REPRODUKSI MANGROVE Mangrove adalah tumbuhan berkayu yang hidupnya dipengaruhi oleh pasang-surut air laut.Reproduksi tumbuhan mangrove terjadi secara seksual, yakni dengan adanya bunga berkelamin satu maupun poligami, sehingga memerlukan serangga, burung atau angin untuk membantu penyerbukan. Dalam kondisi habitat yang berat, sangat sulit bagi tumbuhan mangrove untuk
berkembangbiak
sebagaimana
tumbuhan
darat
biasa.Suatu
penyesuaian
perkembangbiakannya adalah yang disebut viviparitas (viviparity), yakni bahwa bijinya tumbuh menjadi tumbuhan muda selagi masih melekat pada tumbuhan induknya. Saat lepas dari induknya ia akan menancap pada substrat dengan hipokotil (hypocotyl) yang seperti paku tajam. Adaptasi
semacam
ini
terdapat
pada
kebanyakan
jenis
mangrove
seperti Rhizophora seperti Rhizophora
spp, spp, Bruguiera spp, spp, Ceriops spp,dan spp,dan lain-lain.Selain vivipari,perkembangbiakan mangrove juga ada yang secara kriptovivipari (Cryptovivipary) yaitu embrio berkembang melalui buah tidak keluar dari pericarp (Aegialitis, Acanthus, Avicennia, Laguncularia). Secara garis besar reproduksi mangrove dapat digambarkan sebagai berikut.
Berikut ini penjelasan mengenai gambar diatas : Untuk bisa bertahan dan berkembang menyebar di kondisi alam yang keras, jenis-jenis bakau sejati mempunyai cara yang khas yaitu mekanisme reproduksi dengan buah yang disebut vivipar . Cara berbiak vivipar adalah vivipar adalah dengan menyiapkan bakal pohon propagule) (propagule) dari buah atau bijinya sebelum lepas dari pohon induk. Mangrove menghasilkan buah yang mengecambah, mengeluarkan akar sewaktu masih tergantung pada ranting pohon dan berada jauh di atas permukaan air laut. Bijinya mengeluarkan tunas akar tunjang sebagai kecambah sehingga pada waktu telah matang dan jatuh lepas dari tangkai nanti, telah siap untuk tumbuh. Buah ini akan berkembang sampai tuntas, siap dijatuhkan ke laut untuk dapat tumbuh menjadi pohon baru. Bakal pohon yang jatuh dapat langsung menancap di tanah dan tumbuh atau terapung-apung terbawa arus, sampai jauh dari tempat pohon induknya, mencari tempat yang lebih dangkal. Setelah matang dan jatuh ke dalam air, bakal pohon bakau ini terapung-apung sampai mencapai tepi yang dangkal. Pada saat menemukan tempat dangkal, posisi bakal pohon menjadi tegak vertikal, kemudian menumbuhkan akar-akar, cabang dan daun-daun pertamanya. Demikian perkembangbiakan bakau secara alamiah. Tentu saja apakah bakal pohon bakau dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sangatlah bergantung pada faktor lainnya seperti adanya hewan herbivora yang mungkin memangsanya, nutrien yang cukup, air tawar dan adanya campur tangan manusia.