45
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pelajaran bahasa Inggris di SMP berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Setelah menamatkan studi, mereka diharapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang cerdas, terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional (GBPP 1994).
Pengajaran bahas Inggris di SMP meliputi keempat keterampilan berbahasa yaitu: membaca, menyimak, berbicara dan menulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu: Kosa Kata, Tata Bahasa dan Pronunciation sesuai dengan tema sebagai alat pencapai tujuan.
Dari ke empat keterampilan berbahasa di atas, pembelajaran keterampilan berbicara ternyata kurang dapat berjalan sebagaimana mestinya. Siswa belum mampu berkomunikasi walaupun dalam bahasa Inggris yang sangat sederhana. Di lain pihak, kurikulum SMP 1994 mengisyaratkan bahwa siswa yang telah menamatkan jenjang pendidikan setingkat SMP harus mampu menyampaikan ide, pendapat, ataupun tanggapan terhadap suatu masalah dalam bahasa Inggris yang sederhana.
Siswa kelas VIII B di lingkungan SMPN 2 Ambulu misalnya, setelah belajar bahasa Inggris selama satu tahun belum mampu juga menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi sekalipun dalam bentuk yang sederhana. Bahkan yang lebih tragis lagi, belakangan ini timbul kecenderungan bagi siswa untuk membenci pelajaran bahasa Inggris karena mereka menganggap bahwa pelajaran bahasa Inggris suatu yang membosankan dan menakutkan.
Salah satu usaha untuk menanggulangi masalah ini, guru-guru di SMPN 2 Ambulu sepakat melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang kali ini dilakukan pada murid kelas VIIIB, dengan judul "Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII B di SMPN 2 Ambulu Melalui Teknik KWL dan Permainan Bahasa".
Penelitian ini bertujuan agar siswa dapat mampu menggunakan bahasa Inggris untuk hal-hal yang sederhana, seperti:
Bertanya,
Menjawab pertanyaan, baik yang diajukan oleh guru maupun oleh teman-teman sekelas,
Tidak merasa malu berbicara dalam bahasa Inggris.
Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan, Wilkin dalam Maulida (2001) menyatakan bahwa tujuan pengajaran bahasa Inggris dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh lagi Wilkin dalam Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang berbeda.
Suatu hal yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa secara spontan, yaitu dengan menggali pengetahuan siswa tentang tema yang diajarkan. Teknik. KWL dapat digunakan untuk tujuan tersebut. KWL adalah singkatan dari Know (yang diketahui), What to Know (yang ingin di ketahui), dan Learned (yang di peroleh). Ogle (1989) menyatakan bahwa format KWL adalah suatu cara yang tepat untuk membantu siswa berpartisipasi aktif dalam berbicara tentang apa yang sedang mereka pelajari dalam ruang lingkup tema. Setiap mengajar, guru membagikan kertas dengan format KWL atau menuliskannya di papan tulis, seperti Tabel 1 .
TABEL 1
K (Know)
W (What to know)
L (Learning)
Dalam proses pembelajaran, guru memberikan sebuah topik, kemudian ditanyakan secara oral kepada siswa apa yang mereka ketahui tentang topik yang diberikan. Semua jawaban siswa dituliskan pada kolom K. Pertanyaan selanjutnya yaitu apa yang ingin mereka pelajari tentang topic dan semua jawaban siswa ditulis pada kolom W. Kemudian siswa diminta membaca materi yang dimaksudkan untuk hari itu. Kemudian guru menggali tentang apa yang telah mereka pelajari dan menuliskannya pada kolom L.
Metode pengajaran melalui teknik KWL akan lebih etektif dan suasana belajar akan lebih menyenangkan apabila diikuti dengan permainan bahasa. Permainan bahasa ini harus sesuai dengan ruang lingkup tema dan level siswa. Wright dan Backy (1984) mengatakan bahwa permainan bahasa bisa membantu dan memotivasi siswa serta melibatkan mereka dalam berbicara dan bekerja. Permainan bahasa diyakini dapat menimbulkan situasi dimana bahasa itu berguna dan berarti. Permainan bahasa yang dapat digunakan disini diantaranya role play, word guessing, chaind words, dan lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
Secara umum permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut: "Bagaimanakah penerapan model KWL (Know, What to Know, and Learned) dapat meningkatkan kemampuan berbicara teks monolog pendek pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Ambulu Tahun Pelajaran 2008-2009
Secara khusus permasalahan penelitian ini adalah :
Bagaimanakah penerapan model KWL (Know, What to Know, and Learned) dapat meningkatkan hasil belajar kognitif kemampuan berbicara teks monolog pendek pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Ambulu Tahun Pelajaran 2008-2009
Bagaimanakah penerapan model KWL (Know, What to Know, and Learned) dapat meningkatkan hasil belajar afektif kemampuan berbicara teks monolog pendek pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Ambulu Tahun Pelajaran 2008-2009
Bagaimanakah penerapan model KWL (Know, What to Know, and Learned) dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan berbicara teks monolog pendek pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Ambulu Tahun Pelajaran 2008-2009
1.3 Tujuan
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan penerapan model KWL (Know, What to Know, and Learned) dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan berbicara teks monolog pendek pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Ambulu
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :
Mendeskripsikan penerapan model KWL (Know, What to Know, and Learned) dapat meningkatkan hasil belajar kognitif kemampuan berbicara teks monolog pendek pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Ambulu Tahun Pelajaran 2008-2009
Mendeskripsikan penerapan model KWL (Know, What to Know, and Learned) dapat meningkatkan hasil belajar afektif kemampuan berbicara teks monolog pendek pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Ambulu Tahun Pelajaran 2008-2009
Mendeskripsikan penerapan model KWL (Know, What to Know, and Learned) dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan berbicara teks monolog pendek pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Ambulu Tahun Pelajaran 2008-2009
1.4 Manfaat penelitian ini antara lain :
Bagi siswa :
Siswa mendapat pengalaman belajar baru, dengan model pembelajaran KWL (Know, What to Know, and Learned) dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan berbicara teks monolog pendek.
Siswa tidak lagi menjadi objek proses pembelajaran, tetapi siswa difasilitasi oleh guru untuk belajar secara mandiri
Saat bekerja dalam kelompok siswa dapat melakukan penyesuaian sosial, saling belajar mengenai sikap, keterampilan , informasi , mengembangkan kegembiraan belajar , menggali kemampuan dirinya secara optimal , sehingga memperoleh pengalaman belajar yang bermakna.
Siswa dapat mengembangkan kemampuan memandang masalah dari berbagai situasi dan perspektif , berpikir divergen dan kreatif, mengubah pandangan klise stereotip menjadi pandangan dinamis dan realistis.
Siswa termotivasi untuk bersaing secara terbuka dengan teman sejawat melalui authentic assessment, berani mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi, meningkatkan harga diri ( self esteem ) dan penerimaan diri ( self acceptance ), sehingga tercipta suasana belajar kondusif dan konstruktif .
2. Bagi peneliti:
Peneliti dapat mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi bersama siswa di kelas.
Sebagai upaya peneliti untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas
Sebagai upaya peneliti untuk peningkatan layanan profesional dalam menangani masalah pembelajaran
Peneliti dapat mengembangkan metode pembelajaran KWL (Know, What to Know, and Learned) yang inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi siswa.
3. Bagi sekolah:
Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai :
referensi inovasi metode pembelajaran yang dapat dikembangkan pada proses pembelajaran mata pelajaran B. Inggris dan mata pelajaran yang lain.
barometer pemberdayaan guru di SMP Negeri 2 Ambulu
contoh model pembelajaran, khususnya pelajaran B. Inggris yang dapat diadaptasikan untuk keperluan pembelajaran di sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Hasil Belajar
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester.
Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut.
2. Indikator Hasil Belajar Siswa
Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Namun demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (dalam buku Strategi Belajar Mengajar 2002:120) indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan salah satu ukuran terhadap penguasaan materi pelajaran yang disampaikan. Peran guru dalam menyampaikan materi pelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa penting sekali untuk diketahui, artinya dalam rangka membantu siswa mencapai hasil belajar yang seoptimal mungkin.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa, terutama kamampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar siswa yang dicapai.
Di samping faktor kemampuan yang dimiliki oleh siswa, juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Adapun pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakekat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya, siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus mengerahkan segala daya dan upaya untuk mencapainya.
Sungguh pun demikian, hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan, artinya ada faktor-faktor yang berada di luar dirinya yang dapat menentukan dan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan pelajaran yang dominan mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau pun efektif tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran.
4. Penilaian Hasil Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-121) mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai berikut:
a. Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.
b. Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
c. Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.
Pengertian Teknik KWL
Menurut Rahim (2007:41) strategi KWL memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru yang diterimanya. Strategi ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topic. Siswa juga bisa menilai hasil belajar mereka sendiri.
Strategi ini dikembangkan oleh Ogle (1986) untuk membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahaun dan minat siswa pada suatu topik. Strategi KWL melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun siswa dalam memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari membaca.
Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan strategi KWL adalah sebagai berikut:
a) Awali kelas dengan kegiatan membaca, setelah itu siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan "apa" yang sudah diketahui dari bacaan itu. Bahan bacaan dapat disediakan oleh guru atau siswa. Jika bahan disediakan oleh guru, maka bahan itu harus disesuaikan dengan minat dan potensi siswa. Teknik pendeskripsian "apa" yang sudah diketahui adalah siswa menuliskan hal-hal (apa) yang diketahui dari bacaan setelah siswa melaksanakan kegiatan membaca, guru dapat menentukan batas (jumlah) maksimal yang harus dideskripsikan tersebut, sehingga guru dapat menilai kompetensi siswa.
b) Setelah langkah 1 dipandang memadai, guru menugaskan siswa untuk membaca kedua, kemudian siswa ditugaskan untuk menentukan "apa" yang ingin dipelajari dari bacaan itu. Bahan bacaan yang dibaca oleh siswa adalah bahan bacaan yang sama dengan langkah 1, termasuk teknik penentuan "apa" yang sudah dipelajari.
c) Tugaskan siswa membaca bahan bacaan yang sama dengan langkah 2, setelah itu siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan "apa" yang sudah dipelajari. Teknik pendeskripsiannya adalah sama dengan langkah 1 dan 2. Guru memberikan bantuan kepada siswa yang kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
d) Setelah siswa melaksanakan tugas dari masing-masing langkah, siswa ditugaskan untuk melaporkan hasilnya.
Pelaporan hasil itu dapat dituliskan menjadi sebuah tabel berikut atau bentuk lain, misalnya: dideskripsikan secara berurut, tidak berbentuk tabel.
Saya ingin mengetahui
Saya ingin mempelajari
Saya sudah mempelajari
…………………..
……………………
1. ……………………..
…………………..
2. ……………………
2. ………………………
3. …………………..
3. ……………………
3. ……………………..
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam teknik KWL terdapat tiga tahap atau langkah yaitu; pertama, apa yang saya ketahui (K) merupakan kegiatan sumbang saran pengetahuan dan pengalaman sebelumnya tentang topik. Kedua, What I want to Learn (W), guru menuntun siswa menyususn tujuan khusus membaca. Dan tahap terakhir ialah What I have Learned (L) terjadi setelah membaca. Ketiga tahap tersebut memiliki tujuan yaitu mampu memberikan penegasan dan penekanan kepada siswa terhadap tujuan mereka membaca suatu bacaan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Ambulu , tahun pelajaran 2008/2009 sebanyak 36 siswa. Mereka yaitu 24 siswa putri dan 12 siswa putra. Objek penelitian adalah kegiatan selama pembelajaran dan hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus. Siklus 1 dan Siklus 2 masing masig terdiri atas 2 pertemuan dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2008.
3.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran KWL . Keberhasilan metode ini diukur dari peningkatan hasil belajar siklus 1 ke siklus 2. Hasil belajar yang diamati pada masing – masing siklus adalah hasil belajar kognitif yang diambil dari tes /kuis, hasil belajar afektif diambil pada saat kegiatan kerja kelompok dan presentasi sedangkan hasil belajar psikomotor diambil pada saat siswa melaksanakan diskusi (lks).
3.3. Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri atas empat tahapan yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. (Suharsimi Arikunto, 2006).Dalam penelitian ini kegiatan pada masing –masing tahapan adalah :
Perencanaan
Kegiatan perencanaan merupakan kegiatan awal dari setiap siklus. Kegiatan ini diawali dengan adanya keprihatinan peneliti terhadap perolehan hasil belajar siswa kelas VIII B SMPN 2 Ambulu, dilanjutkan dengan observasi dan dialog dengan siswa. Dari hasil observasi dan dialog dengan siswa peneliti menentukan masalah penelitian.
Berdasarkan data yang diperoleh serta hasil diskusi, kemudian peneliti memilih strategi berdasarkan bobot data permasalahan dan pemecahannya, dalam hal ini model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran KWL.
Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan penerapan model KWL yang telah ditentukan sebelumnya sebagai upaya memecahkan masalah pembelajaran. Materi/kompetensi dasar yang diberikan tindakan adalah kompetensi dasar mengungkapkan makna teks fungsional pendek. Kegiatan diawali dengan penyusunan RPP dan LKS dilanjutkan dengan pelaksaan pembelajaran dalam kelas.
Observasi
Observasi dilaksanakan oleh guru dan observer ketika pelaksanaan penerapan tindakan dalam pembelajaran sedang berlangsung . observasi dilakukan terhadap proses tindakan, efek tindakan dan terhadap hasil tindakan yang dilakukan dengan menggunakan instrument observasi.
Refleksi
Refleksi dilaksanakan terhadap hasil observasi untuk mengevaluasi pelaksanaan dan hasil tindakan. Dari kegiatan refleksi dapat diketahui masalah dan segala hal yang muncul berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi kemudian dirumuskan perencanaan tindakan berikutnya.
3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data-data untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Data yang diperlukan peneliti untuk menjawab rumusan masalah penelitian adalah data hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotor.Untuk memperoleh data-data tersebut peneliti menggunakan instrument antara lain :
Pengamatan
Instrumen pengamatan digunakan untuk mengukur hasil belajar psikomotor dan hasil belajar afektif. Data hasil belajar psikomotor diperoleh dari amatan terhadap aktifitas siswa pada saat siswa melaksanakan lks. Data hasil belajar afektif diperoleh dari amatan terhadap aktifitas siswa saat siswa melaksanakan kerja kelompok dan aktifitas siswa saat siswa melaksanakan presentasi yakni berbicara di depan kelas.
Aktifitas siswa yang diamati untuk memperoleh data hasil belajar psikomotor yakni kemampuan berbicara adalah : (1) kejelasan pelafalan (2) intonasi kalimat (3) diksi atau pilihan kata-kata
Aktifitas siswa yang diamati pada kegiatan kerja kelompok untuk memperoleh data hasil belajar afektif adalah keterampilan kooperatif siswa yang terdiri atas 1) Kontribusi anggota terhadap kinerja kelompok(2) Keterampilan kerja sama antar anggota dalam kelompok (3) Keterampilan dalam mengelola dan memelihara kelompok. (4)mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
Aktifitas siswa yang diamati pada kegiatan presentasi untuk memperoleh data hasil belajar afektif adalah adalah 1) Menjelaskan konsep secara tepat, rinci sesuai dengan materi(2) Presentasi dilengkapi dengan gambar atau diagram (3) Kualitas ocial seperti artikulasi, dan antusiasme, memberi waktu audien berfikir(4) Menjelaskan konsep secara tepat, rinci sesuai dengan materi (5) Mengenali fakta dan opini, (6)menggunakan fakta sebagai dasar argumentasi(7) berani dan santun dalam berargumentasi
Dalam lembar pengamatan ini, hasil amatan terhadap siswa dijabarkan dalam skor dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3 : Kriteria skor hasil pengamatan aktifitas siswa
Rubrik
Skor
Kriteria
Jika tidak memenuhi spesifikasi yang diminta guru
1
Kurang
Jika kurang memenuhi spesifikasi yang diminta guru
2
Cukup
Jika memenuhi spesifikasi yang diminta guru
3
Tinggi
Angket
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran Kemampuan berbicara dengan KWL dengan yaitu: (1) Penerapan KWL dengan membuat siswa senang mengikuti pembelajaran, (2) Penerapan KWL dengan membuat siswa mudah memahami materi, (3 Penerapan KWL dengan membuat siswa tertantang dengan tugas yang diberikan, (4) Penerapan KWL dengan membuat siswa memperoleh manfaat dari diskusi kelompok (5) Penerapan KWL dengan mengefekifkan waktu pembelajaran.
Dokumentasi
Dokumen dalam penelitian ini adalah daftar nilai siswa sebelum penelitian dan selama penelitian yaitu nilai kuis, hasil pengamatan observer selama siswa melaksanakan diskusi, kerja kelompok dan presentasi, hasil pekerjaan siswa dan dokumen peningkatan nilai siswa.
Dialog
Dialog dalam penelitian ini diperlukan untuk melengkapi informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran dan partisipasi siswa. Dialog juga diperlukan untuk cross check apabila ada hal-hal yang tidak dapat atau kurang jelas diamati pada saat observasi.
3.5 Penilaian Hasil Pembelajaran
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-121) mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai berikut:
a. Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.
b. Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
c. Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah
Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu proses pembelajaran. Dalam penelitian ini penilaian hasil pembelajaran dilaksanakan pada tiga aspek yakni aspek kognitif, psikomotor dan aspek afektif.
Penilaian aspek psikomotor difokuskan pada penilaian terhadap keterampilan siswa dalam melaksanakan lks, penilaian aspek afektif difokuskan pada penilaian keterampilan kooperatif siswa pada saat siswa melaksanakan kerja kelompok dan pada saat siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Penilaian hasil belajar kognitif dilaksanakan sesuai dengan model penilaian kognitif KWL yang terdiri atas nilai tes awal dan nilai tes akhir. Tes awal berisi soal praktek berupa aktifitas tutur seperti meminta, menolak, memberi dll yang dikerjakan oleh siswa secara individu. Tes awal diberikan pada saat siswa telah belajar LKS secara individu dengan dibantu guru seperlunya. Tes akhir diberikan setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara kelompok kemudian mempresentasikan hasil bersama kelompoknya di depan kelas.
Pemberian tes awal dan tes akhir dilakukan pada setiap siklus dengan waktu pelaksanaan masing masing 15 menit. Jenis soal yang digunakan adalah bentuk perintah seperti mengakui, mengingkari fakta, memberi sesuatu, menolak jasa, memberi pendapat dst. Rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok menjadi dasar untuk memberikan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna dengan Kriteria cukup jika rerata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15, baik jika rerata nilai peningkatan kelompok antara 15 sampai 20, sangat baik jika rerata nilai peningkatan kelompok antara 20 sampai 25 dan sempurna jika rerata nilai peningkatan kelompok lebih dari 25.
Indikator ketuntasan hasil belajar siswa mengacu pada kriteria ketuntasan minimal.Siswa dinyatakan telah belajar tuntas jika mencapai 75 % dari nilai maksimal. Sistem penilaian ini telah dikomunikasikan kepada siswa pada awal pelaksanaan siklus 1. Hal ini perlu dilakukan agar siswa memahami aspek apa saja yang menjadi penilaian guru dalam proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2.
3.6. Teknis Analisis Data
Analisis data pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan teknik kualitatif (deskriptif). Sedangkan analisis data peningkatan perolehan hasil belajar siswa dan kelompok menggunakan teknik kuantitatif.
Langkah - langkah analisis hasil belajar psikomotor dan hasil belajar afektif siswa adalah sebagai berikut :
Menghitung jumlah perolehan skor siswa
Menghitung rata rata perolehan skor siswa
Rata rata tersebut dikualifikasikan berdasarkan kriteria tinggi,cukup,kurang
Langkah-langkah analisis data peningkatan perolehan hasil belajar kognitif siswa dan kelompok adalah sebagai berikut :
Menghitung peningkatan perolehan nilai hasil belajar tiap siswa berdasarkan nilai dasarnya pada masing masing siklus
Menghitung rata rata peningkatan perolehan nilai hasil belajar siswa dalam kelompok berdasarkan nilai dasarnya pada masing masing siklus
Rata rata peningkatan tersebut dikualifikasikan berdasarkan kriteria seperti tabel 4
Menghitung persentase siswa berdasarkan setiap kualifikasi tersebut.
Keberhasilan tindakan pada penelitian ini diketahui dari adanya peningkatan hasil belajar siswa yang diukur berdasarkan perolehan hasil belajar pada masing – masing siklus. Indikator ketuntasan hasil belajar siswa adalah bila siswa telah mencapai 73 % nilai maksimal sedangkan Indikator ketuntasan hasil belajar kelas adalah bila terdapat 80 % siswa telah belajar tuntas.
3.7.Rencana Tindakan
KWL dengan diterapkan untuk membelajarkan Teks monolog pendek pada siklus 1 dan diterapkan untuk membelajarkan teks monolog pendek pada siklus 2.Secara umum Rencana tindakan yang akan diberikan pada siklus 1 dan siklus 2 adalah:
Tabel 4. Rencana Tindakan Siklus 1 dan Siklus 2
Pertemuan ke 1
Tahap
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pembukaan
10'
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,menjelaskan tahap
Tahap pembelajaran model KWL , cara penilaian dan aspek yang dinilai serta memotivasi siswa
Siswa duduk dalam tatanan belajar individu dan mendengarkan penjelasan guru
Kegiatan inti
15'
Guru membagikan LKS individu dan meminta siswa belajar secara individu
Guru menanyakan materi yang belum dipahami siswa dan menjelaskan materi yang belum dipahami siswa
Siswa menerima LKS individu dan mempelajari LKS
Mendengarkan penjelasan guru
15'
Guru meminta siswa menjawab soal soal tes awal dalam LKS Individu
Siswa menjawab soal kuis dalam LKS individu
15'
Guru meminta siswa menuju kelompoknya dengan membawa soal soal tes awal dalam LKS individu yang sudah dijawab.
Guru membagikan LKS kelompok.
Guru memandu siswa me laksanakan kegiatan siswa dlm lks
Siswa duduk dalam tatana belajar kooperatif
Siswa menerima LKS Kelompok
Siswa melaksanakan lks
10'
Guru meminta siswa berdiskusi
Siswa berdiskusi menjawab soal soal
10'
Guru memandu siswa untuk saling mengoreksi jawaban temannya dan memberikan penilaian
siswa saling mengoreksi jawaban temannya dan memberikan nilai
Penutup
5'
Guru memandu siswa membuat simpulan
Guru mengumumkan kelompok terbaik dan memberikan penghargaan
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menyiapkan presentasi pada pertemuan berikutnya
siswa membuat simpulan
siswa memberikan penghargaan padakelompok terbaik
siswa menyiapkan presentasi pada pertemuan berikutnya
Pertemuan ke 2
Tahap
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pembukaan
5'
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, cara penilaian dan aspek yang dinilai serta memotivasi siswa
Siswa duduk dalam tatanan belajar koperatif dan mendengarkan penjelasan guru
Kegiatan inti
40'
Guru memandu siswa untuk mempresentasi hasil lksnya
Siswa mempresentasikan hasil lksnya
15'
Guru meminta siswa kembali pada tatanan belajar individu
Guru memberikan penguatan
Guru memberikan soal tes diakhir pembelajaran/post tes pada masing masing siswa
Siswa kembali duduk dalam tatanan belajar individu
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa menjawab soal di akhir pembelajaran/post test
10'
Guru memandu siswa mengkoreksi jawaban teman dalam kelompoknya
Guru memandu memberikan penilaian
Siswa saling mengkoreksi jawaban teman dipandu guru
memberikan penilaian
Penutup
10'
Memandu siswa membuat simpulan
Mengumumkan kelompok terbaik dan memberikan penghargaan
Memberikan tugas kepada siswa untuk menyiapkan lks pada pertemuan berikutnya
siswa membuat simpulan
siswa memberikan penghargaan pada kelompok terbaik
siswa menyiapkan lks untuk pertemuan berikutnya
Kegiatan inti
Belajar Individu 15'
Membagikan LKS Individu
meminta siswa mempelajari LKS
menanyakan materi yang belum dipahami
meminta siswa mempelajari LKS
Menanyakan materi yang belum dipahami
Bertanya "apakah masih ada yang belum dipahami"
Menawarkan pada siswa lain untuk menjawab
Menjelaskan contoh-contoh teks monolog pendek sederhana
Bertanya "apakah masih ada yang belum dipahami"
Menerima LKS Individu
Mempelajari LKS
Siswa menjawab belum paham pak tentang teks monolog pendek
Mempelajari LKS
Mendengarkan dan memahami penjelasan guru
Menjawab pertanyaan guru
Diam menatap Guru kemudian menggeleng
Mendengarkan dan memahami penjelasan guru
Menjawab "tidak ada Pak"
Tes awal
15'
Membagikan soal tes awal
Meminta siswa membacakan berbagai bentuk teks monoloq pendek yang telah ditulis dalam soal tes awal didepan kelas
Mengingatkan siswa agar tidak saling membantu
Menerima soal kuis awal
Aktif mengerjakan soal kuis awal
Mengerjakan secara individu
Membawa pekerjaan dan perlengkapan lks menuju kelompok masing - masing
Lks dan diskusi kelompok
25'
Membagikan LKS kelompok Lks teks monolog pendek
Meminta siswa mulai mendiskusikan berbagai teks monolog yang telah ditulis dan mengkalisifikasikannya
Memandu siswa dalam berdiskusi
Mengingatkan batas waktu
Memandu kelompok – kelompok berdiskusi dalam menyusun berbagai bentuk teks monolog
Memberitahu bahwa waktu diskusi telah selesai kegiatan dilanjutkan dengan saling mengkoreksi jawaban teman dalam masing masing kelompok
Menerima LKS kelompok
Masing-masing anggota kelompok berdiskusi
Masing-masing kedepan satu persatu.
Memperkenalkan diri
Memperkenalkan keluarganya
Menyebutkan kalimat penolakan
Meneyebutkan hal-hal yang tidak disukai
Mengutarakan rasa tidak suka
Penilaian
10'
Memandu kegiatan koreksi
Memberikan kunci jawaban
Memandu memberi penilaian pada jawaban tes awal milik teman
Meminta kelompok mengitung rata – rata nilai tes awal
saling mengkoreksi dan member komentar pada jawaban tes awal milik teman
Memberi nilai pada jawaban tes awal milik teman
Menghitung rata – rata nilai yang diperoleh dalam kelompok
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PELAKSANAAN PENELITIAN
Siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan masing masing 2 x 40'. Pertemuan 1 siklus 1 dilaksanakan tanggal 26 Agustus 2008 dan pertemuan 2 siklus 1 dilaksanakan tanggal 15 September 2008. Kelompok belajar dibentuk oleh peneliti bersama siswa dengan membagi siswa kelas VIIIB sebanyak 36 siswa ke dalam 6 kelompok, maka tiap kelompok beranggota 6 siswa.
a. Pelaksanaan Siklus 1
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 secara rinci adalah:
Tabel 5 : Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1 pertemuan 1
Kegiatan
Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Pembukaan
10'
Masuk kelas bersama seorang observer mengucapkan salam
berdoa bersama siswa.
menanyakan kehadiran siswa.
- duduk dalam tatanan belajar individu menjawab salam
- berdoa bersama
- menyatakan bahwa semua siswa telah hadir
menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini yaitu :
siswa dapat menemukan ciri teks monolog pendek
siswa dapat menemukan pola teks monolog
siswa dapat menerapkan konsep berbicara
menjelaskan tahap tahap yang akan dilaksanakan sesuai model pembelajaran KWL
menjelaskan aspek aspek yang akan dinilai.
Membentuk kelompok bersama siswa
memberikan motivasi dengan bertanya tentang :
hobby
keluarga
idola
hal yang tidak disukai
binatang kesayangan
dll..
Memotivasi siswa agar dapat menjawab pertanyaan dengan benar maka perlu mempelajarai LKS individu dan menjawab pertanyaan tes awal
mendengarkan dan memahami tujuan pembelajaran
mendengarkan dan memahami tahap tahap KWL
mendengarkan dan memahami aspek aspek yang dinilai
sepakat kelompok seperti yang sudah dibentuk sebelumnya
menjawab pertanyaan: "ya".
menjawab pertanyaan: "ya".
Serentak menjawab: "ya"…."oh ..Tidak"…
Jawaban siswa beragam :
Siswa siap belajar dengan model KWL
Pelaksanaan Siklus 2 Pertemuan 2
Tabel 8 : Pelaksanaan Pembelajaran siklus 2 pertemuan 2
Kegiatan
Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Pembukaan
10'
Masuk kelas bersama seorang observer mengucapkan salam
berdoa bersama siswa.
Selanjutnya peneliti menanyakan kehadiran siswa.
menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini :
praktik berbicara berkaitan dengan teks monolog pendek sederhana sehari – hari
memberikan penjelasan umum
menjelaskan tahap tahap yang akan dilaksanakan hari ini: presentasi dan menjawab soal tes akhir
menjelaskan aspek aspek yang akan dinilai pada kegiatan presentasi
Meminta siswa duduk bersama kelompok nya
memberikan motivasi dengan bertanya "mengapa kita perlu melakukan presentasi lagi?"
menanyakan kesiapan siswa " Apakah kalian sudah siap presentasi ?"
meminta siswa menulis nama kelompoknya pada selembar kertas kecil untuk mengundi urutan presentasi
mengumumkan urutan presentasi
Kelompok B
Kelompok D
Kelompok F
Kelompok A
Kelompok G
Kelompok E
Kelompok C
Kelompok H
Meminta siswa mempersiapkan presentasi. Waktu presentasi masing masing kelompok 5 menit
- duduk dalam tatanan belajar individu menjawab salam
- berdoa bersama
- menyatakan bahwa semua siswa telah hadir
mendengarkan dan memahami tujuan pembelajaran
mendengarkan dan memahami tahap tahap KWL yang dilaksanakan hari ini
mendengarkan dan memahami aspek aspek yang dinilai
duduk dalam tatanan kelompok
menjawab dengan jawaban beragam antara lain : "agar hasil lks kita diketahui orang banyak"., " agar kita berani menyampaikan pendapat"., agar hasil lks kita dikoreksi kesalahannya".
menjawab "siaaaap".
siswa menulis nama kelompoknya pada selembar kertas kecil untuk mengundi urutan presentasi
mendengarkan dan mencatat urutan kelompoknya.
Kegiatan inti
40'
Mempersilakan kelompok B mempresentasikan hasil lksnya
Mempersilakan siswa lain bertanya atau memberi komentar
Menjawab komentar siswa dengan mengingatkan bahwa pilihan kata dapat berpengaruh terhadap makna
Mempersilakan kelompok B menutup presentasi
Meminta siswa memberikan tepuk tangan untuk kelompok B
Memberikan penguatan atas presen tasi kelompok B
Mempersilakan kelompok D mempresentasikan hasil lksnya
Mempersilakan siswa lain bertanya atau memberi komentar
Mempersilakan kelompok D menutup presentasi
Meminta siswa memberikan tepuk tangan untuk kelompok D
Memberikan penguatan atas presen tasi kelompok D
Mempersilakan kelompok F mempresentasikan hasil lksnya
Mempersilakan siswa lain bertanya atau memberi komentar
Mempersilakan kelompok F menutup presentasi
Meminta siswa memberikan tepuk tangan untuk kelompok F
Memberikan penguatan atas presen tasi kelompok F
Mempersilakan kelompok A mempresentasikan hasil lksnya
Mempersilakan siswa lain bertanya atau memberi komentar
Mempersilakan kelompok A menutup presentasi
Meminta siswa memberikan tepuk tangan untuk kelompok A
Memberikan penguatan atas presen tasi kelompok A
Mempersilakan kelompok G mempresentasikan hasil lksnya
Mempersilakan siswa lain bertanya atau memberi komentar
Mempersilakan kelompok G menutup presentasi
Meminta siswa memberikan tepuk tangan untuk kelompok G
Memberikan penguatan atas presen tasi kelompok G
Mempersilakan kelompok G mempresentasikan hasil lksnya
Mempersilakan siswa lain bertanya atau memberi komentar
Mempersilakan kelompok G menutup presentasi
Meminta siswa memberikan tepuk tangan untuk kelompok G
Memberikan penguatan atas presen tasi kelompok G
Mempersilakan kelompok E mempresentasikan hasil lksnya
Mempersilakan siswa lain bertanya atau memberi komentar
Mempersilakan kelompok E menutup presentasi
Meminta siswa memberikan tepuk tangan untuk kelompok E
Memberikan penguatan atas presen tasi kelompok E
Mempersilakan kelompok C mempresentasikan hasil lksnya
Mempersilakan siswa lain bertanya atau memberi komentar
Mempersilakan kelompok C menutup presentasi
Meminta siswa memberikan tepuk tangan untuk kelompok C
Memberikan penguatan atas presen tasi kelompok C
Mempersilakan kelompok H mempresentasikan hasil lksnya
Mempersilakan siswa lain bertanya atau memberi komentar
Mempersilakan kelompok H menutup presentasi
Meminta siswa memberikan tepuk tangan untuk kelompok H
Memberikan penguatan atas presen tasi kelompok H
Memberitahukan kegiatan berikutnya adalah tes akhir
Meminta siswa mempersiapkan alat tulisnya
Mengingatkan siswa untuk menjawab soal tes secara individu
Kelompok B mempresentasikan hasil lksnya dengan menyebutkan berbagai bentuk teks monolog pendek seperti:
Meminta
Memberi
Menolak jasa
Menolak barang
Mengakui
Mengingkari fakta
Meminta pendapat
Memberi pendapat
Kelompok B menutup presentasi dengan mengucapkan salam
memberikan tepuk tangan untuk kelompok B
Kelompok D menyajikan teks monolog pendek seperti:
Meminta
Memberi
Menolak jasa
Menolak barang
Mengakui
Mendengarkan dengan tenang penuh perhatian dan tidak ada pertanyaan.
Kelompok D menutup presentasi dengan mengucapkan salam
memberikan tepuk tangan untuk kelompok D
Kelompok F menyajikan teks monolog pendek seperti:
Meminta
Memberi
Menolak jasa
Menolak barang
Mengakui
Mendengarkan dengan tenang penuh perhatian dan tidak ada pertanyaan.
Kelompok F menutup presentasi dengan mengucapkan salam
memberikan tepuk tangan untuk kelompok F.
Kelompok A menyajikan teks monolog pendek seperti:
Meminta
Memberi
Menolak jasa
Menolak barang
Mengakui
Mendengarkan dengan tenang penuh perhatian dan tidak ada pertanyaan.
Kelompok A menutup presentasi dengan mengucapkan salam
memberikan tepuk tangan untuk kelompok A.
Kelompok G menyajikan teks monolog pendek seperti:
Meminta
Memberi
Menolak jasa
Menolak barang
Mengakui
Mendengarkan dengan tenang penuh perhatian. dan tidak ada pertanyaan.
Kelompok G menutup presentasi dengan mengucapkan salam
memberikan tepuk tangan untuk kelompok G.
Kelompok E menyajikan teks monolog pendek seperti:
Meminta
Memberi
Menolak jasa
Menolak barang
Mengakui
Kelompok E menutup presentasi dengan mengucapkan salam
memberikan tepuk tangan untuk kelompok E
Kelompok C menyajikan teks monolog pendek seperti:
Meminta
Memberi
Menolak jasa
Menolak barang
Mengakui
Mendengarkan dengan tenang penuh perhatian dan tidak ada pertanyaan.
Kelompok C menutup presentasi dengan mengucapkan salam
memberikan tepuk tangan untuk kelompok C
Presentasi kelompok H teks monolog pendek seperti:
Meminta
Memberi
Menolak jasa
Menolak barang
Mengakui
Mendengarkan dengan tenang penuh perhatian dan tidak ada pertanyaan namun ada siswa yang berkomentar
Kelompok H menutup presentasi dengan mengucapkan salam
memberikan tepuk tangan untuk kelompok H.
mendengarkan dan memahami
merapikan perlengkapan presentasi
mempersiapkan peralatan tulis untuk tes akhir
duduk dalam tatanan belajar individu
Tes Akhir dan koreksi 30'
Membagikan soal tes akhir
Meminta siswa menjawab soal tes dalam waktu 15' secara individu
Mengamati kerja siswa dan mengingatkan batas waktu
Memberitahu bahwa waktu telah selesai
Memandu siswa koreksi jawaban teman dalam kelompknya
Menerima soal tes akhir
Menjawab soal tes akhir
Saling bertukar lembar jawaban kuis yang telah dijawab
Saling member komentar pada pekerjaan teman
Saling mengkoreksi jawaban teman
Saling memberi penilaian pada jawaban teman
Penutup
10'
Memandu menyimpulkan materi pembelajaran hari ini
Mengumumkan kelompok yang terbaik hari ini yaitu kelompok yang memperoleh rata rata peningkatan nilai kuis tertinggi (kelompok A)
Memberi pesan pada kelompok lain agar belajar lebih giat agar nilainya lebih baik pada pertemuan berikutnya
Meminta salah satu siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini
memberi pesan untuk mempersiapkan tes dan lks pada pertemuan minggu depan
memberi kesempatan siswa untuk bertanya lagi: "silakan yang ingin bertanya tentang pembelajaran hari ini?"
menutup pelajaran dengan mengajak membaca hamdalah dan mengucapkan salam
menyimpulkan pembelajaran hari ini
Ketrampilan berbicara berupa teks monolog pendek
Menyampaikan dengan penuh keyakinan.
Tidak takut salah eja atau salah kata
Memberi tepuk tangan pada semua kelompok
Mendengarkan dan menjawab :"iya Pak".
Menyatakan senang dan tidak lagi bingung dengan tahap tahap model KWL dan siap untuk belajar dengan model KWL dengan Cartimer kembali
Mendengarkan dan menjawab :"iya Pak".
Menjawab :"sudah cukup Pak".
menjawab:"Alhamdulillahi Robbil Alamin, " Wa alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh".
Amatan observer
Pembukaan
Pada saat guru bersama observer masuk kelas siswa terlihat senang, mereka berlari lari lari kecil dari meja komputer guru menuju tempat duduk masing – masing, setelah guru membuka pembelajaran kemudian bertanya "sudah siap untuk presentasi hari ini ?" siswa menjawab " siaap Pak !" rupanya semua siswa sudah siap untuk presentasi, dan semua kelompok sudah siap dengan bahan presentasi berupa powerpoint yang dicopy di computer kelas.
Kegiatan inti
Masing masing kelompok mempresentasikan hasil lksnya selama 5 menit. Observasi selama kegiatan presentasi menyatakan bahwa siswa telah dapat menyampaikan hasil lks dengan baik dan semuakelompok sudah menggunakan media powerpoint. Performance siswa saat presentasi menunjukkan peningkatan, semua kelompok mempresentasikan dengan tenang penuh percaya diri dibarengi dengan tampilan powerpoint yang rapi dan mudah dipahami, tidak ada lagi kelompok yang mempresentasikan dengan cepat, terburu buru dan ingin segera selesai, dan tidak ada lagi kelompok yang anggotanya takut menyampaikan materi sampai bersembunyi dibalik punggung teman yang sedang presentasi.
Data yang dipresentasikan masing masing kelompok antara lain besarnya jarak yang ditempuh dan waktu yang diperlukan serta besarnya percepatan benda. Angka yang ditunjukkan masing masing kelompok beragam namun simpulan yang diperoleh semuanya sama dan telah menunjukkan ketercapaian tujuan pembelajaran.
Siklus Penelitian
Seperti telah dikemukakan di atas, penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari 4 kegiatan utama, yaitu pembuatan rencana (plan), pelaksanaan tindakan (action), pemantauan (observation), dan refleksi (reflection). Pada tahap rencana, guru peneliti membuat persiapan pada pusat . Di sini, semua kegiatan yang akan dilaksanakan dimatangkan serta ditentukan alat yang digunakan untuk memantau tindakan yang dilakukan pada tahap tindakan, guru peneliti menyajikan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, guru peneliti yang lain melakukan pemantauan dengan menggunakan cara yang telah disepakati diwaktu tahap perencanaan. Hasil pemantauan ini kemudian direfleksikan secara bersama untuk melihat kelebihan dan kekurangan yang digunakan untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.
Untuk mendapatkan data penelitian yang valid dan dapat dipertanggung-jawabkan, dalam penelitian ini digunakan beberapa instrument pembantu, seperti: lembar observasi, lembar catatan lapangan dan lembar hasil tes siswa.
b. Pelaksanan Siklus 2
Pada siklus I, materi yang di bahas berhubungan ungkapan berkaitan dengan teks monolog pendek. Siklus I ini dilakukan dalam 4 kali pertemuan atau selama 2 minggu, yaitu pada minggu kedua 15-09-2008 dan 18-09-2008.
Guru yang tampil sebagai pelaksana tindakan penelitian, menulis topik pelajaran dan membuat tabel KWL di papan tulis. Kemudian guru menanyakan pada siswa hal-hal yang mereka ketahui tentang topik tersebut dan menuliskannya pada kolom (K). Selanjutnya guru menanyakan hal-hal yang ingin diketahui siswa tentang topik tersebut dan menuliskannya pada kolom (W). Sedangkan hal-hal yang ingin diketahui siswa bisa berupa pernyataan atau pertanyaan. Kemudian, guru meminta siswa membaca wacana yang diberikan, dan membimbing seperlunya. Akhirnya siswa diminta mengemukakan semua yang mereka dapatkan setelah membaca wacana yang diberikan. Semua jawaban siswa tersebut ditulis dalam kolom (L) dan ini merupakan hasil dan kesimpulan dari proses pembelajaran saat itu. Pada akhir kegiatan, siswa diberi permainan bahasa yang berhubungan dengan topik, antar lain: menerka sebuah gambar setelah disebutkan ciri-ciri gambar sebelumnya, membuat kata berdasarkan huruf yang sudah ditentukan, dan bermain peran.
Hasil pemantauan pada siklus I menunjukkan bahwa telah ada perubahan perilaku siswa, namun sebagian besar siswa masih canggung dan merasa malu untuk berbicara terutama pada mereka yang tergolong siswa yang berkemampuan rendah. Mereka sulit untuk mengeluarkan ide atau tanggapan karena mereka merasa kalah bersaing dengan anak yang pintar. Pada siklus I ini siswa yang bertanya baru 12.5%, menjawab pertanyaan guru 20%, dan memberikan tanggapan 9%. Itu pun hanya siswa yang tergolong pintar.
Berdasarkan refeksi terhadap kegiatan siklus I, maka dibuat rencana tindakan untuk siklus II, yaitu memberikan kesempatan pada anak yang berkemampuan rendah, dengan diberikan pertanyaan pemandu oleh guru agar siswa terpancing untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan.
Pada siklus II ini, materi yang dibahas adalah tentang perjalanan wisata. Kegiatan siklus ini juga berlangsung selama 2 minggu dengan 4 kali pertemuan, yakni minggu keempat bulan Agustus dan minggu pertama bulan September 2013. Kegiatan utama pada siklus II ini sama dengan kegiatan pada siklus 1. Namun, sebelum pembelajaran dimulai, guru peneliti mencoba memotivasi siswa dengan pertanyaan pemandu untuk memberi penguatan pada siswa agar tidak merasa malu dalam mengeluarkan ide atau tanggapan terhadap topik yang akan dipelajari. Hal ini terutama ditujukan pada anak yang tergolong berkemampuan rendah. Di samping itu, dilakukan penambahan waktu pembelajaran karena mereka lambat dalam menyusun kata yang akan disampaikan.
Pada siklus ini, guru peneliti tidak hanya memberikan kesempatan pada siswa yang aktif saja, tapi membagi kesempatan kepada siswa yang kurang aktif dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pemandu. Kalau mereka belum mampu mengemukakan ide seluruhnya dalam bahasa Inggris, mereka diberi kelonggaran untuk menggunakan sebagian kata yang memang sulit dalam bahasa Indonesia. Di akhir kegiatan juga diadakan permainan bebas yang relevan dangan topic pembelajaran.
Hasil pemantauan teman sejawat pada siklus ini menunjukkan bahwa partisipasi siswa semakin tinggi. Siswa yang lemah pun sudah mau mengeluarkan ide, tanggapan, atau pun pendapatnya tentang topik. Namun perubahannya belum begitu menonjol. Pada sikius II ini, tercatat siswa yang bertanya 15%, menjawab pertanyaan 24,5%, dan memberikan tanggapan 9,8%. Berdasarkan reflekasi pada siklus ini, tim peneliti menyusun rencana tindakan untuk siklus III.
c. Pelaksanaan Siklus 3
Pada siklus III ini, materi yang di sajikan berhubungan dengan teks mnolog pendek sederhana, yaitu: meminta, menolak, dan menerima. Siklus ini juga berlangsung selama 2 minggu dengan 4 kali perternuan, yaitu minggu kesatu dan ketiga bulan September 2008. Bentuk kegiatan pada siklus ini sama dengan siklus sebelumnya.
Pada proses pembelajaran di siklus III ini, siswa nampak lebih antusias, mereka telah berani mengungkapkan ide-ide atau pertanyaan yang ada sesuai dengan yang diminta oleh teknik KWL. Dari hasil pengamatan dari siklus III ini, anak yang aktif bertanya 20,8%, menjawab pertanyaan 26,5%, dan yang memberikan tanggapan 15%. Siswa yang mau berbicara tidak hanya di dominasi oleh siswa yang pandai saja. Siswa yang pada awalnya tampak pasif pada siklus ini telah tampak aktif untuk bertanya, menjawab, dan menanggapi. Pada saat diadakan permainan, anak-anak antusias untuk berpartisipasi. Secara keseluruhan, pertisipasi siswa dalam proses pembelajaran pada masing-masing siklus dapat dilihat pada Tabel 2.
4.2 Data Hasil Penelitian
TABEL 2.
PARTISIPASI SISWA DI KELAS
No.
Aspek yang diamati
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Bertanya
12,5 %
15,4 %
20,8 %
2.
Menjawab
20 %
24,5 %
26,5 %
3.
Menanggapi
9 %
9,8 %
15,1 %
TABEL 3.
TINGKAT PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
SEBELUM DAN SESUDAH SIKLUS DILAKUKAN
No.
Aspek yang diamati
Sebelum Suklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Rata-rata ulangan harian
4,2
4,9
5,6
6,1
2.
Persentase ketuntasan
belajar
3,3
4,5
5,2
5,7
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keaktifan siswa mulai dari siklus I, siklus II dan sikius III pada aspek bertanya, menjawab, dan menanggapi.
4.3 Pembahasan
Hasil ulangan yang diberikan kepada siswa juga menunjukkan kemajuan dari siklus ke siklus. Hasil rata-rata nilai harian pada siklus I adalah 4,9 dengan persentase ketuntasan belajar 45%. Pada siklus II, nilai harian naik menjadi 5,6 dengan ketuntasan belajar 53%. Sedangkan pada siklus III, nilai ulangan harian naik menjadi 6,1 dengan ketuntasan hasil belajar 57%.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan teknik KWL dan permainan bahasa dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Teknik KWL dan permainan bahasa dapat meningkatkan partisipasi siswa di kelas apabila guru memberikan kesempatan dan bimbingan pada seluruh siswa.
Hasil ulangan harian siswa yang diajarkan dengan menggunakan teknik KWL meningkat.
permainan bahasa lebih baik dan persentase ketuntasan belajar siswa juga lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajarkan tidak menggunakan teknik KWL.
5.2 Saran-Saran
Pendekatan teknik KWL dan permainan bahasa dapat di gunakan dalam proses belajar mengajar sebagai altematif untuk meningkatkan partisipasi berbicara dan membuat pembelajaran lebih efektif dan menarik.
Guru mata pelajaran bahasa Inggris harus kreatif dan inovatif dalam mempersiapkan pembelajaran supaya hasil pembelajaran lebih meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Octarina, D. 2001. Interactive activities as the way to improve EFL learners' speaking abilities. Makalah Tugas Akhir S1 - Padang: UNP Padang.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1999. Suplemen GBPP. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Novia, T. 2002. Strategy to improve student's ability in speaking. Makalah Tugas Akhir S1. Padang: UNP Padang.
Wright and Backy. 1984. Language art: Content and strategies. London: Longman.