SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI Disusun untuk memenuhi tugas komunitas di Desa Ngadirejo, Kecamatan Jabung, Kab. Malang
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI DI PUSKESMAS SINGOSARI Tanggal
Agustus 2015
Oleh: Lisma Roslina Dini Adaniya Yulianti Wyllda Happy Islami Ayu Puspita Damayanti Rakhmalia Imeldawati
140070500111023 140070500111015 140070500111008 140070500111019 140070500111022
Mengetahui, Pembimbing Lahan Puskesmas Singosari
( Yulida Ti’ani, SST )
I.
Pokok Bahasan
II. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
: Imunisasi Dasar Lengkap
Sub Pokok Bahasan : Pengertian imunisasi Tujuan imunisasi Manfaat imunisasi Kontraindiksi pemberian imunisasi Jenis dan efek samping imunisasi dasar lengkap Jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap
III.
Sasaran
: orang tua/keluarga di Posyandu Bayi/Balita di Desa Ngadirejo
IV.
Tempat
: Posyandu Bayi/Balita di Desa Ngadirejo
V.
Tanggal
: Januari 2016
VI.
Waktu
: 10.00 - selesai
VII. Tujuan : A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orang tua dapat mengetahui imunisasi dasar lengkap yang harus diberikan kepada bayinya B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) 1) Memahami tentang pengertian, tujuan, manfaat dan kontraindikasi imunisasi 2) Memahami tentang jenis dan efek samping imunisasi dasar lengkap 3) Memahami tentang waktu pemberian imunisasi dasar lengkap VII.
Rangkaian Acara Penyuluhan N Kegiatan o 1 Pendahuluan a.Penyampaian salam b.Perkenalan c.Menjelaskan topic penyuluhan d.Menjelaskan tujuan penyuluhan e.Menjelaskan waktu pelaksanaan 2 Penyampaian materi oleh pemateri: 1. Pengertian imunisasi 2. Tujuan imunisasi 3. Manfaat imunisasi 4. Kontraindiksi pemberian imunisasi 5. Jenis dan efek sampingimunisasidasar lengkap 6. Jadwal pemberian imunisasidasar lengkap
3
Tanya Jawab
Respon masyarakat a. Membalas salam b. Memperhatikan c. Memperhatikan d. Memperhatikan e. Memperhatikan
Peserta memperhatikan pemateri dengan serius
Waktu
5 menit
20 menit
4
Memberikan kesempatan kepada peserta Peserta aktif bertanya untukbertanya tentang materi yang kurang dipahami Penutup 1. Menyimpulkan hasil penyuluhan a.Memperhatikan 2. Mengakhiri dengan salam b.Menjawab salam
VIII Materi (Terlampir)
15 menit
5 menit
:
IX
Metode : Ceramah dan tanya jawab.
IX
Media Leaflet
X
Evaluasi : Peserta mampu : 1) Menjelaskan tentang pengertian, tujuan, manfaat dan kontraindikasi imunisasi 2) Menyebutkan jenis dan efek samping imunisasi dasar lengkap 3) Menjelaskan tentang waktu pemberian imunisasi dasar lengkap
:
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PENGERTIAN IMUNISASI Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. (Proverawati, 2010) Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhada penyakit tertentu. (Alimul, 2009) TUJUAN IMUNISASI Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit (Proverawati, 2010). Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Alimul, 2009) MANFAAT IMUNISASI Untuk Anak: Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian. Untuk Keluarga: Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. Untuk Negara: Memperbaiki tingkat kesehatan, mrnciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara. (Proverawati, 2010)
KONTRAINDIKASI IMUNISASI Analfilaksis atau reaksi hipersensitifitas yang hebat merupakan kontraindikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas lebih dari 38 oC merupakan kontraindikasi pemberian DPT, hepatitis B-1 dan campak. Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan tanda dan gejala AIDS, sedangkan vaksin yang lain sebaiknya diberikan. Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi yang sakit, lebih baik jangan diberikan vaksin, tetapi mintalah ibu kembali lagi ketika bayi sudah sehat (Proverawati, 2010) JENIS IMUNISASI Imunisasi Aktif Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya.Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio dan campak. Dalam imunisasi aktif terdapat beberapa unsur-unsur vaksin, yaitu : a. Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan dimatikan, eksotoksin yang didetoksifikasi saja, atau endotoksin yang terikat pada protein pembawa seperti polisakarida, dan vaksin dapat juga berasal dari ekstrak komponen-komponen organisme dari suatu antigen. Dasarnya adalah antigen harus merupakan bagian dari organisme yang dijadikan vaksin. b. Pengawet/stabilisator, atau antibiotik. Merupakan zat yang digunakan agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau menstabilkan antigen dan mencegah tumbuhnya mikroba. Bahanbahan yang digunakan seperti air raksa atau antibiotik yang biasa digunakan. c. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya telur, protein serum, bahan kultur sel. d. Adjuvan, terdiri dari garam aluminium yang berfungsi meningkatkan sistem imun dari antigen. Ketika antigen terpapar dengan antibodi tubuh, antigen dapat melakukan perlawanan juga, dalam hal ini semakin tinggi perlawanan maka semakin tinggi peningkatan antibodi tubuh. Imunisasi Pasif Merupakan suatau proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara memberikan zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapatkan bayi dari ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut
menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak. (Proverawati, 2010) JENIS VAKSIN LIMA IMUNISASI LENGKAP A. BCG Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG.TBC yang berat contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC milier pada seluruh lapangan paru, atau TBC tulang.Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah 1 dosis sejak lahir sebelum umur 3 bulan.Vaksin BCG diberikan melalui intradermal/intracutan. Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan , limfadenitis regionalis, dan reaksi panas. Reaksi : Bengkak, kemerahan pada lokasi suntikan dan timbulbekas luka Pengobatan : Dibiarkan saja sampai 7 hari kering B. Hepatitis B Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis B. kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair.Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B adalah 3 dosis.Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui intramuscular. Reaksi : Nyeri pada daerah suntikan dan timbul kemerahan danbiasanya tidak diserta dengan demam Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik C. Polio Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah 4 dosis.Imunisasi polio diberikan melalui oral.Belum ditemukan adanya efek samping imunisasi polio. D. Pentabio Saat ini program pemerintah terbaru terkait pemberian imunisai adalah penggunakaan vaksin kombinasi yang dikenal sebagai Vaksin Pentavalen.Vaksin ini merupakan gabungan vaksin DPT-HB ditambah Hib.Sebelumnya kombinasi ini hanya terdiri dari DPT dan HB (kita kenal sebagai DPT Combo). Sesuai dengan kandungan vaksinnya, vaksin Pentavalen mencegah berberapa jenis penyakit, antara lain Difteri, batuk rejan atau batuk 100 hari, tetanus, hepatitis B, serta radang otak (meningitis) dan radang paru (pneumonia) yang disebabkan oleh kuman Hib (Haemophylus influenzae tipe b). Vaksin pentavalen merupakan gabungan dari 5 jenis vaksin dalam satu sediaan. Kelima vaksin tersebut meliputi : Difteri –> Kuman yang menyebabkan penyakit difteri, menyerang salura pernapasan, menimbulkan lapisan putih di tenggorokan dengan efek dapat menyumbat saluran nafas, dan toksinnya dapat mengganggu kerja jantung. Pertusis –> kuman penyebab penyakit batuk rejan atau batuk 100 hari dengan ciri khas batuk beruntung Tetanus –> kuman penyebab penyakit tetanus, yaitu kekakuan seluruh tubuh termasuk otot pernapasan sehingga menyebabka kematian akibat gagal nafas Hepatitis B –> virus penyabab peradangan pada hati dimana keadaan kronis dapat menyebabkan kerusakan hati (sirosis hepatis) dan kanker hati (hepatoma)
Haemophilus influenza tipe B –> kuman penyebab radang paru-paru (pneumonia) dan radang otak (meningitis) terbanyak pada anak-anak Kenapa Haemophillus Influenzae type b (Hib)? Hal ini antara lain disebabkan beberapa kenyataanepidemiologi berikut: Haemophilus Influenzae tipe b (Hib) merupakan suatu bakteri gram negatif dan hanya ditemukan pada manusia Penyebaran melalui percikan ludah (droplet) Kelompok usia paling rentan terhadap infeksi Hib adalah usia 4 – 8 bulan Sebagian besar orang yg mengalami infeksi tidak menjadi sakit, tetapi menjadi karier Prevalensi karier cukup tinggi (>3% ), sehingga kemungkinan kejadian meningitis dan pneumonia akibat Hib, biasanya juga tinggi. Vaksin Pentavalen diberikan saat anak berusia 2, 3 dan 4 bulan. Kemudian dilanjutkan ketika anak berusia 1,5 tahun, yang kita kenal sebagai imunisasi booster (lanjutan). Sebagaimana imunisasi lainnya, Imunisasi Pentavalen bisa didapatkan secara gratis di semua Posyandu, Puskesmas atau fasilitas kesehatan pemerintah lainnya. Reaksi : Demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik, dan obat penurun panas E. DPT Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus.Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid). Frekuensi pemberian imuisasi DPT adalah 3 dosis.Pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti.Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup.Imunisasi DPT diberikan melalui intramuscular. Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat.Efek ringan misalnya terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan, dan demam.Efek berat misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, encephalopathy, dan syok. Reaksi dan penanganan sama dengan imunisasi pentabio. F. Campak Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilema hkan.Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah 1 dosis.Imunisasi campak diberikan melalui subkutan.Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas (Alimul, 2009). Reaksi : Biasanya tidak terdapat reaksi. Mungkin terjadidemam ringan dan sedikit bercak merah pada pipidi bawah telinga pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan, atau pembengkakan pada tempatpenyuntikan Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik, dan obat penurunpanas JADWAL IMUNISASI A. BCG Imunisasi BCG diberikan pada umur sebelum 3 bulan. namun dianjurkan pemberian imunisasi BCG pada umur antara 0-12 bulan. Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak (>1 tahun).
B.
C.
D.
E.
F.
Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan. Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi tuberculosis, namun dapat mencegah komplikasinya. Apabila BCG diberikan pada umur lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Vaksin BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif. HB (Hepatitis B) Imunisasi hepatitis B-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah lahir. Imunisasi hepatitis B-2 diberikan setelah 1 bulan (4 minggu) dari imunisasi hepatitis B-1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. Untuk mendapatkan respon imun optimal, interval imunisasi hepatitis B-2 dengan hepatitis B-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan. Maka imunisasi hepatitis B-3 diberikan pada umur 3-6 bulan. Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi hepatitis B dengan jadwal 3 kali pemberian. Hib (Haemophylus influenzae tipe b) Imunisasi hepatitis B-2 diberikan setelah 1 bulan (4 minggu) dari imunisasi hepatitis B-1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. Untuk mendapatkan respon imun optimal, interval imunisasi hepatitis B-2 dengan hepatitis B-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan. Maka imunisasi hepatitis B-3 diberikan pada umur 3-6 bulan. Kemudian dilanjutkan ketika anak berusia 1,5 tahun, yang kita kenal sebagai imunisasi booster (lanjutan). Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi hepatitis B dengan jadwal 3 kali pemberian. Polio Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio -1, 2, dan 3. (1.OPV, hidup dilemahkan, tetes, oral.; 2.IPV, in-aktif, suntikan). Polio-0 diberikan saat bayi lahir sesuai pedoman PPI sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan imunisasi yang tinggi. Untuk imunisasi dasar (polio-2, 3, 4) diberikan pada umur 2,4, dan 6 bulan, interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu. OPV diberikan 2 tetes per-oral. IPV dalam kemasan 0,5 ml, intramuscular. Vaksin IPV dapat diberikan tersendiri atau dalam kemasan kombinasi (DPT/IPV) DPT(Difteri, Pertusis, Tetanus) Imunisasi DPT primer diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu. Interval terbaik diberikan 8 minggu, jadi DPT-1 diberikan pada umur 2 bulan, DPT-2 pada umur 4 bulan dan DPT-3 pada umur 6 bulan. Dosis DPT adalah 0,5 ml, intramuskular, baik untuk imunisasi dasar maupun ulangan. Vaksin DPT dapat diberikan secara kombinasi dengan vaksin lain yaitu DPT/Hepatitis B dan DPT/IPV. Campak
Vaksin campak rutin dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5 ml secara subkutan dalam, pada umur 9 bulan. (IDAI, 2008). Daftar Pustaka
Hidayat, A. Aziz Alimul.2009.Pengantar Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.
Ilmu
Kesehatan
Anak
untuk
Pendidikan
IDAI.2008.Pedoman Imunisasi Di Indonesia.Jakarta: Satgas Imunisasi. Marimbi, Hanum.2010.Tumbuh Kembang, Balita.Yogyakarta:Nuha Medika.
Status
Gizi,
dan
Imunisasi
Proverawati, Atikah.2010.Imunisasi dan Vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset.
Dasar
Pada