NO. SAK : SAK MEDIS - 01
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
Tanggal Dibuat 23 FEBRUARI 2015
Tanggal berlaku : 02 MARET 2015
Judul :
Nama Departemen : KITLAM
No.Revisi 00
CKD
Hal.
Dibuat Ole
Disetu%ui ole
!enanggung Ja"ab Ruang !era"atan #$
!embimbing Akademik
1. Pengert!n
#KD #KD r ron oni' i' Kidn Kidne( e( Disea Disease ses) s) adal adala a gang ganggu guan an *ung *ungsi si renal renal (ang (ang progresi*
dan
memp memper erta taa ank nkan an
ireversibel
dimana
metab etabol olis isme me
dan dan
kemampuaan kese keseim imba bang ngan an
tubu 'air 'airan an
gagal dan dan
untuk
elek elektr trol olit it++
men( men(eba ebabk bkan an urem uremia ia &ret &reten ensi si urea urea dan dan sampa sampa nitr nitrog ogen en lain lain dalam dalam dara dara)) &Smelt,er+ $00$:-/). #KD roni' Kidne( Diseases) merupakan merupakan kegagalan *ungsi gin%al &unit ne*ron) (ang berlangsung perlaanlaan karena pen(ebab berlangsung lama dan mene meneta tap p (ang (ang meng mengaki akiba batk tkan an penu penump mpuk ukan an sisa sisa metab metabol olit it &tok &toksik sik urem uremik ik)) seingga gin%al tidak dapat memenui kebutuan biasa lagi dan menimbulkan ge%ala sakit &Hudak 1 2allo+ -33). 2. Et"#"g
a. 2out 2out men( men(ebab ebabkan kan ne*rop ne*ropati ati gout. gout. b. Diabetes 4ellitus (ang men(ebabkan ne*ropati D4. '. Ri"a(at Ri"a(at batu (ang men(ebabka men(ebabkan n pen(akit pen(akit gin%al glomerular glomerular..
d. Ri"a(at Ri"a(at edema edema (ang (ang mengara mengara ke pen(aki pen(akitt gin%al gin%al glomerula glomerular. r. e. Ri"a(at pen(akit gin%al dalam keluarga &(ang diduga mengara ke pen(akit
gin%al genetik).
3. K#! K#!$% $%&! &!$ $
Sesuai dengan test kreatinin klirens+ maka 22K dapat di klasi*ikasikan men%adi + dengan pembagian sebagai berikut:
-0056 ml7mnt+ disebut insu*isiensi gin%al berkurang.
56$8 ml7mnt+ disebut insu*isiensi gin%al kronik.
$66 ml7mnt+ disebut gagal gin%al kronik.
9 6 ml7mnt+ disebut gagal gin%al terminal.
'. T!n( n(! ! (!n (!n )e )e*! *!#! #!
a. Hematologik Anem Anemia ia
norm normok okro rom+ m+
gang ganggu guan an
*ung *ungsi si
trom trombo bosit sit++
trom trombo bosit sitop open enia+ ia+
gangguan lekosit. b. 2astrointestinal Anoreksia+ nausea+ vomiting+ *ektor uremi'um+ i''up+ gastritis erosiva. '. S(ar S(ara* a* dan otot tot 4iop 4iopat ati+ i+ ense ense*al *alop opati ati metab metabol olik ik++ burn burnin ing g *eet *eet s(nd s(ndro rome me++ restl restless ess leg leg s(ndrome. d. Kulit
d. Ri"a(at Ri"a(at edema edema (ang (ang mengara mengara ke pen(aki pen(akitt gin%al gin%al glomerula glomerular. r. e. Ri"a(at pen(akit gin%al dalam keluarga &(ang diduga mengara ke pen(akit
gin%al genetik).
3. K#! K#!$% $%&! &!$ $
Sesuai dengan test kreatinin klirens+ maka 22K dapat di klasi*ikasikan men%adi + dengan pembagian sebagai berikut:
-0056 ml7mnt+ disebut insu*isiensi gin%al berkurang.
56$8 ml7mnt+ disebut insu*isiensi gin%al kronik.
$66 ml7mnt+ disebut gagal gin%al kronik.
9 6 ml7mnt+ disebut gagal gin%al terminal.
'. T!n( n(! ! (!n (!n )e )e*! *!#! #!
a. Hematologik Anem Anemia ia
norm normok okro rom+ m+
gang ganggu guan an
*ung *ungsi si
trom trombo bosit sit++
trom trombo bosit sitop open enia+ ia+
gangguan lekosit. b. 2astrointestinal Anoreksia+ nausea+ vomiting+ *ektor uremi'um+ i''up+ gastritis erosiva. '. S(ar S(ara* a* dan otot tot 4iop 4iopat ati+ i+ ense ense*al *alop opati ati metab metabol olik ik++ burn burnin ing g *eet *eet s(nd s(ndro rome me++ restl restless ess leg leg s(ndrome. d. Kulit
er"arna pu'at+ gatalgatal dengan eksoriasi+ e'(mosis+ urea *rost+ bekas garukan karena gatal. e. Kard Kardio iova vask skul uler er Hipertensi+ n(eri dada dan sesak na*as+ gangguan irama %antung+ edema. *. ;ndokrin 2anggu 2angguan an toleran toleransi si glukos glukosa+ a+ ganggu gangguan an metabo metabolism lismee lemak+ lemak+ ganggu gangguan an seksua seksual+ l+ libido libido++ *ertili *ertilitas tas dan ereksi ereksi menuru menurun n pada pada lakil lakilaki aki++ ganggu gangguan an metabolisme vitamin D. 5. Pen! Pen!t! t!#! #!&$ &$!n !n!! !!n n
Terapi konservati* !. Terapi Tu%uan dari terapi konservati* adala men'ega memburukn(a *aal gin%al se'ara progresi*+ progresi*+ meringankan meringankan keluankelu keluankeluan an akibat akumulasi toksin a,ot a,otem emia+ ia+ memp memperb erbai aiki ki metab metabol olism ismee se'ar se'araa opti optima mall dan dan meme memeli liara ara keseimbangan 'airan dan elektrolit &Sukandar+ $008). $008). 1+ !eranan diet
Terapi diet renda protein &DR!) menguntungkan untuk men'ega atau mengurang mengurangii toksin a,otemia+ tetapi untuk untuk %angka %angka lama dapat merugikan merugikan terutama gangguan keseimbangan negati* nitrogen. 2+ Kebutuan %umla kalori
Kebutu Kebutuan an %umla %umla kalori kalori &sumb &sumber er energ energi) i) untuk untuk 22K arus arus adekua adekuatt dengan dengan tu%uan tu%uan utama+ utama+ (aitu (aitu mempert mempertaa aanka nkan n keseim keseimban bangan gan positi positi* * nitrogen+ memeliara status nutrisi dan memeliara status gi,i. 3+ Kebutuan 'airan
ila ureum serum < -60 mg= kebutuan 'airan arus adekuat supa(a %umla diuresis men'apai $ > per per ari. '+ Kebutuan elektrolit dan mineral
Kebutuan %umla mineral dan elektrolit bersi*at individual tergantung dari >?2 dan pen(akit gin%al dasar &underlying & underlying renal disease). disease). b. Terapi Terapi simtomatik -) Asid Asidos osis is metab metabol oli' i' Asidosis metabolik arus dikoreksi karena meningkatkan serum kalium &iperkalemia). @ntuk men'ega dan mengobati asidosis metabolik dapat diberikan suplemen alkali. Terapi alkali & sodium bicarbonat ) arus segera diberikan intravena bila pH 5+B6 atau serum bikarbonat $0 m;C7>. $) Anemia Trans*u Tr ans*usi si dara misaln(a Paked misaln(a Paked Red Cell &!R#) merupakan sala satu pilian terapi alternati*+ mura+ dan e*ekti*. Te Terapi rapi pemberian trans*usi dara arus atiati karena dapat men(ebabkan kematian mendadak. B) Ke Kelu lua an n ga gast stro roin inte testi stina nall Anoreksi+ 'egukan+ mual dan munta+ merupakan keluan (ang sering di%umpai pada 22K. Keluan gastrointestinal ini merupakan keluan utama &chief &chief complaint ) dari 22K. Keluan gastrointestinal (ang lain adala ulserasi mukosa mulai dari mulut sampai anus. Tindakan (ang arus dilakukan (aitu program terapi dialisis adekuat dan obatobatan simtomatik. ) Kela Kelain inan an ku kuli litt Tindakan Tindak an (ang diberikan arus tergantung te rgantung dengan %enis keluan kulit. 6) Ke Kela lain inan an neuro neuromu mus'u s'ular lar eberapa terapi pilian (ang dapat dilakukan (aitu terapi emodialisis regu re gule lerr
(ang (a ng
adek ad ekua uat+ t+
medi me dika kame ment ntos osaa
atau at au
oper op eras asii
subt su btot otal al
paratiroidektomi. 8) Hiperten ensi si !emberian obatobatan anti ipertensi. 5) Kel Kelain ainan an sist sistem em kardi kardiova ovasku skular lar Tindakan (ang diberikan tergantung dari kelainan kardiovaskular (ang diderita. '. Terap rapii peng pengga gant ntii gin% gin%al al
Terapi pengganti gin%al dilakukan pada pen(akit gin%al kronik stadium 6+ (aitu (ai tu pad padaa >?2 kur kurang ang dar darii -6 ml7 ml7men menit. it. Ter erapi api ter tersebu sebutt dap dapat at ber berupa upa emodialisis+ dialisis peritoneal+ dan transplantasi gin%al &Su"itra+ $008). -) He Hemo modi dial alis isis is Tindakan terapi dialisis tidak bole terlambat untuk men'ega ge%ala toksik a,otemia+ dan malnutrisi. Tetapi terapi dialisis tidak bole terlalu 'epat pada pasien 22K (ang belum taap akir akan memperburuk *aal gin%al &>?2). $) Di Dial alis isis is perit periton oneal eal &D! &D!)) Aki irra ak kir ir in inii su suda da popu popule lerr Conti Continuou nuouss Amb Ambulato ulatory ry Perito Peritoneal neal Dialysis A!D) di pusat gin%al di luar negeri dan di ndonesia. ndikasi medik #A!D+ (aitu pasien anakanak dan orang tua &umur lebi dari 86 ta ta un un)+ )+
pasi pa sien enp pas asie ien n
kard ka rdio iova vask skul ular ar++
(an ang g
tela te la
men end der erit itaa
pen( pe n(ak akit it
pasie pa sien npa pasi sien en
(ang (a ng
'end 'e nderu erung ng
akan ak an
sist si stem em
meng me ngala alami mi
perdaraan bila dilakukan emodialisis+ kesulitan pembuatan AE sunti su nting+ ng+ pasi pasien en den dengan gan stro stroke+ ke+ pas pasien ien 22T &ga &gagal gal gin gin%al %al term termina inal) l) dengan residual urin masi 'ukup+ dan pasien ne*ropati diabetik disertai co-mo co -morb rbid idit ityy dan co-mortality co-mortality.. nd ndika ikasi si non nonme medik dik++ (ai (aitu tu kei keingi nginan nan pasien sendiri+ tingkat intelektual tinggi untuk melakukan sendiri &mandiri)+ dan di daera (ang %au dari pusat gin%al &Sukandar+ $008). B) Tr Tran ansp spla lant ntasi asi gi gin%a n%all Transp Tr ansplan lantasi tasi gin gin%al %al mer merupa upakan kan tera terapi pi pen pengga gganti nti gin gin%al %al &an &anato atomi mi dan *aal). !ertimbangan program transplantasi gin%al+ (aitu: a) #angkok gin%a %all &kidney transp transplant lant ) dap dapat at men mengam gambil bil ali selu seluru ru &-00=) *aal gin%al+ sedangkan emodialisis an(a mengambil ali 50 /0= *aal gin%al alamia b) Kualitas idup normal kembali ') 4asa i idup & survival survival rate) rate) lebi lama d) Ko Komp mpli lika kasi si &b &bia iasan san(a (a da dapa patt di dian anti tisip sipasi asi)) teru terutam tamaa be ber rub ubun unga gan n dengan obat imunosupresi* untuk men'ega reaksi penolakan
STANDAR ASUHAN
NO. SAK : SAK MEDIS - 02
KEPERAWATAN
Tanggal Dibuat : 23 Fe,r!r 2015
Tanggal berlaku : 02 MARET 2015
Nama Departemen: KITLAM
Judul : DIABETES MELLITUS
No. Revisi 00
Hal.
Dibuat Ole :
Disetu%ui Ole :
!enanggung Ja"ab Ruang !era"atan #$
!embimbing Akademik
1. Pengert!n
Diabetes melitus adala sekelompok kelainan eterogen (ang ditandai ole kenaikan kadar glukosa dalam dara atau iperglikemia &runner dan Suddart+ $00$). Diabetes 4elitus adala gangguan metabolisme (ang se'ara geneti' dan klinis termasuk eterogen dengan mani*estasi berupa ilangn(a toleransi karboidrat &!ri'e dan Filson+ $006). Diabetes 4ellitus adala suatu pen(akit dimana kadar glukosa di dalam dara tinggi karena tubu tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin se'ara 'ukup &Soegondo+ $006).
2. K#!$%&!$
Klasi*ikasi menurut ADA (American Diabetes Association) (ang dikutip ole !ri'e 1 Filson &$008) dan (ang tela disakan ole FHO+ (aitu a.
Tipe - & juvenile onset dan tipe dependen insulin) 6-0= ke%adian. -) Akibat dis*ungsi autoimun dengan kerusakan selsel beta. $) B)
diopatik+ tidak diketaui sumbern(a. Subtipe ini sering timbul pada etnik keturunan A*rikaAmerika+ Asia.
b.
Tipe $ &onset maturity dan nondependen insulin) Diabetes tipe $ tidak bergantung insulin.ter%adi akibat penururnan sensitivitas atau akibat penururnan %umla produksi insulin.
'.
Diabetes 2estasional (D!) Dikenali pertama kali selama keamilan dan mempengarui = dari semua
keamilan. ?aktor resiko (aitu usia tua+ etnik+ obesitas+ multiparitas+ ri"a(at keluarga dan ri"a(at gestasional daulu. Karena ter%adi peningkatan sekresi berbagai ormon (ang mempun(ai e*ek metabolik teradap toleransi glukosa maka keamilan adala suatu keadaaan diabetogenik. 3. Et"#"g a. Diabetes tipe : Ditandai dengan adan(a kerusakan selsel beta pankreas+ (ang mungkin
disebabkan ole kombinasi dari *aktor genetik+ imunologi dan mungkin lingkungan. -) ?aktor genetik !enderita diabetes tidak me"arisi diabetes tipe itu sendiriG tetapi me"arisi suatu predisposisi atau ke'enderungan genetik keara ter%adin(a diabetes tipe . $)
?aktor imunologi Terdapat respon autoimun. Respons ini merupakan respons abnormal dimana antibodi terara pada %aringan normal tubu dengan 'ara bereaksi
teradap %aringan tersebut seolaola sebagai %aringan asing. B) ?aktor*aktor lingkungan
!enelitian sedang dilakukan teradap kemungkinan *aktor*aktor eternal (ang dapat memi'u destruksi sel beta. Sebagai 'onto virus atau toksin tertentu dapat memi'u proses otoimun (ang menimbulkan destruksi sel beta. b. Diabetes tipe !en(ebab resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe ini sebenarn(a tidak begitu %elas+ tetapi *aktor (ang ban(ak berperan antara lain: -) Kelainan genetik Diabetes dapat menurun menurut silsila keluarga (ang mengidap diabetes. ni ter%adi karena DNA pada orang diabetes akan ikut diin*ormasikan pada gen berikutn(a terkait dengan penurunan produksi insulin. $) @sia @mumn(a manusia mengalami penurunan *isiologis (ang se'ara dramatis dan 'epat pada usia setela 0 taun. !enurunan ini (ang akan beresiko pada penurunan *ungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin dan resistensi insulin 'enderung meningkat pada usia diatas 86 taun. B) 2a(a idup stress Stress kronis 'enderung membuat seseorang men'ari makanan (ang 'epat sa%i (ang ka(a penga"et+ lemak dan gula. 4akanan ini berpengaru besar teradap ker%a pankreas. Stress %uga akan meningkatkan ker%a metabolisme dan meningkatkan kebutuan akan sumber energi (ang berakibat pada kenaikkan ker%a pankreas. eban (ang tinggi membuat pankreas muda rusak ingga berdampak pada penurunan insulin. ) !ola makan (ang sala Kurang gi,i atau kelebian berat badan dapat meningkatkan resiko terkena diabetes.
4alnutrisi
dapat
merusak
pankreas
sedangkan
obesitas
meningkatkan gangguan ker%a atau resistensi insulin. !ola makan (ang tidak teratur dan 'enderung terlambat %uga akan berperan pada ketidakseimbangan ker%a pankreas. 6)
Obesitas Obesitas mengakibatkan selsel beta pankreas mengalami ipertro*i (ang akan berpengaru teradap penurunan produksi insulin. Hipertro*i pankreas pada penderita obesitas disebabkan karena peningkatan beban metabolisme glukosa untuk men'ukupi energi sel (ang terlalu ban(ak.
'. M!n%e$t!$ K#n&
a. !oliuria
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane dalam sel men(ebabkan iperglikemia seingga serum plasma meningkat atau iperosmolariti men(ebabkan 'airan intrasel berdi*usi kedalam sirkulasi atau 'airan intravaskuler+ aliran dara ke gin%al meningkat sebagai akibat dari iperosmolariti dan akibatn(a akan ter%adi diuresis osmoti' &poliuria). b. !olidipsia Akibat meningkatn(a di*usi 'airan dari intrasel kedalam vaskuler men(ebabkan penurunan volume intrasel seingga e*ekn(a adala deidrasi sel. Akibat dari deidrasi sel mulut men%adi kering dan sensor aus teraktivasi men(ebabkan seseorang aus terus dan ingin selalu minum &polidipsia). '. !olipagia Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunn(a kadar insulin maka produksi energi menurun+ penurunan energi akan menstimulasi rasa lapar. 4aka reaksi (ang ter%adi adala seseorang akan lebi ban(ak makan &polipagia). d. !enurunan berat badan Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan 'airan dan tidak mampu mengadakan metabolisme+ akibat dari itu maka sel akan men'iut+ seingga seluru %aringan terutama otot mengalami atro*idan penurunan se'ara otomatis. e. 4alaise atau kelemaan &runner 1 Suddart+ $00$) 5. K"/#&!$
4enurut !ri'e 1 Filson &$008)+ komplikasi D4 dibagi dalam $ kategori ma(or+ (aitu komplikasi metabolik akut dan komplikasi vaskular %angka pan%ang. !. Komplikasi metabolisme akut (aitu :
-)
Ketoasidosis Diabetik &DKA) Timbuln(a ketoasidosis diabetik didaului ole poliuria+ polidipsi+ perasaan lela+ nausea+ dan munta+ stupor+ dan koma. pada pemeriksaan *isik adan(a tandatanda deidrasi+ ipotensi postural dan takikardi menun%ukan deidrasi dan keilangan garam (ang ebat.
$)
Hiperglikemia+ nonketotik &HHNK)
iperosmolar+
koma
A"itan didaului beberapa ari sebelumn(a ge%alage%ala kelemaan+ poliuria+ polidipsia. pada pemeriksaan *isik adan(a deidrasi ebat &penurunan tekanan dara ortostatik+ takikardi+ membran mukosa kering+ dan penurunan turgor kulit+ pasien tampak mengantuk+ ka'au+ dan koma. B)
Hipoglikemia 4enurut runner 1 Suddart &$00$) Hipoglikemia adala keadaan dimana kadar gula dara turun diba"a 60 80 mg7dl &$+5B+B mmol7>). Keadaan ini dapat ter%adi akibat pemberian insulin atau preparat oral (ang berlebian+ konsumsi makanan (ang terlalu sedikit atau karena aktivitas *isik (ang berat. Tingkatan (poglikemia adala sebagai berikut: a) Hipoglikemia ringan Ketika kadar glukosa menurun+ sistem sara* simpatik akan terangsang. !elimpaan adrenalin kedalam dara men(ebabkan ge%ala seperti perspirasi+ tremor+ takikardi+ palpitasi+ kegelisaan dan rasa lapar. b) Hipoglikemia sedang !enururnan kadar glukosa (ang men(ebabkan selsel otak tidak memperole 'ukup baan bakar untuk beker%a dengan baik. erbagai tanda
gangguan
ketidakmampuan
*ungsi
pada
berkonsentrasi+
sistem sakit
sara* kepala+
pusat
men'akup
vertigo+
kon*usi+
penurunan da(a ingat+ patirasa didaera bibir serta lida+ bi'ara pelo+ gerakan tidak terkoordinasi+ perubaan emosional+ perilaku (ang tidak rasional. ') Hipoglikemia berat ?ungsi sistem sara* mengalami gangguan (ang sangat berat seingga pasien
memerlukan
pertolongan
orang
lain
untuk
mengatasi
ipoglikemi (ang dideritan(a. 2e%alan(a dapat men'akup perilaku (ang mengalami disorientasi+ serangan ke%ang+ sulit dibangunkan dari tidur atau bakan keilangan kesadaran. b. Komplikasi Kronik Jangka !an%ang -) 4ikroangiopati
merupakan
lesi
spesi*ik
diabetes (ang men(erang kapiler dan arteriola retina (retinopati
diabetik)" glomerolus gin%al (nefropati diabetik) dan sara*sara* peri*er (neuropati diabetik). $)
4akroangiopati+ 2angguan dapat berupa penimbunan sorbitol dalam intima vaskular+ iperlipoproteinemia dan kelainan pembekuan dara mengakibatkan pen(umbatan vaskuler. %ika mengenai arteriarteri peri*er dapat mengakibatkan insu*isiensi vaskular peri*er (ang disertai klaudikasio intermiten dan gangren pada ekstremitas serta insu*isiensi serebral dan stroke. Jika (ang terkena adala arteri koronaria dan aorta dapat mengakibatkan angina dan in*ark miokardium.
. Pen!t!#!&$!n!!n Dasardasar pengelolaan diabetes dikenal pilar utama pengelolaan (aitu: a. !en(uluan &edukasi) ;dukasi diabates adala pendidikan dan latian mengenai pengetaaun dan
keterampilan dalam pengelolaan diabetes (ang diberikan kepada setiap pasien diabetes+ anggota keluarga kelompok mas(arakat beresiko tinggi. materi (ang diberikan berupa pengertian diabetes+ *aktor*aktor (ang berpengaru pada timbuln(a diabetes dan upa(aupa(a menekan(a+ pengelolaan diabetes se'ara umum+ makanan dan latian %asmani+ obatobat ipoglikemik+ komplikasi diabetes+ pemeliaraan kaki. b. !eren'anaan makan Tu%uan utama penatalaksanaan diet pada D4 adala: -) 4en'apai dan kemudian mempertaankan kadar glukosa dara mendekati kadar normal. $) 4en'apai dan mempertaankan lipid mendekati kadar (ang optimal. B) )
4en'ega komplikasi akut dan kronik. 4eningkatkan kualitas idup.
'. >atian %asmani 4an*aat latian %asmani (aitu: memperbaiki metabolisme+ menormalkan kadar glukosa dara dan lipid dara+ meningkatkan ker%a insulin+ membantu menurunkan berat badan+ meningkatkan kesegaran %asmani dan per'a(a diri+ mengurangi resiko pen(akit kardiovaskuler. program latian %asmani (ang dian%urkan latian aerobik se'ara teratur B kali 7minggu selam B0 menit dan bersi*at #R!;
#ontinous
: >atian (ang diberikan berkesinambungan
R(tmis
: Olaraga (ang dipili arus berirama (aitu otototot
berkontraksi dan berirama se'ara teratur
ntesive
: Oaraga (ang dillakukan selangseling antara gerak 'apat
dan lambat
!rogresiv
: >atian (ang dilakukan arus berangsurangsur dari
sedikit ke latian (ang berat se'ara bertaap
;nduran'e
: >atian da(a taan memperbaiki sistem kardiovaskuler +
sebelum latian dilakukan pemeriksaaan kardiovaskuler. d. Obatobatan ipoglikemik Ter%adi perbaikan status metabolik (ang dibuktikan ole gula dara dalam batas normal+ bebas dari drainase purulen+ menun%ukkan tandatanda pen(embuan dengan tepi luka bersi+ tidak terdapat pembengkakan pada luka. No
2olongan
$ B
#ara ker%a utama
;*ek
obat Sul*on(lurea
4enaikan
utama 4enaikan
;*ektivitas
+
-+6$+6=
4et*ormin
insulin 4enurunkan produksi
ipoglikemia Diare+ obstipasi+
-+6$+6=
A'arbose
glukosa ati 4enurunkan absorpsi
asidosis laktat ?latulensi
0+6-+0=
nsulin
glukosa 4enurunkan glukosa menaikan
sekresi
samping
produk 4enaikan
berat Normal
ati+ badan pemakain
ipoglikemik
glukosa
. M!$!#! Ke/er!!t!n
a. Kerusakan pertukaran gas berubungan dengan gangguan keseimbangan asam basa akibat diabetes melitus ditandai dengan pernapasan kusmaul+ napas bau keton. b. De*isit volume 'airan berubungan dengan diuresis osmotik ditandai dengan penurunan + kulit7mukosa kering+ aluan urine berlebian+ aus+ mata 'o"ong '. !erubaan nutrisi kurang dari kebutuan tubu berubungan dengan ketidak'ukupan insulin &penurunan ambilan dan penggunaan glukosa ole
ole %aringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein7 lemak) ditandai dengan mual 1 munta+ serta penurunan na*su makan+ kelelaan. d. Resiko 'idera berubungan dengan kerusakan *ungsi sensori pengliatan. e. ntoleransi aktivitas berubungan dengan penurunan pembentukan energi akibat diabetes melitus ditandai dengan kelemaan+ pusing+ dipsnea+ vertigo+ konvusi. 4. Pen((&!n P!$en Ke#!rg! D!n Ren6!n! Pe#!ng!n !. !eran pera"at keluarga mendorong kemandirian lansia diabetik dan keluarga melalui peningkatan pengetauan 1 ketrampilan pengelolaan dm seingga keluan dan ge%ala pen(akit dm berkurang serta men'ega komplikasi akut dan kronis dapat men(erang pembulu dara+ %antung+ gin%al+ mata+ s(ara*+ kulit+ kaki dan sebagain(a seingga kualitas idup lansia diabetik lebi optimal. ,. pendekatan komunikasi terapeutik dapat berperan sebagai pembangun struktur komunikasi terapeutik+ seingga klien akan muda memaami dan melaksanakan program pengobatan tela diren'anakan untukn(a. 6. ntervensi kepera"atan diberikan untuk men%aga stabilitas
klien+
ketersediaan sumber energi sistem dan dukungan teradap klien buat men'apai dera%at keseatan optimal. 1+ Prevensi primer + antara lain deteksi seperti ini D4 maupun adan(a risiko komplikasi D4+ pemeriksaan teratur kadar gula dara se'ara mandiri+ pera"atan kaki+ latian kaki dan peren'anaan makan &diet) diet arus mengindari makanan (ang rasan(a manis. !revensi primer termasuk melakukan strategi promosi keseatan bilamana *aktor risiko tela terdekteksi namun reaksi klien belum mun'ul. 2+ Prevensi sekunder + seperti itu konsumsi obat ipoglikemik sesuai dosis pengobatan. 3+ Prevensi tersier + (aseperti itu latian %asmani se'ara teratur+ istiraat 'ukup+ mengindari stress dan mengindari rokok.
STANDAR ASUHAN
NO. SAK : SAK MEDIS - 03
KEPERAWATAN
Tanggal Dibuat : 23 Fe,r!r 2015
Tanggal berlaku : 02 MARET 2015
Nama Departemen: KITLAM
Judul : )ASTR7ENTERITIS
No. Revisi 00
Hal.
Dibuat Ole :
Disetu%ui Ole :
!enanggung Ja"ab Ruang !era"atan Rub(
!embimbing Akademik
1. Pengert!n
2astroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tin%a (ang tidak normal atau tidak seperti biasan(a+ dimulai dengan peningkatan volume+ keen'eran serta *rekuensi lebi dari B kali seari dan pada neonatus lebi dari kali seari dengan atau tanpa lendir dan dara &Hida(at+ $008). 2. Et"#"g
;tiologi gastroenteritis akut &diare) menurut Ngasti(a &$006)+ (aitu : a. ?aktor in*eksi -) n*eksi bakteri Eibrio+ ;.#oli+ salmonella+ sigella+ 'amp(laba'ter+ (ersinia+ aeromonas dsb $) n*eksi virus ;nterovirus &virus ;#HO)+ 'osa'kie+ poliom(elitis+ adenovirus+ rotavirus+ astovirus+ dll. B) n*eksi parasit #a'ing+ proto,oa+ dan %amur. b. ?aktor malabsorbsi 4alabsorbsi karboidrat : disakarida+ monosakarida+ malabsorbsi lemak+ malabsorbsi protein. '. ?aktor makanan 4akanan basi+ bar'un+ dan alergi makanan
d. ?aktor kebersian !enggunaan botol susu+ air minum (ang ter'emar dengan bakteri dari tin%a+ tidak men'u'i tangan sesuda buang air besar+ sesuda membuang tin%a atau sebelum mengknsumsi makanan. e. ?aktor !sikologi Rasa takut dan 'emas dapat men(ebabkan diare karena dapat merangsang peningkatan peristaltik usus. . M!n%e$t!$ K#n$
a. Diare dan *rekuensi de*ekasi semakin sering &tin%a 'air) b. Demam '. Kram abdomen d. 4embran mukosa kering e. Na*su makan menurun *. 4unta &umumn(a tidak lama) g. 2e%ala deidrasi &merasa aus+ luda kering+ tulang pipi menon%ol+ turgor kulit turun) . erat badan menurun i.
Tonus otot berkurang
%.
Selaput lendir dan bibir kering
. K"/#&!$
a. Deidrasi b. Ren%atan ipovolemik '. Ke%ang d. akterimia e. 4alnutrisi %.
Hipoglikemia
g. ntoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa visus 4. M!$!#! Ke/er!!t!n !. Ketidakseimbangan 'airan kurang dari kebutuan tubu ,. N(eri akut 6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuan tubu berubungan
dengan anoreksia
STANDAR ASUHAN
NO. SAK : SAK MEDIS - 0'
KEPERAWATAN
Tanggal Dibuat : 23 FEBRUARI 2015
Tanggal berlaku : 03 MARET 2015
Nama Departemen: KITLAM
Judul : TH8P7ID
No. Revisi 00
Hal.
Dibuat Ole :
Disetu%ui Ole :
!enanggung Ja"ab Ruang !era"atan Rub(
!embimbing Akademik
1. Pengert!n
T(poid *ever7demam ti*oid atau t(pus abdominalis merupakan pen(akit in*eksi akut pada usus alus dengan ge%ala demam satu minggu atau lebi disertai gangguan pada saluran pen'ernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran &T.H. Rampengan dan .R. >aurent,+ -336). !enularan pen(akit ini ampir selalu ter%adi melalui makanan dan minuman (ang terkontaminasi. !en(akit in*eksi akut (ang mengenai saluran 'erna dengan ge%ala demam lebi dari 5 ari+ gangguan pada saluran 'erna+ gangguan kesadaran & #apita $elekta #edokteran" edisi %" &''') 2. Et"#"g
!en(akit ini disebabkan ole in*eksi kuman $amonella hposa*berthela hyposa (ang merupakan kuman negati*+ motil dan tidak mengasilkan spora+ idup baik sekali pada suu tubu manusia maupun suu (ang lebi renda sedikit serta mati pada suu 50 0# dan antiseptik. Salmonella mempun(ai tiga ma'am antigen+ (aitu Antigen OI One Hau'Isomatik antigen &tidak men(ebar) ada dalam dinding sel kuman+ Antigen HIHau' &men(ebar)+ terdapat pada *lagella dan bersi*at termolabil dan Antigen E-Ikapsul G merupakan kapsul (ang
meliputi tubu kuman dan melindungi O antigen teradap *agositosis. Ketiga %e nis antigen ini di manusia akan menimbulkan tiga ma'am antibodi (ang la,im disebut aglutinin.
3. P!t"%$"#"g
Kuman salmonella masuk bersama makanan7minuman (ang terkontaminasi+ setela berada dalam usus alus mengadakan invasi ke %aringan lim*oid usus alus &terutama plak pe(er) dan %aringan lim*oid mesenterika. Setela men(ebabkan peradangan dan nekrosis setempat kuman le"at pembulu lim*e masuk ke dara &bakteremia primer) menu%u organ retikuloendotelial sistem &R;S) terutama ati dan limpa. Di tempat ini kuman di*agosit ole selsel *agosit R;S dan kuman (ang tidak di*agosit berkembang biak. !ada akir masa inkubasi 63 ari kuman kembali masuk ke dara men(ebar ke seluru tubu &bakteremia sekunder) dan sebagian kuman masuk ke organ tubu terutama limpa+ kandung empedu (ang selan%utn(a kuman tersebut dikeluarkan kembali dari kandung empedu ke rongga usus dan men(ebabkan rein*eksi usus. Dalam masa bakteremia ini kuman mengeluarkan endotoksin. ;ndotoksin ini merangsang sintesa dan pelepasan ,at pirogen ole lekosit pada %aringan (ang meradang. Selan%utn(a ,at pirogen (ang beredar di dara mempengarui pusat termoregulator di ipotalamus (ang mengakibatkan timbuln(a ge%ala demam. 4akro*ag pada pasien akan mengasilkan substansi akti* (ang disebut monokines (ang men(ebabkan nekrosis seluler dan merangsang imun sistem+ instabilitas vaskuler+ depresi sumsum tulang dan panas. n*iltrasi %aringan ole makro*ag (ang mengandung eritrosit+ kuman+ lim*osist suda berdegenerasi (ang dikenal sebagai ti*oid sel. ila sel ini beragregasi maka terbentuk nodul terutama dalam usus alus+ %aringan lim*e mesemterium+ limpa+ ati+ sumsum tulang dan organ (ang terin*eksi. Kelainan utama (ang ter%adi di ileum terminale dan plak pe(er (ang iperplasi &minggu )+ nekrosis &minggu ) dan ulserasi &minggu ). !ada
dinding ileum ter%adi ulkus (ang dapat men(ebabkan perdaraan atau per*orasi intestinal. ila sembu tanpa adan(a pembentukan %aringan parut. '. M!n%e$t!$ K#n$
a. ibir kering+ pe'ape'a b. >ida kotor+ berselaput puti dan tepi iperemi &lida ti*oid) '. !erut agak kembung dan n(eri tekan. d. >im*a membesar dan n(eri tekan. e. Kesadaran apatis *. radikardi relati* g. Suu badan meningkat 5. Peer&$!!n D!gn"$t&
a. Jumla leukosit normal 7 >eukopenia 7 >eukositisis. b. Anemia ringan+ >;D meningkat+ S2OT+ S2!T dan ?os*atase alkali meningkat '. Dalam minggu pertama biakan dara Salmonella t(pi positi* 56 /6 = d. iakan Tin%a dalam minggu kedua dan ke tiga e. Reaksi "idal Titer O dan H meningkat se%ak minggu kedua dan tetap posisit* selama beberapa bulan atau taun . Pen!t!#!&$!n!!n
Terdiri dari tiga bagian : a. !era"atan
-) Tira baring absolut sampai minimal 5 ari bebas demam atau kurang lebi selama - ari. $) !osisi tubu arus diubauba & ± $ %am selangseling) B) 4obilisasi sesuai kondisi. b. Diet -) 4akanan diberikan se'ara bertaap sesuai dengan keadaan pen(akitn(a &mulamula air lunak+ makanan biasa) $) 4engandung 'ukup 'airan+ TKT!. B) aan makanan tidak bole mengandung ban(ak serat &renda selulosa) tidak merangsang dan mennimbulkan gas. ) Susu dua klai setiap ari '. Obat -) Anti mikroba $) Klorompenikol &ari bebas panas) B) Ampi'illin atau amoillin 42 &asil bebas panas) ) #otrimoa,ole &kobinasi trimetropin dan sul*a metoa,ole) 6) Obatobat s(mtomatik 8) Antipiretik 5) Kortikosteroid /) Suporti* 3) !enenang
Operasi dilakukan bila ter%adi per*orasi . K"/#&!$
a. @sus alus -) !erdaraan usus $) !er*orasi usus B) !eritonitis b. Diluar usus -) Kardiovaskuletr : kegagalan sirkulasi peri*er &ren%atan atau sepsis) miokardiotis+ trombosis+ tropmboplebitis $) !aru : pneumonia+ empiema+ pleuritis B) Dara : anemia emoplitik+ trombositopenia+ sindrom uremia+ emolitik ) Hepar : epatitis 6) 2in%al : glumorulane*ritis+ p(elone*ritis+ dan perirepritis 8) Tulang : osteomilitis+ periostitis+ spondilitis+ artritis 5) Neuropsikiatrik : dellirium+ miningismus+ meningitis+ polineuritis peri*er+ s(ndroma gullin gaire+ psikosis dan s(ndroma katatenia 4. M!$!#! Ke/er!!t!n
a. !eningkatan suu tubu b. Ketidakseimbangan nutirsi kurang dari kebutuan '. 'emas.
d. resiko ketidakseimbangan volume 'airan e. potensial ter%adin(a penularan
STANDAR ASUHAN
NO. SAK : SAK MEDIS - 05
KEPERAWATAN
Tanggal Dibuat : 23 FEBRUARI 2015
Tanggal berlaku : 03 MARET 2015
Nama Departemen: KITLAM
Judul : HEPATITIS
No. Revisi 00
Hal.
Dibuat Ole :
Disetu%ui Ole :
!enanggung Ja"ab Ruang !era"atan Rub(
!embimbing Akademik
1. Pengert!n
Hepatitis adala peradangan dari selsel liver (ang meluas7 men(ebar + epatitis virus merupakan %enis (ang paling dominan . Dimana %uga merupakan asil in*eksi (ang disebabkan ole sala satu dari lima golongan besar %enis virus + antara lain : a. Eirus Hepatitis A & HAE ) b. Eirus Hepatitis & HE ) '. Eirus Hepatitis # & H#E ) d. Eirus Hepatitis D & HDE ) atau Eirus Delta e. Eirus Hepatitis ; & H;E )
Hepatitis ? dan 2 mempun(ai kesamaan atau identitas tersendiri + tetapi %enis ini %arang ada. >uka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setela pembukaan untuk se%umla *armakologi dan baan kimia dari inalasi+ ingesti+ atau pemberian obat se'ara parenteral & E ). Toin dan Drug indu'ed Hepatitis merupakan asil dari pembukaan atau terbukan(a epatotoin+ seperti: industri toins+ alkool dan pengobatan (ang digunakan dalam terapi medik. Hepatitis kemungkinan ter%adi sebagai in*eksi sekunder selama per%alanan in*eksi dengan virusvirus lainn(a+ seperti : a. #(tomegalovirus b. Eirus ;psteinarr '. Eirus Herpes simple d. Eirus Eari'ella,oster Klien biasan(a dapat sembu se'ara total dari epatitis + tetapi kemungkinan mempun(ai pen(akit liver residu . 4eskipun angka kematian dari apetitis relati* lama atau pan%ang + pada epatitis virus akut bisa berakir dengan kematian. 2. K#!$%&!$
b. Hepatitis Eirus >ima %enis pen(akit epatitis virus akut dengan melalui ragam pen(erangan+ ragam permulaan dan masa inkubasi . Eirus ini untuk %enis parenteral dan non parenteral seubungan dengan mekanisme transmisi &pen(erangan). Jenis nonparenteral : Hepatitis A dan Hepatitis ;+ pen(ebaran virus melalui route oral*e'al. Jenis parenteral : Hepatitis + Hepatitis #+ dan Hepatitis D+ pen(ebarann(a ubungan se.
melalui trans*usi dara melalui pembulu dara vena dan
'. Hepatitis A aan pen(ebab (ang dapat men%angkit Hepatitis A kemungkinann(a adala virus RNA dari golongan enterovirus . Karakteristik Hepatitis A adala sama dengan si*at kas dari s(ndroma virus dan sering kali tidak dapat dikenali . !en(ebaran Hepatitis A melalui route oral*e'al dengan ingesti oral dari ketidakbersian *e'al. Air (ang tidak bersi mengandung sumber pen(akit atau in*eksi+ kerang kerang (ang diambil dari air (ang ter'emar + dan makanan (ang tidak bersi karena ter%ama ole HAE . Eirus dapat %uga tersebar melalui aktivitas se oralanal dan kadangkadang melalui pembukaan pengeluaran *e'al dalam Ruma Sakit. Dalam kasus (ang sama + Hepatitis A dapat %uga bertransmisi dalam aliran dara . 4asa inkubasi Hepatitis A antara dua sampai enam minggu dengan ratarata "aktu empat minggu . !en(akit ini dapat mengan'am idup manusia & sangat berbaa(a bagi idup manusia ). d. Hepatitis Hepatitis berbentuk sebagai serum epatitis. Eirus Hepatitis &HE) adala partikel doubleseel berisi DNA (ang terdiri dari antigen &H'Ag)+ permukaan antigen &HsAg) dan protein independent &HeAg) dalam sirkulasi dara. Jenis pen(ebaran HE adala route terkontaminasin(a %aringan per'utaneous dengan dara. Selain itu %uga pen(ebarann(a melalui mukosa membran dengan le"at : -)
Kontak dengan 'airan tubu + seperti : semen + saliva + dan dara .
$)
Kontaminasi dengan luka (ang terbuka .
B)
!eralatan dan perlengkapan (ang ter%angkit.
)
onto "aktuter%adin(a transmisi & pen(ebaran ) + antara lain :
6)
Jarum suntik & se'ara senga%a atau kebetulan ).
8)
Trans*usi dara (ang terkontaminasi dengan luka + goresan atau le'et
5)
4ulut atau mata (ang terkontaminasi selama irigasi luka atau su'tion.
/)
!rosedur beda mulut atau gigi.
HE dapat ter%adi klien (ang menderita ADS. HE lebi men%angkit atau berbaa(a dari pada HE+ dimana sebagai pen(ebab ADS. @ntuk pen(ebab ini Hepatitis mendapat tempat terbesar untuk pera"atan keseatan pro*esional . Hepatitis dapat tersebar melalui ubungan se dan kususn(a para ga( &maleomo) &Dind,ans+-33$). Eirus ini dapat %uga tersebar dengan melalui penggunaan peralatan tatoL dan pelubang daun telinga G penggunaan (ang terkontaminasi pada
perlengkapan
pembagian
obat
&terkontaminasin(a
perlenkapan pembagian obat)G ber'iumanG dan perlengkapan lainn(a seperti: 'angkir+ pasta gigi+ dan rokok. !er%alanan pen(akit Hepatitis sangat beragam. Hepatitis kemungkinan mempun(ai serangan tipuan dengan sin(al (ang lema dan sekumpulan pen(akit atau komplikasi (ang serius+
seperti: masa inkubasi 0 sampai
dengan -/0 ari+ tetapi Hepatitis se'ara umum akan berkembang 80 sampai 30 ari setela pembukaan &terserang). !en(akit liver kronik berkembang 6= pada klien dengan in*eksi HE akut. e. Hepatitis # Eirus Hepatits # &H#E) sama dengan HE+ dan mempun(ai pengurai seperti *lavivirus+ virus pemutus rantai RNA. H#E penebarann(a melalui dara dan produksi dara dan terindentitas pada ga(+ tersebar selama ubungan se. S(mptom berkembang 0 sampai -00 ari setela pen(erangan virus . 4asa inkubasi adala $ sampai $$ minggu+ dengan ratarata masa inkubasi / minggu. Akibat meningkatn(a Hepatitis # dan Hepatitis pada klien (ang sama + epidemiologi dan
epatologi dipela%ari dengan seksama. Klien
menggunakan obat se'ara E men(ebabkan 0= ter%angkit H#E.
(ang
*. Hepatitis D Hepatitis D disebabkan karena terin*eksi HDE+ virus RNA (ang tidak sempurna membutukan *ungsi pembantu HE. HDE bergabung dengan HE dengan keadirann(a dibutukan untuk replikasi virus. Eirus delta dapat men%angkit pada klien se'ara simultan dengan HE atau bisa %uga dengan menin*eksi se'ara superimpose pada klien (ang terin*eksi HE super in*eksi kemungkinan mempun(ai "aktu idup (ang sama dengan Hepatitis kronik dan mungkin %uga berkembang dalam keadaan 'arrier (ang kronik . Transmisi primer pen(akit ini melalui route nonper'untaneous+ terutama ubungan personal (ang tertutup &selingku). Durasi in*eksi HDE ditentukan dengan durasi in*eksi HE tidak lebi lama dari in*eksi HE. agaimanapun in*eksi HDE kronik menun%ukkan adan(a kema%uan (ang 'epat dari pen(akit liver+ pen(ebab penamba kerusakan ati (ang tela siap disatukan dari in*eksi HE kronik. g. Hepatitis ; Eirus epatitis sangat muda dikenal dengan epidemis 'airan dari epatitis+ se%ak ditemukan epidemi di Asia+ A*rika dan 4ei'o. Di AS dan #anada epatitis ; ter%adi pada orang orang (ang mengun%ungi daera endemi'. Eirus rantai tunggal RNA dikirimkan melalui rute oral *e'al dan men(erupai virus epatitis A. H;E mempun(ai periode inkubasi $ 3 minggu. Hepatitis ; tidak menu%u in*eksi kronik atau 'arier. 2. Et"#"g !en(ebab epatitis meliputi : !. n*eksi virus. ,. Obatobatan+ baan kimia+ dan ra'un. 6. Reaksi trans*usi dara (ang tidak terlindungi virus epatitis. 3.
K"/#&!$
Kegagalan sel liver untuk regenerasi+ dengan kema%uan proses nekrotik diasilkan se'ara ebat+ sering membentuk epatitis (ang *atal (ang lebi dikenal dengan epatitis *ulminan. entuk nekrosis epatitis se'ara besar besaran sangat %arang. Hepatitis kronik ter%adi seperti epatitis atau epatitis #. n*eksi sangat tidak mungkin pada agent delta epatitis & HDE )+ dalam klien dengan
penampakan antigen epatitis atau HbS Ag mungkin menu%u epatitis kronik (ang akut dan kemunduran
klinis. Dalam beberapa kasus epatitis *ulminan
dengan kematian mungkin ter%adi. !ada seseorang dengan epatitis kronik akti* & #AH ) kerusakan liver (ang meningkat dan dikarakteristikkan ole nekrosis epatitis se'ara terus menerus+ in*lamasi akut dan *ibrosis. Klien mungkin tidak ada ge%ala untuk "aktu (ang lama dari proses pen(akit liver atau *ibrosis (ang terus menerus mungkin menu%u ke kerusakan liver+ sirosis+ dan kematian. Hepatitis kronik akti* mungkin di mani*estasikan ole : -) 2e%ala klinik persistent dan epatomegali. $) Adan(a kelan%utan dari HbS Ag. B) !engangkatan+ turun naikn(a tingkatan serum aspartate amino trans*erase & AST )+ billirubin dan alkaline pospatase untuk 8 -$ bulan setela ter%adi epatitis akut. iopsi liver lebi muda ole keseimbangan diagnosa epatitis kronik. !ada seseorang dengan epatitis kronik persistent dan epatitis kronik lobar+kerusakan liver tidak meningkat setela tanda pengambilan.Tipe dari epatitis diasilkan dari in*eksi dengan dan virus epatitis dan epatitis #. !ada kesalaan (ang tidak meningkat+ perkembangan serosis %arang. an(ak klien dengan epatitis kronik persisten tidak ada ge%ala dan *isikn(a terliat normal. Data laboratorium mungkin menampakkan peningkatan serum AST dan alkaline pospatase (ang mungkin tetap bertaan sampai - taun.
'.
Peer&$!!n D!gn"$t&
a. >aboratorium Ditemukann(a Hepatitis A dan menun%ukkan tingkatan nilai en,im atin(a (ang akut+ ditun%ukkan adan(a kerusakan selsel ati dan kususn(a nilai serologi. b. Serum ;n,imen,im >iver Tingkatan alanine aminotrans*erase atau A>T bernilai lebi dari -000 m@7m> dan mungkin lebi tinggi sampai 000 m@7m> dalam beberapa kasus virus Hepatitis nilai aspartat aminotrans*erase atau AST antara -000 $000 m@7m>. Alanine pospatase nilai normaln(a B0 30 @7> atau sedikit lebi tinggi. Nilai serum total bilirubin naik kepun'ak $+6 m27d> dan berlangsung ketat dengan tandatanda klinik pen(akit kuning. Tingkatan nilai bilirubin %uga terdapat pada urine. '. !emeriksaan serologi. -)
Din(atakan terkena Hepatitis A %ika virus Hepatitis A anti bod( &AntiHAE) terdeteksi dalam dara. !eradangan pada liver (ang ter%adi se'ara terus menerus disebabkan ole HAE adala bukti n(ata mun'uln(a antibod( monoglobin 4 &g 4) (ang bertaan dalam dara 8 minggu. n*eksi senbelumn(a diindikasi dengan mun'uln(a antobodi monoglobin 2 atau g 2. Antobodi ini terdapat dalam serum dan melindungi kekebalan HAE se'ara permanen.
$)
Kemun'ulan
virus
Hepatitis
&HE)
dapat
din(atakan %ika test serologi memperkuat kemun'ulan sistem antogen antibod( Hepatitis dalam dara. HE adala virus DNA double selled (ang terdirri dari dalam intim dan diluar kerangka. Antigen terletak diatas permukaan ataau kerangka virus &HsAg) sangat penting bagi pemeriksaan serologi dan mereka akirn(a memun'ulkan diagnosa Hepatitis . Selama HsAg terdapat dalam dara maka klien diperkirakan dapat menularkan
Hepatitis . Ketakutan para peneliti selorogi selama lebi dari 8 bulan menun%ukkan *aktor pemba"a pada Hepatitis atau epatitis kronik. Se'ara normal tingkatan HSA2 akan mengalami kemunduran dan bakan mengilang setela masa Hepatitis akut. 4un'uln(a antibod( teradap HSA2 dalam dara menun%ukkan kesembuan dan kekebalan teradap Hepatitis . Hepatitis bermula saat antigen &Hbe Ag) ditemukan didalam serum minggu setela kemun'ulan Hs A2+ kemun'ulan inila (ang menentukan kondisi klien. Seseorang klien (ang asil testn(a pada HbsA2 dan HbeA2 bernilai positi* lebi menularkan pen(akit dari pada klien (ang testn(a untuk HbsAg positi* ddan HbeAg negati*. B)
Kemun'ulan Hepatitis D bisa dipastikan dengan mengidenti*ikasi antigen D pada intraepatik atau sering kali didapatkan dengan naikn(a titer antibod( virus Hepatitis D & Anti HD ). !en(ebaran antigen Hepatitis D & HDA2 ) merupakan diagnosa pen(akit akut+ tetapi an(a dapat diketaui melalui laporan pemeriksaan serum. 4ereka mempun(ai ke'anggian atau alat (ang 'anggi untuk memeriksa test serologi pada Hepatitis #. !enemuan perdana : ;n,im monoAssa( &;A) (ang digunakaan untuk memriksa antibod( virus Hepatitis # &anti H#E). !engu%ian mereka tidak membedakaan antara g4 dan g2. Saat ini penemuan kedua: ;n,im monoAssa( dengan kemampuan dapat mendeteksi antibod( dengan menambakan antigen sebelum digunakan dan sekarang ini ;A tidak dapat diandalkan untuk test serologi s'rining untuk mgidenti*ikasi Hepatitis #. Hal ini akan menambakan nomor asil positi* (ang palsu dengan adan(a test s'reening (ang dilakukan. !ada ke%adian (ang sama serokan versi dengan Hepatitis # akan tertunda sanpai taun depan. 4eskipun meningkatn(a asil monoAssa( akan menamba spesi*ikasi dan sensiti*itas untuk test. Anti H#E menentukan diagnosa (ang tepat+ merupakan kombinasi dari pemeriksaan se'ara klinis biokimia dan asil serologi. Hal ini bukan untuk para peneliti serologi Hepatitis ;.
d. !engka%ian Radiogra*i. Han(a dengan penggunaan MRa( dapat menemukan pembesaran liver dengan menempatkan MRa( tepat diatas bagian abdominal. e. !engka%ian Diagnosa ang >ain. Hepatitis kronik merupakan diagnosa biasa biops( %aringan perkutan pada liver. iopsi membedakan antara anti* kronik dengan Hepatitis kronik persisten. !enemuan %aringan lemak (ang masuk pada spesimen biops( liver dan peradangan dengan neutro*il (ang tetap dengan Hepatitis >aenne's &(ang disebabkan ole alkool). 5.
M!n%e$t!$ K#n$
a. Stadium pra ikterik berlangsung 5 ari+ pasien mengelu sakit kepala+ lemas+ anoreksia+ mual munta+ demam+ n(ari perut kanan atas urine men%adi 'okelat. b. Stadium ikterik (ang berlangsung B8 minggu+ ikterus mulamula kterliat pada s'lera+ kemudian kulit pada seluru tubu keluann keluan berkurang tetapi pasien masi lema+ anoreksia dan munta+ berak ber"arna kelabu atau kuning muda+ ati membesar dan n(eri perut kanan atas. '. Stadium pas'a ikterik+ ikerus mereda "arna urine dan tin%a beruba normal kembali. 2ambaran klinis dari epatitis bervariasi dari (ang merasakan keluan sedikit sa%a sampai keadaan (ang berat ingga koma dan kematian dalam beberapa ari sa%a : -)
Hepatitis napparent !ada golongan ini tidak ditemukan ge%ala ge%ala+ an(a dapat diketaui bila dilakukan pemeriksaan *aal ati &Transaminase dan S!) dab biopsi menun%ukan kelainan.
$)
Hepatitis Anikterik @mumn(a an(a anoreksia dan gangguan pada pen'ernaan+ pemeriksaan lab ditemukan iperbillirubinemia ringan+ pemeriksaan urine
se'ara
makroskopis seperti te tua bila diko'ok beruba "arna kuning kei%auan. B)
Hepatitis Akut (ang kterik !aling sering ditemukan dan akan sembu dalam "aktu kira kira / minggu.
)
Hepatitis ?ulminan !rokmosis %elek+ kematian biasan(a ari 5 -0 se%ak mulai sakit+ dapat ter%adi gangguan neurologik+ pemeriksaan didapatkan ati menga'il.
6)
Hepatitis (ang persisten !enurunan billirubin dan transaminase se'ara perlaan+ golongan ini akan sembu dalam "aktu - $ taun.
.
Pen!t!#!&$!n!!n
a. !asien dira"at bila ada : -)
Deidrasi berat dengan kesulitan masukan peroral
$)
Kadar nilaio S2OT7!T lebi dari -0 kali nilai normal.
b. Tidak ada terapi medika mentosa kusus %ika pasien dapat sembu sendiri. -)
S2OT7 !T dan biliruin diulang pada minggu ke $ untuk meliat proses pen(embua dan tiap B bulan sekali.
$) .
Diit disesuaikan dengan kebutuan. Pen6eg!!n
a.
!ersonal (giene
b.
!ersediaan air
'.
Restoran
d.
!era"atan teman
e.
munisasi pasi*
NO. SAK : STANDAR ASUHAN
SAK MEDIS -0
KEPERAWATAN
Tanggal Dibuat :
Tanggal berlaku :
Nama Departemen:
23 FEBRUARI 2015 Judul :
02 MARET 2015
KITLAM No. Revisi
7STE7ARTRITIS Dibuat Ole :
Hal.
00 Disetu%ui Ole :
!enanggung Ja"ab Ruang !era"atan #$
!embimbing Akademik
1. Pengert!n
Osteoartritis (ang dikenal sebagai pen(akit sendi degenerati* atau osteoartrosis &sekalipun terdapat in*lamasi ) merupakan kelainan sendi (ang paling
sering
ditemukan
dan
kerapkali
menimbulkan
ketidakmampuan
&disabilitas). &Smelt,er + # Su,anne+ $00$ al -0/5) Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai pen(ebab ke'a'atan (ang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatn(a usia+ pen(akit ini %arang ditemui pada usia di ba"a 8 taun tetapi lebi sering di%umpai pada usia di atas 80 taun. ?aktor umur dan %enis kelamin menun%ukkan adan(a perbedaan *rekuensi &Sunarto+ -33+ Solomon+ -335). Sedangkan menurut Harr( sbagio 1 A. ainal ;*endi &-336) osteoartritis merupakan kelainan sendi non in*lamasi (ang mengenai sendi (ang dapat digerakkan+ terutama sendi penumpu badan+ dengan gambaran patologis (ang karakteristik berupa burukn(a tulang ra"an sendi serta terbentukn(a tulangtulang baru pada sub kondrial dan tepitepi tulang (ang membentuk sendi+ sebagai asil akir ter%adi perubaan biokimia+ metabolisme+ *isiologis dan patologis se'ara serentak pada %aringan ialin ra"an+ %aringan subkondrial dan %aringan tulang (ang membentuk persendian.& R. oedi Darmo%o 1 4artono Hadi +-333)
2. K#!$%&!$
Osteoartritis diklasi*ikasikan men%adi : a. Tipe primer & idiopatik) tanpa ke%adian atau pen(akit sebelumn(a (ang berubungan dengan osteoartritis b. Tipe sekunder seperti akibat trauma+ in*eksi dan perna *raktur &>ong+ # arbara+ -338 al BB8) 3. Pen9e,!, 7$te"!rtrt$
eberapa pen(ebab dan *aktor predisposisi adala sebagai berikut: a. @mur
!erubaan *isis dan biokimia (ang ter%adi se%alan dengan bertamban(a umur dengan penurunan %umla kolagen dan kadar air+ dan endapann(a berbentuk pigmen (ang ber"arna kuning. b. !engausan &"ear and tear) !emakaian sendi (ang berlebian se'ara teoritis dapat merusak ra"an sendi melalui dua mekanisme (aitu pengikisan dan proses degenerasi karena baan (ang arus dikandungn(a. '. Kegemukan ?aktor kegemukan akan menamba beban pada sendi penopang berat badan+ sebalikn(a n(eri atau 'a'at (ang disebabkan ole osteoartritis mengakibatkan seseorang men%adi tidak akti* dan dapat menamba kegemukan. d. Trauma Kegiatan *isik (ang dapat men(ebabkan osteoartritis adala trauma (ang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut. e. Keturunan Heberden node merupakan sala satu bentuk osteoartritis (ang biasan(a ditemukan pada pria (ang kedua orang tuan(a terkena osteoartritis+ sedangkan "anita+ an(a sala satu dari orang tuan(a (ang terkena.
*. Akibat pen(akit radang sendi lain n*eksi &artritis rematordG in*eksi akut+ in*eksi kronis) menimbulkan reaksi peradangan dan pengeluaran en,im perusak matriks ra"an sendi
ole
membran sinovial dan selsel radang. g. Joint 4allignment !ada akromegali karena pengaru ormon pertumbuan+ maka ra"an sendi akan membal dan men(ebabkan sendi men%adi tidak stabil7seimbang seingga memper'epat proses degenerasi. . !en(akit endokrin
!ada ipertiroidisme+ ter%adi produksi air dan garamgaram proteglikan (ang berlebian pada seluru %aringan pen(okong seingga merusak si*at *isik ra"an sendi+ ligamen+ tendo+ sinovia+ dan kulit. !ada diabetes melitus+ glukosa akan men(ebabkan produksi proteaglikan menurun. i.
Deposit pada ra"an sendi Hemokromatosis+ pen(akit Filson+ akronotis+ kalsium piro*os*at dapat mengendapkan emosiderin+ tembaga polimer+ asam emogentisis+ kristal monosodium urat7piro*os*at dalam ra"an sendi.
'. P!t"%$"#"g
!en(akit sendi degenerati* merupakan suatu pen(akit kronik+ tidak meradang+ dan progresi* lambat+ (ang seakanakan merupakan proses penuaan+ ra"an sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuan tulang baru pada bagian tepi sendi. !roses degenerasi ini disebabkan ole proses peme'aan kondrosit (ang merupakan unsur penting ra"an sendi. !eme'aan tersebut diduga dia"ali ole stress biomekanik tertentu. !engeluaran en,im lisosom men(ebabkan dipe'an(a polisakarida protein (ang membentuk matriks di sekeliling kondrosit seingga mengakibatkan kerusakan tulang ra"an. Sendi (ang paling sering terkena adala sendi (ang arus menanggung berat badan+ seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi inter*alanga distal dan proksimasi. Osteoartritis pada beberapa ke%adian akan mengakibatkan terbatasn(a gerakan. Hal ini disebabkan ole adan(a rasa n(eri (ang dialami atau diakibatkan pen(empitan ruang sendi atau kurang digunakann(a sendi tersebut. !erubaanperubaan degenerati* (ang mengakibatkan karena peristi"a peristi"a tertentu misaln(a 'edera sendi in*eksi sendi de*ormitas 'ongenital dan pen(akit peradangan sendi lainn(a akan men(ebabkan trauma pada kartilago (ang bersi*at intrinsik dan ekstrinsik seingga men(ebabkan *raktur ada ligamen atau adan(a perubaan metabolisme sendi (ang pada akirn(a mengakibatkan tulang ra"an mengalami erosi dan kean'uran+ tulang men%adi tebal dan ter%adi pen(empitan rongga sendi (ang men(ebabkan n(eri+ kaki kripitasi+ de*ormitas+ adan(a ipertropi atau nodulus. & Soeparman +-336)
5. )!,!r!n K#n$
a. Rasa n(eri pada sendi 4erupakan gambaran primer pada osteoartritis+ n(eri akan bertamba apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan *isik. b. Kekakuan dan keterbatasan gerak iasan(a akan berlangsung -6 B0 menit dan timbul setela istiraat atau saat memulai kegiatan *isik. '. !eradangan Sinovitis sekunder+ penurunan pH %aringan+ pengumpulan 'airan dalam ruang sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi (ang semua ini akan menimbulkan rasa n(eri. d. 4ekanik N(eri biasan(a akan lebi dirasakan setela melakukan aktivitas lama dan akan berkurang pada "aktu istiraat. 4ungkin ada ubungann(a dengan keadaan pen(akit (ang tela lan%ut dimana ra"an sendi tela rusak berat. N(eri biasan(a berlokasi pada sendi (ang terkena tetapi dapat men%alar+ misaln(a pada osteoartritis 'oae n(eri dapat dirasakan di lutut+ bokong sebela lateril+ dan tungkai atas. N(eri dapat timbul pada "aktu dingin+ akan tetapi al ini belum dapat diketaui pen(ebabn(a.
e. !embengkakan Sendi !embengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan 'airan dalam ruang sendi biasan(a teraba panas tanpa adan(a pemeraan. *.
De*ormitas Disebabkan ole distruksi lokal ra"an sendi.
g. 2angguan ?ungsi Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi. . Peer&$!!n Penn*!ng
a.
?oto Rontgent menun%ukkan penurunan progresi* massa kartilago sendi sebagai pen(empitan rongga sendi
b.
Serologi dan 'airan sinovial dalam batas normal
. Pen!t!#!&$!n!!n
a. Tindakan preventi* -)
!enurunan berat badan
$)
!en'egaan 'edera
B)
S'reening sendi paa
)
!endekatan ergonomik untuk memodi*ikasi stres akibat ker%a
b. ?armakologi : obat NSAD bila n(eri mun'ul '. Terapi konservati* G kompres angat+ mengistiraatkan sendi+ pemakaian alat alat ortotik untuk men(angga sendi (ang mengalami in*lamasi d. rigasi tidal & pembasuan debris dari rongga sendi)+ debridemen artros'opik+ e. !embedaanG artroplasti.
NO. SAK : STANDAR ASUHAN
SAK MEDIS - 0
KEPERAWATAN
Tanggal Dibuat :
Tanggal berlaku :
Nama Departemen:
23 FEBRUARI 2015 Judul :
02 MARET 2015
KITLAM No. Revisi
Hal.
SIR7SIS HEPATIS Dibuat Ole :
00 Disetu%ui Ole :
!enanggung Ja"ab Ruang !era"atan #$ 1. Pengert!n
!embimbing Akademik
Sirosis epatis adala keadaan (ang me"akili stadium akir %alur istologis umum untuk berbagai pen(akit ati kronis. stila sirosis pertamakali digunakan ole rene laenne' &-5/--/$8) untuk menggambarkan "arna ati (ang abnormal pada individu dengan pen(akit ati akibat ri"a(at alkool. Kata sirosis berasal dari kata unani scirrhus+ digunakan untuk menggambarkan permukaan orange atau 'oklat dari ati (ang tela diotopsi &ielski+-386). Sirosis ati merupakan entitas patologik (ang ditandai dengan andrasoma+ $006: 63) : a. Nekrosis sel ati+ progresi* lambat dalam "aktu lama (ang akirn(a men(ebabkan gagal ati kronis dan kematian b. ?ibrosis+ (ang mengenai vena sentralis dan daera porta '. Nodul regenerati*+ akibat iperplasia sel ati (ang bertaan idup d. Distorsi pada arsitektur lobular ati normal e. 4engenai seluru ati se'ara di*us. Nodul regenerati* merupakan massa abnormal sel ati tanpa pola rantai normal atau venula 'entralis dan dikelilngi se'ara men(eluru ole *ibrosis. andrasoma+$006:63).
Sirosis
ati
menggambarkan
keadaan
beberapa
pen(akit (ang ditandai adan(a di*us dan *ibrosis ati akibat perubaan struktur ati (ang derastis dan ilangn(a *ungsi ati. !roses (ang mendasari timbuln(a sirosis adala kematian sel ati dengan pembentukan %aringan parut dan regenerasi massa sel (ang men(ebabkan distorsi struktur sistem lim*a dan lapisan kapiler &sinusoid) memperlambat aliran vena porta dan kemudian meningkatkan volume dan tekanan vena porta &arbara #. >ong+ -338). Sirosis ati adala pen(akit menaun (ang di*us ditandai dengan adan(a pembentukan %aringan ikat disertai nodul. !embentukan %aringan ikat sa%a seperti pada kelainan %antung+ obstruksi saluran empedu+ %uga pembentukan nodul sa%a seperti pada sindrom *elt( dan trans*ormasi nodular parsial bukanla suatu sirosis ati. iasan(a dimulai dengan adan(a proses peradangan+nekrosis sel ati (ang luas+ pembentukan %aringan ikat dan usaa regenerasi nodul. Distorsi arsitektur ati akan menimbulkan perubaan sirkulasi mikro dan makro men%adi tidak teratur akibat penambaan %aringan ikat dan nodul tersebut &Tarigan+-338). 2. :en$ ; :en$ Sr"$$ He/!t$
Jenis
;tiologi
2ambaran pen(akit
Sirosis >aenne' &Sirosis nutrisional+
Alkoolisme+ malnutrisi
portal+
!embentukan
kolagen
masi*+ ati dalam *ase
alkoolik)
perlemakan
dini
dan
pada
kerasG
besar *ase
lan%ut ke'il dan noduler.
Sirosis post nekrotik
Nekrosis
masiv
epatotoksin+
Sirosis biliaris
karena
@kuran
biasan(a
dengan
ati
menge'il
nodul
epatitis virus.
%aringan *ibrosa.
Obstruksi bilier pada ati
Kegagalan
dan duktus koledokus.
empedu mula
dan
drainase
kronisG ati
mula
membesar
kemudian mengeras dan noduler+
ikterus
merupakan ge%ala utama.
Sirosis 'ardia'
2agal %antung kongesti*
ati
membengkak
kanan.
perubaann(a reversibel %ika diobati
agagal dengan
dan
%antung e*ekti*+
sebagian men%adi *ibrosis bersamaan
dengan
laman(a gagal %antung.
Sirosis metabolik
nonspesi*ik+
4asala
metabolik+
4ungkin ter%adi *ibrosis
pena(kit in*eksi+ pen(akit
portal dan ati membesar
in*iltrati*+
dan mengeras.
gastrointestinal.
pen(akit
3. Et"#"g
Sirosis
ati
diklasi*ikasikan
menurut
pen(ebab
dibagi
men%adi
andrasoma+$006) : a. Sirosis kriptogenik Dikatakan kriptogenik bila evaluasi lengkap atas diri pasien gagal untuk mengidenti*ikasi pen(ebab &pen(ebab tidak diketaui). Sirosis kriptogenik men'akup sirosis (ang meliputi epatitis kronis akti* diperantarai imun atau 'idera akibat obatobatan atau baan kimia. an(ak pasien sirosis mempun(ai ri"a(at menggunakan obat+ tetapi sulit membuktikan peran kausal obatobatan tersebut. b. Sirosis alkoolik Sirosis alkoolik seringkali diubungkan dengan adan(a perlemakan atau epatitis alkoolik akut. Sirosis alkoolik se'ara kas merupakan sirosis perlemakan mikronodular dimana terdapat nodul regenerati*. !ada pasien (ang berenti minum+ nodul tersebut tidak %arang membesar dan tidak mengandung lemak.sirosis alkoolik 'enderung mempun(ai ke'epatan perkembangan (ang renda+ terutama %ika pasien berenti minum. !en(akit ini bersi*at irreversible dan men(ebabkan kematian.
'. Sirosis terinduksi virus Sirosis dapat ter%adi setela epatitis kronis akti* akibat in*eksi virus epatitis dan #. !asien (ang datang dengan sirosis dapat mempun(ai atau tidak mempun(ai ri"a(at epatitis. Se'ara kas+ sirosis terinduksi virus adala makronodular.gambaran epatitis kronis akti* dapat timbul persamaan. Sirosis terinduksi virus 'enderung berkembang 'epat+ dan kematian ter%adi akibat gagal ati kronis+ ipertensi porta+ atau karsinoma epato seluler. d. Sirosis iliar Sirosis biliar primer menimbulkan *ibrosis porta+ tetapi perubaan ini tidak men'ukupi de*inisi sirosis karena nodul regenerati* biasan(a tidak ada.
Sirosis biliar sekunder ter%adi pada penderita obstruksi duktus biliaris besar (ang berkepan%angan &batu empedu+ striktur+ tumor+ kolangitis). Kolestasis n(ata men(ebabkan nekrosis sel ati+ dan kolangitis (ang berkepan%angan men(ebabkan *ibrosis porta. Sirosis biliar men(ebabkan nodularis alus &mikronodul). !ada akirn(a ter%adi gambaran gagal ati kronis dan ipertensi portal. '. Pen9e,!, $r"$$ <"#% 2004+
a. Hepatitis # &$8 =) b. !en(akit ati alkoolik7sirosis >aenne' &$- =) '. Hepatitis # ditamba pen(akit alkoolik &-6 =) d. !en(ebab kriptogenik &-/ =) e. Hepatitis &-6 =) *. >ainlain &6 =)+ meliputi : -) 4etaboli'. $) Kolestasis kronik7sirosis siliar sekunder intra dan ekstra epati'. B) Obstruksi aliran vena epati'. ) 2angguan imunologis epatitis lupoid+ epatitis kronik akti*. 6) Toksik dan obat NH+ metilpoda. 8) Operasi pintas usus alus pada obesitas. 5) 4alnutrisi+ in*eksi seperti malaria.
5. M!n%e$t!$ K#n$
Sirosis se'ara klinis bermani*estasi sebagai gambaran gagal ati kronis dan ipertensi porta. 2e%ala (ang la,im di%umpai adala ematemesis akibat ruptur varises gastroeso*ageal dan asites. Sirosis merupakan pen(akit irreversible dan progresive (ang akirn(a men(ebabkan kematian. Ke'epatan perkembangan pen(akit ini ber*ariasi.sirosis merupakan lesi praganas. Resiko karsinoma epato'elullar tertinggi adala sirosis akibat emokromatosis+ sirosis terinduksi
virus+ sirosis kriptogenik+ dan sirosis alkooli'+ berturutturut sesuai urutan baa(a (ang makin menurun andrasoma+ $006). Sirosis timbul dengan mani*estasi klinis &arbara #. >ong+ -338) : a. Hipertensi portal b. kterik '. Ke'enderungan pendaraan dan anemia d. !enurunan resistensi teradap in*eksi e. Asites *.
;dema Keluan pasien sirosis ati tergantung pada *ase pen(akitn(a &Tarigan+-338) : a. ?ase kompensasi sempurna !ada *ase ini pasien tidak mengelu sama sekali atau bisa %uga keluan samarsamar tidak kas seperti pasien merasa tidak bugar+ merasa kurang kemampuan ker%a+ selera makan berkurang+
perasaan perut gembung+
mual+ kadang men'ret atau konstipasi menurun+ kelemaan otot dan perasaan 'epat lela akibat deplesi protein atau penimbunan air di otot. b. ?ase dekomensasi !asien sirosis ati dalam *ase ini suda dapat ditegakkan diagnosisn(a dengan bantuan pemeriksaan klinis+ laboratorium+ dan pemeriksaan penun%ang lainn(a. Terutama bila timbul komplikasi kegagalan ati dan ipertensi portal dengan mani*estasi seperti eritema palmaris+ spider nav(+ vena kolateral pada dinding perut+ ikterus+ edema pretibial dan asites. . P!t"%$"#"g
eberapa *aktor (ang terlibat dalam kerusakan sel ati adala de*isiensi AT! &akibat gangguan metabolisme sel)+ peningkatan pembentukan metabolik oksigen (ang sangat reakti* dan de*isiensi antioksidan atau kerusakan en,im perlindungan &glutatoin piroksida) (ang timbul se'ara bersamaan. Sebagai 'onto metabolik oksigen akan bereaksi denagn asam lemak tak %enu pada *os*olipid. Hal ini membantu kerusakan membran plasma dan organel sel &lisosom+ retikulum endoplasma)+ akibatn(a konsentrasi kalsium di sitosol meningkat+ serta mengakti*kan protease dan en,im lain (ang akirn(a kerusakan sel men%adi ireversibel. &sibernagl+ $005)
!embentukan %aringan *ibrotik didalam ati ter%adi dalam beberapa taap+ %ika epatosit &sel ati) (ang rusak atau mati+ diantaran(a akan ter%adi kebo'oran en,im lisosom dan pelepasan sitokin dari matriks ekstra sel. Sitokin dengan debrisel (ang mati akan mengakti*kan sel ku*ler di sinusoid ati dan menark sel in*lamasi &granulosit+ lim*osit dan monosit). erbagai *aktor pertumbuan dann sitokin kemudian dilepaskan dari sel ku*ler dan dari sel in*lamasi (ang terlibat. ?aktor pertumbuann dan sitokin akan memberikan mani*estasi sebagai berikut : a. 4enguba sel pen(impana lemak men%adi mio*ibroblast b. 4enguba monosit (ang bermigrasi men%adi makro*ag akti* '. 4emi'u proli*erasi *ibroblast. erbagai interaksi ini memberikan mani*estasi peningkatan pembentukan matriks ekstra sel ole mio*ibroblast. Hali ini men(ebabkan peningkatan akumulasi kolagen &tipe + + E)+ proteoglikan+ dan glikoprotein di ati. Jumla metriks (ang berlebian dapat dirusak mulamula
ole
metaloprotease dan epatosit dapat mengalami regenerasi. Jika nekrosis terbatas pada lobulus ati maka pergantian struktur ati (ang sempurna memungkinkan ter%adi. Namun+ %ika nekrosis tela meluas menembus parenkim peri*er lobular ati+ maka akan terbentuk %aringan ikat. Akibatn(a ter%adi regeneras *ungsional dan arsitektur (ang tidak sempurna dan terbentuk nodulnodul &sirosis). . K"/#&!$
ila pen(akit sirosis ati berlan%ut progresi*+ maka gambaran klinis+ prognosis+ dan pengobatan tergantung pada $ kelompok besar komplikasi : a. Kegagalan ati &epatoseluler) : timbul spider nevi+ eritema !almaris+ atro*i testis+ ginekomastia+ ikterus+ ense*alopati+ dll. b. Hipertensi portal : dapat menimbulkan splenomegali+ pemekaran pembulu vena esopagus7'ardia+ 'aput medusa+ emoroid+ vena kolateral dinding perut. ila pen(akit berlan%ut maka dari kedua komplikasi tersebut dapat timbul komplikasi dan berupa a. Asites. b. ;nse*alopati. '. !eritonitis ba'terial spontan. d. Sindrom epatorenal.
e. Trans*ormasi kea ra kanker ati primer &epatoma).
NO. SAK : STANDAR ASUHAN
SAK MEDIS -04
KEPERAWATAN
Tanggal Dibuat :
Tanggal berlaku :
Nama Departemen:
23 FEBRUARI 2015 Judul :
02 MARET 2015
KITLAM No. Revisi
Hal.
FEBRIS K7N=ULSI
00
Dibuat Ole :
Disetu%ui Ole :
!enanggung Ja"ab Ruang !era"atan #$
!embimbing Akademik
1. Pengert!n
?ebris Konvulsi adala bangkitan ke%ang (ang ter%adi pada kenaikan suu tubu &diatas B/0 #) (ang disebabkan ole suatu proses ekstra kronium. Sedangkan menurut #onsensus Statement O* ?ebrile ei,ures &-3/0) ke%ang demam adala suatu ke%adian pada ba(i atau anak+ biasan(a ter%adi antara umur B
bulan 6 taun+ berubungan dengan demam tetapi tidak perna terbukti adan(a in*eksi intra kronial atau pen(ebab tertentu. 2. Et"#"g
Hingga kini belum %elas dietaui. Demam sering disebabkan ole in*eksi saluran perna*asan atas+ otitis media+ pneumonia+ gastra enteritis+ dan in*eksi saluran kemi. Ke%ang tidak selalu timbul pada suu (ang tinggi+ kadangkadang demam tidak begitu tinggi dapat men(ebabkan ke%ang. 3. )e*!#! K#n$
Dikenal $ bentuk ke%ang demam : a. Ke%ang demam sederana. b. Ke%ang demam komplikata. Ke%ang demam komplikata
Ke%ang demam sederana
@sia 8 bulan B taun &kurang -) Terutama 0B taun
-)
6 taun) $) B)
?aktor keturunan :P P P $) Tidak %elas T(pe : Tonik klonik. B) Tonik klonik seperti grondmol
&modi*ikasi ke%ang grandmol ) >ama : keban(akan -B menit
atau emi konvoisi ) < -0 menit
ke%ang 6) Keadaan : pada saat panas 6) Keban(akan biasan(a
klinis
karena
in*eksi
&S!A) men(ertai ke%ang 8) Kelaianan patologik 5)
kelainan
neurologis
!rognose : baik
-0)
;#2 : #epat men%adi normal
b. Keturunan '. !erkembangan terlambat
intra kronial venous trombose+
perbaan vaskuler sesuda 5) P P P
3)
a. Demam
SSp+
2!2DO atau sesuda vaksinasi 8) 2ambaran peradangan dan
ke%ang : baik /) Anti konvulsan : tidak perlu
'. F!&t"r Re$&"
peradangan
/) Diperlun(a untuk %angka pan%ang 3) !erlu dia"asi sering ter%adi e*ek neurologis dan ke%ang -0) Abnormal selama panas
d. 4asalamasala pada neonatus e. Anakanak dalam pera"atan kusus *. Kadar nutrien renda Resiko meningkat dengan : a. @sia dini b. #epatn(a anak mendapat ke%ang setela demam. '. Temperatur renda saat ke%ang d. Ri"a(at keluarga ke%ang demam e. Ri"a(at keluarga epilepsi
5. Peer&$!!n Penn*!ng
a.
Dara 'engkop :
2lukosa+ serum elektrolit+ serum
kreatinis. b.
?ondostopi
'.
Transkeminasi kepala
d.
!unksi lumbol
e.
;;2 9 *lektro en'epolo grop( <
→ terutama
. Peneg!&!n D!gn"$!
Diagnosa dapat ditegakan berdasarkan atas : a. Anemnesa -) 4enan(akan keluan (ang dirasakan $) Ri"a(at keseatan keluarga B) Ri"a(at keseatan daulu b. 2e%ala klinis '. !emeriksaan laboratorium . D!gn"$! B!n(ng
a. 4eningitis b. ;nsepolitis '. Subdural emp(emo 4. Pen!t!#!&$!n!!n
a. ?ase akut
pada anak usia 9 - taun
-) !ada "aktu tegang pasien dimiringkan untuk men'ega ospirasi luda atau muntaan+ %alan na*as arus bebas+ peratikan kesadaran+ tensi+ nadi+ suu dan *ungsi %antung. $) Obatobatan (ang diberikan a) Dia,apan 0+B 0+6 mg7kg . E b) Asam volproat -6 0 mg7kg 7ari ') Antiperetik kompres alkool B) !engobatan pen(ebab ) !engobatan soporti* a) Keseimbangan 'airan dan elektrolit b) ebaskan %alan na*as ') O$ dan sebagain(a
b. Terapi pen'egaan -) Ke%ang demam sederana Diberikan penegaan intermitten dalam arti memberikan anti konvuison+ bila timbul panas pada pasien (ang perna mengalami ke%ang demam digonotan dpo,epom parenteral 0+B 0+6 mg7kg 7/ $0m bila suu tubu < B/+6 o#. $) Ke%ang demam komplikata a) Diberikan
pen'egaan
terus
menerus
dengan
pemberian
anti
konvulson setiap ari selama $B bebas ke%ang sampai melampaui batas peka ke%ang demam ma 6 taun. b) !en'egaan diberikan bila &-) Ke%ang <-6 menit &$) Diikuti kelainan neurologik &B) Adan(a ri"a(at ke%ang tanpa panas pada keluarga. &) Adan(a perkembangan neurologik (ang abnormal sebelum ke%ang demam (ang pertama &6) Ke%ang demam pada anak usia 9 -taun &8) ila ada kelainan ;;2
>. F!&t"r Pen9#t
a. ;pilepsi b. Kelumpuan anggota badan '. 2anguan mental dan bela%ar
NO. SAK : STANDAR ASUHAN
SAK MEDIS - 0>
KEPERAWATAN
Tanggal Dibuat :
Tanggal berlaku :
Nama Departemen:
23 FEBRUARI 2015 Judul :
02 MARET 2015
KITLAM No. Revisi
Hal.
DHF
00
Dibuat Ole :
Disetu%ui Ole :
!enanggung Ja"ab Ruang !era"atan #$ 1. PEN)ERTIAN
!embimbing Akademik
Dengue aemoragi' *ever &DH?) adala pen(akit (ang disebabkan ole virus dengue se%enis virus (ang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubu penderita melalui gigitan n(amuk aedes aeg(pt( ristantie ;*end(+-336 ). Dengue aemoragi' *ever &DH?) adala pen(akit (ang terdapat pada anak dan orang de"asa dengan ge%ala utama demam+ n(eri otot dan n(eri sendi (ang disertai ruam atau tanpa ruam. DH? se%enis virus (ang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubu penderita melalui gigitan n(amuk aedes aeg(pt( &betina) &Seoparman + -330). DH? adala demam kusus (ang diba"a ole aedes aeg(pt( dan beberapa n(amuk lain (ang men(ebabkan ter%adin(a demam. iasan(a dengan 'epat men(ebar se'ara e*idemik. &Sir+!atri'k manson+$00-).
Dengue aemoragi' *ever &DH?) adala suatu pen(akit akut (ang disebabkan ole virus (ang ditularkan ole n(amuk aedes aegept( &Seoparman+ -338). Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan ba"a dengue aemoragi' *ever &DH?) adala pen(akit (ang disebabkan ole virus dengue se%enis virus (ang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubu penderita melalui gigitan n(amuk aedes aeg(pt( (ang terdapat pada anak dan orang de"asa dengan ge%ala utama demam+ n(eri otot dan n(eri sendi (ang disertai ruam atau tanpa ruam.
2. K#!$%&!$ DHF
4enurut dera%at ringann(a pen(akit+ Dengue Haemoragi' ?ever &DH?) dibagi men%adi tingkat &@!? KA+ -33 G $0-) (aitu : a. Dera%at !anas $ 5 ari + ge%ala umum tidak kas+ u%i tourniCuet asiln(a positi* b. Dera%at Sama dengan dera%at ditamba dengan ge%ala ge%ala pendaraan spontan seperti petekia+ ekimosa+ epimosa+ epistaksis+ aematemesis+ melena+ perdaraan gusi telinga dan sebagain(a. '. Dera%at !enderita s(ok ditandai ole ge%ala kegagalan peredaran dara seperti nadi lema dan 'epat &< -$0 7 menit) tekanan nadi sempit &9 $0 mmHg) tekanan dara menurun &-$0 7 /0 mmHg) sampai tekanan sistolik diba"a /0 mmHg. d. Dera%at E Nadi tidak teraba+tekanan dara tidak terukur &den(ut %antung < -0 mmHg) anggota gerak teraba dingin+ berkeringat dan kulit tampak biru. Dera%at &FHO -335): a
Dera%at : Demam dengan test rumple leed positi*.
b
Dera%at perdaraan lain.
: Dera%at disertai dengan perdaraan spontan dikulit atau
'
Dera%at
: Ditemukan kegagalan sirkulasi+ (aitu nadi 'epat dan
lema+ tekanan nadi menurun7 ipotensi disertai dengan kulit dingin lembab dan pasien men%adi gelisa. d
Dera%at E
: S(o'k berat dengan nadi (ang tidak teraba dan tekanan
dara tidak dapat diukur. 3. Et"#"g
a. Eirus dengue Eirus dengue (ang men%adi pen(ebab pen(akit ini termasuk ke dalam Arbovirus &Artropodborn virus) group + tetapi dari empat tipe (aitu virus dengue tipe -+$+B dan keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di ndonesia dan dapat dibedakan satu dari (ang lainn(a se'ara serologis virus dengue (ang termasuk dalam genus *lavivirus ini berdiameter 0 nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai ma'am kultur %aringan baik (ang berasal dari sel sel mamalia misaln(a sel HK &abb( Homster Kidne() maupun sel sel Artropoda misaln(a sel aedes Albopi'tus. &Soedarto+ -330G B8). b. Vektor
Eirus dengue serotipe -+ $+ B+ dan (ang ditularkan melalui vektor (aitu n(amuk aedes aegypti+ n(amuk aedes albopictus" aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor (ang kurang berperan berperan.in*eksi dengan sala satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur idup teradap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan teradap serotipe %enis (ang lainn(a (Arief !ansjoer + $uprohaita, &''', &'). N(amuk Aedes Aeg(pti maupun Aedes Albopi'tus merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainn(a melalui gigitann(a n(amuk Aedes Aeg(eti merupakan vektor penting di daera perkotaan &Eiban) sedangkan di daera pedesaan &rural) kedua n(amuk tersebut berperan dalam penularan. N(amuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersi (ang terdapat be%ana be%ana (ang terdapat di dalam ruma &Aedes Aeg(pti) maupun (ang terdapat di luar ruma di lubang lubang poon di dalam potongan bambu+ dilipatan daun dan genangan air bersi alami lainn(a & Aedes Albopi'tus).
N(amuk betina lebi men(ukai mengisap dara korbann(a pada siang ari terutama pada "aktu pagi ari dan sen%a ari. &Soedarto+ -330 G B5). '. Host Jika seseorang mendapat in*eksi dengue untuk pertama kalin(a maka ia akan mendapatkan imunisasi (ang spesi*ik tetapi tidak sempurna+ seingga ia masi mungkin untuk terin*eksi virus dengue (ang sama tipen(a maupun virus dengue tipe lainn(a. Dengue Haemoragi' ?ever &DH?) akan ter%adi %ika seseorang (ang perna mendapatkan in*eksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan in*eksi ulangan untuk kedua kalin(a atau lebi dengan pula ter%adi pada ba(i (ang mendapat in*eksi virus dengue untuk pertama kalin(a %ika ia tela mendapat imunitas teradap dengue dari ibun(a melalui plasenta. &Soedarto+ -330 G B/).
'.
M!n%e$t!$ K#n$ In%e&$ =r$ Denge
a. Demam
Demam ter%adi se'ara mendadak berlangsung selama $ 5 ari kemudian turun menu%u suu normal atau lebi renda. ersamaan dengan berlangsung demam+ ge%ala ge%ala klinik (ang tidak spesi*ik misaln(a anoreksia. N(eri punggung + n(eri tulang dan persediaan+ n(eri kepala dan rasa lema dapat men(etain(a. &Soedarto+ -330 G B3). b. !erdaraan !erdaraan biasan(a ter%adi pada ari ke $ dan B dari demam dan umumn(a ter%adi pada kulit dan dapat berupa u%i to'niguet (ang positi* muda ter%adi perdaraan pada tempat *ungsi vena+ petekia dan purpura. & Soedarto+ -330 G B3). !erdaraan ringan ingga sedang dapat terliat pada saluran 'erna bagian atas ingga men(ebabkan aematemesis. &Nelson+ -33B G $38). !erdaraan gastrointestinat biasan(a di daului dengan n(eri perut (ang ebat. &Ngasti(a+ -336 G B3). '. Hepatomegali
!ada permulaan dari demam biasan(a ati suda teraba+ meskipun pada anak (ang kurang gi,i ati %uga suda. ila ter%adi peningkatan dari epatomegali dan ati teraba ken(al arus di peratikan kemungkinan akan te%adi ren%atan pada penderita . &Soederita+ -336 G B3). d. Ren%atan &S(ok) !ermulaan s(ok biasan(a ter%adi pada ari ke B se%ak sakitn(a penderita+ dimulai dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi (aitu kulit lembab+ dingin pada u%ung idung+ %ari tangan+ %ari kaki serta sianosis disekitar mulut. ila s(ok ter%adi pada masa demam maka biasan(a menun%ukan prognosis (ang buruk. &soedarto G B3). Selain tanda dan ge%ala (ang ditampilkan berdasarkan dera%at pen(akitn(a+ tanda dan ge%ala lain adala : -)
Hati membesar+ n(eri spontan (ang diperkuat dengan reaksi perabaan.
$)
Asites
B)
#airan dalam rongga pleura & kanan )
)
;nsepalopati : ke%ang+ gelisa+ sopor koma.
6)
2e%ala klinik lain (aitu n(eri epigasstrium+ munta munta+ diare maupun obstipasi dan ke%ang ke%ang. &Soedarto+ -336 G B3)
5. Pen!t!#!&$!n!!n Me($
a. Tira baring b. !emberian makanan lunak. '. !emberian 'airan melalui in*us. !emberian 'airan intra vena &biasan(a ringer la'tat+ na'l) ringer la'tate merupakan 'airan intra vena (ang paling sering digunakan + mengandung Na P -B0 m;C7liter + KP m;C7liter+ korekter basa $/ m;C7liter + #l -03 m;C7liter dan #a I B m;C7liter. d. !emberian obatobatan : antibioti'+ antipiretik+ e. Anti konvulsi %ika ter%adi ke%ang *. 4onitor tandatanda vital & T+S+N+RR ). g. 4onitor adan(a tandatanda ren%atan . 4onitor tandatanda perdaraan lebi lan%ut
i.
!eriksa H+HT+ dan Trombosit setiap ari.
. K"/#&!$
Adapun komplikasi dari pen(akit demam berdara diantaran(a : a. !erdaraan luas. b. So'k atau ren%atan. '. ;**use pleura d. !enurunan kesadaran.
NO. SAK : STANDAR ASUHAN
SAK MEDIS - 10
KEPERAWATAN
Tanggal Dibuat :
Tanggal berlaku :
Nama Departemen:
23 FEBRUARI 2015 Judul :
02 MARET 2015
KITLAM No. Revisi
Hal.
DISPEPSIA
00
Dibuat Ole :
Disetu%ui Ole :
!enanggung Ja"ab Ruang !era"atan #$
!embimbing Akademik
1. Pengert!n
Dispepsia adala n(eri atau rasa tidak n(aman pada perut bagian atas atau dada+ (ang sering dirasakan sebagai adan(a gas+ perasaan penu atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut. 2. Et"#"g
!en(ebab Dispepsia adala : a. 4enelan udara &aero*agi)