Randomized Control Trial Definisi
Rand Random omiz ized ed cont contro roll tria triall (atau (atau rand random omize ized d clin clinic ical al trial trial)) adal adalah ah sebu sebuah ah eksp eksper erim imen en epidemiologi yang mempelajari sebuah pencegahan atau cara hidup yang dapat mengobati. Subjek dalam populasi adalah kelompok yan acak, biasanya disebut perawatan dan kelompok kontrol, dan hasilnya diperoleh dengan membandingkan hasil dari dua atau lebih kelompok. Hasil yang diinginkan dapat saja berbeda tetapi, mungkin saja perkembangan penyakit baru atau sembuh dari penyakit yang telah ada. Kita dapat memulainya dari menentukan populasi dengan acak untuk mendapatkan perawatan baru atau perawatan yang telah ada, dan kita mengikuti subjek dalam setiap grup untuk mengeta mengetahui hui seberap seberapaa banya banyak k subjek subjek yang yang mendap mendapatk atkan an perawa perawatan tan baru baru berkem berkemban bang g diband dibanding ingkan kan subjek subjek dengan dengan perawa perawatan tan yang yang telah telah ada. ada. ika ika perawa perawatan tan mengha menghasilk silkan an outcome yang lebih baik, kita dapat berharap untuk mendapatkan outcome yang lebih baik pada subjek dengan perawatan baru dibandingkan dibandingkan subjek dengan perawatan yang telah ada. Random Randomize ized d trial trial dapat dapat dipaka dipakaii untuk untuk berbag berbagai ai macam macam tujuan tujuan.. !ara !ara ini dipaka dipakaii untuk untuk menge"aluasi obat#obatan baru dan perawatan lain tentang penyakit, termasuk test teknologi keseha kesehatan tan dan perawa perawatan tan medis medis yang yang baru. baru. uga uga bisa bisa diguna digunakan kan untuk untuk memper memperkir kiraka akan n program yang baru untuk skrining dan deteksi dini, atau cara baru mengatur dan mengantarkan jasa kesehatan. Jenis •
$pen trial –
•
Single &ask –
•
Salah satu pihak tidak mengetahui obat yang diberikan. 'isa saja peneliti atau peserta.
ouble &ask –
–
•
%eneliti dan peserta mengetahui obat yang diberikan
Kedu Keduaa piha pihak k ( %ene %eneli liti ti dan dan peser peserta ta)) tida tidak k meng menget etah ahui ui peng pengob obata atan n yang yang diberikan, demi menghindari terjadinya berbagai bias old standard
*riple &ask –
'aik peneliti, peserta, dan penilai tidak mengetahui obat yang diberikan
Perhitungan Sampel
•
+ dan +- umlah subjek kelompok kelompok perlakuan dan placebo
•
/0 e"iat baku normal untuk kesalahan tipe
•
/1 e"iat baku normal untuk kesalahan tipe -
•
% %roporsi e2ek standar (dari pustaka)
•
%- %roporsi e2ek yang diteliti (ditetapkan peniliti)
•
% Setengah 3 (% 4 %-)
Kelebihan •
5aktor bias dapat dikontrol secara e2ekti2, karena 2aktor con2ounding akan terbagi seimbang
•
Kriteria inklusi, perlakuan dan outcome telah ditentukan dahulu
•
ari segi statistika lebih e2ekti2 karena
•
–
umlah kelompok perlakuan dan kontrol sebanding
–
Kekuatan statistika tinggi
6ji klinis secara teori sangat menguntungkan karena bnyk metode statistika harus berdasar pemilihan peserta secara random
Kekurangan •
esain dan pelaksanaan kompleks dan mahal
•
6ji klinis klinis terkad terkadang ang harus harus dilaku dilakukan kan seleksi seleksi tertent tertentu u populasi
•
&asalah etika
•
Kadang uji klinis tidak praktis
tidak merepresentasikan merepresentasikan
COMMU!T" TR!#$ Definisi
!ommunity *rial adalah suatu studi inter"ensi dimana peneliti melakukan suatu inter"ensi dan melihat perkembangan dan hasilnya. %enelitian ini merupakan suatu studi analitik dengan ciri#ciri sebagai berikut #
%eneliti membubat grup yang terdiri dari beberapa indi"idu untuk tujuan tertentu yang secara sistematis akan menentukan apakah suatu penyakit akan berbeda antara indi"idu yang mendapat inter"ensi dan tidak.
#
rup pembanding yang sesuai digunakan untuk mengetes hipotesis
Kelebihan
Kelebihan utama dari community trial adalah bisa menge"aluasi suatu inter"ensi kesehatan masyarakat dengan sangat baik, karena pengujian dilakukan pada keadaan komunitas yang sebenar#benarnya Kekurangan •
'ias seleksi
kesalahan
sistematik pada sebuah studi yang berasal dari prosedur#
prosedur yang digunakan untuk memilih subjek#subjek dan 2aktor#2aktor yang mempengaruhi keikutsertaan responden dalam penelitian. •
Kemungkinan komunitas kontrol untuk mendapat inter"ensi yang sama seperti komunitas eksperimental, tidak seperti penelitian yang dilakukan dalam laboratorium
STUD! %KO$O&! ' KOR%$#S! Definisi
%engertian Studi ekologi atau studi korelasi populasi adalah studi epidemiologi dengan populasi sebagai unit analisis, yang bertujuan mendeskripsikan hubungan korelati2 antara penyakit dan 2aktor#2aktor yang diminati peneliti. 5aktor#2aktor tersebut misalnya, umur, bulan, obat#obatan.6nit obser"asi dan unit analis pada studi ini adalah kelompok (agregat) indi"idu, komunitas atau populasiyang lebih besar. 7gregat tersebut biasanya dibatasi oleh secara geogra2ik, misalnya penduduk pro"insi, penduduk kab8kota, penduduk negara, dan sebagainya. %enelitian korelasi atau ekologi adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua "ariabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi "ariabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi "ariabel (5aenkel dan 9allen, -::;<-;). 7danya hubungan dan tingkat "ariabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. enis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik8tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (&c &illan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan =ismaia, -::>-?). %enelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua "ariabel atau lebih yang dapat dikuantitati2kan. %enelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. %enelitian ini hanya terbatas pada pana2siran hubungan antar"ariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen (@mzir, -::><;). Kekuatan dan Kelemahan Studi %kologi
Kekuatan studi ekologi, meliputi . Kekuatan pada studi ekologikal adalah dapat menggunakan data insidensi, pre"alensi maupunmortalitas( data sekunder). -. Rancangan ini tepat sekali digunakan pada penyelidikan awal hubungan penyakit, sebab mudah dilakukan dan murah dengan meman2aatkan in2ormasiyang tersedia. <.
apat menge"aluasi program, kebijakan dan regulasi.
Kelemahan studi ekologi, meliputi Studi ekologi tak dapat dipakai untuk menganalisis hubungan sebab akibat karena dua alasan. . 7lasan pertama adalah, ketidak mampuan menjembatani kesenjangan status paparan dan status penyakit pada tingkat populasi dan indi"idu.
-. Sedangkan alasan kedua adalah studi ekologi tak mampu untuk mengontrol 2aktor perancu potensial. Karakteristik studi %kologi ' Korelasi
%enelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. *iga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut. #
%enelitian korelasi tepat jika "ariabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol "ariabel seperti dalam penelitian eksperimen.
#
&emungkinkan "ariabel diukur secara intensi2 dalam setting (lingkungan) nyata.
#
&emungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signi2ikan
Tu(uan Studi %kologi ' Korelasi
*ujuan penelitian korelasional menurut adalah untuk mendeteksi sejauh mana "ariasi# "ariasi pada suatu 2aktor berkaitan dengan "ariasi#"ariasi pada satu atau lebih 2aktor lain berdasarkan pada koe2isien korelasi. *ujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara "ariabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah "ariabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu "ariabel mayor, seperti hasil belajar "ariabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya. Ma)am Penelitian Korelasional
.
%enelitian Hubungan
%enelitian hubungan, relasional, atau korelasi sederhana (seringkali hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua "ariabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. %enelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang "ariabel (bi"ariat). alam penelitian korelasi sederhana ini hubungan antar "ariabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koe2isien korelasi. +ilai koo2isien korelasi merupakn suatu alat statistik yang digunakan untuk membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. +ilai koe2isien ber"ariasi dari #,:: sampai 4,:: diperoleh dengan menggunakan teknik statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing#masing "ariabel. %ada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua "ariabel dari kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koe2isien korelasinya. $leh karena itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama#tama peneliti menentukan sepasang "ariabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. %emilihan kedua "ariabel tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan. -.
%enelitian %redikti2
%enelitian korelasi jenis ini mem2okuskan pada pengukuran terhadap satu "ariabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau "ariabel lain ('org A all dalam 7bidin, -::). %enelitian ini sebagaimana penelitian relasional, melibatkan penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni "ariabel yang menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan "ariabel lain yang diperkirakan berhubungan dengan kriteria, yakni "ariabel yang dipakai untuk memprediksi (disebut prediktor). *eknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat prediksi antara kedua "ariabel tersebut adalah teknik analisis regresi yang menghasilkan nilai koe2isien regresi, yang dilambangkan dengan R. <.
Korelasi &ulti"ariat
*eknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga "ariabel atau lebih disebut teknik korelasi multi"ariat. 7da beberapa teknik yang dapat digunakan, dua diantaranya yang akan dibahas di sini adalah regresi ganda atau multiple regresion dan korelasi kanonik. Regresi ganda. &emprediksi suatu 2enomena yang kompleks hanya dengan menggunakan satu 2aktor ("ariabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasil yang kurang akurat. alam banyak hal, semakin banyak in2ormasi yang diperoleh semakin akurat prediksi yang dapat dibuat (&c &illan A Schumaker dalam 7bidin, -::), yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih "ariabel prediktor, prediksi terhadap "ariabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanya menggunakan masing#masing "ariabel prediktor secara sendiri#sendiri. engan demikian, penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria. Korelasi kanonik. %ada dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa "ariabel dikombinasikan untuk memprediksi "ariabel kriteria. 7kan tetapi, tidak seperti regresi ganda yang hanya melibatkan satu "ariabel kriteria, korelasi kanonik melibatkan lebih dari satu "ariabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian "ariabel prediktor memprediksi serangkai "ariabel kriteriaB engan demikian, korelasi kanonik ini dapat dianggap sebagai perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap sebagai bagian dari korelasi kanonik (%edhazur dalam 7bidin, -::). Seringkali korelasi ini digunakan dalam penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk meentukan apakah sejumlah "ariabel mempunyai hubungan satu sama lain yang serupa atau berbeda. Ran)angan Penelitian %kologi ' Korelasional
%enelitian korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan. Shaughnessy dan /echmeinter, yaitu .
Korelasi 'i"ariat
Rancangan penelitian korelasi bi"ariat adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua "ariabel. Hubungan antara dua "ariabel diukur. Hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah. *ingkat hubungan (bagaimana kuatnya
hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antar #,:: dan 4,::, yang dinamakan koe2isien korelasi. Korelasi zero (:) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koe2isien korelasi yang bergerak ke arah #,:: atau 4,::, merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem (@mzir, -::>C;). 7rah hubungan diindikasikan oleh simbol D#D dan D4E. Suatu korelasi negati2 berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu "ariabel, semakin rendah pula skor pada "ariabel lain atau sebaliknya. Korelasi positi2 mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu "ariabel, semakin tinggi pula skor pada "ariabel lain atau sebaliknya (@mzir, -::>C;). -.
Regresi dan %rediksi
ika terdapat korelasi antara dua "ariabel dan kita mengetahui skor pada salah satu "ariabel, skor pada "ariabel kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koe2isien korelasi baik #,:: maupun 4,::, prediksi kita dapat lebih baik. <.
Regresi amak (&ultiple Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa "ariabel. Kombinasi beberapa "ariabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi yang akurat. 7pa yang kita prediksikan disebut "ariabel kriteria (criterion "ariable). 7pa yang kita gunakan untuk membuat prediksi, "ariabel#"ariabel yang sudah diketahui disebut "ariabel prediktor (predictor "ariables). C.
7nalisis 5aktor
%rosedur statistik ini mengidenti2ikasi pola "ariabel yang ada. Sejumlah besar "ariabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu 2aktor penting yang umum. ?.
Rancangan korelasional yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal
*erdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan#pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan analisis jalur (path analysis design) dan rancangan panel lintas#akhir (cross#lagged panel design). 7nalisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan satu "ariabel dengan "ariabel lainnya. Sedangkan desain panel lintas akhir mengukur dua "ariabel pada dua titik sekaligus. F.
7nalisis sistem (System 7nalysis)
esain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik yang kompleks8rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran hubungan.
STUD! CROSS S%CT!O#$ Definisi
Studi cross sectional (potong#lintang) adalah penelitian non#eksperimental dalam rangka mempelajari korelasi antara 2aktor#aktor risiko dengan e2ek yang berupa penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan model pendekatan point time. =ariabel#"ariabel yang termasuk 2aktor risiko dan "ariabel yang termasuk e2ek di obser"asi sekaligus pada saat yang sama. %engertian saat yang sama disini bukan berari pada satu saat obser"asi dilakukan pada semua subyek untuk semua "ariabel, tetapi tiap subye hanya diobser"asi satu kali saja, dan 2aktor risiko serta e2ek diukur menurut keadaan atau status waktu di obser"asi. alam rancangan studi potong lintang, peneliti mendapatkan data 2rekuensi dan karakter penyakit, serta paparan 2aktor penelitian pada suatu populasi dan pada satu saat tertentu. Sehingga data yang dihasilkan adalah pre"alensi bukan insiden. *ujuan studi cross sectional adalah untuk memperoleh gambaran pola penyakit dan determinan#determinannya pada populasi sasaran.
Ran)angan Penelitian Cross Se)tional *
Skema diatas melukiskan dengan sederhana rancangan penelitian cross sectional. ari skema tersebut diketahui bahwa langkah#langkah esensial dalan rancangan penelitian cross#sectional adalah . &engidenti2ikasi "ariabel#"ariabel penelitian mana 2aktor risiko, mana e2ek, mana 2aktor risiko yang tidak dapat dipelajari eeknya, sehingga perlu dikendalikan pengaruhnya.
-. &enetapkan subyek penelitian, dengan memperhatikan atau mengusahakan "ariabilitas yang besar pada 2aktor risiko yang dipelajari, dan mengusahakan "ariabilitas minimum pada 2aktor risiko yang tidak dapat dipelajari. <. &elakukan obser"asi atau pengukuran "ariabel#"ariabel yang merupakan 2aktor risiko dan e2ek sekaligus pada saat yang sama menurut status keadaan "ariabel pada saat itu C. &elakukan analisis korelasi atau perbedaan proporsi antar kelompok#kelompok hasil obser"asi Kelebihan studi )ross se)tional*
a.
&udah dilaksanakan,
b.
Sederhana dan ekonomis dalam hal waktu dan biaya.
c.
apat diperoleh dengan cepat
d. alam waktu yang bersamaan dapat dikumpulkan "ariabel yang banyak, baik "ariabel e2ek maupun "ariabel risiko. e. *ujuannya hanya sekedar untuk mendiskripsikan distribusi penyakit yang dihubungkan dengan paparan 2aktor#2aktor penelitian. 2. Studi cross sectional tidak memaksa subyek untuk mengalami 2aktor yang diperkirakan bersi2at merugikan. g.
Kemungkinan subjek Ddrop outE kecil.
h.
*idak banyak hambatan etik.
i.
apat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya
Kelemahan studi )ross se)tional*
a. iperlukan subjek penelitian yang besar. Sehingga sulit untuk mengadakan eksplorasi, karena kemungkinan terdapat subyek studi yang terlalu sedikit dalam salah satu kelompokG b. Studi cross sectional tidak tepat digunakan untuk menganalisis hubungan kausal paparan dan penyakit. c. %enggunaan data pre"alensi, bukan insidensi menyebabkan hasil study potong lintang mencermminkan tidak hanya aspek etiologi penyakit tetapi juga aspek sur"i"alitas penyakit itu. ika data yang digunakan adalah pre"alensi dan telah terjadi kelangsungan hidup selekti2, maka 2rekuensi penyakit yang diamati akan lebih besar dari 2rekuensi penyakit yang seharusnya diukur. Sebaliknya jika data pre"alensi tersebut telah terjadi mortalitas selekti2, maka 2rrekuensi penyakit yang teramati akan lebih sedikit daripada 2rekuensi penyakit yang seharusnya diukur.
d. Sulit menetapkan mekanisme sebab akibat e. *idak dapat memantau perubahan yang berhubungan dengan perjalanan waktuG sehingga kurang tepat untuk mempelajari penyakit dengan kurun waktu sakit pendek 2.
Kesimpulan korelasi paling lemah dibanding case kontrol atau cohort
g.
*idak menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.
h.
*idak "alid untuk meramalkan suatu kecenderungan.
i.
Kesimpulan korelasi 2actor risiko dengan 2actor e2ek paling lemah
C#S%+CROSSO,%R STUD" Definisi
!rosso"er study termasuk salah satu uji klinis yang sangat mirip dengan study kohort, karena kelompok perlakuan dan control diikuti sampai waktu yang ditentukan. !rosso"er studyadalah 2rekuensi paparan selama sebelum penelitian dibandingkan dengan 2rekuensi paparan selama waktu kontrol pada periode sebelumnya, study inter"ensi dimana dua kelompok yang sama terkena dua inter"ensi yang berbeda dalam dua periode terpisah dari waktu. Hal ini membutuhkan bahwa e2ek dari inter"ensi cukup tidak berdampak pada pengaruh inter"ensi kedua dan bahwa kesenjangan waktu antara dua inter"ensi yang pendek. %emberian dua ataulebih eksperimental terapi satu demi satu atau secara acak dengan kelompok pasien yang sama. Karakteristik paparan dan hasil •
@3posure harus berubah dari waktu ke waktu pada orang yang sama dan selama periode waktu yang singkat.
•
@3posure tidak boleh berubah secara sistematis dari waktu ke waktu. %ada contoh akti"itas 2isik paparan di jam segera sebelum onset dan telah mendokumentasikan paparan re2erensi dua hari sebelum pada waktu yang sama. ni tidak akan sesuai jika akti"itas 2isik terjadi dalam waktu yang sistematis (setiap hari kedua pada waktu yang sama).
•
@3posure harus memiliki e2ek jangka pendek. urasi e2ek paparan harus lebih pendek dari rata#rata waktu antara dua eksposur rutin pada indi"idu yang sama. @2ek dari paparan pertama harus berhenti sebelum paparan berikutnya.
•
9aktu induksi antara paparan dan hasil harus pendek.
•
%enyakit harus memiliki onset mendadak . Kasus cross o"er tidak tepat jika tanggal yang tepat8 waktu onset tidak tersedia atau jika onset mendadak tidak ada (beberapa penyakit kronis).
•
'eberapa periode waktu acuan dapat digunakan untuk mendokumentasikan paparan rata#rata antara kasus. alam hal itu, rata#rata waktu yang terkena dihitung dan dibandingkan dengan paparan sesaat sebelum onset penyakit. @2isiensi kasus menyeberang metode meningkat dengan jumlah periode re2erensi disertakan.
Kasus menyeberang desain yang kadang#kadang digunakan oleh ahli epidemiologi untuk mencoba mengidenti2ikasi item makanan sebagai kendaraan untuk makanan ditanggung wabah penyakit. 'eberapa poin yang tercantum di atas pantas untuk ditantang. Sebuah e3posure kurun waktu sekitar tiga hari mungkin terlalu besar untuk menggunakan desain ini. alam kebiasaan makanan tambahan (paparan rata#rata) tidak terjadi secara acak dalam indi"idu. 7khirnya, membandingkan konsumsi item makanan yang berpotensi terin2eksi dalam Isaat iniI periode konsumsi rata#rata item makanan terin2eksi sejenis pada
periode re2erensi tidak berhubungan dengan eksposur yang sama. Konsumsi item makanan bisa menjadi identik dalam periode waktu saat ini dan re2erensi dan masih hanya item makanan pada periode berjalan yang terkontaminasi. %enggunaan desain kasus#crosso"er menjadi semakin umum dalam epidemiologi lingkungan, melibatkan dan membandingkan status terbongkarnya kasus segera sebelum kejadian tersebut dengan kasus yang sama pada waktu sebelumnya. 7rgumen disini adalah bahwa jika ada pemicu peristiwa, mereka harus lebih sering terjadi sebelum timbulnya penyakit dari pada selama periode yang lebih jauh dari onset penyakit. desain kasus silang terutama cocok dimana eksposure indi"idu berselang, penyakit ini terjadi tiba#tiba dan masa inkubasi untuk deteksi pendek dan periode bawaan pendek. alam study kasus#crosso"er, indi"idu ber2ungsi sebagai kontrol mereka sendiri, dengan unit analisis dimana waktu sebelum kejadian akut adalah waktu kasus dibandingkan dengan beberapa waktu lain, dirujuk sebagai waktu kontrol seperti desain dalam kelompok sebuah study eksperimental. esain kasus silang mengasumsikan bahwi tidak ada waktu pengganggu terkait 2aktor akumulasi e2ek juga dianggap tidak hadir. esain kasus crosso"er sederhana mirip dengan desain kasus kontrol. &aclure dan &ittleman (-:::) memberikan gambaran ilustrasi terjasinya tabrakan pada siang hari adalah hasil paparan bahaya seperti genangan air, telepon seluler atau air tumpah (bayangan elips). lustrasi lain pada -:: penderita jatung diidenti2ikasi sehingga tertarik untuk mengukur hubungan dengan pertkel di udara. 9aktu kasus kanan bawah dapat ber2ungsi sebagai estimasi dari in2ormasi. 'ias atau kemungkinan pembauran dengan yang ber"ariasi menurut waktu. %eriode khusus ditunjuk sebagai C jam sebelum cek jantung, dan periode kontrol ditetapkan sebelum minggu sebelum periode kasus hanya satu minggu sebelumnya. Selanjutnya biarkan partikel diklasi2ikasikan paling tinggi dibandingkan tingkat rendah. ata adalah sebagai berikut Kontrol Kasus
*inggi
Rendah
*inggi
F:
C:
Rendah
-:
;:
iantara pasien jantung, F: mengalami partikulat tinggi selama periode kasus dan kontrol, C: mengalami maslah partikulat tinggi selama periode kasus tetapi tidak periode kontrol, -: berpengalaman partikulat rendah selama periode kasus tetapi partikulat tinggi materi selama periode kontrol, ;: mengalami masalah pertikulat rendah selama kasus dan periode kontrol. $dds ratio dapat diperkirakan dengan mengambil ratio yang berbeda dari pasangan. !ontoh hipotettik ini menunjukkan bahwa ada hubungan positi2 antara tingkat patikel dan terjadinya peristiwa jantung. Regresi ogistik dapat digunakan untuk mendapatkan dan disesuaikan menambah rasio dalam studi kasus crosso"er.
alam sebuah studi oleh sulli"an dan colleageus (-::-), sebuah asosiasi ditemukan antara peningkatan paparan pertikel halus dan serangan jantung utama diantara orang dengan penyakit jantung sebelumnya, tetapi terbatas pada perokok dan meningkatkan dalam hal partikulat baik dua hari sebelum kegiatan tersebut. *emuan ini menunjukkan bahwa perokok saat ini dengan yang sudah ada sebelumnya jantung yang khususnya rentan terhadap partikulat diudara. Hal ini lebih lanjut menunjukkan bahwa dibutuhkan beberapa hari bukannya segera sebelum merugikan jantung bereaksi terhadap partikulat diserap paru#paru inti. i lain analisis kasus crosso"er tidak ada asosiasi ditemukan antara partikel dengan lag satu atau lebih hari dan serangan jantung primer. %enelitian lain yang telah menggunakan desain kasus#crosso"er. 'arner dan Kolega (-::?) menemukan asosiasi signi2ikan positi2 antara polusi udara dan penerimaan rumah sakit terhadap bronkhitis, asma dan penyakit perna2asan di 7ustralia dan Selansia 'aru. 5orastiere dan !ollageus (-::?) menemukan asosiasi positi2 antara keluar dari rumah sakit akibat kematian untuk penyakit koroner dan perapian beberapa pencemar, dan %ell at,al (-::J) menemukan risikopeningkatan e2ek samping kardio"askular dengan paparan polusi udara ambien antara indi"idu#indi"idu yang menderita hipertensi, diabetes, dan penyakit paru obstrukti2 kronis. alam beberapa desain kasus#crosso"er, mungkin perlu mengandalkan pemilihan kembali seseorang paparan. Ketika ternyata indi"idu terlibat ancamanpenarikan bias yang harus dipertimbangkan. esain kasus silang mungkin juga dapat digunakan untuk penelitian cedera, tetapi mereka memiliki tiga tantangan, yaitu . *idak seperti myocardial dan kondisi lain yang mungkin terjai setiap saat, pekerjaan melukai konsidi yang sering memerlukan dipilih untuk occur. $leh karena itu, mengidenti2ikasi orang, waktu risiko mungkin menantang dan hanya sebagian dari indi"idu orang, waktu dapat mempertimbangkan untuk penelitianG -. n2ormasi pemaparan mungkin tidak tersedia prospekti2 karena membuat cedera relati2 jarang, sehingga calon pengumpulan data tidak e2isien dibanyak rangkaianG <. &engidenti2ikasi periode kontrol mungkin menjadi tantangan yang mirip ke waktu ketika cedera terjadi untuk eksposur yang berkorelasi. Kelebihan )rosso-er stud.
.
&engurangi "ariasi antar indi"idu dan memperkecil ukuran sample sampai ?: dari desain paralel
-.
!ocok untuk peyakit kronik dan stabil
<.
Kontrol karakteristik tiap indi"idu
C.
@2ekti2 untuk mempelajari e2ek dari paparan jangka pendek terhadap risiko kejadian akut
Kekurangan )rosso-er stud.
.
*idak cocok untuk penyakit yang cepat sembuh atau yang sembuh dalam 3 terapi.
-. 7da carry o"er e22ect yaitu e2ek perlakuan pertama belum hilang pada saat pengobatan kedua dan order e22ect yaitu terjadinya perubahan derajat penyakit atau lingkungan selama penelitian berlangsung. <.
Kemungkinan drop out lebih besar.
C. %erlu waktu untuk menghilangkan e2ek obat awal sebelum pengobatan kedua dimulai (washout period) yang cukup ?.
*idak dapat dikerjakan pada subyek dengan kepatuhan rendah
F.
*idak otomatis mengantrol pembauran dari 2aktor waktu terkait
STUD! KO/ORT Definisi
Rancangan penelitian kohort adalah rancangan penelitian epidemiologik yang digunkan untuk mempelajari dinamika korelasi antara 2aktor resiko dengan e2ek, dengan pendekatan logitudinal ke depan, pendekatan prospekti2. 5aktor risiko yang dipelajari diidenti2ikasi dulu, kemudian diikuti prospekti2 timbulnya e2ek. Tahapan Kegiatan Pada Ran)angan Kohort
6ntuk melaksanakan rancangan kohort, dilakukan tahapan kegiatan sebagai berikut #
denti2ikasi 2aktor#2aktor risiko dan e2ek
#
%enetapan subyek penelitian (populasi dan sampel)
#
denti2ikasi subyek dengan e2ek negati2
#
%emilihan subyek dengan 2aktor risiko positi2 dari subyek tersebut
#
%emilihan subyek (kelompok) kontrol
#
$bser"asi perkembangan subyek sampai waktu tertentu, mengidenti2ikasi timbul tidaknya e2ek pada kedua kelompok
#
7nalisis hasil
untuk
kemudian
Jenis dan Karakteristik
. K$H$R* %R$S%@K*5 #
'entuk studi kohort yang murni sesuai dengan si2atnya
#
*itik awal waktu pengamatan adalah saat ini, dimana pada saat populasi kohort belum mengalami akibat yang diteliti, dan populasi penelitian diikuti sampai masa depan.
#
7da dua bentuk yaitu Kohort prospekti2 dengan pembanding internal dan Kohort prospekti2 dengan pembanding eksternal
Kohort Prospektif dengan pembanding internal
&erupakan suatu penelitian kohort dimana kelompok yang terpapar dan yang tidak terpapar berasal dari satu populasi yang sama.
Kohort Prospektif dengan Pembanding %ksternal
%enelitian kohort dimana kelompok terpapar dan pembanding berasal dari dua populasi yang berbeda.
Kohort Retrospektif %ada bentuk ini, pengamatan penelitian dimulai pada saat akibat (e2ek) S67H *@R7,
oleh karena itu desain penelitian ini disebut juga hystorical cohort .
Kelebihan Studi Kohort %enelitian kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersi2at insidens dan •
•
•
•
•
perjalanan penyakit atau e2ek yang diteliti. %enelitian kohort paling baik dalam menerangkan hubungan antara 2aktor risiko dengan e2ek secara temporal (sebab akibat). %enelitian kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersi2at 2atal dan progresi2. %enelitian kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa e2ek sekaligus dari suatu 2aktor risiko tertentu Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, penelitian kohort memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan yang makin
• • •
meningkat. 'esarnya risiko relati2 dan risiko atribut dapat dihitung secara langsung. %ada penelitian kohort dapat dilakukan perhitungan statistik untuk menguji hipotesis. %enelitian kohort menyediakan angka dasar bagi kasus#kasus baru penyakit sehingga program pencegahan dapat die"aluasi
Kekurangan Studi Kohort %enelitian kohort memerlukan sampel yang besar dan waktu yang lama sehingga sulit •
• • • •
•
•
untuk mempertahankan subjek penelitian agar tetap mengikuti proses penelitian. Sarana dan biaya yang diperlukan biasanya mahal. Seringkali rumit Kurang e2isien dalam hal waktu dan biaya. %enelitian prospekti2 tidak e2isien untuk penelitian penyakit dengan 2ase laten yang lama %enelitian retrospekti2 membutuhkan ketersediaan data sekunder yang lengkap dan handal *erancam drop out
•
apat menimbulkan masalah etika.
STUD! C#S% COTRO$ Definisi
%enelitian case control merupakan penelitian jenis analitik obser"asional yang dilakukan dengan cara membandingkan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Hal tersebut bergerak dari akibat ( penyakit ) ke sebab ( paparan ). !iri#ciri dari penelitian case control adalah pemilihan subyek yang didasarkan pada penyakit yang diderita, kemudian lakukan pengamatan yaitu subyek mempunyai riwayat terpapar 2aktor penelitian atau tidak. %enelitian case control dapat digunakan untuk mencari hubungan seberapa jauh 2aktor resiko mempengaruhi terjadinya suatu penyakit. &isalnya adalah hubungan antara intensitas atau jangka waktu penyemprotan nyamuk demam berdarah ( 5ooging ) dengan seberapa banyak warga yang terjangkit penyakit '. %enelitian !ase !ontrol adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana 2actor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan Dretrospecti"eE. !ase !ontrol dapat dipergunakan untuk mencari hubungan seberapa jauh 2actor risiko mempengaruhi terjadinya penyakit mis hubungan antara kanker ser"iks dengan perilaku seksual, hubungan antara tuberculosis anak dengan "aksinasi '! atau hubungan antara status gizi bayi berusia tahun dengan pemakaian K' suntik pada ibu.
esain !ase control sering dipergunakan para peneliti karena dibandingkan dengan kohort, ia lebih murah, lebih cepat memberikan hasil dan tidak memerlukan sampel yang besar. 'ahkan untuk penyakit yang jarang, case control merupakan satu#satunya penelitian yang mungkin dilaksanakan untuk mengindenti2ikasi 2actor resiko. &isalnya, kita ingin menentukan apakah pemberian esterogen pada ibu pada periode sekitar konsepsi mempertinggi risiko terjadinya kelainan jantung bawaan. engan mengetahui bahwa insiden penyakit jantung bawaan pada ''L dari ibu yang tidak mendapat esterogen adalah ; per :::. %ada studi kohort diperlukan MC::: ibu tepajan dan C::: ibu tidak terpajan 2actor risiko untuk dapat mendeteksi potensi peninggian risiko sebanyak -3 sedangkan dengan !ase !ontrol hanya diperlukan ;; kasus dan ;; kontrol. 'ila yang diteliti adalah kelainan jantung yang khusus, misalnya mal2ormasi konotrunkus yang kekerapannya hanya - per ::: maka untuk penelitian kohort diperlukan ?.J:: ibu terpajan dan ?.J:: ibu tidak terpajan esterogen sedangkan untuk !ase !ontrol tetap hanya diperlukan ;; kasus dan ;; kontrol. Tahapan penelitian Case Control
*ahap#tahap penelitian case control ini adalah sebagai berikut 01 Merumuskan pertan.aan penelitian dan hipotesis .ang sesuai Setiap penelitian diawali dengan penetapan pertanyaan penelitian kemudian disususn
hipotesis yang akan diuji "aliditasnya. &isalnya pertanyaannya adalah Apakah terdapat hubungan antara konsumsi jamu peluntur pada kehamilan muda dengan kejadian penyakit jantung bawaan pada bayi yang dilahirkan ? Hipotesis yang ingin diuji adalah Pajanan terhadap jamu peluntur lebih sering terjadi pada ibu yang anaknya menderita penyakit jantung bawaan PJB disbanding pada ibu yang anaknya tidak menderita PJB. 21 Mendeskiripsikan -ariable penelitian* faktor risiko3 efek ntensitas pajanan 2aktor resiko dapat dinilai dengan cara mengukur dosis,2rekuensi
atau lamanya pajanan. 6kuran pajanan terhadap 2aktor resiko yang berhubungan dengan 2rekuensi dapat besi2at ikotom, yaitu apabila hanya terdapat - kategori, misalnya pernah minum • •
•
jamu peluntur atau tidak. %olikotom, pajanan diukur pada lebih dari - tingkat, misalnya tidak pernah, kadang#kadang,atau sering terpajan. Kontiniu, pajanan diukur dalam skala kontinu atau numerik, misalnya umur dalam tahun, paritas, berat lahir.
6kuran pajanan yang berhubungan dengan waktu dapat berupa
•
• •
Lamanya pajanan (misalnya jumlah bulan pemakaian 7KR) dan apakah pajanan itu berlangsung terus menerus. Saat mendapat pajanan pertama 'ilakah terjadi pajanan terakhir
iantara pelbagai ukuran tersebut, yang paling sering digunakan adalah "ariable independen ( 2aktor resiko) berskala nominal dikotom (ya atau tidak) dan "ariable dependen (e2ek, penyakit) berskala nominal dikotom (ya atau tidak ) pula. 6ntuk masalah kesehatan, trutama kesehatan reproduksi, apakah pajanan terjadi sebelum, selama, atau sesuadah keadaan tertentu sangatlah penting. &isalnya, pemakaian kontrasepsi oral oleh perempuan yang belum pernah mengalami kehamilan sampai cukup bulan dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Kita juga tahu oajanan beberapa obat atau bahan akti2 tertentu selama kehamilan muda mungkin berkaitan dengan kejadian kelainan bawaan pada janin. alam mencari in2ormasi tentang pajanan suatu 2aktor risiko yang diteliti maka perlu diupayakan sumber in2ormasi yang akurat. n2ormasi tersebut dapat diperoleh antara lain • • •
!atatan medis rumah sakit, laboratorium patologi anatomi ata dari catatan kantor wilayah kesehatan Kontak dengan subyek penelitian, baik secara langsung, telepon, atau surat.
!ara apapun yang digunakan, prinsip utamanya adalah pada kelompok kasus dan control ditanyakan hal#hal yang sama dengan cara yang sama pula, dan pewawancara sedapat mungkin tidak mengetahui apakah subyek termasuk dalam kelompok kasus atau kelompok control. %engambilan data dari catatan medis sebaiknya juga secara buta atau tersamar, untu mencegah peneliti mencari data lebih teliti pada kasus maupun pada control. %erlu pla diketahui bahwa in2ormasi mengenai pemakaina kontrasepsi hormonal lebih lengkap dicatat pada perempuan yang berobat untuk kanker payudara bila dibandingkan dengan pada perempuan yang berobat untuk kanker payudara bila dibandingkan dengan pada perempuan yang berobat untuk kanker payudara bila dibandingkan dengan pada perempuan yang berobat untuk 2raktur tulang. 7pabila in2ormasi rekam medis kurang lengkap maka data perlu dilengkapi dengan cara menghubungi subyek (dengan tatap muka langsung, hubungan telepon, surat atau cara berkomunikasi yang lain). @2ek atau Outcome Karena e2ek8 outcome merupakan hal yang sentral, maka diagnosis atau penentuan e2ek harus mendapat perhatian utama. 6ntuk penyakit atau kelainan dasar tNyang diagnosisnya mudah, misalnya anense2ali, penentuan subyek yang telah mengalami atau tidak mengalami e2ek sukar. +amun pada banyak penyakir lain sering sulit diperoleh
criteria klinis yang obyekti2 untuk diagnosis yang tepat, sehingga diperlukan cara diagnosis dengan pemeriksaan patologi#anatomik, dan lain#lain. &eskipun demikian kadang diagnosis masih sulit terutama pada penyakit yang mani2estasinyabergantung pada stadiumnya. &isalnya artitis rheumatoid dapat mempunyai mani2estasi klinis dan hasil laboratorium yang ber"ariasi, sehingga perlu dijelaskan lebih dahulu criteria diagnosis mana yang dipergunakan untuk memasukkan seseorang menjadi kasus. 6ntuk beberapa penyakit tertentu telah tersedia criteria baku untuk diagnosis, namun tidak jarang criteria diagnosis yang telah baku pun perlu dimodi2ikasi agar sesuai dengan pertanyaan penelitian
41 Menentukan populasi ter(angkau dan sampel 5kasus3kontrol63 dan )ara untuk pemilihan sub.ek penelitian1 Kasus cara yang terbaik untuk memilih kasus adalah dengan mengambil secara acak subyek
dari populasi yang menderita e2ek. +amun dalam praktik hal ini hampir tidak mungkin dilaksanakan, karena penelitian kasus#kontrol lebih sering dilakukan pada kasus yang jarang, yang diagnosisnya biasanya ditegakkan dirumah sakit. &ereka ini dengan sendirinya bukan subyek yang representati2 karena tidak menggambarkan kasus dalam masyarakat. %asien yang tidak datang ke rumah sakit. 'eberapa hal berikut perlu dipertimbangkan dengan cermat dalam pemilihan kasus untuk studi kasus#kontrol agar sampel yang dipergunakan mendekati keadaan dalam populasi. Kasus insidens 5baru6 atau kasus pre-alens 5baru7lama6 alam pemilihan kasus sebaiknya kita memilih kasus insidens (kasus baru). Kalau kita mengambil kasus pre"alens (kasus lama dan baru) maka untuk penyakit yang masa sakitnya singkat atau mortalitasnya sangat tinggi, kelompok kasus tidak menggambarkan kedaan dalam populasi (bias +eyman). &isalnya, pada penelitian kasus#kontrol untuk mencari 2aktor#2aktor risiko penyakit jantung bawaan, apabila dipergunakan kasus pre"alens, maka hal ini tidak menggambarkan keadaan sebenarnya, mengingat sebagian pasien penyakit jantung bawaan mempunyai angka kematian tertinggi pada periode neonates atau masa bayi. engan demikian pasien yang telah meninggal tersebut tidak terwakili dalam penelitian. Tempat pengumpulan kasus 'ila di autu daerah terdapat registry kesehatan masyarakat yang baik dan lengkap, maka pengambilan kasus sebaiknya dari sumber di masyarakat ( population based ), karena kasus yang ingin diteliti tercatat dengan baik. Sayangnya di ndonesia belum ada daerah yang benar benar mempunyai registrasi yang baik, sehingga terpaksa
diambil kasus dari pasien yang berobat ke rumah sakit ( hospital based ) . Hal ini menyebabkan terjadinya bias yang cukup penting (bias 'erkson), karena karakteristik pasien yang berobat ke rumah sakit mungkin berbeda dengan karakteristik pasien yang tidak berobat ke rumah sakit. Saat diagnosis 6ntuk penyakit yang perlu pertolongan segera (misalnya patah tulang) maka saat ditegakkannya diagnosis boleh diakatakan sama dengan mula timbulnya penyakit (onset ). *etapi banyak penyakit yang mula timbulnya perlahan dan sulit dipastikan denga tepat (contohnya keganasan atau pelbagai jenis penyakit kronik). alam keadaan ini maka pada saat mengidenti2ikasikan 2aktor resiko perlu diyakinkan bahwa pajanan 2aktor yang diteliti terjadi sebelum terjadinya e2ek, dan bukan terjadi setelah timbulnya e2ek atau penyakit yang dipelajari. !ontoh ngin diketahui hubungan diet dengan kejadian kanker kolon. %ertanyaan harus ditujukan terhadap diet sebelum timbul gejala, sebab mungkin saja subyek telah mengubah dietnya oleh karena terdapatnya gejala penyakit. %enelitian terhadap penyakit yang timbulnya mani2estasi memerlukan waktu lama, misalnya sklerosis multiple, perlu perhatian ekstra untuk menentukan saat gejala pertama timbul. 'ila gejala sudah lama terjadi, sebaiknya kasus jangan dipakai, sebab sulit dihindarkan kemungkinan terjadinya pajanan setelah timbul penyakit. Kontrol %emilihan control member masalah yang lebih besar daripada pemilihan kasus, oleh karena control semata mata ditentukan oleh peneliti, sehingga sangat terancam bias. %erlu ditekankan bahwa control harus berasal dari populasi yang sama dengan kasus, agar risiko yang diteliti. 'ila peneliti ingin mengetahui apakah kanker payudara berhubungan dengan penggunaal pil K', maka criteria inklusi untuk control adalah subyek yang memiliki peluang untuk minum pil K' yaitu wanita yang menikah, dalam usia subur (wanita yang tidak menikah atau belum mempunyai anak tidak minum pil kontrasepsi). 7da bebrapa cara untuk memilih control yang baik • Memilih kasus dan )ontrol dari populasi .ang sama * &isalnya kasus adalah semua pasien dalam populasi tertentu sedangkan control diambil secara acak dari populasi sisanya. apat juga kasus dan control diperoleh dari populasi yang telah ditentukan sebelumnya yang •
biasanya lebih kecil (misalnya dari studi kohort). Matching. !ara kedua untuk mendapatkan control yang baik ialah dengan cara melakukan matching , yaitu memilih control dengan karakteristik yang
sama dengan kasus dalam semua "ariable yang mungkin berperan sebagai 2aktor risiko kecuali "ariable yang diteliti. 'ila matching dilakukan dengan baik, maka pelbagai "ariable yang mungkin berperan terhadap kejadian penyakit (keculai yang sedang diteliti) dapt dismakan, sehingga dapat diperoleh asosiasi yang lebih kuat antara "ariable yang sedang diteliti dengan penyakit. *eknik ini mempunyai keuntungan kain, yakni jumlah subyek yang diperlukan lebih sedikit. +amun jangan terjadi overmatching, yaitu matching pada "ariable yang nilai resiko relati"e terlalu rendah. 7pabila terlalu dalam mencari subyek kelompok control. i lain sisi harus pula dihindarkan undermatching yakni tidak dilakukan penyertaan terhadap "aribel#"ariabel •
yang potensial menjadi peransu (conounder ) penting. !ara lainnya adalah dengan memilih lebih dari satu kelompok kontrol1 Karena sukar mencari kelompok control yang benar#benar sebanding maka dapat dipilih lebih dari satu kelompok control. &ilanya bila kelompok kasus diambil dari rumah sakit, maka satu control diambil dari pasien lain di rumah sakit yang sama, dan control lainnya berasal dari daerah tempat tinggal kasus. 7pabila ratio odds yang didapatkan dengan menggunakan - kelompok control tersebut tidak banyak berbeda, hal tersebut akan memperkuat asosiasi yang ditemukan. 7pabila ratio odds antara kasus dengan masing#masing control sangat berbeda, berarti salah satu atau kedua hasil tersebut tidak sahih, dengan kata lain terdapat bias, dan perlu diteliti letak bias tersebut. !ontoh Suatu penelitian kasus#kontrol ingin mencar hubungan antara penyakir 7S pada pria dengan homoseksualitas. Sebagai kasus diambil semua pasien dengan diagnosis 7S dirumah sakit 7. untuk kelompok control pertama dipilih secara acak dari pasien dengan penyakit lain yang dirawat di rumah sakit tersebut dan tidak menderita 7S (diperoleh rasio odds sebesar F,<), sedangkan kelompok control kedua dipilih secara acak dari pria sehat yang tinggal berdekatan dengan tiap pasien dalam kelompok kasus (diperoleh rasio odds >,:). 9alaupun pada kelompok control pertama lebih banyak penyakit lain dibandingkan pada control kedua, ternyata pada kedua kelompok control praktik homoseksualitas jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok kasus, sehingga rasio odds pada kedua kelompok control hampir sama. Hal ini
jelas memperkuat simpulan terdapatnya hubungan antara homoseksualitas dengan terjadinya 7S. 81 Menetapkan besar sampel umlah subyek yang perlu diteliti untuk memperlihatkan adanya hubungan antara 2aktor risiko dengan penyakit perlu ditentukan sebelum penelitian dimulai. %ada dasarnya untuk penelitian kasus control jumlah subyek yang diteliti bergantung pada a. 'eberapa 2rekuensi pajanan 2aktor risiko pada suatu populasiG ini penting terutama apabila control diambil dari populasi. 7pabila densitas pajanan risiko terlalu kecil atau terlalu besar, mungkin pajanan resiko pada kasus dan control hampir sama sehingga diperlukan sampel yang besar untuk mengetahui perbedaannya. b. Rasio odds terkecil yang dianggap bermakna (R). c. erajat kemaknaan (0 ) dan kekuatan ( power! "# 1) yang dipilih. 'iasa dipilih 0 N ?, 1 N : atau -: ( power N >: atau ;:) d. Rasio antara jumlah kasus control. 'ila dipilih control lebih banyak, maka jumlah kasus dapt dikurangi. 'ila jumlah control diambil c kali jumlah kasus, maka jumlah kasus dapt dikurangi dari n menjadi (c4)n8-c. e. 7pakah pemilihan control dilakukan dengan matching atau tidak. iatas telah disebut bahwa dengan melakukan matching maka jumlah subyek yang diperlukan untuk diteliti menjadi lebih sedikit. 91 Melakukan Pengukuran %engukuran "ariable e2ek dan 2aktor risiko merupakan hal yang dentral pada studi kasus#kontrol. %enentuan e2ek harus sudah dide2enisikan denganjelas dalam usulan penelitian. %engukuran 2aktor risiko atau pajanan yang terjadi pada waktu lampau juga sering
menimbulkan kesulitan. Kadang tersedia data objekti2, missal rekam
medis kumpulan preparat hasil pemeriksaan patologi#anatomik, hasil laboratorium, atau pelbagai henis hasil pencitraan. +amun lebih sering penentuan pajanan pada masa lalu dilakukan semata#mata dengan anamnesis atau wawancara dengan responden, jadi hanya dengan mengandalkan daya ingat responden yang mungkin dipengaruhi oleh statusnya (mengalami outcome atau tidak). :1 Menganalisis hasil penelitian 7nalisis hasil studi kasus#kontrol dapat hanya bersi2at sederhana yaitu penentuan ratio odds, sampai pada yang kompleks yakni dengan analisis multi"ariate pada studi kasus control dengan lebih dari satu 2aktor resiko. ni ditentukan oleh apa yang ingin diteliti bagaimana cara memilih control (matched atau tidak), dan terdapatnya "ariable yang menggangu ataupun yang tidak.
%P!D%M!O$O&! D%SKR!PT!; Definisi
@pidemiologi deskripti2 merupakan bagian dari epidemiologi yang menerangkan tentang pola kejadian penyakit pada suatu populasi(de2ined comunity)berdasarkan 2aktor 2aktor waktu,tempat dan orang. alam upaya mencari 2rakwensi distribusi penyakit berdasarkan epidemiologi deskripti2 timbul berbagai pertanyaan, diantaranya siapa yang terkena, bilamana hal tersebut terjadi, bagaimana terjadinya, dimana kejadian tersebut, berapa jumlah orang yang terkena, bagaimana penyebarannya, dan bagaimana ciri#ciri orang yang terkena. ,ariabel Orang3 Tempat dan
7nalisis data epidemiologi berdasarkan "ariabel diatas digunakan untuk memperoleh gambaran jelas tentang morbiditas dan mortalitas yang dihadapi. engan demikian memudahkan untuk mengadakan penanggulangan, pencegahan dan pengamatan. 6ntuk menentukan adanya peningkatan atau penurunan insiden atau pre"alensi penyakit yang timbul, harus diperhatikan kebenaran perubahan tersebut. %erubahan yang terjadi dapat disebabkan perubahan semu sebagai akibat perubahan dalam teknolgi diagnostik, perubahan klasi2ikasi, atau kesalahan dalem perhitungan jumlah penduduk. ,ariabel Orang
5aktor orang meliputi ubahan#ubahan yang melekat seseorang sebagai anggota populasi masyarakat. 6bahan#ubahan yang sering digunakan #
6mur
#
Se3
#
Suku bangsa
#
Status perkawinan
#
Sosial ekonomi
#
7gama
#
%ekerjaan
,ariabel Tempat
*empat dapat dibatasi oleh alam, seperti gunung, sungai, laut, atau dibatasi berdasarkan wilayah administrati2. 'atas alamiah lebih memudahkan pemahaman asal usul suatu penyakit. Ragam penyakit di suatu tempat berhubungan dengan ciri#ciri lingkungan 2isik seperti suhu, kelembaban, curah hujan, ketinggian, kandungan mineral tanah dan tersedianya air. 'atas# batas alam yang tangguh mengakibatkan isolasi penduduk sehingga ciri#ciri genetik tertentu semakin menonjol dan adat istiadat tetap bertahan dari pengaruh asing. ,ariabel
=ariabel waktu harus diperhatikan ketika melakukan analisis morbiditas dalam studi epidemiologi karena pencacatan dan laporan insiden dan pre"alensi suatu penyakit selalu berdasarkan pada waktu, apakah mingguan, bulanan atau tahunan. Ukuran Morbiditas
#
Rasio &erupakan suatu angka yang menunjukkan besar perbandingan antara j umlah tertentu dengan jumlah lainnya. 'entuk yang paling umum digunakan adalah rasio antara jumlah penduduk yang menderita sakit dengan yang tidak menderita sakit.
#
Rate &enyatakan 2rekuensi penyakit per satuan penduduk.
#
nsiden umlah kasus baru penyakit selama kurun waktu tertentu.
#
7ttack Rate Resiko terhadap suatu penyakit pada suatu penduduk mungkin saja terbatas pada kurun waktu pendek hal ini dapat terjadi karena 2aktor etiologi penyakit hanya muncul sebentar, yaitu hanya selama epidemi, atau resiko penyakit hanya terdapat pada kelompok masyarakat tertentu.
#
Secondary 7ttack rate &engukur kejadian suatu penyakit menular diantara orang#orang yang dicurigai terkontak dengan kasus primer.
#
%re"alensi Suatu ukuran sensus atau sur"ei, yaitu mengenai 2rakuensi suatu penyakit pada suatu saat tertentu.
Ukuran Mortalitas
#
!rude eath Rate 6kuran kematian yang diperhitungkan untuk dan dasar seluruh penduduk, diperoleh dengan jalan membandingkan kejadian kematian terhadap seluruh penduduk tanpa memperhatian si2at#si2at tertentu penduduk tersebut.
#
Spesi2ic eath Rate Suatu ukuran untuk salah satu si2at yang ada pada penduduk seperti golongan umur, se3, pekerjaan, status pekerjaan, perkawinan, dll.
%P!D%M!O$O&! ##$!T!K Definisi
@pidemiologi analitik menguji hipotesis dan menaksir (mengestimasi) besarnya hubungan8 pengaruh paparan terhadap penyakit. *ujuan epidemiologi analitik () &enentukan 2aktor risiko8 2aktor pencegah8 kausa8 determinan penyakit, (-) &enentukan 2aktor yang mempengaruhi prognosis kasusG (<) &enentukan e2ekti"itas inter"ensi untuk mencegah dan mengendalikan penyakit pada populasi. ua asumsi melatari epidemiologi analitik. %ertama, keadaan kesehatan dan penyakit pada populasi tidak terjadi secara random melainkan secara sistematis yang dipengaruhi oleh 2aktor risiko8 kausa8 2aktor pencegah8 2aktor protekti2 (Hennekens dan 'uring, >;JG ordis, -:::). Kedua, 2aktor risiko atau kausa tersebut dapat diubah sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan penya#kit pada le"el indi"idu dan populasi. Tu(aun
@pidemologi 7nalitik adalah riset epidemiologi yang bertujuan . &enjelaskan 2aktor#2aktor resiko dan kausa penyakit. -. &emprediksikan kejadian penyakit <. &emberikan saran strategi inter"ensi yang e2ekti2 untuk pengendalian penyakit. Studi Pendekatan %pidemiologi #nalitik
%endekatan atau studi ini dipergunakan untuk mencari 2aktor#2aktor penyebab timbulnya penyakit atau mencari penyebab terjadinya "ariasi dari data dan in2ormasi#in2ormasi yang diperoleh studi epidemiologi deskripti2. @pidemologi 7nalitik adalah riset epidemiologi yang bertujuan untuk &enjelaskan 2aktor#2aktor resiko dan kausa penyakit. &emprediksikan kejadian penyakit &emberikan saran strategi inter"ensi yang e2ekti2 untuk pengendalian penyakit. 'erdasarkan peran epidemiologi analalitik dibagi - . Studi $bser"asional Studi Kasus !ontrol (case control), studi potong lintang (cross sectional) dan studi Kohor. -. Studi @ksperimental @ksperimen dengan kontrol random (Randomized !ontrolled *rial 8R!*) dan @ksperimen Semu (kuasi).