TUGAS RADIOFARMASI “APLIKASI RADIOFARMASI DALAM BIDANG KESEHATAN”
Disusun oleh : Nurul Husnh !"#$#%&%%''(
UNI)ERSITAS "* AGUSTUS "'$& +AKARTA ,%"&
BAB I PENDAHULUAN
Radiofarm Radiofarmasi asi adalah adalah adalah adalah penggun penggunaan aan senyawa senyawa radioakt radioaktif if dalam dalam pengoba pengobatan tan penyakit. Radiasi adalah pemancaran/pengeluaran dan perambatan energy menembus ruang atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel. Partikel radiasi terdiri dari atom atau subatom dimana mempunyai massa dan bergerak, menyebar dengan kecepatan tinggi menggunakan energi kinetik. Beberapa contoh dari partikel radiasi adalah electron, beta, alpha, photon & neutron. Sumber Sumber radia radiasi si dapat dapat terjad terjadii secara secara alami alamiah ah maupun maupun buatan buatan.. Sumbe Sumberr radias radiasii alamiah contohnya radiasi dari sinar kosmis, radiasi dari unsurunsur kimia yang terdapat pada lapisan kerak bumi, radiasi yang terjadi pada atsmosfir akibat terjadinya pergeseran lintasan perputaran bola bumi. Sedangan sumber radiasi buatan contohnya radiasi sinar !, radiasi sinar alfa, radiasi sinar beta , radiasi sinar gamma. Sinar Sinar ! ditemuka ditemukan n oleh "ilhem #onrad #onrad Roentgen, Roentgen, seorang professor professor fisika fisika dari $ni%ersitas "urburg, 'erman. Saat itu ia melihat timbulnya sinar fluoresensi yang berasal dari (ristal (ristal barium barium platinos platinosiani ianida da dalam dalam tabung tabung #rookes #rookes)itto )ittorf rf yang dialiri dialiri listrik. listrik. Pada tahun *+* mendapat hadiah nobel atas penemuan tersebut. -khir esember *+0 dan awal 'anuari *+1 r 2tto "alkhoff 3dokter gigi4 dari 'erman adalah orang pertama yang menggunakan sinar ! pada foto gigi 3 premolar bawah4 dengan waktu penyinaran 50 menit, selanjutnya seorang ahli fisika "alter (oenig menjadikan waktu penyinaran + menit dan sekarang waktu penyinaran menjadi */* second 31 impulses4. "illiam Rollins adalah orang yang mengerjakan intraoral radiograf pada tahun *+1 mengalam mengalamii cedera cedera disebabk disebabkan an efek pekerjaa pekerjaan n yaitu yaitu kulit kulit tanganny tangannya a terbakar terbakar sehingga sehingga dire direko kome mend ndas asik ikan anla lah h
pema pemaka kaia ian n
tabi tabir/p r/pel elin indu dung ng
anta antara ra
tabu tabung ng,,
pasi pasien en
maup maupun un
radiographer. (orban lain dr 6a! )ermann (noch orang Belanda yang bekerja sebagai ahli radiolog radiologii di 7ndonesi 7ndonesia. a. 7a bekerja bekerja tanpa menggunaka menggunakan n pelindun pelindung g tahun tahun *+8 dr (noch (noch menderita kelainan yang cukup berat luka yang tak kunjung sembuh pada kedua belah tangannya. 9ama kelamaan tangan kiri dan kanan jadi nekrosis dan lama diamputasi yang akhirnya meninggal karena sudah metastase ke paru.
Penggunaan prinsip dan caracara farmasi dan radiokimia untuk membuat obat yang mengandung atom radioaktif 3radiofarmaka4 bagi keperluan diagnosa dan penyembuhan 3terapi4 penyakit yang diidap oleh pasien. Senyawa kimia atau obat, yang salah satu atom penyusun
strukturnya
adalah
nuklida
radioaktif,
untuk
keperluan
diagnosa
atau
penyembuhan 3terapi4 suatu penyakit dan dapat diberikan ke pasien secara oral, parenteral, dan inhalasi disebut sebagai radiofarmaka. Sedangkan untuk bidang keahlian 3specialist4 kedokteran yang berhubungan dengan penggunaan bahan radioaktif 3radiofarmaka4 untuk tujuan diagnosa dan terapi suatu penyakit disebut kedokteran nuklir.
Radiofarmaka diformulasikan dalam berbagai wujud kimia dan fisika untuk mengarahkan 3targeted4 keradioaktifan ke bagianbagian tertentu dari tubuh dengan harapan bahwa Radiasi: yang dipancarkan dari radiofarmaka diagnosa dengan mudah akan keluar dari tubuh sehingga memungkinkan deteksi dan pengukuran dilakukan di luar tubuh 3eksternal4. ;erapi Radiofarmaka akan memancarkan radiasi dalam bentuk partikel bermuatan, misalnya b atau a, yang mendepositkan energi kedalam organ yang sedang disembuhkan dari penyakit. -plikasi teknologi nuklir dalam bidang farmasi saat ini sudah sangat maju dan hal ini erat kaitannya dengan bidang kedokteran nuklir. Radioisotop yang digunakan dalam bidang farmasi dari tahun ke tahun terus bertambah. Sampai saat ini jumlah radioisotop yang digunakan dalam sediaan radiofarmaka kurang lebih sebanyak 5 macam. Sediaan radiofarmaka sebanyak itusudah hampir mendekati titik jenuh karena pemakaiannya dalam bidang kedokteran nuklir sudah banyak sekali dan sediaan radiofarmaka tersebut akan bertambah manakala didapat penemuan baru aplikasi teknologi nuklir dalam bidang farmasi atau kedokteran nuklir.
BAB II PEMBAHASAN Sediaan radiofarmaka adalah istilah yang digunakan pada at radioaktif yang digunakan dalam bidang farmasi dan juga kedokteran nuklir. Sediaan radiofarmaka adalah istilah yang digunakan pada at radioaktif yang digunakan dalam farmasi dan juga kedokteran nuklir. 7stilah sediaan radiofarmaka tidak termasuk at radioaktif yang digunakan dalam bidang radiologi. Pengertian lebih lanjut dari sediaan radiofarmaka adalah at radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia baik secara langsung 3 2ral / iminum 4 atau secara parental / isuntik, serta tidak berada dalam wadah yang tertutup 3 sealed source 4. Sediaan radiofarmaka yang masuk ke dalam tubuh manusia akan ikut mengalami perubahan metabolisme yang terjadi di dalam tubuh. Selain hal tersebut di atas, pengertian sediaan radiofarmaka akan lebih lengkap bila disertai keterangan lain yang disyaratkan dalam pembuatan sediaan farmasi pada umumnya, seperti bagaimana pengaruh serta tingkat toksisitasnya di dalam tubuh manusia. Bagaimana pengaruh sterilitas sediaan radiofarmaka dan lain sebagainya, juga perlu ditambahkan sebagai keterangan tambahan pada sediaan radiofarmaka. 6engingat bahwa sediaan radiofarmaka akan dimasukkan kedalam tubuh manusia Beberapa hal yang harus diperhatikan demi keselamatan dalam pemakaiannya, antara lain < a. osis radiasi maksimum yang diijinkan 3 6a!imum Permissible ose 3 6P 4 4. b. "aktu optimum yang diperlukan untuk memulai penatahan / pengukuran. c. osis pemakaian 3 administered dose 4 yang tepat dari setiap sediaan radiofarmaka berdasarkan waktu dan 6P d. (etepatan pemilihan sediaan radiofarmaka yang akan digunakan berdasarkan pertimbangan biologis, peluruhan fisika 3 physical decay 4, dan kementakan / (ebolehjadian keberhasilan pemakaian sediaan radiofarmaka secara statistik.
e. Pertimbangan medis antara pemakaian sediaan radiofarmaka dan penanganan medis. f.
6asalahmasalah lain yang mungkin timbul dari pemakaian sediaan radiofarmaka. #ontoh sediaan radiofarmaka dapat dilihat pada penjelasan aplikasi teknologi nuklir
dalam bidang kedokteran yang telah dibahas di muka. =amun demikian, sebenarnya sediaan radiofarmaka secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi <
-. Sediaan radiofarmaka isotop primer, #ontoh < *.
7*>* dalam bentuk larutan =a7*>*
5.
P>5 dalam bentuk larutan )>P>528 atau =a)5P>528
>. S>0 dalam bentuk larutan )5S>028
B. Sediaan radiofarmaka senyawa bertanda, contoh < *. )ipuran 7*>* 5. ?mas koloid -u*+ >. Rose bengal 7*>* 8. R7S)- 7*>* 0.
-sam oleat 7*>*
1. ;c++m dan deri%atnya
engan adanya sediaan radiofarmaka maka banyak sekali persoalan dalam bidang kedokteran yang tidak bisa diatasi dengan cara kon%ensional, tapi saat ini bisa diatasi dengan metode kedokteran nuklir yang menggunakan sediaan radiofarmaka. #ontoh persoalan yang dimaksud adalah sebagai berikut <
-. $ji @ungsi Ainjal Sebelum dikenal aplikasi teknologi nuklir dalam bidang kedokteran melalui kedokteran nuklir yang memanfaatkan sediaan radiofarmaka, keadaan ginjal hanya bisa dilihatC berdasarkan hasil foto 3rountgen4 radiologi terhadap ginjal. Berdasarkan foto rountgen ginjal bisa diketahui kalau ada penyumbatan karena batu ginjal. -kan tetapi bagaimana fungsi ginjal tidak bisa diketahui melalui foto rountgen tersebut. @ungsi ginjal hanya bisa diketahui melalui radiofarmaka )ipuran 7*>* yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, hasil pencacahan radiasi yang dipancarkan dari ginjal kiri dan ginjal kanan kemudian direkam. )asiil rekaman ginjal kiri dan ginjal kanan dapat digunakan untuk menganalisis fungsi Ainjal.
B. $ji @ungsi (elenjar Aondok 3 ;hyroid $ptake 4 (elenjar gondok 3 gland thyroid 4 yang sangat berperan pada pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh dan otak manusia selama ini hanya bisa diketahui keadaan fisiknya dengan peradaban dari luar saja.
(elenjar gondok 3 gland thyroid 4 yang tidak normal biasanya akan berusaha sebisanya untuk menangkap iodium yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga akan tumbuh membesar. (eadaan kelenjar gondok yang membesar ini dapat dilihat dan diraba dari luar. Bila kelenjar gondok sudah membesar , berarti fungsi untuk menangkap iodium tidak berfungsi lagi. $ntuk melihat apakah kelenjar gondok berfungsi baik atau tidak 3 sebelum membesar 4, dapat dilakukan dengan memasukkan radiofarmaka 7*>* ke dalam tubuh manusia. Setelah beberapa saat dilakukan pencacahan radiasi di sekitar kelenjar gondok 3gland thyroid4. Rekaman hasil pencacahan. $ntuk melihat betapa luas dan pentingnya pemakaian radiofarmaka dalam bidang kedokteran berikut ini dapat dilihat betapa macam sediaan radiofarmaka dan pemakaiannya.
=o.
Sediaan Radiofarmaka Serum -lbumin
Pemakaiannya Penulusuran hati
osis, D#i >*
5
6acroagregat 7*>* =atrium fosfat P>5
>
=atrium kromat #r0*
Penelusuran limpa 6enentukan tumor pada mata Sel darah merah
>* 500 50*
8
=atrium @louride
0
=atrium Pertachnetat ;c++m
Penelusuran limpa Penelusuran tulang Penelusuran 2tak
*0> 58 0*0
Penelusuran thyroid -bsorbsi pada ternak $ji fungsi hati
*> 5500 *50
Penelusuran hati Penelusuran pada pankreas
**0 50
Penelusuran tulang
0*
6empelajari kanker tulang Penelusuran pool darah jantung
5* 50
Penelusuran plasenta
0*
Penelusuran pariparu
*>
Penelusuran hati dan paruparu
*>
6empelajari pulmonari Pengobatan efusi peritoneal
>0 +*5
Pengobatan efusi peural Pengobatan efusi peural
1+
*
*>*
1
-sam 2leat 7
E
Rose Benganl 7*>*
+
E0
Selenometheonin Se Stronium klorida atau
*
=itrat Sr 0 Strotium sitrat #rE
**
Serum -lbumin ;c++m
*5 *>
Serum
albumin
agregat
;c++m ;echnitiumSSerum
*8
-lbumin ;c++m koloidal Fenon Fe*>>
*0
(rom fosfat koloidal P>5
*1
?mas koloidal -u*+
*E
*
=atrium 7odida 7*>*G
=atrium @osfat
Pengobatan efusi peritoneal
>0E0 0*0
)yperthyroidisme
5*
Penyakit jantung
500
(anker thyroid Policitemia %era
**0 >
9eukimia kronis
*5
(anker tulang metastase
**0
APLIKASI RADIOLOGI DALAM KESEHATAN
Sinar ! adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang listrik, radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma , sinar kosmik dan sinar ultra%iolet tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Penggunaan sinar ! adalah sesuatu yang penting untuk diagnosa gigi geligi serta jaringan sekitarnya dan pemakaian yang paling banyak pada diagnostic imagingsystem. Perbedaan antara sinar
dengan sinar elektromagnetik lainnya terletak pada panjang gelombang dimana panjang gelombang pada sinar ! lebih pendek yaitu < " A - "."%%/%%%/%%% 01 - "%23 01/ 9ebih pendek panjang gelombang dan lebih besar fekwensinya maka energi yang berikan lebih banyak. ?nergi pada sinar ! memberikan kemampuan untuk penetrasi khususnya gigi, tulang dan jaringan disekitar gigi. ?fek dari radiasi elektromagnetik dalam kehidupan, ber%ariasi tergantung panjang gelombang, Aelombang ;H dan radio dimana berada di atsmosfir tidak mempunyai efek pada jaringan manusia. 6icrowa%e dengan energi radiasi yang rendah dapat menghasilkan energi panas dalam jaringan organik yang juga bekerja pada microwa%e o%ens. ?lektromagnetik dengan energi yang sangat rendah dapat menyebabkan ionisasi seperti yang ada pada 6R7 3magnetic resonance imaging 4 untuk diagnostik. (emampuan sinar ! menghasilkan gambar mengindikasikan sinar ! dapat menembus kulit, jaringan dan tulang. Sinar ! mempunyai beberapa sifat fisik yaitu daya tembus, pertebaran, penyerapan, efek fotografik, fluoresensi, ionisasi dan efek biologik, selain itu, sinar ! tidak dapat dilihat dengan mata, bergerak lurus yang mana kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, tidak dapat difraksikan dengan lensa atau prisma t etapi dapat difraksikan dengan kisi kristal. apat diserap oleh timah hitam, dapat dibelokkan setelah menembus logam atau benda padat, mempunyai frekuensi gelombang yang tinggi. / D4 5e16us Sinar ! dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus yang sangat besar seperti tulang dan gigi. 6akin tinggi tegangan tabung 3besarnya (H4 yang digunakan, makin besar daya tembusnya. 6akin rendah berat atom atau kepadatan suatu benda, makin besar daya tembusnya. 6/ Per5e6rn -pabila berkas sinar ! melalui suatu bahan atau suatu at, maka berkas sinar tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder 3radiasi hambur4 pada bahan atau at yang dilalui. )al ini akan menyebabkan terjadinya gambar radiograf dan pada film akan tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh. $ntuk mengurangi akibat radiasi hambur ini maka diantara subjek dengan diletakkan timah hitam 3grid4 yang tipis. 0/ Pen4er7n
Sinar ! dalam radiografi diserap oleh bahan atau at sesuai dengan berat atom atau kepadatan bahan atau at tersebut. 6akin tinggi kepadatannya atau berat atomnya makin besar penyerapannya. 8/ Fluoresensi Sinar ! menyebabkan bahanbahan tertentu seperti kalsium tungstat atau ink sulfide memendarkan cahaya 3luminisensi4. 9uminisensi ada 5 jenis yaitu < *. 5.
@luoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar ! saja. @osforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi sinar ! sudah dimatikan 3after I glow4.
e/ Ionissi ?fek primer dari sinar ! apabila mengenai suatu bahan atau at dapat menimbulkan ionisasi partikelpartikel atau at tersebut. 9/ E9e 6iolo;i Sinar ! akan menimbulkan perubahanperubahan biologi pada jaringan. ?fek biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi. $ntuk pembuatan sinar F diperlukan sebuah tabung rontgen hampa udara di mana terdapat elektron I elektron yang diarahkan dengan kecepatan tinggi pada suatu sasaran 3target4. ari proses tersebut di atas terjadi suatu keadaan di mana energi elektron sebagian besar di rubah menjadi panas 3 ++J 4 dan sebagian kecil 3* J4 menjadi sinar !. Suatu tabung pesawat rontgen mempunyai beberapa persyaratan yaiatu< *. 6empunyai sumber electron 5. Aaya yang mempercepat gaya electron >. 9intasan elektron yang bebas dalam ruang hampa udara 8. -lat pemusat berkas electron 3 focusing cup 4 0. Penghenti gerakan electron
;abung sinar ! terdiri dari tabung gelas hampa udara, elektroda positif disebut anoda dan elektroda positif disebut katoda. (atoda dibalut dengan filament, bila diberi arus beberapa m- bisa melepaskan elektron. engan memberi tegangan tinggi antara anoda dan katoda maka elektron katoda ditarik ke anoda. -rus elektron ini dikonsentrasikan dalam satu berkas dengan bantuan sebuah silinder 3focusing cup4. -ntikatoda menempel pada anoda dibuat dari logam dengan titik permukaan lebih tinggi, berbentuk cekungan seperti
mangkuk. "aktu elektron dengan kecepatan tinggi di dalam berkas tersebut menumbuk antikatoda, terjadilah sinar !. 6akin tinggi nomor atom katoda maka makin tinggi kecepatan elektron, akan makin besar daya tembus sinar ! yang terjadi. -ntikatoda umumnya dibuat dari tungsten, sebab elemen ini nomor atomnya tinggi dan titik leburnya juga tinggi 3>8 #4 hanya sebagian kecil energi elektron yang berubah menjadi sinar ! kurang dari *J pada tegangan * kH dan sebagian besar berubah menjadi panas waktu menumbuk antikatoda. Panas yang tinggi pada tabung didinginkan dengan menggunakan pendingin minyak emersi / air.
Prosedur penggunaan radiofarmaka di dalam kedokteran nuklir dapat dibagi dalam tiga kategori< *.
Prosedur imaging atau pencitraan
5.
(ajian fungsi in %i%o
>.
Prosedur terapi
Prosedur imaging memberikan informasi diagnosa atas dasar pola distribusi keradioaktifan di dalam tubuh. ua kajian utama dalam pemberian informasi imaging dalam tubuh dari radiofarmaka adalah< a. (ajian dinamik memberikan informasi fungsional melalui pengukuran laju akumulasi dan laju keluarnya radiofarmaka oleh organ. b. (ajian statik memberikan informasi morfologi berkenaan dengan ukuran, bentuk, dan letak organ atau adanya lesi yang menempati ruang, dan dalam beberapa kasus mengenai fungsi relatif. Pola distribusi radiofarmaka dalam suatu organ ber%ariasi dan tergantung organ yang diamati dan ada atau tidak adanya penyakit. -dapun tiga jenis pengamatan yang dilakukan melalui imaging atau pencitraan adalah< *.
#itra 3image4 dalam bentuk hot spotsC atau adanya keradioaktifan yang merata 3uniform4 disebabkan radiofarmaka terkonsentrasi dengan mudah di dalam organ yang sehat atau normal, sedangkan jaringan berpenyakit menolak atau mengeluarkan radiofarmaka tersebut dan lesion muncul dalam bentuk citra yang cold spotsC. 6isalnya, pada penatahan 3scanning4 li%er dengan partikel koloid bertanda radioaktif K setelah partikel koloid tersebut diinjeksikan, partikel berakumulasi pada sel sel phagocytosis yang terdapat di li%er. Bila tumor atau lesi lain berada di dalam li%er, maka selsel yang melokalisasi koloid radioaktif akan digantikannya.
5.
#itra 3image4 dalam bentuk hot spotsC atau adanya keradioaktifan yang merata 3uniform4 disebabkan radiofarmaka terkonsentrasi dengan mudah di dalam organ berpenyakit atau lesion, sedangkan jaringan yang sehat atau normal menolak atau mengeluarkan radiofarmaka tersebut sehingga citra muncul sebagai cold spotsC. 6isalnya, penatahan otak dengan menggunakan radiofarmaka yang ditolak oleh LbloodbrainbarrierL. Bila otak tersebut berpenyakit sehingga LbloodbrainbarrierL menjadi rusak, maka radiofarmaka dapat meninggalkan ruang %ascular dan selanjutnya terlokalisasi didalam lesi. 2rgan normal bisa mengakumulasikan radiofarmaka, tetapi jaringan berpenyakit
mampu mengakumulasikannya baik pada tingkat yang lebih tinggi lagi bila fungsi organ berlebihan atau meningkat, maupun pada tingkat yang lebih rendah dari pada organ normal apabila fungsi organ menurun. 6isalnya, dalam pencitraan kelenjar thyroid 3thyroid gland4 dengan menggunakan iodium radioaktif. (elenjar thyroid dengan mudah mengakumulasikan radiofarmaka iodium*>* melalui fungsi normal, tetapi kelenjar yang sakit dengan jaringan thyroid yang hyperfunction atau hypofunction akan menunjukkan konsentrasi radioiodium *>* yang meningkat atau menurun. 6engukur fungsi suatu organ atau system didasarkan atas absorpsi, pengenceran 3dilution4, pemekatan, atau ekskresi keradioaktifan setelah pemberian radiofarmaka ini yang disebut dengan telaah radiofarmasi secara in vivo. Radiofarmaka sendiri harus tidak mempengaruhi, dalam cara apapun, fungsi sistim organ yang sedang diukur. #ara ini tidak memerlukan pencitraan, tetapi analisis dan interpretasi didasarkan atas pencacahan keradioaktifan yang muncul baik secara langsung dari organorgan yang berada di dalam tubuh atau dari cuplikan darah atau urin yang dicacah secara in %itro.
Beberapa contoh telaah secara in vivo yakni ;elaah uptake iodium radioaktif untuk mengkaji fungsi kelenjar thyroid sebagaimana ditentukan dengan pengukuran eksternal prosentase dosis radioidium yang diambil oleh kelenjar %s. waktu. apat juga dengan penentuan %olum darah keseluruhan dengan mengukur pengenceran dari sejumlah tertentu sel darah merah bertanda
0*
#r yang diinjeksikan secara intra%ena dalam suatu %olum sel
merah. -taupun pengkajian tak langsung absorpsi %itamin B *5 dari gastrointestinal tract dengan mengukur fraksi %itamin B *5 bertanda 0E#o yang diberikan secara oral yang diekskresikan di dalam urin dalam perioda waktu tertentu 3Schilling test4.
ua faktor utama berkaitan dengan pengukuran radiasi< *. 7onisasi materi oleh radiasi 5. ?nergi radiasi yang diserap 3absorbsi4 oleh materi
(edua hal tersebut berhubungan langsung dengan konsekuensi biologis akibat interaksi radiasi dengan tubuh manusia. ;etapi berat ringannya paparan radiasi tergantung dari berapa banyak energi diserap, makin banyak energy yang terserap maka semakin berbahaya paparan radiasi tersebut dan bagamana energi terdistribusi di dalam bahan penyerap. 'enis radiasi berbeda bisa mendepositkan jumlah energi yang sama di dalam jaringan yang sama, tetapi pola distribusinya bisa berbeda. (erusakan radiasi akan lebih besar terhadap selsel jaringan jika energi radiasi * erg yang diserap terkosentrasi dibagian terkecil dari * gram jaringan dari pada jika * erg energi didepositkan secara merata di seluruh * gram jaringan. RB? 3 Relative Biologic Effectiveness4 merupakan ukuran yang digunakan untuk menjelaskan derajat efek biologis yang dihasilkan oleh jenis radiasi yang berbeda dengan dosis terserap yang sama. RB? adalah dosis radiasi sinar ! dan g dalam Rad yang diperlukan untuk menghasilkan efek biologis tertentu dibagi dengan dosis radiasi dalam Rad setiap radiasi pengionisasi yang diperlukan untuk menghasilkan efek biologis yang sama.
RB? tergantung dari besarnya 9?; 3Linear Energy Transfer 4 radiasi tertentu. 9ebih besar 9?; makin tinggi efek biologis dari radiasi tertentu yang diserap. ?nergi yang diserap dalam jarak yang pendek akan menyebakan lebih banyak injuryC yang diterima bila dibandingkan dengan energi yang diserap dalam jarak yang jauh.
Beberapa radiasi bisa menghasilkan lebih banyak ionisasi per panjang lintasan yang dilalui. Radiasi demikian dikatakan memiliki ionisasi spesifik yang tinggi dan karena itu akan mendepositkan energi yang lebih banyak dalam panjang lintasan yang sama, artinya radiasi. memiliki 9?; yang tinggi. 6isalnya, .0 rad radiasi a di dalam jaringan menghasilkan efek biologis yang sama seperti yang ditunjukkan oleh * rad radiasi sinar! atau g, maka RB? radiasi a adalah 5. Bila * rad radiasi b menghasilkan efek biologis yang sama dengan * rad radiasi sinar! atau g, maka RB? radiasi b adalah *. alam proteksi radiasi akan memudahkan untuk menjumlahkan kontribusi dosis dari tipe radiasi berbeda, kemudian digunakan suatu LmodifierL sebagai faktor kualitas radiasi 3M4 yang berhubungan dengan tipe dan energi radiasi serta 9?; nya.
alam radiofarmasi dan kedokteran nuklir, paparan radiasi eksternal 3e!ternal e!posure4 yang menjadi perhatian utama adalah yang berkaitan dengan pemancaran sinar g dan sinar!, karena kemampuannya untuk menembus jaringan dan menyebabkan ionisasi. 9ain halnya dengan radiasi partikel, paparan eksternalnya terhadap tubuh sedikit memberikan efek berbahaya, karena partikel b dan a mudah diserap oleh udara atau oleh beberapa mm lapisan kulit. 6eskipun demikian, beberapa pemancar b energi tinggi, seperti >5P 3*.E 6eH4, +N 35.5 6eH4, dan +Sr 3*.81 6eH4 dapat memiliki ancaman eksternal karena jangkauannya 3range4 di udara maupun jaringan cukup tinggi.
PROTEKSI RADIASI Sumber potensial paparan radiasi internal 3internal radiation e!posure4 adalah ingestion makanan atau air terkontaminasi dan inhalation radionuklida yang ada diudara. ;iga hal yang sangat penting perlu diperhatikan untuk proteksi radiasi dari paparan esternal radiasig adalah< "/
<5u 9ebih singkat waktu paparan, lebih rendah dosis radiasi yang harus diterima. 7ni
artinya bahwa bekerja dengan bahan radioaktif harus direncanakan dengan baik dan dilaksanakan secepat mungkin, terutama bila bekerja dengan sumber radiasi tanpa dilengkapi perisai ,/
+r 6empertahankan jarak sepraktis mungkin dari suatu sumber radiasi merupakan
suatu metoda yang efektif untuk mengurangi paparan radiasi berdasarkan Lhukum kuadrat terbalikL. )ukum ini hanya berlaku untuk radiasi: dan radiasi sinar!, yang menyatakan bahwa jumlah radiasi dari suatu sumber titik berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber. Secara sederhana, dengan melipatgandakan jarak dari suatu sumber radiasi akan mengurang paparan sampai seperempatnya. Prinsip pengurangan paparan ini hanya terpenuhi jika ukuran fisis sumber relatif kecil bila dibandingkan dengan ukuran tubuh yang dipapar. #/
Perisi !shiel8in;( (eefektifan bahan perisai tergantung dari nomor atom, kerapatan, dan ketebalan
bahan perisai. Bahan yang memiliki kerapatan dan nomor atom yang tinggi artinya memiliki banyak atom 3elektron4 yang terkemas dalam %olum kecil sehingga menghasilkan Lstopping powerL yang tinggi. (arena itu bila energi foton gamma semakin tinggi, maka dibutuhkan perisai yang semakin tebal untuk menghentikan foton gamma tersebut. )ubungan antara
intensitas radiasi semula 3I 0 4 dan intensitas setelah melalui perisai 3 I 4 dinyatakan dalam persamaan berikut< I = I 0 e-mx dengan m adalah koefisien attenuasi linier 3mm *4 Penting dan perlu mengetahui dengan jelas berapa dosis radiasi yang diterima tubuh keseluruhan 3whole body4 dan yang diterima organ indi%idual bila radiofarmaka diberikan kepada pasien. )al ini dikarenakan 'umlah radiasi yang diabsorbsi harus diketahui untuk tujuan mengkaji risiko radiasi terhadap pasien. Serta 7nformasi dosis radiasi menentukan berapa jumlah maksimum keradioaktifan yang perlu diberikan untuk suatu prosedur kedokteran nuklir. SIFAT IDEAL RADIOFARMAKA IMAGING Beberapa sifatsifat radiofarmaka diagnostik imaging yang ideal adalah sebagai berikut< "/
Pe1n0r ;11 1urni 6eluruh melalui electron capture atau isomeric transition. Radiasi yang mempunyai
daya tembus rendah, seperti partikel alfa dan beta tidak diinginkan, karena< linear energy transfer 39?;4 tinggi, fraksi energi yang didepositkan per cm jarak tempuh sangat tinggi, yang mengakibatkan absorpsi kuantitatif di dalam tubuh ataupun sedikit partikel yang sampai ke detektor, sehingga partikel alfa dan beta tidak memberikan citra. Partikel dengan 9?; yang tinggi mengakibatkan dosis radiasi sangat significant terhadap pasien. ,/
"%% e) = ener;i ;11 = ,&% e) $mumnya peralatan imagingC 3kamera gamma4 didisain untuk berfungsi dengan
baik, memberikan kualitas citra 3image4 optimal, di daerah rentang energi ini. Radionuklida tertentu dengan energi sinar gamma dibawah * keH< misalnya dan
*>>
dan
*>*
Fe dengan energi gamma kirakira E keH, atau diatas 50 keH< seperti
5*
;l
1E
Aa
7 dengan energi gamma masingmasing > dan >18.0 keH, telah umum digunakan
secara klinis. Radionuklida energi tinggi jenis ini memerlukan kolimasi lebih tinggi untuk mendapatkan kualitas citra yang lebih baik, tetapi akibatnya akan menurunkan sensiti%itas dan resolusi. #/
<5u 7ruh e9e5i9 - "/& > l1n4 7e1erisn/ Batasan waktu ini memberikan kesesuaian antara kenginan meminimalkan dosis
yang diterima pasien dan memaksimalkan dosis yang diinjeksikan agar statistik pencacahan dan kualitas citra memberikan hasil yang optimal. untuk %entilation study merupakan perkecualian.
*>>
Fe atau gas mulia lain yg digunakan
Radiofarmaka harus bisa dikeluarkan dari tubuh secara kuantitatif dalam beberapa menit setelah diagnosa selesai. (ebanyakan radiofarmaka menunjukkan pola clearanceC eksponensial sehingga waktu paruh efektifnya cukup panjang 3dalam hitungan jam atau hari bukan detik atau menit4. $/
Target to non-target ratio 5in;;i/
'ika ratio tidak cukup tinggi 30<* minimum untuk planar imaging, kirakira 5<* for SP?#; imaging4, hasil scan menunjukkan adanya nondiagnostic scanC dan ini menyulitkan atau tidak memungkinkan untuk membedakan organ berpenyakit 3pathology4 dari latar belakang. 6isalnya, untuk Othyroid scan, idealnya semua radioakti%itas berada di dalam thyroid dan tidak ada tempat lain di daerah sekitar leher. (epentingan dosimetri, Oli%er uptake dari radioiodida tidak diinginkan sama sekali, disamping tentunya tidak mempunyai dampak di dalam proses penyidikan 3imaging4 yang sesungguhnya karena tidak berada dalam daerah etapi untuk pandang. Rendahnya ratio juga menimbulkan radiasi yang tidak perlu yang diterima pasien. &/
Dosi1e5ri R8isi In5ernl osimetri radiasi terhadap pasien maupun petugas kedokteran nuklir harus
memerlukan perhatian khusus, terutama dalam memenuhi persyaratan sesuai dengan panduan -9-R- 3 s Lo! s Reasonably c"ievable4. (onsep -9-R- didasarkan terhadap upaya mempertahankan dosis radiasi serendah mungkin yang dapat
dicapai. engan konsep ini telah dapat diimplementasikan
pengurangan menyeluruh dosis terhadap pekerja radiasi. ;entunya meskipun dosis radiasi yang diinjeksikan ke pasien harus sekecil mungkin, tetapi harus konsisten memberikan kualitas citra yang baik. $ntuk pekerja radiasi 6a!imum Permissible ose 36P4 untuk keseluruhan tubuh adalah * Rem per tahun untuk tiap tahun umur pekerja radiasi tersebut. 6isal< jika pekerja berumur > tahun, maka 6P adalah > R. ?/
Kesel15n 7sien Radiofarmaka harus memperlihatkan tidak adanya toksisitas terhadap pasien.
6isalnya, mengapa kita tidak pernah mempersoalkan
5*
;l dalam bentuk thallous klorida,
;l#l, yang dewasa ini diinjeksikan secara rutin ke pasien untuk sidik atau diagnosa kelainan jantungQ ;elah diketahui umum bahwa ion thallous 3;l G4 merupakan kardiotoksin yang potent. )al ini bisa diterima dalam praktek seharihari, karena keaktifan jenis 3specific acti%ity4, 5*;l yang bebas pengemban adalah sangat tinggi dan jumlah ;l5* yang terkandung di dalam sediaan dengan akti%itas > m#i hanya sekitar 85 ng, suatu jumlah yang
sangat kecil dan berada di bawah tingkat yang signifikan untuk dapat memberikan respon fisiologis dari pasien.
*/
Re5i@i5s i1i )arus tersedia substrate atau tempat didalam molekul dimana memungkinkan reaksi
penandaan dengan atom radioaktif dapat dilakukan. ;idak setiap senyawa dapat ditandai dengan setiap isotop. alam kenyataannya penandaan sering memerlukan suatu posisi yang selektif di dalam molekul atau senyawa. Senyawa yang menunjukkan biodistribusi yang dapat diterima, sering menjadi tidak berguna bila telah ditandai logam radioaktif atau telah mengalami iodinasi. Bahkan perubahan sedikit saja dilakukan terhadap struktur molekul sering akan menyebabkan perubahan biodistribusi yang drastis. (arena itu penelitian ekstensif perlu dilakukan untuk menentukan
struktur
molekul
optimal
agar
penandaan
menggunakan isotop spesifik. 6isalnya, salah satu ciri khas
dapat
dilakukan
dengan
++m
;c sebagai radioisotop yang
ideal untuk sidik diagnosa adalah kemampuannya untuk terikat dengan mudah terhadap berbagai jenis senyawa dalam kondisi fisiologis, mulai dari molekul yang sederhana, seperti pyrophosphate, sampai sejenis gula, seperti glucoheptonatK dari peptida sampai antibodiK dari koloid yang tidak larut sampai dan makroaggregat sampai dengan antibiotik dan molekul komplek yang lain.
3/
Ti8 1hl 8n 5erse8i 8en;n 1u8h/ Radiofarmaka harus stabil baik sebelum dan sesudah proses penandaan 3 pre- and
post-reconstitution4. -pabila suatu senyawa tertentu memperlihatkan kinerja yang baik untuk suatu prosedur tertentu, dan hanya tersedia di suatu rumah sakit besar, maka penggunaanya dengan jelas akan sangat terbatas. (arena itu dengan melihat kondisi ekonomi dewasa ini, maka radiofarmaka yang sangat mahal tentu penggunaanya akan terbatas dan tidak populer, apalagi bila ada metoda alternatif yang lebih murah.
'/
Pen4i7n ser5 en8li uli5sn4 se8erhn i 8i6u5 8i5e175 !ru1h
si5(/ Penyiapan suatu obat tentu harus sederhana dengan tahapan pengerjaan yang relatif sedikit. Prosedur dengan tahapan lebih dari tifa tahap umumnya tidak memenhui persyaratan inin. isamping itu tidak diperlukan suatu peralatan yang rumit dan tidak ada tahap dengan waktu pengerjaan yang lama. 'ika radiofarmaka dibuat ditempat 3inhouse4, maka sangatlah penting kendali kualitas 3uality control4 dilaksanakan untuk setiap batch
yang disiapkan dalam upaya menjamin bahwa tiaptiap sediaan akan memberikan citra 3image4 kualitas tinggi sementara bisa meminimalkan dosis radiasi t erhadap pasien.
Radioimunoterapi adalah metode penanganan kanker denganmemanfaatkan reaksi spesifik antigen dan antibodi. Radioisotop dengan jenisradiasi yang mematikan sel ditumpangkanC ke antibodi yang bereaksi secaraspesifik dengan tumorassociated antigen. Setelah dimasukkan ke dalam tubuh,antibodi akan terikat ke dalam antigen yang ada di sel kanker dan sel tersebutakan dimatikan oleh radiasi yang dipancarkan radioisotop. Sampai saat ini, radioimunoterapi telah digunakan untuk pengobatanbeberapa jenis kanker, antara lain pengobatan limfoma, kanker prostat, danmelanoma. -dabeberapa jenis radioantibodi yang telah disetujui oleh Badan Pengawas 2bat dan6akanan -merika Serikat 3@-, @ood and rug -dministration4, diantaranya adalahe%alin dan Be!!ar. e%alin adalah antibodi monoklonal anti#5 yang kedalamnya telah diikatkan radioisotop pemancar beta Nttrium+. Sedangkan Be!!aradalah antibodi monoklonal anti#5 yang ke dalamnya telah dimuati denganradioisotop 7odium*>*. (edua radioantibodi ini digunakan untuk penanganankanker limfoma.
Penggunaan radioimunoterapi pada pengobatan limfoma atauleukima adalah dengan menginjeksikan anti#5 yang dilabel dengan radioaktif.6ulamula pasien dipersiapkan sedemikian rupa, yaitu dengan diberi infusantibodi yang tidak dilabel radioaktif. (emudian pasien akan menerima antibodiyang dilabel radioaktif dalam dosis yang rendah. -ntibodi yang berlabelradioaktif ini akan beredar di dalam tubuh dan akan menghampiri sel limfoma Bdan limfosit B normal. -ntibodi membawa radioaktif pada sel limfoma dan terjadipembunuhan sel kanker yang terlokalisasi serta sedikit limfosit B normal. Penggunaan radioimunoterapi pada pengobatan kanker prostatadalah dengan melabel antibodi monoklonal dari kanker prostat. -ntibodimonoklonal pada kanker prostat disebut antiPS6- 3ProstatSpecific 6embran-ntigen4 m-b. '0+* adalah antiPS6- m-b yang belum dilabel denganradioaktif. Radioaktif yang digunakanuntuk melabel '0+* adalah *EE9u dan +N. alam jurnal penelitian, pasien kankerprostat dibagi dalam beberapa kelompok lalu diberi *EE9u'0+* dan +N'0+*berbagai dosis selama 58 bulan. )asilnya, pemberian berulang *EE9u'0+* 3>1m#i/m54 atau +N'0+* 3*E.0 m#i/m54 dapat ditoleransi pasien dengan trombocitopenia.6eskipun pemberian tunggal dosis besar dipertimbangkan dapat membunuh selkanker dalam fraksi besar. Radioimunoterapi yang digunakan dalam pengobatan melanomamenggunakan antibodi monoklonal 15. Pada melanoma yang menjadi targetradioimunoterapi adalah
melanin. Penelitian yang dilakukan pada mencit,menggunakan 15 m-b yang dilabel *Re. untuk mengetahui efikasinya *Re15m-b dibandingkan dengan kemoterapi yang menggunakan dacarbaine. )asilpenelitian tersebut menunjukkan *Re15 m-b lebih efektif dalam menghambatpertumbuhan tumor pada mencit. Selain itu, pengobatan melanoma dengandacarbaine yang diikuti radioimunoterapi
lebih efektif
daripada
terapitunggal. i beberapa negara, pemanfaatan nuklir di bidang kesehatanterus berkembang pesat. Skala ekonominya telah mencapai angka yang menjanjikan.i -merika Serikat dilaporkan telah mencapai 8+ milyar dollar -S per tahun padatahun *++, atau sekitar 0J dari total belanja kesehatan nasional negaratersebut yang sebesar +E milyar dollar -S. Sedang di 'epang, pemanfaatan radiasi nuklir memiliki skala ekonomi *5milyar dollar -S per tahun, atau setara dengan 8,>J dari total belanjakesehatan yang sebesar 5E+ milyar dollar -S. Potensi ekonomi yang tersimpan didalam layanan kesehatan berbasis teknologi nuklir ini diprediksi akanmendoorong berbagai pihak untuk mengembangkannya di tanah air. unia medis erat kaitannya dengan diagnosis dan pengobatan3terapi4 suatu penyakit.
$ntuk
mengetahui jenis
dan
adanya penyakit,
dilakukan
dengan cara
mendiagnosis penyakit yang diderita seseorang. Bila sudah diketahui penyakitnya, pengobatan pun bisa dilakukan dengan tepat dan lebih cepat. Berbagai cara dan teknologi diterapkan untuk melakukan keduanya. -dayang menggunakan obatobatan herbal, kimia, hingga ke sinar dari radioaktif.$ntuk masalah pada tulang, selama ini teknologi yang umum digunakan adalah Sinar F untuk rontgen. =amun, kini ada teknologi diagnosis dan terapi untuktulang dengan menggunakan sinar gama dan materi bermuatan 3alfa dan beta4. Penggunaannya melalui aliran darah, baik dengan oral, injeksi, maupun diisap. Penggunaan radioaktif melalui aliran darah disebut radiofarmasi. alam terapi ini, obat dimasukkan ke dalam atau sirkulasi darah. T2bat itu menggunakan molekul atom radioaktif. -tom yang membentuknyaadalah radioaktif,T ujar (epala Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka Badan;enaga -tom =asional 3Batan4, -bdul 6utalib, beberapa waktu lalu di'akarta.6olekul atom radioaktif yang digunakan untuk terapi tulang memancarkansinar gama. Sinar ini berdaya tembus tinggi, bahkan bisa tembus ke luarjaringan. $ntuk mendeteksi letak sinar gama yang berkumpul di dalamtulang,digunakan kamera gama.
Th7 8i;nosis Radioaktif gama dalam teknologi radiofarmasi adalah untukdiagnosis.-dadua sinar gama yang digunakan untuk diagnosis. Nakni, single photon emisiencomputeried tomography 3gmisi dari photon tunggal yang dapat ditelusurikomputer4. Nang terbaru disebut P?;positron emission tomography 3radioaktifyang memancarkan positron4.
;eknologi ini digunakan agar sinar gama yang masuk ke dalamaliran darah bisa menembus sasaran. Setelah mencapai sasaran, dalam kurun waktutertentu bisa ditelusuri dengan kamera gama atau komputer. 6enurut 6utalib,waktu yang dibutuhkan sekitar beberapa jam lamanya. Setelah menembus sasaran,elektronnya hilang. alam diagnosis, digunakan penelusuran dengan pencitraan.Sinar gama ini bisa masuk ke tingkat sel dan pencitraannya mampu menggambarkanhingga tingkat molekul 3molecular imaging4. TPencitraannya sudah detail. (alau #;Scan atau 6agnetikResonance 7maging 36?74 itu hanya anatomi, juga $ltrasonography 3$SA4 hanyapada fisiologi. ;api, tak bisa melihat sampai tingkat molekul. (alau ini,sampai tingkat sel. 'adi, diagnosisnya jauh lebih akurat,T ujar6utalib.;erapi dengan radioaktif, kata 6utalib, berbeda dengan obat 3farmasi4biasa. Produk industri farmasi, pengobatannya hanya untuk terapi, bukan untukdiagnosis.$ntuk terapi, radioaktif ini diminum, diinjeksi, juga diisap.T-pa pun caranya,yang penting aman bagipenderita, dan bisa masuk kesaluran darah. Semua akan masuk ke aliran darah,T ujarnya. ;erapi radioaktif ini, sambungnya, didesain untuk mengikutialiran darah hingga ke target yang dituju sesuai fungsinya, misalkan ke otak,tulang, dan lainlain. $ntuk itu, tiaptiap terapi organ tertentu, jenisnyajuga berbeda. (arena itu, jenisnya pun beragam.Bila sudah mencapai sasaran,radioaktif itu akan memancarkan radiasi yang bisa ditangkap oleh kamera
gama.6aka
itu,
di
kamera
itu
akan
tampak
bentuk
jantung,
otak,
ataupuntulangnyadengan warna terang berpendar. Tari situ, kita bisa melihat kelainan selatau organ,T ujarnya. 9angkah ini, kata 6utalib, sangat berbeda dengan kemoterapi.(emoterapi digunakan untuk membunuh sel kanker atau penyakit dengan bahankimia.
Senyawa kimia
ditembakkan ke sel sasaran, tetapi seringkali selselsehat di sekitarnya juga mati. TRadiofarmasi terapinya di tingkat seluleryang abnormal dan lebih spesifik kinerjanya. Sasaran yang dikenai pun sangatterbatas pada yang dituju saja,T ujarnya.
E9enon9r1olo;is Penggunaan radiofarmasi untuk terapi mungkin membuat orangawam khawatir pada efek sampingnya. =amun, 6utalib menjelaskan, jumlahradioaktif gama yang dimasukkan ke aliran darah itu sangat kecil danradiasinya akan hilang seiring selesainya ia bertugas. 6asa paruh radioaktifuntuk terapi itu sekitar dua hari. Sedangkan untuk diagnosis, waktu paruhnyasekitar dua hingga enam jam. Sistem ini sudah dirancang sedemikian rupa sehingga takmemberikan efek farmakologis di tubuh. 7ni berbeda dengan obat yang memberikanefek samping. T;oksisitasnya ada pada tingkat aman untuk terapiradiofarmasi, dan sudah kita uji toksisitas. ;ingkatnya adalah di bawah 93lethal dosis4 0,T ujar 6utalib.
Selaim tak ada efek farmakologis, radiofarmaka juga memiliki efek fisiologis. 'ika dengan kemoterapi, pasien akan mengalami efek fisiologis seperti mual, rambut rontok, kulit menghitam, dan lainlain. Sedangkan radiofarmaka, menurut 6utalib tak memberikan efek seperti kemoterapi dan pengaruhnya sangat minimal. Bila menjalani radiofarmasi, pasien tak perlu dibius karena radiasimya yang kecil. alat deteksinya pun sangat sensitif sehingga radioaktif yang digunakan pun tidak hanya dalam jumlah sedikit.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN unia medis erat kaitannya dengan diagnosis dan pengobatan 3terapi4 suatu penyakit.
$ntuk
mengetahui jenis
dan
adanya penyakit,
dilakukan
dengan cara
mendiagnosis penyakit yang diderita seseorang. Bila sudah diketahui penyakitnya, pengobatan pun bisa dilakukan dengan tepat dan lebih cepat. Berbagai cara dan teknologi diterapkan untuk melakukan keduanya. -da yang menggunakan obatobatan herbal, kimia, hingga ke sinar dari radioaktif. Penggunaan sinarF dalam rotgen merupakan salah satu contoh pemanfaatan radiofarmasi dalam bidang ksehetan. Selain untuk mendiagnosa, radiofarmasi saat ini juga digunakan untuk terapi penyakit, seperti contoh radioimunoterapi untuk pengobatan kanker dan penggunaan atat radiofarmaka yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk mengobati berbagai macam penyakit. Selain hal tersebut masih banyak peranan yang lain dari radiofarmasi dalam bidang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
9eswara =. 5. Buku #ar Radiofarmasi . 'akarta< Penerbit Buku (edokteran ?A#. Saha, AB. 58. $undamentals of %uclear &"armacy ' t" ed . =ew Nork< Springer 7nternational -tomic ?nergy -gency. 51. %uclear (edicine Resources6anual. -ustria< 7-?-
Hallabhajosula, S., Stanley '. A., 9ale (., 6athew 7.6., a%id 6.=. dan =eil ).B. 50. Radioimmunotherapy of Prostate #ancer $sing +N and*EE9u9abeled '0+* 6onoklonal -ntibodies< ?ffect of 6ultiple ;reatments on 6yeloto!icity. #linical #ancer Research, doi< *.**0/*E8>5.##R*85>
Re%skaya, ?., -rtemio 6.'.,Rani S.S., Robertha #.).,"ade (., -llan '.A.,'oshua .=., -rturo #., dan ?katerina . 5+. Radioimmunotherapy of ?!perimental )uman 6etastatic 6elanoma with 6elaninBinding -ntibodies and in #ombination with acarbaine. #linical #ancer Research, doi<*.**0/*E8>5.##R5>E1