RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Inquiry Learning Terbimbing pada
ELEKTROKIMIA
SMK MUHAMMADIYAH I SALAM 2017
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOMPETENSI KEAHLIAN MATA PELAJARAN SEMESTER KELAS KOMPETENSI DASAR
: : : : :
TEKNIK KENDARAAN RINGAN KIMIA GASAL X
MATERI POKOK ALOKASI WAKTU PERTEMUAN KE NAMA SEKOLAH TAHUN PELAJARAN
: : : : :
ELEKTROKIMIA 4 X 3 JP (@45MENIT) 1-4 SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM 2017/2018
3.8 Mengevaluasi proses yang terjadi dalam sel elektrokimia 0 (menghitung E sel, reaksi reaksi pada sel volta dan sel eletrolisa, proses pelapisan logam) yang digunakan dalam kehidupan 4.8 Mengintegrasikan antara hasil perhitungan E0 sel dengan proses yang terjadi terjadi dalam sel elektrokimia elektrokimia (menghitung E 0 sel, reaksi reaksi pada sel volta dan sel eletrolisa, proses pelapisan logam) reaksi yang digunakan digunakan dalam kehidupan
A. Kompetensi Inti (KI) KI.3
Memahami,
menerapkan,
menganalisis,
dan
mengevaluasi
tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kajian kimia teknologi rekayasa pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional. KI.4
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajian kimia teknologi rekayasa Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur terukur sesuai dengan dengan standar kompetensi kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. 2
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. B. Kompetensi Dasar (KD) 3.8 Mengevaluasi proses yang terjadi dalam sel elektrokimia (menghitung E 0 sel,
reaksi reaksi pada sel volta dan sel eletrolisa, proses pelapisan logam) yang digunakan dalam kehidupan 4.8 Mengintegrasikan antara hasil perhitungan E 0 sel dengan proses yang terjadi
dalam sel elektrokimia (menghitung E 0 sel, reaksi reaksi pada sel volta dan sel eletrolisa, proses pelapisan logam) reaksi yang digunakan dalam kehidupan C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) KD 3.1
Memahami prinsip kerja sel volta 3.8.2 Menggambarkan susunan sel volta 3.8.3 Menganalisis reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda dari sel volta 3.8.1
Menuliskan notasi sel volta 3.8.5 Memahami potensial elektroda standar 3.8.6 Menghitung potensial sel dari suatu reaksi redoks 3.8.4
Meramalkan kespontanan suatu reaksi redoks berdasarkan potensial selnya 3.8.8 Memahami deret keaktifan logam (deret volta) 3.8.7
3.8.9
Menganalisis faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi besi
3.8.10 Mengajukan gagasan tentang cara mengatasi korosi besi 3.8.11 Memahami prinsip kerja sel elektrolisis 3.8.12 Menggambarkan susunan sel elektrolis 3.8.13 Menganalisis reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda dari sel elektrolisis 3.8.14 Memahami hukum-hukum Faraday 3.8.15 Menentukan massa zat yang terbentuk dalam suatu sel elektrolisis KD 4.1
4.8.1 Menyebutkan contoh pengaplikasian sel volta dalam kehidupan 4.8.2 Menjelaskan prinsip kerja contoh pengaplikasian sel volta dalam kehidupan 4.8.3 Merancang dan melakukan percobaan pembuktian terjadinya korosi dan pencegahan korosi besi 3
4.8.4 Menyajikan hasil percobaan pembuktian terjadinya korosi dan pencegahan korosi besi 4.8.5 Menyebutkan contoh pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan
4.8.4 Menyajikan hasil percobaan pembuktian terjadinya korosi dan pencegahan korosi besi 4.8.5 Menyebutkan contoh pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan 4.8.6 Menjelaskan prinsip kerja contoh pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan
D. Tujuan Pembelajaran KD 3.1 Melalui diskusi dengan kelompoknya peserta didik dapat: 1.
Memahami prinsip kerja sel volta dan elektrolisis
2.
Menganalisis reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda dari sel volta dan elektrolisis
3.
Menuliskan notasi sel volta
4.
Memahami potensial elektroda standar
5.
Meramalkan kspontanan suatu reaksi redoks berdasarkan potensial selnya
6.
Memahami deret volta
7.
Memahami hukum-hukum Faraday
8.
Menyebutkan contoh pengaplikasian sel volta dan sel elektrolisis dalam kehidupan
9.
Menjelaskan prinsip kerja pengaplikasian sel volta dan sel elektrolisis dalam kehidupan 10. Menganalisis faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi besi 11.
Mengajukan gagasan tentang cara mengatasi korosi besi
KD 4.1
Melalui LKS, dengan kelompoknya peserta didik dapat: 1. Menggambarkan susunan sel volta dan elektrolisis 2. Menghitung potensial sel dari suatu reaksi redoks 3. Menentukan massa zat yang terbentuk dalam suatu sel elektrolisis 4. Menentukan pencegahan korosi besi E. Materi Pembelajaran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sel volta Notasi sel volta Potensial elektroda standar Sel Elektrolisis Reaksi Redoks Hukum-hukum faraday Pencegahan korosi besi
4
Sel Volta
Sel Volta
Prisip dasar dari sel volta ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Logam zink (Zn) dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ion Zn 2+ (misalnyalarutan ZnSO4), sedangkan logam tembaga (Cu) dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ion Cu2+ (larutan CuSO4) . Logam zink akan larut sambil melepas dua elektron. Zn(s) Zn2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan tidak memasuki larutan tetapi tertinggal pada logam zink. Elektron tersebut selanjutnya akan mengalir ke logam tembaga melalui kawat penghantar. Ion Cu2+ akan mengambil elektron dari logam tembaga, kemudian akan mengendap. Cu2+(aq) + 2e Cu (s)
Dengan demikian, rangkaian tersebut dapat menghasilkan aliran elektron
(listrik).
Akan tetapi, bersamaan dengan melarutnya logam zink, larutan dalam gelas kimia A menjadi 5
bermuatan positif. Hal ini akan menghambat pelarutan logam zink selanjutnya. Sementara itu, larutan dalam gelas kimia B akan bermuatan negatif seiring dengan mengendapnya ion Cu 2+. Hal ini akan menahan pengendapan ion Cu 2+. Jadi, aliran elektron yang disebutkan di atas tidak akan
bermuatan positif. Hal ini akan menghambat pelarutan logam zink selanjutnya. Sementara itu, larutan dalam gelas kimia B akan bermuatan negatif seiring dengan mengendapnya ion Cu 2+. Hal ini akan menahan pengendapan ion Cu 2+. Jadi, aliran elektron yang disebutkan di atas tidak akan berkelanjutan. Untuk menetralkan muatan listriknya, kedua gelas kimia A dan B dihubungkan dengan suatu jembatan garam, yaitu larutan garam (seperti NaCl atau KNO3). Jembatan garam melengkapi rangkaian sel volta, sehingga menjadi suatu rangkain yang tertutup. Listrik hanya dapat mengalir pada rangkaian tertutup. Logam zink dan tembaga yang menjadi kutub-kutub listrik pada rangkaian sel elektrokimia di atas disebut elektrode. Secara definisi, elektrode tempat terjadinya reaksi oksidasi disebut anode, sedangkan elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi disebut
katode. Oleh karena
oksidasi adalah pelepasan elektron, maka anode adalah kutub negatif, sedangkan katode merupakan kutub positif. Pada sel elektrokimia di atas, anode adalah logam zink dan katode adalah tembaga. Notasi Sel Volta
Susunan suatu sel volta dinyatakan dengan suatu lambang/ notasi singkat yang disebut juga diagram sel . Untuk contoh gambar di atas, diagram selnya dinyatakan sebagai berikut: Zn
Zn2+
Cu2+
Cu
Anode biasanya digambarkan di sebelah kiri, sedangkan katode di sebelah kanan. Notasi tersebut menyatakan bahwa pada anode terjadi oksidasi Zn menjadi Zn 2+, sedangkan di katode terjadi reduksi ion Cu 2+ menjadi Cu. Dua garis sejajar (II) yang memisahkan anode dan katode menyatakan jembatan garam, sedangkan garis tunggal menyatakan batas antarfase (Zn padatan, sedangkan Zn2+ dalam larutan; Cu2+ dalam larutan, sedangkan Cu padatan). 1.
Pengukuran Potensial Elektrode Standar
Untuk mengukur harga potensial suatu elektrode, maka elektrode tersebut disusun menjadi suatu sel elektrokimia dengan elektrode standar (hidrogen-platina) dan besarnya potensial dapat terbaca pada voltmeter yang dipasang pada rangkaian luar. Potensial elektrode yang diukur dengan elektrode standar kondisi standar, yaitu pada suhu 25 o C dengan konsentrasi ion-ion 1 M dan tekanan gas 1 atm, disebut potensial elektrode standar dan diberi lambang E o. Tabel Potensial Elektrode Standar, E o (volt)
Li( s)
Potensial standar, E o (volt) -3,04
K( s)
-2,92
Reaksi electrode Li(aq) + e K +(aq) + e
↔
↔
6
Ba2+(aq) + 2e
↔
Ba( s)
-2,90
Ca2+(aq) + 2e
↔
Ca( s)
-2,87
Na+(aq) + e
↔
Na( s)
-2,71
Ba2+(aq) + 2e
↔
Ba( s)
-2,90
Ca2+(aq) + 2e
↔
Ca( s)
-2,87
Na+(aq) + e
↔
Mg2+(aq) + 2e Al3+(aq) + 3e
↔
↔
Mn2+(aq) + 2e 2H2O(l) + 2e
↔
-2,37
Mg( s)
-1,66
Al( s) Mn( s)
-1,18
H2( g ) + 2OH-(aq)
-0,83
↔
Zn2+(aq) + 2e
↔
Zn( s)
-0,76
Cr 3+(aq) + 3e
↔
Cr( s)
-0,74
Fe2+(aq) + 2e
↔
Fe( s)
-0,44
Cr( s)
-0,40
Ni( s)
-0,28
Cd2+(aq) + 3e
↔
Ni2+(aq) + 2e
↔
Co2+(aq) + 2e
↔
Co( s)
-0,28
Sn2+(aq) + 2e
↔
Sn( s)
-0,14
Pb2+(aq) + 2e
↔
Pb( s)
-0,13
2H+ (aq) + 2e
↔
H2( s)
0,00
Cu2+(aq) + 2e
↔
Cu( s)
+0,34
O2( g ) + 2H2O(l) + 4e
I2( s) + 2e
↔
Ag+(aq) + e
Br 2(l ) + 2e
↔
↔
Au3+(aq) + 3e F2( g ) + 2e
↔
4OH-(aq)
+0,40
2I-(aq)
+0,54
Ag( s)
+0,80
Hg( s)
+0,85
2Br -(aq)
+1,07
↔
O2( g ) + 4H+ + 4e
Cl2( g ) + 2e
↔
↔
Hg2+(aq) + e
2.
-2,71
Na( s)
↔
2H2O(l)
+1,23
2Cl-(aq)
+1,36
Au( s)
+1,52
↔
2F-(aq)
+2,87
Potensial Elektrode Standar dan Potensial Sel
Potensial sel volta ( E osel )merupakan beda potensial yang terjadi antara dua elektrode pada suatu sel elektrokimia. Potensial sel dapat ditentukan berdasarkan selisih antara elektrode yang mempunyai potensial elektrode tinggi (katode) dengan elektrode yang mempunyai potensial elektrode rendah (anode) E osel = E okatode – E oanode 7
Katode adalah elektrode yang mempunyai harga E o lebih besar (lebih positif), sedangkan anode adalah elektrode yang mempunyai E o lebih kecil (lebih negatif). 3.
Potensial Elektrode Standar dan Reaksi Spontan
Katode adalah elektrode yang mempunyai harga E o lebih besar (lebih positif), sedangkan anode adalah elektrode yang mempunyai E o lebih kecil (lebih negatif). 3.
Potensial Elektrode Standar dan Reaksi Spontan
Harga potensial elektrode dapat digunakan untuk meramalkan apakah suatu reaksi kimia dapat berlangsung spontan. Untuk menentukan spontan atau tidaknya suatu reaksi redoks dapat dilihat dari harga potensial reaksinya ( E oredoks). Bila E oredoks > 0 (positif), maka reaksi dapat berlangsung spontan, sedangkan bila E oredoks < 0 (negati. f) reaksi tidak berlangsung spontan, artinya untuk berlangsungnya reaksi tersebut harus ada tambahan energi dari luar. 4.
Potensial Elektrode Standar dan Daya Oksidasi-Reduksi
Harga Potensial elektrode dapat digunakan untuk mengetahui daya oksidasi dan daya reduksi suatu zat. Bila harga potensial reduksi suatu zat semakin positif, berarti zat tersebut semakin mudah mengalami reduksi, dan bertindak sebagai oksidator kuat (daya oksidasinya besar). Sebaliknya, bila potensial reduksi standar suatu zat semakin negatif, maka berarti zat tersebut semakin mudah mengalami oksidasi, dan bertindak sebagai sebagai reduktor kuat (daya reduksinya besar). Daya oksidasi
dan reduksi
juga dapat ditentukan berdasarkan deret volta/ deret
elektrokimia. Deret volta/ deret elektrokimia merupakan susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode. Berikut deret volta dari beberapa logam: Li- K- Ba- Ca- Na- Mg- Al- Mn- Zn- Cr- Fe- Ni- Co- Sn- Pb- (H)- Cu- Hg- Ag- Au Pada deret Volta, dari kiri ke kanan makin mudah mengalami reaksi reduksi atau dari kanan ke kiri makin mudah mengalami reaksi oksidasi. Logam-logam di sebelah kiri atom H. memiliki harga E ° negative sedangkan logam-logam di sebelah kanan atom H memiliki harga E ° positif.
3. Elektrolisis
Elektrolisis artinya penguraian suatu zat akibat arus listrik.Zat yang terurai dapat berupa
padatan, cairan, atau larutan. Arus listrik yang digunakan adalah arus searah (direct current =dc ). Tempat berlangsungnya reaksi reduksi dan oksidasi dalam sel elektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu anode (reaksi oksidasi) dan katode (reaksi reduksi). Perbedaan sel elektrolisis dan sel volta terletak pada kutub elektrode. Pada sel volta, anode ( – ) dan katode (+), sedangkan pada sel elektrolisis sebaliknya, anode (+) dan katode ( – ). Pada sel elektrolisis anode dihubungkan dengan kutub positif sumber energi listrik, sedangkan katode dihubungkan dengan kutub negatif. Oleh karena itu pada sel elektrolisis di anode akan terjadi reaksi oksidasi dan dikatode akan terjadi reaksi reduksi. 8
Gambar.Sel elektrolisis
Ketika kedua elektrode karbon dihubungkan dengan sumber energi listrik arus searah, dalam sel elektrolisis terjadi reaksi redoks, yaitu penguraian air menjadi gas H2 dan gas O 2. Reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis adalah Anode (+): 2H2O(l ) → O2(g) + 4H+(aq) + 4e
(oksidasi O2 –)
Katode ( –): 4H2O(l) + 4e →2H 2(g) + 4OH– (aq)
(reduksi H+ )
Reaksi :
Elektrolisis
2H 2O(l ) → 2H2(g) + O2(g)
larutan
berbeda
dengan
elektrolisis
air.Elektrolisis
larutan,
Misalnya
larutan NaI, terdapat ion Na + dan ion I – .Kedua ion ini bersaing dengan molekul air untuk dielektrolisis.Di katode terjadi persaingan antara molekul H2O dan ion Na+(keduanya berpotensi terjadi persaingan antara molekul H 2 O dan ion I –
untuk direduksi).Demikian juga di anode,
(keduanya berpotensi dioksidasi). Spesi mana yang akan keluar sebagai pemenang? Pertanyaan tersebut dapat dijawab berdasarkan nilai potensial elektrode standar. Setengah reaksi reduksi di katode: Na+(aq) + e→ Na(s)
E° = –
2,71 V 2H2O(l ) + 2e → H2(g) + 2OH –(aq) E° = –0,83 V
Berdasarkan nilai potensialnya, H2O lebih berpotensi direduksi dibandingkan ion Na + sebab memiliki nilai E° lebih besar.Perkiraan ini cocok dengan pengamatan, gas H2 dilepaskan di katode. Setengah reaksi oksidasi di anode: 2I –(aq) → I2(g) + 2eE° = –0,54 V 2H2O(l ) → O2(g) + 4H+(aq) + 4e E° = –1,23 V
Berdasarkan nilai potensial, ion I – memenangkan persaingan sebab nilai E° lebih besar 9
dibandingkan molekul H 2O. Reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis: Katode: 2H2O(l ) + 2e→ H2(g) + 2OH –(aq) Anode: 2I –(aq)
→ I2(g) + 2e
dibandingkan molekul H 2O. Reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis: Katode: 2H2O(l ) + 2e→ H2(g) + 2OH –(aq) Anode: 2I –(aq)
→ I2(g) + 2e
Reaksi: 2H2O(l ) + 2I –(aq) → H2(g) + I2(g) + 2OH –(aq) 4. Korosi
Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Dalam kehidupan sehari-hari, besi yang teroksidasi disebut dengan karat dengan rumus Fe 2O3.xH2O. Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak sebagai katode. Reaksi perkaratan: Anode : Fe →Fe2+ +
2e
Katode : O 2 + 2 H2O + 4 e
→
4 OH –
Fe2+ yang dihasilkan, berangsur-angsur akan dioksidasi membentuk Fe 3+. Sedangkan OH – akan bergabung dengan elektrolit yang ada di alam atau dengan ion H dari terlarutnya oksida asam (SO2, NO 2) dari hasil perubahan dengan air hujan. Dari hasil reaksi di atas akan dihasilkan karat dengan rumus senyawa Fe 2O3.xH2O. Karat ini bersifat katalis untuk proses perkaratan berikutnya yang disebut autokatalis. Penyebab utama korosi besi adalah oksigen dan air. Proseskorosi pada besi dapat dilihat pada gambar .
Oleh karenanya untuk mecegah korosi harus di hindarkan kontak antara logam dengan faktor-faktor pencetus diatas, dengan cara mengecat, melapisi dengan vaselin/minyak atau logam yang lebih tahan korosi atau perlindungan katodik.
10
11
12
F. Pendekatan, Model, dan Metode 1. Pendekatan berfikir
: Sientific
2. Model Pembelajaran
: INQUIRY LEARNING TERBIMBING
3. Strategi
kolaboratif dan Kooperatif
F. Pendekatan, Model, dan Metode 1. Pendekatan berfikir
: Sientific
2. Model Pembelajaran
: INQUIRY LEARNING TERBIMBING
3. Strategi
: kolaboratif dan Kooperatif
4. Metode Pembelajaran
:
Mengamati, diskusi penugasan, latihan, penugasan dan tanya jawab.
G. Kegiatan Pembelajaran Metode : Diskusi informasi Pendekatan : Konsep Pertemuan I
Metode : percobaan Pendekatan: Ketrampilan proses Fase
Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan
1.
Salam pembuka
20 menit
2.
Doa
3.
Mengecek kehadiran siswa
4.
Apersepsi dan Orientasi
Apersepsi
Siswa diminta mengulang kembali Penentuan Biloks yang telah dipelajari sebelumnya. Orientasi
Siswa diminta mengamati percobaan melalui simulasi yang telah diinstruksikan guru pada pertemuan sebelumnya
13
Kegiatan inti
Menanya (Questioning)
Menanyakan
hal-hal
45 menit yang
berhubungan
dengan
bahan
bacaan/observasi (sel volta : Bagaimana memprediksi reaksi terjadi atau tidak dalam sel? apakah akan dihasilkan potensial bila elektroda
Kegiatan inti
Menanya (Questioning)
Menanyakan
hal-hal
45 menit yang
berhubungan
dengan
bahan
bacaan/observasi (sel volta : Bagaimana memprediksi reaksi terjadi atau tidak dalam sel? apakah akan dihasilkan potensial bila elektroda dipertukarkan? Menjelaskan
bagaimana
energi
listrik
dihasilkan
dari
reaksi
redoks dalam sel volta. Mengumpulkan data (eksperimenting)
Merancang percobaan terkait sel volta, mendiskusikan hasil
rancangannya,kemudian melakukan percobaan dengan seksama dalam kelompok. Mencatat data hasil percobaan terkait yang terjadi di kedua
elektroda, kutub negatif dan kutub positif pada kedua elektroda, potensial sel terukur (sel volta).
Menuliskan reaksi yang terjadi
Membuktikan reaksi yang terjadi/potensial yang dihasilkan bila elektroda dalam sel volta dipertukarkan(bila menggunakan animasi)
Menggunakan data potensial sel untuk menentukan kespontanan reaksi
Menggunakan
hukum
Nernst
dan
deret
Nernst
untuk
memprediksi/ menganalisis potensial sel. Mengasosiasi ( Associating )
Menyimpulkan bahwa dalam sel elektrokimia melibatkan reaksi redoks.
Menyimpulkan karakteristik sel elektrokimia.
Menuliskan notasi sel elektrokimia
Menyimpulkan kespontanan reaksi berdasarkan hasil analisis terhadap data pengamatan dan berbagai sumber
Penutup
Mengkomunikasikan ( Communicating )
Merangkum kesimpulan materi ini
Mengerjakan tugas yang harus dikerjakan di rumah
14
Pertemuan II
Metode : percobaan Pendekatan: Ketrampilan proses
25 menit
Pertemuan II
Metode : percobaan Pendekatan: Ketrampilan proses Fase
Kegiatan Pembelajaran
Pembukaan
1.
Salam pembuka
2.
Doa
3.
Mengecek kehadiran siswa
4.
Apersepsi dan Orientasi
Bagaimana aki dapat bekerja dan di isi ulang kembali? Orientasi
Siswa membaca beberapa sumber belajar yang telah mereka cari sebelumnya untuk memahami
15
Menanya (Questioning)
Waktu
15 menit
Apersepsi
Kegiatan inti
Alokasi
Bertanya apakah akan terjadi reaksi bila arus listrik diputuskan (elektrolisis)? Apakah ada hubungan antara arus dengan jumlah zat
Kegiatan inti
Menanya (Questioning)
Bertanya apakah akan terjadi reaksi bila arus listrik diputuskan
(elektrolisis)? Apakah ada hubungan antara arus dengan jumlah zat yang terbentuk pada elektroda (elektrolisis)? Menerapkan konsep reaksi redoks dalam sistem elektrokimia yang
45 menit
melibatkan energi listrik dan kegunaannya dalam mencegah korosi dan dalam industri Mengumpulkan data (eksperimenting)
Mengamati percobaan melalui simulasi terkait sel elektrolisis), mendiskusikan hasil percobaan melalui simulasi ,kemudian melakukan percobaan dengan seksama dalam kelompok.
Mencatat data hasil percobaan terkait yang terjadi di kedua elektroda, kutub negatif dan kutub positif pada kedua elektroda, membedakan hasil pengamatan sebelum dan sesudah menghubungkan arus listrik (pada sel elektrolisis)
Menuliskan reaksi yang terjadi
Menggunakan hukum Faraday untuk menganalisis hubungan antara arus listrik yang digunakan dengan jumlah hasil reaksi yang terjadi.
Mengasosiasi ( Associating)
Menyimpulkan hubungan antara arus dengan jumlah zat hasil reaksi dalam proses elektrolisis.
Berlatih menentukan kespontanan reaksi elektrokimia berdasarkan data potensial reduksi/oksidasi dan deret Nernst.
Berlatih memecahkan masalah terkait perhitungan kimia dalam elektrolisis menggunakan hukum Faraday.
Penutup
Mengkomunikasikan ( Communicating )
Rangkuman
Tugas yang harus dikerjakan di rumah
16
Pertemuan III
Metode : Diskusi informasi Pendekatan : Konsep
30 menit
Pertemuan III
Metode : Diskusi informasi Pendekatan : Konsep Fase
Kegiatan Pembelajaran
Pembukaan
1.
Salam pembuka
2.
Doa
3.
Mengecek kehadiran siswa
4.
Apersepsi dan Orientasi
Alokasi Waktu
15 menit
Apersepsi
Kegiatan inti
Pernahkah kalian melihat besi yang berkarat?
Mengapa besi bisa berkarat?
mengapa korosi terjadi?
reaksi apa yang terjadi pada korosi?
Bagaimana cara mencegah korosi? , dll)
Menanya (Questioning)
Membaca dan mempelajari artikel dari berbagai sumber terkait proses korosi
Mendiskusikan reaksi yang terjadi pada proses korosi
Memprediksi/menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan
45 menit
terjadinya korosi menggunakan berbagai sumber.
Mengajukan/memprediksi gagasan untuk mengatasi/mencegah terjadinya korosi (electroplating, cat, perlindungan katodik, aliasi logam)
Mengumpulkan data (eksperimenting)
Menyimpulkan bahwa proses korosi melibatkan reaksi redoks
Menyimpulkan bahwa kelembaban, elektrolit, dan udara (oksigen), mempengaruhi terjadinya korosi.
Menyimpulkan beberapa upaya untuk mengatasi/mencegah korosi.
Penutup
Mengkomunikasikan (Communicating) Mengkomunikasikan hasil analisis dan kesimpulan berdasarkan
percobaan /penalaran yang telah dilakukan secara lisan/tertulis.
17
Menggunakan tata bahasa yang benar.
Memberikan informasi tentang pembelajaran selanjutnya.
Mengerjakan post-test
30 menit
Menggunakan tata bahasa yang benar.
Memberikan informasi tentang pembelajaran selanjutnya.
Mengerjakan post-test
PERTEMUAN IV ULANGAN HARIAN KIM-8 -
Penilaian Hasil Belajar (PHB) a. Teknik
: Non Test dan Test
b. Bentuk
:
Penilaian pengetahuan
: Tes tertulis uraian, tes lisan secara langsung
Penilaian keterampilan
: praktikum
Instrumen penilaian pengetahuan Lembar Pengamatan Sikap
Perilaku yang diamati pada pembelajaran No
Nama
Menghargai
Disiplin
Aktivitas
Kerjasama
Komunikasi
orang lain 1 2 3 4
Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s/d 5 Penafsiran angka : No
Kreteria
1
Sangat Kurang
2
Kurang
3
Cukup
4
Baik
5
Amat baik
Diskripsi
18
Lembar Penilaian Keterampilan
Aspek Penilaian
Jumlah
Lembar Penilaian Keterampilan
Aspek Penilaian No
Jumlah
Nama a
b
c
d
e
Skor
Nilai
1 2 3
Aspek yang dinilai : a. Keterampilan menggunakan alat b. Kerapihan mengatur alat dan bahan c. Keterampilan mengamati hasil percobaan d. Keterampilan membereskan dan membersihkan alat dan bahan Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s,d 5. Penafsiran angka: 1 = 60, 2 = 70, 3 = 80, 4 = 90, 5 = 100 N0
Skor
1
< 60
2
61-70
3
71-80
4
81-90
5
91-100
Diskripsi
Tugas Observasi
Sikap ilmiah saat diskusi dan presentasi dengan lembar pengamatan
Portofolio
Peta konsep
19
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum/Diskusi
Aspek yang dinilai
Bobot
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum/Diskusi
Aspek yang dinilai
-
Bobot
Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar 1. Alat dan media pembelajaran
: LCD, Laptop, whiteboard, bahan tayang animasi
kimia 2. Sumber belajar
:
Buku Kimia SMA/MA Kelas X, Pusbuk Depdiknas
Buku Peminatan IPA Kimia SMA Kelas X, Erlangga
Internet
Mengetahui,
Salam,
Kepala SMK Muhammadiyah I Salam
Guru Mata Pelajaran,
Drs. H. Suparno
Khoerunnisa, S.Pd.M.Sc.
NIP. 195609071989031003
NIBM. 1132 8006977795
20
Juli 2017
21
22
23