Review Buku Filsafat Ilmu dan Manusia
Ilmu dalam Perspektif
DIREVIEW:
Muh Fitrah Ramadhan Umar (111714253006)
DOSEN PENDAMPING
Prof. Dr. Cholichul Hadi, Drs., M.Si., Psikolog
Dr. Achmad Chusairi., M.A
Program Studi Magister Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Surabaya
2017
Ilmu Dalam Perspektif
Jujun S. Suriasumantri
Buku ini berjudul Ilmu dalam Perspektif yang dituliskan oleh Jujun S. Suriasumantri yang diterbitkan oleh PT Gramedia pada tahun 1987. Buku ini membahas tentang siapa-siapa yang mempelopori tentang ilmu dan pengetahuan? Dimana pertama kali ilmu dan pengetahuan ditemukan? Dimana letak pentingnya penelitian dalam ilmu pengetahaun Kapan ilmu dan pengetahuan dimulai dan kapan ilmu dan pengetahuan mulai berkembang? Berapa ciri-ciri dari ilmu pengetahuan? Berapa banyak lambang yang digunakan manusia dalam berpikir? Bagaimana ilmu dapat menjadi pengetahuan? Bagaimana cara mengukur dalam ilmu alam dan ilmu sosial? Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan penelitian? Apakah yang disebut ilmu dan pengetahuan? Apakah karakteristik ilmu? Apakah peranan berpikir terhadap kemajuan peradaban manusia? Apakah perbedaan ilmu dan pengetahuan? Apakah perbedaan ilmu alam dan ilmu sosial? Apakah dasar yang mendasari pengetahuan? Apakah ciri-ciri dari ilmu? Berikut jawaban dari pertanyaan yang dimunculkan dalam buku ini.
Berpikir merupakan hakekat ciri dari manusia karena dengan berpikir individu dapat menjadi manusia. Berpikir merupaka proses manusia untuk memperoleh pengetahuan. Individu berpikir menggunakan bantuan-bantuan lambang-lambang yang merupakan gambaran dari apa yang individu pikirkan. Lambang-lambang tersebut adalah bahasa dan matematika. Bahasa yaitu lambang yang menyatakan objek-objek dalam kehidupan dinyatakan ke dalam kata-kata sedangkan untuk matematika dinyatakan dalam bentuk angka. Lambang-lambang tersebut membantu individu untuk melakukan komunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan. Pengetahuan merupakan hasil dari kegiatan berpikir yang dilakukan oleh individu. Berbagai hal telah dikembangkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan menerapkan pengetahuan yang didapatkannya. Berbagai masalah telah masuk ke pikiran mansia dan beragam pula pemikiran yang telah dihasilak oleh manusia.
Ilmu merupakan salah satu dari buah pemikiran dan pengetahuan dari manusia. Meskipun ilmu memberikan kebenaran namun bukanlah satu-satunya kebenaran dikarenakan oleh faktor-faktor lain. Terkadang kehidupan terlalu rumit jika dianalisis menggunakan satu jalan pikiran. Menurut Einstein terdapat empat faktor yaitu falsafat, seni, agama dan ilmu pengetahuan. Buku ini menjelaskan tentang ilmu dan falsafah. Falsafah merupakan suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh yang mengupas sesuatu hinggah ke awal mulanya. Hubungan antara falsafah dan ilmu adalah falsafah mempelajari suatu masalah hinggah ke akarnya dan hasil dari kajian falsafaha merupakan dasar bagi eksistensi ilmu. Menurut analisis falsafah bentuk pemikiran manusia kembali ke dasar ilmu yaitu ontologi, epistimologi dan axiologi. Ontologi merupakan apa yang ingin manusia ketahui, epistimologi merupakan teori pengetahuan dan axiologi merupakan teori tentang nilai.
Dasar ontologi ilmu yaitu berdasarkan apa yang ingin manusia ketahui. Individu berbagi pengalam kepada individu lain. Istilah yang individu pakai untuk menunjukkan pengalaman individu disebut empiris. Fakta empiris adalah fakta yang dapat dialami langsung oleh manusia dengan menggunakan panca inderanya. Objek penelaahan ilmu mencakup semua aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Berdasarkan objek yan ditelaahnya maka ilmu dapat disebut sebagai suatu pengetahuan yang empiris yaitu objek-objek yang berada di luar jangkauan manusia tidak termaksud ke dalam bidang penelaahan keilmuan. Pengetahuan keilmuan mengenai objek empiris pada dasarnya abstraksi yang disederhanakan. Penyederhanaan perlu karena kejadian alam yang sesungguhnya begitu kompleks dengan sampel dari berbagai faktor yang teribat di dalamnya. Ilmu bertujuan untuk mengetahui mengapa sesuatu kejadian dapat terjadi dengan membatasi diri pada hal-hal yang dasar. Untuk mendapatkan pengetahuan ilmu membuat beberapa asumsi mengenai objek empiris. Asumsi ini diperlukan untuk memberikan arah dan landasan bagi penelaahan manusia. Pengetahuan baru dianggap benar ketika kita menerima asumsi yang dikemukakannya. Terdapat tiga asumsi mengenai objek empiris yaitu:
Menganggap objek-objek tertentu mempunyai keserupaan yang sama. Berdasarkan asumsi ini kita dapat mengelompokkan objek yang serupa ke dalam satu kelompok. Klasifikasi ini menganggap bahwa individu dalam satu kelas tertentu mempunyai ciri-ciri yang serupa, maka ilmu tidak berbicara mengenai kasus individu melainkan suatu kelas tertentu.
Suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan keilmuan bertujuan mempelajari tingkahlaku suatu objek dalam suatu keadaan tertentu. Kegiatan ini jelas tidak mungkin dilakukan jikalau objek selalu berubah-ubah tiap waktu, namun kita tidak mungkin menuntut adanyan keselaran yang absolut. Oleh karena itu ilmu hanya menuntut adanya kelestarian yang relative yang artinya sifat-sifat pokok dari benda tidak berubah dalam dalam jangka waktu tertetu.
Kita menganggap tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat suatu kebetulan. Setiap gejala mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap dengan urutan kejadian yang sama. Ilmu tidak menuntut adanya hubungan sebab akibat yang mutlak sehinggah suatu kejadian harus selalu diikuti dengan kejadian lainnya. Contohnya ketika langit terlihat mendung maka akan menandakan akan terjadi hujan. Ilmu tidak mengemukakan bahwa X selalu mengakibatkan Y, melainkan X mempunyai kemungkinan yang besar untuk mengakibatkan terjadinya Y.
Dasar epistimologi membahas secara mendalam proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang didapatkan melalaui proses tertentu yang disebut metode keilmuan. Metode keilmuan yang membedakan ilmu dengan pemikiran lainnya. Ilmu merupakan sebagian dari pengetahuan maka ilmu juga dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan. Kegiatan mencari pengetahuan selama terbatas hanya empiris dan metode tersebut menggunakan metode keilmuan maka hal itu disebut keilmuan. Hakekat keilmuan ditetukan oleh cara bepikir yang dilakukan menurut persyaratan keilmuan. Pada dasarnya terdapat dua pola dalam memperoleh pengetahuan yang pertama adalah berpikir secara rasional yaitu ide tentang kebenaran, yang menjadi dasar pengetahuan dan pola pikir empirisme yaitu pengetahuan tidak ada secara kebetulan, melainkan harus diperoleh dari pengalaman. Gabungan antara pendekatan rasional dan empiris disebut metode keilmuan. Rasionalisme memberikan kerangka pikir yang logis sedangkan empirisme kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran. Kelebihandari berpikir secara keilmuan adalah pengetahuan yang tersusun secara logis dan sistematis serta telah teruji kebenaranya sedangkan kelemahan dari berpikir secara keilmuan adalah pengetahuan bertumpuh pada persepsi, ingatan dan penalaran yang mengandalkan panca indera manusia yang tidak sempurna dan ingatan juga kurang bisa dipercaya sebagai cara menemukan kebenaran.
Dasar axiology teori tentang nilai. Dimana ilmu harus bersifat netral dan tidak mengenal baik dan buruk. Netralitas hanya terletak pada dasar epistimologi sedangkan ontologis dan axiologis ilmuan harus menilai antara baik dan buruk yang pada hakekatnya harus menentukan sikap.Seorang ilmuan harus mempunyai landasan moral yang kuat.
Sejarah manusia dalam mengalami perubahan mempunyai waktu yang sangat lama. Ciri khas dari manusia adalah cara berpikirnya. Manusia berpikir menggunakan otak yang bekerja selama manusia hidup. Lambat laut lewat proses panjang dan membutuhkan kesabaran mulai dari manusia menggunakan peralatan dari sebuah batu hingga manusia mulai berhenti hidup berkelana dan menetap dan hidup secara bersama-sama.
Sejarah peradaban manusia mulai pada kebudayaan Yunani 1000 tahun SM. Orang-orang Yunani berpikir secara sungguh-sungguh dan terus menerus berdasrkan hakekat pengertian manusia. Orang Yunani percaya semua peradaban dan kemajuan haruslah didasarkan kepada kebahagiaan hidup dan memperkaya khazanah pemikiran manusia. Sementara bangsa-bangsa lain berpendapat bahwa peradaban manusia adalah semata-mata bagi Tuhan atau raja-raja yang mulia. Terdapat beberapa penyair-penyair Yunani yang terkenal dan mengubah sajak pendahulu dengan membahas hakekat hidup dengan alasan yang meyakinkan yaitu Homerus, Aeschylus, Aristophanes, Thucydides, Plato dan Aristoteles. Murid pertama dari bangsa Yunani adalah bangsa Romawi yaitu kumpulan manusia yang sebenarya tidak diharapkan karena mereka tidak mempunyai khazanah kesusteraan yang bernilai tinggi dan tidak mempunyai ilmu. Pada bab ini juga menjelaskan tentang sejarah beberapa tokoh mulai dari zaman Yunani Kuno hingga tahun 2000. Salah satu cara agar pemikir-pemikir besar muncul yaitu dengan peningkatan buta huruf terutama pada generasi-generasi Plato.
Manusia yang berpikir keilmuan adalah berpikir yang didisiplinkan dan diarahkan kepada pengetahuan. Pertimbangan-pertimbangan yang menyebabkan individu mempunyai sikap jelas terhadap ilmu:
Dari segi praktis ilmu, ilmu adalah sesuatu yang baik yang kita miliki dan sangat berguna.
Secara teoritis, individu hampir tidak mempunyai sesuatu yang lebih baik dari pada ilmu dalam menjelaskan tentang alam. Ilmu memberikan tambahan kepada kita untuk melihat gejala yang diamati, pernyataan yang bersifat peluang.
Sikap diturunkan secara kaidah, individu berpikir harus memihak ilmu dan menentang kekuasaan manusia, bila terjadi kontradiksi di antara mereka. Contohnya bila ilmu bertentangan dengan ideology yaitu argumentasi yang disusun berdasarkan kekuasan baik manusia, sosial maupun lainnya.
Karena ilmu untuk sebagian besar hanya memberikan pernyataan yang bersifat mungkin, maka kemungkinan terjadi penolakan berdasarkan sesuatu yang pasti akan terjadi. Ilmu bukanlah sesuatu yang pasti dan jika kita menemukan sesuatu yang pasti dimana penemuan itu menentang apa yang dipertahankan oleh ilmu maka kita harus memihak kepada sesuatu yang pasti tersebut dan menentang teori keilmuan.
Ilmu hanya mempunyai kemampuan dalam bidangnya sendiri. Maksudnya ilmu yang dipelajari oleh seseorang hanya berdasarkan kemampuan dalam bidangnya sendiri saja.
Suatu fakta sangat mempengaruhi dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Fakta adalah sesuatu yang ada dan benar keberadaannya. Seluruh kehidupan kognitif individu ditinjau dari sudut biologis merupakan bagian dari proses penyesuaian terhadap fakta. Proses ini merupakan sesuatu yang terdapat dalam semua bentuk kehidupan yang berbeda-beda, tetapi biasanya proses itu belum dikatakan kognitif sebelum mencapai tingkatan perkembangan tertentu. Kepercayaan dapat dikatakan sebagai kumpulan seuatu organisme yang terikat bersama karena memperoleh hubungan sebagian maupun keseluruhan dunia luar. Seringkali kepercayaan menjadi suatu keadaan yang bersifat statis. Kebenaran adalah suatu sifat dari kepercayaan dan diturunkan dari kalimat yang menyatakan kepercayaan. Kebenaran merupakan suatu hubunga antara kebenaran dan fakta. Pengetahuan adalah suatu subkelas dari kepercayaan yang benar. Terdapat tiga cara untuk mengetahui pengertian tentang pengetahuan yaitu:
Menitikberatkan kepada konsep tentang bukti yang pasti
Menyelapkan perbedaan antara premis dan kesimpulan, dan pengetahuan merupakan kepercayaan yang seluruhnya bersifat koheren.
Meninggalkan konsep pengetahuan dan menggantinya dengan kepercayaan-kepercayaan yang mendorong sukses yang ditafsirkan secara biologis.
Ilmu merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk memperadap diriya. Para ilmuan membatasi diri mereka pada daerah pengalaman yang logis, objectif, dan sistematis agar dapat mengumpulkan pengetahuan yang dapat dipercaya. Kebanyakan ilmuan mengetahui kebenaran melalui meramalkan apa yang akan terjadi. Ilmu dapat dianggap sebagai sistem yang menghasilkan kebenaran. Komponen utama dari sistem ilmu adalah
Perumusan masalah
Penelaahan keilmuan dimulai dengan masalah. Terdapat banyak masalah dalam ilmu. Hal ini dikarenakan betapa rumitnya hakekat manusia dan kehidupan. Akibat kerumitan ini setiap maslah keilmuan harus dari seleksi dari data yang diberikan oleh penghidupan kepada individu. Perkembangan ilmu pengetahuan memberikan individu pegarahan melalui karakteristik dan cara pemilihan masalah keilmuan. Cara yang dilakukan dalam menemukan dan merumuskan masalah yaitu melewati persepsi kita dalam menghadapi kesulitan tertentu. Sebuah masalah haruslah secara tepat dinyatakan agar memungkinkan kita memilih fakta yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah. Ciri-ciri masalah yaitu masalah itu penting dan dapat dijawab dengan jelas. Selain itu permasalahan juga dapat diuji oleh orang lain.
Pengamatan dan deskripsi
Klasifikasi, pemberian nama dan penataan sifat-sifat tertentu merupakan bagian penting dalam melakukan pengamatan dan deskripsi. Dalam melakukan pengamatan dan deskripsi individu memerlukan tinjauan pustaka, alat pengamatan, dan pengukuran.
Penjelasan
Setelah individu melakukan pengamatan, membuat deskripsi dan mencatat data yang relevan dengan masalah individu melakukan penjelasan. Penjelasan dalam ilmu pada dasarnya menjawab pertanyaan. Terdapat empat cara individu dalam menjawab pertanyaan ini yaitu deduktif, probabilistic, genetis dan fungsional.
Ramalan dan kontrol
Kebanyakan individu belum puas ketika hipotesis yang diajukannya ditolak kebenarannya dan melakukan ramalan dan kontrol.
Laporan hasil penelaahan keilmuan
Aspek lain dari sistem ilmu adalah pepbuatan laporan. Setelah individu telah menyelsaikan karyanya, biasanya individu ingin menginformasikan penemuannya kepada orang lain dan mempublikasikannya. Kejujuran sangat ditekankan pada penulisan laporan akhir.
Ilmu terbagi atas dua yaitu ilmu alam dan ilmu sosial. Ilmu-ilmu alam mempelajari tentang gejala-gejala yang terjadi di alam sedangkan ilmu-ilmu sosial mempelajari tentng tingkah laku manusia. Beberapa perbedaan dari ilmu alam dan ilmu sosial adalah sebagai berikut:
Objek penelaahan yang kompleks
Gejala sosial lebik kompleks dibandingkan dengan gejala alamai. Ilmu alam berhubungan dengan satu jenis gejala yaitu gejala yang bersifat fisik sedangkan ilmu sosial mempunyai karakteristik fisik namun diperlukan penjelasan yang lebih mendalam untuk mampu menerangkan gejala tersebut. Ahli ilmu alam berhubungan dengan gejala fisik yang bersifat umum sedangkan ilmu sosial mempelajari manusia baik secara perorangan maupun selaku anggota di dalam kelompok.
Kesukaran dalam pengamatan
Pengamatan langsung gejala sosial akan lebih sulit dibandingkan dengan gejala ilmu alam. Ahli sosial tidak dapat melihat, mendengar, meraba, mencium maupun mengecap gejala alam yang telah terjadi di masa lalu. Secara hakikatnya ilmu sosial tidak memungkinkan pengamatan secara langsung dan berulang.
Objek penelaahan yang tak terulang
Gejala fisik pada umumnya bersifat seragam dan gejala tersebut dapat diamati secara langsung. Gejala sosial banyak yang bersifat unik dan sukar untuk terulang kembali. Bervariasinya kejadian-kejadian sosial di tambah dengan sulitnya pengamatan secara langsung waktu penelaahan dilakukan menyebabkan sukarnya mengembangkan dan menguji hukum-hukum sosial.
Selama bertahun-tahun ilmu sosial telah menjadi bahan kritikan bagi sejumlah ilmuan. Kritik itu mulai dari keraguan kegiatan ahli ilmu sosial sampai dengan rasa takut terhadap kegiatan ilmuan sosial karena terlalu banyak pengetahuan sosial yang membahayakan kritikus yang melontarkannya mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Kesalahan dimulai dengan salah pengertian mengenai apa yang dinamakan ilmu dan apa yanh akan dikerjakannya. Kesalahan ini terletak pada kekacauan antara sebuah deskripsi dengan apa yang dideskripsikan. Banyak tuduhan-tuduhan yang diarahkan terhadap ilmu sosial. Ilmu sosial dianggap gagal dalam menangkap gambaran psikologis.
Dasar kegiatan dari seorang imuan adalah melakukan pengukuran. Tanpa melakukan pengukuran maka tidak akan terjadi kemajuan dalam ilmu modern. Dalam bab ini akan dibahas tentang hakekat dari pengukuran mulai dari klasifikasi sampai skala pengukuran yang sepenuhnya.
Klasifikasi
Klasifikasi merupakan pembagian gejala-gejala alam maupun sosial ke dalam kelas atau bagian yang sama. Klasifikasi juga termaksud dalam menggolongkan gejala-gejala yang terjadi di alam maupun sosial.
Penataan sebagian
Tugas dari ilmuan adalah mencoba membandingkan beberapa objek dari golongan yang berbeda.
Penataan sederhana
Penataan sederhana yaitu pengelompokan dua golongan yang tidak diperbolehkan berada dalam satu tingkatan yang sama, maka penggolongan merupakan garis lurus tanpa cabang. Ciri-ciri dari penataan sederhana adalah asimetri, transitif, dan dua golongan yang berbeda yang kita bandingkan satu dengan lainnya.
Skala bilangan
Konsep pengukuran kita tidak terlepas dari konsep bilangan. Skala bilangan merupakan bilangan nyata yang diterapkan pada objek yang sedang ditelaah.
Sifat utama dari matematika modern yaitu membuat definisi menjadi sempir untuk mencakup cabang-cabang baru. Ilmu sosial ditandai oleh kenyataan bahwa kebanyakan dari masalah yang dihadapi bebas dari pengukuran yang menggunakan bilangan dan pengertian tentang ruang sama sekali tidak relevan. Terdapat empat model dalam matematika sosial yaitu model grafik, model gugus, model jaringan komunikasi, dan model rangking. Keempat model di atas dapat menggambarkan matematika berguna untuk memecahkan masalah tanpa bilangan dan menyangkut dengan ilmu sosial.
Berikut langkah-langkah kegiatan keilmuan:
Observasi: melakukan pengamatan apa yang terjadi
Hipotesis: untuk menerangkan fakta yang diobservasi
Ramalan dari hipotesis
Pengujian kebenaran
Dalam abad ke 20, Indonesia menghadapi masa yang sangat berat, karena tanah air kita letaknya di jalan raya bangsa-bangsa. Lokasi ini di samping sangat strategis juga mempunyai hubungan mutlak dengan kekayaan alam. Dari negara barat berdatangan ke Indonesia selama 600 tahun. Hal-hal yang mempengaruhi adalah bidang organisasi sosial, politik, ekonomi, pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terdapat tiga fungsi ketahanan Indonesia yaitu:
Fungsi Bahasa
Di bumi ini semua manusia mempunyai bahasa. Pemilikan bahasa konseptual ini membedakan antara individu satu dengan yang lain. Bila pemikiran konseptual tidak dinyatakan bebas bahasa, maka individu lain tdiak akan mengetahui pemikrian tersebut. Kemajuan manusia berdasarkan rangkaian pemikiran konseptual yang dinyatakan dalam bahasa kemudian pelaksanaan konsep-konsep yang telah dinyatakan dalam bahasa. Pelaksanaan menjadi sutau hasil dan hasil ini dinilai. Rangkaian inilah yang mendasri kemajuan manusia. Fungsi bahasa dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk percakapan sehari-hari dan dimengerti oleh manusia, dalam puisi, prosa dan retorika dalam tingkatan dimana seni mempergunakan bahasa dan mempunyai peranan sangat penting, dan dalam tingkatan pengertian yang jelas tepat dan dapat diuji benar dan salahnya.
Fungsi Matematika
Dalam abad ke 20 seluruh kehidupan manusia sudah menggunaka matematika baik matematika yang sangat sederhana hinggah yang sangat rumit. Demikian ilmu pengetahuan semuanya sudah mempergunakan matematika baik sebagai aljabar maupun statistic. Banyak sekali ilmu sosial sudah mempergunakan matematika sebagai sosiometri, psikometri, economimetry dan seterusnya.
Kesimpulan
Buku ini memberikan gambaran tentang hakekat dari ilmu. Buku ini menjelaskan mulai dari bagaimana ilmu pengetahuan muncul. Komponen-komponen yang ada di dalam ilmu. Buku ini juga menjelaskan tentang bagaimana seseorang itu berpikir. Buku ini menjelaskan juga tentang fakta, kepercayaan kebenaran dari pengetahuan. Ilmu terdapat dua macam yaitu ilmu alam dan ilmu sosial. Di dalam buku ini juga menjelaskan tentang perbedaan ilmu alam dan ilmu sosial serta cara pengukuran dari ilmu tersebut. Dan di akhir bab dijelaskan bagaimana etika dalam menggunakan ilmu dan pada akhir bab menjealaskan tentang pesan Albert Einstein kepada Mahasiswa California Institute of Technology.
Daftar Pustaka
Suriasumantri, J. (1987). Ilmu dalam Perspektif (Sejarah Kumpulan Karangan Tentang Hakekat Ilmu). Jakarta: Gramedia.
17