BAB I PENDAHULUAN Bronko Bronkosko skopi pi merupa merupakan kan salah salah satu upaya upaya pentin penting g dalam dalam bidang bidang paru paru karena alat ini dapat digunakan sebagai diagnostik dan terapeutik. Bronkoskopi adalah tindakan yang dilakukan untuk melihat keadaan intra bronkus. Prosedur diagnostik dengan bronkoskop ini dapat menilai lebih baik mukosa saluran napas; normal normal,, hipere hiperemis mis atau lesi infiltr infiltrat at yang yang memper memperliha lihatka tkan n mukosa mukosa compan companggcampin camping. g. Teknik eknik ini juga juga dapat dapat menilai menilai penye penyempi mpitan tan atau atau obstru obstruksi ksi akibat akibat kompresi dari luar atau massa intrabronkial tumor intra bronkus. Prosedur ini juga dapat dapat menilai menilai ada tidakn tidaknya ya pembes pembesaran aran kelenj kelenjar ar getah getah bening bening,, yaitu yaitu dengan dengan menilai menilai karina karina yang yang terliha terlihatt tumpul tumpul akibat akibat pembesa pembesaran ran kelenja kelenjarr getah getah bening bening subkarina atau intra bronkus. (1 Tinda Tindakan kan bronko bronkosko skopi pi pada pada pender penderita ita di paru paru dan menemu menemukan kan !1,1" !1,1" memperlihat memperlihatkan kan gambaran gambaran keganasan, keganasan, #" peradangan, peradangan, #$,!%" #$,!%" menunjukk menunjukkan an mukosa mukosa infiltratif, infiltratif, #&,'!" #&,'!" stenosis stenosis infiltratif infiltratif dan #,'#" #,'#" massa intrabronkial intrabronkial intrabronkus.( )en )engan gan
berk erkemb embang angnya nya
tekn teknol olo ogi
peral eralat atan an
dan
kete ketera ram mpila pilan n
bronkoskopi digunakan sebagai sarana diagnostik, terapi dan pemantauan berbagai penyakit paru lainnya. )imana karakteristik dan gambaran bronkoskopi berbeda antara satu penderita dengan penderita yang lainnya, hal ini tergantung pada jenis dan penyebab penyakitnya. penyakitnya. (
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1.
Definisi
*ata bronkoskopi berasal dari bahasa +unani; broncho yang berarti batang tenggorokan dan scopos yang berarti melihat atau menonton. adi, bronkoskopi adalah pemeriksaan isual jalan nafas atau saluran pernafasan paru yang disebut bronkus. ebih khusus lagi, bronkoskopi merupakan prosedur medis, yang dilakukan oleh dokter yang mempunyai kompetensi di bidangnya dengan memeriksa bronkus atau percabangan paru-paru untuk tujuan diagnostik dan terapeutik (pengobatan. /ntuk prosedur ini dokter menggunakan bronkoskop, sejenis endoskop, yang merupakan instrumen untuk pemeriksaan organ dalam tubuh. Tergantung pada alasan medis atau indikasi klinis untuk bronkoskopi, dokter dapat
menggunakan
bronkoskopi
kaku (rigid
dan
0iber
ptic
Bronchoscopy (0B. (1 ..
Tujuan
2anfaat pemeriksaan bronkoskopi ialah melihat langsung keadaan saluran nafas bagian atas maupun saluran nafas bagian ba3ah. *elainan yang dapat dilihat secara langsung ( direct findings ialah 4 ( 1. 5nflamasi 6ambaran inflamasi dapat menyeluruh (misalnya bronkitis kronis ataupun lokal (akibat benda asing. 5nflamasi dapat terjadi secara akut, misalnya radang paru yang berhubungan dengan segmental maupun kronis (misalnya tuberkulosis.
Gambar 1. 2enunjukkan perubahan akibat inflamasi bronkitis kronis
Perubahan peradangan meliputi 4 •
7iperemis dan peningkatan askularisasi dari mukosa (ber3arna gelap atau merah muda atau bahkan merah. 2ukosa bronkus normal berupa palepink atau ber3arna merah kuning.
•
Pembengkakan ( swelling . Pada peradangan ringan, tampak sedikit pinggir dari karina tumpul dan buram atau kehilangan kontur sehingga tulang ra3an bronkial menonjol. Pada peradangan yang parah terjadi penyempitan mukosa.
•
Sekresi 2ukosa yang normal hanya sedikit menghasilkan lendir yang berguna
untuk pembersihan. Pada 3aktu peradangan, sekresi menjadi banyak dan sifat sangat berariasi, misalnya mukoid, tebal dan mukus yang kental (bronkitis kronis, 2ukus berupa plague (asma, pus8nanah (infeksi berat. •
Perubahan terlokalisir (localized changes
9eaksi lokal dapat dijumpai pada kelainan seperti pneumonia, abses paru, TB:, aspirasi benda asing, bronkiektasis, karsinoma, dan lain lain. •
Ascociated changes Terutama terlihat pada penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis
(PPOK), dimana dijumpai submukosa atrof, hipertrof pada dinding membran bronkial.
#
Gambar 2. 2enunjukkan penonjolan dinding trakea kanan oleh karena
tekanan intrinsic
2.
Tumor 6ambaran bronkoskopi pada tumor atau pembesaran kelenjar getah bening
atau metastasis dapat dijumpai tiga perubahan utama 4 •
)istorsi anatomi oleh karena adanya tekanan eksternal pada trakeo bronkial, biasanya disebabkan oleh limfadenopati sekunder berupa pelebaran sudut karina, pembengkakan pada dinding trakea8bronkus utama.
•
*eterlibatan dari dinding bronkial dengan distorsi lokal atau ulserasi dari mukosa pada sebagian atau seluruh lumina.
•
Pertumbuhan intraluminer mungkin merupakan a3al dari intralumen itu sendiri, dijumpai pelebaran atau ruptur dari kelenjar limfe sekunder
melalui dinding bronkial. Pertumbuhan intralumen bisa menutup lumen secara total atau parsial.
Gambar 6. 2enunjukkan fungating tumor di sebelah kiri batang utama bronkus
elain itu juga dapat dilakukan bilasan, sikatan, biopsi bronkus atau biopsi transbronkial. uga dapat dilakukan pengambilan bahan untuk biakan kuman dengan alat khusus laase bronkus )an dapat digunakan sebagai tindakan terapeutik. (
<
.#.
a!am" ma!am br#n$#s$#%i
a. Bronkoskop *aku (9igid Bronkoskop kaku ialah merupakan alat yang berbentuk tabung lurus terbuat dari bahan stainless steel. Panjang dan lebar berariasi, tetapi bronkoskopi untuk de3asa biasanya berukuran panjang <$ cm dan diameter berkisar %-1#,' mm, tebal dinding bronkoskop berkisar -# mm. Terdiri dari pipa metal dengan lampu. Terdapat dua macam penyinaran, yaitu lampu diletakan di distal (pada ujung bronkoskop, atau di proksimal. ampu proksimal terletak pada ganggang bronkoskop yang diproyeksikan dari tepi lensa okuler ke distal bronkoskop (tipe 7aslinger. )engan kemajuan teknologi sekarang, dibuat lampu yang terang (1'$<$$ =att yang berisi halogen yang disalurkan dengan serat optic ke bagian distal bronkoskop.(1 5ndikasi umum lainnya adalah4 (1 1
2engontrol dan penanganan batuk darah massif
2engeluarkan benda asing dari saluran trakeobronkial
#
Penanganan stenosis saluran nafas
<
Penanganan obstruksi saluran nafas akibat neoplasma
'
Pemasangan sten bronkus
&
aser bronkoskopi
'
b.
Bronkoskopi erat ptik Bronkoskop serat optik merupakan gabungan serat-optik (gelas
yang menyalurkan cahayanya ke ujung distal bronkoskop. Bronkoskop ini lentur, sehingga dapat dimasukkan ke dalam cabang bronkus. >hli endoskopi masa kini mengatakan bah3a endoskopi serat oprik lebih baik dari pada bronkoskop kaku. (# 0iber ptic Bronkhoskopi sangat membantu dalam menegakkan diagnosis pada kelainan yang dijumpai di paru-paru, dan berkembang sebagai suatu prosedur diagnostik inasif paru. 0B berupa tabung tipis panjang dengan diameter '-& mm, merupakan saluran untuk tempat penyisipan peralatan tambahan yang digunakan untuk mendapatkan sampel dahak ataupun jaringan. Biasanya '' cm dari total panjang tabung 0B mengandung serat optik yang memancarkan cahaya. /jung distal 0B memiliki sumber cahaya yang dapat memperbesar 1$o dari 1$$o lapangan pandang yang diproyeksikan ke layar ideo atau kamera. Tabungnya sangat fleksibel sehingga memungkinkan operator untuk melihat sudut 1&$o-1!$o keatas dan 1$$o-1#$o ke ba3ah. 7al ini memungkinkan bronchoscopist 0B untuk melihat ke segmen yang lebih kecil dan segmen sub cabang bronkus ke atas dan ke ba3ah dari bronkus utama, dan juga ke depan belakang (anterior dan superior.(#
.<.
In&i$asi
&
5ndikasi dari bronkoskopi adalah untuk membantu dalam menegakkan diagnosis, sebagai terapeutik serta pre operatif8post operasi.(< +ang termasuk indikasi diagnostik bronkoskopi antara lain4 (< •
Batuk
•
Batuk darah
•
2engi dan stridor
•
6ambaran foto toraks yang abnormal
•
Pemeriksaan Bronchoalveolar lavage (B>
•
Lymphadenopathy atau massa intrabronkial pada intra toraks
•
*arsinoma bronkus
•
>da bukti sitologi atau masih tersangka
•
Penentuan derajat karsinoma bronkus
•
Follow up karsinoma bronkus
+ang termasuk indikasi terapeutik bronkoskopi antara lain4(< •
)ahak yang tertahan, gumpalan mukus
•
Benda asing pada trakeobronkial
•
Pemasangan stent pada trakeobronkial
•
)ilatasi bronkus dengan menggunakan balon
•
*ista pada mediastinum
•
*ista pada bronkus
•
2engeluarkan sesuatu dengan bronkoskopi
•
Brachytherapy
•
Laser therapy
•
>bses paru
•
Trauma dada
•
Therapeutic lavage (pulmonary alveolar proteinosis)
•
Pengambilan benda asing (corpus alienum
•
Terapi atelektasispengunna di 5:/ 4 intubasi intratrakea, menghisap secret.
?
•
.'.
2endiagnosa penyebab batuk dan efusi pleura.
K#n'rain&i$asi
*ontraindikasi tindakan bronkoskopi terdiri dari kontra indikasi absolut dan relatif.(< +ang termasuk kontra indikasi absolut4(< •
Penderita kurang kooperatif
•
*eterampilan operator kurang
•
0asilitas kurang memadai
•
>ngina yang tidak stabil
•
>ritmia yang tidak terkontrol
•
7ipoksia yang tidak respon dengan pemberian oksigen
+ang termasuk kontra indikasi relatif antara lain 4(< •
>sma berat
•
7iperkarbia berat
•
*oagulopati yang serius
•
Bulla emfisema berat
•
bstruksi trakea
•
.&.
High ositive end!e"piratory pressure
Persia%an >.
Persiapan penderita.(< 1. 5nformasi yang berkaitan dengan ri3ayat penyakit sebelumnya, penyakit sekarang, kondisi fisik dan mental penderita dan ri3ayat reaksi alergi terhadap obat yang akan digunakan untuk tindakan bronkoskopi. . 2emberikan informasi kepada penderita tentang tahapan yang akan dilakukan mulai
dari persiapan
bronkoskopi
sampai pasca
bronkoskopi, penjelasan tentang tindakan anestesi yang dilakukan dan efek anestesi yang dirasakan penderita #. 2enandatangani surat persetujuan tindakan (informed consent <. Persiapan fisik antara lain 4
!
a.
Puasa minimal & jam sebelum dilakukan tindakan
b.
Test lidocain " $.1 cc diberikan intracutan dan dibaca setelah 1' menit
c.
:odein 1$ mg dengan ekstra beladona tablet8kali yang diminum 1 jam dan & jam sebelum tindakan. (<
'. Persiapan penunjang a
0oto toraks >P ateral
b
0aal paru 1.
@: A 1$$$ cc
.
0@1 A !$$ cc
c
P> A &' mm7g
d
0aal hemostatis 1.
e B.
7b A 1$ gr"
*6
Persiapan alat dan bahan 1. 0ormulir status bronkoskopi . 0omulir tindakan bronkoskopi #. 2eja anestesi dan premedikasi a ampu kepala (head lamp b *aca tenggorok (keel spiegel c
Cylocain spray 1$"
d ampu spiritus e )isp spuit ' cc f Tong spatel g puit instilasi h :ucing berisi lidocain " i *asa dan tissue secukupnya j
bat-obat sulfas atropine dan dipenhydramin
<. 2eja instrument a )isp puit '$ cc b )isp puit 1$ cc c )isp puit ' cc
%
d idocain " e 7and schoon f Botol penampung 3ashing g >lat untuk aspirasi biopsi h >lat untuk forcep biopsi i >lat untuk brushing j >lat bronkhoskopi (fiber optic k >lkohol %$" l >lkohol ?$" m 0ormalin cair 1$" n *asa dan tissue secukupnya o bjek glass p Pengaman gigi (mouth piece '. bat-obat emergency a
Pethidin
b
>drenalin
c
*almetason
d
2idaDolam
e
>minophylin
f
@alium
g
Transamin
h
pidrin
j
Transfusi set
l
:airan infuse
&.>lat-alat penunjang lain a Eymeter b ksigen c uction d buah mangkok berisi larutan tepol dan aFuades (untuk mencuci alat bronkhoskopi
1$
.?.
Pr#se&ur Tin&a$an
ebelum pemeriksaan pasien dipuasakan selama ! jam. Penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan sangatlah penting selain pemberian premedikasi. edatif dan antikolinergik adalah preparat yang sering diberikan pada premedikasi.(# Posisi Bronkhoskopi. (< a.
Tidur terlentang
b.
)uduk di kursi
>da # macam teknik bronkhoskopi, yaitu 4 (< a. Trans nasal. b. Trans oral (yang sering dilakukan. c. 2elalui rigid atau endotrakeal. Prosedurnya sebagai berikut4 (# 1. Permintaan tindakan dokter yang mera3at . Buat status bronkoskopi #. Pasien dipersiapkan di ruang pemeriksaan dengan memeriksa tanda tanda ital,status paru dan jantung <. Premedikasi dengan > $,' mg 52 dan atau diaDepam ' mg. )osis tergantung umur dan kondisi pasien '. >nestesi lokal dengan kumur tenggorokan menggunakan lidokain " ebanyak ' ml selama ' menit dalam posisi duduk &. >nestesi lokal lanjutan didaerah laring dan faring serta pita suara demgan bantuan kaca laring menggunakan Eylocain spray ('-? semprot dilanjutkan dengan instilasi lidokain " sebanyak 'ml kedalam trakea melalui pita suara ?. Pasien siap diperiksa dalam posisi telentang dengan kepala ekstensi maksimal (posisi duduk bila tidak bisa telentang dengan operator berdiri di belakang kepala pasien !. ksimeter ditempelkan pada jari telunjuk pasien,kanul hidung di pasang dan oksigen di berikan sebesar #-< E 8 menit dan kedua mata
11
ditutup dengan kain penutup untuk mencegah terkena larutan lidokain8pembilasan %. 2outh piece diletakan di antara gigi atas dan ba3ah untuk mencegah tergigitnya bronkoskop (jika bronkoskopi melalui mulut 1$. Bila telah sampai pita suara dan pasien terbatuk selama melakukan tindakan, dapat diberi instilasi lidokain 1- ml bronkoskop (dosis aksimal lidocain <$$mg 11. Gilai keadaan pita suara,trakea dan kanina,bronkus kanan dan kiri beserta cabang cabangnya sampai bronkus subsegmen 1. 2embuat laporan bronkoskopi a.
Tahap 5( 1. )iberikan motiasi tentang tujuan dan akibat yang mungkin timbul dari tindakan bronkhoskopi, diharapkan penderita kooperatif agar tindakan ini berhasil secara maksimal . 2enandatangani surat persetujuan tindakan, baik oleh penderita maupun keluarganya #. /kur gejala cardinal ( tekanan darah, nadi
b.
Tahap 55( 1. Test lidocain " $.1 cc intracutan dan dibaca setelah 1' menit . )iberikan dipenhydramin 1 cc (1$ mg dan sulfas atropine amp ($.' mg intramuscular dan ditunggu selama #$ menit #. epas gigi palsu kalau ada (agar tidak tertelan saat penderita batuk, selama dilakukan tindakan bronkhoskopi <. esudah #$ menit dilakukan lokal anestesi dengan pemberian Eylocain spray 1$" pada pangkal lidah dengan dosis tidak boleh lebih dari $ kali semprotan
1
'. 5nstilasi lidocain " sebanyak <-& cc pada plika okalis dan trakea. Pemakaian lidocain tidak boleh lebih dari <$$ mg &. Penderita ditidurkan dimeja operasi dengan posisi terlentang dan mata ditutup dengan mitella ?. )ipasang oEymeter untuk memonitor nadi dan saturasi oksigen !. )iberikan oksigen l8m melalui nasal kanul %. 2outh piece (pengaman gigi dipasang, selanjutnya operator memasukkan ujung
bronkhoskop
yang
sudah
diolesi
jelly
(lubricating gel kedalam mulut melalui mouth piece 1$. Posisi pera3at berdiri disebelah kiri penderita dan dokter untuk memudahkan membantu pelaksanaan tindakan tersebut 11. kop masuk malalui plika okalis, trakea, karina utama, bronkhus dan cabang-cabangnya 1. Pada cabang bronkhus yang diduga ada kelainan dilakukan pengambilan specimen dengan cara 4 a >spirasi Biopsi Pengambilan specimen dengan cara memasukkan jarum panjang ditempat yang dicurigai ada keganasan, dihisap dengan disp spuit '$ cc dan specimen disemprotkan diatas ojek glass. b Biopsi forcep :ara pengambilan jaringan dengan memakai forcep. 0orcep diarahkan ketempat yang dicurigai adanya keganasan, mulut forcep dimuka dan ditancapkan ke jaringan tersebut dan ditutup (sesuai aba-aba operator. 7al ini dilakukan -# kali sampai didapatkan jaringan untuk bahan pemeriksaan c Bronkhial Brushing
1#
)ilakukan sikatan ditempat yang dicurigai adanya keganasan atau keradangan untuk mendapatkan bahan pemeriksaan. )ari hasil sikatan dioleskan pada objek glass yang sudah disediakan. etelah selesai tindakan bronkhoskopi penderita dipindahkan ke ruang
khusus
untuk
obserasi
selanjutnya,
apakah
ada
komplikasi dari tindakan tersebut d Bronkhial =ashing )ilakukan pencucian ditempat yang dicurigai adanya keganasan dan dilakukan sesuadah biopsi. Pencucian pada luka bekabiopsi diharapkan ada sisa-sisa jaringan yang ikut dalam cairan bilas tersebut. .!.
K#m%(i$asi
Pada umumnya 0B mempunyai batas keamanan yang tinggi dengan angka mortaliti $-$,< " dengan komplikasi mayor (perdarahan pada 3aktu dilakukan biopsi, depresi pernafasan, henti jantung, aritmia, dan pneumotoraks H 1 " pada 3aktu tindakan bronkoskopi. (' a.
b.
c.
*omplikasi akibat premedikasi. (' 1
)epresi pernapasan
7ypotensi
#
inkope
<
7enti napas
*omplikasi akibat anestesi local. (' 1
pasme laring
2ethemoglobinemia
*omplikasi akibat tindakan bronkhoskopi.(' 1
pasme laring
6agal napas
#
Pneumonia
<
PneumothoraE
'
Perdarahan
&
7enti jantung (cardiac arrest
?
Takikardi
1<
.%.
In'er%re'asi
Pada saat melakukan bronkoskopi, ada beberapa keadaan yang dapat dijumpai, seperti4 (& a. Gormal )imana pada saat dilakukan bronkoskopi tidak dijumpai kelainan pada mukosa ataupun cabang-cabang bronkus. (& b. 5nflamasi 6ambaran inflamasi dapat menyeluruh (misalnya bronkitis kronis ataupun lokal (akibat benda asing. 5nflamasi dapat terjadi secara akut (misalnya radang paru yang berhubungan dengan segmental maupun kronis (misalnya tuberkulosis. (& Perubahan peradangan meliputi4 (' 1
7iperemis dan peningkatan askularisasi dari mukosa (ber3arna gelap atau merah muda atau bahkan merah. 2ukosa bronkus normal berupa palepink atau ber3arna merah kuning.
Pembengkakan (s3elling Pada peradangan ringan, tampak sedikit pinggir dari karina tumpul dan buram atau kehilangan kontur sehingga tulang ra3an bronkial menonjol. Pada peradangan yang parah terjadi penyempitan mukosa.
#
ekresi 2ukosa yang normal hanya sedikit menghasilkan lendir yang berguna untuk pembersihan. Pada 3aktu peradangan, sekresi menjadi banyak dan sifat sangat berariasi, misalnya mukoid, tebal dan mukus yang kental (bronkitis kronis, 2ukus berupa plague (asma, pus8nanah (infeksi berat.
<
Perubahan terlokalisir (localiDed changes 9eaksi lokal dapat dijumpai pada kelainan seperti pneumonia, abses
paru,
TB:, aspirasi benda
karsinoma, dan lain lain.
1'
asing, bronkiektasis,
'
Tuberkulosis )ijumpai peradangan pada endobronkial, distorsi pada lumen trakea8bronkus yang disebabkan limfadenofati ekstrabronkial.
c. Tumor 6ambaran bronkoskopi pada tumor, pembesaran kelenjar getah bening atau metastasis dapat dijumpai tiga perubahan utama, yaitu 4 1. )istorsi anatomi oleh karena adanya tekanan eksternal pada trakeo bronkial, biasanya disebabkan oleh limfadenopati sekunder berupa pelebaran sudut karina, pembengkakan pada dinding trakea8bronkus utama . *eterlibatan dari dinding bronkial dengan distorsi lokal atau ulserasi dari mukosa pada sebagian atau seluruh lumina #. Pertumbuhan intraluminer mungkin merupakan a3al dari intralumen itu sendiri, dijumpai pelebaran atau ruptur dari kelenjar
limfe
sekunder
melalui
dinding
bronkial.
Pertumbuhan intralumen bisa menutup lumen secara total atau parsial.
d. 2iscellaneous 1 Perdarahan bronkial )alam beberapa kasus batuk darah (hemoptisis, pemeriksaan bronkoskopi memberikan gambaran normal. Pada perdarahan yang masif dilakukan pembersihan dari trakeobronkial dengan normal salin untuk membantu menemukan sumber perdarahan Benda asing Benda asing sering menyebabkan peradangan lokal, bahkan menyebabkan infeksi yang luas dan kerusakan pada bronkial dan jaringan paru distal serta dapat menghasilkan sekresi purulen. # arcoidosis Tampak dua gambaran utama, yaitu 4
1&
•
Pembesaran kelenjar getah bening, karina dan subkarina melebar dan distorsi trakeobronkial
•
Perubahan
bentuk
mukosa
trakeobronkial,
hiperemis
dan sekresi yang meningkat. < Perubahan radiasi Perubahan mengikuti pola umum4 segera, reaksi peradangan akut, selanjutnya penyusutan atau hilangnya tumor dengan berkurangnya peradangan, mukosa pucat dan kontraktif jaringan parut setelah beberapa bulan dan terjadi fibrosis pada daerah yang terkena. ' Trauma trakea )ijumpai fraktur pada dinding trakea atau bronkus.
& 0istula Bronkopleura 2erupakan sekunder dari empiema, abses paru, pecahnya kista paru, pneumotoraks, trauma atau pasca operasi. Pada gambaran bronkoskopi tampak gelembung udara, 3aktu sekresi tampak gerakan pernafasan. ? >miloidosis arang terjadi, dinding bronkial ber3arna kuning8abu-abu yang menyerupai gambaran carsinomatous infiltratif.
1?
BAB III KESIPULAN *ata bronkoskopi berasal dari bahasa +unani; broncho yang berarti batang tenggorokan dan scopos yang berarti melihat atau menonton. adi, bronkoskopi adalah pemeriksaan isual jalan nafas atau saluran pernafasan paru yang disebut bronkus. ebih khusus lagi, bronkoskopi merupakan prosedur medis, yang dilakukan oleh dokter yang mempunyai kompetensi di bidangnya dengan memeriksa bronkus atau percabangan paru-paru untuk tujuan diagnostik dan terapeutik (pengobatan. /ntuk prosedur ini dokter menggunakan bronkoskop, sejenis endoskop, yang merupakan instrumen untuk pemeriksaan organ dalam tubuh. 2anfaat pertama pemeriksaan bronkoskopi ialah melihat langsung keadaan saluran nafas bagian atas maupun saluran nafas bagian ba3ah. 5ndikasi dari bronkoskopi adalah untuk membantu dalam menegakkan diagnosis, sebagai terapeutik serta pre operatif8post operasi.
1!
DA)TA* PUSTAKA
1.
0itri, 0. Gelia,T. kstraksi Benda >sing ampu ed di Bronkus dengan Bronkoskopi *aku. urnal kesehatam >ndalas. $1< 4 #(#
.
3idarmoko, B. 9osayah, 9. The Positie 9esult of :ytology Brushsy at fleEible 0ibrotic Bronkoskopi :ompared =ith terapetic Geedle >spiration in :entral ung Tumor. 9espir 5ndo. $11 4 #1
#.
>bsari, 5. Pradjoko, 5. >spirasi jarum Pentul.jurnal *edokteran yiah *uala. $$?4 ?(#
<.
9ahmalia, >. Goianty,:. >t a 6lance 2edicine.6elora >ksara Pratama. $$
'.
5stia, 2. susanto,). 9espirology. 6:.akarta4 $
%$&.
@achani >, eijo . terman ). 5n 0ishman >P, lias >, 0ishman >, et al, editors. 0ishmanIs pulmonary diesease and disorders. Ge3 +ork 4 2c6ra37ill :ompanies.$$!
1%