19
Tujuan :
Mengenal dan memahami cara pembuatan dan komposisi bahan dalam sediaan suspensi
Mengamati pengaruh bahan pembasah dan pengsuspensi terhadap karakteristik fisik suspensi
Teori Dasar
Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase, yaitu fase kontinu (fase luar) yang merupakan cairan dan fase diskontinu (fase dalam) yang terdiri dari partikel-partikel kecil yang tidak larut dalam air, tetapi terdispersi seluruhnya dalam fase kontinu.
Hampir semua sistem suspensi memisah pada pendiaman. Maka suspensi yang baik harus tetap homogen secukupnya, minimal selama penuangan dan pemberian dosis setelah wadahnya dikocok. Untuk itu diperlukan wetting agent dan suspending agent. Wetting agent digunakan dengan maksud untuk memperkecil afinitas antara cairan dan partikel padat. Sehingga zat padat lebih mudah didispersikan oleh suspending agent.
Maka dilakukan uji laju sedimentasi. Uji sedimentasi dipengaruhi oleh konsentrasi suspending agent. Suspending agent dengan kadar yang cukup mampu menjadi pembatas terhadap seluruh partikel zat padat dalam sediaan, maka gaya tarik-menarik antara zat padat tersebut akan berkurang sehingga dapat menahan pengendapan dan penggumpalan zat terdispers dalam waktu yang cukup lama. Hasil yang baik apabila derajat sedimentasi pada rentang waktu yang cukup lama memberikan hasil mendekati satu. Karena derajat sedimentasi dalam waktu yang cukup lama tidak mungkin selalu satu.
Selain itu, viskositas dan rheologi pun menjadi faktor yang harus diperhatikan. Sediaan suspensi tidak boleh terlalu encer, karena akan mengakibatkan proses pengendapan semakin cepat. Tetapi juga tidak boleh terlalu kental, karena akan mempersulit pengocokan dan menghambat terdispersinya kembali zat terdispers yang telah mengendap. Oleh karena itu, suspending agent yang digunakan harus memenuhi konsentrasi yang cukup.
Rheologi yang paling baik untuk sediaan suspensi adalah tipe thiksotropik. Suspensi dengan tipe rhoelogi thiksotropik, bila diformulasikan dengan tepat dapat mencegah pengendapan, agregasi (pembentukan agregat antara zat terdispers) dan caking. Suspensi dengan tipe rhoelogi thiksotropik memiliki yield value viskositas tinggi pada keadaan istirahat dan dengan pengocokan kuat akan mengurangi viskositas sehingga memudahkan penuangan.
DATA PRAFORMULASI
BAHAN AKTIF
Amoxicilin Trihidrat (Farmakope Indonesia edisi IV hal 95, Drug Infomations 88 hal 269-271, Martindale edisi 28 hal 1089)
Pemerian : Serbuk hablur putih, praktis tidak berbau.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air dan metanol, tidak
larut dalam benzene, dalam karbon tetraklorida,
dan dalam kloroform.
BM : trihidrat = 419,45
anhidrat = 365,40
pH : antara 3,5 dan 6,0
Dosis : dosis biasa adalah setara dengan 250mg amoksisilin
3 kali sehari; 3 kali 500mg sehari mungkin diperlukan dalam beberapa infeksi yang parah dan dosis yang lebih tinggi digunakan dalam infeksi Slamonella. Anak sampai usia 10 tahun dapat diberikan setara dengan 125-250mg 3 kali sehari; dibawah 20 kg BB dosis 20-40mg/kg BB sehari.
Sediaan untuk suspensi :
125mg amoksisilin per 5ml
250mg amoksisilin per 5ml
50 mg amoksisilin per 5ml
Khasiat : Infeksi gram negatif dan gram positif, pengobatan infeksi saluran nafas bagian atas.
BAHAN TAMBAHAN
Sorbitol (Handbook of Pharmaceutical Excipient hal 477 ; FI IV hal 756)
Rumues Molekul : C6H14O6
Berat Molekul : 182,17
Pemerian :
Serbuk, granul atau lempengan, mikroskopik, warna putih, rasa manis.
Kelarutan :
Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol dan dalam asam asetat.
Kegunaaan :
Stabilizer dalam suspensi antasida.
Stabilitas :
Stabil di udara, tidak dapat dibakar, tidak korosif dan tidak mudah menguap.
Penyimpanan :
Di tempat sejuk, kering dan dalam wadah tertutup rapat.
OTT :
Membentuk kelat larut air dengan logam di atau trivalen dalam suasana sangat basa dan sangat asam.
PGA (Handbook of Pharmaceutical Excipient hal 1 ; FI IV hal 423)
Pemerian :
Serpihan tipis, granul atau serbuk yang tidak berwarna atau kekuningan, tidak berbau dan tidak berasa.
Kelarutan :
Larut hampir sempurna dalam 2 bagian bobot air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah yang sangat sedikit, praktis tidak larut dalam etanol dan dalam eter.
Kegunaan :
Suspending agent.
Stabilitas :
Karena berasal dari alam maka dapat dijadikan sarang mikroba ,namun dengan sedikit pemanasan dapat menginaktifasi kerja enzim yang memicunya.
Penyimpanan :
Disimpan di tempat sejuk , kering, dalam wadah tertutup baik.
OTT :
Amidopirin, etanol 95%,garam besi,morfin, fenol, tannin, tymol, vanillin.
Natrium Benzoat (FI IV Hal. 584, Handbook of Excipient Hal. 433)
Rumus Molekul : C7H5NaO2
Berat Molekul : 144,11
Pemerian :
Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil di udara.
Kelarutan :
Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%, praktis tidak larut dalam kloroform.
Konsentrasi :
0,02 – 0,5%.
OTT :
Dengan zat pengoksidasi, methanin, natrium nitrit, natrium salisilat dan teobromin salisilat dan dengan ion-ion logam seperti besi.
Keguaan :
Pengawet.
Stabilitas :
Relatif stabil di udara meskipun dapat terjadi perubahan warna dengan adanya sinar matahari secara langsung. Dalam larutan, tidak stabil dengan pH > 6 karena mudah teroksidasi di udara.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik.
Aqua destilata (FI III hal : 96 )
Rumus Molekul : H2O
Berat Moleku : 18.02
Berat Jenis : 1 g/mL
Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
PVP
Pemerian : serbuk putih, agak putih atau tidak berbau, serbuk higroskopis.
Kelarutan : mudah larut dalam suasana asam, sukar larut dalam etanol 95%, methanol dan asam asetat.
Guna : bahan pengikat
Konsentrasi :0,5 – 5 %
OTT : bercampur dengan garam anorganik, bahan alam dan bahan kimia lain.
Stabilitas : stabil dalam lingkaran kecil pemansan antara 110 -130°C.
Sunset Yellow
Pemerian : serbuk/granul orange-merah.
Kelarutan : 1 bgn larut dlm 8 bgn air.
Kegunaan : pewarna
Konsentrasi : 0,075%-0,6%
Essence Orange
Pemerian : cairan kuning, orange, coklat-orange dengan bau khas
dan rasa yang lembut dan beraroma.
Kegunaan : pengaroma
Stabilitas : pemanasan dpt menyebabkan senyawa teroksigenasi
Penyimpanan : simpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu tidak
lebih dari 25o C, hindari dari cahaya.
ALAT DAN BAHAN :
Alat :
Mortir dan stampler
Botol dan tutup
Beaker glass
Gelas ukur
Cawan penguap
Pipet tetes
Tabung sedimentasi
Viskometer Brookfield
Bahan :
Amoxicilin
PGA
Na Benzoat
Sorbitol
Aquadest
PVP
Sunset Yellow
Essence Orange
FORMULASI
Formula I ( Tanpa Granulasi )
Amoxicilin 250 mg/ 5 mL
Sorbitol 5%
PGA 20%
Na. benzoat 0,1%
Sunset Yellow 0,0625 %
Essence Orange 0,0625 %
Aquadest ad 400 mL
Formula II ( Granulasi )
Amoxicilin 250 mg/ 5 mL
Sorbitol 5%
PGA 20%
Na. benzoat 0,1%
Sunset Yellow 0,0625 %
Essence Orange 0,0625 %
PVP 1%
Aerosil 1%
Aquadest ad 400 mL
PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
Perhitungan
Formula 1 ( Tanpa Granulasi )
Amoxicilin = BM Trihidrat/BM Anhidrat x 250 mg/5 mL x 400 mL
= 419,45/365,40 x 20.000
= 22958,40175 mg 22,9584 g
Sorbitol = 5% x 400 mL
= 20 g
PGA = 20 % x 400 mL
= 80 g
Na. Benzoat = 0,1 % x 400 mL
= 0,4 g
Orange Essence = 5 tetes/20 tetes x 100/400 = 0,0625 %
Yellow Essence = 5 tetes/20 tetes x 100/400 = 0,0625 %
Berat Teoritis = 123,3584 g
Berat yang didapat = gram
Factor koreksi air = bobot yang didapat x 400 ml
bobot teoritis
Bobot yang diserahkan = 60 ml x bobot yang didapat
factor air
Bobot untuk rekonstitusi = factor air – 60 ml x bobot yang didapat
factor air
Air untuk rekonstitusi = factor air – 60 ml
Formula 2 ( Granulasi )
Amoxicilin = BM Trihidrat/BM Anhidrat x 250 mg/5 mL x 400 mL
= 419,45/365,40 x 20.000
= 22958,40175 mg 22,9584 g
Sorbitol = 5% x 400 mL
= 20 g
PGA = 20 % x 400 mL
= 80 g
Na. Benzoat = 0,1 % x 400 mL
= 0,4 g
PVP = 1% x 400
= 4 g
Orange Essence = 5 tetes/20 tetes x 100/400 = 0,0625 %
Yellow Essence = 5 tetes/20 tetes x 100/400 = 0,0625 %
Aerosil = 1 % x 127,3584
= 1,2736 g
Berat Teoritis = 128,632 g
Penimbangan
Formula
I
Tanpa Granulasi
II
Dengan Granulasi
Amoxicilin
22,9584 g
22,9584 g
Sorbitol
20 g
20 g
PGA
80 g
80 g
Natrium Benzoat
0,4 g
0,4 g
PVP
-
4 g
Aerosil
-
0,5784 g
Sunset Yellow
5 tetes
5 tetes
Essence Orange
5 tetes
5 tetes
CARA PEMBUATAN
a. Formula I ( Tanpa Granulasi )
Siapkan alat-alat, timbang bahan-bahan, kalibrasi botol lalu keringkan.
Gerus Amoksisilin Trihidrat dalm mortir sampai halus.
Tambahkan PGA, sorbitol dan Na. Benzoat, aduk sampai homogen.
Teteskan sunset yellow yang telah dilarutkan dalam alkohol dan essence orange secukupnya, aduk sampai homogen.
Timbang serbuk untuk diserahkan, masukkan dalam botol, serahkan.
Lakukan evaluasi menggunakan sisa serbuk.
b. Formula II (Dengan Granulasi)
Siapkan alat-alat, timbang bahan-bahan, kalibrasi botol lalu keringkan.
Gerus Amoksisilin Trihidrat dalam mortir sampai halus.
Tambahkan PGA, sorbitol, Na. Benzoat dan PVP aduk sampai homogen.
Teteskan sunset yellow yang telah dilarutkan dalam alkohol dan essence orange secukupnya, aduk sampai homogen.
Bila belum terbentuk massa yang kompak, tambahkan alkohol tetes demi tetes sampai diperoleh massa yang kompak.
Ayak dengan pengayak No.12, keringkan di oven atau di udara terbuka.
Timbang granul untuk diserahkan, masukkan dalam botol, serahkan.
Lakukan evaluasi menggunakan sisa granul.
EVALUASI & PEMBAHASAN
A. Evaluasi
1. Organoleptik
Non granulasi
Granulasi
Warna
Bau
Rasa
2. Uji sifat alir
Formula 1 ( Non granulasi )
Bobot
T (detik)
h (cm)
r (cm)
ά
Kec alir (g/ detik )
Formula 2 ( granulasi )
Bobot
t (detik)
h (cm)
r (cm)
ά
Kec alir (g/ detik)
3. Ukuran partikel
No.mesh
Bobot non granulasi
Bobor granulasi
20
20/40
40/80
80/100
100/120
120
Jumlah
Non granulasi
Mesh
D rata2 (µm)
Bobot (gr)
% bobot
%bobot x d rata2
20
>850
20/40
(850+425)/2 = 637,5
40/80
(425+180)/2 = 302,5
80/100
(180+150)/2 = 165
100/120
(150+125)/2 = 137,5
120
<125
Jumlah
100 %
Dav = Σ (% bobot x d rata2) = µm
25
b. Granulasi
Mesh
D rata2 (µm)
Bobot (gr)
% bobot
%bobot x d rata2
20
>850
20/40
(850+425)/2 = 637,5
40/80
(425+180)/2 = 302,5
80/100
(180+150)/2 = 165
100/120
(150+125)/2 = 137,5
120
<125
Jumlah
Dav = Σ (% bobot x d rata2)
25
4. Waktu rekonstitusi
t ( non granulasi )
t ( granulasi )
5. Viskositas dan sifat aliran
Menggunakan viskometer stormer (Kv = 292,2485)
Non granulasi
W (gram)
Putaran
Waktu (s)
RPM
Viskositas (cPs)
50
50
50
50
50
50
50
50
50
W (gram)
Putaran
Waktu (s)
RPM
Viskositas (cPs)
50
50
50
50
50
50
50
50
50
6. Volume Sedimentasi
Non granulasi
Granulasi
Vo
Vu
F
Vo
Vu
F
10'
20'
30'
60'
Hari pertama
Vo
Vu
F
Vo
Vu
F
Hari keempat
Vo
Vu
F
Vo
Vu
F
Hari kelima
Vo
Vu
F
Vo
Vu
F
KESIMPULAN & SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat. Jakarta : UI-Press.
Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan Indonesia.
Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan Indonesia.
Handbook of Pharmaceutical Excipients edisi VI. 2009. Chicago : Pharmaceutical Press and American Association.
Lachman, Leon dkk. Teori dan Praktek Farmasi Industri jilid 1 dan 2. Jakarta : UI-Press.
Marin, Alfred dkk. Farmasi Fisik edisi ketiga jilid 2. Jakarta : UI-Press.
Martindale edisi XXXI. Chicago : Pharmaceutical Press and American Association.