PROGRAM MANAJEMEN RISIKO RADIOLOGI
1
Program Manajemen Risiko Radiologi
Disusun oleh : Kepala Instalasi Radiologi
( dr. Rumbiyo yudho, Sp. Rad )
Disetujui oleh : Authorized Person
( dr. Ari Putriani, Sp. PK )
Ditetapkan oleh : Direktur Rumah Sakit Prima Husada
( dr. Lovi Krissadi Endari )
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT,Tuhan YME, karena atas segala rahmat dan karuniaNya-lah buku Program Manajemen Risiko Instalasi Radiologi Rumah Sakit Prima Husada Malang dapat terselesaikan. Program Manajemen Risiko Instalasi Radiologi ditujukan untuk mendeteksi keselamatan, keamanan, penanggulangan penanggulangan bencana, proteksi kebakaran, pemeliharaan peralatan medis dan system penunjang di instalasi radiologi. Sedangkan tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mencegah dan mengatasi risiko-risiko, dapat mengetahui cara penanggulangan bencana dan langkah koreksi terhadap risiko apapun yang dapat terjadi di instalasi radiologi. Dengan adanya program ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman di instalasi radiologi rumah sakit prima husada. Segala saran, kritik dan masukan yang membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki isi dari program ini. Akhir kata, semoga program ini betul-betul digunakan sebagai program manajemen risiko dalam melaksanakan pelayanan di instalasi radiologi sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Direktur Rumah Sakit Prima Husada
dr. Lovi Krissadi Endari
3
TIM PENYUSUN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
dr. Lovi Krissadi Endari dr.Ifit Bagus Apriantono Apriantono dr. Rumbiyo Yudho, Sp.Rad Dwi Novianti, AMd.AK Oktavia Almaratus Shalihah, AMd. Rad Zahroh Lathifatul Widad, AMd. AMd. Rad Rad Ayu Bintang Tinara, Amd. Rad Diana Rizma Wardani, Amd. Rad Isma Mufida, Amd. Rad
4
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................. .........................................................
1
PENGESAHAN ................................................................ .............................................
2
KATA PENGANTAR ................................................................. ....................................
3
TIM PENYUSUN .............................................................. ..........................................
4
DAFTAR ISI ......................................................... ......................................................
5
DAFTAR TABEL .............................................................. ..........................................
6
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................... ...............................
7
BAB II
LATAR BELAKANG BELAKANG ................................................................ ...................
8
BAB III
TUJUAN........................................................... ..........................................
9
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN ........................................
10
BAB V
CARA MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN KEGIATAN ........................................................
11
BAB VI
SASARAN................................................................. .................................
15
BAB VII
SKEDUL PELAKSANAAN PELAKSANAAN KEGIATAN.......................................................
16
BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN LAPORAN .........................
17
BAB IX
18
PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN KEGIATAN .......................
5
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Cara Melaksanakan Melaksanakan Kegiatan..................................................................... 6 Tabel 5.2 Identifikasi Jenis Symbol Yang Digunakan ................................................. 6 Tabel 5.3 Pemisahan Limbah Radiologi ............................................................ ......... 7 Tabel 5.4 Pemeliharaan Alat Di Instalasi Radiologi .................................................... 9 Tabel 6.1 Sasaran Sasaran .......................... .................................................................. ......... 10 Tabel 7.1 Skedul Jadwal Pelaksanaan Pelaksanaan Kegiatan ....................................................... 11
6
BAB I PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan merupakan sektor yang sangat cepatberkembangnya. Di US terdapat 18 juta pekerja terlibat didalamnya, dan wanita merupakan 80% darinya. Bahaya (Hazard) dan insiden yang terlibat dalam aktifitas ini sangat beragam, seperti needlestick inj uries, back injuries, latex allergy, violence, dan stres. Walaupun hal ini sangat mungkin dicegah, namun kejadian injury maupun infeksi tetap saja terjadi. Upaya pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan selama bekerja belum banyak dilakukan. Menurut WHO, dari 35 juta petugas kesehatan, kesehatan, ternyata 3 juta diantaranya terpajan terpajan oleh bloodborne pathogen, dengan 2 juta diantaranya tertular virus hepatitis B, dan 170.000 diantaranya tertular virus HIV/AIDS. Menurut NIOSH, untuk kasus-kasus yang non-fatal baik injury maupun penyakit akibat kerja, sarana kesehatan sekarang semakin meningkat, berbanding terbalik terbalik dengan sektor konstruksi konstruksi dan agriculture yang dulu paling tinggi, tinggi, sekarang sudah sangat menurun. Selain itu Infeksi nosokomial masih menjadi isu cukup signifikan dikalangan pelayanan kesehatan, sehingga pengembangan program patient safety sangat relevan untuk dilakukan. Karena itu pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di sarana kesehatan seperti rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dalam upaya melindungi baik tenaga kesehatan sendiri maupun pasien. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Upaya penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilaksanakan, seperti misalnya : 1. Perlindungan Perlindungan baik terhadap terhadap penyakit penyakit infeksi infeksi maupun non-infeksi, 2. Penanganan limbah medis 3. Penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit juga “concern” keselamatan dan hak -hak pasien, yang masuk kedalam program patient safety .Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang : mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja denganberbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya penanganan penanganan risiko-risiko di Rumah Sakit.
7
BAB II LATAR BELAKANG Rumah Sakit Prima Husada merupakan suatu organisasi yang memberikan layanan kesehatan pada pasien, dalam hal ini adalah memberikan usaha jasa kesehatan yang akan berhadapan dengan tantangan yang setara antara pertumbuhan pendapatan dan pengelolaan risiko, sebab setiap keputusan usaha yang diambil mengandung elemen risiko didalamnya. Terdapat risiko yang saling meniadakan meniadakan satu sama lain, ada juga yang tidak saling terkait, namun ada yang saling menguatkan. Untuk dapat mengelola risiko secara efektif, maka k ita tidak hanya harus mengenali risiko-risiko yang mendasar, tetapi juga keterkaitan antar risiko-risiko tersebut. Pada dasarnya risiko (potensi risiko klinik – non – non klinik) tidak dapat dihindari dari setiap aktivitas kegiatan perumah sakitan, oleh karenanya diperlukan suatu manajemen risiko yang cukup komprehensif untuk mengelolanya karena Rumah Sakit sebagai corporat dan sebagai pengelola pasien, penuh dengan risiko. Oleh karena itu Rumah Sakit Prima Husada melaksanakan program manajemen risiko di tiap unit dilingkup rumah sakit melalui tahapan : Identifikasi Daftar Risiko, Penyusunan Prioritas Risiko, Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan evaluasi, Pengumpulan laporan managemen Risiko unit ke komite PMKP dan Rapat koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 mengenai risiko di rumah sakit.
8
BAB III TUJUAN A. Tujuan Umum Meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit Prima Husada melalui pendekatan proaktif dan pengendalian pengendalian risiko-risiko yang ada di lingkungan kerja rumah sakit. B. Tujuan Khusus 1. Instalasi Instalas i Radiologi Radiologi mampu melakukan identifikasi keselama tan dan keamanan di radiologi. 2. Instalasi Instalas i Radiologi mampu melakukan penanggulangan bencana di radiologi. 3. Instalasi Radiologi Radiologi mampu mampu menanggulangi menanggulangi proteksi proteksi kebakaran di radiologi. 4. Instalasi Instalas i Radiologi mampu melakukan penggunaan, pemeliharaan, pemeliharaan , dan pemilihan pemilih an peralatan medis di radiologi. 5. Instalasi Radiologi mampu mengurangi risiko kegagalan operasional system penunjang
9
BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN A. B. C. D. E.
Keselamatan Keselamatan dan keamanan keamanan di instalasi instalasi radiologi Penanggulangan bencana di instalasi instalas i radiologi Proteksi kebakaran kebakaran di instalasi radiologi radiologi Pemilihan, penggunaan, penggunaan, dan dan pemeliharaan alat alat di instalasi radiologi Pemeliharaan Pemelihar aan system penunjang di instalasi radiologi
10
BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN A. Keselamatan dan keamanan di instalasi radiologi radiol ogi Berikut ini adalah daftar risiko yang ada di radiologi dan cara pencegahan nya : No Jenis Kecelakaan Cara Pencegahan Pertolongan Pertolong an yang Diberikan 1. Terpapar radiasi Menggunakan APD Segera meninggalkan hambur seperti apron. ruangan radiologi dan mengkonsumsi makanan atau minuman yang berprotein tinggi 2. Syok listrik Menggunakan Menggunakan Matikan sumber listrik, cabut sandal atau sepatu sambungan sumber, jangan saat memegang korban kesetrum, menghubungkan tenangkan korban, dan bawa listrik ke sumbernya ke dokter B. Identifikasi jenis symbol yang yang digunakan di instalasi radiologi Berikut adalah daftar jenis symbol yang ada di instalasi radiologi radiologi beserta fungsinya fungsinya NO. NAMA 1. Bahaya radiasi
2.
SIMBOL
Ibu hamil dilarang masuk
3.
Lampu indikator
FUNGSI Ketika radiasi sedang berlangsung, berlangsung, orang yang tidak berkepentingan berkepentingan harus menjauh dari ruang x-ray
Seorang ibu hamil wajib memberitahukan kepada petugas radiologi
Apabila lampu indikator menyala, menandakan sedang dilakukannya foto roentgen.
1. Penanganan limbah Radiologi Radiologi dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah padat. Karena itu pengolahan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif. (a) Bentuk limbah limbah yang dapat dapat dihasilkan dihasilkan radiologi dapat berupa : - Limbah padat : Peralatan habis pakai seperti hand scoon, kapas alkohol yang digunakan untuk membersihkan kaset.
11
(b) Penanganan limbah Radiologi Prinsip pengelolaan limbah adalah pemisahan dan pengurangan volume. Jenis limbah harus di identifikasi dan dipilah-pilah dan mengurangi mengurangi keseluruhan volume limbah secara continue. Dalam memilah dan mengurangi volume limbah harus mempertimbangkan halhal seperti kelancaran dan penampungan limbah (c) Penampungan limbah radiologi Harus diperhatikan sarana penampungan limbah harus memadai, diletakan pada tempat yang pas, aman, dan hygienis. (d) Pemisahan limbah radiologi Untuk memudahkan mengenal jenis limbah yang akan dibuang adalah dengan cara menggunakan kantong berkode warna. Berikut kode warna yang digunakan untuk pemisahan limbah radiologi : Warna Jenis Limbah Hitam Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan menyimpan atau mengangkut limbah medis Kuning Semua limbah medis yang akan dibakar C. Penanggulangan bencana di instalasi instalasi radiologi Untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas wajib disediakan informasi mengenai cara penanganan yang benar jika terjadi kecelakaan di radiologi. Selain itu harus pula disediakan peralatan untuk menganani keadaan tersebut seperti : (a) Pakai pelindung pelindung diri, apron, dan TLD (b) Menyediakan Menyedia kan surveymeter untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran radiasi. Tindakan yang harus dilakukan jika terdapat bencana yaitu : (a) Beritahu petugas petugas keamanan radiologi dan jauhkan pasien dari ruangan radiologi (b) Jika terjadi syok listrik segara matikan tegangan tegangan listrik D. Proteksi kebakaran di instalasi radiologi radiolog i Guna mencegah adanya kebakaran yang sangat hebat, radiologi diwajibkan menyediakan alat pemadam kebakaran di radiologi (APAR), (APAR), dan petugas radiologi diberi pelatihan cara penggunaan APAR yang benar agar dapat menanggulangi kejadian kebakaran di radiologi. E. Pemilihan, penggunaan, dan pemeliharaan alat di instalasi radiologi (a) Pemilihan alat di instalasi instalasi radiologi Berikut beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan alat yaitu : - Kebutuhan - Fasilitas yang tersedia - Tenaga yang ada - Sistem alat - Pemasok atau Vendor - Nilai ekonomis Terdafta r di departemen kesehatan - Terdaftar (b) Penggunaan alat di instalasi radiologi Setiap peralatan radiologi harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (instruction manual) yang disediakan oleh pabrik yang memproduksi alat tersebut. Petunjuk penggunaan penggunaan tersebut umumnya memuat cara opersional dan hal-hal lain yang harus diperhatikan. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemakaian peralatan radiologi yaitu: 12
-
Persyaratan Persyarat an kecukupan peralatan Persyaratan Persyarat an kemapuan alat Penandaan peralatan Persyaratan pengoperasian pengoperasian alat Jaminan kemanan kerja alat Penanganan terhadap alat yang rusak Pemindahan alat
(c) Pemeliharaan alat alat di instalasi radiologi Pada setiap peralatan di instalasi radiologi juga harus dilakukan pemeliharaan sesuai dengan petunjuk penggunaan. Kegiatan pemeliharaan alat harus dilakukan secara rutin untuk semua jenis alat, sehingga diperoleh peningkatan kualitas produksi, dan peningkatan keamanan kerja. Untuk itu setiap alat harus mempunyai kartu pemeliharaan alat yang diletakan di samping alat tersebut yang mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan kelainan-kelainan yang ditemukan. Berikut adalah tabel pemeliharaan alat di instalasi radiologi : No 1.
Jenis Peralatan Ruang x-Ray
2.
Alat DR Tech
3.
Meja Kontrol DR
4.
Kaset DR
5.
Digital Radiography Radiography (DR)
Jenis Kegiatan Bersihkan dan catat suhu serta kelembapan ruangan. Bersihkan dan lumasi penyangga Bersihkan dengan alkohol
Bersihkan dengan gerakan memutar dari luar kedalam Bersihkan dengan menggunakan alkohol
Frekuensi Tiap pagi, siang, malam Tiap bulan Tiap pagi, siang, malam Tiap Bulan
Tiap pagi dan sore Tiap pagi, siang, malam Tiap pagi
F. Pemeliharaan Pemeliharaa n sistem penunjang penunja ng di instalasi radiologi Pemeliharaan system penunjang seperti system arus listrik harus berjalan dengan baik untuk mengurangi risiko kegagalan operasional instalasi radiologi meliputi sebagai berikut : (a) Listrik harus mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan stabil , kapasitas harus cukup.Kualitas arus, tegangan dan frekuensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keamanan dan pengamanan pengamanan jaringan listrik terjamin, harus tersedia grounding /arde. Harus tersedia cadangan listrik (genset / UPS) untuk mengatasi listrik mati.
13
BAB VI SASARAN No 1.
SASARAN Keselamatan dan keamanan di instalasi radiologi
3.
Penanggulangan bencana di instalasi radiologi
4.
Proteksi kebakaran di instalasi radiologi
5.
Pemilihan, Pemilih an, penggunaan, dan pemeliharaan alat di instalasi radiologi Pemeliharaan Pemelihar aan system penunjang di instalasi radiologi
6.
TARGET Petugas instalasi radiologi mengetahui risiko, cara pencegahan, dan pertolongan yang diberikan apabila terjadi insiden keselamatan dan keamanan kerja instalas i radiologi mengetahui cara - Petugas instalasi penggunaan alat pelindung diri, serta tindakan yang harus dilakukan jika terjadi bencana atau kecelakaan di instalasi radiologi
- Petugas
instalasi radiologi mengerti cara penggunaan alat pemadam kebakaran (APAR)
Petugas instalasi radiologi mengerti tentang proses pemilihan, penggunaan, dan pemeliharaan alat medis di instalasi radiologi Tersedia nya system penunjang yang berjalan baik di instalasi radiologi
14
BAB VII SKEDUL JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN No
Kegiatan 1
1.
3. 4. 5.
2
3
4
Tahun 2018 Bulan 5 6 7 8 9
10
11
12
Penanggung Jawab
Identifikasi Daftar Risiko unit dan koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 rumah sakit Pelatihan penggunaan APD radiologi Pelatihan penggunaan alat pemadam kebakaran (APAR) Pelatihan penggunaan dan pemeliharaan alat medis radiologi
15
BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PEL APORAN A. EVALUASI Evaluasi program dilaksanakan pada tiap akhir tahun dan rapat koordinasi tiap tribulan dengan komite PMKP rumah sakit.
16
BAB IX PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Hasil program dicatat dan hasilnya dilaporkan kepada komite PMKP Rumah Sakit Prima Husada setiap akhir tahun.
Malang, 20 Maret 2018 Kepala Instalasi Radiologi
( dr. Rumbiyo Yudho, Sp.Rad )
17