PROGRAM KERJA PPNI KOMISARIAN KOM ISARIAN BALUNG PRIODE 2010 - 2015 RENCANA KERJA DEVISI ORGANISASI, HUKUM DAN PEMBERDAYAAN POLITIK N O 1
2
3
4
5
6
7
RENCANA VOLUM PELAKSANA KERJA E AN Sosialisasi Tiap bln Tiap pertemuan Perundang-undangan sekali rutin ke anggota komisariat balung Pengadaan / 1x Bulan 25 Pendataan ulang Desember 2011 KTA Onlaine Mengkonsep data Januari keanggotaan dengan komputerisasi ( sofwer) Mengkonsep Sesuai pengajuan,perpanjan jadwal gan SIP,SIK dan melakukan pembinaa dan visitasi pengajuan SIPP Memfasilitasi anggota PPNI Komisariat Balung dengan tim advokasi PPNI Kab. Terhadap anggota yang mempunyai masalah hukum di bidang Keperawatan Melaksanakan Seminar Tentang Hukum dan organisasi Keperawatan Membuat laporan 1X Pebruari tertulis hasil setahun kegiatan devisi OHP
BIAYA
SUMBERDA NA Angaran PPNI Kom.Balung
25.000/angg ota
Anggota
200.000
Anggaran PPNI Komisariat balung Pemohon
Sesuai SK PPNI
Tim OHP
RENCANA KERJA DEVISI HUMAS DAN PENGEMBANGAN KERJASAMA
NO
1
2
3
4
5
6
RENCANA KERJA Merencanakan Kegiatan Peringatan HUT PPNI denga agenda Kegiatan Seminar Bhakti sosial Ikut terlibat dalam kegiatan KLB di wilayah Komisariat Balung / Kab. Jemebr Ikut serta dalam Persigana dengan pengiriman tenanaga Melakukan Promosi tentang keperawatan (Media cetak,dll) Bekerjasama dengan Devisi Keperawatan melakukan kegiatan kampanyae narkoba dan kampenye kesehatan lainnya pada remaja di SLTA Membuat laporan hasil kegiatan devisi
VOLUME
PELAKSANAAN
BIAYA
SUMBERDANA
1X setahun
Maret
Sesuai Kebutuhan
PPNI Komisariat Balung
Sesuai kebutuhan
Sesuai Kebutuhan
1X setahun
Mei
PPNI Komisariat Balung
1X Setahun
Juni
PPNI Komisariat Balung/Sponsor
Pebruari
7
RENCANA KERJA DEVISI DIKLAT KEPERAWATAN N O 1
RENCANA KERJA
Merencanakan kegiatan Seminar Keperawatan terkait pengembangan
VOLUM E 2X setahun
PELAKSANA AN Maret dan Agustus
BIAYA
Di sesuaikan
SUMBERDA NA PPNI KOmisariat, sponsor
2
3
4 5 6 7
pendidikan Keperawatan saat ini Menfasilitasi/merencana kan pelatiha BCLS bagi perawat yang belum memiliki Sertifikat BCLS Merencanakan / mensosialisasikan IPTEK Terkini pada anggota Komisariat Balung
Membuat laporan hasil kegiatan
1X setahun
April/Desember
2X setahun
Sesuai kebutuhan
1X setahun
Pebruari
Peserta
disesuaik an
PPNI Komisasriat Balung
RENCANA KERJA DEVISI PELAYANAN KEPERAWATAN N O 1
2
3
RENCANA VOLUME KERJA Mensosialisasikan standart uji kompetenti SIP oleh MTKI dan standart minimal yang harus dimiliki oleh pemohon SIPP Pemeriksaan Sesuai berkas pemohon permohona SIPP sebelum n dilakukan Visitasi Menyiapkan kelengkapan / menyeragamkan kelengkapan bagi perawat yang telah memperoleh SIPP ( baik bentuk sofwer maupun haedwer) Seperti : Papan nama,Formulir rujukan,keteranga n sakit,register perawat,stempel)
PELAKSANAA N
Sesuai jadwal
BIAY A
SUMBERDAN A
Pemohon
4
5
6 7
Bekerjasama dengan Komite Keperawatan dalam penyusunan Asuhan Keperawatan & Standart keperawatan Melaksanakan pembinaan dan monitoring evaluasi terhadap anggota PPNI yang memperoleh SIPP Membuat laporan hasil kegiatan Devisi
RENCANA KERJA DEVISI KESEJAHTERAAN NO
1
2
3
4
RENCANA KERJA Melakuan kegiatan peringatan Halal bihalal dan pengumpulan zakat fitrah Mengkonsep dan Membentuk Koperasi simpan pijam dan pengadaan alkes bagi anggota PPNI Komisasriat Balung dan pembagian hasil usahanya Mengkonsep model pertemuan bulanan anggota PPNI Komisariat Balung
VOLUME
PELAKSANAAN
1X setahun
Idul Fitri
BIAYA
SUMBERDANA
5 6 7
Membuat laporan hasil kegiatan Devisi
1X setahun
Pebruari
RENCANA KERJA KESEKERTARIATAN N O 1
2 3
4
5
6 7
RENCANA KERJA
Inventarirasi dan pengkodeankepemilika n PPNI Komisariat Balung Pengadaan ATK kesekertariatan Menyiapkan rapatrapat pengurus PPNI Komisariat Balung Melaksanakan tugastugas kesekertariatan lainnya Melakukan pencatatan bagi anggota baru,perpanjangan SIP,SIK,KTA dan SIPP Membuat laporan hasil kegiatan Devisi
VOLUM E
PELAKSANAA N
BIAY A
SUMBERDAN A
1X Setahun 12 X
1X setahun
Pebruari
RENCANA KERJA BENDAHARA NO
1
2
3
RENCANA KERJA Klarifikasi Piutang iuran Komisariat Membuat laporan feedback iuran PPNI Komisariat Balung Melakukan pembukuan pemasukan dan pengeluaran dari kegiatan devisi
VOLUME
PELAKSANAAN
BIAYA
SUMBERDANA
4
5
6
7
8 9
PPNI Komisariat Balung Melakukan penagihan tiap bulan ke masingmasing anggota Melakukan Penyetoran Iuran Anggota PPNI Komisariat Balung ke PPNI Kab.sesuai komposisi yang ditetapkan Melakukan pengelolaan pencatatan pemasukan pengeluaran keuangan PPNI Komisariat Balung Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang berhubungan dengan tata kelola keuangan Membuat laporan Rekapitulasi keuangan PPNI
PROGRAM KERJA KEPENGURUSAN PPNI KOMISARIAR RSJ GRHASIA DIY PERIODE 2012-2017
A. SIE ORGANISASI DAN HUKUM 1. .. Mengadakan pelatihan dasar kepemimpinan dan organisasi 2.
. Memfasilitasi pembuatan kartu anggota PPNI, SIP, SIK dan STR
3.
. Membentuk Brigade Siaga Bencana
4.
. Melakukan pendataan ulang anggota PPNI
5.
. Melakukan perekrutan anggota PPNI baru
6.
. Melakukan sosialisasi mengenai kebijakan - kebijakan terbaru
7.
. Mensosialisasikan AD/ART dan mars PPNI
8.
. Memberikan advokasi (perlindungan) bagi anggota PPNI yang bermasala h
. Berkoordinasi dengan pengurus PPNI yang lebih tinggi : komisariat lain, Kabupaten, Provinsi, Pusat 9.
10.
1. 2. 3. 4. 5.
.. Mengupayakan semua perawat RSJ. Grhasia DIY menjadi anggota PPNI
B. SIE PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Mengadakan pelatihan, workshop,bedah buku, seminar minimal satu kali dalam satu semester Mengirimkan anggota / pengurus dalam berbagai seminar, diklat baik formal maupun informal Mengadakan studi banding bersama sie pelayanan keperawatan ke instansi lain Mengadakan lomba (kelengkapan dokumen askep, karya tulis, cerdas cermat keperawatan, nursing award) untuk masing-masing ruangan. Bekerjasama dengan diklat Rumah Sakit dalam berbagai acara diklat keperawatan
C. SIE PELAYANAN KEPERAWATAN 1. Inventarisasi masalah pelayanan keperawatan yang kadaluarsa, misal kompetensi dll 2. Membantu dalam penyusunan SAK dan standar kompetensi perawat jiwa 3. Mengoptimalkan berjalannya pelayanan asuha keperawatan di rumah sakit
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5.
D. SIE PENGEMBANGAN KERJASAMA DAN HUMAS Memfasilitasi pembuatan kartu anggota PPNI, SIP, SIK dan STR Menetapkan periode pembuatan kartu anggota PPNI, SIP, SIK dan STR Melakukan sosialisasi program kerja kepada anggota PPNI Mengadakan acara / kegiatan sosial , misal : donor darah, bakti sosial Bekerja sama dengan pengurus PPNI yang lebih tinggi, lintas sektoral, instansi pendidikan, rumah sakit, demi kemajuan PPNI E. SIE KESEJAHTERAAN ANGGOTA Memberikan dana sosial bagi anggota PPNI yang terkena musibah Sakit (dirawat di rumah sakit minimal 3 hr) : Rp 100.000,00 Meninggal : Rp 200.00,00 Melakukan pengadaan batik seragam khusunya bagi anggota PPNI Memberikan kenang - kenangan bagi anggota PPNI yg purna tugas/pindah Mengadakan wirausaha (map PPNI) Pembuatan kalender tahunan, stiker, pin perawat bagi anggota PPNI
6. 7. 8. 9.
Memberikan THR bagi anggota PPNI Mengadakan acara rekreasi bagi anggota PPNI Membentuk dan menggalang dana untuk dompet peduli perawat Pembuatan jas PPNI untuk pengurus
rencana kegiatan dan langkah-langkah tersebut, meliputi 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Peningkatan Survei kewaspadaan dini (SKD) KLB DBD, kegiatan berupa penguatan diagnosa kasus, pengobatan penderita sesuai protap tatalaksana kasus DBD bertujuan menemukan secara dini dan mengobati semua penderita DBD sesuai protap tatalaksana kasus, dengan sasaran penderita dan tersangka DBD. Lokasi kegiatan di seluruh Puskesmas dan Rumah sakit. Output yang diharapkan pasien DBD sembuh dan tidak ada kematian akibat DBD, Mengaktifkan EWARS (Peringatan dini) penyakit DBD bertujuan memantau situasi kejadian kasus secara teratur dan peringatan dini terjadinya kejadian luar biasa (KLB) DBD. Langkah kegiatan Puskesmas dan Rumah Sakit wajib melaporkan semua kasus yang di diagnosa DBD ke Dinas Kesehatan. Selain itu PKM dan Rumah Sakit mengirimkan laporan Ewars secara rutin dan tepat waktu. Output kegiatan ini Dinkes dapat mengetahui kejadian kasus DBD serta tersedianya laporan kasus DBD di tingkat PKM dan Kabupaten (tersedianya data kasus DBD). Penyelidikan Epidemologi. Bertujuan mengetahui potensi penularan dan penyebaraan penyakit DBD. Langkah kegiatan berupa koordinasi dengan aparat pemerintah setempat bahwa di wilayahnya ada penderita DBD, petugas melakukan wawancara menggunakan form yang tersedia, pemeriksaan jentik di dalam dan di luar rumah. Output yang diharapkan terkoordinasinya kegiatan dan memudahkan petugas melaksanakan penyelidikan epidemologi (PE), dengan sasaran kepala desa, ketua RW/ RT, penduduk dan tempat-tempat perindukan potensial vector DBD. Lokasi kegiatan difokuskan pada lokasi terjangkitnya kasus DBD, rumah-rumah dalam radius 100 meter dari lokasi tempat tinggal penderita. Fogging Fokus, dengan tujuan memutuskan mata rantai penularan di lokasi terjangkitnya kasus. Langkah kegiatan penentuan lokasi fogging focus berdasrkan hasil penyelidikan epidemologi, koordinasi dengan Pokjanal kecamatan, pemberitahuan ke penduduk sasaran fogging, persiapan alat-alat dan bahan pengasapan/ fogging. Output yang diharapkan diketahuinya lokasi fogging focus dan penetapan waktu penyemprotan, terkoordinasinya kegiatan di tingkat kecamatan dan desa, tersedianya mesin fogging, bahan bakar dan insektisida sesuai kebutuhan. Bulan Bakti Gerakan 3M bertujuan memutuskan siklus hidup nyamuk penular DBD (aedes egipthy) . langkah kegiatan rapat koordinasi tim pokjanal di kecamatan dan desa, sosialisasi ke masyarakat serta aksi gerakan 3M dan abatesasi. Output kegiatan penetapan waktu pelaksanaan Pemberantasan sarang Nyamuk (PSN) dan abatesasi di tingkat desa, masyarakat mengetahui jadwal pelaksanaan PSN dan abatesasi hingga pembagian bubuk abate. Mengaktifkan Kader Jumantik, bertujuan meningkatkan peran kader dalam pengendalian vector. Langkah kegiatan penunjukan kader jumantik di setiap desa, pelatihan kader jumantik, dan pemantauan jentik berkala. Output kegiatan terlatihnya kader jumantik serta mengetahui cakupan rumah bebeas jentik di suatu wilayah. Lokasi kegiatan di seluruh Puskesmas, Posyandu, dan sekolah mulai dari SD, SMP hingga SMA. (Lutimterkini.com)
Petugas P2 DBD (Chaerul Effendi, SK M) mempunyai tugas : 1. Menyusun rencana kegiatan P2 DBD berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
2. Melaksanakan kegiatan P2 DBD meliputi penemuan penderita suspek DBD serta melakukan rujukan untuk penanganan lebih lanjut, pemantauan jentik berkala / abatisasi selektif ( PJB / AS), pembinaan peranserta masyarakat dalam kegiatan PSN ( pemberantasan sarang nyamuk ), penyuluhan DBD dan koordinasi lintas program / lintas sektor terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Mengevaluasi hasil kegiatan P2 DBD secara keseluruhan. 4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan. 5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Petugas Kesehatan J iwa (dr.Doris Vince) mempunyai tugas : 1. Menyusun rencana kegiatan Pelayanan Kesehatan Jiwa berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja. 2. Melaksanakan kegiatan Pelayanan Kesehatan Jiwa meliputi pendataan / penemuan penderita gangguan jiwa, melakukan rujukan penderita gangguan jiwa untuk penanganan lebih lanjut, penyuluhan kesehatan jiwa dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Mengevaluasi hasil kegiatan Pelayanan Kesehatan Jiwa secara keseluruhan. 4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan. 5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Petugas P2 Malaria (Sigi t Sugiharto Amd.K ep) mempunyai tugas : 1. Menyusun rencana kegiatan P2 Malaria berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja. 2. Melaksanakan kegiatan P2 Malaria meliputi penemuan dini penderita Malaria melalui pengambilan slide darah malaria bagi setiap penderita panas, pengobatan penderita Malaria, pengawasan dan pemberantasan tempat perindukan vektor, penyuluhan Malaria dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 3. Mengevaluasi hasil kegiatan P2 Malaria secara keseluruhan. 4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan. 5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Sumatera Barat melaksanakan Rakor DBD satu hari penuh tanggal 18 Juni 2013 di Diklat BPM Provinsi Sumatera Barat dengan peserta dari Pokjanal Kabupaten dan Kota se Sumbar serta Pokjanal Provinsi yang terdiri dari BPM, Dinas Kesehatan, BKKBN, Dinas Pendidikan TP-PKK, Dep. Agama. Sepanjang bulan Mei 2013 sebanyak 90 orang terserabg Penyakit DBD di Kota PadangSelama cuaca tidak menentu ini warga diminta untuk waspadaterhadap penyakit DBD, malaria dan Inspeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Penyakit Demam Berdarah ( DBD ) merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian kita, dan penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan wabah dan kematian banyak orang yang disebabkan oleh virus dague yang di tularkan oleh nyamuk “ aedes aegipty “ 1.
2.
DBD Masih menjadi masalah kesehatan dan saat ini endemis pd beberapa kabupaten/kota. Hampir setiap tahun terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa??) atau peningkatan kasus dan kematian yang tinggi.akibat DBD
3.
Pada saat ini jumlah penderita DBD makin meningkat kecendrungan kasus terjadi pada komplek perumahan. Dan jumlah kasus meningkat sesudah musin hujan.
Tujuan Rakor ini diadakan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap masyarakat dengan perilaku dan lingkungan yang sehat sehingga terhindar dari DBD. Kelompok Kerja Operasional Penanggulangan DBD mempunyai tugas sebagai berikut : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.Mengadakan pertemuan kelompok Kerja Operasional ( Pokjanal ) Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dague menurut kebutuhan sesuai dengan permasalahan yang ditemui di lapangan. 2.Menganalisa data, masalah dan kebutuhan pembinaan serta menetapkan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi bagi penentuan metode pendekatan dalam menggerakan peran serta masyarakat. 3.Melakukan Pemantauan dan bimbingan teknis pengelolaan program pemberantasan penyait DBD, kepada Pemerintah tingkat bawah. 4.Melaksanakan Inovasi-inovasi dan terobosan sesuai komdisi daerah dalam upaya penanggulangan DBD Bulan Bhakti Gerakan 3 M Plus 5.Melaporkan hasil kegiatan kelompok kerja operasional ( pokjanal ) penanggulangan penyakit DBD secara berjenjang sampai ke tingkat pusat. 6. Berobat sedini-dininya ke Puskesmas / Dokter RS bila ada tanda-tanda atau gejala penyakit DBD. 7.Mengikuti petunjuk petugas pelaksana pengasapan atau abatisasi dan b ila diperlukan ikut aktif dan melaksanakan abatisasi. 8.Kegiatan Bhati dalam Program DBD ditunjukan agar masyrakat melaksanakan usaha-usaha pencegahan dan membantu memberantas penyakit DBD berupa memberantas jentik nyamuk penularanya, sehingga penularan penyakit DBD dapat dicegah,
2. SASARAN DAN GERAKAN 3 M ADALAH : Dan yang menjadi sasaran antara lain :
Tatanan Keluarga Tatanan Istansi Pendidikan Tatanan tempat-tempat umum Tatanan tempat kerja Tatanan Istitusi Kesehatan
3. KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM BULAN BHAKTI GERAKAN 3 M ANTARA LAIN :
Penyuluhan Intensif Kerja Bhakti 3 M Pemantauan / Pemeriksaan Jentik.
V. MASALAH YANG DIHADAPI Sesuai dengan hasil pemantauan dilapangan baik melalui penilaian-penilaian di Kabupaten / Kota, mka ditemui permasalahan antara lain : 1. Belum seluruh Kabupaten / Kota membentuk kelompok kerja operasional ( pokjanal ) DBD apalagi ditingkat kecamatan dan Desa/Kel/Nagari hal ini di sebabkan karena pada umumnya Kab/Kota berpendapat bahwa Penanggulangan penyakit DBD ini adalah tugas dari Dinas Kesehatan. 2. Kesadaran/PSM blm sepenuhnya mendukung kegiatan PSN – DBD kurangnya perhatian sebagian “Masyarakat” terhadap kebersihan lingkungan khususnya dlm PSN-DBD penggerakan PSM belum optimal. 3. Kurangnya koordinasi dengan Dinas / Instansi terkait tentang penanggulangan Penyakit DBD. Dan Belum optimalnya kegiatan Pokjanal DBD tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam menggerakkan PSN-DBD. 4. Sering Kabupaten / Kota tidak melaporkan kasus DBD yang terjadi di Daerah yang terjadi di Daerahnya, sehingga tidak ada yang masuk ke Provinsi.
STRATEGI PENANGGULANGAN DBD 1. 2. 3.
Promotif : penyuluhan baik langsung, maupun melalui media Preventif : mengajak masy. melakukan kegiatan PSN DBD dengan 3 M Plus Kuratif : pengobatan di pusk & rmh skt
VI. LANGKAH LANGKAH PEMECAHAN MASALAH Sebagaimana Pemecahan masalah dan apalagi penanggulangan penyakit DBD merupakan Program Nasional yang harus ditindak lanjuti sampai tingkat Desa/Kel/Nagari, maka ada beberapa upaya yang perlu kita lakukan antara lain : 1. Bahwa dalam upaya untuk penanggulangan berjangkit penyait Demam Berdarah Dangue ( DBD ), perlu dilakukan restrukturisasi kelompok DBD, mulai dai Provinsi sampai ketingkat Desa/Nagari/Kelurahan Hal ini bertujuan adalah agar penanggulangan berjangkitnya penyakit DBD dapat terkoordinasikan dengan Dinas / Instansi / Lembaga kemasyrakatan terkait sehingga seluruh lapisan masyarakat berperan aktif dalam pelaksanaan program pemberantasan sarang nyamuk terutama dengan cara 3 M plus. 2. Strategi pendekatan program bertumbu pada pemberdayaan masyarakat, yang dimaksud adalah agar masyarakat mengerti dan berperan aktif dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3 M Plus 3. Mengoptimalkan kinerja pokjanal DBD dalam memfasilitasi Pokja DBD di Desa/Kelurahan/Nagari sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk. 4. Personil Pokjanal / Pokja DBD selalu menetapkan kepala Desa/Lurah/Wali Nagari dan Bupati/Walikota disetiap jenjang sebagai pembina, sehingga secara
struktural ada ikatan organisasi, serta melibatkan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) dalam kepengurusan pokjanal / Pokja DBD. 5. Memanfaatkn segala moment kegiatan untuk mensosialisasikan pemberantasan sarang nyamuk DBD dengan cara 3 M Plus, seperti kegiatan HKG-PKK-KB-KES dan kegiatan buln Bhukti Gotong Royong ( Bulan Bhakti Gerakan 3 M Plus ). 6. Mengembangkan potensi daerah dalam usaha mengantisipasi berkembangnya nyamuk DBD, seperti membudidayakan tanaman anti nyamuk, serta pemeliharaan ikan pemkan jentik nyamuk 7. Mengedepankan Program Kegiatan Penanggulangan penyakit DBD sebagai ENTRY Point pokok dalam Evaluasi HKG-PKK-KB-Kesehatan. 8. Melaksanakan monitoring dan evalusi serta pelaporan yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Desa/Kelurahan/Nagari. Penguatan Pokjanal DBD olh BPM 1.
2.
3. 4.
Mengoptimalkan fungsi dan peran serta LP/LS melalui Pokjanal DBD dalam gerakan PSN-DBD Tk.Kota,Kecamatan dan Pokja Kelurahan. Pertemuan Pokjanal TingkatPropinsi/Kabupaten/Kota/Rakornis DBD Kab/Se Sumbar Pembuatan Lieflet DBD untk Kab/Kota Se Sumbar Melakukan review Penanggulangan Penyakit DBD terhadap Pokjanal DBD Propinsi dan Kab/Kota se Sumbar (TP-PKK & Instansi yang membidangi pemberdayaan masyarakat)
Keberadaaan Pokjanal DBD dan Kegiatan PSN - DBD merupakan sala satu Indikator penting dalam penilaian HKG-PKK,KB-Kesehatan
Tugas dan Fungsi Pokjanal DBD PEMDA / B P M o o o
Menyusun rencana kerja Pokjanal DBD tahunan Menjalin kemitraan lintas sektor terkait dalam upaya penanggulangan DBD Melaksanakan pembinaan terhadap Pokja DBD di Kab/Kota
Dinas Kesehatan o
o o
Melakukan kajian epidemiologi terus menerus secara sistematis terhadap perkembangan penyakit DBD dan faktor-faktor risikonya Memberikan informasi perkembangan penyakit DBD secara periodik Melaksanakan pembinaan dan asistensi teknis penyelenggaraan SKD K LB DBD
TP-PKK o
Menggerakkan kelompok Dasa Wisma tentang PSN DBD
o
Menyusun rencana pembinaan dan pemantauan dan penyuluhan tentang PSN DBD pada kelompok Dasa Wisma
Dinas Pendidikan Nasional o
o o
Menetapkan kebijaksanaan teknis pembinaan pelaksanaan PSN DBD di sekolah. Menyusun rencana kegiatan pembinaan UKS DBD di sekolah Menghimpun, mengolah dan menganalisa laporan dari Tim Pembina UKS Kab/Kota dan melakukan umpan balik
Departemen Agama o
o
Menetapkan kebijaksanaan teknis pembinaan pelaksanaan PSN DBD di Madrasah Menyusun rencana penyuluhan ditempat ibadah
BKKBN o
o
Membuat dan merencanakan media penyuluhan yang efektif dan efisien tentang pemberantasan DBD Melakukan penyuluhan tentang penanggulangan DBD
FAKTOR PEMUNGKIN BERKEMBANGNYA PENYAKIT DBD o o o o
C.
Adanya tempat penampungan air Kepadatan & mobilisasi penduduk Banyaknya pemukiman baru Adanya vektor penyebar penyakit Mencegah
Pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat: o o
o
Bunuh jentik/larva nyamuk Menggunakan obat anti larva nyamuk pada genangan air, tempat – perkembang biakan nyamuk Pemberantasan sarang Nyamuk (PSN-DBD) Bersihkan Sarang Nyamuk Membersihkan semak-semak sekitar pemukiman Melipat pakaian yang bergelantungan Upayakan ada cahaya atau sinar matahari masuk ke dalam rumah
(tidak ada tempat gelap untuk nyamuk istirahat) Mengalirkan atau menimbun genangan air yang merupakan tempat
perkembangbiakan nyamuk
AA. A.Tata o o o
laksana sederhana di rumah/lokasi pengungsian Kompres Banyak minum Diusahakan cukup makan
CONTOH PERENCANAAN PROGRAM KEGIATAN KESEHATAN I.
Pendahuluan Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup banyak. Hal ini mengakibatkan sejumlah rumah sakit menjadi kewalahan dalam menerima pasien DBD. Untuk mengatasinya pihak rumah sakit menambah tempat tidur di lorong-lorong rumah sakit serta merekrut tenaga medis dan paramedis. Merebaknya kembali kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat dalam mengantisipasi dan merespon kasus ini. Sejak Januari sampai dengan 5 Maret tahun 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53% ). Kasus tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang) sedangkan CFR tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%). Pada tahun 2005 ada 159 kasus, 2006 sebanyak 116 kasus, tahun 2007 mencapai 264 kasus dan tahun 2009 sebanyak 399 kasus. Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bisa bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya. Data di bagian anak RSCM menunjukkan pasien DBD sering menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, maupun diare. Masalah bisa bertambah karena virus tersebut dapat masuk bersamaan dengan infeksi penyakit lain seperti flu atau tipus. Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue, patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, diagnosis DBD serta pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai. Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun 1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Sejak itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit penyakit. Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun.
KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) = 35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun tahun-tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66 (tahun 2001); 19,24 (tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003). Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit, disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun. Sedangkan nyamuk Aedes aegypti masih tersebar luas di pelosok tanah air kecuali di ketinggian > 1000 meter dari permukaan laut, masih banyak di ketemuinya jentik di rumah (30,5%), sekolah (31,5%), tempat-tempat umum (27,6%), sedangkan pengetahuan sikap perilaku terhadap DBD 53,3%. II. Tujuan Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi setiap masyarakat agar terhindar dari penyakit DBD melalui terciptanya masyarakat yang hidup dengan perilaku dan lingkungan yang sehat terbatas dari penyakit DBD, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata.
III. Kebijaksanaan Mengingat obat dan vaksin pencegah penyakit DBD hingga dewasa ini belum ada maka upaya pemberanyasan DBD dititik beratkan pada: 1.
Kewaspadaan dini terhadap penyakit DBD dengan melaksanakan surveilans vektor guna mencegah dan membatasi agar tidak terjadi KLB/wabah.
2.
Pemberantasan nyamuk penularnya Nyamuk dewasa Jentik
IV. Strategi Karena titik berat program pemberantasan penyakit DBD adalah penggerakan masyarakat melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD meliputi: 1.
Menyelanggarakan penyuluhan kepada masyarakat agar mampu secara
mandiri mencegah penyakit DBD. 2.
Penggerakan masyarakat dalan pemberantasan sarang nyamuk DBD melalui
kerjasama lintas program yang dikoordinasikan oleh kepala wilayah/daerah. 3.
Melakukan tindakan kewaspadaan dini kasus/KLB-DBD.
4.
Melaksanakan pengobatan/pertolongan penderita DBD di RS dan puskesmas.
5.
Menanggulangi secepatnya KLB-DBD agar penyebaran dapat dibatasi.
V. Sasaran, Waktu, Tempat Pelayanan, Dan Tenaga Pelaksana.
A.
Sasaran
Sasaran adalah seluruh masyarakat di kelurahan Tobimeita dan Anggalo Melai kecamatan Abeli yang mempunyai faktor resiko tinggi terhadap penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue. B.
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di kelurahan Tobimeita dan Anggalo Melai kecamatan Abeli selama 4 minggu pada tanggal 1-28 Desember 2011. C.
Tempat Pelayanan
Program pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue ini dengan menggunakan metode pemfogingan dan abatesasi yang dilaksanakan di seluruh kediaman warga Kelurahan Tobimeita dan anggolo Melai. Sedangkan tempat pelayanan penyuluhan adalah di posyandu atau tempat-tempat lain berdasarkan kesepakatan, misalnya puskesmas, puskesmas pembantu, polindes,dll. D.
Tenaga
Jumlah tenaga disesuaikan dengan sasaran yang ada. Tenaga pelaksana program pemberantasa penyakit DBD ini terdiri atas tenaga paramedis, non paramedis dan kader dengan tugas sebagai berikut:
a. Tenaga Kesehatan Tenaga paramedis untuk memeriksa kesehatan masyarakat baik penderita DBD maupun yang belum menderita DBD.
Tenaga non paramedis untuk mencatat, membantu mengisi kartu, menyiapkan sarana pelayanan,dll. b. Kader bertugas:
Pendataan sasaran Penyuluhan
Menyiapkan tempat pelayanan
VI. Kegiatan Pokok Program
Untuk mencapai keberhasilan program pemberantasan penyakit DBD dilakuakan kegiatankegiatan sebagai berikut:
No 1
Minggu
Kegiatan
I
II
III
IV
Tahap Persiapan (Kewaspadaan Dini) a.Penyusunan rencana kerja b.Mobilisasi sumber dana
-
-
-
-
-
-
c. Pelatihan
d. Kunjungan rumah
e. Penemuan dan pelaporan penderita
f. Penyuluhan
g.Penggerakan masyarakat
-
-
c.Abatisasi
-
-
3
Pembinaan (Meningkatkan SDM)
4
Monitoring dan Evaluasi
2
Tahap Pelaksanaan (Penanggulangan KLB) a.Gerakan 3M (PSN-DBD) b.Fogging
Monitoring dan Evaluasi Pemantauan Kegiatan
Pemantauan dilaksanakan untuk setiap tahap kegiatan sesuai dengan rencana. ~
1. Pemantauan dilakukan melalui: Sistem pencatatan dan pelaporan program.
~
Unit pengaduan masyarakat.
~
Kunjungan rumah
~
2. Tindak Lanjut Pemantauan dilakukan melalui: Umpan Balik
~ ~
Supervisi Bimbingan teknis Evaluasi Kegiatan Evaluasi dilakukan secara bertahap. Evaluasi hasil kegiatan berupa:
a. jumlah penderita DBD yang diberikan pengobatan dan penyuluhan di desa-desa resiko tinggi. b. Jumlah fogging yang dipakai. c. Lokasi dan jumlah pos pelayanan. d. Masalah pendistribusian bubuk abate. e.
Masalah-masalah lain.
VII. Anggaran Kegiatan Sumber dana dari APBN dan APBD.
- Dana dari APBN berupa penyedian Fogging dan bubuk Abate. - Dana dari APBD berupa biaya operasional.yakni: No.
Biaya Operasional
Jumlah
1
Biaya Tenaga/ Satuan Output Rp.50.000 x 15 org x 10 hr/4 mgg
2
3
4
Rp.7.500.000
Biaya Transpor/ Satuan Output Rp.20.000 x 15 org x 10 hr/4 mgg
Rp. 3.000.000
Biaya Snack/ Satuan Output Rp.15.000 x 15 org x 10 hr/4 mgg
Rp 2.250.000
Biaya tidak tetap/ Satuan Output
Rp.500.000
Biaya Total
Rp.13.250.000
KEGIATAN PEMBERANTASAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE 1. Kunjungan Rumah Secara Berkala Kunjungan rumah secara berkala dilaksanakan oleh Kader/Dasawisma guna menyampaikan informasi tentang DBD dan pencegahannya kepada keluarga serta melakukan pemeriksaan jentik. Hasil pemeriksaan jentik yang ada disetiap rumah dan pada buku/formulir catatan kader. Selanjutnya, catatan hasil pemeriksaan jentik disampaikan kepada ketua RT yang bersangkutan untuk tindak lanjut sepenuhnya. 2 Penyuluhan Kesehatan A. Tujuan 1. Menyebarluaskan pengetahuan/ pengertian yang tepat dan benar tentang penyakit DBD.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit DBD 3. Meningkatkan kerjasama antar penderita, keluarga, masyarakat dan petugas kesehatan kesehatan tentang penanggulangan penyakit DBD. B. Sasaran 1. Penderita penyakit DBD
2. Keluarga penderita penyakit DBD 3. Masyarakat 4. Petugas kesehatan
C. Materi-materi penyuluhan 1. Pengertian DBD Demam berdarah dengue atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue Famili Flaviviridae, dengan genusnya adalah Flaviirus. ( www.Infeksi.com). Demam berdarah merupakan penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh virus, menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan pendarahan. Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Agypti, yang ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, disertai tanda pendarahan di kulit berupa bintik pendarahan (patechiae), lebam (ecchymosis) atau ruam (purpura). 2. Penyebab DBD Penyebab penyakit ini adalah Virus dengue. Virus dengue merupakan virus RNA untai tunggal, genus flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, 2, 3, dan 4. Struktur antigen ke-4 serotip ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibody terhadap masing-masing serotip tidak dapat saling memberikan perlindungan silang. Varisai genetic yang berbeda pada ke-4 serotip ini tidak hanya menyangkut antar serotype, tetapi juga dalam seraotip itu sendiri tergantung waktu dan daerah penyebarannya. Pada masing-masing segmen conon, variasi angtara serotipe dapat mencapai 2,6-11% pada tingkat nukleotida ini ternyata menyebabkan variasi dalam sifat biologis dan antigenitasnya. Virus dengue yang genomnya mempunyai berat molekul 11 Kb tersusun dari protein structural merupakan bagian yang terbesar (75%) terdiri dari NS-1 – NS-5. Dalam merangsang pembentukan antibodi diantara protein structural, urutan imunogenitas tertinggi adalah protein E, kemudian diikuti protein prM dan C. sedangkan pada protein non-struktural yang paling berperan adalah protein NS-1. Demam berdarah ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes yang terinfeksi virus dengue. Penyakit ini tidak dapat ditularkan langsung dari orang ke orang. Penyebar utama virus dengue yaitu nyamuk Aedes aegypti , tidak ditemukan di Hong Kong, namun virus dengue juga dapat disebarkan oleh spesies lain yaitu Aedes albopictus.
3. Faktor resiko untuk terjangkit penyakit demam berdarah Penularan demqm berdarah dengue dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penularannya. Oleh karena itu tempat yang berpotensial untuk terjadi penularan DBD adalah: a. Wilayah yang banyak kasus DBD (rawan/endemis) b. Tempat Umum Tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang dating dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue cukup besar.
Tempat-tempat umum itu antara lain 1) Sekolah:
- Anak/murid sekolah berasal dari berbagai wilayah - Merupakan kelompok umur yang paling susceptible untuk terserang penyakit DBD. 2) RS/Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya: Orang datang dari berbagai wilayah dan kemungkinkan diantaranya adalah penderita DBD, demam dengue atau carrier virus dengue. 3) Tempat umum lainnya seperti: Hotel, pertokoan, pasar, restoran, tempat ibadah, dan lain-lain. 4) Pemukiman baru di pinggir kota: Karena di lokasi ini, penduduk umumnya berasal dari berbagai wilayah, maka kemugkinan di antaranya terdapat terdapat penderita atau carrier yang membawa virus dengue yang berlainan dari masing-masing lokasi. 4. Gejala Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :
a. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 ºC- 40 ºC) b. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb. c. Hepatomegali (pembesaran hati). d. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik s ampai 80 mmHg atau lebih rendah. e. Trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000 /mm 3. f. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit. g. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala. h. Pendarahan pada hidung dan gusi. i. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah. Masa inkubasi terjadi selama 4-6 hari. 5. Penularan Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain.
Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim/alam serta perilaku manusia. 6. Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu : a. Lingkungan Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh: Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu. Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali. Menutup dengan rapat tempat penampungan air. Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya. b. Biologis Pengendalian biologis antara lain dengan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
menggunakan
ikan
pemakan
c. Kimiawi Cara pengendalian ini antara lain dengan: Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.