BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam jaman sekarang, banyak siswa yang sangat sulit untuk memahami mata pelajaran tertentu ter tentu karena dianggap terlalu sulit dan bahkan tidak sedikit siswa s iswa sekarang yang banyak mengeluh ketika mengikuti mata pelajaran tersebut. Dalam pengamatan sehari-hari, rata-rata siswa sangat kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu materi pelajaran Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Dibandingkan dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) seperti materi Geografi, Sejarah, Ekonomi dan Sosiologi, siswa lebih condong untuk belajar karena mata pelajaran tersebut hanya memfokuskan siswa untuk mengingat dan tidak memahaminya, sedangkan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa dituntut untuk berfikir kritis dan memahami bukan hanya mengingat karena seperti yang kita ketahui IPA lebih mengarah ke Eksakta yang titik acuannya kebanyakan ke perhitungan dimana perhitungan itu bersifat harga mati. Dalam makalah ini, kita kan meninjau atau memfokuskan pada mata pelajaran fisika, Banyak siswa yang sangat “membenci” atau tidak menyukai mata pelajaran fisika karena sangat sulit untuk dipelajari dan dipahami. Dengan adanya makalh ini, diharapkan kita akan mengetahui mengapa hal tersebut bisa terjadi dan bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
1.2. Identifikasi Masalah
Permasalahan penelitian yang kami ajukan ini dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
Tingkat kesulitan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran fisika. Metode atau cara mengajar guru fisika di sekolah. Kesulitan yang dihadapi guru fisika ketika mengajar dikelas. Cara meningkatkan kemauan belajar dan prestasi siswa di mata pelajaran fisika.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan dilakukan lebih fokus, sempurna, sempurna, dan mendalam maka penulis memandang permasalahan permas alahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan “Pandangan “ Pandangan siswa terhadap mata pelajaran fisika”. fisika”. Serta berfokus kepada metode dan cara meningkatkan kualitas belajar siswa dalam mata pelajaran fisika. 1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masaalah yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1
1. Bagaimana pandangan siswa terhadap mata pelajaran fisika? 2. Apa saja metode atau cara mengajar di dapat dipakai guru fisika untuk meningkatkan hasil belajar siswa? 3. Bagaimana cara guru fisika untuk meningkatkan kualitas belajar siswa?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pembuatan rekayasa ide ini adalah untuk memenuhi salah-satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, serta untuk mengetahui tentang pandangan fisika dalam kawasan siswa SMA dan cara mengubah pandangan negatif tersebut sehingga terjadi peningkatan kualitas belajar siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat atau Kegunaan Penelitian Teoritis: 1. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi sebagai perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya. 2. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya tentang pelajaran fisika yang dapat di pelajari dengan cara-cara yang menarik dan tidak membosankan. 3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar serta pedoman untuk penelitian berikutnya yang sejenis. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Praktis Manfaat bagi peneliti 1. Untuk menerapkan imu yang diperoleh di bangku kuliah dalam mempelajari tingkat belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMA. 2. Sebagai calon pendidik, pengetahuan selama mengadakan penelitian ini dapat ditransformasikam pada peserta didik khususnya dan masyarakat pada umumnya.
2
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran Pendekatan (approach) , menurut T. Raka Joni (1991), menunjukkan cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak, ibarat seorang yang memakai kacamata dengan warna tertentu di dalam memandang alam sekitar. Kacamata berwarna hijau akan menyebabkan lingkungan kelihatan kehijau-hijauan dan seterusnya. Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang memiliki beberapa arti di anataranya diartikan dengan ’pendekatan’. Di dalam dunia pengajaran, kata approach lebih tepat diartikan a way of beginning something ‘cara memulai sesuai’. Karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Dalam pengertian yang lebih luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang sesuatu, suatu filsafat atau keyakinan yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi, pendekatan bersifat aksiomatis (Badudu 1996:17). Aksiomatis artinya bahwa kebenaran kebenaran teori-teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Pendekatan pembelajaran (teaching approach) adalah suatu ancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
Istilah strategi berasal dari Yunani strategia ’ilmu perang’ atau ’panglima perang’. Selanjutnya strategi diartikan sebagai suatu seni merancang operasi di dalam peperangan. Strategi dapat diartikan pula sebagai suatu keterampilan mengatur suatu kejadian atau hal ikhwal (Hidayat 2000:1) Antony (dalam Hidayat 2000: 1) menyatakan bahwa strategi adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. (Pringgowidagda 2002: 88) Secara umum strategi diartikan suatu cara, teknik, taktik, atau siasat yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dick dan Carey (1985) yang dikutip oleh Suparman (1993:155) mengatakan bahwa suatu strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Dick dan Carey menjelaskan lima komponen umum strategi pembelajaran, yaitu: a) kegiatan prapembelajaran, b) penyajian informasi, c) partisipasi siswa, d) tes, dan e) tindak lanjut. Kelima komponen tersebut bukanlah satu-satunya rumusan strategi pembelajaran. Berkaitan dengan strategi ini, ada kesepakatan beberapa ahli. Mereka menyatakan bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematik sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. strategi mencakupi empat pengertian sebagai berikut (Suparman 1993:156) : a. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan guru dalam menyampaikan isi 3
pelajaran kepada siswa. b. Metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar terjadi proses belajar secara efisien dan efektif. c. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajar an yang digunakan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. d. Waktu yang digunakan oleh guru dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan kata lain, strategi pembelajaran adalah cara yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Istilah metode berasal dari bahasa Yunani methodos ’jalan’, ’cara’. Karena itu, metode diartikan cara melakukan sesuatu. Dalam dunia pembelajaran, metode diartikan ’cara untuk mencapai tujuan’. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dengan urutan yang sistematis berdasa rkan pendekatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Jadi, metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan pendekatan bersifat filosofis, atau bersifat aksioma. Dengan demikian, metode bersifat prosedural. Artinya, menggambarkan prosedur bagaimana mencapai tujuan-¬tujuan pengajaran. Karena itu, tepat bila dikatakan bahwa setiap metode pembelajaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai bagian atau komponen metode itu. Jadi, secara keseluruhan metode pengajaran itu mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu persiapan (preparasi), pelaksanaan (presentasi), dan penilaian (evaluasi). Setiap tahap diisi pula oleh langkah-Iangkah kegiatan yang lebih spesifik. Dari bagan di atas terlihat bahwa tahap I (persiapan) tidak kelihatan di sekolah kare na biasa dilakukan guru di rumah. Ini membuktikan bahwa metode pengajaran itu luas cakupannya, mencakup kegiatan guru yang ada di rumah sampai ke sekolah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang mencakup pemilihan, penentuan, dan peyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi bagaimana pengembangannya. Karena itu,metode pengajaran dapat dikatan sebagai cara guru mencapai tujuan pengajaran dari awal sampai akhir yang terdiri atas lima kegiatan pokok. Kegiatan-kegiatan tersebut sebagai berikut: 1) pemilihan bahan, 2) penyusunan bahan, 3) penyajian, 4) pemantapan, dan 5) penilaian formatif.
4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan permasalahan-permasalahanyang berkaitan dengan proses belajar mengajar antara guru fisika dan siswa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang merupakan desain penelitian yang bersifat alamiah, dalam arti peneliti tidak berusaha memanipulasi seting penelitian, melainkan melakukan studi terhadap suatu fenomena. Alasan menggunakan metode penelitian kualitatif adalah berdasarkan pendapat Alsa (2003) yaitu penelitian kualitatif umumnya dipakai apabila peneliti tertarik untuk mengeksplorasi dan memahami satu fenomena sentral, seperti proses atau peristiwa. Data yang muncul dalam penelitian kualitatif ini berbentuk kata-kata, dan bukan rangkaian angka. Cara-cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah dengan melakukan wawancara langsung dan tak langsung. 3.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain Wawancara langsung dan kajian pustaka. 3.3. Variabel Penelitian
Variabel penelitiannya adalah guru fisika SMA Budi Murni 3 Medan yaitu Andil Siregar. 3.4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data kualitatif dilakukan sesuai dengan pendekatan studi kasus, sehingga analisis data yang digunakan dengan cara menelaah jawaban-jawaban yang dikumpulkan yang dapat didapat dari subjek penelitian. Jawaban-jawaban tersebut diorganisir dengan cara mengidentifikasikan dan mengkategorisasikan sesuai dengan tujuan-tujuan penelitian. Hal ini sesuai dengan langkah pokok penelitian studi kasus yang diungkapkan oleh Sudjarwo (2001).
5
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pembahasan Hasil Penelitian Data Narasumber
Nama
: Andil Siregar
Profesi
: Guru Fisika
Tempat Bekerja
: SMA Budi Murni 3 Medan
6
PERTANYAAN DAN JAWABAN
*Pertanyaan 1 1. Sudah berapa lama bapak mengajar? Jawaban : => Saya sudah mengajar sekitar 5 tahun lebih, jalan 6 tahun. Saya mulai mengajar di SMA ini tahun 2011an hingga sekarang. *Pertanyaan 2 2. Dalam mengajar, bagaimana respon para murid saat pembelajaran? Jawaban : => Kalau dalam pembelajaran responnya pasti berbeda-beda, ada siswa yang sangat aktif memperhatikan, ada yang hiper aktif mengganggu teman-temannya, dan ada juga yang hanya diam dimana kita tidak tahu apakah dia diam melamun atau diam memperhatikan. Ya pokoknya, bervariasi kelakuan yang timbul. Sebagai guru, kita harus bisa menghadapi situasi tersebut. *Pertanyaan 3 3. Teknik seperti apa yang bapak gunakan di dalam mengajar? Jawaban : => Beragam cara yang saya gunakan, tidak hanya teknik tetapi seperti strategi maupun metode saya gunakan dalam pembelajaran dikelas. Yang paling dominan saya pakai seperi metode ceramah dan kadang-kadang saya juga memakai metode eksperimen. Di sekolah ini, seperti mata pelajaran saya yaitu fisika, saya tidak hanya menyampaikan materi saja. Saya sering mengadakan praktikum-praktikum dari yang mudah hingga yang agak mudah seperti pengukuran, tumbukan, cara memakai dan menghitung hambatan, tegangan, dan arus pada multimeter. Intinya dalam pembelajaran di kelas kita harus dapat mengkondisikan cara yang bagaimana untuk menghadapi atau mengajar siswa di kelas. *Pertanyaan 4 4. Dalam memberikan tugas/ soal pada siswa, bapak membuatkan soal dalam bentuk apa saja? Jawaban : => Untuk jenis soal yang dibuat ya seperti biasanya, saya membuat soal pilihan berganda dan uraian (essay). Kalau bentuk soal yang lain seperti sebab-akibat dan yang lainnya itu hanya saya berikan di kondisi tertentu seperti untuk kelas 3 SMA yang akan menghadapi ujian UN, SBMPTN. Tapi mau juga saya berikan kepada siswa kelas 1 dan 2 SMA sesekali agar nantinya siswa tidak kaget dengan soal tersebut. *Pertanyaan 5 5. Bagaimana cara bapak atau juga bisa kriteria bapak dalam membuat soal?
7
Jawaban : Kalau untuk membuat soal saya tidak terlalu pusing lagi karena saya juga merupakan tentor di bimbingan Ganesha Operation (GO) yang ada di dkat aksara. Sudah sangat banyak pembendaharaan soal yang saya miliki, tetapi sebelumnya soal-soal ini saya buat juga berdasarkan taksonomi bloom yang C1 hingga C6. Tapi memang jarang saya buat pas ke C5 dan C6 dan jujur saya sebagai guru pun kadang dalam materi tertentu hanya dapat membuat soal kadang hanya sampai tingkat C3 ataupun C4. *Pertanyaan 6 6. Apa saja keluh kesah bapak selama mengajar pelajaran fisika? Jawaban : => Pasti sudah banyak ya, apalagi ketika pertama kali mengajar fisika di SMA ini, pasti banyak sekali siswa yang sepele dengan cara mengajar kita karena kita termasuk guru baru. Tapi dengan kemampuan dan apa yang kita telah pelajari ketika kuliah ya kita pasti punya modal agar bisa membuat siswa menyukai kita minimal mau mengikuti pelajaran kita. *Pertanyaan 7 7. Menurut bapak, mengapa murid rata-rata tidak menyukai fisika? Jawaban : => Menurut pengalaman saya ketika mengajar disini, siswa tidak menyukai pelajaran fisika karena hal-hal tertentu seperti cara mengajar guru, soal fisika yang memang sangat sulit, dan bisa saya bilang ada juga siswa yang memang memiliki daya pikir yang lemah sehingga siswa tidak dapat mengikuti pelajaran dan akhirnya tidak menyukai pelajaran fis ika. *Pertanyaan 8 8. Bagaimana upaya bapak sebagai guru fisika agar membuat siswa menghilangkan pandangan bahwa fisika itu sulit? Jawaban : => Soal fisika memang sangat sulit, sebenarnya menurut saya kita lebih pas menggunakan kata menghilangkan pandangan siswa bahwa fisika itu menyenangkan atau tidak membosankan. Menurut saya fisika itu sulit tapi bisa kita buat cara belajarnya jadi lebih menyenangkan. Saya ketika memulai mata pelajaran selalu membuat demonstrasi awal tentang materi yang saya akan sampaikan terlebih dahulu seperti pe rcobaan Glileo dan Galilei yang menggunakan dua buah benda yaitu buku yang besar dan kertas yang dijatuhkan dari ketinggian yang sama tapi berbeda tempat. Pasti siswa berpikir bahwa jika dijatuhkan dari ketinggian yang sama maka yang akan terlebih dahulu jatuh adalah buku. Memang jawaban siswa benar, tetapi kita bisa melakukan demonstrasi agar kedua benda tersebut bisa jatuh secara bersamaan. Pasti siswa akan merasa ingin tahu dan jadi tertarik. Kemudian saya praktekkan cara nya yaitu dengan menaruh tepat diatas buku dan dijatuhkan secara bersamasama, maka kedua benda akan jatuh secara bersamaan, maka siswa akan lebih tertarik untuk belajar fisika. Dari penjelasan atau jawaban narasumber diatas kita dapat menggunakannya ketika nantinya kita sebagai guru mengajar fisika di sekolah. 8
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Dalam mata pelajaran fisika, hampir seluruh atau rata-rata siswa dikelas tidak menyukai atau tidak tertarik untuk belajar fisika akibat beberapa hal Hal-hal yang membuat siswa malas atau tidak tertarik belajar fisika disekolah antara lain cara guru mengajar, materi yang sangat sulit, dan kemampuan belajar berpikir siswa yang rendah karena telah bawaan dari ketika SD atau SMP yang jarang belajar. Guru fisika dalam mengajar fisika dalam pembelajaran dikelas sebaiknya menggunakan metode atau cara-cara yang bervariasi dan menyesuaikan kondisi yang pas dalam proses belajar mengajar agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan. Dalam membuat soal fisika yang baik dan benar (berkualitas) sebaiknya kita menggunakan aturan taksonomi bloom agar soal bisa direncanakan muali dari tingkat yang mudah hinga tingkat yang agak sukar sehingga meningkatkan kulaitas berpikir siswa Guru Fisika sebaikanya dalam pembelajaran juga memberikan sedikit motivasi maupun demonstrasi awal ketika memulai pembelajaran agar siswa termotivasi atau menjadi lebih etrtarik untuk belajar fisika dan membuang pandangan bahwa fisika itu membosankan.
9
DAFTAR PUSTAKA Muslich, Masnur. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran. Jakarta : Paramitra Wena, Meda, 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif . Jakaarta : PT. Bumi Aksara
10