“¿Cómo podemos hablar hoy de producción de subjetividad? Una primera constatación nos conduce a reconocer que los contenidos de la subjetividad dependen cada vez más de una multitud de siste…Descripción completa
l;m;Full description
Descripción completa
Audicion Estructural Felix Salzer
SEGUNDA FILADescripción completa
Descripción completa
Roberto Matta - Felix GuattariDescripción completa
Roman
Sheet musicDescripción completa
ACELGA PROYECTODescripción completa
Descripción completa
Biography, Artistic Career, and his sample paintings.Full description
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Jembatan adalah infrastruktur jalan yang merupakan bagian dari alat peningkatan berbagai aktifitas manusia, khususnya dari segi perekonomian. Pembangunan jembatan sangat membutuhkan pertimbangan segi teknis dengan metode konstruksinya. Disisi lain, kebutuhan dalam pembangunan infrastruktur jembatan terus meningkat dengan meningkatnya perkembangan dari segi perekonomian. Maka dari itu, sangat perlu pertimbangan dalam pembangunan infrastruktur jembatan. Variasi model infrastruktur jembatan sangat luas, baik ditinjau dari fungsi, material, bentang maupun tipe strukturnya. Dengan kompleksitas tersebut pembangunan infrastruktur jembatan harus dapat dapat mengetahui dan memahami secara komprehensif proses dan komponennya agar jembatan yang dirancang dan dibangun dapat berfungsi optimal serta dapat relatif mudah dikerjakan sampai pada tahap perawatannya nanti. Baja canai dingin yang ringan menjadi salah satu alternatif mate rial penyusun jembatan terutama untuk daerah dengan akses transportasi yang sulit. Namun, profil baja canai canai dingin dingin yang tipis membuat bahan tersebut rawan terhadap tekuk (buckling) karena memiliki nilai kelangsingan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan baja konvensional. Kegagalan akibat tekuk (buckling) ( buckling) dapat diatasi antara lain dengan memperkecil
panjang
tekuk
dengan
pengurangan
panjang
batang
tekan
menggunakan elemen breising . Jembatan rangka baja canai dingin hanya diperuntukkan untuk pejalan kaki. Jembatan rangka merupakan sebuah jembatan yang terdiri dari batang-batang yang dihubungkan dengan sambungan sendi hingga membentuk rangka segitiga yang akan mengalami tegangan akibat gaya tarik, gaya tekan, ataupun keduanya jika terkena beban-beban dinamis. Material baja canai dingin (cold formed) formed) adalah suatu komponen struktur yang terbuat dari lembaran-lembaran baja yang diproses dengan bentuk-bentuk profil tertentu menggunakan menggunakan proses press-braking proses press-braking atau roll forming .
BAB 2 DESAIN JEMBATAN UKURAN SEBENARNYA
A. Dasar Teori Perancangan Dasar teori perancangan pada jembatan rangka baj a canai dingin pejalan kaki ini berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) No 7971 Tahun 2013 mengenai Struktur Baja Canai Dingin. Dalam kompetisi ini akan dilakukan sebuah analisis jembatan rangka dengan material baja ringan canai dingin dengan bentang jembatan 4 meter, lebar jembatan 0,9 meter dan tinggi jembatan 0,6 meter. Analis is yang akan dilakukan pada kompetisi ini yaitu dengan menggunakan bantuan software SAP 2000 dengan gambar 2 Dimensi untuk perhitungan lendutan akibat dari pembebanan yang dilakukan dan menggunakan bantuan software SketchUp untuk penggambaran 3 Dimensi bentuk struktur jembatan.
B. Kriteria perancangan (material, alat sambung, beban, peraturan yang digunakan dan metodologi perancangan) 1. Material Material utama yang digunakan dalam perancangan jembatan rangka baja canai dingin pejalan kaki adalah profil baja canai dingin berbentuk C terbuat dari plat baja alloy dengan ketebalan 0,75 mm dan mutu material G 550 (fy = 0,9 x 550 MPa). Material yang disediakan panitia adalah bahan baja canai dingin profil C-75 sebanyak 17 batang dengan panjang 6 meter, multiplek ketebalan 10 mm dan sambungan antar batang dengan menggunakan self driving screw tipe 12-14 x 20.
2. Alat Sambung
3. Beban Pengujian beban pada jembatan rangka baja canai dingin pejalan kaki ini dilaksanakan dalam 1 (satu) tahap. Beban diaplikasikan pada rangka batang yang ditempatkan di ½ bentang. Pembebanan dilakukan secara statik bertahap dengan beban maksimum sebesar 400 kg dengan berat beban 10 kg per lempeng. Pada
beban maksimum, lendutan yang terjadi di tengah bentang tidak melebihi lendutan izin maksimum sebesar 15 mm. Pengukuran lendutan menggunakan 2 dial gauge/ transducer yang diletakkan di kedua sisi rangka batang (kiri-kanan) jembatan dan kemudian nilai lendutan dirata-ratakan.
4. Peraturan yang digunakan
5. Metologi Perancanangan
C. Sistem struktur D. Modelisasi struktur E. Analisa struktur F. Desain komponen dan sambungan