Fidela Firwan Firdaus (20080310018) ( 20080310018) REFLEKSI KASUS
1.
Rangkuman Pengalaman Seorang anak perempuan, usia 6 tahun, datang dengan keluhan panas sejak 3 hari yang lalu terus-menerus, pusing (+), mimisan (-), gusi berdarah (-), batuk (+), pilek (+), mual (-), muntah (-). Nyeri perut (+), BAK & BAB normal, BAB hitam (-). Riwayat sakit yang sama sebelumnya (-). Riwayat kejang saat demam (-). Riwayat penyakit lain (-). Riwayat alergi (-). Hasil pemeriksaan tanda vital: HR 96x/menit, RR 40x/menit, T 38,7ºC, BB 23kg. Hasil pemeriksaan fisik: uji torniquet (+), hepatomegali (+), akral dingin (+/+). Hasil laboratorium: Hb 12,8g/dL, AL 3000/mm 3, AT 104.000/mm 3, HMT 39,1%, widal (-). Terapi yang sudah diberikan: infus RL 15tpm, injeksi cefotaxim 3x500mg, injeksi dexamethason 2x1A, sanmol 4x1cth.
2.
Perasaan terhadap pengalaman Saya memilih kasus DHF karena DHF masih merupakan masalah kesehatan yang ditakuti masyarakat karena sering menimbulkan kematian pada anak-anak & orang dewasa.
3.
Evaluasi Bagaimana penegakan diagnosis dan penatalaksanaan pada DHF tersebut?
4.
Analisis/ Pembahasan DHF adalah suatu penyakit menular yang disebabkan virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aides aegypti. aegypti. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Diagnosis DHF menurut WHO yaitu: - Klinis 1. Demam tinggi mendadak, terus-menerus 2-7 hari. 2. Manifestasi perdarahan: petekie, ekimosis, purpura, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis atau melena, atau setidaknya uji torniquet (+). 3. Hepatomegali 4. Syok, ditandai dengan nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien gelisah. - Laboratoris
1. Trombositopenia (< 100.000/mm 3) 2. Hemokonsentrasi (hematokrit > 20% normal) Apabila terdapat 2 atau lebih tanda klinis ditambah tanda laboratoris, maka dapat didiagnosis DHF. Indikasi rawat inap pada dugaan infeksi virus dengue : - Panas 1-2 hari disertai dehidrasi (karena panas, muntah, intake kurang) atau kejangkejang. - Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet positif/ negatif, kesan sakit keras (tidak mau bermain), Hb dan HMT meningkat. - Panas disertai perdarahan. - Panas disertai syok. Belum atau tanpa syok: 1. Grade I dan II: a. Oral ad libitum atau b. Infus cairan Ringer Laktat dengan dosis 75 ml/KgBB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg atau 50 ml/KgBB/hari untuk anak dengan BB > 10 kg bersama-sama diberikan minuman oralit, air buah atau susu secukupnya. Untuk kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum sebnyak banyaknya dan sesering mungkin. Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut:
100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg
75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg
60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg
50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg
Obat-obatan lain: antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik untuk anti panas, darah 15 cc/kgBB/hari jika perdarahan hebat.
Dengan syok: 2. Grade III a. Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jam Apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan nadi teraba dengan frekuensi kurang dari 120/menit dan akral hangat) lanjutkan dengan Ringer
Laktat 10 mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi dengan sisa waktu (24 jam dikurangi waktu yang dipakai untuk mengatasi renjatan). Perhitungan kebutuhan cairan dalam 24 jm diperhitungkan sebagai berikut:
100 mL/KgBB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 Kg.
75 mL/KgBB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 K g.
60 mL/KgBB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 Kg.
50 mL/KgBB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 Kg.
b. Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan tensi masih terukur kurang dari 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut memperoleh plasma atau plasma ekspander (dextran L atau yang lainnya) sebanyak 10 mL/KgBB/1 jam dan dapat diulang maksimal 30 mL/KgBB dalam kurun waktu 24 jam. Jika keadaan umum membaik dilanjutkan cairan RL sebanyak kebutuhan cairan selama 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi s yok. c. Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/KgBB/1 jam keadaan tensi menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander (dextran L atau lainnya) sebanyak 10 ml/KgBB/1 jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/KgBB dalam kurun waktu 24 jam. 5.
Kesimpulan & Rencana Tindak Lanjut Pasien ini didiagnosis DHF sesuai dengan kriteria yaitu terdapat demam selama 3 hari, uji torniquet (+), hepatomegali (+), dan HMT 39,1% (meningkat > 20%). Penatalaksanaan yang diberikan yaitu Rencana tindak lanjut pada pasien ini yaitu observasi keadaan umum dan tanda vital, cek darah tiap 24 jam, dan memulangkan pasien jika keadaan sudah baik.
6.
Referensi 1. Mansjoer, Arif & Suprohaita. 2000. Kapita Slekta Kedokteran Jilid II . Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius. Jakarta. 2. Monica, Ester. 1999. Demam Berdarah Dengue: Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengendalian. Jakarta : EGC.