Rasionalitas Pengaturan Debit dan Kredit Akuntansi sangat penting dan memberikan manfaat yang besar bagi banyak individu yang berniat untuk melanjutkan karir di bidang akuntansi dan yang berniat untuk memasuki sektor bisnis, pemerintahan, dan organisasi lainnya yang membutuhkan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, dibutuhkan peran dari akademisi, masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk membuat perubahan pada pendidikan atau pembelajaran akuntansi agar pendidikan akuntansi dapat mengikuti perkembangan profesi yang selalu berubah secara konsisten, dinamis, dan kompleks. Aturan mengenai debit dan kredit telah banyak menuai perdebatan dikalangan akademisi, hal ini disebabkan karena kurangnya rasionalitas mengenai Rules of Debit and Credit (RDC). A. Pembukuan dengan Double – Entry Pembukuan Double-entry adalah contoh dari pengetahuan yang besar karena telah terbukti handal selama lebih dari tiga generasi (Chambers, 2000). Banyak peneliti selama berabad-abad memuji kebesaran DEB. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari literatur tentang pembukuan double entry sebelum memahas RDC. Penalaran atas pembukuan double entry dilakukan sepenuhnya atas dasar prinsip aritmatika matematis. Selain itu, para cendekiawan juga melakukan penalaran atas dasar bahwa tidak ada nilai moneter memiliki angka negatif. Oleh karena itu, para ahli dan praktisi akuntansi mempertimbangkan DEB, terutama untuk aturan debit-kredit. B. Rasionalitas Pengaturan Debit dan Kredit Beberapa peneliti telah mempelajari RDC dari perspektif matematika. Peters dan Emery (1978) percaya bahwa pada saat DEB dikembangkan, matematikawan tidak menerima konsep angka negatif, yang menyebabkan ide untuk menerapkan mekanisme debit-kredit. Dalam menganalisis rasionalitas RDC, para ilmuwan menggunakan pendekatan matematika. Pendekatan ini dianggap tepat karena DEB dan RDC didokumentasikan dalam Summa sebagai buku matematika disusun oleh seorang profesor matematika. Selain itu, peneliti dari beberapa generasi menyimpulkan bahwa DEB adalah aplikasi matematika. Sebagian besar literature akuntansi menyajikan persamaan aritmatika "Aset = Kewajiban + Ekuitas" sebagai persamaan akuntansi dasar. Selain itu, literature menyatakan bahwa 'debit' berarti kiri dan bahwa 'kredit' berarti kanan. Mekanisme debit-kredit digunakan untuk mewakili peningkatan (penambahan) dan penurunan (pengurangan) dari asset, kewajiban dan ekuitas yang digunakan dalam persamaan akuntansi dasar. C. Diskusi dan Kesimpulan Aturan kredit debit sebenarnya didasarkan pada pengetahuan yang handal, yang sayangnya sampai sekarang, diperlakukan hanya sebagai kebiasaan yang sewenang-wenang. Fungsi dasar akuntansi adalah untuk menyajikan informasi keuangan menggunakan unit moneter yang tidak mengakui angka negatif. Untuk menghindari penggunaan nilai-nilai negatif, inisiator dari pembukuan double-entry berlaku mekanisme transfer dari kiri (debit) ke kanan (kredit), dan sebaliknya. Metode ini merupakan pendekatan perspektif matematika. Rasionalitas aturan debit dan kredit diharapkan dapat membantu semua pihak dalam memahami aturan akuntansi.
Opini : Menurut saya, artikel ini sangat bermanfaat dan memberikan saya pengetahuan baru mengenai mekanisme debit kredit secara lebih logis. Dalam artikel ini, diuraikan secara gamblang mengenai kekurangjelasan atas pemahaman dasar akuntansi dengan menggunakan basis pemikiran matematis. Hal ini sebenarnya menjadi introspeksi bagi individu-individu yang berkecimpung dalam dunia akuntansi. Tidak jarang bahkan pakar-pakar akuntansi yang berbicara melangit tentang akuntansi namun tidak dapat menjelaskan secara logis tentang logika dasar akuntansi. Pemahaman atas debet dan kredit dalam akuntansi dianggap oleh sebagian pakar akuntansi sebagai pengetahuan yang remeh temeh dan tidak perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Beberapa literatur akuntansi ada yang menyatakan bahwa mekanisme debet dan kredit adalah kesepakatan, dan ada juga yang mengatakan hanya sekedar untuk membedakan antara penambahan dan pengurangan, serta yang paling parah adalah menyatakan debet dan kredit sebagai pembeda antara sisi kiri dan kanan. Pemahaman yang salah dan tidak logis atas mekanisme debet dan kredit akan mempengaruhi penyusunan standar dan informasi akuntansi. Melalui logika matematika, mekanisme debet dan kredit sebenarnya dapat dijelaskan secara lebih logis. Selama ini, akuntansi terlalu jauh dibawa ke ilmu sosial. Padahal dari asalnya, akuntansi debit-kredit itu tertuang dalam buku Summa de Aritmatica, Geometrica, Proportini et Proportionalita yang ditulis oleh Lucas Pascioli yang dikenal sebagai Father of Accounting. Summa de Aritmatica adalah buku matematika, tetapi dalam perkembangannya akuntansi dibawa ke ilmu sosial. Hal ini yang menyebabkan ilmu akuntansi tidak mengalami perkembangan. Persamaan dasar akuntansi yang terbentuk dari “asset = kewajiban + ekuitas” semakin menegaskan eksistensi penggunaan persamaan yang merujuk pada konsep dasar aljabar itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsep dasar akuntansi lahir dari terobosan dalam bidang matematika murni. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan reformasi paradigma mengenai mekanisme debit-kredit agar dapat dipahami secara lebih logis bagi individu-individu yang berkecimpung dalam dunia akuntansi.