PLATYHELMINTHES
oleh
ARDANA
KURNIAJI
filum
KLASIFIKASI
Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih yang menggunakan bulu getar sebagai alat geraknya, contohnya adalah Planaria.
Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria (cacing bulu getar), Trematoda (cacing hisap), Monogenea, dan Cestoda (cacing pita).
1
Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang dilengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan. Beberapa contoh Trematoda adalah Fasciola (cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma
2
Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak tercemar oleh enzim di usus inang. [7] Cacing ini merupakan parasit pada hewan, contohnya adalah Taenia solium dan T. saginata. Spesies ini menggunakan skoleks untuk menempel pada usus inang. Taenia bereproduksi dengan menggunakan telur yang telah dibuahi dan di dalamnya terkandung larva yang disebut onkosfer
3
CARA HIDUP
Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit.Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme.Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya.Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembap.Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia.
Seksual : reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal).Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain.
Cacing pipih dapat bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan perkawinan silang, walaupun hewan ini tergolong hermafrodit
1. Aseksual : tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes.Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.
A. Terpotong secara alami
B. Dibelah dua
C. Dibelah tiga
SISTEM REPRODUKSI
ALAT REPRODUKSI
SISTEM INDRA
Beberapa jenis cacing pipih memiliki sistem penginderaan berupa oseli, yaitu bintik mata yang mengandung pigmen peka terhadap cahaya. [3] Bintik mata tersebut biasanya berjumlah sepasang dan terdapat di bagian anterior (kepala). [3] Seluruh cacing pipih memiliki indra meraba dan sel kemoresptor di seluruh tubuhnya.[4] Beberapa spesies juga memiliki indra tambahan berupa aurikula (telinga), statosista (pegatur keseimbangan), dan reoreseptor (organ untuk mengetahui arah aliran sungai).
SISTEM SYARAF
Sistem saraf berupa tangga tali yang terdiri dari sepasang ganglion otak di bagian anterior tubuh. Kedua ganglia ini dihubungkan oleh serabut-serabut saraf melintang dan dari masing-masing ganglion membentuk tangga tali saraf yang memanjang ke arah posterior. Kedua tali saraf ini bercabang-cabang ke seluruh tubuh. Perhatikan gambar sistem saraf Planaria berikut!
Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut karena tidak memiliki anus.[3] Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor karena makanannya diedarkan melalui sistem gastrovaskuler.[3] Sementara itu, gas O2 dan CO2 dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi.
Siklus Hidup Clonorchis
Zygot – Larva Myrasidium – Sporokis– Redia – Sercaria – Metacercaria – Cacing Dewasa
Telur dilepaskan bersamaan dengan kotoran dari penderita
Telur akan berkembang menjadi larva mirasidium dan masuk ke inang perantara 1, biasanya adalah siput
Di tubuh siput, larva myrasidium akan bermetamorfosis menjadi sporosit
Sporosit ini mengandung banyak kantung embrio, yang akan tumbuh menjadi Redia
Redia akan tumbuh dan mengandung embrio yang akan berkembang menjadi Sercaria
Sercaria yang dihasilkan akan berpindah inang ke inang perantara 2, biasanya ikan
Pada tubuh ikan, metaserkaria akan membentuk kista.
Ikan yang terinfeksi di makan oleh manusia, maka kista akan berkembang menjadi cacing ati dewasa.
Siklus Hidup Fasciola Hepatica
Telur dilepaskan bersamaan dengan kotoran dari penderita
Telur akan berkembang menjadi larva mirasidium dan masuk ke inang perantara 1, biasanya adalah siput
Di tubuh siput, larva myrasidium akan bermetamorfosis menjadi sporosit
Sporosit ini mengandung banyak kantung embrio, yang akan tumbuh menjadi Redia
Redia akan tumbuh dan mengandung embrio yang akan berkembang menjadi Sercaria
Sercaria yang dihasilkan akan berpindah menempel pada tumbuhan air membentuk kista metasercaria
Tumbuhan yang mengandung kista di makan oleh domba, maka kista akan berkembang menjadi cacing hati dewasa.
Zygot – Larva Myrasidium – Sporosit – Redia – Sercaria – Metacercaria – Cacing Dewasa
PENYAKIT PADA MANUSIA
Beberapa spesies Platyhelminthes dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan. Salah satu diantaranya adalah genus Schistosoma yang dapat menyebabkan skistosomiasis, penyakit parasit yang ditularkan melalui siput air tawar pada manusia
AKIBAT
Cacing pita
TERIMA KASIH
Contoh lainnya adalah Clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada manusia dan hewan mamalia lainnya[9]. Spesies ini dapat menghisap darah manusia[9]. Pada hewan, infeksi cacing pipih juga dapat ditemukan, misalnya Scutariella didactyla yang menyerang udang jenis Trogocaris dengan cara menghisap cairan tubuh udang tersebut[10].
Apabila cacing tersebut berkembang di tubuh manusia, dapat terjadi kerusakan jaringan dan organ seperti kandung kemih, ureter, hati, limpa, dan ginjal manusia
a Larva, yang dilengkapi dengan scolex akan berkembang menjadi kista pada jaringan tubuh inang, misal pada otot
b Manusia yang memakan daging yang terinfeksi, akan menyebabkan kista berkembang menjadi cacing pita dewasa
proglottids
c Cacing pita dewasa terdiri dari scolex dan proglotid.Proglotid pada bagian ujung mengandung telur yang telah dibuahi yang siap dikeluarkan bersama feses untuk menginfeksi kembali
d Di dalam telur yang telah dibuahi, embrio berkembang menjadi larva. Sapi mungkin akan memakan telur bersama rumput dan akan menjadi inang sementara bagi cacing pita
Fig. 22-11, p.361
scolex
Siklus Hidup Taenia
SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan.. Di belakang kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh. Dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan makanan ke seluruh tubuh.
PHILOGENY
hubungan antara kingdom atau kelompok organisme sehingga memiliki persamaan dalam struktur atau struktural bagian, terjadi karena perkembangan evolusi organisme
DEFINISI
Platyhelminthes adalah Filum dalam Kerajaan Animalia (hewan). Filum ini mencakup semua cacing pipih kecuali Nemertinea, yang dulu merupakan salah satu kelas pada Platyhelminthes, yang telah dipisahkan.
PEMBAHASAN
DEFINISI
PHYLOGENIC
CIRI-CIRI
STRUKTUR TUBUH
SISTEM PENCERNAAN
SISTEM SYARAF
SISTEM INDRA
SISTEM REPRDUKSI
KLASIFIKASI
SIKLUS DAN CARA HIDUP
PENYAKIT PADA MANUSIA
PLATYHELMINTHES
CIRI-CIRI
Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen.
Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain.
sangat sensitif terhadap cahaya. Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembab (panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita.
Struktur Tubuh
Perbedaan Terhadap
Filum Lain
STRUKTUR TUBUH
Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik aselomata karena memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma, dan mesoderma
Mulut —tempat masuknya makanan, terletak di bagian ventral. Pada mulut, terdapat saluran yang dapat dijulurkan yang disebut faring untuk menyedot makanan.
Saluran pencernaan —mencerna makanan
Bintik Mata —alat indera digunakan untuk mendeteksi cahaya (planaria menyukai gelap)
Aurikel —organ penciuman
Protonephridia— yaitu saluran yang menghubungkan pori-pori dengan sel api sebagai organ eskresi
Ciri lain…….
Aselomata (belum memiliki rongga tubuh).
Bersifat hermaprodit.
Memiliki sistem organ sederhana (misal : 1. sistem pencernaan terdiri atas mulut, faring, usus dan tanpa anus.2. Respirasi melalui difusi dari permukaan tubuhnya, dll).
Hidup secara bebas, dan ada pula yang parasit.
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
12/15/2011
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
12/15/2011
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
12/15/2011
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
12/15/2011
#
12/15/2011
#
Click to edit Master title style
12/15/2011
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
12/15/2011
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
12/15/2011
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
12/15/2011
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
12/15/2011
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
12/15/2011
#
Click to edit Master title style
12/15/2011
#
Click to edit Master subtitle style
12/15/2011
#