Dokumen Lelang
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN 1 .1 . 1.2. 1.2. 1.3. 1.3.
Pekerjaan pe persiapan. Pekerj Pekerjaan aan penguk pengukura urann dan dan peneta penetapan pan batasbatas-bat batas as bangun bangunan an yang yang akan akan dikerja dikerjakan kan.. Ling Lingku kupp Peke Pekerrjaa jaan Ter Terdiri diri dari dari : - Pekerjaan Turap - Peke Pekerj rjaa aann Pag Pagar ar , Tan Tanah ah dan dan Uru Uruga gann - Pekerjaan Gapura - Pekerjaan Lain-lain
PASAL 2 PEKERJAAN PERSIAPAN 2 .1 .
Pembersihan 2.1. 2.1.1. 1. Sebe Sebelu lum m dimu dimula lain inya ya peke pekerj rjaa aan, n, loka lokasi si yang yang akan akan diba dibang ngun un haru haruss dibe dibers rsihk ihkan an terl terleb ebih ih dahulu dari puing-puing dan segala sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat mengganggu jalannya pekerjaan. 2.1. 2.1.2. 2. Semu Semuaa bend bendaa sepe sepert rtii yang yang tercan tercantu tum m dala dalam m Pasa Pasall 7.1. 7.1.11 haru haruss dike dikelu luar arka kann dari dari lokasi lokasi kegiatan ke tempat pembuangan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2 .2 .
Pengukuran 2.2.1. 2.2.1. Kontra Kontrakto ktorr harus mengad mengadaka akann pengukura pengukurann kembali kembali terhadap terhadap ketepat ketepatan an ukuranukuran-uku ukuran ran yang yang terter terteraa pada pada gambar gambar dengan dengan ukuran ukuran di lapang lapangan an secara secara teliti teliti,, disaks disaksikan ikan oleh oleh Konsultan Pengawas. Untuk mengetahui batas-batas dan bagian-bagian bangunan yang akan dibongkar, dengan menggunakan waterpass dan theodolith ( jika di rasa perlu ) 2.2.2. 2.2.2. Jika terda terdapat pat perbed perbedaan aan antara antara gambar gambar denga dengann keadaan keadaan dilapan dilapangan gan yang yang sebenarn sebenarnya, ya, maka Konsultan Pengawas akan mengeluarka mengeluarkann keputusan keputusan tentang tentang hal tersebut. Dan Kontraktor Kontraktor wajib melakukan melakukan penggambaran penggambaran kembali tampak proyek, proyek, lengkap lengkap dengan keterangan mengenai peil / ketinggian tanah, batas-batas, letak pohon dan sebagainya. 2.2. 2.2.3. 3. Ukur Ukuran an pokok pokok dari dari peke pekerj rjaa aann dapa dapatt dilih dilihat at dalam dalam gamba gambar. r. Ukura Ukurann-uk ukur uran an yang yang tidak tidak tercantum, tidak jelas atau saling berbeda, harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak memberitahukan kepada Kontraktor untuk merubah ketinggian. Letak atau ukuran suatu bagian pekerjaan. 2.2.4. 2.2.4. Pemasa Pemasanga ngann bouwplan bouwplankk untuk memebe memebentu ntukk serta menege menegetah tahua ua ketingg ketinggian ian konstr konstruks uksii bangunan yang akan dikerjakan dengan jarak 2 m terhadap as bangunan. Bahan bouwplank dari kayu meranti merah dengan ukuran 2/20 dengan sisi atas diketam lurus, patok bowplank dipasang jarak 2 m terpancang kuat hingga tidak mudah tergeser sampai selesai pelaksanaan bangunan. 2.2. 2.2.5. 5. Semu Semuaa kete ketepa pata tann peke pekerj rjaa aann peng penguk ukur uran an dan dan sudu sudutt siku siku-s -sik ikuu haru haruss terj terjam amin in dan dan diperhatikan ketelitian yang sebenar-benarnya dengan menggunakan alat-alat waterpass dan theodolith. Pengukuran Pengukuran sudut siku-siku siku-siku dengan dengan prisma atau benang hanya diperkenanka diperkenankann untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pengambilan dan pemaka pemakaian ian ukuran ukuran-uk -ukura urann Kontra Kontrakto ktorr yang yang keliru keliru adalah adalah menjad menjadii tanggu tanggung ng jawab jawab Kontraktor sepenuhnya.
Pekerjaan Semenisasi, pemagaran dan Gapura Makam Jln. FL. Tobing RT.06, Desa Rempangan Kec. Loa Kulu
VI - 1
Dokumen Lelang
BAB VI
PASAL 3 PEKERJAAN TANAH 3.1.
Batasan dan Lingkup Pekerjaan Yang termasuk pekerjaan Sekitar area Kontruksi meliputi : 3.1.1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi Halaman dan sekitar kontruksi 3.1.2. Pekerjaan Penebangan Pohon yang Mengganggu
3.2.
Urugan Pasir
3.3.
Pelaksanaan 3.3.1. Pondasi Pasangan Batu dengan Pancang Kayu Ulin a. Dimensi kayu ulin yang digunakan 10 x 10 cm dengan panjang 2 m b. Kayu ulin dengan mutu A kelas kuat 1 ( sesuai PPKI ). c. Kayu ulin dalam kondisi baik, tidak pecah atau retak 3.3.2.
Galian Tanah Untuk Pondasi a. Keterangan tentang sifat-sifat tanah yang diperlihatkan pada aanwijzing atau yang didapat oleh Kontraktor sebagai hasil diskusi dengan Pemberi Tugas atau dari sumber lainnya agar tidak disalah tafsirkan sebagai hal yang pasti. Kontraktor harus melihat sendiri ke tempat lokasi pekerjaan untuk membuktikan langsung mengenai jenis tanah, lapisan tanah, volume dan lain-lain, sebagai dasar dalam menyusun harga penawaran. Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan klaim apabila terjadi permasalahan tersebut dan atau jika Konsultan Pengawas meminta agar Kontraktor mendatangkan peralatan dan atau tenaga tambahan lainnya demi kelancaran pekerjaan karena belum mencapai hasil yang memuaskan sehingga pekerjaan tersebut belum dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. b. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan hingga kedudukan, elevasi, dimensi, kemiringan dan bentuk sesuai dengan Gambar Rencana dan spesifikasi ini serta petunjuk dari Konsultan Pengawas. c. Kontraktor harus melakukan pengukuran kembali posisi galian pondasi sebelum melakukan penggalian. d. Dalam mengajukan tawaran, Kontraktor harus sudah memperhitungkan kemungkinan, harus menyediakan drain-drain dan pompa sementara, sehingga dasar galian maupun selama mengerjakan lapisan pasir / aanstamping, pengecoran lantai kerja, pondasi, sloof dan sebagainya aman dari genangan air hujan / air tanah, maupun perlindungan dinding galian untuk mencegah longsoran sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Apabila Konsultan Pengawas menilai dasar galian masih terlalu lunak dan perlu untuk diperdalam maka Kontraktor harus melaksankan penggalian kembali sampai mencapai tanah keras sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. e. Untuk galian sloof, permukaan dasar galian harus dipadatkan hingga 100 % kepadatan maksimum pada kadar air optimum / sesuai AASTHO T-99, sebelum penimbunan lapisan / aanstamping dilaksanakan. f. Penggalian tanah bisa dilakukan setelah ukuran dipastikan dan ditandai dengan pemasangan bowplank.
3.3.3.
Urugan Tanah Kembali Bekas Galian a. Pekerjaan pengurugan terdiri dari pekerjaan mengurug tanah pada galian-galian baik untuk pondasi atau galian lainnya, pada kedudukan dan kemiringan sesuai Gambar Rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas. b. Urugan kembali bekas galian dapat dilakukan setelah pekerjaan pasangan selesai dan diterima baik oleh KonsultanPengawas.
Pekerjaan Semenisasi, pemagaran dan Gapura Makam Jln. FL. Tobing RT.06, Desa Rempangan Kec. Loa Kulu
VI - 2
Dokumen Lelang
BAB VI
c.
Penimbunan dilakukan lapis demi lapis seperti dijelaskan pada gambar rencana, kemudian dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas hingga elevasi dan kedudukan seperti pada Gambar Rencana. Tebal lapisan maksimum 20 cm dan dipadatkan hingga 95 % kepadatan maksimum pada kadar air optimum menurut standard AASTHO T-99.
PASAL 4 PEKERJAAN GALIAN / URUGAN 4.1. 4.2.
Kedalaman penggalian tanah disesuaikan dengan Rencana Gambar. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan semua pasangan lainnya dibawah tanah seperti : Rollag atau sloof, semua saluran-saluran dan lain-lain yang nyata-nyata harus dilakukan sesuai dengan Rencana Gambar.
PASAL 5 PEKERJAAN URUGAN 5.1 5.2
5.3 5.4
Kedalaman Urugan tanah disesuaikan dengan Rencana Gambar. Urugan kerja penggalian harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak ataupun menyebabkan timbulnya genangan-genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam. Di bawah pengurugan pasir untuk lantai, pengurugan mempergunakan tanah asalkan harus dipadatkan selapis demi selapis tiap 15 cm dengan stemper. Urugan pasir dilakukan di bawah pasangan pondasi batu kosong setebal sesuai Rencana Gambar. Sebelum pemasangan pondasi ataupun pemasangan lantai pasir harus mendapatkan siraman air yang cukup supaya padat.
PASAL 6 PEKERJAAN BETON 6.1.
Persyaratan / Ketentuan Semua pekerjaan beton ini harus mengikuti persyaratan-persyaratan yang ada dalam PBI – 1971 NI – 2 / SKSNI T – 15 – 1991 – 03 sebagai persyaratan minimum yang harus ditaati oleh Kontraktor, sejauh tidak ditentukan lain dalam pasal ini.
6.2.
Batasan dan Lingkup Pekerjaan Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang cakap, material dan segala macam peralatan bantu seperti mesin aduk, pengangkat, penggetar dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk proses pelaksanaan pekerjaan beton bertulang dengan cepat dan aman. Mutu beton yang digunakan adalah K-175, mutu baja tulangan untuk diameter ≥13 mm digunakan U-32 ( polos atau ulir ), sedang untuk diameter < 13 mm digunakan U-24 (polos standard) digunakan kolom praktis, sloof dan ring balok. Lantai kerja digunakan campuran mutu beton K-100
6.3.
Keahlian dan Pertukangan 6.3.1. Semua pekerjaan tersebut, baik persiapan awal, kelengkapan yang diperlukan dan penyelesaiannya harus dilaksankan oleh tenaga-tenaga ahli, berpengalaman dan yang mengerti benar akan pekerjaannnya. 6.3.2. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu kerja sebanding dengan pekerjaan ahli / standard internasional.
Pekerjaan Semenisasi, pemagaran dan Gapura Makam Jln. FL. Tobing RT.06, Desa Rempangan Kec. Loa Kulu
VI - 3
Dokumen Lelang
BAB VI
6.4.
Standard / Mutu dan Peruntukkannya a. Mutu beton K-175 untuk beton praktis b. Beton tidak bertulang untuk rabat dan lantai kerja.
6.5.
Bahan dan Syarat Bahan 6.5.1. S e m e n a. Semen yang dipakai haruslah Portland Cement ( PC ) suatu merk yang syahkan / disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana diuraikan dalam PBI – 1971. Semen Portland yang dipakai untuk proyek ini setaraf dengan Tonasa. b. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan. Harus diterima dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat. c. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek, tidak diperkenankan dipergunakan kecuali untuk pekerjaan bukan beton. d. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong tidak boleh dipergunakan. e. Semen harus disimpan di dalam gudang yang mempunyai cukup panas dan tidak kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai, tidak boleh ditumpuk dengan ketinggian melampaui 2 meter, serta setiap pengiriman baru harus dipisahkan dan diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya. 6.5.2.
Bahan Pengisi ( pasir dan split / koral ) a. Pasir laut sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan. b. Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan organisme maupun Lumpur tanah, karang, garam dan sebagainya sesuai dengan syarat PBI 1971. c. Bahan pengisi harus disimpan di tempat yang keras permukaannya, besih dan dicegah supaya tidak tercampur dengan bahan-bahan lainnya. d. Pasir beton yang dapat dipergunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur, bahanbahan organis, senyawa-senyawa kimia dan kotoran-kotoran lainya yang dapat mempengaruhi beton. Prosentase koral / beton split sesuai dengan PBI 1971.
6.5.3.
Air Air untuk adukan merawat beton harus bersih atau terbebas dari bahan-bahan yangmerusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi rekat semen.
6.5.4.
Baja Tulangan a. Kualitas besi beton yang dipergunakan ialah U-24. Untuk diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm memakai besi beton U-32. b. Dalam segala hal baja tuangan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan PBI 1971 NI-2 / SKSNI T – 15 – 1991 – 03. c. Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan Gambar Rencana. d. Besi beton yang sudah difabrikasi tidak boleh difabrikasi ulang e. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta bahan lain yang mengurangi daya rekat. f. Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat. g. Baja tulangan harus disimpan dengan tidakmenyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang. h. Kawat beton digunakan untuk mengikat besi beton / tulangan, ikatan antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama pelaksanaan pengecoran.
Pekerjaan Semenisasi, pemagaran dan Gapura Makam Jln. FL. Tobing RT.06, Desa Rempangan Kec. Loa Kulu
VI - 4
Dokumen Lelang
BAB VI
6.6.
Cetakan Beton ( Bekisting ) 6.6.1. Bahan a. Cetakan untuk beton finishing halus harus ternuat dari papan. Tebalnya tergantung dari kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut. Cetakan untuk beton kasar harus dari papan terentang atau jenis lainnya dengan seijin Konsultan Pengawas. b. Papan bekisting harus baru, rata, bersih dan tidak ada retak atau pecah. 6.6.2. Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disanggah sedemikian rupa hingga dapat dicegah getaran yang merusak cetakan akibat tekanan adukan beton, serta mempermudah pemadatan pengecoran tanpa merusak konstruksi. Kayu yang digunakan untuk menunjang harus terdiri dari kayu bermutu baik ( doken, kayu 5/7, 5/10 dll ). 6.6.3. Apalagi system rangka penyangga dari baja, maka harus terpasang sedemikian rupa sehingga pada waktu pengecoran tidak terjadi lendutan dan pada waktu pembongkaran tidak menyebabkan terangkatnya bekisting secara paksa. 6.6.4. Konstruksi dari bekisting pada daerah sambungan harus cukup rapat, akalu diperlukan memakai seal / sejenisnya, supaya air semen tidak bocor dari bekisting. 6.6.5. Kedudukan bekisting harus diatur sedemikian rupa sehingga kuat menahan / menyalurkan gaya-gaya dengan tidak menimbulkan deformasi yang terlihat. 6.6.6. Pemasangan bekisting harus benar-benar lurus dan siku ,untuk itu harus dicek dengan waterpass.
6.7.
Adukan Adukan beton yang dibuat setempat ( site mixing ). Adukan yang dibuat setempat di dalam site, harus memliki syarat-syarat sebagai berikut : 1.7.. Adukan beton dibuat dengan mengadakan alat pengaduk mesin ( batch mixer ). Type kapasitas harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. 2.7.. Kecepatan pengaduk sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut. 3.7.. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk. 4.7.. Lama pengadukan tidak kurang dari 5 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin pengaduk.
6.8.
Pekerjaan Pengecoran Beton 6.8.1. Proporsi semen, pasir dan kerikil adalah minimal, jadi tidak diijinkan untuk dikurangi. 6.8.2. Sebelum adukan beton dicor, kayu-kayu bekisting harus bersih dari kotoran seperti serbuk gergaji, minyak, tanah, dll serta harus diadakan tindakan-tindakan untuk menghindari berkumpulnya air pembasah tersebut pada sisi bawah. Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas, maka semua resiko akan menjadi tanggung jawab Kontraktor. 6.8.3. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk ( beton molen ) sekurangkurangnya 5 menit setelah semua bahan dimasukkan ke dalam drum pengaduk, adukan harus memperlihatkan susunan dan warna yang merata / sama. 6.8.4. Adukan beton harus sudah dicor dalam waktu 1 (satu) jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Bila adukan digerakkan secara terus menerus jangka waktu ini dapat diperpanjang hingga 2 ( Dua ) jam. 6.8.5. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa henti dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan dari Konsultan Pengawas. Tidak dibenarkan mengecor pada waktu hujan, kecuali jika Kontraktor mengambil tindakan pencegahan kerusakan yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas. 6.8.6. Adukan harus dipadatkan dengan baik dan memakai alat penggetar ( vibrator ) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3.000 getaran dalam 1 (satu) menit.
Pekerjaan Semenisasi, pemagaran dan Gapura Makam Jln. FL. Tobing RT.06, Desa Rempangan Kec. Loa Kulu
VI - 5
Dokumen Lelang
BAB VI
Penggetaran harus dimulai pada waktu adukkan dimasukkan dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya. 6.8.7.
6.8.8.
6.8.9.
6.8.10.
Dalam permukaan yang vertical, vibrator harus dekat ke cetakkan tetapi tidak menyentuhnya, tidak boleh menggetarkan pada 1 ( Satu ) bagian adukan lebih dari 20 detik. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan ke bagian-bagian yang sudah mengeras. Kecepatan menaruh adukan harus disesuaikan dengan kapasitas vibrator. Adukan beton harus diangkat sedemikian rupa sehingga dapat dicegah adanya pemisahan bagian-bagian bahan dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,5 meter. Apabila ada pertemuan dengan beton yang sudah dicor, bidang pertemuan harus disiram dengan air semen kental + calbond.
6.9.
Pemasangan Angker Pada semua sambungan-sambungan tegak dari kolom beton dengan dinding, harus dipasang batang tulangan dari baja yang diameternya 8 mm panjang 50 cm, dibengkokkan ujung yang satu dimasukkan ke dalam beton dan satunya lagi panjangnya 35 cm dibiarkan menjorok untuk dimasukkan ke dalam sambungan dinding tembok. Angker-angker ini harus ditempatkan dengan jarak 35 cm – 150 cm – 250 cm dan seterusnya diukur dari atas sloof pondasi beton bertulang. Pemasangan angker harus dilaksanakan sebelum kolomkolom dicor, jadi angker tidak boleh dipasang dengan cara membobok kolom yang sudah dicor.
6.10.
Lubang dan Balok Klos Kontraktor harus menentukan tempat dan memasang lubang-lubang dengan kayu-kayu keras untuk paku, untuk klos-klos angker dsb, yang diperlukan di tempat pipa bersilang. Memasang rangka atau lain-lain pekerjaan kayu halus. Alat-alat yang salah menempatkan harus disingkirkan jika memang diperintahkan oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.
6.11.
Toleransi – toleransi 6.11.2. Toleransi pada beton cetakan kasar : Toleransi pada besi beton cetakkan kasar 1 cm 6.11.3. Toleransi pada cetakan beton halus : Toleransi pada beton cetakan halus 0,6 cm untuk posisi masing-masing bagian.
6.12.
Pipa – pipa 6.12.2. Pipa listrik dan lain-lainnya serta bagian-bagiannya yang harus tertanam di dalam ataupun bersinggungan dengan beton harus dari bahan yang tidak merusak beton. 6.12.3. Pipa dan bagian-bagiannya yang terbuat dari aluminium tidak boleh tertanama dalam beton, kecuali bila ditutup dengan lapisan efektif dapat mencegah reaksi kimia antar aluminium dengan baja. 6.12.4. Pipa yang ditanam dalam beton tidak boleh mempunyai diameter yang lebih besar dari pada 1/3 tebal beton tempat pipa tersebut tertanam. 6.12.5. Pipa yang menembus beton harus mempunyai ukuran dan letak yang tidak mengurangi kekuatan konstruksi.
6.13.
Perlindungan Beton Untuk melindungi beton dicor dari cahaya matahari, angin dan hujan, sampai beton mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat harus diambil tindakkan 6.13.2. Semua cetakan yang diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai cetakan dibongkar. 6.13.3. Setelah pengecoran, beton harus terus-menerus dibasahi selama 14 hari berturut-turut.
Pekerjaan Semenisasi, pemagaran dan Gapura Makam Jln. FL. Tobing RT.06, Desa Rempangan Kec. Loa Kulu
VI - 6
Dokumen Lelang
BAB VI
6.14.
Pembongkaran Cetakan 6.14.2. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan kubusyang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan pada bagian-bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. 6.14.3. Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada Kontraktor dan mengenai pembongkaran cetakan mengikuti PBI 1971 dalam pasal yang bersangkutan. 6.14.4. Kontraktor harus memberitahu Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas bilaman ia ( Kontraktor ) bermaksud membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan meminta persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Kontraktor lepas dari tanggung jawab.
6.15.
Cacat Pada Beton Meskipun pada pengujian kubus-kubus memuaskan Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat sebagai berikut : Konstruksi beton yang keropos. Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan Gambar Rencana. Konstruksi beton yang tidak lurus atau rata seperti yang direncanakan Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
PASAL 7 PEKERJAAN PASANGAN 7.1.
7.2.
Lingkup Pekerjaan 7.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu yang tidak dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini dengan baik. 7.1.2. Adukan / perekat pasangan menggunakan jenis :
Jenis Adukan
Komposisi Adukan
A.1 A.2 A.3 A.4
1 PC : 2 Pasir Pasang 1 PC : 3 Pasir Pasang 1 PC : 4 Pasir Pasang 1 PC : 5 Pasir Pasang
Syarat Bahan 7.2.1. Semua bata merah harus dari mutu kelas satu, padat, keras dan matang pembakarannya, benar ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan BMS-NI 10. 7.2.2. Semua bata untuk seluruh bangunan sebaiknya bata yang digunakan lokal dengan persetujuan Konsultan Pengawas. 7.2.3. Semen pasir ( Agregat Halus ) dan air harus mengikuti ketentuan dalam pasal pekerjaan beton atau pekerjaan plesteran.
Pekerjaan Semenisasi, pemagaran dan Gapura Makam Jln. FL. Tobing RT.06, Desa Rempangan Kec. Loa Kulu
VI - 7
Dokumen Lelang
7.2.4.
7.3.
BAB VI
Sebelum pemasangan dimulai kontraktor harus memperlihatkan contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Pemimpin Kegiatan.
Syarat-syarat Pelaksanaan 7.3.1. Batu bata sebelum dipasang harus dibasahi (direndam dalam air) terlebih dahulu dan bersih, batu bata harus dipasang tegak lurus dengan bantuan bentangan benang yang sifatnya datar. 7.3.2. Seluruh batu bata yang digunakan harus dari satu pabrik pembuat dan batu bata harus utuh, bata yang patah tidak diperkenankan untuk dipakai kembali. 7.3.3. Pasangan bata merah dengan adukan A.1. a. Seluruh pasangan bata setingi minimal 20 cm di bawah muka lantai untuk di dinding yang berdiri di atas muka tanah. b. Seluruh pasangan bak kontrol saluran air dari pasangan bata. c. Dan lain-lain sesuai Gambar rencana. Untuk dinding bata lainnya digunakan adukan A.4 7.3.4. Pasangan bata merah dengan adukan A.2, dipergunakan untuk semua ujung-ujung dinding, sudut-sudut, pinggiran lubang dan sebagainya. 7.3.5. Pemasangan dinding dilaksanakan secara bertahap setiap tahap terdiri dari maksimum 4 lapis, setiap harinya diikuti dengan cor kolom praktis. 7.3.6. Pasangan batu bata yang berbatasan dengan kolom / baja harus diberi angker. 7.3.7. Semua angker, pipa-pipa, peralatan dan lain-lain yang akan ditanam dalam dinding batu bata harus dilaksanakan. 7.3.8. Setelah bata terpasang, adukan naad / siar harus dikerok rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram dengan air. Sisa-sisa adukan yang berserakan harus dibersihkan.
PASAL 8 PEKERJAAN PLESTERAN 8.1.
8.2.
Lingkup Pekerjaan 8.1.1. Termasuk dalam pekerjaan pesteran ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat Bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksankan pekerjaan plesteran, sehingga didapatkan hasil pekerjaan yang bermutu baik. 8.1.2. Jenis plesteran untuk pekerjaan penyelesaian sbb :
Jenis Plesteran
Komposisi Adukan Plsteran
P.1 P.2 P.3
1 PC : 2 Pasir 1 PC : 3 Pasir 1 PC : 5 Pasir
Persyaratan 8.2.1. Untuk adukan plesteran, penggunaan Portland cement dan air dalam segala hal haru memenuhi ketentuan pasal 4-4.5.2.
Pekerjaan Semenisasi, pemagaran dan Gapura Makam Jln. FL. Tobing RT.06, Desa Rempangan Kec. Loa Kulu
VI - 8
Dokumen Lelang
8.2.2.
8.2.3.
8.3.
Khusus pasir, digunakan pasir pasang dengan gradasi tidak lebih Ø 0.35 mm bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik organis maupun Lumpur, tanah, garam dan sebagainya. Juga dalam hal penyimpanan pasir harap diperhatikan pasal 4-4.5.2.
Penggunaan Jenis Plesteran 8.3.1. Plesteran kasar Permukaan pasangan batu yang terendam di dalam tanah (harus kedap air) harus diplester dengan menggunakan jenis plesteran P.I. bila pasangan tersebut juga menggunakan adukan A.1. 8.3.2.
8.3.3.
8.3.4.
8.3.5.
8.4.
BAB VI
Plesteran halus Untuk penyelesaian/penutup permukaan pasangan bata yang tidak tertutup atau ditutup dengan bahan lain, harus diplester secara halus, rapi, rata dan tidak boleh lebih tipis dari 1,5 cm dan tidak boleh lebih tebal dari 2,5 cm. a. Plesteran dengan adukan P.1. adalah untuk daerah yang terkena air atau pasangan tersebut menggunakan A.1. b. Plesteran dengan adukan P.2. adalah untuk bagian sudut-sudut pinggiran ambang pintu dan jendela yang mudah rusak. c. Plesteran dengan adukan P.3. adalah untuk penutup permukaan pasangan bata yang menggunakan adukan A.4. d. Untuk diperhatikan bahwa pekerjaan plesteran dinding dapat dilaksanakan sesudah semua bahan / alat yang harus tertanam dalam dinding misalnya pipa-pipa listrik, pipa air dan sebagainya selesai dikerjakan. a. Permukaan pasangan yang akan diplester harus bebas dari segala kotoran, kemudian disiram air. Plesteran Lebih Halus ( Acian ) Setelah diplester dengan jenis plesteran seperti telah diuraikan dalam pasal 8.3.2. di atas selanjutnya permukaan plesteran tersebut diperhalus lagi dengan plesteran halus (acian). Yang menggunakan jenis plesteran yang sejenis dengan plesteran sebelumnya hanya pasir pasang yang digunakan disaring / diayak agar menghasilkan butiran yang lebih halus dari pasir pasang untuk plesteran. Plesteran Siar Bila plesteran siar untuk penyelesaian permukaan pasangan batu pecah atau bahanbahan penutup lainnya digunakan jenis plesteran P.1. Plesteran Beton Semua permukaan beton yang terlihat, misalnya : Kolom-kolom, Balok, Luifel Plat Beton Sunscreen dan sebagainya harus diplester dengan adukan P.2.
Syarat-syarat Pelaksanaan 8.4.1. Untuk mengerjakan plesteran dinding bata dan permukaan beton harus diberikan cukup waktu. Tidak boleh memulai pekerjaan plesteran sebelum tembok dinding betul-betul kering. 8.4.2. Permukaan beton harus dikasarkan dengan pahat atau dipalu, lemak atau minyak yang melekat harus dibersihkan sebelum diplester. 8.4.3. Semua permukaan/ bidang yang akan diplester harus disikat kasar (besi) terutama pada bidang-bidang yang berlumut, kemudian dibasahi atau disiram dengan air. 8.4.4. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya permukaan-permukaannya harus dibasahi dengan air hingga tetap lembab, hal ini untuk menghindari retak-retak rambut.
Pekerjaan Semenisasi, pemagaran dan Gapura Makam Jln. FL. Tobing RT.06, Desa Rempangan Kec. Loa Kulu
VI - 9
Dokumen Lelang
8.4.5.
8.4.6.
8.4.7.
8.4.8. 8.4.9.
8.5.
BAB VI
Semua adukan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan sesuai dengan persyaratan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor diberi kesempatan menggunakan bahan-bahan kimia tambahan yang diperlukan. Untuk dapat mencapai tebal yang rata dari suatu bidang plesteran , harus diadakan pemeriksaan secara silang.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh yang mengerjakanpekerjaan plesteran sendiri, dengan memakai penggaris panjang yang digerakkan secara horinzontal dan kemudian secara vertikal / silang. Tebal plesteran akan mencapai 20 mm tergantung dari ukuran bata dan bidang beton. Ketebalan 20 mm agar diperoleh dalam 2 kali lapisan pekerjaan. Lapisan pertama setebal 10 – 20 mm merupakan lapisan dengan permukaan kasar ( juga harus diperiksa secara silang ). Kemudian lapisan kedua diletakkan untuk mencapai bidang yang lebih rata permukaannya dengan pengerjaan secara lebih teliti, akhirnya akan diperoleh ketebalan plesteran ± 20 mm. Pekerjaan plesteran dan acian harus benar-benar rata dan siku Setelah hasil pekerjaan plesteran memenuhi syarat dan disetujui Konsultan Pengawas, baru dilakukan pengecekkan.
Perbaikan dan Pembersihan 8.5.1. Membetulkan semua pekerjaan yang cacat harus dilaksanakan dengan pembongkaran bagian tersebut hingga membentuk bujur sangkar. 8.5.2. Pekerjaan yang sudah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan cacat-cacat lainnya. 8.5.3. Sewaktu-waktu dengan teratur, selama pelaksanaan penyelesaian pekerjaan, semua permukaan yang menjadi kotor dalam melaksanakan pekerjaan harus dibersihkan.
PASAL 9 PEKERJAAN KAYU
9.1.
Lingkup Pekerjaan Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini meliputi : 9.1.1.
9.2.
Pekerjaan Kayu Halus : a. Pintu berikut rangka c. Pekerjaan kayu halus pada umumnya
Persyaratan Bahan 9.2.1.
Jenis kayu yang dipakai : a. Kayu Ulin Untuk Penurapan , yang diawetkan, Kelas Kuat II, Kelas Awet I, Mutu A. Digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang disebutkan di atas, terkecuali dinyatakan dalam gambar. b. Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing. c. Hindarkan dari adanyan cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu, melintang basah dan lapuk.
Pekerjaan Semenisasi, pemagaran dan Gapura Makam Jln. FL. Tobing RT.06, Desa Rempangan Kec. Loa Kulu
VI - 10
Dokumen Lelang
BAB VI
d. e. f. g.
Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Untuk kayubengkirai Samarinda, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 15 %. Semua kayu yang dipasang / dipakai ialah yang disetujui oleh Perencana / Konsultan Pengawas. Seluruh bahan kayu harus dilapisi dengan bahan pengawetan. Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pemasangan, haru diletakkan di suatu tempat / ruangan yang kering udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
9.3.
Syarat-syarat Pelaksanaan 9.3.1. Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan Konsultan Pengawas. 9.3.2. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan untuk mendapatkan ketetapan pemasangan lapangan. 9.3.3. Rangka kayu untuk langit-langit yang telah direncanakan dalam gambar, dengan memperhatikan letak dan bentuk armature lampu yang terpasang pada langit-langit dan lain-lain yang terpasang. 9.3.4. Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus diperhalus, rata dan waterpass. 9.3.5. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi keratan 0,5 cm untuk setiap 2 m².
9.4.
Pekerjaan Kayu Halus 9.4.1. Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sudah diketam halus dan siap difinish). 9.4.2. Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus menggunakan mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakan di tempat pemasangan. 9.4.3. Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau cara lainnya yang dapat merusak bahan kayu tersebut, kecuali dengan persetujuan Konsultan Pengawas. 9.4.4. Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul atau sejenisnya yang telah disetujui Konsultan Pengawas. 9.4.5. Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu. 9.4.6. Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap menerima finish. Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul atau sejenisnya, kecuali disyaratakan lain oleh Perencana / Konsultan Pengawas. 9.4.7. Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu baik kualitas maupun sejenisnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. 9.4.8. Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas, jika ada yang tidak memenuhi persyaratan maka Kontraktor harus mengganti atas tanggung jawabnya. 9.4.9 Semua pekerjaan berupa paku, neut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi sesuai dengan NI-5. 9.4.10. Setelah dipasang, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan benda lain dan kerusakan-kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor. 9.4.11. Kayu plint atau lainnya yang melekat langsung pada dinding pasangan bata, partisi dan beton harus diberi lapisan meni kayu 2 lapis. 9.4.12. Pengerjaan kayu secara umum a. Semua permukaan kayu yang akan tampak / terlihat harus diserut lurus, licin, rata dengan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah-pecah. b. Penambahan bagian yang pecah / cacat tidak diperkenankan, semua bahan yang cacat dan kerusakanan tersebut harus diganti atas biaya Kontraktor.
Pekerjaan Semenisasi, pemagaran dan Gapura Makam Jln. FL. Tobing RT.06, Desa Rempangan Kec. Loa Kulu
VI - 11
Dokumen Lelang
BAB VI
c.
d. e.
Untuk konstruksi kayu yang lurus, harus dilaksanakan tanpa sambungan. Untuk penyambungan yang terpaksa dilakukan harus dimintakan ijin terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas. Ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, yaitu setelah diserut dan diamplas bilamana perlu. Pada titik pertemuan atau sambungan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga bagian-bagian yang bertemu terletak pada satu bidang. Gabungan-gabungan atau pertemuan tersebut harus rapi dan kokoh dengan konstruksi pen dan lubang atau gigi-gigi dengan pasak, baut atau lem.
PASAL 10 PEKERJAAN PENGECATAN 16.1. Lingkup Pekerjaan 16.1.1. Persiapan permukaan yang akan diberi cat. 16.1.2. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. 16.1.3. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana. 16.2. Pekerjaan Cat Dinding 16.2.1. Yang termasuk pekerjaan cat dinding ialah pengecatan seluruh plesteran bangunan atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar. 16.2.2. Cat yang digunakan setara Merk Danabrite, warna ditentukan perencana / direksi lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan. 16.2.3. Sebelum dinding diplamur , plesteraan harus sudah betul-betul kering, tidak ada retakretak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Konsultan / Pengawas Lapangan. 16.2.4. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata, untuk menghaluskan dipakai amplas. 16.2.5. Sesudah 7 hari plamur terpasang kemudian dibersihakan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller. 16.2.6. Setelah pengerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran. 16.2.7. Cat dinding luar menggunakan cat weathershield. 16.3. Pekerjaan Cat Plafond 16.3.1. Yang termasuk dalam pekerjaan Cat plafond adalah plafond plywood dan plafond gypsum, bagian-bagian lain yang ditentukan gambar. 16.4. Pekerjaan Cat Kayu 16.4.1. Yang termasuk pekerjaan cat kayu adalah lisplank kayu, dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar. 16.4.2. Cat yang digunakan setara Merk Aftelax, warna ditentukan perencana / direksi lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan. 16.4.3. Bidang yang akan dicat diberi meni kayu setara Merk Aftelak, warna merah 1 lapis, kemudian diplamur sampai lubang-lubang / pori-pori terisi sempurna. 16.4.4. Setelah 7 hari, bidang plamur diamplas besi halus dan dibersihkan dari debu kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 kali. Pekerjaan Semenisasi, pemagaran dan Gapura Makam Jln. FL. Tobing RT.06, Desa Rempangan Kec. Loa Kulu
VI - 12
Dokumen Lelang
BAB VI
16.4.5. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk utuh, rata, tidak berbintik atau gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
PASAL 11 PEKERJAAN LAIN-LAIN DAN PENUTUP
1.
2. 3. 4. 5.
Lapangan kerja pembangunan diserahkan keadaannya kepada Kontraktor dengan kondisi lapangan yang ada selanjutnya setelah dilaksanakan pembangunan gedung, maka Kontraktor menyerahkan dalam keadaan sempurna. Penjelasan-penjelasan lain yang belum diuraikan dalam RKS ini tapi termasuk di dalam gambar dan petunjuk Direksi. Uraian-uraian lain yang belum tercantum dalam RKS dan gambar akan dijelaskan pada waktu Rapat Aanwijzing yang sifatnya tidak dapat dipisahkan dengan RKS Induk. Apabila terjadi perbedaan antara gambar dengan RKS maka yang akan dipakai adalah petunjuk direksi atau Pimpinan Kegiatan yang dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Pelaksanaan. Kontraktor Pelaksana h arus m embuat As Built Drawing sebagai laporan akhir pelaksanaan kegiatan.
Samarinda, 2013 Konsultan Perencana CV. Alfares Anugrah Consult
A l p I a n, ST Direktur
Pekerjaan Semenisasi, pemagaran dan Gapura Makam Jln. FL. Tobing RT.06, Desa Rempangan Kec. Loa Kulu
VI - 13