PRODUKSI TELEVISI (NON BERITA) PROGRAM MUSIC
DESAIN PRODUKSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Produksi Televivi (Non Berita) Semester 5 Diploma III Nama Dosen : Leli Achlina
Di Susun Oleh : 42.5C.11
JURUSAN PENYIARAN AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA JATIWARINGIN 2013 PERSETUJUAN PROGRAM
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) ini telah disetujui dan disahkan serta diijinkan untuk diproduksi maupun dipresentasikan.
Ketua Jurusan
Dosen Pemimbing
Anisti S.Sos
Leli Achlina
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Dosen Pengjar................................ i
Lembar Konsultasi Produksi......................................................................... ii Kata Pengantar .............................................................................................. vii Daftar Isi.......................................................................................................... viii A. Latar Belakang Program........................................................................... 1 B. Maksud dan Tujuan................................................................................... 2 1. Akademis..................................................................................................... 3 2. Praktisi......................................................................................................... 3 3. Umum........................................................................................................... 3 C. Referensi Audio dan Visual....................................................................... 3 1. Referensi Pustaka....................................................................................... 4 2. Referensi Audio Visual ……….………………………......…................... 4 D. Deskripsi Program..................................................................................... 6 E. Lembar Kerja Produksi............................................................................. 8 1. Lembar Kerja Produser............................................................................. 9 2. Lembar Kerja Sutradara........................................................................... 10 3. Lembar Kerja Penulis Naskah.................................................................. 11 4. Lembar Kerja Penyiar................................................................... 12 5. Lembar Kerja Editor..................................................................... 14 BAB III PENUTUP....................................................................................................... 15 A. Lampiran.................................................................................................... 16 1. Profil Radio................................................................................................. 18
2. Isi Siaran...................................................................................................... 19 3. Jadwal Siaran.............................................................................................. 24 4. Rundown...................................................................................................... 25 5. Naskah Siaran............................................................................................. 27 6. Cloock Format............................................................................................ 42 7. Naskah Iklan............................................................................................... 45 8. Biaya Produksi............................................................................................ 47 9. CV Crew
48
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T karena atas limpahan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Outline Desain Produksi dengan tema “Musik”. Outline Desain Produksi ini disusun guna memenuhi nilai UAS matakuliah Produksi Televisi (Non Berita). Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Leli Achlina selaku dosen mata kuliah “Produksi Televisi (Non Berita)”. 2. Keluarga penulis yang selalu memberi dukungan dan kasih sayang. 3. Teman-teman penulis yang telah membantu penulis. Harapan kami setelah selesainya Desain Produksi ini, membuat kita semua terutama dari kelas kami pribadi dan rekan-rekan khususnya mahasiswa mahasiswi jurusan broadcasting lebih kreatif dan ahli dalam pembuatan karya di broadcasting khususnya mata kuliah Program Produksi Televisi (Non Berita). Akhir kata penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan Outline Desain Produksi ini.
Jakarta, November 2014
Penulis
A. Latar Belakang Program Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan alat utama yang digunakan dalam rangka melakukan interaksi yang berkesinambungan untuk berbagai tujuan menurut kepentingannya. menurut Suprapto (2011:3) “Komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Jadi, secara garis besar dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antar komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan)”. Maka dari itu komunikasi massa mengalami kemajuan yang sangat pesat. Apabila menginginkan berbagai informasi secara cepat tentang peristiwa yang terjadi di belahan dunia, kita tidak lagi mengandalkan surat kabar atau majalah yang harus menunggu beredar. Cagara (2006:119) mengatakan “Komunikasi massa memerlukan media untuk meyebarluaskan pesan agar diterima serentak oleh khalayak. Media diartikan sebagai alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak”. Komunikasi memerlukan media sebagai sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut Djamarah (1995:136) “Media merupakan alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Jadi media merupakan alat perantara yang diciptakan untuk menyalurkan pesan dengan tujuan agar pemakai dapat lebih mudah dalam mencapai suatu tujuan”. Media hanya menyampaikan pesan kepada satu orang yang dituju, sedangkan media massa bisa menyebarkan pesan secara cepat dan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. Menurut Soyomukti (2010:198) “Istilah media massa merajuk pada alat atau cara terorganisasi untuk berkomunikasi secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada banyak orang (khalayak) dalam jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat semata-mata melainkan juga institusionalisasi dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui kesepakatan - kesepakatan lain”. Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat kabar, majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan “The Big Five Of Mass Media” (lima besar media massa), media massa
sendiri terbagi dua macam, media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik (electronic media). Salah satu media massa yang dapat menyebarkan pesan secara luas adalah televisi. Menurut Stokkink (1997:9) “Radio merupakan media auditif (hanya bias didengar), tetapi murah, merakyat, dan bias dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya. Media Radio sebagai salah satu media massa elektronik yang digemari masyarakat memiliki daya tarik karena program audionya mampu memberikan informasi hiburan dan pendidikan yang sangat mudah dicerna, dinikmati dan ditiru. Sehingga pendengar radio sangat cepat dapat dipengaruhi oleh media yang satu ini, baik itu positif atau negatifnya. Menurut Naratama (2004:171) “Kata program adalah asal kata programme atau program yang berarti acara atau rencana”. Dalam radio kita mengenal berbagai macam format program, salah satunya non-fiksi (nondrama). Mabruri (2013:32) mengatakan “Non-fiksi (non-drama) adalah sebuah format acara televisi yang dproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus mengintrepretasikan ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan”. Contoh :Talk Show, Konser Musik dan Variety Show. Dalam sebuah program radio terdapat banyak sekali macam – macam acara yang disajikan, salah satunya Variety Show, menurut Naratama (2004) “Program Variety Show merupakan program acara yang memadukan antara berbagai macam jenis hiburan, acara lawak, lagu dan drama. Variety Show adalah format acara yang menkombinasikan berbagai format lainnya, seperti talk show, magazine show, quiz, game show, musik concert, drama dan sitcom (komedi situasi). Variasi acara tersebut dipadukan dalam sebuah pertunjukan dalam bentuk siaran langsung maupun rekaman”. Variety Show termasuk salah satu format acara yang sangat diminati oleh industri penyiaran mengingat hanya program ini yang dapat menggabungkan berbagai acara kedalam satu acara. Melihat keadaan tersebut maka penulis membuat
ide untuk membuat suatu format program radio Variety Show yang menghibur dan memberikan informasi dalam satu program. Dalam format program Variety Show penulis ingin memberikan informasi kesehatan dan hiburan berupa musik yang akan memanjakan telinga para pendengarnya. Sebuah program yang berjudul “Health & Care” yang berisi kesehatan dan juga tentunya musik – musik yang up to date yang penulis kemas semenarik mungkin untuk para pendengar setia BSI Radio. Alasan penulis mengangkat tema kesehatan dikarenakan masih sedikit sekali acara Variety Show di radio yang mengangkat tema kesehatan terutama mengenai masalah kewanitaan, mengingat banyak sekali wanita – wanita terutama para remaja yang masih belia yang buta akan pentingnya kesehatan diri mereka terlebih lagi banyak dari mereka yang menyepelekan hal – hal kecil yang ternyata dampak kedepannya akan sangat – sangat berpengaruh bagi kesehatan mereka. Oleh karena itu penulis berinisiatif untuk mengangkat tema kesehatan terutama kesehatan yang bersangkutan dengan wanita karena penulis peduli akan dampak negative yang akan berpengaruh pada diri mereka yang menyepelekan hal – hal kecil masalah kesehatan dalam.
B. Maksud dan Tujuan Program Dalam tugas mata kuliah Produksi Radio (Non Berita) kami membuasebuah program Variety Show yang mengangkat tema tentang kesehatan terutama masalah kesehatan yang berkaitan dengan wanita karena masih banyak sekali wanita – wanita terutama para remaja yang masih belia yang buta akan pentingnya kesehatan diri mereka. Acara ini berdurasi 30 menit, ditayangkan setiap hari senin – jum’at dan untuk hari sabtu dan minggu dengan tema acara permintaan dari penonton. Setiap episodenya akan selalu ada narasumber yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas dan aka nada lagu – lagu up to date yang akan diputar untuk menambah keseruan acara ini.
Tujuan Akademis Program radio BSI dibuat sebagai salah satu kewajiban tugas mata kuliah Produksi Radio (Non Berita) semester 5, agar dapat memahami tentang bagaimana proses produksi non berita radio seperti persiapan pra produksi, produksi dan pasca produksi.
Tujuan Praktisi
Mempraktekkan kemampuan akademik yang didapat dalam perkuliahan, seperti pembuatan desain produksi, penulisan naskah non berita dan semua teori maupun praktek tentang produksi siaran radio (non berita). Tujuan Umum Memberikan atmosfer segar bagi pendengar radio, bukan hanya sekedar informasi namun hiburan berupa musik dalam satu program yang akan memanjakan telinga para pendengarnya.
C. Referensi Pustaka dan Audio Visual
1. Referensi Pustaka Pengantar Ilmu Komunikasi Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran Media Komunikasi Radio Penyiar Radio Profesional Berkarier di Bidang Broadcasting Komunikasi Massa Menjadi Broadcaster Profesional Speak Out : Panduan Praktis dan Jitu Memasuki Dunia Broadcasting dan
Public Speaking Sukses Menjadi Penyiar, Scriptwriter dan Reporter Radio Radio Siarat : Teori dan Praktek
2. Referensi Audio Bandung Banget. Bandung Banget merupakan sebuah acara yang disajikan oleh Ardan Radio setiap hati senin pukul 22.00 WIB dan dipandu oleh Ridwan Penulisl a.k.a Kang Emil. 3. Referensi Audio Visual Program Musik Dahsyat, Dahsyat merupakan sebuah acara televisi yang ditayangkan oleh RCTI dari hari Senin sampai hari Jumat pukul 07.30 WIB, sedangkan sabtu pukul 08.00 WIB dan miggu pukul 08.30 WIB yang dipandu oleh Raffi Ahmad, Luna Maya, Olga Syahputra, Denny “Cagur”, Billy dan masih banyak lagi.
D. DESKRIPSI PROGRAM Deskripsi Program Nama Station Radio Kategori Program Media Format Program Judul Program Durasi Program
: BSI Radio : Informasi & Hiburan : Radio : Variety Show : Health & Care : 30 menit (include commercial break)
Penyiar
: Sutiawan
Target Pendengar
Sex Usia S.E.S Profesi Geografis
: General : Remaja ( 13 – 17) : B (Menegah) : Pelajar : Jakarta dan sekitarnya
E. LEMBAR KERJA PRODUKSI Produksi merupakan hal terpenting dalam pembuatan sebuah karya. Produksi juga merupakan tolak ukur berhasil tidaknya persiapan yang dilakukan pada saat pra produksi. Dengan persiapan yang matang, konsep yang jelas dan juga schedule yang tertata rapih maka bukan hal yang mustahil untuk sebuah program berjalan sesuai rencana yang telah dibicarakan sebelumnya. Dalam sebuah produksi radio (non berita) banyak hal yang harus dipersiapkan dari pra produksi, produksi sampai pasca produksi. Yang paling utama adalah pembentukan tim kerja yang solid. Dalam produksi radio (non berita) terdapat
berbagai macam jobdesk. Dari mulai produser, pengarah acara, penulis naskah, penyiar, editor, dll. Setiap kru memiliki peran dan tanggung jawab yang berbedabeda. Akan lebih memudahkan pada saat produksi jika dalam pemilihan tim kerja adalah orang-orang yang benar-benar mengerti dan ahli dalam bidangnya.
1. Lembar Kerja Produser Sebagai seorang produser, penulis selaku produser harus memiliki wawasan dan ilmu pengetahuan tentang program berita radio. Secara keseluruhan, seorang produser harus dapat menuangkan gagasan dan kreatifitas dalam pembuatan konsep sebuah program radio. Seorang produser juga harus mampu mengembangkan program yang menarik. Menurut Suprapto (2013:54) “Produser adalah seseorang yang harus memiliki kemampuan berfikir dan menuangkan idea tau pemikiran dalam satu tulisan (proposal) untuk suatu program acara secara baik dan sistematis serta mempunyai
kemampuan untuk memimpin dan bekerja sama dengan seluruh kerabat kerja dan unsur-unsur produksi yang terkait”. Pada saat pra produksi, penulis selaku produser harus mampu menciptakan dan mengembangkan ide untuk produksi araca radio serta membuat desain produksi yang terdapat rundown, budgeting, materi acara, iklan dan segala keperluan untuk berlangsungnya siaran. Seorang produser juga harus menentukan tim kreatif dan satuan kerja produksi yang solid, setelah menentukan tim kerja yang solid, seorang produser dibantu dengan pengarah acara menentukan siapa yang nantinya akan membawakan acara yang akan mereka buat. Tak lupa seorang produser juga harus melakukan koordinasi, publikasi dan promosi. Pada saat produksi, penulis selaku produser bertugas sebagai pimpinan pelaksana produksi dan mengkoordinasikan segala yang sudah disiapkan pada saat pra produksi. Pada saat pasca produksi, penulis selaku produser melakukan evaluasi terhadap acara yang ditanganinya.
2. Lembar Kerja Pengarah Acara Sebagai seorang Pengarah acara, penulis bertugas memandu acara saat siaran berlangsung. Seorang Pengarah Acara (PA) bertanggung jawab secara teknis pelaksanaan produksi satu mata acara siaran. Seorang pengarah acara juga bertugas dilapangan untuk mengendalikan produksi yang sedang ditanganinya. Menurut Maxine K dan Reed (1982) “Pengarah acara dalam proses produksi mempunyai kewajiban mengubah konsep atau idea di dalam naskah menjadi program yang
terpadu, menarik, kreatif, dan efektif untuk ditayangkan. Pengarah acaramelakukan koordinasi dengan semua elemen, fasilitas dan orang-orang selama latihan dan produksi”. Pengara Acara juga memandu dan memberikan intruksi penting dan rinci kepada kru baik distudio atau dilokasi, termasuk tim produksi, kerabat teknik dan artis dan atau pengisi acara. Menurut Tommy Suprapto (2013:55) “Pengarah acara selalu meminta petunjuk produser khususnya untuk program atau pertunjukan yang spesial, tetapi setiap waktu juga berperan sebagai produser.Dalam proses produksi tersebut dia merupakan satu kesatuan (unit) kekuatan selama kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pascaproduksi. Karena itu kelancaran produksi dilapangan menjadi tanggung jawab penuh pengarah acara. Pada proses produksi pengarah acara bekerja sejak tahapan praproduksi. Ia setiap saat melakukan pertemuan dengan produser dan sewaktuwaktu juga dengan penulis naskah untuk mengembangkan tentang hal apa yang dapat dilakukan oleh program.Pengarah acara bekerja sama dengan unit-unit yang terkait dalam sebuah tim produksi untuk menentukan elemen-elemen produksi, termasuk keperluan peralatan dan teknik, kebutuhan tata pencahayaan, sejumlah kebutuhan untuk operasionalisasi kamera, musik, dan kostum pemain/artis”. Pada saat pra produksi, penulis selaku pengarah acara melakukan pendekatan produksi dan mendiskusikan dengan produser, bekerjasama dengan produser dan penulis naskah jika akan mengembangkan naskah. Pengarah acara juga dapat mendiskusikan hasil pendekatan produksi (teknik dan artistik) dengan kerabat kerja produksi. Ia juga harus merencanakan bentuk pengambilan gambar dan pergerakan kamera. Pengarah acara juga bertugas untuk memimpin pertemuan produksi dan latihan, mengarahkan dan melatihan penempatan kamera serta mengintegrasikan unsur-unsur pendukung produksi. Pada saat produksi, penulis selaku pengarah acara bertugas untuk memimpin rangkaian produksi dibantu asisten pengarah acara/pengarah lapangan. Penulis juga bertanggung jawab dalam menentukan pemakaian ilustrasi musik dalam pelaksanaan mixing dan juga memimpin pelaksanaan penyuntingan. Pada saat pasca produksi, penulis selaku pengarah acara bekerjasama dengan editor untuk turut serta dalam membantu proses editing.
3. Lembar Kerja Scriptwriter Sebagai Scripwriter, penulis bertugas menulis naskah siaran untuk dibacakan sang penyiar. Deskripsi kerja seorang scriptwriter adalah membuat naskah siaran yang dibutuhkan selama program acara radio berlangsung. Bukan hanya menulis beragam informasi, scriptwriter juga bertugas membuat naskah iklan, baik iklan yang dibacakan penyiar secara langsung maupun membuat iklan yang direkam (spot iklan). Fatmasari Ningrum (2004) mengatakan “Ada kalanya seorang scriptwriter juga seorang penyiar radio. Seorang scriptwriter juga bisa bertugas rangkap, sebagai
pembawa acara sekaligus penulis naskah siaran yang akan dibacakannya. Bisa juga seorang scriptwriter bertugas sebagai produser acara”. Jadi tidak hanya menulis naskah-naskah siaran yang dibutuhkan selama siaran berlangsung, tetapi juga merancang program acara. Di dunia radio scripwriter itu penting. Bahkan, ada yang mengatakan kalau perannya sama dengan seorang penyiar radio dalam hal ‘menghidupkan’ sebuah acara. Bedanya, sang penyiar mampu berkomunikasi langsung dengan pendengar, sedangkan seorang scriptwriter memberikan hiburan dan informasi kepada pendengar lewat tulisan-tulisannya. Pada saat pra produksi, penulis selaku scriptwriter bekerjasama dengan produser untuk menentukan tema yang akan disiarkan. Lalu seorang scriptwriter juga bertugas untuk membuat naskah siaran yang nantinya akan dipakai sebagai acuan penyiar untuk berlangsungnya siaran. Scriptwriter juga berkewajiban untuk mencari berbagai referensi dari media yang tersedia sebagai tuntunan untuk membuat naskah siaran. Pada saat produksi, penulis selaku scriptwriter harus berdampingan dengan pengarah acara untuk memberikan masukan jika penyiar kurang jelas dengan naskahnya. Seorang scriptwriter juga harus menyiapkan alat yang bisa dipakai untuk menulis. Pada saat pasca produksi, penulis selaku scriptwriter harus ikut dalam proses editing agar tidak terjadi kelasahan naskah.
4. Lembar Kerja Penyiar Sebagai seorang penyiar radio, penulis harus bertanggung jawab menyampaikan apa yang ditulis oleh scriptwriter ke dalam bentuk suara dalam sebuah siaran radio. Sebagai seorang penyiar bertugas untuk memandu acara di radio. Seorang penyiar juga menentukan berhasil atau tidak, menarik atau tidak acara yang akan dibawakannya. Karena seorang penyiar harus menerjemahkan naskah yang ditulis oleh scriptwriter kedalam ucapan dengan gaya tersendiri dan mengutamakan keaslian
tanpa adanya gaya bicara yang terkesan dibuat-buat. Seorang penyiar juga harus memiliki percaya diri tinggi, hobi mengobrol, punya bakat menghibur, tidak ada persoalan dengan pita suara, dan memiliki wawasan serta pergaulan yang luas. Seorang penyiar radio juga harus menguasai studio siaran juga. Fatmasari Ningrum (2004) mengatakan “Seorang penyiar radio juga menjadi ujung tobmak sebuah station radio dalam komunikasi dengan pendengaran. Keberhasilah sebuah program acara dengan parameter jumlah pendengar dan pemasukan iklan ditentukan oleh kepiawaian seorang penyiar dalam ‘menghidupkan’ acara tersebut”. Pada saat pra produksi, penulis selaku penyiar harus terus dan terus berlatih berbicara, seorang penyiar juga dituntut untuk banyak membaca banyak buku, misalnya seperti buku tentang kesehatan, mulai pergi ke took buku ataupun mencari tentang materi yang akan disiarkan melalui media elektronik yang nantinya akan sebagai referensi saat siaran. Seorang penyiar harus menguasai betul materi yang akan disiarkan agar saat siaran tidak kaku saat berbicara. Seorang penyiar juga harus pelajari materi jauh-jauh hari sebelum acara talk show dengan narasumber. Pada saat produksi, penulis selaku penyiar tetap harus berlatih, pemanasan sebelum siaran dimulai. Seorang penyiar bersama dengan operator dan produser acara harus memeriksa kelengkapan alat, seperti memastikan semua kelengkapan siaran berfungsi dengan baik, pemancar berjalan dengan sebagaimana mestinya, segala perangkat siaran, line telepon, lagu-lagu, backsound, naskah siaran, spot, iklan, dan sebagainya harus benar-benar dipastikan berfungsi agar tidak terjadi kesalahan saat siaran nanti. Pada saat pasca produksi, penulis selaku penyiar tidak terlalu banyak berperan. Hanya saja seorang penyiar harus melakukan evaluasi, memperbaiki kesalahan yang terjadi saat siaran agar saat siaran berikutnya bisa lebih baik.
5. Lembar Kerja Editor Sebagai seorang Editor dalam radio, penulis sebagai operator. Sebagai seorang operator radio, penulis harus bertanggung jawab dalam proses editing, seperti mengumpulkan, memilih, memotong , menyambung lagu yang nantinya akan dipakai untuk siaran. Oleh karena itu seorang operator diharapkan memiliki kemampuan dan keahlian yang memadai. Seorang operator radio juga harus memiliki ketahanan fisik
yang baik, karena dituntut bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaannya. Seorang operator juga dapat bekerja sama dengan scriptwriter untuk membahas naskah yang nantinya akan dipakai untuk siaran. Tugas seorang operator tau editor radio tidak banyak berbeda dengan editor film, jika di film seorang editor harus mampu menggabungkan gambar-gambar menjadi sebuah film, di radio, seorang editor harus mampu menyelaraskan naskah dan musik pada saat siaran berlangsung. Menurut Helena Olii dalam bukunya yang berjudul Berita & Informasi Jurnalistik Radio (2007:98) “Editing yang baik akan menghasilkan siaran yang baik, sebaliknya editing yang tidak baik akan menjemukan pendengar”. Pada saat pra produksi, penulis selaku editor harus menyiapkan peratalan yang akan dipakai untuk siaran nanti. Seorang operator juga harus memastikan bahwa alat-alat yang dipakai untuk siaran bekerja dengan baik. Pada saat produksi, penulis selaku editor harus berada di ruang operator untuk menyelaraskan musik dan naskah serta memberikan effect suara seperti suara simbal, tertawa saat penyiar mengatakan hal lucu, dan lain sebagainya Pada saat pasca produksi, penulis selaku editor berperan penuh dalam keberhasilan untuk hasil akhir siaran.
PENUTUP
Dengan dibuatnya Outline Desain Produksi ini diharapkan dapat menjadi manfaat untuk pembaca. Dengan adanya program Produksi Radio non berita dengan format Variety Show dan judul “Health & Care” kami berharap agar apa yang telah
kami sampaikan bisa bermanfaat, terutama untuk para remaja agar bisa lebih menghargai diri dan kesehatan mereka. Kami menyadari masih banyak sekali kesalahan yang telah kami perbuat dalam proses produksi, kami berharap kesalahan tersebut bisa kami jadikan sebagai suatu pelajaran yang berharga bagi kami, sehingga dapat kedepannya kami untuk bisa lebih baik lagi dalam pekerjaan Produksi Radio non berita. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang terlibat dalam produksi Radio Non Berita ini. Kepada semua yang telah membantu demi kelancaran acara yang akan kami buat.