PROCTITIS 1. Etiologi
Proctitis adalah peradangan pada pada lapisan mukosa rektum yang dapat terjadi secara akut maupun kronis yang umum terjadi di seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kelompok ekonomi dan usia. Faktor Faktor yang mempengaruhi mempengaruhi seseorang seseorang mendapatkan mendapatkan penyakit ini adal adalah ah melak melakuk ukan an hubu hubung ngan an sex sex deng dengan an sesam sesamaa jenis jenis (hom (homos osex exua ual) l) sehing sehingga ga mendap mendapat at infeks infeksii gonorrhoe gonorrhoe (kencing (kencing nanah) nanah),, Herpes Simplex Virus, Virus, Treponema pallidum, Treponema pallidum, Human Human Imunodefficiency Virus, Virus, Candida, dan Procti titi tiss juga juga dapa dapatt diseb disebab abka kan n kare karena na seseo seseora rang ng C. Tracho chomati matis. s. Proc mengkonsu mengkonsumsi msi makanan makanan yang mengandun mengandung g bakteri bakteri Giardia, Giardia, Entamoeba, Entamoeba, Campylobacter , Shigella dan Shigella dan Hepatitis A. Inflammatory o!el "iseases, "iseases, seperti penyakit penyakit rohn!s rohn!s atau colitis colitis ulseratif ulseratif (ulkus (ulkus kronik kronik yang sering berulang pada usus besar) juga dapat menyebabkan terjadinya Proctitis. "ondis "ondisi#ko i#kondi ndisi si seperti seperti di$ersi di$ersion, on, iskemi iskemiaa dan terpap terpapar ar radias radiasii dapat dapat menyebabka menyebabkan n Proctitis. Proctitis. Penyebab Penyebab lain yang tidak diketahui diketahui disebut disebut juga Proctitis idiopatik.
2. Patogenesa
%erb %erbag agai ai fakt faktor or yang ang dapa dapatt meny menyeba ebabk bkan an proc procti titi tiss dian dianta taran rany ya disebabkan oleh $irus atau bakteri yang mnyebabkan respon imun dalam menfagosito menfagositosis sis dan membasmi benda asing yang masuk sehingga sehingga dapat menyebabka menyebabkan n terus berlangsung berlangsungnya nya peradangan peradangan dalam dinding dinding rektum. rektum. Pada permulaan penyakit, timbul edema dan kongesti mukosa. &dema dapat mengakibatkan kerapuhan hebat sehingga dapat terjadi perdarahan akibat trauma ringan, seperti gesekan ringan pada permukaan. Pada penyakit yang kronis dapat menimbulkan tero'ongan dalam mukosa. ukosa kemudian terkelupas dan menyisakan daerah tidak bermukosa (tukak). ukak mula# mula mula ters terseb ebar ar dan dan dang dangka kall teta tetapi pi pada pada stad stadiu ium m yang ang lebi lebih h lanj lanjut ut,, permukaaan
mukosa
yang
hilang
dapat
menjadi
luas
sehingga
mengak mengakiba ibatka tkan n hilang hilangny nyaa jaringa jaringan, n, protei protein, n, dan darah darah dalam dalam jumlah jumlah banyak. %egitu pula dengan terapi radiasi pada penyakit tertentu hal ini juga
dapat dapat menye menyebab babkan kan kerusa kerusakan kan sel#sel sel#sel mukosa mukosa rektum rektum sehing sehingga ga terjadi terjadi iritasi rektum dan kerusakan saraf di rektum. "erusakan saraf di rektum dapat menimbulkan spasme sfingter otot anal dan rasa ingin defekasi yang mendesak mendesak yg tidak dapat di kontrol, kontrol, banyak kelainan patologis patologis yang yang dapat ditimbulkan.
3. Manifestasi Klinis
*ejala proctitis berbeda tergantung pada penyebabnya. •
*ejala *ejala yang yang paling paling umum umum adalah adalah bah'a bah'a adany adanyaa dorong dorongan an terus terus untuk untuk buang air besar. +ektum terasa penuh atau bisa mengalami sembelit (tidak
• •
dapat memiliki gerakan usus). *ejala ringannya seperti nyeri di daerah anus dan iritasi ringan rektum. *ejala yang lebih serius dapat terjadi, seperti nanah dan darah pada cairan disertai spasme dan rasa sakit saat buang air besar.
•
-ika -ika mengal mengalami ami perdar perdaraha ahan n berat berat yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan procti proctitis, tis, mungkin menyebabkan anemia anemia (karena (karena kehabisan darah). eseorang yang anemia anemia biasanya biasanya memiliki memiliki kulit pucat, lekas marah, marah, lemah, pusing pusing , kuku rapuh, dan sesak napas.
4. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan colok !"!r #rectal to!c$er%
Pemeriksaan ini sangat penting untuk dapat kita peroleh informasi penting untuk menegakan diagnosa. etapi etapi pemeriksaan ini sering terabaikan. %egitu pentingnya hingga pernah dicetuskan bah'a tidak ada telunjuk untuk colok dubur, boleh digunakan jari kaki untuk colok dubur.
Pemeriksaan &a"oratori!m 1. Tes ar ara$ a$ leng lengka ka' ' es lengkap lengkap ini dilaku dilakukan kan
untuk untuk menge$al menge$aluasi uasi kehilan kehilangan gan darah atau
infeksi. /rang dengan proctitis mungkin memiliki jumlah sel darah putih tinggi yang terjadi bila ada peradangan atau tubuh memerangi infeksi. -ika
dapat dapat menye menyebab babkan kan kerusa kerusakan kan sel#sel sel#sel mukosa mukosa rektum rektum sehing sehingga ga terjadi terjadi iritasi rektum dan kerusakan saraf di rektum. "erusakan saraf di rektum dapat menimbulkan spasme sfingter otot anal dan rasa ingin defekasi yang mendesak mendesak yg tidak dapat di kontrol, kontrol, banyak kelainan patologis patologis yang yang dapat ditimbulkan.
3. Manifestasi Klinis
*ejala proctitis berbeda tergantung pada penyebabnya. •
*ejala *ejala yang yang paling paling umum umum adalah adalah bah'a bah'a adany adanyaa dorong dorongan an terus terus untuk untuk buang air besar. +ektum terasa penuh atau bisa mengalami sembelit (tidak
• •
dapat memiliki gerakan usus). *ejala ringannya seperti nyeri di daerah anus dan iritasi ringan rektum. *ejala yang lebih serius dapat terjadi, seperti nanah dan darah pada cairan disertai spasme dan rasa sakit saat buang air besar.
•
-ika -ika mengal mengalami ami perdar perdaraha ahan n berat berat yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan procti proctitis, tis, mungkin menyebabkan anemia anemia (karena (karena kehabisan darah). eseorang yang anemia anemia biasanya biasanya memiliki memiliki kulit pucat, lekas marah, marah, lemah, pusing pusing , kuku rapuh, dan sesak napas.
4. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan colok !"!r #rectal to!c$er%
Pemeriksaan ini sangat penting untuk dapat kita peroleh informasi penting untuk menegakan diagnosa. etapi etapi pemeriksaan ini sering terabaikan. %egitu pentingnya hingga pernah dicetuskan bah'a tidak ada telunjuk untuk colok dubur, boleh digunakan jari kaki untuk colok dubur.
Pemeriksaan &a"oratori!m 1. Tes ar ara$ a$ leng lengka ka' ' es lengkap lengkap ini dilaku dilakukan kan
untuk untuk menge$al menge$aluasi uasi kehilan kehilangan gan darah atau
infeksi. /rang dengan proctitis mungkin memiliki jumlah sel darah putih tinggi yang terjadi bila ada peradangan atau tubuh memerangi infeksi. -ika
menc mencur uriga igaii adan adanya ya masal masalah ah pemb pembek ekua uan n darah darah,, mung mungki kin n dila dilaku kuka kan n pemeriksaan darah yang lebih spesifik. 2. Tes tin( tin(a a es es tinja dilakukan dilakukan untuk untuk mengisolasi mengisolasi dan mengidentif mengidentifikasi ikasi bakteri yang dapa dapatt meny menyeba ebabk bkan an peny penyak akit it dan dan scren screnin ing g P P ( peny penyak akit it menu menula lar r seksua seksual) l) yang yang terkait terkait dengan dengan proctiti proctitis. s. 0ntuk 0ntuk pemeriks pemeriksaan aan
sebaikn sebaiknya ya
berasal dari defekasi spontan, jika pemeriksaan sangat diperlukan boleh juga sampel tinja diambil dengan jari bersarung dari rectum. 0ntuk pemeriksaan biasa dipakai tinja se'aktu, jarang j arang dipakai tinja 12 jam untuk pemeriksaan tertentu. -ika akan memeriksa tinja, pilihlah selalu sebagian dari tinja itu yang memberi kemungkinan sebesar#besarnya untuk menemui kelainan. elain itu pada test tinja ini dapat dinilai 'arna, bau, konsistensi, lendir lendir dan darah. darah. epert epertii test darah darah samar samar sangat sangat pentin penting g sekali sekali untuk untuk mengeta mengetahui hui adany adanyaa perdar perdaraha ahan n kecil kecil yang yang tidak tidak dpat dpat dinya dinyatak takan an secara secara makroskopis atau mikroskopis. 3. )io )io'si 'si 3okter juga dapat mengambil biopsi atau sepotong kecil jaringan dari dubur untuk menguji penyakit atau infeksi.
Pemeriksaan Pen!n(ang 1. Enosco'i sebuah tabung cahaya dengan kamera dile'atkan melalui anus dan
digunakan untuk melihat permukaan dubur dan kolon gambar di proyeksikan di layar t$ dan diperbesar untuk mengidentifikasi mengidentifikasi perubahan. 4 Proktoskopi 3eteksi kelainan 5 6 78 cm dari anus 4 +ek +ektosi tosigm gmoi oid dosko oskopi pi 3eteksi kelainan 18 6 19 cm dari anus 4 "olonoskopy 3apat mencapai seluruh kolon
2. *+ra *+ra, , a"o a"ome men n an an 'el'el-is is.
Hal ini dapat dilakukan dengan kombinasi barium enema. 3alam proses ini, bahan kontras (barium cair) dimasukkan ke dalam kolon melalui anus. etelah kolon dilapisi dengan barium, radiolog mengambil gambar :# ray dari kolon. *ambar#gambar ini, yang dapat dilihat pada monitor $ideo, dapat mendeteksi kelainan#kelainan dalam usus besar. 3. S/ es pencitraan menggunakan gelombang suara untuk menyediakan
gambar kolon. Alat ini dapat membantu dalam mengesampingkan gangguan lain, seperti penyakit inflamasi usus. 0ntuk prosedur, alat yang disebut transduser yang memancarkan gelombang suara disepanjang abdomen. ;nformasi yang ditangkap oleh transduser tersebut dikirim ke komputer yang menghasilkan gambar. 4. 0"omen Com'!terie Tomogra'$, #CT% scan. erkadang #can digunakan untuk menyingkirkan kondisi#kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan proctitis. es ini menggunakan teknologi canggih :#ray untuk menghasilkan gambar penampang kolon, dan mungkin dapat mendeteksi penebalan dinding kolon.
. Penatalaksanaan Peraatan Meis
Pengobatan proctitis tergantung pada penyebab penyakit. •
"arena penyebab paling umum dari proctitis tetap penyakit menular seksual pemberian antibiotik penting untuk membunuh organisme. "ehadiran satu jenis infeksi juga menunjukkan adanya jenis#jenis penyakit menular seksual, sehingga antibiotik pengobatan dapat diarahkan pada 1 atau lebih organisme menular pada saat yang sama. %eberapa obat dapat diberikan dalam suntikan tunggal. Pem"ea$an
-ika penyakit timbul dari penyakit kronis, pembedahan mungkin diperlukan atau rujuk kedokter spesialis. Follo '
Follo' up merupakan bagian dari terapi proctitis. Pemberian antibiotik harus diselesaikan. idak melakukan hubungan seksual selama terapi dan mengunjungi dokter setelah 7#1 minggu setelah peradangan membaik atau melanjutkan terapi jika gejala bertambah buruk. 5. 6ifferensial 6iagnosa # 66% • 6i-ertic!litis Penyakit 3i$erticulitis adalah penyakit usus besar dimana muncul
kantong#kantong gelembung diluar usus besar. *ejala penyakit ini pasien sering mengalami demam, diare, dan juga perut kembung. Penyebab dari 3i$erticulitis adalah tekanan pada usus besar dan kurangnya makan makanan berserat. Pada kasus 3i$erticulitis yang akut, harus dilakukan pemotongan usus besar dan dibuat stoma pada permukaan perut. 3i$erticulitis sering terjadi pada orang tua, namun juga bisa terjadi di usia muda. •
Fis!ra anal Fisura Anal adalah retak atau robeknya jaringan sensitif pada dubur
yang disebabkan oleh keluarnya feses (tinja) yang keras dan besar. *ejalanya dapat berupa rasa nyeri ketika mengeluarkan feses yang keras atau besar, ada bercak darah di kertas toilet atau celana dan gatal disekitar dubur. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur namun paling sering terjadi pada bayi, anak#anak dan orang de'asa di atas <8 tahun dan lebih sering terjadi pada perempuan dari pada laki#laki.
7. Kom'likasi •
e$ere bleeding
•
Anemia
•
+ecto 6 $aginal fistulas ( 'omen )
•
Anal fistula
8EMOROI6 0.
6efinisi
Hemoroid adalah pelebaran $ena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik, hanya apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan atau peenyulit, maka diperlukan tindakan. Hemoroid normalnya terdapat pada indi$idu sehat dan terdiri dari bantalan fibromuskular yang sangat ber$askularisasi yang melapisi saluran anus. Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua yaitu hemoroid eksterna hemoroid interna. 7.
8emoroi eksterna merupakan pelebaraan dan penonjolan pleksus
hemoroidalis inferior, terdapat di sebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di ba'ah epitel anus. 0a 3 "ent!k $emoroi eksterna ,ang sering i(!m'ai 9
a.
%entuk hemoroid biasa tapi letaknya distal linea pectinea.
b.
%entuk trombosis atau benjolan hemoroid yang terjepit
c.
%entuk skin tags.
1.
8emoroi interna adalah kondisi dimana pleksus $. hemoroidalis
superior di atas garis mukutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan $askuler di dalam jaringan sub mukosa pada rektum sebelah ba'ah. Hemoroid interna terdapat pada tiga posisi primer, yaitu
kanan depan (jam 77), kanan belakang (jam =) dan lateral kiri (jam >), yang oleh iles disebut ?hree Primary Haemorrhoidal Areas@. Hemoroid yang lebih kecil tedapat di antara ketiga letak primer tersebut dan kadang juga sirkuler. Hemoroid interna dibagi menjadi 2 derajat yaitu 7. 3erajat ; • erdapat perdarahan merah segar pada rectum pasca defekasi • anpa disertai rasa nyeri • idak terdapat prolaps • Pada pemeriksaan anoskopi terlihat permulaan dari benjolan hemoroid yang menonjol ke dalam lumen 1. 3erajat ;; • erdapat perdarahanBtanpa perdarahan sesudah defekasi • erjadi prolaps hemoroid yang dapat masuk sendiri (reposisi spontan)
Hemorrhoid *rade ;; >. 3erajat ;;; erdapat perdarahanBtanpa perdarahan sesudah defekasi. • erjadi prolaps hemoroid yang tidak dapat masuk sendiri jadi harus didorong •
dengan jari (reposisi manual) 2. 3erajat ;C erdapat perdarahan sesudah defekasi • erjadi prolaps hemoroid yang tidak dapat didorong masuk (meskipun • sudah direposisi akan keluar lagi)
Hemorrhoid *rade ;C
).
Etiologi
Penyebab hemoroid tidak diketahui, konstipasi kronis dan mengejan saat defekasi mungkin penting. engejan menyebabkan pembesaran dan prolapsus sekunder bantalan pembuluh darah hemoroidalis. -ika mengejan terus menerus, pembuluh darah menjadi berdilatasi secara progresif dan jaringan sub mukosa kehilangan perlekatan normalnya dengan sfingter internal di ba'ahnya, yang menyebabkan prolapsus hemoroid yang klasik dan berdarah. elain itu faktor penyebab hemoroid yang lain yaitu kehamilan, obesitas, diet rendah serat dan aliran balik $enosa. C.
/e(ala an Tana
1. Perara$an Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna
akibat trauma oleh feces yang keras. 3arah yang keluar adalah darah segar yang tidak bercampur dengan feces (hematocheDia), dengan kuantitas yang ber$ariasi, kadang menetes tapi kadang juga memancar deras. %ila perdarahan ini terjadi berulang#ulang dapat menyebabkan anemia. 2. :,eri $e"at 3. )en(olan
%ila hemoroid semakin besar maka dapat menonjol keluar, mula#mula hanya 'aktu defekasi dan setelah selesai defekasi benjolan tersebut dapat
masuk sendiri secara spontan (derajat ;;). ahap berikutnya setelah keluar 'aktu defekasi tidak dapat masuk sendiri dan harus dimasukan secara manual (derajat ;;;). "emudian hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap dan tidak dapat didorong masuk lagi. (derajat ;C) 4. Kel!arn,a M!k!s an Feces 'aa 'akaian alam . Pr!rit!s ani 6.
Pemeriksaan
1. Ins'eksi
Pada inspeksi, hemoroid eksterna mudah terlihat apalagi sudah mengandung trombus. Hemoroid interna yang prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa. 0ntuk membuat prolaps dapat dengan menyuruh pasien untuk mengejan. 2. RT
Pada colok dubur, hemoroid interna biasanya tidak teraba dan juga tidak sakit. 3apat diraba bila sudah ada trombus atau sudah ada fibrosis. rombus dan fibrosis pada perabaan padat dengan dasar yang lebar. 3. 0nosko'i
3engan cara ini kita dapat melihat hemoroid interna. Penderita dalam posisi litotomi. Anaskopi dengan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. %enjolan hemoroid akan menonjol pada ujung anaskop. %ila perlu penderita disuruh mengejan supaya benjolan dapat kelihatan sebesar# besarnya. Pada anaskopi dapat dilihat 'arna selaput lendir yang merah meradang atau perdarahan, banyaknya benjolan, letaknya dan besarnya benjolan. 4. Proktosigmoiosko'i
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk memastikan bah'a keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan
di tingkat
yang lebih tinggi (rektumBsigmoid), karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. . Pemeriksaan Feces
3iperlukan untuk mengetahui adanya darah samar (occult bleeding).
E. • • • •
6iagnosa )aning
arcinoma kolorektal 3i$ertikulitis "olitis ulserosa Polip adenomatosa F. Kom'likasi
7)
Perdarahan akut dan banyak dapat menyebabkan syok hipo$olemik,
1)
sedangkan perdarahan kronis berulang dapat menyebabkan anemia. Hemoroid interna yang mengalami prolaps dapat menjadi irreponibel, terjadi inkarserasi, dapat berlanjut menjadi trombosis melingkar dan dapat
>)
menyebabkan nekrosis mukosa dan kulit yang menutupinya. &mboli septik dapat terjadi melalui sistem portal dan dapat menyebabkan
2)
abses hati. Proktitis dapat berkembang menjadi abses, ini seringkali berlanjut menjadi
9)
fistel ani. Fisura ani yaitu koreng di saluran anus, berbentuk lonjong mulai dari linea dentata sampai ke pinggir anus.
/.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hemoroid tergantung pada macam dan derajat hemoroidnya. 1.
8emoroi Eksterna
Hemoroid eksterna atau skin tags biasanya tetap asimptomatik sampai terjadi trombosis (hematom perianal). "adang pasien mengeluh pruritus, yang sebagian besarnya dapat diterapi dengan perbaikan higiene anus dan krim kortikosteroid. Hemoroid eksternal yang mengalami trombosis tampak sebagai benjolan yang nyeri pada anal $erge. -ika pasien membaik dan hanya mengeluh nyeri ringan, pemberian analgesik, sitD baths, dan pelunak feses. etapi jika pasien mengeluh nyeri yang parah, maka eksisi di ba'ah
anestesi
lokal
dianjurkan.
Pengobatan
secara
bedah
mena'arkan
penyembuhan yang cepat, efektif dan memerlukan 'aku hanya beberapa menit dan segera menghilangkan gejala. Penatalaksanaan secara bedah yaitu pasien berbaring dengan posisi menghadap ke lateral dan lutut di lipat (posisi seems), dasar hematom diinfiltrasi dengan anestetik lokal. %agian atas bokong didorong untuk memaparkan
trombosis
hemoroid.
"ulit
dipotong
berbentuk
elips
menggunakan gunting iris dan forsep diseksiE hal ini dengan segera memperlihatkan bekuan darah hitam yang khas di dalam hemoroid yang dapat dikeluarkan dengan tekanan atau diangkat keluar dengan forsep. Pada umumnya hanya ada sedikit perdarahan yang dapat dikontrol dengan pemakaian pembalut gamgee (pembalut bedah dengan selapis tipis kapas penyerap diantara dua lapis kasa penyerap) steril. Pasien dianjurkan untuk mencucinya dengan larutan garam 1 kali sehari sampai sembuh sempurna. elain itu pasien dianjurkan kontrol untuk meyakinkan bah'a daerah tersebut mengalami granulasi tanpa ?roofing#o$er@, yang dapat merupakan sumber masalah kekambuhan. -ika terlihat adanya proses ?roofing@ ini maka dengan menekankan jari dengan hati#hati pada daerah tersebut akan dapat
meratakan jaringan
granulasi
dan
memungkinkan terjadinya
penyembuhan normal.
2.
8emoroi Interna
Pengobatan hemoroid interna tergantung dari derajat hemoroidnya.
8emoroi era(at I an II •
"ebanyakan pasien hemoroid derajat ; dan ;; dapat ditolong dengan tindakan lokal yang sederhana disertai nasehat tentang makan. akanan sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi, misalnya sayuran dan buah# buahan. %iofla$onoid yang terdapat dalam $arietas buah jeruk (citrus fruit), berry, cherry, anggur, pepaya, melon kantalop (cantaloupe melon), prem (plums) dan tomat, substansi tersebut diterapkan untuk penyembuhan
kerapuhan pembuluh darah kapiler (capilarity fragility), $arises, dan hemoroid. akanan berserat tinggi ini membuat gumpalan isi usus menjadi besar namun lunak, sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi •
keharusan mengedan secara berlebihan. clerosing therapy yaitu penyuntikan 9 penol dalam minyak nabati. Penyuntikan diberikan ke submukosa di dalam jaringan areola yang longgar di ba'ah hemoroid interna dengan tujuan menimbulkan peradangan steril
•
yang kemudian menjadi fibrotik dan meninggalkan parut. %ila krioprob tersedia, pengobatan krioterapi yang memuaskan dari hemoroid derajat ; dan ;; dapat diperoleh. "rioprob dikenakan ke hemoroid
•
dan dibiarkan 1 menit untuk membekukan. Foto#koagulasi infra#merah adalah salah satu cara yang paling sederhana, paling aman dan paling cepat. &lektrokoagulasi jarang digunakan tetapi dapat diterapkan untuk hemoroid derajat ;, ;; bahkan ;;;. Arus diaplikasikan langsung ke dasar tiap hemoroid, menyebabkan destruksi jaringan.
8emoroi 6era(at III an I;
Pengobatan dengan krioterapi pada derajat ;;; dilakukan jika diputuskan tidak perlu dilakukan hemoroidektomi. Pengobatan dengan criyosurgery (bedah beku) dilakukan pada hemoroid yang menonjol, dibekukan dengan / 1 atau G/1 sehingga mengalami nekrosis dan akhirnya fibrosis. idak dipakai secara luas karena mukosa yang dibekukan (nekrosis) sukar ditentukan luasnya. Hemoroidektomi dilakukan pada pasien yang mengalami hemoroid yang menahun dan mengalami prolapsus besar (derajat ;;; dan ;C). Ada > prinsip dalam melakukan hemoroidektomi yaitu pengangkatan pleksus dan mukosa, pengangkatan pleksus tanpa mukosa, dan pengangkatan mukosa tanpa pleksus.
•
eknik pengangkatan dapat dilakukan menurut 1 metode etode angen#beck yaitu dengan cara menjepit radier hemoroid interna, mengadakan jahitan jelujur klem dengan catgut crhomic Go. 88, mengadakan eksisi di atas klem. esudah itu klem dilepas dan jahitan jelujur di ba'ah klem diikat, diikuti usaha kontinuitas mukosa. ara ini
banyak dilakukan karena mudah dan tidak mengandung risiko pembentukan jaringan parut sirkuler yang biasa menimbulkan stenosis.
•
etode 'hitehead yaitu mengupas seluruh $. hemoroidalis dengan membebaskan mukosa dari sub mukosa dan mengadakan reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah itu, sambil mengusahakan kontinuitas mukosa kembali.
•
etode stapled yaitu dengan cara mengupas mukosa rektum. etode ini lebih unggul dan lebih banyak dipakai karena perdarahannya dan nyeri post
•
operasinya berkurang dibandingkan dengan metode yang lain. 3alam melakukan operasi diperlukan narkose yang dalam karena sfingter ani harus benar#benar lumpuh.
8emorroiektomi Sta''ler
ehnik operasi terbaru untuk hemoroid B 'asir. indakan operasi ini adalah tindakan yang amat minimal in$asif. 3an dari penelitian yang dilakukan, setelah operasi memakai tehnik ini rasa nyeri nya amat sangat sedikit serta masa ra'at inap nya lebih pendek dibandingkan tehnik operasi yang kon$ensional. eskipun banyak faktor juga yang mempengaruhi tapi secara garis besar tehnik operasi ini lebih baik dibandingkan tehnik operasi terdahulu
dengan
catatan
hanya
untuk
kasus
yang
betul#betul
direkomendasikan untuk memakai tehnik ini. isa jaringan yang di eksisi akan tetap berada seanatomis mungkin, artinya tidak banyak jaringan sehat yang ikut rusak.
8.
6iagnosa )aning #<5%
Perdarahan juga dapat terjadi pada •
arcinoma kolorektal
•
3i$ertikulitis
•
"olitis ulserosa
•
Polip adenomatosa %ila dicurigai penyakit#penyakit tersebut, maka perlu sigmoidoskopi atau kolonoskopi %enjolan juga dapat terjadi pada
•
a. Anorektal
•
Prolaps rekti (procidentia)
FISSR0 0:I
Fissura ani adalah robeknya bagian superfisial anoderma secara linier yang dapat disebabkan karena pelebaran jalan keluar akibat feses yang mengeras. +obekan ini berada dibagian distal linea dentate. Fisura ani
merupakan salah satu gangguan anorektal yang banyak ditemukan baik pada anak#anak maupun orang de'asa. Fistula ani merupakan suatu peradangan saluran diantara anal kanal dan kulit. Fistula dapat dibagi kedalam 2 kategori berdasarkan hubungan fistula dengan otot sphincter, yaitu intersphincteric, transsphincteric, suprasphincteric, dan extrasphincteric.
0. Patofisiologi •
"eighley membagi fissura ani menjadi 7. Fissura ani primer #
Akut
#
"ronis
1. Fissura ani sekunder Fissura ani primer tampak sebagai suatu superficial ulcer pada mukosa anal di ba'ah linea dentata,apabila letaknya lebih ke proksimal hampir dapat dipastikan merupakan fissura ani sekunder akibat penyakit lain. Apabila feces yang keras mele'ati anal canal Iakan terjadi perenggangan dan merobek mucosa anal. Fissura ani biasanya terjadi pada bagian anterior dan posterior, diduga daerah ini merupakan daerah lemah. "etika feses mele'ati anal canal, massa akan disalurkan ke bagian anterior dan posterior oleh karena adanya otot pada bagian lateral.Fissura akan meningkatkan kontraksi internal anal sphincter dan meningkatkan tekanan istirahat pada anal canal. Peningkatan tekanan menyebabkan iskemia pada area disekitar fissura. Adanya spasme yang berulang pada anal canal dan adanya iskemia yang berlanjut akan menyebabkan fissura menjadi kronis oleh karena ulkus yang tidak dapatsembuh. 3asar fissura ani akut merupakan suatu lapisan tipis putih yang melapisi jaringan ikat submucosa dan otot longitudinal,yang menyebar dari intersphinteric groo$e kemudian melapisi otot sirkular sphincter interna. edangkan dasar dari fissura ani kronis tampak serat otot sphincer interna.
Pada fissura ani akut ulkus tampak berbatas tegas,tidak terdapat indurasi,odema atau ka$itasi. Pada fissura ani kronik tampak tepi ulkus mengalami indurasi dan apabila proses berlanjut ulkus akan bertambah luas dan bagian luar tampak odematous oleh karena adanya obstruksi lymphatik,skin tag dan hypertropi papila anus dapat di temukan dalam keadaan fissura ani kronis. ;nfeksi dapat terjadi dan dapat menyebar ke atas menimbulkan abses submukosa atau intersphincteric abses atau ke ba'ah menjadi perianal abses di ba'ah skin tag. Adanya perianal abses yang persisten dapat menimbulkan fistula superficial yang berjalan dari bagian ba'ah fissura dan keluar pada skin tag. Fissura ani sekunder disebabkan krena beberapa kelainan patologis seperti rohn!s disease, tuberkulosa anus, A;3, atau setelah tindakan operasi pada daerah anus. Fissura ani akibat komplikasi rohn!s disease atau tuberkulosa biasanya tidak terasa nyeri.
). Manifestasi Klinik
7. Anamnesis •
Gyeri didaerah rektum, biasanya digambarkan seperti rasa terbakar, rasa
•
terpotong, atau seperti terasa robekan. Gyeri sejalan dengan kontraksi ususE spasme anus perlu dicurigai terjadinya
•
# # • • •
fissura ani. %uang air besar berdarah "has, ditemukannya darah 'arna merah terang pada permukaan feses. 3arah biasanya tidak bercampur dengan feses. "adang#kadang, darah ditemukan pada tisue toilet saat membersihkan anus. ucoid discharge Pruritus Penderita fistula ani mengeluh timbul bau busuk dari bagian perianal,
pruritus, absces berulang, demam, atau nyeri didaerah perianal. # Gyeri kadang hilang dengan sendirinya sejalan dengan terbukanya abses #
atau terbentuknya saluran baru. Gyeri dirasakan saat duduk, bergerak, buang air besar, atau bahkan saat
batuk. # Gyeri biasanya makin lama makin meningkat dan dapat dirasakan sepanjang hari.
C. Pemeriksaan Fisik
7. 3ia'ali dengan memposisikan penderita secara optimalE posisikan pasien dalam posisi lateral decubitus dengan lutut ditekuk menempel pada nagian dada. 1. Periksa pasien secara hati#hati untuk menghindari rasa nyeri. aat pemeriksaan dapat juga digunakan Dat analgetik topikal seperti lidokain >. 2. 9. <.
jelly, sebelum dilakukan pemeriksaan rektal toucher. "ebanyakan fissura ani dapat terlihat dari luar saat terjadi pergerakan usus. Perhatikan dalamnya fissura dan posisinya dari garis tengah, +obekan kebanyakan ditemukan dibagian posterior dari garis tengah. Pemeriksaan rektum terkadang sulit dilakukan karena rasa sakit dan spasme
sphincter. =. Fissura ani akut terlihat eritem dan mudah berdarah. 5. Fissura ani khronik ditandai dengan tiga gejala klasik sebagai berikut 0lkus yang dalam • entinel pile, dimana terbentuk saat bagian dasar fissura mengalami edema • dan hipertropi Papilla anal membesar • J. Pemeriksaan rektum pada penderita fistula ani dapat memperlihatkan •
saluran dari fistula tersebut. Fistula dapat diidentifikasi sebagai lingkaran kecil granulasi jaringan,
dimana akan mengeluarkan pus saat ditekan. aluran fistula yang terbuka dapat terlihat dengan bantuan anoskopi. • "elenjar getah bening inguinal dapat membesar dan sakit. • 78. Pada fistula akut yang mengalami abses, tanda pasti inflamasiE rubor, dolor, calor, dan tumor dapat ditemukan. 77. okasi abses pada fistula ani o Perianal(<8) o ;schiorectal(18) o ;ntersphincteric(9) o uprale$ator(2) o ubmucosal(7)
6. Tera'i
indakan yang dapat dilakukan 7. Penggunaan KAH regimen dalam menangani fissura ani. Karm 'ater (air hangat) • Analgesic •
tool softener (melunakan feses) High#fiber diet (diet tinggi serat) • 1. Fissura ani khronik sering memerlukan tindakan pembedahan. "ebanyakan •
prosedur pembedahan biasanya dilakukan dengan melebarkan atau memotong sphincter bagian dalam. Prosedur pembedahan yang sering dilakukan adalah lateral internal sphincterotomy. %otulinum toxin juga dapat digunakan sebagai alat terapi fissura ani. >. erapi fistula ani tergantung pada (7) keadaan penderita, (1) ada sepsis atau abses yang besar, atau (>) tidak ditemukan hal yang membahayakan pada pemeriksaan fisik. 2. 3apat diberikan antibiotik intra$ena, antipyretic, dan analgesic. 9. /bat#/batan Antibiotik mungkin diperlukan dalam penanganan fistula ani, khususnya pada penderita yang memperlihatkan tanda#tanda gejala sistemik. 7. axati$eBLat pelunak Psyllium (Fiberall, etamucil, "onsyl)
•
3e'asa 7#1 'afers, 7#1 packets, or 7#1 sendok teh diencerkandalam 128 m cairan >x7 1. uscle relaxant 3iaDepam (Calium) 9 mgBkgBd P/ tid prn spasm 9#78 mg slo' ;CB;
•
>. Antibiotics etronidaDole (Flagyl) oading dose 7 g atau 79 mgBkg ;C, kemudian 988
•
mg atau =.9 mgBkg ;CBP/ M g ;CB; M<#5h
•
icarcillin and cla$ulanate potassium (imentin) >.7 g ;C M
•
6I;ERTIK&OSIS
Penyakit di$ertikular (atau di$erticulosis) merupakan keadaan di mana terdapat banyak penonjolan mukosa yang menyerupai kantong
(di$ertikula) yang tumbuh dalam usus besar, khususnya kolon sigmoid tanpa adanya inflamasi. Peradangan akut dari di$ertikulum menyebabkan di$ertikulitis. I.
ETIO&O/I
Penyebab terjadinya di$ertikulosis ada 1 yaitu 7.
Peningkatan tekanan intralumen 3iet rendah serat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intralumen kolon sehingga menyebabkan herniasi mukosa mele'ati lapisan dinding otot kolon yang menebal dan memendek (sebuah kondisi yang disebut#mychosis). 1. "elemahan otot dinding kolon Penyebab lain terjadinya di$ertikulosis adalah terdapat daerah yang lemah pada dinding otot kolon dimana arteri yang memba'a nutrisi menembus submukkosa dan mukosa. %iasanya pada usia tua karena proses penuaan yang dapat melemahkan dinding kolon. II.
P0TO/E:ESIS 3i$ertikel saluran cerna paling sering ditemukan di kolon, khususnya
di sigmoid. 3i$ertikel kolon adalan di$ertikel palsu karena terdiri dari mukosa yang menonjol melalui mukosa otot seperti hernia kecil. 3i$ertikel sejati jarang ditemukan di kolon. 3i$ertikel ini disebut di$ertikel pulsi karena disebabkan oleh tekanan tinggi di usus bagian distal ini. %esarnya dapat beberapa millimeter hinga dua sentimeterE leher di$ertikel atau pintunya biasanya sempit, tetapi mungkin lebar. "adang terbentuk fekolit (batu feses) didalamnya.9 3i$ertikulosis sigmoid sering disertai obstipasi yang dipengaruhi oleh diet, terutama makanan kurang berserat. Patogenesis dipengaruhi tekanan intralumen dan defek dinding sigmoid. ekanan intralumen bergantung
#
pada kepadatan feses yang meningkat bila kekurangan serat.9 3ikenal > gambaran anatomi penyakit di$ertikular yang khas >,J Penyakit Predi$ertikular enunjukkan hipertrofi dari kedua otot sirkular dan longitudinal (taenia coli) dengan tanpa disertai dengan penonjolan kantong yang dapat diperlihatkan. enebalnya taenia sering menyebabkan pemendekan dan
#
pengerutan dinding kolon yang bersangkutan. 3i$ertikulosis
Adanya penonjolan kantung dengan diameter 7mm sampai dengan beberapa sentimeter yang menonjol ke dalam jaringan lemak perikolik atau appendices epiploicae. "elainan ini khususnya terdapat di antara taenia mesenterika dan antimesenterika, jarang di taenia antimesenterium. ecara histologist, dinding kantong hanya terdiri dari mukosa dan submukosa dan biasanya tanpa lapisan otot sama sekali dan tanpa disertai dengan inflamasi. ering kantong berisi feses yang mungkin tidak dapat segera dikeluarkan sebab leher di$ertikel lebih sempit dari kantongnya.
(a)
(b) *ambar <. (a) *ambaran makroskopis di$ertikulosis (b) *ambaran mikroskopis di$ertikulosis. 3ikutip dari kepustakaan no 78
#
3i$ertikulitis erupakan peradangan sekunder dari satu atau lebih di$ertikel yang terjadi bila feses yang ada di dalam kantong mengalami pemadatan dan kemudian disertai dengan infeksi sekunder e. coli dan organism enteric lainnya. ering terjadi perforasi kecil pada kantong.ebuah di$ertikulum merupakan penonjolan pada titik#titik yang lemah, biasanya pada titik dimana pembuluh nadi (arteri) masuk ke dalam lapisan otot dari usus besar. "ejang (spasme) diduga menyebabkan bertambahnya tekanan dalam usus besar, sehingga akan menyebabkan terjadinya lebih banyak di$ertikula dan memperbesar di$ertikula yang sudah ada. 3i$ertikulosis terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosa kolon mengalami
herniasi
sepanjang
dinding
muskuler
yang
mengalami
kelemahan yaitu pada titik tempat masuknya arteri ke dalam usus akibat tekanan intraluminal yang tinggi, $olume kolon yang rendah (isi kurang mengandung serat), dan penurunan kekuatan otot dalam dinding kolon (hipertrofi muskuler akibat massa fekal yang mengeras). 3i$ertikulum menjadi tersumbat dan kemudian terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut. ;nflamasi cenderung menyebar ke dinding usus sekitar, mengakibatkan
timbulnya
kepekaan
dan
spastisitas
kolon.
Abses
dapat
terjadi,
menimbullkan peritonitis, sedangkan erosi pembuluh darah (arterial) dapat menimbulkan perdarahan.3i$ertikulanya sendiri tidak berbahaya, tetapi tinja yang terperangkap di dalamnya bukan saja bias menyebabkan perdarahan, tetapi juga menyebabkan peradangan dan infeksi sehingga timbul di$erticulitis.
(a)
(b) *ambar =. (a) 3i$erticulosis yang berkembang menjadi di$erticulitis (dikutip dari kepustakaan no 79) (b) 3i$ertikel dengan tinja yang terperangkap di dalamnya (dikutip dari kepustakaan no 7<)
III.
/E=0&0 K&I:IS "ebanyakan penderita di$ertikulosis tidak menunjukkan gejala. etapi
beberapa ahli yakin bila bah'a seseorang mengalami nyeri kram, diare, dan gangguan pencernaan lainnya, yang tidak diketahui penyebabnya, bias dipastikan penyebabnya adalah di$ertikulosis. *ejala klinis yang bisa # #
#
# #
ditemukan 7,>,J,77,71 ebagian besar asimptomatik 3i$ertikulosis yang nyeri a. Gyeri pada fossa iliaka kiri b. "onstipasi c. 3iare. 3i$ertikulosis akut a. alaise b. 3emam c. Gyeri dan nyeri tekan pada fossa iliaka kiri dengan atau tanpa teraba massa. d. 3istensi abdomen Perforasi Peritonitis N gambaran di$erticulitis /bstruksi usus besar
a. b. c. d. # # I;.
"onstipasi absolute 3istensi Gyeri kolik abdomen untah Fistula ke kandung kemih, $agina, atau usus halus Perdarahan saluran cerna bagian ba'ah spontan dan tidak nyeri 6I0/:OSIS Anamnesis yang cermat sering sudah dapat menentukan diagnosis, harus
ditanyakan tentang perubahan pola defekasi, frekuensi, dan konsistensi feses.3alam anamnesis tentang nyeri perut perlu dibedakan antara nyeri kolik dan nyeri menetap, serta hubungannya dengan makan dan dengan defekasi. Perlu pula ditanyakan 'arna tinja, terang atau gelap, bercampur lender atau darah, dan 'arna darah segar atau tidak. -uga perlu ditanyakan apakah terdapat rasa tidak puas setelah defekasi, bagaimana nafsu makan, adakah penurunan nafsu makan, dan rasa lelah. *ejalan dan tanda yang sering ditemukan pada kelainan kolon adalah dyspepsia, hematokeDia, anemia, benjolan, dan obstruksi karena radang dan keganasan.
Pada
di$ertikulosis
58
penderita
tidak
bergejala
(asimptomatik). "eluhan lain yang bias didapat adalah nyeri, obstipasi, dan diare oleh karena adanya gangguan motilitas dari sigmoid. 9 Pada pemeriksaan fisis didapatkan nyeri tekan local ringan dan sigmoid sering dapat diraba sebagai struktur padat. idak ada demam maupun leukositosis bila tidak ada radang. %isa teraba tegang pada kuadran kiri ba'ah, dapat teraba massa seperti sosis yang tegang pada sigmoid yang terkena. Pada pemeriksaan fisis dilakukan rectal touché ke dalam rectum untuk mengetahui adanya nyeri tekan, penyumbatan, maupun darah. 3idapatkan juga keadaan umum tidak terganggu dan tanda sistemik juga tidak ada. Pada foto roentgen, barium tampak di$ertikel dengan spasme local dan penebalan dinding yang menyebabkan penyempitan lumen. *ejala "linis 3i$erticulosis "onstipasi
*ejala "linis 3i$erticulitis Gyeri akut pada kuadran kri ba'ah (J>#788)
Gyeri Abdomen akibat kontraksi segmental yang
3emam (9=#788)
berlebihan dari kolon anda#tanda di$ertikulosis
Gausea, Comiting
akut ;regularitas usus dan inter$al diare, nyeri dangkal dan kram pada kuadran kiri ba'ah dari abdomen dan demam ringan Pada
inflamasi
local
eraba assa
di$erticula berulang, usus besar striktur
menyempit
pada
fibrotic,
yang
menimbulkan kram, feses berukuran kecil#kecil, dan peningkatan konstipasi. Perdarahan
samar
dapat
terjadi,
menimbulkan
"onstipasi
anemia defisiensi besi alaise
;.
3iare
PEMERIKS00: PE::=0:/ Pemeriksaan penunjang pada di$ertikulosis adalah %arium &nema dan
"olonoskopi. ensiti$itas barium enema sangat tinggi, bahkan polip kecil saja dapat terdeteksi. Pemeriksaan barium enema dapat menilai kolon secara keseluruhan terutama jika terdapat suatu patologi di kolon bagian distal yang
menghalangi masuknya kolonoskop retrograde. edangkan
manfaat utama kolonoskopi adalah dimungkinkannya pemeriksaan maupun inter$ensi kolon secara menyeluruh. Pada saat ditemukan suatu tumor ataupun polip, dapat dilakukan biopsy juga.
(A)
(%)
*ambar 5. (A) arium Enema !ith Extensi#e Sigmoid "i#erticulosis. (%) Colonoscopy #ie! of "i#erticula 3ikutip dari kepustakaan no =.
%arium &nema juga dapat menunjukkan adanya spasme segmental dan penebalan otot yang mempersempit lumen dan memberikan gambaran sa!$toothed appearance. Gamun pemeriksaan barium enema kontraindikasi dilakukan pada fase akut di$erticulitis. elain itu 0* Abdomen memiliki sensiti$itas sekitar
*ambar J. *ambaran 0* Abdomen pada kasus di$erticulitis %indings re#eal an outpouching arising from the descending &olon, !ith thic&ened !all, and a echogenic halo around it. 3ikutip dari kepustakaan 7=
*ambar 78. Hasilpemeriksaan kolonoskoopi pada di$ertikulosis dan di$erticulitis 3ikutip dari kepustakaan no 7<
#can dapat memberikan gambaran yang lebih definiti$e dengan e$aluasi keadaan usus dan mesenterium yang lebih baik dibandingkan pemeriksaan lainnya. Pada pemeriksaan scan dapat ditemukan penebalan kolon, strea&y mesenteric fat dan tanda absesBphlegmon.etapi #can tidak memungkinkan untuk melakukan inter$ensi seperti saat dilakukannya kolonoskopi.
*ambar 77. *ambar can yang menunjukkan di$erticulitis 3ikutip dari kepustakaan no 7<
;I.
PE:0T0&0KS0:00: 7. edikamentosa a. Gyeri dan Asimptomatik 3iet tinggi serat (buah, sayuran, roti gandum, kulit padi) ingkatkan asupan cairan b. 3i$ertikulitis akut Antibiotik dan istirahatkan usus 3rainase yang dipandu radiologi untuk abses local
Pada kasus di$ertikulosis asimptomatik diberikan modifikasi diet berupa makanan atau suplemen tinggi serat untuk mencegah konstipasi dan diberikan intake cairan yang cukup. Pemberian tambahan serat sekitar >8# 28 gramBhari atau pemberian laktulosa yang dapat meningkatkan massa feses (sebagai osmotic laksatif pada di$ertikulosis simptomatik yaitu 1x79mlBhari. Pada kasus di$erticulitis, usus diistirahatkan dengan menunda asupan oral, memberikan cairan intra$ena, dan melakukan pemasangan G* bila ada muntah atau distensi abdomen, memperbanyak makan sayur dan buah#buahan, mengurangi makan daging dan lemak, antispasmodic seperti propantelin bromide (Pro#%anthine) dan oksifensiklimin (daricon) dapat diberikan, dan antibiotic spectrum luas diberikan selama =#78 hari. 1. Pembedahan Pasien yang memerlukan operasi segera adalah yang menunjukkan tanda#tanda peritonitis atau obstruksi loop tertutup. 3ilakukan dengan cara reseksi segmen usus yang sakit, biasanya kolon sigmoid, dan pengangkatan kolon (kolostomi) tepat di sebelah proksimal titik reseksi. +ektum biasanya ditutup dengan stapler. Pembedahan elektif kolon sebelah kiri tanpa peritonitis reseksi segmen yang terlibat dan sambungkan ujung#ujungnya (anastomosis primer). Pembedahan darurat kolon sebelah kiri dengan peritonitis difus reseksi segmen yang terlibat, tutup usus distal (yaitu rectum bagian atas) dan keluarkan usus proksimal sebagai ujung kolostomi (prosedur Hartmann). Pada pembedahan darurat pada kasus di$ertikulosis dengan komplikasi seperti abses yang luas, peritonitis, obstruksi komplit, dan perdarahan berat. Pada kasus ini dilakukan pembedahan 1 kali dimana pada operasi pertama dilakukan pembersihan ca$um peritoneum, reseksi segmen kolon yang terkena, dan dilakukan kolostomi temporer kemudian beberapa bulan
dilakukan
operasi
kedua
dan
pada
operasi
ini
dilakukan
penyambungan kembali kolon (re#anastomosis). Pembedahan darurat kolon sebelah kiri dengan peritonitis minimal atau tanpa peritonitis +eseksi segmen yang terlibat dan sambungkan ujung# ujungnya
(anastomosis primer). Pada kasus
di$ertikulosis raksasa,
dilakukan reseksi di$ertikula yang dilanjutkan dengan reseksi se gmen kolon
yang terlibat Pada beberapa kasus dapat dilakukan reseksi di$ertikula saja yang disebut di#erticulectomy. Gamun tindakan ini tidak dianjurkan karena jika terdapat suatu massa pada kolon, akan memicu suatu reaksi inflamasi dan pengangkatan seluruhnya dari sumber inflamasi yang akan menyebabkan komplikasi adalah hal yang terpenting.
;II. 6IFERE:SI0& 6I0/:OSIS a. Sindrom Usus Iritatif # Irritable bowel syndrome%1>
erupakan suatu penyakit gastrointestinal fungsional dengan gejala nyeri perut, distensi abdomen, gangguan pola defekasi tanpa adanya gangguan organik. %anyak faktor yang menyebabkan sindrom ini antara lain gangguan motilitas usus, intoleransi makanan, abnormal itas sensoris, hipersensitifitas $isceral, paska infeksi usus, dan abnormalitas dari interaksi aksis brain#gut 3iagnosis ;% sendiri didasarkan pada konsensus yang ter$aiidasi dan tidak ada pemeriksaan khusus untuk menegakkan diagnosis dari ;% tersebut aat ini yang digunkan adalah Kriteria Rome II yang didasarkan pada adanya keluhan berupa •
+asa tidak nyaman atau nyeri yang teiah berlangsung selama 71 minggu (tidak perlu berurutan) dan telah berlangsung dalam 71 bulan terakhir dan tidak bisa dijelaskan oleh adanya abnormalitas secara kelainan struktur
•
# #
#
maupun biokimia'i. erdapat 1 dari > hal berikut Gyeri hilang setelah defekasi Perubahan frekuensi dari defekasi (diare atau konstipasi) Perubahan bentuk feses. "riteria lain yang digunakan untuk diagnosis ;% adalah
"riteria
anning dimana criteria ini telah dibandingkan dengan algoritma diagnosis ;% yang lain seperti
"riteria +ome ;, "riteria +ome ;; dan
"riteria "ruis. Adapun "riteria anning untuk diagnosis ;% antara lain 7. 1. >. 2. 9.
/nset nyeri berhubungan dengan perubahan frekuensi %A% "eluhan %A% berlendir berhubungan dengan onset nyeri abdomen Gyeri berkurang setelah %A% 'erut &embung (abdominal bloating) ensasi tidak puas saat %A% lebih dari 19 massa %A%
<.
3iare disertai mukus lebih dari 19 pada 'aktu tersebut ". Pen,akit Inflamasi s!s # Inflamatory Bowel disease)
erupakan penyakit inflamasi yang melibatkan saluran cerna dengan penyebab pastinya sampai saat ini belum diketahui. ecara garis besar, ;%3 terdiri dari > jenis # # #
"olitis ulseratif Penyakit rohn (Crohn*s "isease) ;ndeterminate colitis *ejala klinis yang paling umum adalah 3iare kronis yang disertai dengan atau tanpa nyeri perut dan hematokeDia. 0ntuk membedakan dengan di$ertikulosis, dapat dilakukan pemeriksaan kolonoskopi. Pada kolonoskopi didapatkan lesi inflamasi pada kolon (hiperemis, ulserasi, dll), lesi mudah berdarah, ada keterlibatan rektum, dll. c. Karsinoma Kolorektal
"arsinoma kolorektal umumnya juga teijadi pada usia di atas 98 tahun. Adapun keluhan yang paling sering adaiah berupa perubahan pola %A%, heraatokeDia, dan konstipasi. Pada kasus karsinoma kolorektal yang perkembangannya lamban, keluhan dan tanda#tanda fisik yang timbul seperti gejala obstruksi. Pada obstruksi parsia- a'alnya ditandai dengan nyeri abdomen, namun pada obstruksi total dapat menyebabkan nausea, $omiting, distensi abdomen, dan obstipasi. 0ntuk membedakan dengan di$ertikulosis, periu dilakukan pemeriksaan kolonoskopi.
;III.
KOMP&IK0SI
%erikut komplikasinya yang dapat muncul pada di$ertikulosis adalah
Perdarahan rektum (hematokeDia) Perdarahan merupakan komplikasi yang jarang teijadi, dilaporkan sekitar >#9 penderita dengan di$ertikulosis mengalami perdarahan rektum -ika sebuah di$ertikula mengalami perdarahan, maka dapat muncul hematokeDia. Perdarahan bisa bersifat berat, tetapi juga bisa berhenti dengan sendirinya dan tidak memerlukan penanganan khusus. Perdarahan terjadi karena sebuah pembuluh darah yang kecil di dalam sebuah di$ertikula menjadi lcmah dan akhirnya pecah.
Abses, Perforasi, dan Peritonitis ;nfeksi yang menyebabkan tcrjadinya di$ertikulitis seringkali mereda dalam beberapa hari setelah antibiotik diberikan. 3i$ertikulitis paling umum teijadi pada kolon sigmoid (J9). Hal ini telah diperkirakan bah'a kira#kira 18 pasien dengan di$ertikulosis mengalami di$ertikulitis pada titik yang sama. 3i$ertikulitis paling umum teijadi pada usia lebih dari <8 tahun. ;nsidensnya kira# kira <8 pada indi$idu dengan usia lebih dari 58 tahun. Predisposisi kongenital dicurigai bila terdapat gangguan pada indi$idu yang berusia di ba'ah 28 tahun. Patogenesis pasti dari di$ertikulitis masih belum pasti, diduga akibat adanya obstruksi dan statis pada pseudodi$ertikulum yang mengalami hipertrofi menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan teijadi iskemik lokal pada jaringan kolon. Adapun bakteri penyebab di$ertikulitis seperti
bakteri#
bakteri
anaerob
antara
lain
bakteroides,
peptostreptokokkus, klostridium, dan fusobakterium sp., dan beberapa bakteri aerob gram negatif lainnya seperti &.coli, dan streptokokus. tadium 3i$ertikulitis enurut Hinchey*s criteria #
tadium 7 Abses perikolika ukuran O 2 cm atau abses mesenterium tanpa
peritonitis # tadium 1 Abses perikolika ukuran 2 cm atau abses mesenterium dengan #
keterlibatan organ pel$is. tadium > 3i$ertikulitis
dengan
perforasi
akibat
ruptur
abses
peridi$ertikular dan menyebabkan peritonitis purulen # tadium 2 +uptur di$ertikulum tanpa inflamasi, atau ruptur di$ertikulum tanpa obstruksi ke dalam ca$um peritoneum disertai dengan kontaminasi feses 3i$ertikulitis dapat terjadi pada serangan akut atau mungkin menetap sebagai infeksi yang kontinyu dan lama. -ika infeksi semakin memburuk, maka akan terbentuk abses di dalam kolon. Abses merupakan suatu daerah terinfeksi yang berisi nanah (abses perikolika) dan bisa menyebabkan pembengkakan serta kerusakan jaringan. "adang di$ertikula yang terinfeksi akan membentuk lubang kecil, yang disebut perforasi. Perforasi ini memungkinkan mengalirnya nanah dari kolon dan masuk ke dalam ca$um peritoneum. -ika absesnya kecil dengan ukuran O 2 cm dan
terbatas di dalam kolon (Hinchey stadium +), maka dengan terapi konser$atif atau pemberian antibiotik, abses ini akan mereda. -ika setelah pemberian antibiotik, absesnya menetap, maka perlu dilakukan tindakan drainase yaitu dengan drainase perkutaneus. 3rainase perkutaneus dilakukan pada di$ertikulosis stadium 1 yaitu abses perikolika dengan ukuran 2 cm tanpa peritonitis. 3rainase perkutaneus ditujukan untuk mengurangi nyeri, kontrol leukositosis, dan perbaikan dapat terlihat setelah beberapa hari post drainase. Abses yang besar akan menimbulkan masalah yang serius jika infeksinya bocor dan mencemari daerah di luar kolon. ;nfeksi akan menyebar ke dalam rongga perut sehingga menyebabkan peritonitis. Peritonitis dapat disebabkan oleh ruptur abses peridi$ertikular atau berasal dari ruptur kantung di$ertikulum. ekitar 7#1 kasus pasien dengan di$ertikulosis
dapat menagalami
peritonitis. Peritonitis
memerlukan
tindakan pembedahan darurat untuk membersihkan ca$um abdome dan membuang bagian kolon yang rusak. anpa pembedahan, peritonitis bisa berakibat fatal.
Fistula Fistula merupakan hubungan jaringan yang abnormal di anlara 1 organ atau di antara organ dan kulit -ika pada suatu infeksi jaringan yang roengalami kerusakan bersinggungan satu sama lain, kadang kedua jaringan tersebut akan menempel, sehingga terbentuklah fistula. -ika infeksi karena di$erticulitis menyebar keluar kolon, maka jaringan kolon bisa menempel ke jaringan di dekatnya. /rgan yang paling sering terkena adalah kandimg kemih membentuk fistula kolo$esika, kemudian usus halus dan kulit Fistula yang paling sering terbentuk adalah fistula di antara kandung kemih dan kolon (fistula kolo$esika) dan fistula antara kolon dan $agina (fistula kolo$agina). Fistula kolo$esika lebih sering ditemukan pada pria. Fistula ini menyebabkan infeksi saluran kemih (sistitis) yang berat dan menahun. "elainan ini bisa diatasi dengan pembedahan untuk mengangkat fistula dan bagian kolon yang terkena.
/bstruksi 0sus