dan uterus tetap berkontraksi tanpa relaksasi intermiten. Pada wanita menyusui, isapan bayi menstimulasi produksi oksitosin oleh hipofise posterior. Pelepasan oksitosin tidak hanya
memicu refleks let down (pengeluaran ASI) pada payudara, tetapi juga menyebabkan kontraksi uterus. Nyeri setelah melahirkan akan hilang jika uterus tetap berkontraksi dengan baik saat kandung kemih kosong. Kandung kemih yang penuh mengubah posisi uterus ke atas, menyebabkan relaksasi dan kontraksi uterus lebih nyeri. b. Keringat berlebih Wanita postpartum mengeluarkan keringat berlebihan karena tubuh menggunakan rute ini, dan diuresis untuk mengeluarkan kelebihan cairan interstisial yang disebabkan oleh peningkatan normal cairan intraselular selama kehamilan. Cara menguranginya sangat sederhana yaitu dengan membuat kulit tetap bersih dan kering. c. Pembesaran payudara Diperkirakan bahwa pembesaran payudara disebabkan oleh kombinasi akumulasi dan stasis air susu serta peningkatan vaskularitas dan kongesti. Kombinasi ini mengakibatkan kongesti lebih lanjut karena stasis limfatik dan vena. Hal ini terjadi saat pasokan air susu meningkat, pada sekitar hari ketiga postpartum baik pada ibu menyusui maupun tidak menyusui dan berakhir sekitar 24 hingga 48 jam. d. Nyeri perineum Beberapa tindakan dapat mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri akibat laserasi atau luka episiotomi dan jahitan laserasi atau episiotomi tersebut. Sebelum tindakan dilakukan, penting untuk memeriksa perineum untuk menyingkirkan komplikasi seperti hematoma. Pemeriksaan ini juga mengindikasikan tindakan lanjutan apa yang mungkin paling efektif. e. Konstipasi Rasa takut dapat menghambat fungsi bowel jika wanita takut bahwa hal tersebut dapat merobek jahitan atau akibat nyeri yang disebabkan oleh ingatannya tentang tekanan bowel pada saat persalinan. Konstipasi lebih lanjut mungkin diperberat dengan longgarnya abdomen dan oleh ketidaknyamanan jahitan robekan perineum derajat tiga atau empat. f.
Hemoroid Jika wanita mengalami hemoroid, mungkin mereka sangat merasakan nyeri selama beberapa hari. Hemoroid yang terjadi selama masa kehamilan dapat menimbulkan traumatis dan menjadi lebih edema selama kala dua persalinan.
4. Cara Mengatasi Ketidaknyamanan pada Masa Nifas Teknik pemulihan dari ketidaknyamanan pada masa nifas a. Nyeri setelah melahirkan Beberapa wanita merasa nyerinya cukup berkurang dengan mengubah posisi tubuhnya menjadi telungkup dengan meletakkan bantal atau gulungan selimut di bawah abdomen. Kompresi uterus yang konstan pada posisi ini dapat mengurangi kram secara signifikan. Analgesia efektif bagi sebagian besar wanita yang kontraksinya sangat nyeri, seperti Tylenol dan ibuprofen. b. Keringat berlebih Keringat berlebihan selama masa nifas dapat dikurangi dengan cara menjaga kulit tetap bersih, kering dan menjaga hidrasi yaitu minum segelas air setiap satu jam pada kondisi tidak tidur dan sering ganti pakaian bila merasa lembap. c. Pembesaran payudara Tindakan untuk mengatasi nyeri bergantung pada apakah ibu menyusui atau tidak. Bagi ibu yang tidak menyusui, tindakan ini ditujukan untuk pemulihan ketidaknyamanan dan penghentian laktasi. Bagi ibu tidak menyusui : 1. Menggunakan BH yang menyangga payudara. 2. Kompres es yang ditujukan untuk membatasi aliran darah dan menghambat produksi air susu 3. Penggunaan analgesic 4. Memberikan dukungan pada ibu bahwa ini adalah masalah sementara. Bagi ibu yang menyusui: 1. Kompres hangat 2. Menyusui secara sering 3. Penggunaan analgesik ringan d. Nyeri perineum Teknik pengurangan nyeri perineum dan perawatannya pada nifas yaitu:
1. Selesai buang air besar , bersihkan bagian vagina, sering ganti pembalut, dan luka harus selalu kering dan bersih. Selesai buang air besar, bersihkan dengan tissue dari bagian depan ke belakang supaya tidak terjadi infeksi pada luka. 2. Kompres kantong es bermanfaat untuk menguarngi pembengkakan dan membuat perineum nyaman pada periode segera setelah melahirkan. Es harus selalu dikompreskan pada laserasi derajat tiga atau empat, dan jika ada edema perineum. Manfaat optimal dicapai dengan kompres dingin selama 30 menit. 3. Anestesi topikal
sesuai kebutuhan contoh dari anestesi ini adalah sprai
Darmoplast , salep Nupercaine, salep nulpacaine. Jika menggunakan salep wanita harus diajarkan untuk mencuci tangan sebelum mengoleskannya. Salep dioleskan selama beberapa hari postpartum selama periode penyembuhan akut baik karena jahitan atau jika ada hemoroid. 4. Rendam duduk dua sampai tiga kali sehari dengan menggunakan air dingin. Nyeri postpartum hilang dengan penggunaan rendam duduk dingin termasuk penurunan respon pada ujung saraf dan juga fase konstriksi lokal, yang mengurangi pembengkakan dan spasme otot. Modifikasi dari tindakan ini adalah dengan mengalirkan air hangat di atas perineum. 5. Latihan Kegel bertujuan menghilangkan ketidaknyamanan dan nyeri yang dialami wanita ketika duduk atau hendak berbaring dan bangun dari tempat tidur. Latihan Kegel akan meningkatkan sirkulasi ke area perineum sehingga meningkatkan penyembuhan. Latihan ini juga dapat mengembalikan tonus otot panggul. Tindakan ini merupakan salah satu tindakan yang paling bermanfaat dan seringkali menghasilkan akibat yang dramatis dalam memfasilitasi kemudahan pergerakan dan membuat wanita lebih nyaman. Pada wanita yang mendapat episiotomi , latihan Kegel ini dapat memberi efek berlawanan sehingga dapat mengakibatkan nyeri. Dasar Latihan Kegel :
a.Berbaring telentang, tangan di samping tubuh. Buka kaki 30 cm dan tekuk lutut, telapak kaki menyentuh lantai. Sangga pundak dan kepala dengan bantal. b.Relaks, kendurkan sleuruh otot tubuh kecuali otot PC (otot dasar
panggul/ pubococcygeus
muscles).
Bernapas normal dan hindari
menegangkan atau menggerakkan paha, bokong, dan otot perut selama berlatih. c.Gerakan lambat. Kontraksikan otot PC perlahan-lahan dari irngan hingga maksimal, tahan 4 detik. Lemaskan dan relaks, 4 detik. Lemaskan dan relaks, 4 detik. Ulangi 5 kali. Tingkatkan secara bertahap hingga mencapai 10 detik baik untuk kontraksi maupun relaks. d.Gerakan cepat, kontraksikan otot PC, tahan 1 detik, lemaskan 1 detik. Ulangi 5 kali. Perbanyak ulangan kontraksinya secara bertahap.
6. Gunakan alas duduk, duduk yang nyaman, hindari luka tertekan. 7.
Untuk mempercepat penyembuhkan luka, makan makanan yang berprotein tinggi dan bervitamin banyak.
e. Nyeri luka post SC 1.
Mengatur posisi yang nyaman.
2.
Memberikan kompres hangat pada abdomen.
3. Mengalihkan ke kegiatan lain (mendengarkan music, mengobrol dengan keluarga atau menonton TV dan melakukan pernafasan ritmik 4. Mengganjal insisi dengan bantal saat bergerak atau batuk.
f.
Konstipasi Masalah kontipasi dapat dikurangi dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan tambahan asupan cairan. Penggunaan laksatif pada wanita yang mengalami laserasi derajat tiga atau empat dapat membantu mencegah wanita mengejan.
g. Hemoroid. Untuk mengurangi masalah ini dapat dilakukan dengan cara: 1. Biasakan buang air besar yang teratur 2. Tiap hari minum air 7-8 gelas/hari 3. Banyak makan makanan dari beras kasar dan buahan yang mengandung vitamin, dapat membantu pergerakan usus. 4. Olahraga ringan : misal jalan jalan pagi
5. Kompres dengan air es
6. Rendam duduk es 7. Gunakan alas duduk. 8. Duduk mandi di bak air hangat ( 43℃~46℃) selama 15 menit. 9. Gunakan tissue yang halus untuk melap waktu buang air besar dan gunakan cream ambeian dari dokter. 10. Hindari duduk terlalu lama dan mengeluarkan tenaga waktu buang air besar
Daftar Pustaka
1. Hamilton PM. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC 2. Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC 3. Saifudin, Abdul Bari Dkk. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Jakarta: Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 4. Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. 5. Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. 6. Suherni. 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.