MAKALAH REFLEKS BABINSKI MATA KULIAH FISIOLOGI
NAMA NIM KELAS
: LALE BIDARI SANGATRI : P 27240012024 : 1A
JURUSAN DIII AKUPUNKTUR
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan dan rahmat Nya penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“ Refleks Babinski”
guna memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan refleks dalam fisiologi yang penulis sajikan berdasarkan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Akupunktur. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukan demi perbaikan pembuatan makalah saya selanjutnya dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Surakarta, 24 Juni 2013,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................ ................................................................... ............................................. ............................ ...... i DAFTAR ISI ............................................. ................................................................... ............................................ ........................................... .....................ii BAB I PENDAHULUAN ............................................... ..................................................................... ........................................... .....................1 A. Latar Belakang .......................................... ................................................................ ............................................ ......................... ... 1 B. Rumusan Masalah ............................................. ................................................................... ....................................... .................2 C. Tujuan......................................... ............................................................... ............................................. ........................................ .................2 BAB II PEMBAHASAN ............................................ .................................................................. ............................................ ......................... ...3 A. Gerak Refleks ........................................... ................................................................. ............................................ ......................... ...3 B. Refleks Patologik ............................................. ................................................................... ....................................... .................4 C. Refleks Babinski .......................................... ................................................................ ........................................... .....................4 D. Mekanisme Refleks Babinski .............................. .................................................... .................................... ..............5 1. Tanda babinski ........................................... ................................................................. ....................................... .................5 2. Pengujian babinski ........................................... .................................................................. ................................ .........6 E. Kasus yang terkait dengan babinski ............................ .................................................. ............................ ......6 BAB III PENUTUP ......................................... ............................................................... ............................................ .................................... ..............8 A. KESIMPULAN .......................................... ................................................................ ............................................ ......................... ...8 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Gerakan refleks adalah gerakan involunter yang terjadi akibat rangsangan para reseptor sensorik. Refleks terjadi karena impuls tidak diteruskan ke otak, namun langsung ke serabut motorik melalui sinaps di medulla spinalis. Garak refleks merupakan mekanisme pertahanan primitif melawan potensi merusak dari lingkungan luar. Gerak refleks digunakan sebagai parameter penting fungsi fisiologis serabut saraf perifer untuk menilai terjadinya lesi neurologis. Beberapa refleks menetap, namun beberapan refleks menghilang seiring pertumbuhan manusia. Jalur – jalur saraf saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks dikenal sebagai lengkung refleks. Refleks sangat penting untuk pemeriksaan keadaan fisis secara umum, fungsi nervus, dan koordinasi tubuh. Dari refleks atau respon yang diberikan oleh anggota tubuh ketika sesuatu mengenainya dapat diketahui normal tidaknya fungsi dalam tubuh. Perkembangan kognitif yang awal mulai dengan perilaku bawaan, refleks, dan fungsi memori. Bayi baru lahir memulai aktivitas refleks, menyesuaikan
benda-benda
yang
baru
ke
dalam
perilaku,
dan
mengakomodasikan perilaku ini untuk mencapai keinginan mereka. Misalnya, belajar untuk menoleh ke arah puting susu. Walaupun bayiberprilaku sesuai kehendak mereka,pembelajaran aktivitas pada refleks dan fungsi memori. Gerak otot reflektorik dapat ditimbulkan pada tiap orang yang sehat. Inilah yang dinamakan refleks fisiologik. Pada kerusakan di lintasan piramidalis dapat dijumpai refleks-refleks yang tidak dapat ditimbulkan pada orang-orang sehat, maka dari itu, refleks tersebut dinamakan refleks patologik.. Refleks patologik adalah gerakan refleks yang tidak ditemukan pada orang yang tidak sehat. Jadi, dalam keadaan normal refleks patologik itu tidak dapat diperlihatkan. Hingga kini mekanisme reflek patologik belum dapat diberikan Refleks patologik yang dapat dibangkitkan di kaki ialah refleks Babinski, Chaddock, Oppenheim, Gordon, Schaefer, Gonda, dan seterusnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Mengenal gerak refleks dan gerak patologik 2. Pengertian dan mekanisme refleks babinski 3. Kasus yang terkait dengan refleks babinski
C. Tujuan
1. Memenuhi salah satu tugas mata pelajaran fisiologi 2. Menambah pengetahuan tentang gerak refleks Babinski 3. .Membahas secara sederhana pengertian dan mekanisme gerak refleks babinski
BAB II PEMBAHASAN A. Gerak Refleks
Gerak Refleks adalah respons yang spontan terhadap suatu rangsang tanpa melibatkan koordinasi otak. Gerak Refleks sangat penting untuk perlindungan tubuh terhadap berbagai aktifitas yang berhubungan dengan pergerakan, sikap tubuh, dan pergerakan bermacam organ dalam tubuh. Gerak refleks dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor,interneuron,dan neuron motor,yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu.Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung). Hal ini berbeda sekali dengan ekanisme gerak biasa. Gerak biasa rangsangan akan diterima oleh saraf sensorik dan kemudian disampaikan langsung ke otak. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan itu diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab itu gerak biasa adalah gerak yang didasari. Baik disadari maupun tidak,tubuh kita selalu melakukan gerak. Bahkan seseorang yang tidak memiliki kesempurnaan pun akan tetap melakukan gerak. Saat kita tersenyum,mengedipkan mata atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkanoleh kontrasi otot.
Refleks baru dapat terjadi bila didukung oleh adanya lengkung refleks. Lengkung Refleks terdiri dari reseptor, saraf sensorik, sumsum tulang belakang, saraf motorik. Efektor, dan otot. otot.
B. Refleks Patologik
Gerak otot reflektorik dapat ditimbulkan pada tiap orang yang sehat. Inilah yang dinamakan refleks fisiologik. Pada kerusakan di lintasan piramidalis dapat dijumpai refleks-refleks yang tidak dapat ditimbulkan pada orang-orang sehat, maka dari itu, refleks tersebut dinamakan refleks patologik.. Refleks patologik adalah gerakan refleks yang tidak ditemukan pada orang yang tidak sehat. Jadi, dalam keadaan normal refleks patologik itu tidak dapat diperlihatkan. Hingga kini mekanisme reflek patologik belum dapat diberikan Refleks patologik yang dapat dibangkitkan di kaki ialah refleks Babinski, Chaddock, Oppenheim, Gordon, Schaefer, Gonda, dan seterusnya. Bilamana refleks Babinski dan Chaddock sudah terbukti ada usaha berkali-kali untuk membangkitkan refleks Babinski dan Chaddock tidak menghasilkan jawaban yang positif, maka secara praktis tidaklah perlu melakukan tindakan pemeriksaan untuk membangkitkan refleks patologik lainnya. Refleks Babinski dan Chaddock merupakan refleks yang dapat dipercaya penuh. Refleks patologik tersusun atas anggota atas dan anggota bawah tubuh.
C. Refleks Babinski
Pada anggota bawah tubuh, ditemukan refleks Babinski. Refleks ini untuk pertama kali diuraikan oleh Babinski dari Polandia dalam tahun 1896. Refleks ini adalah khas (spesifik) bagi suatu lesi pada traktus piramidalis. Refleks ini tidak dapat ditimbulkan pada orang sehat kecuali pada bayi yang berumur kurang dari 1 tahun. Pada kaki, gerak reflektorik patologik berupa dorso-eksternsi ibu jari kaki dan pengembangan ibu jari-jari kaki lainnya sebagai jawaban atas penggoresan terhadap bagian lateral dari telapak kaki yang disebut sebagai Babinski. Perbedaan gerak refleks antara kelemahan upper motor neuron dan lower motor neuron pada babinski adalah pada upper motor neuron refleksnya meninggi dan babinskinya positif. Sedangkan pada lower motor neuron refleksnya menurun atau bahkan tidak ada, dan babinskinya negatif.
Refleks Babinski kita katakan positif, bila tampak ada respons berupa dorsofleksi dari ibu jari yang di sertai pemekaran dari jari-jari yang lain Jadi pada neonatus, refleks Babinski itu selalu positif. Refleks positif normal pada bayi baru lahir sampai usia 6-8 bulan. Sebab menjadinya positif refleks Babinski pada bayi yang berumur kurang dari satu tahun adalah oleh karena dalam umur kurang dari satu tahun, mielinisasi dari traktus piramidalis belum sempurna. Pada orang dewasa, refleks positif menunjukkan adanya lesi UMN. Terutama pada tracrus corticopinalis.
D. Mekanisme Refleks Babinski
Untuk menimbulkan refleks Babinski ini, kita goreskan ujung palu refleks pada bagian luar telapak kaki. Goresan itu dimulai dari t umit kemudian menuju keatas dengan menyelusuri bagian lateral dari telapak kaki, dan setelah sampai di pangkal kelingking goresan itu kita bengkokkan ke medial sampai ia berakhir pada pangkal jempol kaki, menyebabkan jari-jari kaki hiperekskresi dan hallux ke dorsifleksi. Respon normal terhadap rangsangan ini adalah fleksi jari-jari kaki. Refleks abnormal, ab normal, yaitu bila dorsofleksi ibu jari ja ri kaki disertai jari jari kaki lainnya terbuka seperti kipas, disebut refleks Babinski dan menunjukkan adanya penyakit neuron motorik atas. Refleks ini ditemukan pada anak-anak dibawah usia 2 tahun
1. Tanda babinski :
Cara pengukuran
Goreskan telapak kaki sepanjang tepi luar dimulai dari tumit
Kondisi normal
Jari kaki mengembang dari ibu jari kaki dorsofleksi, dijumpai sampai usia 2 tahun.
Kondisi patologis/abnormal
Bila pengembangan jari kaki dorsofleksi setelah usia 2 tahun, dadanya tanda lesi ekstra piramida.
2. Pengujian babinski
Metode pengujian
Stroke lateral telapak kaki dari tumit untuk seluruh basis jari kaki. Jari-jari kaki suar dengan dorsiflexion kaki besar. Penyebab dimugkinkan respon abnormal
Adanya respon
Hubungan bilateral: CNS defisit Unilateral: kerusakan saraf lokal 12 bulan
Tidak adanya respon Waktu refleks
E. Kasus yang terkait dengan refleks Babinski
1. Refleks Babinski dan hiper-refleksia dapat dijumpai pada awal nyeri radaikuler yang mengelilingi dada atau perut, dan juga diikuti dengan paraparesis yang lambat laun makin memberat, spastisitas dan klonus. Pada stadium awal ini belum ditemukan deformitas tulang vertebra, demikian
pula
belum
terdapat
nyeri
ketok
pada
vertebra
yang
bersangkutan. 2. Refleks Babinski juga terjadi pada kasus Hemiplegia. Sepanjang koma tidak dalam, maka adanya hemiplegia masih dapat diperiksa ialah dengan memberi rangsangan nyeri pada kedua lengan dan tungkai. Lengan dan tungkai yang lumpuh tidak akan memberi reaksi, sementara anggota yang tidak lumpuh akan bereaksi. Hemiplegia menunjukkan adanya lesi otak (GPDO, pasca trauma kapitis, neoplasma, abses, ensefalitis). Terhadap lengan dan tungkai dapat diperiksa adanya deserebrasi (pemotongan batang otak antara kolikus superior dan pusat vestibular dengan akibat hiperekstensi kepala dan leher, ekstensi dengan aduksi dan rotasi internal kedua lengan serta kedua tungkai kejang dalam sikap ekstensi. Refleks Babinski bilateral dapat memberi petunjuk ke arah edema otak, pendarahan subaraknoidal, pendarahan intraventrikular, dan pendarahan intraserebral yang besar atau luas. Paralisis neuron motorik bawah disebabkan karena destruksi saraf motorik perifer dan sel-sel komu anterior. Kalau ini terjadi maka otot-otot menjadi lemas dan hipotonus dan refleksi tendon dalam hilang
3. Refleks ini juga ditemukan pada anak-anak dibawah usia 2 tahun, selama periode tidur nyenyak, anestesi umum dan depresi postiktal (sesudah serangan), dan pada orang yang mabuk atau syok hipoglikemik sedang sampai berat. Keadaan ini juga ditemukan pada tentara setelah melakukan long march.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Bahwa gerak reflek disebabkan karena pengaruh ransangan yang datang dari luar tubuh dimana jalannya tidak sampai ke otak. 2. Pada umunya gerak refleks berlangsung terhadap stimulus dari luar dan berlangsung dengan cepat atau tiba-tiba. Gerakan terjadi juga diluar kesadaran kita (tidak didasarkan kemauan). 3. Refleks patologik yang dapat dibangkitkan di kaki ialah refleks Babinski, Chaddock, Oppenheim, Gordon, Schaefer, Gonda, dan seterusnya 4. Refleks Babinski adalah tindakan refleks jari-jari kaki, yang normal selama masa bayi tetapi abnormal setelah usia 12 sampai 18 bulan. Setelah itu, refleks ini merupakan indikasi kelainan pada jalur kontrol motorik utama dari korteks serebral dan secara luas digunakan sebagai alat bantu diagnostik pada gangguan gangguan sistem saraf pusat. 5. Refleks babinski tidak dapat ditimbulkan pada orang sehat kecuali pada bayi yang berumur kurang kurang dari 1 tahun. 6.
Kasus yang terkait dengan refleks Babinski dapat dijumpai pada awal nyeri radaikuler, Hemiplegia, dan lain lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Syaifuddin,AMK.
2006. Anatomi
Fisiologi
untuk
Mahasiswa
Keperawatan. Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EC 2. Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC 3. Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Kedokteran. Jakarta : EGC 4. Chusid, Joseph G. 1985. Correlative Neuroanatomy & Functional Neurology. Los Neurology. Los Altos : Lange : Lange Medical Publications 5. Sidharta, Priguna. 1979. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Umum. Jakarta : Dian Rakyat 6. Harsono. 2011. Buku 2011. Buku Ajar Neurologi Klinis. Kl inis. Yogyakarta : Gajah Mada University Press 7. Harsono. 2007. Kapita Selekta Neurologi. Neurologi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press 8. Ngoerah, I Gst. Ng. Gd. Gd. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Saraf. Surabaya : Airlangga University Press 9. Potter & Perry. Perry.2005. Buku 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan . Jakarta : EGC 10. Mardjono, Mahar. Sidharta, Priguna 2006. Neurologi Klinis Dasar . Jakarta : Dian Rakyat