TUTORIAL KLINIK KULIT KELAMIN “GONOREA”
Dosen Pembimbing: dr. Fajar Waskitam ,M.Kes. Sp. KK (K)
Disusun Oleh: Mark Belfis Wicaksono
(42150049)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT KELAMIN RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE 27 Juni – 23 Juli 2016 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA 2016 STATUS PASIEN KULIT
STATUS PASIEN KULIT
I.
II.
IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis kelamin Kunjungan ke klinik
: Sdr. GA : 22 Bulan : Laki Laki : 5 Juli 2016
ANAMNESA A. Keluhan Utama Kencing Nanah B. Riwayat Penyakit Sekarang Dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, sekarang nananya sudah mulai berkurang, Nyeri(+), Gatal (+). Nyeri saat berkemih berkurang dibandingkan pada awalanya timbul gejala. Pasien mengaku berhubungan intim memakai kondom dengan temanya dan gejala muncul 1 minggu setelah berhubungan. Temanya tidak mengeluhkan gejala yang sama. Selama satu bulan berat badan pasien C. D. E. F. G.
III.
turun 7 Kg Riwayat penyakit Dahulu Disangkal Riwayat Operasi : Disangkal Riwayat Alergi : Antibiotik Mata bengkak Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal Riwayat Pengobatan : Obat Herbal
PEMERIKSAAN FISIK: Keadaan Umum : Cemas Kesadaran
: Compos mentis
Gizi
: Cukup
Nadi dan RR
:-
Kepala
: Sesuai status lokalis
Leher
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Thorak
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Aksilla
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Ektremitas IV.
: Tidak dilakukan pemeriksaan
DIAGNOSA BANDING: 1.Uretritis Gonore 2.Trichomonas Vaginalis 3.Infeksi Candida Albicans 4..Infeksi gardnerella vaginalis
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak dilakukan VI. DIAGNOSA: Uretritis Gonore VII. TATALAKSANA inj Ceftriaxone 1 g/ vial no. 1 Simm (Dosis 250 mg Intramuskular) R/Azithromycin 1g S 1 dd (single dose ) R/Paracetamol tab 500 mg no.XV S prn 3 dd (demam) VIII. EDUKASI - Hindari penularan dengan cara memakai kondom saat berhubungan - Periksakan pasangan - Setelah pemberian obat perlu melakukan follow up 2-4 minggu
Tinjauan Pustaka Definisi Gonore adalah infeksi bakteri yang disebabkan bakteri gram negatif Neisseria gonorrhoeae.. bakteri ini biasanya menginfeksi membran uretra, endoseviks, dan rectum. Lalu bermanifestasi sebagai uretritis , servisitis , atau salpingitis . Infeksi mungkin tanpa gejala. Epidemiology
Penyakit ini umum di seluruh dunia , dapat terjadi pada pria dan wanita semua umur, namun sering terjadi pada dewasa muda . ditemukan 820.000 kasus baru setiap tahunnya . Gonore adalah penyakit menular kedua yang paling sering dilaporkan . Bisa asimtomatik mulai dari 12 % sampai 50 % dari kasus pada pri dan 50 % sampai 80 % kasus pada wanita 10 % sampai 15 % penderita Gonore wanita mengalami penyakit radang panggul (PID), penyebaran hematogen dapat mengakibatkan arthritis lesi pada kulit dan kebutaan pada kasus yang terlambat ditangani Etiologi Gonore disebabkan oleh gonokokus yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879. Kuman ini masuk dalam kelompok Neisseria sebagai N.gonorrhoeae bersama dengan 3 spesies lainnya yaitu, N.meningitidis, N.catarrhalis dan N.pharyngis sicca. Kuman ini bersifat tahan asam, gram negatif, dan dapat ditemui baik di dalam maupun di luar leukosit. Kuman ini tidak dapat bertahan hidup pada suhu 39 derajat Celcius, pada keadaan kering dan tidak tahan terhadap zat disinfektan. Gonokok terdiri atas 4 tipe yaitu tipe 1, tipe 2, tipe 3 dan tipe 4. Namun, hanya gonokok tipe 1 dan tipe 2 yang bersifat virulen karena memiliki pili yang membantunya untuk melekat pada mukosa epitel terutama yang bertipe kuboidal atau lapis gepeng yang belum matur dan menimbulkan peradanga Patogenesis Gonokokus memiliki protein pili yang membantu perlekatan bakteri ini ke sel epitel yang melapisis selaput lendir, terutama epitel yang melapisis kanalis endoserviks dan uretra, pertama-tama mikroorganisme melekat pada membtan plasma, lalu menginvasi ke dalama sel dan merusak mukosa sehingga memunculkan respon inflamasi dan eksudasi
Gonokokus akan menghasilkan berbagai macam produk ekstraseluler yang dapat mengakibatkan kerusakan sel, termasuk diantaranya enzim seperti fosfolipase, peptidase dan lainya. Kerusakan jaringan ini tampaknya disebabkan oleh dua komponen permukaan sel yaitu LOS (lipopolisakarida) yang berperab enginvasi sel epitel dengan cara menginduksi produksi endotoksin yang mengakibatkan kematian sel mukosa dan peptidoglikan. Mobilisasi leukosit PMN menyebabkan terbentuknya mikroabses subphitelial yang pada akhirnya akan pecah dan melekpaskan PMN dan gonokokus Patofisiologi Bakteri gonokokus merusak membran yang melapisi selaput lendir terutama kanalis endoserviks dan uretra. Infeksi ekstragebital di faring, anus dan rektum dapat dijumpai pada kedua jenis kelamin. Penularan terjadi melalui kontak langsung antara mukosa ke mukosa. Risiko penularan laki-laki kepada perempuan lebih tinggi daripada penularan perempuan kepada laki-laki terutama karena lebih luasnya selaput lendiri yang terpajan dan eksudat yang berdiam dalam vagina. Setelah terinokulasi, infeksi dapat menyebar ke prostat, vas deferens, vesikula seminalis, epididimis, dan testis pada laki-laki. Pada perempuan infeksi dapat menyebar ke uretra, kelenjat skene, kelejar bartholini , endometrium, tuba falopii, dan rongga peritoneum, yang dapat menyebabkan pelvic inflamatory disease (PID) pada perempuan. Gejala klinis Munculnya gejala gonore sangat singkat yaitu sekitar 2 hingga 5 hari pada pria. Sedangkan pada wanita, munculnya gejala sulit ditentukan akibat adanya kecenderungan untuk bersifat asimptomatis pada wanita. Keluhan subjektif yang paling sering timbul adalah rasa gatal, disuria, polakisuria, keluar duh tubuh mukopurulen dari ujung uretra yang kadangkadang dapat disertai darah dan rasa nyeri pada saat ereksi.
Pada pemeriksaan orifisium uretra eksternum tampak kemerahan, edema, ekstropion dan pasien merasa panas. Pada beberapa kasus didapati pula pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral maupun bilateral. Gambaran klinis dan perjalanan penyakit pada wanita berbeda dari pria. Pada wanita, gejala subjektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan objektif. Adapun gejala yang mungkin dikeluhkan oleh penderita wanita adalah rasa nyeri pada panggul bawah, dan dapat ditemukan serviks yang memerah dengan erosi dan sekret mukopurulen
Diagnosis Diagnosis gonore ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Diagnostik laboratorium yang digunakan antara lain Mikroskopis Pemeriksaan mikroskopis yang digunakan adalah dengan pengecatan gram. Pengambilan sampel dari swab sekret pada uretra dan swab endoservik pada wanita. Hasil positif akan tampak diplokokus gram negatif. Pengecatan positif pada pria dengan uretritis yang simptomatik memilki sensitivitas sebesar 95%, sedangan pada wanita hanya memiliki sensitivitas sebesar 30-50%. Kultur Kultur bakteri
merupakan gold standart untuk pemeriksaan gonore. Kultur Neisseria gonorrhoeae dengan menggunakan media selektif yang diperkaya, misalnya Thayer-Martin yang dimodifikasi dan memilki sensitivitas 80%-95%. Diinkubasi pada suhu 35-37oC dan atmosfer yang mengandung kadar CO2 5%. 3,5. Kultur dapat digunakan untuk kasus gonore ektragenital. Isolasi Neisseria gonorrhoeae dengan sampel yang diambil dari rektum yang terinfeksi hanya memilki sensitivitas sebesar 30%-50% dan 5%-20% dari faring yang terinfeksi pada wanita. Diagnosis banding 1. Infeksi Trichomonas Vaginalis : Eksudat terlihat berbusa, berbau busuk, disertai dengan uretritis. Tes saline positif menandakan adanya infeksi protozoa 2. Infeksi Candida Albicans : eksudat terlihat kental, berwarna krem, dan terasa gatal, Diagnosis dilakukan dengan identifikasi organisme dengan pewarnaan atau kultur 3. Infeksi gardnerella vaginalis : sekret tidak berbau, berwarna keabuan, dan asam. Pada pewarnaan relihat clue cell, dan aroma amine pada alkalisasi dengan potassium hydroxide Uretritis yang diidentifikasikan patogen selain gonokokus dikelompokan dalam nongonococcal urethritis (NGU). Penyakit ini dikarakteristikan dengan disuria, kadangkadang disertai dengan sekret dari uretra dan biasanya mempunyai periode inkubasi yang panjang, onset akut yang lebih pendek, dan sedikit sekret dari uretra. Keluhan dapat juga hanya terasa ketidaknyamanan atau nyeri pada uretra tanpa adanya sekret Tatalaksana Gonore dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat . CDC sekarang merekomendasikan terapi ganda , atau menggunakan dua obat , untuk mengobati gonore dosis tunggal 250 mg ceftriaxone intramuskular dan 1g azitromisin oral. Meskipun obat akan menghentikan infeksi , itu tidak akan memperbaiki kerusakan permanen dilakukan
oleh penyakit . resistensi antimikroba pada gonore telah meningkatkan, dan keberhasilan pengobatan gonore menjadi lebih sulit . Jika gejala-gejala seseorang terus berlanjut selama lebih dari beberapa hari setelah menerima perawatan , ia harus kembali ke penyedia layanan kesehatan untuk dievaluasi ulang.
Daftar Pustaka Jawas AF, Murtiastutik D. Penderita Gonore di Divisi Penyakit Menular Seksual Unit Rawat Jalan Ilmu Kesehatan Kuit dan Kelamin RSU Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2002-2006. 2008 Desember ,20(3): p.217-21. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengadilan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan : Pedoman Penatalaksanaan Infeksi Seksual. Jakarta;2004 Price SA, Wilson LMC. Pathophysiology Clinical Concept Of Disease Processes. Edisi 6. 2002:P. 1336-7 Mc.cance KL, Huether SE. Pathophysiology The Biologic Basis for Disease in Adults and Children. Edisi 5 United States of America; 2006: p.866
[Guideline] CDC. Update to CDC's sexually transmitted diseases treatment guidelines, 2006: fluoroquinolones no longer recommended for treatment of gonococcal infections. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2007 Apr 13. 56(14):332-6. [Medline]. http://www.fpa.org.uk/sites/default/files/gonorrhoea-information-and-advice.pdf