EKONOMI REGIONAL ( ILMU PEMBANGUNAN WILAYAH )
4 pilar penopang Ek Reg : 1. geografi 2. perencanaan kota 3. Ekonomi 4. Teori lokasi Kekurangannya : aspek biogeofisik, aspek sosial budaya 6 pilar penopang Ekonomi Regional : 1. anal analis isa a geo geofi fisi sik k 2. anal analis isa a kelem kelemba bagaa gaan n 3. anal analis isa a ekon ekonom omii 4. anal analis isa a sos sosia iall bud buday aya a 5. anal analis isa a ling lingku kung ngan an 6. anal analis isa a lok lokasi asi KONSEP RUANG DAN WILAYAH 1. Konsep Ruang Beda mandasar ilmu ekonomi dan ekonomi regional : Ilmu ekonomi menjawab pertanyaan : apa, berapa, bagaimana, untuk siapa, bilamana Ekonomi regional menjawab kelima pertanyaan di atas + DIMANA 2. Konsep Wilayah Wilayah : unit geografis dengan batas tertentgu yang tergantung satu dengan lainnya secara fungsional a. Wilayah Homogen ( Homogeneous Region ) :
Wilayah yang dipandang dari satu aspek / criteria mempunyai sifat dan cirri yang relative sama, seeprti : struktur produksi dan konsumsi, tingkat pendapatan, iklim, budaya, agama. Contoh : wilayah pertanian pangan, perikanan, perkebunan coklat. Desa, kabupaten, propinsi, ASEAn ( skala internasional )
b. Wilayah Nodal ( Nodal Region ) Secara fungsional punya ketergantungan antara pusat ( inti ) dan daerah belakangnya ( hinterland ), dilihat dari arus penduduk, faktor produksi, barang dan jasa. Batas wilayah nodal ditentukans ejauh mana pengaruh dari suatu pusat kegiatan ekonomi digantikan oleh pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi lain. Digambarkan sebagai sel hidup inti dengan daerah perifer yangs aling melengkapi Saling tergantung : melalui perantaraan jual beli barang dan jasa secara lokal
1
Ada peluang pertukaran barang dan jasa secara intern. Kecil kemungkinan utk mengadakan perdagangan antara satu dengan lainnya. Contoh : Jabodetabek, SIJORI, IMS- GT ( Indonesia Malaysia Singapore Growth Triangle )
c. Wilayah Perencanaan ( Planning Region ) Menurut Booudeville : Wilayah yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan – keputusan ekonomi Cukup besar utk terjadinya perubahan penting dalam penyebaran penduduk, dan kesempatan kerja, namun cukup kecil kemungkinan utk persoalan pere ncanaan dapat dipandang sebagai kesatuan. Menurut Kleassen : Ciri-2nya : 1. Cukup besar utk mengambil keputusan ekonomi terkait skala ekonomi 2. Mampu mengubah industri sendiri dengan tenaga kerja yang ada 3. Punya struktur ekonomi yang homogen 4. Punya sekurang – kurangnya satu titik pertumbuhan 5. Menggunakan cara pendekatan perencanaan pembangunan. 6. Masyarakatnya punya kesadaran bersama terhadap persoalannya Jadi wilayah perencanaan merupakan daerah geografi yang cocok untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan untuk memecahkan persoalan regional. Contoh : Wilayah Pembangunan dalam Repelita, Propenas, Propeda propinsi, kabupaten.
nasional,
d. Wilayah Administratif : Batas – batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan atau politik spt : prop, kab / kota, kecamatanm, desa/ kelurahan Kelebihan konsep ini : pengelompokan data berorientasi pada batas wilayah administratif. e. Wilayah Pesisir dan Lautan Merupakan wilayah yang dapat termasuk dalam ke 4 wilayah tsb
TEORI LOKASI Untuk memilih lokasi kegiatan ekonomi dan sosial serta analisa interaksi antar wilayah Faktor Penentu Pemilihan Lokasi kegiatan ekonomi : 1. Ongkos angkut 2. Perbedaan upah antar wilayah 3. Keuntungan aglomerasi muncul bila kegiatan ekonomi yang saling terkait terkonsetrasi pada suatu tempat tertentu. Keterkaitan : backward linkage ( dengan bahan baku ), forward linkage ( dengan pasar ).
2
Keuntungan aglomerasi muncul dalam 3 bentuk : a. keuntungan skala besar baik bahan baku maupun pasar ( Scale economies ) b. Keuntungan Lokalisasi ( localisation economies ) dari penurunan ongkos angkut c. Keuntungan karena penggunaan fasilitas secara bersama ( urbanization economies ) : listrik, gudang, angkutan, air dll. 4. Konsentarsi permintaan antar wilayah ( Spatial Demand ) 5. Kompetisi antar wilayah ( Spatial Competition ) Bila persaingan tajam seperti pada pasar persaingan sempurna, maka pemilihan lokasi perusahaan cenderung terkonsentrasi dengan perusahaan l;ain yang menjual produk yang sama.. Bila persaingan tidak tajam ata pada pasar monopoli, pemilihan lokasi cenderung bebas. 6. Harga dan sewa tanah Untuk maksimalisasi keuntungan, perusahaan akan cenderung memilih lokasi dimana harga sewa tanah rendah. Teori Lokasi: 1. Bid Rent Theories ( Von Thunen ) Pemilihan lokasi didasarkan pada kemampuan membayar harga tanah ( bid – rent ) yang berbeda dengan harga pasar tanah ( land – rent ). lokasi berdasarkan bid-rent tertinggi. Makin dekat letaknya dengan pasar penjualan p enjualan atau pusat kota makin tinggi sea tanah makin berkurang biaya transportasi.
Model Von Thunen dapat dipakai dip akai untuk menentukan distribusi kegiatan pertanian. Komoditas pertanian yang mempunyai panen hasil per hektar yang lebih rendah dan harga pasar lebih rendah akan ditanam di aats tanah yang lebih jauh dari pusat.
3
2. Least Cost Theories ( Alfred Weber ) : Pemilihan lkokasi pada prinsip biaya minimum ( least cost ). Lokasi optimal : pada biaya produksi dfan ongkos angkut terkecil. hasil : keuntungan maksimal. 3. Market Area Theories ( August Losch Losch ) : Pemilihan lokasi pada prinsip luas pasar ( market area area ) terbesar yang dikuasai perusahaan ANALISA INPUT OUTPUT
1. Menggambarkan kaitan antar industri / sektor sehingga mempermudah pemahaman terhadap ekonomi regional. 2. Mengidentifi Mengidentifikasi kasi direct direct & indirect indirect demand demand dalam dalam suatu suatu industri. industri. 3. Untuk mengetahui mengetahui backward backward & forward forward linkage linkage setiap setiap sektor 4. Meramalkan Meramalkan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi ekonomi & tingkat tingkat kemakm kemakmuran. uran. 5. Menghi Menghitun tung g kebutuha kebutuhan n tenaga tenaga kerja kerja dan dan modal modal Input : a. input primer : berupa tenaga kerja, keahlian, peralatan, modal. b. input antara ( intermediate input ) : output dari sektor lain intermediate goods. Analisa I-O menggambarkan keterkaitan antar sektor dalam perekonomian wilayah keterkaitan langsung dan tidak langsung kaitan dengan direct dan indirect demand. Direct Demand Kebun sawit TBS ( Tandan buah segar ) sawit
Pupuk
CPO - pabrik minyak goreng
pestisida
Indirect demand Pabrik minyak goreng tidak perlu pupuk dan pestisida, namun bila : Demand minyak goreng naik demand CPO naik demand TBS naik demand pupuk dan pestisida naik demand tenaga kerja naik. Untuk analisa : a. Sektoral ( industri ) intra, inter industri b. Regional Intra : Single Region Inter : IRIO ( 2 atau beberapa wilayah ) MRIO ( banyak wilayah ) a. Single Region : 1 wilayah, multisektoral Asumsi : tiap sektor dalam wilayah memproduksi 1 jenis produk Kelemahan :
4
1. Tidak ada economis of scale 2. Impor Impor ekspor ekspor sbg faktor faktor eksogen eksogen 3. Tiap input input dianggap dianggap sama penting pentingnya nya dalam berkontrib berkontribusi usi menghasilk menghasilkan an output. output. Koefisien input : bersanya input yang dibutuhkan daris ektor lain agars ektor tsb dapat menghasilkan produk senilai 1. __> input dari masing – masing masing sector dibagi total output dari sektor tsb. b. IRIO ( Inter Regional Input Output )
2 wilayah atau lebih, multisektoral Perluasan dari Single Region, dg memasukkan unsur ekspor impor Transaksi dibagi menjadi sektor & wilayah asal dan sektor & wilayah tujuan. Bila Single Region menganggap semua sektor input sama penting terhadap sektor output, maka IRIO memberikan pembobotan utk setiap sektornya melalui koeffisien input. Dampak ekonomi dapat dihitung secara sektoral ( spt Single Region ) dan spasial.
c. MRIO ( Multi Regional Input Output ) Analysis Banyak wilayah, multi sektoral Penyederhanaan IRIO Asumsi : Penjualan dari output sektor 1 wilayah L ke sektor di wilayah M ditampung dalam suatu pool dari barang 1, bersama dengan semua output sektor 1 dari wilayah M. Data yang diperlukan : data pengiriman barang antar wilayah, tanpa spesifikasi pembeli di wilayah tujuan tidak perlu data sektor output. Data pengiriman tidak hanya utk penggunaan inter industri namun juga untuk memuaskan final demand ( mis household consumption ) di wilayah tujuan. PENGUKURAN LINKAGE
1. Backward Linkage : Perubahan sektor hilir menarik sektor hulu untuk ikut berkembang DBL > ( atau TBL ) ketergantungan sektor j thd input dari sektor lain > 2. Forward Linkage : Peningkatan sektor hulu / input mendorong peningkatan di sektor hilir ( output ) DFL ( atau TFL ) > makin banyak banyak sektor i dipergunakan sebagai input produksi utk sektor j. 3. Combined Linkage : Bila TBL j > 1 sektor j lebih tergantung dari nilai rata – rata regional sektor terhadap input dari sektor – sektor dalam wilayah tsb. Sektor yg terpenting dalam regional ekonomi : kiri atas TFL* > 1, TBL > 1
5
TABEL TRANSAKSI DALAM METODE I – O
Kuadran I : transaksi antar sektor, merupakan sistem produksi dan bersifat endogen Kuadran II : final demand barang dan jasa yang dibeli oleh masyarakat untuk dikonsumsi dan untuk investasi. Kuadran III :input primer : semua daya dan dana yang diperlukan untuk menghasilkan produk tapi di luar kategori input antara mis : tenaga kerja, keahlian , modal dll Jkuadran IV : bagaimana balas jasa yang diterima input primer didistribusikan didistribusikan ke dalam final demand.
SPATIAL LINKAGE ANALYSIS Pengembangan Spatial Linkage :
6
1. Lingkungan fisik : jalan raya, jalan KA, sungai, transportasi air, interdependensi ekologi ekonomi : pola pasar, aliran bahan baku, alur kapital, aliran pendapatan, 2. Linkage ekonomi : pola konsumsi dan belanja, aliran komoditas interregional cross linkage dengan linkage produksi
3. Lingkage pergerakan Populasi : tergantung pada transportasi dan hubungan komunikasi migrasi temporer dan permanen , perjalanan ke tempat kerja 4. Linkage teknologi sistem irigasi, teknologi interdepensi, sistem telekomunikasi. sosial : pasar sebagai pusat hubungan interaksi sosial 5. Linkage interaksi sosial : kelompok sosial, pola kekerabatan, pola kunjungan, ritual keagamaan.
interaksi
6. Linkage layanan sosial menentukan faktor – faktor yang dapat menciptakan dan mendukung hubungan sosial. Pola energi dan jaringan, pendidikan dan latihan, pola perdagangan, 7. Linkage politik, administrasi dan organisasi menentukan faktor – faktor yang dapat menciptakan dan mendukung suatu hubungan sosial
7
LOCATION QUOTIENT
Location Quotient ( kuosien lokasi) merupakan suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sector di suatu daerah terhadap besarnya peranan sector tersebut seara nasional. Manfaat Analisa LQ : 1. Mengetahui Mengetahui apa saja yang yang terdapat terdapat dan yang tdk tdk terdapat terdapat di daerah daerah tsb tsb 2. Menget Mengetahui ahui besar besar suatu suatu indust industri ri 3. Menget Mengetahui ahui bany banyakny aknyaa impor impor barang barang di daera daerah h tsb 4. Meliha Melihatt output output indust industri ri / expor expor dari dari daerah daerah tsb xi
LQ =
PDRB Xi
PNB Dimana : .
xi
=
Nilai tambah sector i di suatu daerah
PDRB
=
Produk Domestik Regional Bruto
Xi
=
Nilai Tambah sector i seara nasional
PNB
=
Produk Nasional Bruto
LQ lebih besar dari 1 ( LQ > 1 ) : berarti komoditas tersebut merupakan sektor basis artinya produksi komoditas yang bersangkut bersangkutan an sudah melebihi kebutuhan konsumsi konsumsi di daerah dimana komoditas komoditas tersebut dihasilkan dan kelebihannya dapat dijual keluar daerah. LQ lebih kecil dari satu (LQ<1) : produksi komoditas tersebut belum mencukupi kebutuhan konsumsi di daerah yang bersangkutan dan pemenuhannya didatangkan dari daerah lain. LQ sama sama deng dengan an satu satu ( LQ=1) LQ=1) : produksi komoditas yang bersangkutan hanya cukup untuk kebutuhan daerah setempat.
Dalam menganalisa LQ diperlukan informasi mengenai : 1. Industri Industri apa yang dimiliki dimiliki dan dan yang yang tidak dimiliki dimiliki daerah daerah tsb tsb 2. Indust Industri ri mana mana yang yang mewak mewakili ili daerah daerah tsb tsb 3. Impor Impor baran barang g dan jasa jasa apa apa yang yang dapat dapat dikura dikurangi ngi
8
4. Apa yang yang bisa diekspor diekspor oleh daerah daerah tsb tsb untuk jadi jadi unggulan unggulan produknya produknya..
FILOSOFI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN 4 FILOSOFI : 1. Terkai Terkaitt dengan dengan temp tempat at vs prog program ram kera kerakya kyatan tan 2. keseim keseimban bangan gan vs perti pertimba mbanga ngan n efisie efisien n 3. kete keterd rdes esak akan an wakt waktu u 4. sasa sasara ran n targ target et Strategi pembangunan ekonomi kerakyatan menurut PULVER 5 strategiu umum : 1. memikat new basic employer ( manufaktur, non manufaktur : atraksi turis ) 2. mening meningkat katan an efis efisien iensi si peru perusah sahaan aan 3. mening meningkat katkan kan kema kemampu mpuan an merau meraup p dollar dollar 4. mendor mendorong ong formas formasii usaha usaha baru baru 5. mening meningkat katkan kan bant bantuan uan peme pemeirn irntah tah pusat pusat EVALUASI KEBIJAKAN Memerlukan : 1. urai uraian an sasa sasara ran n keb kebij ijak akan an 2. identi identifik fikasi asi input input dan dan biya biya program program 3. efek efek kebija kebijakan kan terha terhadap dap sasa sasaran ran negar negara a 4. identi identifik fikasi asi dampak dampak kebija kebijakan kan 4 metode evaluasi kebijakan ( Richardson ) : 1. Ad hoc hoc ass asses essm smen entt 2. Perban Perbandin dingan gan actua actuall vs expected expected perfor performan mance ce 3. pengukuran pengukuran dalam dalam bentuk bentuk pencapaia pencapaian n sasaran sasaran yang sudah sudah ditentu ditentukan kan 4. cost cost ben benefi efitt ases asessm smen entt
NERACA EKONOMI REGIONAL Perangkat Ekonomi regional a. Perhitungan Pendapatan Nasional : Segi produksi Segi Pendapatan Segi Pengeluaran PDRB atas dasar dasar harga pasar / harga berlaku : minus penyusutan Menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku setiap tahun,
jasa yang dihitung dihitung dengan PDRB atas harga konstan adalah nilai tambah barang dan jasa menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu. 9
Data PDRB merupakan salah satu indicator ekonomi makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian daerah setiap tahun. PDRN atas dasar harga pasar ” minus pajak tidak langsung netto PDRN atas dasar biaya faktor : + pendapatan netto yang mengalir ( keluar dan ke dalam ) Pendapatan Regional : ( - ) : Pajak pendapatan perusahaan, keuntungan keuntungan yang tidak dibagikan, iuran iuran kesejahteraan sosial ( + ) : Transfer yang diterima dari RT, bunga netto atas atas hutang pemerintah Pendapatan Perorangan ( Personal Income ) ( - ) Pajak RT, transfer yang dibayarkan oleh RT. Pendapatan yang siap dibelanjakan ( Disposable Income ) Pendapatan personal yang dapat dibelanjakan = pendapatan personal - pajak pendapatan personal.
s
10