Puskesmas Ramah Anak (PRA) Berdasarkan Bank Data Puskesmas Kemenkes 2017 & KPPPA 2017, sebanyak 514 kota dan kabupaten di Indonesia, masih terdapat 41% kota yang belum menginisiasi PRA. Dari 9.740 puskesmas di seluruh Indonesia baru 255 puskesmas yang telah menginisiasi PRA. Tahap awal dari pengelenggaraan PRA adalah Inisiasi PRA di mana harus memenuhi 8 dari 15 indikator. Kedelapan indkator tersebut seyogyanya memenuhi komponen Pelayanan Ramah Anak yang meliputi: sumber daya manusia (SDM); sarana prasarana dan lingkun gan; pelayanan; pengelolaan; partisipasi anak; serta pemberdayaan masyarakat. 1. SDM Dari segi SDM, harus ada tenaga yang dipersiapkan dilatih KHA (Konvensi Hak Anak). Pelatihan KHA adalah pelatihan khusus yang memenuhi standar materi KHA, tidak termasuk kegiatan advokasi, sosialisasi, KIE, dan lain-lain. Dalam satu Puskesmas d engan Pelayanan Ramah Anak pada tahap awal diharapkan terdapat minimal 2 tenaga medis yang telah terlatih. 2. Sarana Prasarana dan Lingkungan ( a. Tersedia sarana dan media KIE [Komunikasi Informasi dan Eduaksi] terkait kesehatan anak), b. Ruang tunggu dan bermain anak aman dan berjarak dari ruang tunggu pasien umum, c. Tersedia ruang laktasi, d. Terdapat tanda peringatan dilarang merokok atau kawasan bebas rokok, e. Terdapat sanitasi lingkungan pskesmas yang sesuai standar, f) Tersedia sarana prasarana bagi anak penyandang disabilitas 3. Pengelolaan ( a. Pemenuhan hak anak dan kesehatan anak dijadikan prioritas program sesuai kebijakan Departemen Kesehatan dan Daerah, b. Tersedia data anak yang meperoleh pelayanan kesehatan anak, c. Puskesmas menjadi pusat informasi atas hak-hak anak dan kesehatan) 4. Partisipasi anak Diahrapkan terdapat upaya untuk menampung aspirasi dan suara anak atas kebutuhannya, baik melalui forum UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), Forum Pembinaan Kesehatan dan Reproduksi Remaja, kotak saran, maupun forum lain untuk manjadi media memberikan masukan dalam pertimbangan penyusunan program kesehatan puskesmas. 5. Pemberdayaan masyarakat (1. UKS 2. Posyandu Mandiri) 6. Pelayanan Kesehatan Anak Dari keenam komponen pelayanan anak tersebut di atas, 8 indikator yang harus terpenuhi dalam Inisiasi PRA meliputi: 1. Cakupan tenaga kesehatan dilatih Konvensi Hak Anak. 2. Tersedia Pusat Informasi Hak Anak atas Kesehatan. 3. Tersedia ruang tunggu/bermain bagi anak yang berjarak aman dari ruang tunggu pasien.
4. Pelayanan penjangkauan kesehatan anak di Sekolah, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif atau PAUD-HI (Integrasi Posyandu, PAUD dan BKB) 5. Menyelenggarakan Tata Laksana Kasus Kekerasan Terhadap Anak (KTA) 6. Tersedia Ruang ASI dan dimanfaatkan 7. Terdapat tanda peringatan “Dilarang Merokok” sebagai Kawasan Tanpa Rokok 8. Tersedia sanitasi lingkungan Puskesmas yang sesuai standar.
Dengan adanya 8 indikator minimal tersebut, diharapkan makin bayak puskesmas yang menerapkan pelayanan ramah anak untuk selanjutnya menjadi PRA yang paripurna menerapkan 15 indikator.
Referensi:
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2016, Petunjuk Teknis Pelayanan Ramah Anak di Puskesmas.