BAB I PENDAHULUAN
A. Latar tar Be Belaka lakang ng Pelayanan kesehatan terdiri atas dua aspek utama yaitu perawatan dan
pengobatan. Perawat dituntut mampu untuk memberikan asuhan keperawatan dengan dengan pemecah pemecahan an masalah masalah mengg mengguna unakan kan metod metodee proses proses keperaw keperawatan atan,, disamp disamping ing itu perawa perawatt juga juga ditunt dituntut ut untuk untuk mempun mempunyai yai ketram ketrampil pilan an dan pengetahuan tentang pengobatan (Priharjo, 2005). Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah memberi obat yang aman dan akurat kepada klien. Perawat Perawat adalah adalah mata mata rantai rantai terakh terakhir ir dalam dalam proses proses pember pemberian ian obat obat kepada kepada pasien dan bila ada obat yang diberikan itu adalah bagian dari rencana keperawatan keperawatan karena perawat yang paling paling tahu tentang kebutuhan kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan (ambay (ambayong, ong, 200!). "bat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masal masalah ah keseh kesehat atan an.. "bat "bat beke bekerja rja meng mengha hasi silk lkan an e#ek e#ek tera terape peut utik ik yang yang berman#aat. $alaupu $alaupun n obat menguntungkan menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat obat dapa dapatt menim enimbu bulk lkan an e#ek e#ek samp sampin ing g yang ang seri serius us atau atau berp berpot oten ensi si menimbulkan e#ek yang berbahaya bila perawat memberikan obat tersebut tida tidak k
sesu sesuai ai denga engan n
anju anjura ran n
yang ang
sebe seben narn arnya. %are %aren na
obat dapat apat
menyembuh menyembuhkan kan atau merugikan merugikan pasien, maka pemebrian pemebrian obat menjadi salah satu tugas perawat yang paling penting (&eglin, 200'). Perkembangan produksi obat di ndonesia sangat pesat. al ini tentunya sangat menggembirakan karena obat lebih mudah diperoleh konsumen. &isisi lain bagi tenaga kesehatan akan kesulitan dalam memilih bentuk sediaan yang tepat dari berbagai produk merk dagang dari pabrik obat. "bat yang diberikan dalam dalam bentuk bentuk sediaan sediaan yang yang berbed berbedaa dapat dapat memberi memberikan kan perbed perbedaan aan dalam dalam jumlah dan kecepatan obat tersebut mencapai sirkulasi sistemik. s istemik. *ariasi *ariasi yang terj terjad adii dapa dapatt dise diseba babk bkan an oleh oleh dua dua #akto #aktorr pent pentin ing g yaitu aitu #akt #aktor or #isio #isiolo logi gi penderita dan #aktor #ormulasi bentuk sediaan. +entuk sediaan obat (+S") diperlukan agar penggunaan senyawa obat-at berkhasiat dalam #armakoterapi
dapa dapatt digu diguna naka kan n secar secaraa aman aman,, e#isi e#isien en dan dan atau atau memb memberi erika kan n e#ek e#ek yang yang optimal. mumnya bentuk sediaan obat obat mengandung satu atau lebih lebih senyawa obat atau -at berkhasiat dan bahan dasar/ehikulum yang diperlukan untuk #ormulasi tertentu . %arena itulah penting bagi perawat untuk mengetahui bentuk sediaan obat (ambay (ambayong, ong, 200!). "leh karena itu, pada makalah ini akan membahas prosedur pemberian obat obat yang yang bisa bisa dijad dijadik ikan an pedo pedoma man n pera perawa watt dalam dalam memb memberi erika kan n asuh asuhan an keperawatan kepada pasien dalam pemberian obat. B. Tujuan juan Penu Penuli lisa san n 1. Tujuan uan Umu Umum m ujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
tentang prosedur pemberian obat. 2. Tujuan juan Kh Khus usus us ujuan khusus disusunnya makalah mengenai prosedur pemberian obat ini adalah a. ntu ntuk k meng menget etah ahui ui kons konsep ep obat obat.. b. ntuk mengetahui bentuk dan sediaan obat. c. ntuk mengetahui mengetahui program program obat obat dan sistem penguk pengukuran uran perhitunga perhitungan. n. d. ntuk ntuk menge mengetah tahui ui cara peny penyimp impanan anan obat obat.. e. ntuk mengetahui mengetahui peran perawat perawat dalam dalam pemberian pemberian obat. #. ntuk ntuk menge mengetah tahui ui asuhan asuhan kepera keperawat watan an dari pemb pemberia erian n obat. obat.
BAB II TINJAUAN PUTAKA
A.
K!nse" Pem#erian $#at
dapa dapatt digu diguna naka kan n secar secaraa aman aman,, e#isi e#isien en dan dan atau atau memb memberi erika kan n e#ek e#ek yang yang optimal. mumnya bentuk sediaan obat obat mengandung satu atau lebih lebih senyawa obat atau -at berkhasiat dan bahan dasar/ehikulum yang diperlukan untuk #ormulasi tertentu . %arena itulah penting bagi perawat untuk mengetahui bentuk sediaan obat (ambay (ambayong, ong, 200!). "leh karena itu, pada makalah ini akan membahas prosedur pemberian obat obat yang yang bisa bisa dijad dijadik ikan an pedo pedoma man n pera perawa watt dalam dalam memb memberi erika kan n asuh asuhan an keperawatan kepada pasien dalam pemberian obat. B. Tujuan juan Penu Penuli lisa san n 1. Tujuan uan Umu Umum m ujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
tentang prosedur pemberian obat. 2. Tujuan juan Kh Khus usus us ujuan khusus disusunnya makalah mengenai prosedur pemberian obat ini adalah a. ntu ntuk k meng menget etah ahui ui kons konsep ep obat obat.. b. ntuk mengetahui bentuk dan sediaan obat. c. ntuk mengetahui mengetahui program program obat obat dan sistem penguk pengukuran uran perhitunga perhitungan. n. d. ntuk ntuk menge mengetah tahui ui cara peny penyimp impanan anan obat obat.. e. ntuk mengetahui mengetahui peran perawat perawat dalam dalam pemberian pemberian obat. #. ntuk ntuk menge mengetah tahui ui asuhan asuhan kepera keperawat watan an dari pemb pemberia erian n obat. obat.
BAB II TINJAUAN PUTAKA
A.
K!nse" Pem#erian $#at
1. K!nse" $#at #at
1enurut Peraturan 1enteri %esehatan !31enkesPer4 !31enkesPer4!, !, obat (jadi) adalah sediaan atau paduan6paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi mempengaruhi atau menyelidiki secara #isiologi atau keadaan patologi dala dalam m
rang rangka ka
pene peneta tapa pan n
diag diagno nosa sa,,
penc penceg egah ahan an,, peny penyem embu buha han, n,
pemulihan, peningkatan kesehatan kes ehatan dan kontrasepsi kontras epsi (Prihar (Priharjo, jo, 2005). 2005). "bat "bat dalam dalam arti arti
luas luas ialah ialah setiap setiap -at
kimia kimia yang yang dapat dapat
mempengaruhi mempengaruhi proses hidup, maka #armakologi #armakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. 7amun untuk seorang dokter, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnos diagnosis, is, dan pengob pengobatan atan penyakit penyakit.. Selain Selain itu, agar mengerti mengerti bahwa penggunaan
obat
dapat
mengakibatkan
berbagai
gejala
penyakit
(ambayong, 200!) . 2. Be Bent ntuk uk %an %an e%i e%iaa aan n $#at $#at
ujuan #ormulasi bentuk sediaan obat adalah agar obat dapat dibuat, disimpan, dan disediakan tanpa terjadi perubahan si#at biologis sehingga menghasilkan respon biologis yang optimal. "bat bentuk sediaan #armasi merupakan suatu bentuk kombinasi obat dengan -at 6 -at yang bukan obat (-at (-at tambah tambahan) an) yang yang memilik memilikii #ungsi #ungsi khusus khusus,, seperti seperti -at pensus pensuspen pensi, si, pengelmusi, pengisi, pengikat, penghancur, basis salep, basis supositoria, -at -at peng pengaw awet et,, pewa pewarn rnaa , dan dan seba sebaga gain inya ya.. +ent +entuk uk sedia sediaan an #arm #armasi asi diperlukan karena -at akti# sering diberikan dalam jumlah yang sangat kecil kecil diperlu diperlukan kan.. 8at 6 -at tambah tambahan an diperl diperluka ukan n agar agar -at akti# akti# mudah mudah dibentuk menjadi bentuk sediaan obat.
+entuk sediaan obat diperlukan untuk a. 1elindung 1elindungii obat dari dari kerusakan kerusakan akibat akibat pengar pengaruh uh udara, udara, misalny misalnyaa tablet bersalut seperti tablet salut gula ( Dragee) Dragee) dan tablet salut #ilm ( filmcoated tablet , 9:); b. 1elindungi obat dari pengaruh asam lambung, la mbung, misalnya tablet enterik (salut enterik;
c. 1emudahkan penggunaan obat untuk tujuan terapi, misalnya salep melalui kulit, supositoria melalui anus; d. 1embuat pelepasan obat yang teliti tepat dan aman; e. 1enghilangkan atau menutupi rasa dan bau yang kurang enak, misalnya kapsul, tablet bersalut, dan sirup; #. 1embuat serbuk yang tidak larut tapi dapat terdispersi dalam cairan pembawa misalnya suspensi. g. 1encampur dua cairan yang tidak bisa bercampur menjadi terdispersi dalam cairan pembawa, misalnya emulsi; h. 1emberi pengobatan setempat agar diperoleh e#ek obat yang optimal, i.
misalnya salep, krim, etets mata, tetes hidung, dan etets telinga; 1emudahkan obat dimasukkan kedalam lubang tubuh, misalnya
j.
supositoria, o/ula, dan bacilla; 1emudahkan agar obat dapat langsung masuk ke dalam peredaran darah, mislanya injeksi intramuskular, intra/ena, intararteri, dan
intratekal; k. 1emperoleh aksi obat yang optimal dalam slauran pernapasan, l.
misalnya inhalasi, aerosol, semprot hidung; 1embuat sediaan berupa larutan yang obatnya larut dalam -at
pembawa yang diinginkan misalnya sirop, potio; m. 1engatur pelepasan obat bere#ek lama (Syamsuni,200<)
1enurut =nie# (2003) berdasarkan bentuk sediaan obat dibagi menjadi sebagai berikut a. +entuk Padat !) >ranule Sediaan bentuk padat, berupa partikel serbuk dengan diameter 26' ?m dengan atau tanpa /ehikulum. :ara penggunaannya adalah ebelum diminum harus dilarutkandisuspensikan dulu dalam airpelarut yang sesuai dengan /olume tertentu, menurut petunjuk dalam brosur yang disediakan.
2) ablet 1erupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
+erat tablet normal antara 00 @ <00 mg.
+entuk tablet yaitu tablet berbentuk pipih, tablet berbentuk bulat, tablet berbentuk persegi, dan tablet yang pakai tanda belahan (scoret tablet, memudahkan untuk membagi tablet). 1acam6macam tablet a) ablet %empa Paling banyak digunakan, ukuran dapat ber/ariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design cetakan. b) ablet :etak &ibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan. c) ablet rikurat ablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah jarang ditemukan d) ablet ipodermik &ibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. &ulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral. e) ablet Sublingual &ikehendaki e#ek cepat (tidak lewat hati). &igunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah. #) ablet 1ultilayer "bat yang dicetak menjadi tablet kemudian ditambah granulasi diatas tablet yang dilakukan berulang6ulang sehingga terbentuk tablet multiplayer. :ontoh +odre4. g) ablet Pelepasan erkendali ablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga -at akti# akan tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. Sediaan ini ditelan secara utuh, tidak boleh dikunyah atau digerus. =da Sediaan Aetard yang de/ide dose artinya bisa dipotong menjadi beberapa bagian, contoh Buibron6. h) ablet 9orte ablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen tablet biasa tapi mempunyai kekuatan yang berbeda (+iasanya 2 kali tablet biasa). :ontoh +actrim 9orte.
i) ablet +ukal &igunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi. j) ablet C#er/escen ablet larut dalam air. arus dikemas dalam wadah
tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket
tertulis Dtidak untuk langsung ditelanE. k) ablet %unyah :ara penggunaannya dikunyah. 1eninggalkan sisa rasa enak
di rongga mulut, mudah ditelan, tidak
meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak. l) ablet Salut ujuan penyalutan tablet
adalah
untuk
melindungi -at akti# dari udara, kelembaban, atau cahaya , untuk menutupi rasa dan bau tidak enak , dan untuk membuat penampilan lebih baik dan mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cema. (!) ablet Salut >ula ablet disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat,
talk atau titanium dioksida, yang
disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin, sehingga berat tablet bertambah 0650F. :ontoh Supra li/ron (2) ablet salut 9ilm Sediaan ini merupakan tablet kempa cetak yang disalut dengan bahan yang merupakan deri/at cellulose (#ilm) yang tipistransparan, dan hanya menambah berat tablet 26F. :ontoh 9erro gradumet. () ablet salut enterik Sediaan ini disalut dengan tujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet telah melewati lambung, dilakukan untuk obat yang rusak atau inakti# karena cairan lambung atau dapat mengiritasi lambung. :ontoh &ulcola4 5 mg, *oltaren. %euntungan tablet !. Praktis a.
$aktu
peresepan
!. dan 2.
pelayanan diapotek cepat b.
Gebih mudah dibawa dan disimpan
%ekurangan tablet 1enyulitkan terapi indi/idual Sasaran
kadar
obat
dalam
plasma lebih sulit tercapai
2. 1udah ditelan ) Serbuk Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau bahan kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. +ahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan tambahan berbentuk serbuk dan relati# stabil serta kering. Serbuk dapat digunakan untuk obat luar dan obat dalam. Serbuk untuk obat dalam disebut pul/eres (serbuk yang terbagi berupa bungkus6bungkus kecil dalam kertas dengan berat umumnya 00mg sampai 500mg dengan /ehiculum umumya Saccharum lactis.) dan untuk obat luar disebut Pul/is adspersorius (Serbuk tabur). :ara penggunaannya adalah dilarutkan dengan aHuadest, ditaburkan adalam bentuk serbuk, atau jika serbuk injeksidilarutkan atau disuspesikan dalam aHua pro injeksi yang tersedia sesuai. :ara mengenal kerusakannya adalah secara mikroskopik kerusakan dapat dilihat dari timbulnya bau yang tidak enak, perubahan warna, benyek atau mnggumpal. :ara peyimpanannya adalah disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, dan terlindung dari sinar matahari. !.
%elebihan sediaan serbuk %elemahan sediaan serbuk &okter leluasa dalam memilih !. Aasa yang tidak enak tidak dosis sesuai keadaan pasien.
2.
tertutup seperti rasa pahit,
Gebih stabil, terutama untuk obat
sepat,
yang rusak oleh air. .
Penyerapan
lebih
(dapat sempurna
dibanding sediaan padat lain. '.
:ocok
untuk
anak6anak
dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet. 5.
"bat yang /olumenya terlalu besar
di
diatasi
lidah dengan
corigen saporis). 2.
dan
lengket
Pada
penyimpanan
menjadi lembab.
bisa
untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat bentuk serbuk. ') Pil (Pilulae) Pil merupakan sediaan yang berbentuk bulat seperti seperti kelereng yang mengandung satu atau lebih bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. !.
%euntungan 1udah digunakan atau ditelan
%erugian %urang cocok untuk obat
2.
1ampu menutupi rasa yang tidak
yang diharapkan memberi
enak
reaksi yang cepat
!.
.
Aelati# stabil dibandingkan larutan
'.
Sangat baik untuk sediaan yang
2.
$aktu absorbsi yang lama
dikehendaki penyerapannya lambat
5) %apsul 1erupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. !.
%euntungan 1enutupi bau dan rasa
!.
yang tidak enak 2.
yang mudah menguap karena pori6
1enghindari
kontak
pori kapsul tidak dapat menahan
langsung dengan udara dan sinar matahari .
'.
%ekurangan idak dapat digunakan untuk -at6-at
penguapan. 2.
idak dapat digunakan untuk -at6-at
Gebih enak dipandang dan
yang
1udah ditelan.
lembab).
&apat
untuk
yang
tidak
2
sediaan
.
tercampur
(menyerap
idak dapat digunakan untuk -at6-at yang
secara #isis (income fisis).
higroskopis
dapat
bereaksi
dengan
cangkang kapsul. '.
idak dapat diberikan untuk balita.
5.
idak bisa dibagi6bagi
<) Suppositoria 1erupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, /agina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. !.
obat
!.
%ekurangan &aerah absorpsinya lebih kecil
yang tidak bisa diberikan secara
2.
=bsorpsi hanya melalui di#usi
&apat
%elebihan digunakan untuk
oral, karena gangguan cerna, pingsan dan sebagainya. 2.
.
pasi# .
Pemakaian kurang praktis
&apat diberikan pada anak bayi, '.
idak dapat digunakan untuk
lansia yang susah menelan.
-at yang rusak pada p rectum
+isa menghindari first fast e#ek dihati.
b. +entuk sediaan setengah padat !) %rim Sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. &igunakan pada daerah yang peka dan mudah dicuci. %rim cocok untuk kondisi in#lamasi kronis dan kurang merusak jaringan yang baru terbentuk. :ontoh salep. =da 2 jenis tipe krim yaitu a) ipe emulsi minyak dalam air, lebih sesuai untuk digunakan pada daerah lipatan . b) ipe emulsi air dalam minyak, e#ek lubrikasi lebih baik. !.
%euntungan =plikasi mudah
2.
1endinginkan kulit
organik ( =s salisilat, =s +en-onat,
.
1udah dibersihkan
=sam tanat ) dan panas.
!.
2.
%erugian idak stabil terutama bila kena asam
1udah
mengering
menguap. 2) Pasta
karena
cairan
Sediaan setengah padat berupa massa lembek (lebih kenyal dari salep) yang dimaksudkan untuk pemakaian luar (dermatologi). +iasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan /aselin atau para#in cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. !.
%euntungan 1engikat cairan sekret (eksudat)
2.
idak mempunyai daya penetrasi
unguentum sehingga sukar
gatal
dioleskan dan kadang nyeri.
dan
terbuka.
sehingga
mengurangi rasa gatal local. .
!.
2.
%ekurangan Gebih keras dari
pada
Sukar dibersihkan :ontoh
Gebih melekat pada kulit sehingga
pasta lassari (anti septik),
kontaknya dengan jaringan lebih
pasta dentri#rika (penyegar
lama.
gigi)
) >el (Ielly) Iernih J tembus cahaya yang mengandung-at6-at akti# dalam keadaan terlarut. Gebih encer dari salep, mengandung sedikit atau tidak lilin. &igunakan pada membran mukosa dan untuk tujuan pelicin atau sebagai basis bahan obat, dan umumnya adalah campuran sederhana dari minyak dan lemak dengan titik leleh rendah. &apat dicuci karena mengandung mucilago, gum atau bahan pensuspensi sebagai basis. >el adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari -arah kecil senyawaan organik atau makromolekul senyawa organik, masing6masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan. =dapun bahan K bahan yang di#ormulasikan untuk membuat >el (Gubicating Ielly) yaitu meliputi 1ethocel 0 .:. '000, :arbopol ', Propylene >lycol, 1ethyl Paraben, Sodium ydro4ide,Hs ad, dan Puri#ied $ater. !.
%euntungan C#ek pendinginan pada kulit saat !.
%ekurangan arus menggunakan -at akti#
digunakan.
yang
larut
di
dalam
air
2.
Penampilan sediaan yang jernih
sehingga gel
dan elegan.
pada
.
Clastis.
temperature.
'.
&aya lekat tinggi yang tidak 2.
>el tersebut sangat mudah
menyumbat
dicuci atau hilang ketika
pori
sehingga
pernapasan pori tidak terganggu
berbagai
tetap
jernih
perubahan
berkeringat.
5.
1udah dicuci dengan air.
.
%andungan sur#aktan yang
<.
Pelepasan obatnya baik.
tinggi dapat menyebabkan
3.
%emampuan penyebarannya pada
iritasi dan harga lebih mahal.
kulit baik. c. +entuk cair !) Solutiones (Garutan) 1erupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih -at kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan6 bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk lainnya (=nsel). &apat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih -at kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. :ara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit). !.
2.
%euntungan Gebih mudah diserap
+ersi#at
sehingga
sehingga dapat segera
kurang menyenangkan untuk dibawa
bekerja
atau diangkut dan disimpan, lebih
%arena terlarut homogen
.
!.
%erugian /oluminous,
-at
akti# secara
berat. 2.
Stabilitas dalam bentuk cair kurang
maka
baik dibandingkan dalam bentuk
konsentrasi obat yang
sediaan tablet, kapsul, pil, terutama
diinginkan dapat tepat
apabila -at akti# atau bahan mudah
%urang stabil terutama
terhidrolisis.
pada penyimpanan
.
Garutanair merupakan media ideal
mikroorganisme
untuk
berkembangbiak perlukan
sehingga
penambahan
di
pengawet
yang lebih banyak dibanding sediaan tablet, pil, krim, dan lain6lain. '.
%etepatan
dosis
tergantung
kemampuan pasien dalam menakar obat 5.
Aasa obat yang tidak menyenangkan akan terasa lebih tidak enak apabila dalam bentuk larutan, terutama jika tidak dibantu dengan pemanis dan pengaroma.
2) Suspensi 1erupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam #ase cair. 1acam suspensi antara lain suspensi oral (juga termasuk susumagma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering. mumnya mengandung stabilisator untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai. !.
2.
.
%euntungan +aik digunakan untuk orang !.
%erugian 1emiliki kestabilan yang rendah.
yang
Iika terbentuk caking maka akan
sulit
mengkonsumsi 2.
tablet, pil, kapsul. terutama
sulit terdispersi kembali, sehingga
untuk anak6anak.
homogenisitasnya menjadi buruk.
1emiliki homogenitas yang
.
=liran
yang
terlalu
kental
cukup tinggi.
menyebabkan sediaan sulit untuk
Gebih mudah di absorpsi
dituang.
daripada tablet, karna luas '.
%etepatan
dosis
lebih
rendah
'.
5.
permukaan kontak dengan
dibandingkan sediaan larutan.
permukaan
Suspensi
saluran
cerna 5.
harus
dilakukan
tinggi.
pengocokan sebelum digunakan.
&apat menutupi rasa tidak <.
Pada
enak atau pahit dari obat.
kemungkinan perubahan sistem
&apat
mengurangi
dispersi akan meningkat apabila
penguraian -at akti# yang
terjadi perubahan temperatur pada
tidak stabil dalam air.
tempat penyimpanan
saat
penyimpanan
) >uttae ("bat etes) 1erupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain >uttae (obat dalam), >uttae "ris (tetes mulut), >uttae =uriculares (tetes telinga), >uttae 7asales (tetes hidung), >uttae "phtalmicae (tetes mata). !.
%euntungan %ekurangan Garutan tetes memiliki kelebihan dalam %apasitas /olume
yang
hal kehomogenan, bioa/alaibilitas dan dapat ditampung oleh mata kemudahan penanganan. 2.
Suspensi
mata
memiliki
sangat terbatas, maka jika kelebihan terdapat
larutan
yang
dimana adanya partikel -at akti# dapat berlebih dapat masuk ke memperpanjang waktu tinggal pada nasal ca/itu lalu masuk ke mata sehingga meningkatkan waktu jalur6blok > menghasilkan terdisolusinya oleh air mata, sehingga absorpsi
sistemik
yang
terjadi peningkatan bioa/ailabilitas dan tidak diinginkan. e#ek terapinya. ') njection (njeksi) 1erupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. ujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut. 1.
%euntungan &apat dicapai #isiologis
2.
.
segera,
untuk
personel
yang
(jantung berhenti).
pemberian yang lebih lama.
&apat
diberikan
untuk 2.
Pemberian obat secara parenteral
sediaan yang tidak e#ekti#
sangat berkaitan dengan ketentuan
diberikan secara oral atau
prosedur aseptik dengan rasa nyeri
obat yang dirusak oleh
pada lokasi penyuntikan yang tidak
sekresi asam lambung.
selalu dapat dihindari.
+aik untuk penderita yang
.
memungkinkan
+ila obat telah diberikan secara parenteral,
sukar
sekali
untuk
mengkonsumsi oral (sakit
menghilangkan atau merubah e#ek
jiwa atau tidak sadar).
#isiologisnya
Pemberian
berada dalam sirkulasi sistemik.
bagi
<.
oleh
terlatih dan membutuhkan waktu
parenteral
memberikan kemungkinan
5.
dilakukan
kondisi penyakit tertentu
tidak
'.
e#ek !.
%erugian Pemberian sediaan parenteral harus
dokter
'.
untuk
karena
obat
telah
arganya relati# lebih mahal, karena persyaratan
manu#aktur
dan
mengontrol obat, karena
pengemasan.
pasien
1asalah lain dapat timbul pada
harus
kembali 5.
melakukan pengobatan.
pemberian obat secara parenteral
Sediaan parenteral dapat
seperti septisema, in#eksi jamur,
menimbulkan e#ek lokal
inkompatibilias
seperti pada
pencampuran sediaan parenteral dan
kedokteran
gigi atau anastesiologi.
interaksi obat.
Pengobatan
Persyaratan
parenteral <.
sediaan
parenteral
merupakan salah satu cara
tentang
untuk
partikulat, bebas dari pirogen, dan
mengoreksi
sterilitas,
karena
bebas
dari
gangguan
serius
cairan
stabilitas sediaan parenteral harus
dan
keseimbangan
disadari oleh semua personel yang
elektrolit.
terlibat.
5) Sirup 1erupakan sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali disebutkan lain kadar sakarosanya antara <'Fr sampai <
(sebaiknya dibuat kapsul), rasanya asin (biasanya
dibentuk tablet e##er/escent) . d) idak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat suspensi atau eliksir). Cliksir kurang disukai oleh dokter anak karena mengandung alkohol, suspensi stabilitasnya lebih rendah
tergantung
#ormulasi
dan
suspending
egent
yang
digunakan. e) idak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (oily, biasanya dibentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi juga lebih rendah dan tergantung #ormulasi serta emulsi#ying agent yang digunakan).
#) idak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan (biasanya dibuat sirup kering yang memerlukan #ormulasi khusus, berbentuk granul, stabilitas setelah dilarutkan hanya beberapa hari). g) arga relati# mahal karena memerlukan #ormula khusus dan kemasan yang khusus pula.
<) n#us 1erupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 0 0 : selama !5 menit. %euntungan %erugiannya Pemberian in#us intra/ena adalah "bat yang diberikan sekali lewat menghasilkan cepat
kerja
obat yang
dibandingkan
pemberian
lain
intra/ena maka obat tidak dapat
cara6cara dikeluarkan
dan
dari
sirkulasi
seperti
tidak dapat dilakukan untuk obat bila
menyebabkan masalah terhadap diberikan per oral, misalnya dengan absorbsi obat.
cara dimuntahkan.
3) Cliksir Cliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis. Garutan oral yang mengandung etanol sebagai kosol/en, untuk mengurangi jumlah etanol bisa ditambah kosol/en lain seperti gliserin dan propilenglikol, tetapi etanol harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai eli4ir. %adar alcohol antara 635F, biasanya sekitar 6 !5F, keggunaan alcohol selain sebagai pelarut, juga sebagai pengawet atau korigen saporis. !.
%euntungan 1udah ditelan !.
%ekurangan idak baik untuk kesehatan anak.
dibandingkan
%arena
atau kapsul.
tablet
mengandung
mudah menguap.
bahan
yang
2.
Aasanya enak.
.
Garutan perlu
2.
jernih,
tidak
dikocok
lagi
arus disimpan dalam botol bertutup kedap dan jauh dari sumber api,
.
%arena mengandung =lkohol, hati6hati untuk
penderita
terhadap
yang
alkohol
tidak tahan
atau
menderita
penyakit tertentu.
d. +entuk >as !) nhalasi yaitu untuk di hirup. %euntungannya adalah a) Penggunaan terapi inhalasi ini adalah cara kerjanya yang langsung ke organ sasaran, dalam hal ini paru6paru. b) Iangka waktu kerjanya lebih singkatcepat. c) &osis obat yang digunakan lebih kecil sehingga dapat mengurangi e#ek samping obat yang berlebihan 2) =erosol yaitu terdispersi dalam gas. !.
2.
.
%euntungan 1udah digunakan J sedikit kontak !.
%erugian 1& ( 1etered &ose
dengan tangan .
nhaler)
+ahaya
kontaminasi
ada
mengandungbahan obat
(dimasuki udara J penguapan selama
terdispersi J masalah
tidak
yang
digunakan),
tidak
karena
wadah
sering
timbul
tertutup6kedap.
berkaitan
C#ekti# untuk penanganan gangguan
stabilitas #isiknya.
pernapasan. '.
biasanya
akaran
yang
2. dikehendaki
dapat
dengan
C#ikasi klinik biasanya tergantung kemampuan
diatur.
pasien
5.
+entuk semprotan dapat diatur
1& dengan baik J
<.
ritasi
yang
disebabkan
oleh
menggunakan
benar.
pemakaian topikal dapat dikurangi Pertimbangan dalam pemilihan bentuk sediaan obat adalah !. Si#at kimia dan #isika -at akti#.
2. %euntungan dan kelemahan bentuk sediaan obat. . 1edia yang digunakan sebagai bentuk sediaan obat. '. :ara pemberian. 5. %ondisi dan situasi pasien. <. %eadaan dan lokasi penyakit. 3. 9armaekonomi. L. %emudahan pemberian. &. Pelarutan %an Pen'am"uran $#at a. Pelarutan %an Pengen'eran $#at
Pengenceran adalah berkurangnya rasio -at terlarut di dalam larutan akibat penambahan pelarut. Sebaliknya pemekatan adalah be rta mb ah nya
rasio
ko ns ent ra si
-at
terla ru t
di da lam
larutanakibat penambahan -at terlarut. Garutan dide#inisikan sebagai campuran yang homogen antara dua macam -at ataupun lebih. Garutan terdiri dari pelarut dan -at terlarut. mumnya -at terlarut jumlahnya lebih sedikit dibanding pelarut. Sedangkan pelarut bisa berupa air ataupun cairan organik seperti metanol, etanol, aseton dan lain6lain. Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah mol -at terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol -at te rlar ut sesu da h pen ge nc eran . &e ng an ka ta la in jum lah mm ol -at terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mmol -at terlarut sesudah penegenceran atau jumlah gr -at terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr -at terlarut se sud ah pe ng enc eran (8u l#ika r.20 !0 ). Garutan adalah suatu cairan yang berisi satu macam atau lebih bahan atau obat yang larut dalam cairan yang melarutkan, sehingga obat tersebut tidak tampak lagi bentuk sebelumnya (Mulinah, 200). Pengenceran obat atau pemicikan obat merupakan tahapan yang harus dilakukan untuk meningkat keakuratan takaran obat dalam resep disebabkan takaran obat N50 mg, sehingga dikhawatirkan alat tidak
akurat dalam menimbangnya, sehingga diperlukan pengenceran obat. Pengenceran obat harus dilakukan dengan menambahkan bahan yang tidak inert (tidak bereaksi) dan tidak memiliki e#ek #armakologi), pengenceran obat bisa dilakukan untuk membuat sediaan padat (solid) maupun sediaan cair (liHuid), untuk bahan padat misalnya sacharum lactis dan untuk bahan cair aHuadest. 1an#aat dari pengenceran adalah agar partikel mudah terikat dengan protein plasma Sehingga dapat dibawa oleh darah keseluruh tubuh. Selain itu penyerapan obat dapat dipercepat dengan memperkecil ukuran partikelnya. katan dengan protein pl as ma in i ku at unt uk oba t ya ng hi po# il ik . &engan demikian agar dapat melintasi membran sel, molekul obat harus mempunyai kelarutan lemak, setelah terlebih dahulu larut dalam air (&epartemen 9armakologi J erapeutik 9% .2003) ujuan dari pengenceran obat adalah !) 1eningkatkan keakuratan takaran obat. 2) 1emperkecil ukuran partikel obat. ) 1empercepat proses di#usi. Prinsip pelarutan dan pengenceran obat adalah sebagai be rik ut ! ) Pe lar ut an Iika suatu bentuk bubuk kering dari suatu obat harus ditambahakan dengan sejumlah bahan6bahan tambahan seperti aHuades. 1isalnya 2 gr obat dalam bentuk bubuk diberikan dalam kemasan /lakon, ditambah dengan satu ampul berisi 2 cc aHuades dimana bubuk itu harus dilarutkan. 2 ) P en ge nc er an Pengenceran
pada
prinsipnya
hanya
menambahkan
pelarut
saja,sehingga jumlah mol -at terlarut sebelum pengenceransama dengan jumlah mol -at terlarut sesudah pengenceran. &engan katalainjumlah mmol -at terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mmol -at terlarut sesudah penegenceran atau jumlah gr
-atterlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr -at terlarutsesu dah penge ncer an. ) Iika sediaan berupa tabletkaplet, maka sediaan digerus dulu sampai halus. Setelah itu dikeluarkan dari mortir lalu ditimbang, baru bisa dicampur dengan bahan lain. ') Iika sediaan berupa kapsul, cangkang kapsul dibuka dan isinya dikeluarkan lalu ditimbang. Setelah ditimbang sediaan bisa dicampur dengan sediaan lain. 5) :ara mencampur serbuk dengan e4tractum a) C4tractum Siccum (ekstrak kering)
Osama seperti membuat
serbuk dengan -at padat halus. b) C4tractum Spissum (ekstrak kental O dikerjakan dalam mortir panas dengan ditambahkan sedikit pelarut (etanol 30F) lalu tambahkan -at tambahan. c) C4tractum GiHuidum (ekstrak cair) O sama seperti mengerjakan serbukdengan tinctur. d) Ctanol (5F) digunakan sebagai pelarut obat dalam (na#tol, thymol), sedangkan eter sebagai pelarut obat luar (asam ben-oat, mentol) (oward, 200<). #. Pen'am"uran $#at
%ata lain dari mengoplos obat adalah mencampur obat dalam bentuk larutan. "bat perlu dilakukan pengoplosan karena terdapat berbagai macam bentuk obat dari kapsul, tablet, sirup, serbuk dan larutan. 1engoplos obat berhubungan dengan memberikan obat kepada pasien dalam bentuk larutan . Iika obat dalam bentuk serbuk yang harus di perhatikan adalah !) Ienis obat dan -at terlarut 2) Ienis Pelarut 8at pelarut yang sering digunakan untuk mengoplos obat adalah $9 (water #or injection). 7amun, ada juga beberapa jenis obat yang membutuhkan -at pelarut lain seperti 7a:l 0.F dan %:G.
) &osis obat sesuaikan dengan resep &osis obat yang digunakan berhubungan dengan takaran dari resep yang sesuai kondisi kesehatan klien
') 1enentukan jenis spuit Ienis spuit yang biasa digunakan untuk mengoplos adalah spuit cc dan 5cc. Selanjutnya spuit !cc biasanya digunakan pada obat yang lebih kental 5) 1encocokkan &osis "bat &engan dentitas %lien. (&eglin, 200') Gangkah pengoplosan obat adalah sebagai berikut !) 1enentukan jenis pelarut yang sesuai obat. 2) 1enghitung jumlah cc -at pelarut yang dibutuhkan agar obat yang dioplos sesuai dengan resep. ) 1enentukan obat dengan identitas klien (. Perhitungan D!sis $#at Pemberian dosis obat pada balita dan bayi sering kali menimbulkan perbedaan, mengingat anak masih dalam tahap proses pertumbuhan danperkembangan. %hususnya anak yang lahir premature,akan sangat sulit dalam penetapan dosis mengingat organ belum ber#ungsi dengan sempurna. erdaapat perbedaan penentuan pemberian dosis obat pada anak. +anyak para ahli yang membedakan, tetapi pada prinsipnya penentuannya dosis dapat disimpulkan oleh dua standard, yakni berdasarkan luas permukaan tubuh dan berat badan (idayat dan 1usri#atul, 20!!). mumnya perhitungan dosis obat yaitu
+erikut ini ada rumus perhitungan dosis obat untuk anak antara lain
!. Moung
%eterangan n umur anak dalam tahun 2. >aubius
. 9red
%eterangan m umur anak dalam bulan
'. Sagel
%eterangan w berat badan
5. :lark
%eterangan w berat badan
<. +erdasarkan area permukaan tubuh
). istem Pen*im"anan $#at 1enurut %o-ier (200),
#asilitas
medis
memiliki
sistem
penyimpanan obat yang bermacam6macam. Sistem tersebut meliputi a. roli obat roli obat beroda memungkinkan perawat untuk membawa troli keluar ruangan klien. roli tersebut, memiliki laci6laci kecil bernomor sesuai dengan nomor ruangan pada unit perawatan. Gaci kecil diberi label dengan nama klien yang saat ini ada diruangan tersebut dan digunakan untuk menyimpan obat klien untuk 2' jam atau shi# jaga perawat. "bat biasanya dalam kemasan dosis6unit yang dibungkus secara tersendiri dan diberi label tertulis nama obat, dosis dan tanggal kadaluwarsa. 8at yang dikendalikan tidak diletakkan dilaci masing6 masing klien, tetapi di laci terkunci yang lebih besar pada troli tersebut. roli juga memiliki sebuah laci suplai untuk menyimpan obat berwadah besar yag diberi label dengan nama klien. :atatan pemberian obat biasanya ditempatkan pada wadah map diatas troli obat. Perawat membawa sebuah kunci untuk troli obat tesebut, karena troli obat tersebut harus tetap terkunci bila tidak digunakan.
b. Gemari obat +eberapa #asilitas mempunyai lemari obat yang terkunci didalam ruangan klien. Gemari ini menyimpan dosis unit obat klien dan catatan pemberian obat. 8at yang dikendalikan tidak diletakkan didalam lemari ini, tetapi ditempat lain di ruangan perawat. Perawat membawa kunci untuk membuka lemari obat klien, karena lemari ini harus terkunci bila tidak digunakan. c. Auang obat +ergantung pada #asilitas, ruang obat dapat digunakan untuk berbagai tujuan. :ontohnya, troli obat, bila tidak digunakan dapat diletakkan didalam rung ini. Auang obat dapat juga menjadi pusat penyimpanan persediaan obat, obat yang dikendalikan, dan atau obat yang digunakan dalam keadaan darurat. d. Sistem akses obat komputerisasi Sistem ini mengotomatisasikan pendistribusian, pengelolaan dan pengendalian obat. Perawat menggunakan kata sandi untuk mengakses sistem dan memilih obat. 1enurut &eglin (200'), dalam menyimpan obat harus diperhatikan tiga #aktor utama, yaitu a. Suhu, adalah #aktor terpenting, karena pada umumnya obat itu bersi#at termolabil (rusak atau berubah karena panas), untuk itu perhatikan cara penyimpanan masing6masing obat yang berbeda6 beda. 1isalnya insulin, supositoria disimpan di tempat sejuk N !5Q: (tapi tidak boleh beku), /aksin ti#oid antara 2 K !0Q:, /aksin cacar air harus N 5Q:. b. Posisi + pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan tempat
umum dan terkunci. c. Kedaluarsa, dapat dihindari dengan cara rotasi stok, dimana obat baru diletakkan dibelakang, yang lama diambil duluan. Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi keruh) pada tablet menjadi B.
basah bentuknya rusak. Peran Pera,at Peran perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh perawat untuk
menjalankan
tugas
dan
#ungsinya
sesuai
kompetensi
yang
dimilikinya. &alam kewenangannya perawat mempunyai tanggung jawab pro#esional yaitu pemberi pelayanan (care giver ), pendidik (educator ), konselor (conselor ), manajer (manager ), peneliti (researcher ), kolaborator (colaborator ), agen perubahan (change agen), (idayat, 200L). Peran Perawat dalam Pemberian "bat. Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien. Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar diminum (Priharjo, 2005). +ila
ada obat yang diberikan kepada pasien,
hal itu
harus
menjadi bagian integral dari rencana keperawatan. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan. 1isalnya, pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu (dalam bentuk kapsul). 9aktor gangguan /isual, pendengaran, intelektual atau motorik, yang mungkin menyebabkan pasien sukar makan obat, harus dipertimbangkan. 1enurut Cnykus (200), rencana perawatan harus mencangkup rencana pemberian obat, bergantung pada hasil pengkajian, pengetahuan tentang kerja dan interaksi obat, e#ek samping, lama kerja, dan program dokter.
!. mplikasi dalam keperawatan mencakup a. +erikan obat pada saat yang khusus. "bat6obat dapat diberikan R jam sebelum atau sesudah waktu yang te rtulis dalam resep. b. +erikan obat6obat yang terpengaruh oleh makanan
seperti
captopril, sebelum makan. c. +erikan obat6obat, seperti
kalium
dan
aspirin,
yang
dapat
mengiritasi perut (mukosa lambung) bersama6sama dengan makanan. d. anggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk pemeriksaan diagnostik, seperti endoskopi, tes darah puasa, yang merupakan kontraindikasi pemberian obat. e. Periksa tanggal kadaluarsa. Iika telah melewati tanggalnya, buang atau kembalikan ke apotik (tergantung peraturan). #. =ntibiotika harus diberikan dalam selang waktu yang sama sepanjang 2' jam (misalnya setiap L jam bila di resep tertulis t.i.d) untuk menjaga kadar darah terapeutik. 2. mplikasi dalam keperawatan termasuk a. 7ilai kemampuan klien untuk menelan obat sebelum memberikan obat6 obat per oral. b. Pergunakan teknik
aseptik
sewaktu
memberikan
obat. eknik
steril dibutuhkan dalam rute parenteral. c. +erikan obat6 obat pada tempat yang sesuai. d. etaplah bersama klien sampai obat oral telah ditelan. . &okumentasi &okumentasi yang benar membutuhkan tindakan segera dari seorang perawat untuk mencatat in#ormasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan . ni meliputi nama obat, dosis, rute, waktu dan tanggal, inisial dan tanda tangan perawat. Aespon klien terhadap pengobatan
perlu di catat untuk beberapa macam obat seperti (!)
narkotik, bagaimana e#ekti#itasnya dalam menghilangkan rasa nyeri, atau (2) analgesik non6narkotik, () sedati/a, (') antiemetik (5) reaksi yang
tidak
diharapkan
terhadap
pengobatan,
seperti
irigasi
gastrointestinal atau tanda6tanda kepekaan kulit. Penundaan dalam mencatat dapat mengakibatkan lupa untuk mencatat pengobatan
atau
perawat lain memberikan obat itu kembali karena ia berpikir obat itu belum diberikan (Potter dan Perry, 200').
BAB III PENUTUP
A. Kesim"ulan
&ari berbagai de#inisi di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur pemberian obat adalah suatu cara kerja yg bersistem untuk memudahkan pelaksanaan pemberian suatu substansi yg berhubungan dengan #ungsi #isiologis tubuh J berpotensi mempengaruhi status kesehatan guna mencapai tujuan yg ditentukan. Peraturan 1enteri %esehatan !31enkesPer4!, obat (jadi) adalah
sediaan
atau
paduan6paduan
yang
siap
digunakan
untuk
mempengaruhi atau menyelidiki secara #isiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Sedian dan bentuk obat yang diberikan kepada pasien itu berbeda6beda, sehingga kita sebagai perawat harus mengerti bentuk dan cara penggunaan obat tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat. %esalahan pemberian obat adalah suatu kesalahan atau tindakan dalam memberikan obat yang tidak sesuai dengan prinsip enam benar yang dapat merugikan klien. ujuan #ormulasi bentuk sediaan obat adalah agar obat dapat dibuat, disimpan, dan disediakan tanpa terjadi perubahan si#at biologis sehingga menghasilkan respon biologis yang optimal. "bat bentuk sediaan #armasi merupakan suatu bentuk kombinasi obat dengan -at 6 -at yang bukan obat (-at tambahan) yang memiliki #ungsi khusus, seperti -at pensuspensi, pengelmusi, pengisi, pengikat, penghancur, basis salep, basis supositoria, -at pengawet, pewarna , dan sebagainya. Pengenceran obat atau pemicikan obat merupakan tahapan yang harus dilakukan untuk meningkat keakuratan takaran obat dalam resep disebabkan takaran obat N50 mg, sehingga dikhawatirkan alat tidak akurat dalam menimbangnya, sehingga diperlukan pengenceran obat. Pengenceran obat
harus dilakukan dengan menambahkan bahan yang tidak inert (tidak bereaksi) dan tidak memiliki e#ek #armakologi), pengenceran obat bisa dilakukan untuk membuat sediaan padat (solid) maupun sediaan cair (liHuid), untuk bahan padat misalnya sacharum lactis dan untuk bahan cair aHuadest. Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien. Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar diminum oleh pas ien. B. aran +agi pembaca rekan sejawat, diharapkan dapat mengaplikasikan teori
prosedur pemberian obat dalam praktek keperawatan klinik dan dapat membangun konsep ber#ikir tentang pentingnya peran perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan.
DA-TA PUTAKA
=nie#, 1ohamad. 2003. Penggolongan Obat . Mogyakarta >1 Press. =nswel, oward :. 200<. Kalkulasi Farmasetik : panduan untuk apoteker . IakartaC>:. &eglin, I. . (200'). Pedoman Obat Untuk Perawat Iakarta C>:. Cnykus, 200, keterampilan dasar dan prosedur perawatan dasar , ed !. Semarang, %ilat press idayat, =-i-, =limul. (200L). !uku Saku Praktikum Keperawatan "nak . Iakarta. C>:. idayat, =-i-, =. dan 1usri#atul. 20!!. %eterampilan
&asar Praktik %linik
%ebidanan. Iakarta Salemba 1edika %o-ier, +arbara dkk. 200. !uku "#ar Keperawatan Klinis edisi $. Iakarta. C>: 7a#rialdi ; Setawati, =., 2003. Farmakologi dan %erapi &disi $. Iakarta &epartemen 9armakologi dan erapeutik 9akultas %edokteran . Priharjo, A. (2005). %ekhnik Dasar Pemberian Obat !agi Perawat Iakarta C>:. Potter and Perry. (200'). Fundamental of nursing:'oncepts(process ) practice 9ourth Cdition.St. Gouse, 1issouri 1osby6year +ook,nc. Syamsuni, aji. 200<. Farmasetika dasar dan hitungan farmasi Iakarta C>:. ambayong, I. (200!). Farmakologi Untuk Keperawatan Iakarta $idya 1edika. ndang6undang +idang %esehatan Aepublik ndonesia.
dan
9armasi.
&epartemen
Mulinah, Clin . 200. Kamus Farmasi Klinik . Iakarta &epdiknas.
%esehatan