NORMA-NORMA DAN STANDAR Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan 1. Pengertian jalan Jalan
sebagai
bagian
sistem
transportasi
nasional
mempun mem punya yaii per perana anan n pe penti nting ng ter teruta utama ma da dala lam m me mendu ndukun kung g bid bidan ang g ekonom eko nomi, i, sos sosial ial da dan n bu buday daya a se serta rta lin lingku gkunga ngan n da dan n di dikem kemba bangk ngkan an melalui
pendekatan
kes esei eim mba bang nga an
dan da n
pengembangan pem emer era ata taa an
wilayah
agar
pemba ban ngun una an
tercapai
ant nta ard rda aer era ah,
membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional. Ada beberapa pengertian jalan yang didapat dari berbagai literature diantaranya sebagai berikut : •
Jalan Jalan adala adalah h suatau suatau prasar prasarana ana perhub perhubung ungan an darat darat dalam dalam bentuk apapun meliputi segala bagiannya termasuk bangunan pelengka pelengkap p dan perlengk perlengkapa apannya nnya yang yang diperunt diperuntukka ukkan n untuk manusia.
•
Jalan Jalan adala adalah h serang serangka kaian ian simpul simpul atau atau ruang ruang kegiat kegiatan an yang yang dihubungk dihubungkan an oleh ruang lalu lintas hingga hingga membentuk membentuk satu kesatuan kesatuan sistem sistem jaringan jaringan untuk keperlua keperluan n penyeleng penyelenggara garaan an lalu lintas dan angkutan jalan.
•
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan,
termasuk
bangunan
pelengkap
dan
perlengk perl engkapa apannya nnya yang dip diperunt eruntukka ukkan n bag bagii lalu linta lintas, s, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, ai r, ke kecu cual alii ja jala lan n ker eret eta a ap api, i, ja jala lan n lo lori ri,, dan ja jala lan n ka kabe bel; l; (menurut Undang-Undang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan).
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
2. Fungsi Jalan Adapun Ada pun pera peranan nan jala jalan n menu menurut rut Und Undangang-Unda Undang ng Rep Republik ublik Indo Indonesi nesia a Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan yaitu: Jala Ja lan n
seb se bagai
bagia ian n
pra ras sarana
tra rans nspo port rta asi
mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, ling li ngku kung ngan an hi hidu dup, p, po poli liti tik, k, pe pert rtah ahan anan an da dan n ke keam aman anan an,, se sert rta a dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan jalan meng menghubu hubungka ngkan n dan meng mengikat ikat selu seluruh ruh wila wilayah yah Rep Republik ublik Indonesia. Peranan jalan dan jaringan jalan adalah memeberikan akses ke rumah rumah dan mobilitas mobilitas pergerak pergerakan. an. Prasaran Prasarana a jalan jalan digunaka digunakan n untuk melayani melayani lalulintas lalulintas sarana sarana angkuta angkutan n yang yang menyang menyangkut kut barang barang dan orang/penumpang dari tempat asal ke tempat tujuan. Prasarana jalan berfungsi sebagai sektor pendorong berkembangnya sektor-sektor lain sebagai pendukung atau penghubung pada jenjang kota.
3. Karakteristik Prasarana Jalan. Jalan. Prasarana jalan meliputi luas jalan, persimpangan dan terminal serta serta jaringa jaringan n jalan. jalan. Karakteri Karakteristik stik jalan jalan dicakup dicakup potonga potongan n melintan melintang, g, kapasitas, kecepatan rencana dan kelas jalan.
4. Pengelompokan Jalan Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum; um um; Pen Penga gatur turan an jal jalan an um umum um mel melip iputi uti pe penga ngatur turan an jal jalan an sec secar ara a umum um um,,
peng pe ngat atur uran an
jala ja lan n
nasi na sion onal al,,
peng pe ngat atur uran an
jala ja lan n
prov pr ovin insi si,,
pengaturan jalan kabupaten dan jalan desa, serta pengaturan jalan kota.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. Jalan arteri merupa mer upaka kan n jal jalan an um umum um ya yang ng ber berfun fungs gsii mel melaya ayani ni an angku gkuta tan n uta utama ma denga de ngan n cir cirii per perjal jalana anan n jar jarak ak ja jauh, uh, ke kecep cepat atan an rat rata-r a-rata ata tin tingg ggi, i, da dan n jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan kolektor merupakan merupaka n jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan lokal jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lingkungan merupakan merupaka n jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Jalan Jalan umum menurut sta statusny tusnya a dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Jalan provinsi jalan
kolektor
dalam
sistem
jaringan
jalan
primer
yang
menghubu meng hubungka ngkan n ibuk ibukota ota prov provinsi insi deng dengan an ibuk ibukota ota kab kabupat upaten/ko en/kota, ta, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. Jalan kabupaten jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibuk ib ukot ota a
kab ka bup upat aten en
keca ke cama mata tan, n,
ibuk ib ukot ota a
deng de nga an
ibuk ib ukot ota a
kabu ka bupa pate ten n
keca ke cama mata tan, n,
deng de ngan an
pusa pu satt
anta an tari ribu buko kota ta
kegi ke giat atan an
loka lo kal, l,
antarpus anta rpusat at kegi kegiatan atan loka lokal, l, sert serta a jala jalan n umum dalam sist sistem em jar jaringa ingan n
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
jal jalan an
sek se kun unde derr
dala da lam m
wila wi laya yah h
kabu ka bupa pate ten, n,
sistem
jaringan
dan da n
jala ja lan n
stra st rate tegi gis s
kabupaten. Jalan kota jalan
umum
dalam
jalan
sekunder
yang
menghubungkan menghubung kan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubung menghubungkan kan pusatt pela pusa pelayana yanan n deng dengan an pers persil, il, meng menghubu hubungka ngkan n anta antarper rpersil, sil, sert serta a menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota. Jalan desa jalan
umum
yang
menghubungkan
kawasan
dan/atau
antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
5. Sistem Jaringan Jalan Maca Ma cam m sist sistem em Jari Jaring ngan an jala jalan n (Men (Menur urut ut Pe Pera rana nan n Pe Pela laya yana nan n Jasa Jasa Distribusi) dapat dibagi yaitu: •
Sistem jaringan jalan primer
merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi bara ba rang ng da dan n jas jasa a unt untuk uk pe penge ngemb mbang angan an sem semua ua wil wilaya ayah h di tin tingka gkatt nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan bersifat menerus yang memberikan pelayanan lalu la lu li lint ntas as ti tida dak k
terp te rput utus us wa wala laup upun un ma masu suk k
ke da dala lam m
kawa ka wasa san n
perkotaan. Pusat-pus Pusa t-pusat at kegi kegiata atan n ada adalah lah kaw kawasan asan perk perkotaa otaan n yang memp mempunyai unyai jangkauan pelayanan nasional, wilayah, dan lokal. •
Sistem jaringan jalan sekunder
merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
6.
Klas Klasif ifik ikas asii
Jala Jalan n
menu menuru rutt
pera perana nann nnya ya
(Men (Menur urut ut
Peraturan Pemerintah (43) 1993). 1. Jalan arteri primer. (a) Kecepatan rencana min 60 km/ jam.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
(b) Lebar badan jalan min 8 m. (c) Kapasitas lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata. (d) Lalu lintas lintas jalan jalan jarak jarak jauh tidak boleh terganggu terganggu oleh lalu lintas ulang- alik lalu lintas lokal dan kegiatan lokal. (e) Jalan masuk dibatasi secara efisien. Jalan persimpangan persimpangan dengan peng pengat atur uran an
tert terten entu tu
tida tidak k
meng mengur uran angi gi
kece kecepa pata tan n
renc rencan ana a
dan dan
kapasitas jalan. (f) Tidak terputus walaupun memasuki kota. (g) Persyaratan tehnis jalan ditetapkan ditetapkan oleh Menteri. 2. Jalan kolektor primer. (a) Kecepatan rencana min 40 km/jam. (b) Lebar badan jalan min 7 m. (c) Kapasitas sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata. (d) Jalan Jalan masuk masuk dibatasi dibatasi,, direnca direncanaka nakan n sehingga sehingga tidak tidak menguran mengurangi gi kecepatan rencana dan kapasitas jalan. (e) Tidak terputus walaupun memasuki kota. 3. Jalan lokal primer. (a) Kecepatan rencana min 19 km/jam. (b) Lebar min 6 m. (c) Tidak terputus walaupun melalui desa. 4. Jalan arteri sekunder. sekunder. (a) Kecepatan rencana min 19 km/jam. (b) Lebar badan jalan min 8 m. (c) Kapasitas sama atau lebih besar dari volume rata-rata. (d) Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat. (e) Persim Persimpan panga gan n denga dengan n penga pengatur turan an terten tertentu tu tidak tidak mengu menguran rangi gi kecepatan dan kapasitas jalan. 5. Jalan kolektor sekunder. (a) Kecepatan rencana min 19 km/jam. (b) Lebar badan jalan min 7 m. 6. Jalan lokal sekunder. (a) Kecepatan rencana min 10 km/jam.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
(b) Lebar badan jalan min 5 m. (c) Persyara Persyaratan tan tehnis diperu diperuntukk ntukkan an bagi
kendara kendaraan an roda 3 atau
lebih. (d) Lebar badan jalan tidak diperuntukkan bagi kendaraan roda 3 atau lebih. Jalan Jalan arter arteri i mel melip iputi uti ja jalan lan art arteri eri pr prime imerr da dan n art arteri eri se sekun kunder der.. Jalan arteri primer merupakan jalan arteri dalam skala wilayah tingkat nasion nas ional al,, se seda dangk ngkan an jal jalan an art arteri eri se sekun kunder der mer merupa upakan kan jal jalan an ar arter terii dalam skala perkotaan. Jalan Jalan kole kolektor ktor prim primer er meru merupaka pakan n jala jalan n kole kolektor ktor dala dalam m ska skala la wilayah, sedangkan jalan kolektor sekunder dalam skala perkotaan; Ang ngk kut uta an
pen eng gum ump pul
adala lah h
angku kuttan
ant nta ara
yang
ber ersi sifa fatt
mengu me ngump mpulk ulkan an an angk gkuta utan n set setemp empat at unt untuk uk di diter terusk uskan an ke an angku gkuta tan n utama dan seba sebalikn liknya ya yang bersifat bersifat mem membagi bagi dari angk angkutan utan utam utama a untuk diteruskan ke angkutan setempat. Jalan lokal meliputi lokal meliputi jalan lokal primer dan jalan lokal sekunder. Jalan lokal primer merupakan jalan lokal dalam skala wilayah tingkat loka lo kall
seda se dang ngka kan n
Angk An gkut utan an
jala ja lan n
loka lo kall
sete se temp mpat at ad adal alah ah
seku se kund nder er angk an gkut utan an
dala da lam m
skal sk ala a
yang ya ng me mela laya yani ni
perk pe rkot otaa aan; n; kebu ke butu tuha han n
masyarakat setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rendah, dan frekuensi ulang-alik yang tinggi. Jalan Jalan lingk lingkunga ungan n mel melip iputi uti ja jalan lan lin lingk gkung ungan an pr prime imerr da dan n jal jalan an ling li ngku kung ngan an se seku kund nder er..
Jala Ja lan n
ling li ngku kung ngan an pr prim imer er me meru rupa paka kan n
jala ja lan n
lingkungan dalam skala wilayah tingkat lingkungan seperti di kawasan perdesaan di wilayah kabupaten, sedangkan jalan lingkungan sekunder meru me rupa paka kan n
jala ja lan n
ling li ngku kung ngan an
dala da lam m
skal sk ala a
perk pe rkot otaa aan n
sepe se pert rtii
di
lingk lin gkung ungan an per peruma umahan han,, per perda daga ganga ngan, n, da dan n pa pariw riwisa isata ta di kaw kawas asan an perkotaan.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Gambar : Model Model Jaringan Jaringan jalan
Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Yang dimaksud dengan jalan khusus, antara lain, adalah jalan di da dalam lam kaw kawas asan an pel pelab abuha uhan, n, jal jalan an keh kehuta utanan nan,, jal jalan an pe perke rkebun bunan, an, jala jalan n ins inspek peksi si pe penga ngaira iran, n, jal jalan an di kaw kawas asan an ind indust ustri, ri, da dan n jal jalan an di kawasan permukiman yang belum diserahkan kepada pemerintah. Penga Pen gatur turan an kel kelas as jal jalan an ber berda dasa sarka rkan n sp spesi esifik fikasi asi pen penye yedia diaan an prasarana jalan dikelompokkan atas jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil. Jalan Jalan beba bebas s hamb hambatan atan ad adala alah h jal jalan an um umum um unt untuk uk lal lalu u lin lintas tas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebidang serta dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan. Dengan kata lain, Jalan bebas hambatan (freeway) adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus yang memberikan pelayanan mener me nerus/ us/tid tidak ak ter terput putus us de denga ngan n pen penge genda ndalia lian n jal jalan an ma masuk suk sec secar ara a penuh, penu h, dan tan tanpa pa adan adanya ya pers persimpa impangan ngan sebi sebidan dang, g, sert serta a dile dilengka ngkapi pi dengan pagar ruang milik jalan, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah dan dilengkapi dengan median.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Jalan Jala n raya (hig (highway hway) ) ada adala lah h jal jalan an um umum um unt untuk uk lal lalu u lin linta tas s mener me nerus us de denga ngan n pen penge genda ndalia lian n jal jalan an ma masuk suk sec secara ara ter terba batas tas da dan n dilengkapi dengan median, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah. Jalan Jala n seda sedang ng (roa (road) d) adalah jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 7 (tujuh) meter. Jalan kecil (street) adalah jalan umum untuk melayani lalu lintas setempat, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 5,5 (lima setengah) meter.
7. Kelas jalan. jalan. Didalam Undang-Undang Undang-Undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 telah dirumuskan dirumuskan klasifikasi jalan sebagai berikut :
1. Jalan kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton. II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan 2. Jalan kelas II, bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.50 2.500 0
mili milime mete ter, r,
ukur ukuran an
panja anjang ng
tida tidak k
mele melebi bihi hi
18.0 18.000 00
milimeter dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton. A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat 3. Jalan kelas III A, dilalui dilalui kendara kendaraan an bermotor bermotor termasuk termasuk muatan muatan dengan dengan ukuran ukuran lebar lebar tidak tidak meleb melebihi ihi 2.500 2.500 milime milimeter ter,, ukura ukuran n panjan panjang g tidak tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
4. Jalan kelas III B, B, yaitu jalan kolektor yang dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.50 2.500 0
mili milime mete ter, r,
ukur ukuran an
panja anjang ng
tida tidak k
mele melebi bihi hi
12.0 12.000 00
milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton. lan kelas las III III C, yait yaitu u jala jalan n loka lokall yang yang dapa dapatt dila dilalu luii 5. Jalan kenda kendara raan an bermot bermotor or terma termasuk suk muata muatan n denga dengan n ukura ukuran n lebar lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton. Dari pembagian kelas terlihat bahwa jalan arteri dapat berupa kelas I, II, dan III A dan jalan kolektor dapat berupa kelas kelas III A dan III B dan dan jala jalan n loka lokall hany hanya a beru berupa pa kela kelas s III III C. Pe Pene nent ntua uan n kela kelas s ini ini tergantung dari jenis kendaraan berat yang melewatinya. Pergerakan kendaraan berat juga dibatasi pada jalan tertentu saja.
8. Bagian-Bagian Jalan Bagian-bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan. Daerah manfaat jalan (Damaja) Meliputi
badan
jalan,
saluran
tepi
jalan,
dan
ambang
pengama peng amannya nnya.. Yang dima dimaksud ksud deng dengan an ruan ruang g manf manfaat aat jala jalan n adal adalah ah suatu ruang yang dimanfaatkan untuk konstruksi jalan dan terdiri atas badan jalan, saluran tepi jalan, serta ambang pengamannya. Badan jalan meliputi jalur lalu lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah dan bahu ba hu jal jalan an,, ter terma masuk suk jal jalur ur pej pejala alan n kak kaki. i. Am Amba bang ng pen penga gaman man jal jalan an terl te rlet etak ak di ba bagi gian an pa pali ling ng lu luar ar,, da dari ri ru rua ang ma manf nfaa aatt
jala ja lan, n, da dan n
dimaksudkan untuk mengamankan bangunan jalan.
Daerah milik jalan (Damija) Meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. Yang dimaksud dengan dengan ruang milik jalan (right of
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
way) adalah sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan yang masih menjadi bagian dari ruang milik jalan yang dibatasi oleh tanda bata tas s
rua ru ang
mil ilik ik
jala ja lan n
yang
dim di mak aks sudk dka an
unt ntuk uk
mem eme enu nuhi hi
persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan antara lain untuk kepe ke perl rlua uan n pe pele leba bara ran n ru ruan ang g ma manf nfaa aatt ja jala lan n pa pada da ma masa sa ya yang ng ak akan an datang.
Daerah pengawasan jalan (Dawasja) Merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang ada di bawa ba wah h pe penga ngawa wasa san n pen penye yelen lengga ggara ra jal jalan. an. Ya Yang ng di dimak maksud sud de denga ngan n ruang pengawasan jalan adalah ruang tertentu yang terletak di luar ruang ruan g mili milik k jala jalan n yan yang g peng pengguna gunaanny annya a dia diawasi wasi oleh peny penyeleng elenggara gara jala jalan n aga agarr tid tidak ak men mengg ggang anggu gu pa panda ndanga ngan n pen pengem gemud udi, i, kon konstr struks uksii bangunan jalan apabila ruang milik jalan tidak cukup luas, dan tidak mengganggu fungsi jalan. Terganggunya fungsi jalan disebabkan oleh peman pe manfa faata atan n rua ruang ng pen penga gawas wasan an jal jalan an yan yang g tid tidak ak ses sesuai uai den denga gan n peruntukannya.
No. 1. 2. 3. 4.
Diskripsi Damija (m) Kecepatan (Km/Jam) Spasi (m) Fungsi pelayanan
Tabel 1. Arteri Kolektor Sekunder Sekunder 25-35 15-24 30 20 100-1.500 Daerah dan kecamatan
5.
Penggunaan lahan
Komersil/ campuran dan pusat kota
6.
Angkutan umum
Bis, minibus, mikrolet
7.
Fasilitas
-Pohon pelindung (strip stress),
300-500 Kota dan regional (antar desa) Komersil/ lingkungan dan khusus Mikrolet, helicak, dan bajaj. -trotoar -lampu lalu lintas
Lokal 8-15 10 50-250 Lokal
Permukiman dan lingkungan tradisional
-pohon pelindung - taman parkir
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
-sempadan bangunan yang memadai, -parkir sangat terbatas dan disarankan tidak ada parkir di tepi jalan, -jaringan utilitas di bawah jalan -Boulevard -lalu lintas dua arah -Rambu lalu lintas
-curb parkir pada tempat tertentu -jaringan utilitas di bawah jalan -lalu lintas satu atau dua arah
-pedestrian area -lalu lintas satu arah, kecuali pada tempat sempit.
Sumber : UNDP (United Nation Development Progr am) Jakarta Short Team Transportation Improvement Project (JSTTIP) PP No. 26 tahun 1985
4. STANDAR STANDAR PERENCA PERENCANAAN NAAN LANSEKA LANSEKAP P JALAN Menuru Menurutt buku buku
Tata Tata Cara Peren Perenca canaa naan n Teknik Teknik Lansek Lansekap ap
Jalan Jalan
No.033/TBM/1996, berikut merupakan standar perencanaan lansekap jalan : 1. Lansekap Lansekap jalan adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk terbentuk pada Iingkunga Iingkungan n jalan, jalan, baik yang terbentuk terbentuk dari elemen elemen lansekap lansekap alamiah alamiah seperti seperti bentuk bentuk topograf topografii lahan lahan yang yang mempuny mempunyai ai panorama yang indah, maupun yang terbentuk dari elemen lansekap buatan manusia yang disesuaikan dengan kondisi Iahannya. Lansekap jalan jalan ini mempunya mempunyaii ciri-ciri ciri-ciri khas karena harus harus disesua disesuaikan ikan dengan dengan pers persya yara rata tan n
geom geomet etri rik k
jala jalan n
dan dan
dipe diperu runt ntuk ukka kan n
teru teruta tama ma
bagi bagi
kenya kenyama manan nan pemak pemakai ai jalan jalan serta serta diusa diusahak hakan an untuk untuk menci mencipta ptaka kan n Iing Iingku kung nga an
jala jalan n
yang yang
inda indah, h,
nyam nyama an
dan dan
meme memenu nuhi hi
fung fungsi si
keamanan. 2. Elemen Elemen lanseka lansekap p adalah segala sesuatu yang berwujud benda, suara, warna dan suasana yang merupakan merupakan pembentuk lansekap, baik yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Elemen lansekap yang berupa benda terdiri dari dua unsur yaitu benda hidup dan benda mati; sedangkan yang dimaksud dengan benda hidup ialah tanaman, dan dan yang dimaksud dimaksud dengan benda benda mati adalah tanah, tanah, pasir, batu dan elemen-elemen Iainnya yang berbentuk padat maupun cair. 3. Tajuk merupaka merupakan n keseluruha keseluruhan n bentuk bentuk dan kelebara kelebaran n maksima maksimall tertentu dari ranting dan daun suatu tanaman. 4. Bentuk Massa ialah suatu bentuk yang merupakan merupakan kelompok, baik untuk kelompok tanaman dan/atau kelompok daun yang padat. 5. Struktur Tanaman ialah ialah bentuk bentuk tanam tanaman an yang yang terlih terlihat at secara secara keseluruhan. 6. Jalur Tanaman adalah jalur penempatan tanaman serta elemen lansekap Iainnya yang terletak di dalam Daerah Milik Jalan (DAMIJA) maupu maupun n di dala dalam m Daera Daerah h Penga Pengawa wasa san n Jalan Jalan (DAWA (DAWASJA SJA). ). Sering Sering disebu disebutt jalur jalur hijau hijau karen karena a domin dominas asii elemen elemen Iansek Iansekap apnya nya adala adalah h tanaman yang pada umumnya berwarna hijau. 7. Tanaman Peneduh adalah jenis tanaman berbentuk pohon dengan percabangan percabangan yang tingginya Iebih dari 2 meter dan dapat memberikan keteduhan dan menahan silau cahaya matahari bagi pejalan kaki. 8. Tanaman Pengarah, Pengarah, Penahan Penahan dan Pemecah Angin adalah adalah jenis jenis tanaman tanaman yang berfung berfungsi si sebagai sebagai pengara pengarah, h, penahan penahan dan pemecah pemecah angin; dan dapat berbentuk pohon atau perdu yang diletakkan dengan suatu komposisi membentuk kelompok. 9. Tanaman Pembatas, Pengarah dan Pembentuk Pandangan Pandangan adalah jenis jenis tanaman tanaman berbent berbentuk uk pohon pohon atau atau perdu perdu yang berfung berfungsi si sebaga sebagaii pembata pembatas s pemanda pemandangan ngan yang kurang kurang baik, baik, pengarah pengarah gerakan gerakan bagi bagi pemakai jalan pada jalan yang berbelok atau menuju ke suatu tujuan tertentu, tertentu, juga karena letak letak dapat dapat memberika memberikan n kesan kesan yang berbeda berbeda sehingga dapat menghilangkan kejenuhan bagi pemakai jalan.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
10. Tanaman Penyerap Polusi Udara dan Kebisingan adalah jenis tanaman berbentuk pohon atau perdu yang mempunyai massa daun yang padat dan dapat menyerap polusi udara akibat asap kendaraan bermotor dan dapat mengurangi kebisingan.
KETENTUAN TEKNIK
Penyesuaian dengan persyaratan Geometrik Jalan menurut Letak Jalur Tanaman Hal-hal yang dipersyaratkan dan perlu diperhatikan dalam jalan agar dapat memenuhi penyesuaian dengan persyaratan geometrik jalan adalah sebagai berikut : 1) Pembers Pembersihan ihan lahan lahan Jenis jenis tanaman pada daerah ini sebaiknya diletakkan diletakkan di tepi jalur lalu lintas, yaitu diantara jalur lalu lintas kendaraan dan jalur pejalan kaki (trotoar). Penentuan jenis tanaman yang akan ditanam pada jalur ini harus memenuhi kriteria teknik perletakan tanaman dan disesuaikan dengan lebar jalur tanaman. (2). Pada jalur tengah (median). Lebar jalur median yang dapat ditanami harus mempunyai lebar minimum 0.80 meter, sedangkan lebar ideal adalah 4.00 - 6.00 meter Pemilihan jenis tanaman perlu memperhatikan tempat perletakannya teruta terutama ma pada pada daera daerah h persi persimp mpang angan an,, pada pada daera daerah h bukaa bukaan n ("U turn"), dan pada pada tempat di antara antara persimpangan persimpangan dan daerah daerah bukaan. Begitu pula untuk bentuk median yang ditinggikan atau median yang diturunkan. (3). Pada daerah tikunqan. Pada
daera erah
ini ini
ada
bebera erapa
persy rsyarat ratan
yang
har harus
diperha diperhatika tikan n dalam dalam hal menempa menempatkan tkan dan memilih memilih jenis jenis tanaman, tanaman, antara lain jarak jarak pandang henti, henti, panjang tikungan, dan dan ruang bebas bebas samping di tikungan.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Tana Tanama man n rend rendah ah (per (perdu du atau atau sema semak) k) yang yang berd berdau aun n pada padatt dan dan berwa berwarna rna teran terang g denga dengan n keting ketinggia gian n maxim maximal al 0.80 0.80 meter meter sanga sangatt disarankan untuk ditempatkan pada ujung tikungan. (4). Pada daerah persimpanqan. Persyaratan Persyaratan geometrik yang ada kaitannya dengan perencanaan lansek lansekap apja jalan lan ialah ialah adany adanya a daera daerah h bebas bebas panda pandang ngan an yang yang harus harus terbuk terbuka a agar agar tidak tidak mengur menguran angi gi jarak jarak panda pandang ng penge pengemu mudi. di. Pa Pada da daer daerah ah
ini ini
pemi pemili liha han n
jeni jenis s
tana tanama man n
dan dan
perle erleta taka kann nnya ya
haru harus s
memperha memperhatika tikan n bentuk bentuk persimp persimpanga angan n baik persimpa persimpangan ngan sebidan sebidang g maupun persimpangan tidak sebidang.
Pemilihan Jenis Tanaman dan Lokasi
Penempatannya Pada jalur Tanaman Tepi dan Median 1) Ketent Ketentuan uan untuk untuk perlet perletak akan an tanam tanaman an pada pada jalur jalur tepi tepi dan dan jalur jalur tenga tengah h (media (median) n) disesu disesuaik aikan an denga dengan n potong potongan an melint melintan ang g stand standar ar tergantung pada kiasifikasi fungsi jalan yang bersangkutan. (a).Jalan Arteri Primer (b).Jalan Kolektor Primer (c).Jalan Arteri Sekunder
2) Berdasarkan lingkungan di sekitar jalan yang direncanakan dan ketent ketentuan uan ruang ruang yang yang terse tersedia dia untuk untuk penem penempat patan an tanam tanaman an lans lansek ekap ap
jala jalan, n,
maka maka
untu untuk k
mene menent ntuk ukan an
pemi pemili liha han n
jeni jenis s
tanamannya ada 2 (dua) hal lain yang perlu diperhatikan yaitu fungsi tanaman dan persyaratan penempatannya. Dari contohcontoh contoh berikut berikut ini diharap diharapkan kan dapat dapat memberik memberikan an kemudah kemudahan an dalam pemilihan jenis tanaman lansekap jalan, dan disarankan agar dipilih jenis tanaman khas daerah setempat, yang disukai oleh burung-burung, serta rendah evapotranspirasinya
Fungsi, Fungsi, Persyaratan, Contoh Bentuk & Jenis Pada Jalur Tanaman Tepi 1.Peneduh
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
- Ditempatkan pada jalur tanaman ( minimal 1,5 m) - Percabangan 2 m di atas tanah. - Bentuk percabangan batang tidak merunduk. - Bermassa daun padat. - Ditanam secara berbaris. - Kiara Payung (Filicium decipiens) - Tanjung (Mimusops elengi) - Angsana (Ptherocarphus indicus) 2. Penyerap Polusi Udara - Terdiri dari pohon, perdu/semak. - Memiliki ketahanan tinggi terhadap pengaruh udara. - Jarak tanam rapat. - Bermassa daun padat. - Angsana (Ptherocarphus indicus) - Akasia daun besar (Accasia mangium) - Oleander (Nerium oleander) - Bogenvil (Bougenvillea Sp) - Teh-tehan pangkas (Acalypha sp)
Pemilihan Jenis Tanaman pada Daerah Tikungan Penentua Penentuan n jenis tanaman tanaman ditentuka ditentukan n dengan dengan melihat melihat bentuk bentuk tikung tikungan an dan dan menge mengetah tahui ui luas luas daera daerah h bebas bebas samp samping ing di tikung tikungan. an. Disarankan, agar baik pada awal tikungan maupun di daerah bebas samping digunakan digunakan tanaman dengan ketinggian ketinggian < 0.80 meter, supaya dapat dapat menga mengarah rahka kan n tetapi tetapi tidak tidak menutu menutupi pi panda pandanga ngan n penge pengemu mudi di kendaraan.
Pada Persimpangan
Beberapa hal penting yang, perlu dipertimbangkan dalam penyelesaian Lansekap Jalan pada persimpangan, antara lain : 1) Daerah Bebas Pandanq di mulut Persimpanqan Pada Pa da mulu mulutt pers persim impa pang ngan an haru harus s ada ada daer daerah ah terb terbuk uka a agar agar tida tidak k menghalangi pandangan pengemudi sehingga akan memberikan rasa
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
aman. Untuk daerah bebas pandang ini ada ketentuan mengenai letak tanaman yang disesuaikan dengan kecepatan kendaraan dan bentuk persimpangannya.
Pemilihan jenis Tanaman pada Persimpanqan Penata Penataan an lansek lansekap ap pada pada persi persimpa mpanga ngan n akan akan merupa merupaka kan n ciri ciri dari dari persimpangan itu atau lokasi setempat. Ada yang menempatkan jam kota, kota, ornam ornamenen-or ornam namen en seper seperti ti patun patung, g, air mancu mancur, r, gapu gapura, ra, atau atau tanaman yang spesifik. Penempatan dan pemilihan bentuk / desain semu se mua a
bend bendaa-b benda enda
ini ini
haru harus s
dise disesu suai aika kan n
deng dengan an
keten etentu tua an
geometrik pada persimpangan dan harus memenuhi kriteria sebagai berikut : (a) Daerah Daerah bebas bebas pandan pandang g tidak tidak diperkena diperkenankan nkan ditanami ditanami tanaman tanaman yang
menghala menghalangi ngi pandan pandangan gan pengem pengemudi. udi. Sebaik Sebaiknya nya diguna digunakan kan
tanaman rendah berbentuk berbentuk tanaman perdu perdu dengan ketinggian ketinggian < 0.80 0.80 meter, meter, dan
jenisnya jenisnya merupaka merupakan n berbunga berbunga atau atau berstruktur berstruktur indah, indah,
misalnya : - Ixora stricata ( soka berwarna-warni berwarna-warni ) - Lantana camara ( lantana ) - Duranta sp ( pangkas kuning ). (b) Bila Bila pada pada persim persimpa panga ngan n ada ada pulau pulau lalu lalu lintas lintas atau atau kanal kanal yang yang dimungki dimungkinkan nkan untuk ditanam ditanami, i, sebaiknya sebaiknya digunaka digunakan n tanaman tanaman perdu perdu rendah rendah dengan dengan pertimba pertimbanga ngan n agar agar tidak tidak menggang mengganggu gu penyeber penyeberang ang jalan dan tidak menghalangi pandangan pengemudi kendaraan. (c) Penggunaan tanaman tinggi berbentuk tanaman pohon sebagai tanaman pengarah, digunakan Contoh : - Oreodoxa regia - palem raja - Areca Catechu - pinang jambe - Borassus Flabellifer - lontar (siwalan) - Tanaman pohon bercabang > 2 meter Contoh : - Khaya Sinegalensis - Khaya - Lagerstromea Loudonii - bungur - Mimusops Elengi - tanjung.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
KOMPONEN-KOMPONEN 1. RAMBU-RA RAMBU-RAMBU MBU LALU LINTAS LINTAS Menur Menurut ut
Petun Pe tunjuk juk
Peram Perambua buan n
Semen Se mentar tara a
Selama Selama
Pelaks Pelaksana anaan an
Pekerjaan Jalan No. 003/T/Bnkt/1990. Secara umum pengertian rambu-rambu lalu lintas adalah tandatand tanda, a, alat alat,, bend benda a yang yang digu diguna naka kan n untu untuk k meny menyam ampa paik ikan an pesa pesan n sebagai sebagai piranti piranti pengatur pengaturan an lalu litnas litnas jalan jalan raya. raya. Berdasa Berdasarkan rkan jenis pesan pesan yang yang disam disampa paika ikan, n, rambu rambu lalu lalu linta lintas s dapat dapat dikelo dikelomp mpokk okkan an menjadi rambu-rambu seperti berikut : a. Rambu peringatan. Rambu ambu
yang yang
memp emperin eringa gatk tkan an
ada adanya nya
baha bahaya ya
agar agar
para para
pengemudi berhati-hati dalam menjalankan kendaraannya. Misalnya: Menunj Menunjukk ukkan an adanya adanya lintas lintasan an kereta kereta api, api, atau atau adanya adanya simpa simpanga ngan n berbahaya bagi para pengemudi. b. Rambu Petunjuk . Rambu Rambu yang yang membe memberik rikan an petunj petunjuk uk atau atau ketera keteranga ngan n kepad kepada a penge pengemu mudi di atau atau pema pemakai kai jalan jalan lainny lainnya, a, tenta tentang ng arah arah yang yang harus harus ditempuh atau letak kota yang akan dituju lengkap dengan nama dan arah dimana kita itu berada. c. Rambu larangan dan perintah. perintah . Rambu Rambu ini untuk melarang/m melarang/memer emerinta intah h semua semua jenis lalu lintas lintas tertentu untuk memakai jalan, jurusan atau tempat-tempat tertentu: Misalnya: - Dilarang berhenti. - Kendaraan harus lewat jalur tertentu. - Semua kendaraan dilarang lewat. - Dan lain-lain. Menur nurut
cara
pemas masanga ngan
dan
sifa ifat
pes esa an
yan yang
akan
disa disamp mpai aika kan n maka maka seca secara ra gari garis s besa besarr sist sistem em pera peramb mbua uan n dapa dapatt dikelompokkan atas: 1. Rambu tetap. 2. Rambu tidak tetap.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Yang dimaksud dengan rambu tetap adalah semua jenis rambu yang ditetapkan menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan tersebut di atas yang dipasang secara tetap dan Rambu Tidak Tetap adalah rambu yang dipasang dan berlaku hanya beberapa waktu, dapat ditempatkan sewaktu waktu dan dapat dipindah-pindahkan.
Sedangkan Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : Km 61 Tahun 1993 Tentang Rambu-Rambu Lalu lintas Di Jalan. Rambu-rambu lalu lintas dijalan yang selanjutnya disebut rambu adalah adalah salah salah satu dari dari perlengk perlengkapa apan n jalan, jalan, berupa berupa lambang, lambang, huruf, angka, kalimat dan atau perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larang larangan an,, perint perintah ah atau atau petunj petunjuk uk bagi bagi pemak pemakai ai jalan. jalan. Berda Berdasa sarka rkan n jenis pesan yang disampaikan, rambu lalu lintas dapat dikelompokkan menjadi rambu-rambu seperti berikut : ambu 1) Rambu
perin eringa gata tan n
adala dalah h
ram rambu
yang yang
dig digunak unakan an
untu untuk k
menyatak menyatakan an peringat peringatan an bahaya bahaya atau tempat tempat berbaha berbahaya ya pada pada jalan didepan pamakai jalan.
2) Rambu
lara laran ngan
adalah lah
rambu
yang
diguna unakan
untuk ntuk
menyatak menyatakan an perbuata perbuatan n yang dilarang dilarang dilakuka dilakukan n oleh pemakai pemakai jalan.
3) Rambu
peri perint nta ah
adalah lah
ram rambu
yan yang
diguna unakan
untuk ntuk
menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan.
4) Rambu
petun tunjuk juk
adalah lah
ram rambu
yan yang
digun iguna akan
untuk ntuk
menyatak menyatakan an petunjuk petunjuk mengenai mengenai jurusan, jurusan, jalan, jalan, situasi, situasi, kota, kota, tempat, pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan. Papan tambahan adalah adalah papan papan yang dipasang dipasang dibawah dibawah daun rambu rambu yang memberikan memberikan penjelasan penjelasan lebih lebih lanjut lanjut dari dari suatu suatu rambu. rambu. Papa Pa pan n
Tamb Tambah ahan an
digu diguna naka kan n
untu untuk k
memu memuat at
kete ketera rang nga an
yang yang
diperlukan untuk menyatakan: Hanya berlaku untuk waktu-waktu tertentu Jarak-jarak dan jenis kendaraan tertentu
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Perihal Perihal lainnya lainnya sebagai sebagai hasil hasil manajeme manajemen n rekayas rekayasa a lalu lintas. Warna dasarnya putih dengan tulisan dan bingkai warna hitam. Papan tambahan tidak boleh menyatakan sesuatu keterangan yang tidak berkaitan dengan rambunya sendiri. Rambu berlaku sesuai arah lalu lintas yang bersangkutan dengan lokasi penempatan harus mempertimbangkan : a) Kondisi jalan dan lingkungan b) Kondisi lalu lintas c) Aspek Aspek keselama keselamatan, tan, keamanan keamanan,, ketertiba ketertiban n dan kelancar kelancaran an lalu lintas Rambu Rambu sesuai sesuai denga dengan n fungs fungsiny inya a dikelo dikelomp mpokk okkan an menjad menjadii 4 (empat) jenis : a) Rambu peringatan, peringatan, digunakan untuk : memberi peringatan untuk kemungkinan ada bahaya atau tempat berbahaya dibagian jalan didepannya, Ditempatk Ditempatkan an sekurang sekurang-kura -kurangny ngnya a pada pada jarak jarak 50 m atau atau pada
jarak
tertentu
sebelum
tempat
bahaya
dengan
memperh memperhatik atikan an kondisi kondisi lalu lintas, lintas, cuaca cuaca dan keadaaan keadaaan jalan jalan yang disebabkan oleg faktor geografis, geometris, permukaan jalan, dan ketepatan rencana jalan. Dapat dilengkapi pula dengan papan tambahan. Warna dasar rambu rambu peringat peringatan an berwarna berwarna kuning kuning dengan dengan lambang atau tulisan berwarna hitam. Rambu ini lazimnya lazimnya ditempatkan ditempatkan pada pelintasan pelintasan sebidang dengan kereta api, Bentuk Bentuk rambu rambu ini adala adalah h bujur bujur sang sangkar kar dan dan atau atau empa empatt persegi panjang yang semua titik sudutnya dibulatkan. b) Rambu Larangan digunaka digunakan n untuik untuik menyatak menyatakan an perbuata perbuatan n yang dilar dilarang ang dilak dilakuka ukan n oleh oleh pemak pemakai ai jalan jalan denga dengan n ketent ketentuan uan sebag sebagai ai berikut :
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Dite Ditemp mpat atka kan n
sede sedeka katt
mung mungki kin n
deng dengan an
titi titik k
lara larang ngan an
dimulai Dapat dilengkapi dengan papan tambahan Sebagai Sebagai petunjuk petunjuk pendahul pendahuluan uan pada pada pemakai pemakai jalan jalan dapat dapat dite ditemp mpat atka kan n
ramb rambu u petu petunj njuk uk lain lain pada pada jara jarak k yang yang laya layak k
sebelum titik larangan dimulai. Warna dasar rambu larangan berwarna putih dan lambang atau tulisan berwarna hitam atau merah. Bentuk rambu ini dapat berupa : (a) Segi delapan sama sisi (b) Segi tiga sama sisi (c) Silang dengan ujung-ujungnya diruncingkan diruncingkan (d) Lingk Lingkara aran n empat empat perse persegi gi panja panjang. ng. Denga Dengan n ukura ukuran-u n-ukur kuran an tertentu c ) Rambu Perintah digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan dengan penempatannya sebagai berikut: Ditemp Ditempat atkan kan sedeka sedekatt mungk mungkin in denga dengan n titik titik kewaj kewajiba iban n dimulai Dapat dilengkapi dengan papan tambahan Dima Dimaks ksud udka kan n
untu untuk k
memb member erii
petu petunj njuk uk
pend pendah ahul ulua uan n
kepada pemakai pemakai jalan dan ditempatkan pada jarak yang layak sebelum titik kewajiban dimulai. Warna dasar berwarna biru dengan lambang atau tulisan berwarna putih serta merah untuk garis serong sebagai batas akhir perintah. d) Rambu Petunjuk digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, tempat, pengaturan, fasilitas dll bagi pemakai jalan dengan ketentuan sebagai berikut : Ditempatk Ditempatkan an sedemiki sedemikian an rupa sehingga sehingga mempunyai mempunyai daya daya guna sebesarsebesar-besa besarnya rnya dengan dengan memperha memperhatika tikan n keadaan keadaan jalan jalan dan kondisi lalu lintas.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Dapat pula digunakan papan tambahan atau dicantumkan pada rambu itu sendiri. Rambu ini dapat diulangi dengan ketentuan jarak antara rambu dan obyek yang dinyatakan pada rambu tersebut dapat dinyatakan dengan papan tambahan. Rambu petunjuk dapat menunjukkan : (a) Tempat fasilitas umum, batas wilayah suatu daerah, situasi jal jalan an
dan dan
ram rambu
berup erupa a
kata kata-k -kat ata a
sert se rta a
temp tempat at
khus khusus us
dinyatakan dengan warna dasar biru. (b) (b) Pe Petu tunj njuk uk arah arah untu untuk k menc mencap apai ai tuju tujuan an anta antara ra lain lain ko kota ta,, daer daerah ah/w /wil ilay ayah ah se sert rta a
ram rambu yang yang meny menyat atak akan an nama nama jala jalan n
dinya dinyata takan kann n denga dengan n warna warna dasa dasarr hijau hijau denga dengan n lamba lambang ng dan dan tulisan warna putih. (c) Khusus rambu yang menunjukkan jurusan kawasan dan obyek wisata dinyatakan dengan warna dasar cokelat dengan lambang dan tulisan warna putih. Rambu sementara adalah rambu lalu lintas yang dipasang tidak teta etap
dan dan
digun iguna akan kan
Peng Pe nggu guna naan anny nya a
dapa dapatt
dalam lam
kea ead daan
dibu dibuat at
dala dalam m
dan dan
kegiat giata an
bent bentuk uk“p “por orta tabe bell
tert ertentu entu.. dan dan
atau atau
varia variabel bel”, ”, ditemp ditempatk atkan an pada pada keada keadaan an darur darurat at,, kegiat kegiatan an terten tertentu, tu, kecela kecelaka kaan an lalu lalu lintas lintas,, kebaka kebakara ran, n, uji coba coba penga pengatur turan an lalu lalu lintas lintas,, survey lalu lintas dan perbaikan jalan atau jembatan. Penempatan rambu adalah sebagai berikut : Dise Diseb belah elah kiri kiri menu menuru rutt arah arah lalu lalu lint lintas as,, dilu diluar ar jara jarak k terten tertentu tu dari dari tepi tepi palin paling g luar luar bahu bahu jalan jalan atau atau jalur jalur lalu lalu lintas lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki, dan dapat dilihat secara jelas oleh pemakai jalan. Dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan lokasi dan kondisi lalu lintas, rambu dapat ditempatkan disebelah disebelah kanan atau diatas daerah manfaat jalan. Pembinaan dan pengawasan teknis sesuai dengan lingkup tanggung jawab sama dengan penjelasan pada Marka Jalan.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Menur Menurut ut
Petun Pe tunjuk juk
Peram Perambua buan n
Semen Se mentar tara a
Selama Selama
Pelaks Pelaksana anaan an
Pekerjaan Jalan No. 003/T/Bnkt/1990. 1). Perambuan Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan 1. Persyaratan Rambu
Rambu tidak tetap dalam penggunaannya harus memenuhi syaratsyarat antara lain: Mudah dipasang Mudah dipindahkan Mudah diangkut Tidak mudah rusak Dapat berfungsi baik pada siang maupun malam hari. 2. Pesan Rambu.
Pesan-pesan Pesan-pesan rambu antara lain harus menarik peraatian, mudah diba dibaca, ca, muda mudah h dimeng dimengert ertii serta serta efekti efektif, f, baik baik pada pada siang siang maupu maupun n malam hari. Penempatan harus baik dan terencana harus diusahakan agar agar pengemud pengemudii dapat dapat dengan dengan leluasa leluasa mengamb mengambil il langkahlangkah-lang langkah kah tertentu terhadap apa yang diinformasikan oleh suatu rambu tentang hambat hambatan an maupu maupun n situas situasii dihad dihadap apan an pengem pengemud udii secara secara cepat cepat dan tepat, guna keselamatan dan kelancaran lalu lintas. 3. Desain •
Ukuran
Rambu Rambu dapat dapat dibuat dibuat menurut menurut empat empat macam macam ukuran ukuran yaitu yaitu kecil, kecil, normal, sedang dan besar (lihat tabel No. 4). Untuk rambu tidak tetap ini, sebaikny sebaiknya a digunaka digunakan n rambu-ra rambu-rambu mbu ukuran ukuran normal normal untuk jalan jalan jal jalan an yang yang memp mempun unya yaii kece kecepa pata tan n renc rencan ana a diba dibawa wah h 80 km/j km/jam am,, sedangkan sedangkan rambu ukuran besar digunakan pada jalan untuk kecepatan lebih besar dari 80 km/jam. •
Jenis
Jenis rambu untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan jalan antara lain meliputi: Rambu
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Ketentuan mengenai rambu tidak tetap ini sebagian besar dijabarkan dari ketentuan yang termuat di dalam peraturan perambuan No. KM. 170/I 170/IJPh JPhb/7 b/75 5 untuk untuk rambu rambu tetap tetap yang yang pada pada pokok pokoknya nya dapa dapatt dan dan mudah untuk dipindah-pindahkan dipindah-pindahkan dan selanjutnya disesuaikan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan.
Tanda dengan Lampu Lalu Lintas Tanda Tanda lampu lampu untuk keperluan keperluan perbaika perbaikan n jalan jalan dapat dapat berupa berupa lampu lampu kedip kedip atau lampu tanpa kedip. kedip. Lampu Lampu kedip kedip diberik diberikan an untuk tanda peringatan dan atau pengarah lampu tanpa kedip untuk menyatakan perintah atau larangan. Lampu-lampu ini digunakan untuk keperluan pada malam hari. Kerucut lalu lintas dan tiang pengarah Kerucut lalu lintas digunakan sebagai tanda peringatan dan pengarah atau atau pembata pembatas, s, sedangka sedangkan n tiang pengara pengarah h sesuai sesuai dengan dengan namanya namanya hanya sebagai pengarah atau dapat juga berfungsi sebagai pembatas. Barikade
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Barikade digunakan sebagai tanda penutup jalur lalu lintas yang tidak diperkenankan untuk dilalui. Warna
•
Kete Ketent ntua uan n meng mengen enai ai warn warna a ramb rambu u tida tidak k teta tetap p pada pada dasarn dasarnya ya mengik mengikuti uti ketent ketentuan uan-ke -keten tentua tuan n warna warna untuk untuk rambu rambu yang ada. Ketentuan mengenai rambu atau tanda-tanda lainnya dapat dilihat pada lampiran yang ada. Keruc Kerucut ut lalu lalu lintas lintas (traff (traffic ic cone) cone) warna warna dasa dasarr jingg jingga a dengan atau tanpa strip/garisputih. Bari Ba rika kade de,, warn warna a dasa dasarr jing jingga ga berg bergar aris is hita hitam. m. 2.3. 2.3.4. 4. Bahan-Bahan tergantung dari ketentuan yang disyaratkan. Dapat dipergunakan bahan-bahan berupa kayu, metal atau plastik.
2) Penempatan Rambu Dan Pengaturan Lalu Lintas •
Penempatan
Rambu-rambu lalu lintas dapat ditempatkan di sebelah kiri atau kanan kanan jalur jalur lalu lalu lintas lintas.. Rambu Rambu-ra -ramb mbu u yang yang ditem ditempa patka tkan n pada pada sisi sisi jalan, jarak sisi rambu bagian terbawah sampai ke permukaan jalur kendaraan kendaraan minimum 175 cm dan jarak bagian rambu terdekat dengan tepi jalur lalu lintas adalah 60 cm. Rambu-rambu yang ditempatkan di atas atas permukaa permukaan n jalur jalur lalu lintas, jarak sisi rambu bagian bagian terbawa terbawah h sampai ke permukaan jalur lalu lintas minimum 45 cm. •
Pengaturan Lalu Lintas.
Denga Dengan n memper mempertim timba bangk ngkan an kapa kapasit sitas as jalan, jalan, kelan kelanca caran ran lalu lalu lintas, keselamatan pekerja maupun pemakai jalan make pengaturan lalu lalu lintas lintas perlu perlu dilak dilakuka ukan n pada pada lokasi lokasi dimana dimana pekerj pekerjaa aan n sedan sedang g berl berlan angs gsun ung. g.
Peng Pe ngat atur uran an
ini ini
juga juga
dihu dihubu bung ngka kan n
deng dengan an
ciri ciri-c -cir irii
pekerjaan konstruksi jalan yang meliputi jenis pekerjaan dan kondisi lalu lintas. Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan yaitu banyaknya macam pekerjaan yang ditangani oleh suatu proyek, tergantung dari sifa sifatt
pena penang ngan anan anny nya. a.
Misa Misaln lnya ya::
Pena Pe nang ngan anan an
dala dalam m
peke pekerj rjaa aan n
peme pemeli liha hara raan an memp mempun unya yaii cara cara yang yang berb berbed eda a deng dengan an peke pekerj rjaa aan n
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
peningka peningkatan tan jalan. jalan. Yang dimaksud dimaksud dengan dengan kondisi kondisi lalu lintas di sini adal adalah ah
volu vo lume me
lalu lalu
lint lintas as
yang yang
dika dikait itka kan n
deng dengan an
kec ecep epat atan an..
Pengatura Pengaturan n rambu rambu dengan dengan volume/kec volume/kecepa epatan tan lalu lintas lintas yang tinggi tinggi akan berbeda dengan pengaturan dengan volume/kecepatan lalu lintas rendah. •
Cara Penanganan.
Pengatur Pengaturan an Perambua Perambuan n pada pada dasarnya dasarnya dibedak dibedakan an berdasa berdasarkan rkan skala skala pekerja pekerjaan. an. Untuk Untuk pekerjaa pekerjaan n dengan dengan skala skala relatif relatif kecil, kecil, ramburamburamb rambu u dapa dapatt dibu dibuat at dari dari baha bahann-ba baha han n yang yang cuku cukup p mura murah h dan dan sederha sederhana, na, untuk keperluan keperluan tanda tanda di malam malam hari dapat dapat digunak digunakan an lampu lampu isyar isyarat at seper seperti ti misal misalnya nya yang yang mema memakai kai (sesua (sesuaii kebutu kebutuhan han)) misal dengan lampu minyak atau lentera lainnya. Pekerjaan-pekerjaan Pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai skala yang cukup besar dapat menggunakan menggunakan ramburambu yang lebih canggih misal, rambu terbuat dari bahan logam atau plastik yang sudah dibentuk, konstruksi dibuat lebih kuat dan untuk keper keperlua luan n pekerj pekerjaa aan n malam malam hari hari denga dengan n diguna digunaka kan n lampulampu-la lamp mpu u isyarat ac/dc. •
Jenis Perlengkapan Lain adalah meliputi:
Bendera. Bendera merupakan tanda untuk menunjukkan adanya kegiatan pekerjaan jalan yang digunakan sebagai tanda pada siang hari (untuk malam hari digunakan isyarat lampu). Bendera juga dapat digunakan petugas petugas untuk mengatur mengatur lalu lintas lintas (pengemu (pengemudi) di) untuk berhati berhati-hati -hati selain mematuhi wilayah kerja. Tanda "Berhenti/Jalan" dipergunakan oleh petugas untuk mengatur arus lalu lintas. Bender Bendera a ditemp ditempat atka kan n sebelu sebelum m lokas lokasii pelak pelaksa sanaa naan n pekerj pekerjaa aan n dipasang di atas ujung daun rambu atau dipegang oleh petugas.
2. Tem Tempat pat perhen rhenti tia an (TPKPU)
kenda endara raa an
penu enumpang pang
umu umum
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Keputusan
Direktur
271/H 271/Hk.1 k.105 05/D /Drjd rjd/96 /96
Jendera eral Tenta Tentang ng
Perhubungan
Pedoma Pedoman n
DaratNomor
Teknis Teknis
:
Pereka Perekaya yasa sanaa naan n
Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Umum Direktur Jenderal Perhubungan Darat,
1. JENIS TPKPU Tempat perhentian kendaraan penumpang umum (TPKPU) terdiri dari halte dan tempat perhentian bus. Halte Halte adalah adalah tempat tempat perhentia perhentian n kendara kendaraan an penumpa penumpang ng umum
untuk
menurunkan
dan/atau
menaikkan
penumpang yang dilengkapi dengan bangunan. Tempat perhentian bus (bus stop) adalah tempat untuk menurunkan
dan/atau
menaikkan
penumpang
(selanjutnya disebut TPB).
2. TUJUAN TPKPU Tujuan perekayasaan tempat perhentian kendaraan penumpang umum (TPKPU) adalah : 1. menjamin kelancaran dan ketertiban arus lalu lintas; 2. menjamin keselamatan bagi pengguna angkutan penumpang umum 3. menj menjam amin in kepa kepast stia ian n
kese kesela lama mata tan n
untu untuk k mena menaik ikka kan n dan/ dan/at atau au
menurunkan penumpang; 4. memudahk memudahkan an penumpa penumpang ng dalam dalam melakuka melakukan n perpind perpindahan ahan moda angkutan umum atau bus.
3. KETENTUAN UMUM Persyar Persyaratan atan umum tempat tempat perhentia perhentian n kendaraa kendaraan n penumpang penumpang umum adalah : 1). berada di sepanjang rute angkutan umum/bus; 2). terletak pada jalur pejalan (kaki) dan dekat dengan fasilitas pejalan (kaki);
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
3). diarahkan dekat dengan pusat kegiatan atau permukiman; 4). dilengkapi dengan rambu petunjuk; 5). tidak mengganggu kelancaran arus lalu-lintas.
5. FASI FASILIT LITAS AS TPKPU TPKPU 1. Fasilitas utama Halte 1) identitas halte berupa nama dan/ atau nomor 2) rambu petunjuk 3) papan informasi trayek 4) lampu penerangan 5) tempat duduk TPB 1) rambu petunjuk 2) papan informasi trayek 3) identifikasi TPB berupa nama dan/atau nomor 2. Fasilitas tambahan a. telepon umum b. tempat sampah c. pagar d.
papa papan n
ikla iklan/ n/pe peng ngum umum uman an..
Pada Pa da
pers persim impa pang ngan an,,
pene penemp mpat atan an
fasilitas tambahan itu tidak boleh mengganggu ruang bebas pandang.
6. TATA TATA LE LETA TAK K Tata letak halte dan/atau TPB terhadap ruang lalu lintas
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
a. Jarak Jarak maks maksima imall terhad terhadap ap fasil fasilita itas s penyeb penyebera erang ngan an pejala pejalan n kaki kaki adalah 100 meter. b. Jara Jarak k mini minima mall halt halte e dari dari pers persim impa pang ngan an adal adalah ah 50 mete meterr atau atau bergantung pada panjang antrean. c. Jarak minimal gedung (seperti rumah sakit, tempat ibadah) yang membutuhkan ketenangan adalah 100 meter. d. Peleta Peletaka kan n di persi persimp mpang angan an menga menganut nut siste sistem m camp campura uran, n, yaitu yaitu antara antara sesudah sesudah persimpa persimpanga ngan n (farside (farside)) dan sebelum sebelum persimpa persimpangan ngan (nearside). Teluk Teluk bus (bus bay) adalah adalah bagian bagian perkeras perkerasan an jalan jalan tertentu tertentu yang diperlebar dan diperuntukkan sebagai TPKPU. Pengel Pengelom ompok pokan an
tempa tempatt
perhen perhentia tian n
kenda kendaraa raan n
penum penumpa pang ng
umum umum berda berdasa sarka rkan n tingk tingkat at pema pemakai kaian, an, keters ketersedi ediaa aan n lahan lahan,, dan dan kondisi lingkungan adalah sebagai berikut : 1. halte halte yang yang terpa terpadu du denga dengan n fasili fasilita tas s pejal pejalan an kaki kaki dan dan dileng dilengka kapi pi dengan teluk bus (Gambar 3.8);
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
2. TPB TPB yang yang terpa terpadu du denga dengan n fasili fasilitas tas pejala pejalan n kaki kaki dan dan dileng dilengka kapi pi dengan teluk bus (Gambar 3.9);
3. halte yang sama dengan butir (1), tetapi tidak dilengkapi dengan teluk bus(Gambar 3.10 );
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
3. halte yang yang sama dengan dengan butir (1), tetapi tetapi tidak tidak dilengkap dilengkapii dengan teluk bus(Gambar 3.10 );
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
4. TPB yang sama dengan butir (2), tetapi tidak dilengkapi dengan teluk bus(Gambar 3.11 );
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
5. halte halte yang yang tidak tidak terpa terpadu du denga dengan n trotoa trotoarr dan dan dilen dilengka gkapi pi denga dengan n teluk bus(Gambar 3.12 );
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
6. TPB yang tidak terpadu dengan trotoar dan dilengkapi dengan teluk bus (Gambar 3.13 );
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
7. halte halte yang yang tidak tidak terpad terpadu u denga dengan n trotoa trotoarr dan dan tidak tidak dilen dilengk gkapi api dengan teluk bus serta mempunyai mempunyai tingkat tingkat pemakaian pemakaian tinggi (Gambar (Gambar 3.14);
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
8. TPB yang tidak terpadu dengan trotoar, dan tidak dilengkapi dengan teluk bus dan mempunyai tingkat pemakaian rendah (Gambar 3.15);
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
9. halte pada lebar jalan yang terbatas (< 5,75 m), tetapi mempunyai tingkat permintaan tinggi (Gambar 3.16);
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
10. pada lahan lahan terbatas terbatas yang tidak memungki memungkinkan nkan membuat membuat teluk bus, hanya disediak disediakan an TPB dan rambu rambu laranga larangan n menyalip menyalip (Gambar 3.17).
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
1. Halte Halte dirancang dapat menampung penumpang angkutan umum 20 orang orang per per halt haltee pada pada kond kondis isii bias biasaa (penu (penump mpan ang g dapat dapat me menun nungg ggu u dengan nyaman).
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
7. FASILITAS FASILITAS PEJALAN PEJALAN KAKI Menu Me nuru rutt
Pera Pe ratu tura ran n
Peme Pe meri rint ntah ah
tent tentan ang g
Tata Tata
Cara Cara
Pere Pe renc ncan anaa aan n
Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan Jalan No.: 011/T/Bt/1995. 1. PENGERTIAN Fasilitas Pejalan Kaki Semua emua
bangun nguna an
mem memberi berika kan n
yang
pela pelaya yana nan n
dised isedia iak kan kepa epada
unt untuk
pejal ejalan an
peja pejallan
kaki kaki
kak kaki
sehi se hing ngga ga
guna una dapa dapatt
meningkatkan kelancaran, keamanan dan kenyamanan pejalan kaki. Jalur Pejalan Kaki Jalur Jalur pejal pejalan an kaki kaki adala adalah h jalur jalur yang yang disedi disediak akan an untuk untuk pejala pejalan n kaki kaki guna guna member memberika ikan n pelay pelayana anan n kepad kepada a pejal pejalan an kaki kaki sehing sehingga ga dapa dapatt meningkatkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan pejalan kaki tersebut. Pelican Crossing Adalah fasilitas penyeberangan pejalan kaki yang dilengkapi dengan lampu lalu lintas untuk menyeberang jalan dengan aman dan nyaman. Arus Pejalan Kaki Adal Adalah ah juml jumlah ah peja pejala lan n kaki kaki yang yang mele melewa wati ti suat suatu u titi titik k tert terten entu tu,, biasanya biasanya dinyatakan dinyatakan dengan dengan jumlah jumlah pejalan pejalan kaki kaki per satuan satuan waktu waktu (pejalan kaki/menit). Non Trotoar Yang Yang dimak dimaksud sud denga dengan n non trotoa trotoarr adala adalah h jalur jalur pejala pejalan n kaki kaki yang yang diba dibangu ngun n pada pada prasa prasaran rana a umum umum lainn lainnya ya diluar diluar jalur; jalur; sepert sepertii pada pada taman, di perumahan dan lain-lain. Lapak Tunggu
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Adal Adalah ah temp tempat at dima dimana na peny penyeb eber eran ang g jala jalan n dapa dapatt berh berhen enti ti untu untuk k sementara dalam menunggu kesempatan menyeberang. Klasifikasi Jalan Tipe II Kelas I Adal Adalah ah stan standa darr tert tertin ingg ggii bagi bagi jala jalan n deng denga an 4 jalu jalurr atau atau lebi lebih, h, memberikan pelayanan angkutan cepat bagi angkutan antar kota atau dalam kota, dengan kontrol. Klasifikasi Jalan Tipe II kelas II Adal Adalah ah stan standa darr tert tertin ingg ggii bagi bagi jala jalan n deng dengan an 2 atau atau 4 jalu jalurr dala dalam m melayani angkutan cepat antar kota dan dalam kota, terutama untuk persimpangan tanpa lampu lalu-lintas. Klasifikasi Jalan Tipe II Kelas III Adalah standar menengah bagi jalan dengan 2 jalur untuk melayani angkutan
dalam
distrik
dengan
kecepatan
sedang,
untuk
persimpangan tanpa lampu lalu lintas. 2. KETENTUAN UMUM Fasil Fasilita itas s pejal pejalan an kaki kaki harus harus diren direncan canak akan an berd berdasa asarka rkan n ketent ketentuan uan-ketentuan sebagai berikut : 1) Pejalan kaki harus mencapai tujuan dengan jarak sedekat mungkin, aman dari lalu lintas yang lain dan lancar. 2) Terjadinya kontinuitas fasilitas pejalan kaki, yang menghubungkan daerah yang satu dengan yang lain. 3) Apabila jalur pejalan kaki memotong arus lalu lintas yang lain harus dilakukan pengaturan pengaturan lalu lintas, baik dengan lampu pengatur ataupun dengan marka penyeberangan, atau tempat penyeberangan yang tidak sebidang. Jalur pejalan kaki yang memotong jalur lalu lintas berupa penyeber penyeberanga angan n (Zebra (Zebra Cross), Cross), marka marka jalan jalan dengan dengan lampu lampu pengatur pengatur lalu lintas (Pelican Cross), jembatan penyeberangan dan terowongan. 4) Fasilitas pejalan kaki harus dibuat pada ruas-ruas jalan di perkotaan atau atau pada pada tempa tempat-t t-temp empat at dimana dimana volume volume pejal pejalan an kaki kaki memenu memenuhi hi syarat atau ketentuanketentuan untuk pembuatan pembuatan fasilitas tersebut.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
5) Jalur pejalan kaki sebaiknya ditempatkan ditempatkan sedemikian rupa dad jalur lalu lalu lint lintas as yang yang lain lainny nya, a, sehi sehing ngga ga keam keaman anan an peja pejala lan n kaki kaki lebi lebih h terjamin. 6) Dilengkapi dengan rambu atau pelengkap jalan lainnya, sehingga pejalan kaki leluasa untuk berjalan, terutama bagi pejalan kaki yang tuna daksa. 7) Perencan Perencanaan aan jalur pejalan pejalan kaki kaki dapat dapat sejajar, sejajar, tidak sejajar sejajar atau atau memotong jalur lalu lintas yang ada. 8) Jalur pejalan kaki harus dibuat sedemikian rupa sehingga apabila hujan hujan perm permuka ukaann annya ya tidak tidak licin, licin, tidak tidak terja terjadi di genan genanga gan n air serta serta disarankan untuk dilengkapi dengan pohon-pohon peneduh. 9) Untuk Untuk menja menjaga ga keam keamana anan n dan dan kelelu keleluas asaa aan n pejal pejalan an kaki, kaki, harus harus dipasan dipasang g kerb jalan sehingga sehingga fasilitas fasilitas pejalan pejalan kaki lebih tinggi tinggi dari dari permukan jalan.
3. FASILITAS PEJALAN KAKI Fasilitas Pejalan kaki dapat dipasang dengan kriteria sebagai berikut : Fasilitas pejalan kaki harus dipasang pada lokasi-lokasi dimana pema pemasa sang ngan an
fasi fasili lita tas s
ters terseb ebut ut
memb member erik ikan an
manf manfaa aatt
yang yang
maks maksima imal, l, baik baik dad dad segi segi keama keamana nan, n, kenya kenyama manan nan ataup ataupun un kelancaran perjalanan bagi pemakainya. Tingka Tingkatt kepad kepadata atan n pejala pejalan n kaki, kaki, atau atau jumla jumlah h konfli konflik k denga dengan n kenda kendara raan an dan dan jumla jumlah h kecela kecelaka kaan an harus harus digu digunak nakan an sebag sebagai ai fakt faktor or dasa dasarr
dala dalam m
pemi pemili liha han n
fasi fasili lita tas s
peja pejala lan n
kaki kaki yang yang
memadai. Pada lokasi-lokasi/kawasan lokasi-lokasi/kawasan yang terdapat sarana dan prasarana prasarana umum. Fasilitas pejalan kaki dapat ditempatkan disepanjang jalan atau pada pada suatu suatu kawasan kawasan yang akan akan mengakib mengakibatka atkan n pertumb pertumbuhan uhan pejal pejalan an kaki kaki dan dan biasa biasanya nya diikut diikutii oleh oleh pening peningka katan tan arus arus lalu lalu lintas lintas serta serta memenuhi memenuhi syarats syaratsyara yaratt atau atau ketentuan ketentuankete ketentua ntuan n untuk pembuat pembuatan an fasilita fasilitas s tersebut tersebut.. Tempat-t Tempat-tempa empatt tersebut tersebut
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
antara lain : Daerah-daerah industri, Pusat perbelanjaan, Pusat perka perkanto ntora ran, n, Sekola Sekolah, h, Termi Terminal nal bus, bus, Peruma Perumahan han dan dan Pusat Pusat hiburan. Fasilita Fasilitas s pejalan pejalan kaki kaki yang formal terdiri terdiri dari dari beberapa beberapa jenis sebagai berikut : (1) Jalur Pejalan Kaki yang Kaki yang terdiri dari : Trotoar Yang Yang dima dimaksu ksud d denga dengan n trotoa trotoarr adala adalah h jalur jalur pejal pejalan an kaki kaki yang yang terlet terletak ak pada pada Daera Daerah h Milik Milik Jalan, Jalan, dibe diberi ri lapisa lapisan n perm permuka ukaan, an, diber diberii elevasi yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan. Trotoar dapat dipasang dengan ketentuan sebagai berikut : (1) Trotoar hendaknya ditempatkan pada sisi luar bahu jalan atau sisi luar jalur lalu lintas. Trotoar hendaknya dibuat sejajar dengan jalan, akan akan tetap tetapii trotoa trotoarr dapa dapatt tidak tidak sejaj sejajar ar denga dengan n jalan jalan bila bila kead keadaa aan n topografi atau keadaan setempat yang tidak memungkinkan. (2) Trotoar hendaknya ditempatkan pada sisi dalam saluran drainase terbuka atau di atas saluran drainase yang telah ditutup dengan plat beton yang memenuhi syarat. (3) Trotoar pada pemberhentian pemberhentian bus harus ditempatkan berdampingan berdampingan /sejajar dengan jalur bus. Trotoar dapat ditempatkan di depan atau dibelakang Halte. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 1993 Tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan trotoar, memenuhi persyaratan lebar sesuai dengan kondisi lokasi atau jumlah pejalan kaki yang melalui dan memiliki ruang bebas diatasnya sekurangnya 2,50 m dari permukaaan trotoar.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
b) Penyeberangan Penyeberangan seperti: •
Jembatan Penyeberangan
Pemb Pe mban angu guna nan n
jemb jembat atan an
peny penyeb eber eran anga gan n
disa disara rank nkan an
meme memenu nuhi hi
ketentuan sebagai berikut : (1) Bila fasilita fasilitas s penyeber penyeberang angan an dengan dengan mengguna menggunakan kan Zebra Zebra Cross Cross dan Pelikan Cross sudah mengganggu lalu lintas yang ada. (2) Pa Pada da ruas ruas jalan jalan dimana dimana frekw frekwens ensii terja terjadin dinya ya kecela kecelaka kaan an yang yang melibatkan pejalan kaki cukup tinggi. (3) Pada ruas jalan yang mempunyai arus lalu lintas dan arus pejalan kaki yang tinggi. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 1993 Tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Jalan , Jembatan penyeberangan; memiliki lebar sekurang-kurangnaya 2,00 m dan tinggi tinggi jemba jembatan tan sekura sekurangn ngnya ya 5,00 5,00 m dari dari atas atas permu permuka kaan an jalan. •
zebra cross
Zebra Cross dipasang dengan ketentuan sebagai berikut : (1) Zebra Cross harus dipasang pada jalan dengan arus lalu lintas, kecepatan lalu lintas dan arus pejalan kaki yang relatif rendah.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
(2) Lokasi Zebra Cross harus mempunyai jarak pandang yang cukup, agar tundaan kendaraan yang diakibatkan oleh penggunaan fasilitas penyeberangan masih dalam batas yang aman. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 1993 Tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, zebr zebra a cros cross s atau atau diny dinyat atak akan an deng dengan an mark marka a beru berupa pa 2 gari garis s utuh utuh melintang jalur lalu lintas dan/atau rambu perintah yang menyatakan tempat penyeberangan pejalan kaki. •
Pelican Cross
Pelican Crossing harus dipasang pada lokasi-lokasi sebagai berikut : (1) Pada kecepatan lalu lintas kendaraan dan arus penyeberang tinggi (2) Lokasi pelikan dipasang pada jalan dekat persimpangan. (3) Pada persimpangan dengan lampu lalu lintas, dimana pelican cross dapat dapat dipas dipasan ang g menja menjadi di satu satu kesatu kesatuan an denga dengan n rambu rambu lalu lalu lintas lintas (traffic signal). •
Terowongan
Pembangunan terowongan disarankan memenuhi persyaratan sebagai berikut : (1) Bila fasilita fasilitas s penyeber penyeberang angan an dengan dengan mengguna menggunakan kan Zebra Zebra Cross Cross dan
Pelikan
Cross
serta
Jembatan
penyeberangan
tidak
memungkinkan untuk dipakai. (2) (2)
Bila Bila
kond ko ndis isii
laha lahann nnya ya
memu memung ngki kink nkan an
untu untuk k
diba dibang ngun unny nya a
terowongan. (3) Arus lalu lintas dan arus pejalan kaki cukup tinggi. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 1993 Tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, terowongan penyeberangan, memiliki lebar sekurang-kurangnya 2,00 m dan tinggi bagian sekurangnya sekurangnya 3,00 m dari lantai dilengkapi dengan lampu penerangan. •
Non Trotoar
Fasil Fasilita itas s pejal pejalan an kaki kaki ini bila bila menja menjadi di satu satu kesatu kesatuan an denga dengan n trotoa trotoarr harus harus memenu memenuhi hi syara syarat-s t-syar yarat at sebag sebagai ai beriku berikutt Eleva Elevasin sinya ya
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
harus sama atau bentuk pertemuannya harus dibuat sedemikan rupa sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan pejalan kaki. (2) Pelengkap Jalur Pejalan kaki yang kaki yang terdiri dari : •
Lapak tunggu
(1) Lapak tunggu harus dipasang pada jalur lalu lintas yang lebar, dimana penyeberang jalan sulit untuk menyeberang dengan aman. (2) Lebar lapak tunggu minimum adalah 1,20 meter. (3) Lapak tunggu harus di cat dengan cat yang memantulkan cahaya (reflective). •
Rambu
(1) Penempata Penempatan n rambu rambu dilakuka dilakukan n sedemik sedemikian ian rupa sehingga sehingga mudah mudah terlihat dengan jelas dan tidak merintangi pejalan kaki. (2) Rambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas, diluar jarak tertentu dari tepi paling luar jalur pejalan kaki. (3) Pemasangan rambu harus bersifat tetap dan kokoh serta terlihat jelas pada malam hari. •
Marka
(1) Ma Marka rka jalan jalan hanya hanya ditem ditempa patka tkan n pada pada jalur jalur pejal pejalan an kaki kaki yang yang memotong jalan berupa zebra cross dan Pelikan cross. (2) Ma Marka rka jalan jalan dibua dibuatt sedemi sedemikia kian n rupa rupa sehin sehingga gga muda mudah h terlih terlihat at dengan jelas bagi pemakai jalan yang bersangkutan. (3) Pemas Pemasang angan an marka marka harus harus bersif bersifat at tetap tetap dan dan kokoh kokoh serta serta tidak tidak menim menimbul bulkan kan licin licin pada pada permuk permukaa aan n jalan jalan dan dan terlih terlihat at jelas jelas pada pada malam hari. •
Lampu lalu lintas
(1) (1) La Lamp mpu u lalu lalu-l -lin inta tas s dite ditemp mpat atka kan n pada pada jalu jalurr peja pejala lan n kaki kaki yang yang memotong jalan (2) Pemasangan lampu lalu-lintas harus bersifat tetap dan kokoh (3) Penempatan lampu lalu-lintas sedemikian rupa sehingga terlihat jelas oleh lalu-lintas kendaraan kendaraan (4) Cahaya lampu lalu-lintas harus cukup terang sehingga dapat dilihat dengan jelas pada siang dan malam hari
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
•
Bangunan pelengkap
Bang Ba nguna unan n Peleng Pelengka kap p harus harus cukup cukup kuat kuat sesuai sesuai denga dengan n fungsi fungsinya nya memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki.
4. TEKNIS 1. Jalur Pejalan Kaki 1) Lebar dan alinyemen jalur pejalan kaki harus leluasa, minimal bila dua orang pejalan kaki berpapasan, salah satu diantaranya tidak harus turun ke jalur lalu lintas kendaraan. 2) Lebar minimum jalur pejalan kaki adalah 1,50 meter. 3) Maksimum arus pejalan kaki adalah 50 pejalan kaki/menit. 4) Untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pejalan kaki maka jalur harus diperkeras, dan apabila mempunyai perbedaan tinggi dengan sekitarnya harus diben pembatas (dapat berupa kerb atau batas penghalang/barrier). 5) Perkerasan dapat dibuat dan blok beton, beton, perkerasan aspal, atau atau plestera plesteran. n. Permukaa Permukaan n harus harus rata dan mempuny mempunyai ai kemiringa kemiringan n melint melintan ang g 2 - 4 % supay supaya a tidak tidak terjad terjadii genan genanga gan n air. air. Kemiri Kemiringa ngan n memanjan memanjang g disesuai disesuaikan kan dengan dengan kemiring kemiringan an memanjan memanjang g jalan jalan dan disarankan kemiringan maksimum adalah 10 %. 6) Lebar Lebar jalur jalur pejala pejalan n kaki kaki harus harus dita ditamba mbah, h, bila bila patok patok rambu rambu lalu lalu lint lintas as,, ko kota tak k sura surat, t, poho pohon n pene penedu duh h atau atau fasi fasili lita tas s umum umum lain lainny nya a ditempatkan pada jalurtersebut. 7). 7). Leba Lebarr mini minimu mum m jalu jalurr peja pejala lan n kaki kaki diam diambi bill dari dari leba lebarr yang yang dibutuh utuhk kan
untu untuk k
perge ergerrakan kan
2
orang rang
peja ejalan lan
kak kaki
sec eca ara
berga bergand ndeng engan an atau atau 2 orang orang pejal pejalan an kaki kaki yang yang berpa berpapa pasa san n tanpa tanpa terjadinya persinggungan. Lebar absolut minimum jalur pejalan kaki ditentukan 2 x 75 cm + jarak antara dengan bangunan-bangunan di sampingnya, yaitu (2 x 15 cm) = 1,80m. Dalam keadaan ideal untuk mendapatkan lebar minimum dipakai rumus sebagai berikut :
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Dimana : LT = Lebar total jalur pejalan kaki Lp = Lebar jalur pejalan kaki yang diperlukan sesuai dengan tingkat kenyamanan yang diinginkan. Lh = Lebar tambahan akibat halangan bangunan-bangunan yang ada disampingnya ditentukan tabel 1. 8) Besarnya penambahan lebar dapat dilihat pada tabel 1.
2. Trotoar 1). Trotoar dapat direncanakan pada ruas jalan yang terdapat volume pejalan kaki lebih dari 300 orang per 12 jam (jam 6.00 - jam 18.00) dan volume lalu lintas lebih dan 1000 kendaraan kendaraan per 12 jam (jam 6.00 -jam 18.00). 2). Ruang bebas trotoar tidak kurang dari 2,5 meter dan kedalaman bebas tidak kurang dari satu meter dan permukaan trotoar. Kebebasan samp samping ing tidak tidak kuran kurang g dan dan 0,3 meter. meter. Pe Peren renca canaa naan n pema pemasan sanga gan n util utilit itas as sela selain in haru harus s meme memenu nuhi hi ruan ruang g beba bebas s trot trotoa oarr juga juga haru harus s
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
memenuhi memenuhi ketentua ketentuan-ket n-ketentua entuan n dalam dalam buku buku petunjuk petunjuk pelaksa pelaksanaan naan pemasangan utilitas. 3. Lebar trotoar harus dapat melayani volume pejalan kaki yang ada. Lebar minimum trotoar sebaiknya seperti yang tercantum dalam tabel 2 sesuai dengan klasifikasi jalan.
Keterangan : Lebar minimum digunakan pada jembatan dengan panjang 50 meter atau lebih pada daerah terowongan dimana volume lalu-lintas pejalan kaki (300 - 500 orang per 12 jam).
3. Fasilitas Penyeberangan •
Penyeberangan Sebidang a) Fasilitas penyeberangan pejalan kaki ada kaitannya dengan trotoar, maka fasilitas penyeberangan pejalan kaki dapat berupa perpanjangan perpanjangan dan trotoar. b) Untu Untuk k peny penyeb eber eran anga gan n deng dengan an Ze Zebr bra a cros cross s dan dan Pe Peli lika kan n cros cross s sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan persimpangan. c) Lokasi Lokasi penyeber penyeberanga angan n harus harus terlihat terlihat jelas jelas oleh pengenda pengendara ra dan ditempatkan tegak lurus sumbu jalan. 1. Dasar-dasar penentuan jenis fasilitas penyeberangan penyeberangan adalah seperti tertera pada tabel 3 berikut :
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Dimana : P = Arus lalu-lintas penyeberang jalan yang menyeberang jalur lalu lintas sepanjang 100 meter, dinyatakan dengan pejalan kaki/jam; V
=
Arus rus
lalu lalu--Iint Iinta as
dua
arah rah
per
jam jam,
diny inyata atakan
dal dalam
kendaraan/jam
Catatan : 1) Arus penyeberang jalan dan arus lalu-lintas adalah rata-rata arus lalu-lintas pada jam-jam sibuk 2) Lebar jalan merupakan faktor penentu untuk perlu atau tidaknya dipasang lapak tunggu
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
•
Penyeberangan Tidak Sebidang Mengi Me nginga ngatt biaya biaya konst konstruk ruksi si jemba jembatan tan penye penyebe beran rangan gan atau atau terowonga terowongan n cukup cukup mahal, mahal, maka fasilita fasilitas s penyeber penyeberanga angan n ini sangat sangat tepat dibangun bila volume pejalan kaki yang menyeberang jalur laluIintas pada jam sibuk sangat tinggi. Penyeberangan jenis ini diuraikan dalam buku lain.
8. PARK ARKIR Parkir adalah keadan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersi bersifat fat sement sementara ara.. Kendar Kendaraa aan n mengg mengguna unaka kan n jalan jalan umum umum tentu tentu dengan dengan maksud maksud tertentu. tertentu. Ia bergera bergerak k atas atas kehendak kehendak dan kemauan kemauan manusia manusia sehubunga sehubungan n dengan dengan kegiata kegiatan n manusia manusia tsb. Jadi lalu lintas lintas adalah adalah fungsi fungsi kegiata kegiatan. n. Hal ini menjelas menjelaskan kan dan memberi petunjuk menga mengapa pa di sejum sejumlah lah kota kota terda terdapa patt sedemi sedemikia kian n banya banyak k laluli lalulinta ntas, s, bany banyak ak
kegit egitan an
manu manusi sia a
terp terpus usat at
di
kota ko ta..
Hal Hal
demi demiki kian an
juga juga
menjelaskan menjelaskan mengapa ada lalu lintas hubungan antarkota serta antara kota dan daerah pinggiran, ada kegiatan yang menimbulkan lalulintas timbal balik. Kita Kita tahu tahu bahw bahwa a kend kendar araa aan n tida tidak k mung mungki kin n berg berger erak ak teru terus s menerus. menerus. Pada suatu suatu saat saat ia harus harus berhenti berhenti untuk sementara sementara atau berhenti cukup lama yang disebut parkir. Tempat parkir ini harus ada pada saat akhir atau tujuan perjalanan sudah dicapai. Luas yang dibutuhkan untuk pelataran parkir bergantung pada dua hal pokok, yaitu ukuran kendaraan yang diperkirakan parkir dan sudut parkir. Sudut parkir yang digunakan umumnya adalah 0 0, 300, 450, 600,dan 900 .
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menangani parkir. •
Penempatannya.
•
Ukurannya.
•
Bagaimana pelaksanaan.
•
Keuntungan.
•
Kerugian.
Penempatannya. (a) Parkir pada teluk jalan. jalan. -
Sejajar
memanjang
atau atau
paralel. - Me Meny nyud udut ut 60°, 60°, 45°, 45°, 30° -
Menyudut
dengan
extra lajur. - Tegak lurus 90°
(b) Parkir pada lajur jalan. - Sejajar. - Memanjang. (c) Parkir di tanggul tengah jalan. - Satu lajur parkir tegak lurus, - Dua lajur parkir tegak lurus. - Satu lajur parkir menyudut. - Dua lajur parkir menyudut.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
(d) Parkir diluar jalan. - Parkir pada area khusus pelataran parkir. - Parkir pada bangunan ( garasi susun) bertingkat. (e) Parkir dibawah tanah. Fakto Faktor-f r-fakt aktor or yang yang menjad menjadii pengh pengham ambat bat.. Hal Hal ini teruta terutama ma disebabkan disebabkan situasi area parkir yangsangat yangsangat buruk sehingga masyarakat masyarakat merasa terganggu, arus lalu lintas terganggu sehingga menimbulkan kemacetan. Faktor penyebab misalnya: - Jalan yang sempit dengan komposisi parkir yang tidak sesuai. - Adanya zebra cross. - Adanya halte. - Naik turunnya barang didaerah tersebut, dll. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 66 Tahun 1993 Tentang Tentang Fasilita Fasilitas s Parkir Parkir Untuk Untuk Umum, Fasilita Fasilitas s parkir parkir untuk umum adalah adalah fasilita fasilitas s parkir parkir diluar diluar badan badan jalan jalan berupa berupa gedung gedung parkir parkir atau atau taman taman parkir parkir yang diusahakan diusahakan sebagai sebagai kegiatan kegiatan usaha usaha yang berdiri sendiri dengan menyediakan jasa pelayanan parkir untuk umum. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum dilakukan dengan memperhatikan : a) Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD) b) Keselamatan dan kelancaran lalu lintas c) Kelestarian lingkungan d) Kemudahan bagi pengguna jasa Pembangunan
fasilitas
parkir
untuk
umum
harus
memperhatikan : a) keselamatan dan kelancaran lalu lintas b) mudah dijangkau oleh pengguna jasa c) bila berupa gedung parkir, harus memenuhi persyaratan kontruksi sesuai perundang-undangan yang berlaku. d) Apabila berupa taman parkir harus memenuhi batas-batas tertentu e) Memper Memperhat hatika ikan n sirkul sirkulas asii dan dan posisi posisi kenda kendara raan an yang yang dinya dinyatak takan an dengan rambu atau marka jalan.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
f) Setiap lokasi yang digunakan untuk parkir kendaraan diberi tanda beru berupa pa
huru huruff
atau atau
angk angkja ja
yang yang
memb member erik ikan an
kemu kemuda daha han n
bagi bagi
pengguna jasa untuk menemukan kendarannya.
Penempatan parkir. Dalam Dalam menel menelaa aah h penem penempa patan tan parki parkirr perlu perlu diket diketahu ahuii berap berapa a kebutuhan parkir yang dipergunakan dalam satu area dan penyebab kebutuhannya. Kemudian perlu dilakukan penghitungan-penghitungan kendaraan yang diparkir dalam area tersebut. Penghitungan tersebut seyogyanya ditunjukkan dengan : (a) Penghitungan-penghitunga Penghitungan-penghitungan n waktu. (b) Tabulasi dengan angka. (c) Grafik-grafik dengan angka. (d) Alternatif bentuk parkir yang efektif tidak mengganggu kamtibcar lantas.
9. LAMPU LAMPU PENE PENERANG RANGAN AN JALAN Menurut Peraturan Pemerintah tentang Spesifikasi Lampu Penerangan Jalan Perkotaan No. 12/S/Bnkt/ 1991, 1. PENGERTIAN Lamp La mpu u
pene penera rang nga an
jala jalan n
adal adalah ah
bagi bagia an
dari dari
bang bangun unan an
pelengka pelengkap p jalan jalan yang dapat dapat diletakk diletakkan/d an/dipas ipasang ang di kiri/kana kiri/kanan n jalan jalan dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun ling kungan di sekitar jalan yang diperlukan term ermasuk
pers ersimp impanga ngan
jal jalan
(int (inter erse sec ction) ion),,
jala jalan n
lay layang
(interchange, overpass, fly over), jembatan dan jalan di bawah tanah (underpass, terowongan). Lampu penerangan yang dimaksud adalah suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber cahaya (lampu/luminer), elem elemen en-e -ele leme men n
opti optik k
(pem (peman antu tul/ l/re refl flec ecto tor, r,
pemb pembia ias/ s/re refr frac acto tor, r,
penye penyeba bar/d r/diff iffuse user). r). Elemen Elemen-el -elem emen en elektr elektrik ik (konek (konektor tor ke sumber sumber
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
tenaga/power supply. dll.), struktur penopang yang terdiri dari lengan penopang, tiang penopang vertikal dan pondasi tiang lampu.
2. FUNGSI Beberapa fungsi dari Lampu Penerangan Jalan antara lain : - untuk meningka meningkatkan tkan keselama keselamatan tan dan kenyama kenyamanan nan pengend pengendara, ara, khususnya untuk mengantisipasi situasi perjalanan pada malam hari. - memberi memberi penerang penerangan an sebaik-b sebaik-baikn aiknya ya menyerupa menyerupaii kondisi kondisi di siang siang hari. - untuk keamanan lingkungan lingkungan atau mencegah kriminalitas. kriminalitas. - untuk memberikan kenyamanan dan keindahan lingkungan jalan.
3. SATUAN PENERANGAN SISTEM INTERNASIONAL Satuan Satuan penerang penerangan an sistem sistem internasi internasional onal yang digunak digunakan an adalah adalah sbb : •
Tingkat/K Tingkat/Kuat uat Peneranga Penerangan n (Ilumina (Iluminasi si - Lux ), ), didefinisikan
seba ebagai gai
sejum ejumla lah h
arus
cahaya haya
yang
jatuh tuh
pad pada
sua suatu
permukaan seluas 1 (satu) meter persegi sejauh 1 (satu) meter dari sumber cahaya 1 (satu) lumen. •
Intensitas Cahaya adalah arus cahaya yang dipancarkan oleh
sumber cahaya dalam satu kerucut ("cone") cahaya, dinyatakan dengan satuan unit Candela. •
Luminasi
adalah
permukaan
benda
yang
mengelua mengeluarkan rkan/mem /memantul antulkan kan intensita intensitas s cahaya cahaya yang yang tampak tampak pada satuan luas permukaan benda tersebut, dinyatakan dalam Candela per meter persegi (Cd/m2). •
adalah h unit unit pengu pengukur kuran an dari dari besarn besarnya ya cahay cahaya a (arus (arus Lumen adala cahaya).
4. PERBANDINGAN KEMERATAAN PENCAHAYAAN (UNIFORMITY RATIO)
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Uniform Uniformity ity Ratio adal adalah ah perban perbandi dinga ngan n harga harga antar antara a nilai nilai minimum dengan nilai rata-rata atau nilai maksimumnya dari suatu besaran kuat penerangan atau luminasi pada suatu permukaan jalan. Uniformity Ratio 3 : 1 berarti rata-rata nilai kuat penerangan/luminasi adalah 3 (tiga) kali nilai kuat penerangan/luminasi pada suatu titik dari penerangan minimum pada permukaan/perkerasan jalan.
5. PANDANGAN SILAU DAN PANDANGAN SILHOUTTE •
Pandangan Silau adalah pandangan yang terjadi ketika suatu
cahaya/sinar
terang
masuk
di
dalam
area
pandangan/penglihatan pengendara yang dapat mengakibatkan keti ketida dak k
nyam nyaman anan an
pand pandan anga gan n
bahk bahkan an
keti ketida dak k
mamp mampua uan n
pandangan jika cahaya tersebut datang secara tiba-tiba. •
adalah pandanga pandangan n yang yang terjadi terjadi pada pada Pandangan Pandangan Silhoutte Silhoutte adalah suatu kondisi dimana obvek yang gelap berada di latar belakang yang sangat terang, seperti pada kondisi lengkung alinvemen vertikal yang cembung, persimpangan yang luas, pantulan dari perk perker eras asan an yang yang basa basah, h, dll. dll. Kedu Kedua a diper diperhat hatika ikan n
dalam dalam
perenc perencana anaan an
pand pandan anga gan n
ini ini
haru harus s
penemp penempata atan/p n/pema emasan sanga gan n
lampu penerangan jalan kota.
6. SISTEM PENEMPATAN LAMPU PENERANGAN JALAN Sistem
penempatan
lampu
penerangan
adalah
susunan
penempa penempatan/ tan/pena penataan taan lampu lampu yang satu satu terhadap terhadap lampu lampu yang lain. Sistem penempatan ada 2 (dua) sistem, yaitu •
Sistem Penempatan Menerus
Sistem penempatan menerus adalah sistem penempatan lampu penerangan
jalan
yang
menerus/kontinyu
di
sepanjang
jalan/jembatan. •
Sistem Penempatan Parsial (setempat) ( setempat)
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Sistem Sistem penempat penempatan an parsial parsial adalah adalah sistem sistem penempa penempatan tan lampu lampu penerangan jalan pada suatu daerah-daerah tertentu atau pada suatu panjang jarak tertentu sesuai dengan keperluannya.
7. TIANG PENOPANG LAMPU Jenis-jenis tiang penopang lampu penerangan ditinjau dari fungsi dan penempatannya terbagi menjadi : •
Tiang Penopang Lampu Kaku
Yang dimaksud Tiang Penopang Lampu Kaku adalah tiang yang direncan direncanaka akan n kaku/teg kaku/tegar ar sehingga sehingga kuat kuat untuk menahan menahan benturan. benturan. Penempatan tiang ini terbatas, kecuali jika tersedia ruang bebas yang cukup lebar atau dikombinasikan dengan bangunan pengaman jalan. •
Tiang Penopang Lampu Mudah Patah
Yang Yang dima dimaksu ksud d Tiang Tiang Penop Penopan ang g La Lamp mpu u Muda Mudah h Pa Patah tah adala adalah h tian tiang g yang yang dire direnc ncan anak akan an jika jika tert tertab abra rak k tida tidak k akan akan memb member erik ikan an kerusakan yang fatal. Penempatan tiang ini sangat luas karena dapat dietakkan pada daerah-daerah ruang bebas yang sempit.
8. LAIN-LAIN a. Dasar perencanaan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : •
Volum Vo lume e lalu-l lalu-lint intas as baik baik kendar kendaraa aan n maupu maupun n lingk lingkung ungan an yang yang berinteferensi seperti pejalan kaki, sepeda, dll.
•
Tipikal potongan melintang jalan, situasi ("lay-out") jalan dan persimpangan jalan.
•
Geometrik jalan seperti alinemen horizontal dan vertikal, dll.
•
Tekstur perkerasan dan jenis perkerasan yang mempengaruhi pantulan cahaya lampu penerangan.
•
Pemi Pe mili liha han n
jeni jenis s
dan dan
kual kualit itas as
sumb sumber er
caha cahaya ya/l /lam ampu pu,,
data data
fotometrik lampu dan lokasi sumber listrik.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
•
Tingkat kebutuhan, biaya operasi, biaya pemeliharaan, dll. agar perencanaan lampu penerangan efektif dan ekonomis.
•
Rencana
jangka
panjang
pengembangan
jalan
dan
pengembangan daerah sekitarnya •
Data kecelakaan dan kerawanan di lokasi.
b. Be Bebe bera rapa pa temp tempat at yang yang meme memerl rluk ukan an perh perhat atia ian n khus khusus us dala dalam m membuat desain /merencanakan lampu penerangan jalan, antara lain: •
Lebar daerah milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan.
•
Tempat-tempat dimana kondisi lengkung horisontal (tikungan) tajam.
•
Tempat Tempat yang yang luas seperti seperti persimpa persimpangan ngan,, interchan interchange. ge. tempat tempat parkir, dll.
• •
jalan jalan berpohon. Jalan jalan yang mempunyai nilai sejarah untuk keperluan nilai estetis.
•
Jalan jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk pemasangan lampu di bagian median.
•
Jembatan sempit/panjang, jalan layang dan jalan bawah tanah (tero-wongan).
•
Temp empat-te t-tem mpat
lain lain
dima imana
lin lingkun kungan
jalan lan
bany banya ak
berinteferensi berinteferensi dengan jalannya. Kriteria Perencanaan dan Kriteria Penempatan 1. Kriteria Perencanaan a.
Pene Pe nem mpata patan n
lamp lampu u
pene penera rang ngan an
jala jalan n
haru harus s
dire direnc ncan anak akan an
sedernikian rupa sehingga dapat memberikan : - penerangan yang merata - keamanan dan kenvamanan bagi pengendara - arah dan petunjuk (guide) yang jelas Pada Pa da sistem sistem penem penempa pata tan n parsi parsial. al. lampu lampu penera peneranga ngan n jalan jalan harus harus memberikan adaptasi yang baik bagi penglihatan pengendara sehingga efek kesilauan dan ketidaknyamanan penglihatan dapat dikurangi.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
b. Pemilihan Pemilihan jenis dan kualita kualitas s lampu lampu penerang penerangan an jalan jalan didasar didasarkan kan efek efekti tifi fittas
dan
nil nilai
eko ekono nom mi
lampu. mpu.
yaitu itu
-
nila nilaii
efek efekti tifi fittas
(lumen/watt) lampu yang tinggi umur rencana yang panjang c. Perbandingan Kemerataan Pencahayaan (Uniformity Ratio)
d. Kualitas Penerangan Kualitas penerangan pada suatu jalan menurut klasifikasi fungsi jalan ditentukan seperti tabel di bawah ini :
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
2. Kriteria Penempatan a. Sistem Sistem penem penempat patan an lampu lampu pener peneran anga gan n jalan jalan yang yang disara disaranka nkan n adalah sebagai berikut :
b.
Gambaran
umum
perencanaan
dan
penempatan
lampu
pener penerang angan an
jalan jalan
adala adalah h
sebagai berikut :
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
c.Besaran-besaran Kriteria Penempatan
d.
Penataan
Penempata Penempatan n Pener enera anga ngan
Lampu Lampu Jala Jalan n
Penataaan / pengaturan letak lampu penerangan jalan diatur sebagai berikut :
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Catatan : Di daera daerah-d h-dae aerah rah atau atau ko kond ndisi isi dima dimana na media median n sanga sangatt lebar lebar (> 10 meter) atau pada jalan dimana jumlah lajur sangat banyak (> 4 lajur setiap setiap arah) arah) perlu perlu di pertimba pertimbangka ngkan n dengan dengan pemiliha pemilihan n penempa penempatan tan lampu penerangan jalan kombinasi dari cara-cara tersebut di atas dan pada pada kondisi kondisi seperti seperti ini, pemilihan pemilihan penempa penempatan tan Iampu Iampu penerang penerangan an jalan direncanakan sendiri- sendiri untuk setiap arah lalu-lintas.
3. Kriteria-Kriteria Tambahan Pada Hal-hal Khusus a. Tempat Parkir Kuat penerangan pada daerah tempat parkir ditentukan seperti tabel di bawah ini :
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
b. Rambu-rambu lalu-lintas Kuat Kuat pener penerang angan an untuk untuk ramburambu-ra ramb mbu u lalu-l lalu-lint intas as pada pada suatu suatu jalan jalan ditentukan seperti tabel di bawah ini :
c. Terowongan Kuat Kuat pene penera rang ngan an pada ada
tero terow won onga gan n
haru harus s
cuk cukup dan dan
memb member erii
kenya kenyama manan nan baik baik untuk untuk pengl pengliha ihata tan n siang siang maupu maupun n malam malam hari. hari. Adap Adapun un
krit kriter eria ia
pene penera rang ngan an
tero terow won onga gan n
adal adalah ah
sepe se pert rtii
yang yang
ditentukan pada tabel di bawah ini.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
4. Bentuk/Dimensi dan Struktur Lampu Penerangan Jalan 1. Lampu Penerangan Jalan berdasarkan Jenis sumber cahaya a. Lampu Merkuri
b. Lampu Sodium
2. Lampu Penerangan Jalan berdasarkan bentuk tiang
a.
Tiang
dengan
Lampu Lengan
Tunggal
Tiang lampu ini pada umumnya diletakkan pada pada sisi sisi Kiri Kiri atau atau Kanan jalan.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
b. Tian Tiang g Lamp Lampu u deng dengan an Lengan Ganda Tiang
lampu
diletakkan
ini
khusus
di
bagian
tengah/Median
jalan,
dengan dengan catatan catatan jika kondisi kondisi jal jalan an yang yang akan akan dite ditera rang ngii masih masih mampu mampu dilayani dilayani oleh satu tiang.
e.
Tiang
Lampu
Tegak
(Tanpa Lengan) Tian Tiang g
lamp lampu u
ini ini
teru teruta tama ma
diperluk diperlukan an untuk menopang menopang lampu lampu menar menara, a, yang yang pada pada umumny umumnya a ditempatkan
di
persimpangan-
persi persimp mpang angan an jalan jalan ataupu ataupun n tempat tempat-tempat tempat yang yang luas seperti seperti interchan interchange, ge, tempat parkir, dll.
d. Lampu Tanpa Tiang
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Larnp La rnpu u Tanpa Tanpa Tiang Tiang adala adalah h lampu lampu yang yang dileta diletakk kkan an pada pada dindin dinding g ataupun ataupun langit-la langit-langit ngit suatu suatu konstruk konstruksi si seperti seperti di bawah bawah konstruk konstruksi si jembatan, di bawah konstruksi jalan layang atau di dinding maupun di langit-langit langit-langit terowongan, dll. 5.
PENEMPATAN LAMPU PENERANGAN JALAN Identifikasi Identifikasi yang dimaksud adalah simbol-simbol yang digunakan
untuk untuk mengen mengenal alii istila istilah/g h/gam amba bar/t r/tan anda da dalam dalam peren perenca canaa naan n lampu lampu penerangan jalan Adapun beberapa identifikasi yang diberikan adalah sebagai berikut :
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Gambar Gambaran an umum umum penem penempat patan an lampu lampu penera peneranga ngan n jalan berdasarkan pemilihan letaknya
1. Tipikal Lampu Penerangan Secara Umum
2. Tipikal Lampu Penerangan Pada Jalan Satu Arah
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
3. Tipikal Lampu Penerangan Pada Jalan Dua Arah
Pena Penata taan an/P /Pen enem empa pata tan n
Lamp Lampu u
Pene Penera rang ngan an
Jala Jalan n
pada Kondisi Khusus.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
a.Pada
Tikungan/Lengkung Horizontal
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
b.
Pada
Tikungan/Lengkung Vertikal
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
10.
ANGKUTAN BARANG DAN ANGKUTAN UMUM
Standar Kendaraan Umum Keputu Keputusa san n Me Mente nteri ri Perhub Perhubung ungan an Nomor Nomor 68 Tahun Tahun 1993 1993 Tenta Tentang ng Penyelenggaraan Angkutan Orang di jalan dengan Kendaraan Umum
1) Pengertian
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
a. Kend endaraan
sewa
adalah
setiap
mobil
penumpang
yang
disewa disewakan kan/d /dib iboro orong ngka kan n untuk untuk angkut angkutan an orang orang tidak tidak dalam dalam trayek, baik dengan atau tanpa pengemudi. b. Angkutan Angkutan antar antar kota kota adalah adalah angkutan angkutan dari dari satu kota ke kota kota lain denga dengan n mengg mengguna unaka kan n mobil mobil bus umum umum yang yang terika terikatt dalam dalam trayek tetap dan teratur. c. Angkutan Angkutan lintas lintas batas batas negara negara adalah adalah angkut angkutan an dari dari satu kota kota ke kota
lain
yang
melewati
lintas
batas
Nega egara
dengan
menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek tetap dan teratur. d. Angkutan Angkutan pedesaa pedesaan n adalah adalah angkutan angkutan dari satu tempat tempat ketempat ketempat lain dalam satu wilayah kabupaten dengan menggunakan mobil bus bus umum umum dan dan atau atau mobi mobill penu penump mpan ang g umum umum yang yang teri terika katt dalam trayek tetap dan teratur. e. Angkutan taksi adalah adalah angkutan angkutan yang merupakan merupakan pelayanan dari pintu ke pintu dalam wilayah operasi terbatas. f. Angkutan
sewa
adalah
angkutan
dengan
menggunakan
kendara kendaraan an sewa yang melayani melayani angkutan angkutan dari pintu ke pintu pintu dengan atau tanpa pengemudi dalam wilayah operasi yang tidak terbatas. g. Angkut Angkutan an pariw pariwisa isata ta adala adalah h angkut angkutan an denga dengan n mengg mengguna unaka kan n mobil bus umum yang dilengkapi dengan tanda khusus untuk mengangkut wisatawan ke dan dari daerah tujan wisata.
Pelayanan angkutan dengan kendaraan umum dilakukan dalam trayek tetap dan teratur dan angkutan tidak dalam tidak trayek yaitu : a. pela pelaya yana nan n dala dalam m tray trayek ek teta tetap p dan dan tera teratu turr dila dilaks ksan anak akan an dala dalam m jaringan trayek : 1.
Tray Trayek ek anta antarr ko kota ta anta antarr prop propin insi si,, yait yaitu u tray trayek ek yang yang mela melalu luii lebih dari satu propinsi. Izinnya oleh Ditjen Hubdat
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
2.
Tray Trayek ek antar antar kota kota dala dalam m prop propin insi si,, yait yaitu u tray trayek ek melal melalui ui lebih lebih dari dari satu satu daer daerah ah tk II dala dalam m satu satu prop propio ions nsi. i. Izin Izinny nya a dari dari Gubernur TK I
3.
Tray Trayek ek kota, kota, yaitu yaitu traye trayek k yang yang selur seluruh uhny nya a bera berada da pada pada satu satu daerah TK II atau trayek di wilayah DKI Jakarta. Izinya dari Gubernur atas usul Bupati/walikotamadya Bupati/walikotamadya TK II.
4.
Trayek Trayek ped pedesa esaan, an, yaitu yaitu tray trayek ek yang yang seluruh seluruhnya nya berad berada a dalam dalam satu
daerah
TK
II.
Izinnya
dari
Gubernur
atas
usul
Biupati/walikotamadya TK II 5.
Tray Trayek ek anta antarr lint lintas as bata batas s nega negara ra,, yait yaitu u tray trayek ek yang yang melal elalui ui batas negara. Pemerintah cq Ditjen Hubdat.
b. Angkutan Angkutan tidak tidak dalam dalam trayek trayek dilakuk dilakukan an dengan dengan : 1.
Angk Angkut utan an deng dengan an taks taksi, i, dila dilaku kuka kan n deng dengan an mobi mobilp lpen enum umpa pang ng yang yang diberi diberi tanda tanda khusus khusus (Taks (Taksi) i) serta serta dileng dilengka kapi pi denga dengan n argometer dan beroperasi dalam wilayah terbatas.
2.
Angk Angkut utan an se sewa wa,, dila dilaku kuka kan n deng denga an mobi mobill penu penump mpa ang yang yang pengoperasiannya berdasarkan perjanjian sewa atau borongan.
3.
Angk Angkut utan an untu untuk k kepe keperl rlua uan n pari pariwi wisa sata ta deng dengan an meng menggu guna naka kan n mobil bus dengan tanda atau tulisan “pariwisata” pada depan dan dan belak belakang ang serta serta sisi sisi kiri kiri dan dan kanan kanan kenda kendaraa raan, n, wilay wilayah ah oper operas asin inya ya tida tidak k
terb terbat atas as (tuj (tujua uan n
wisa wisata ta))
sehi sehing ngga ga tida tidak k
diwajibkan memasuki terminal.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 69 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan.
1) Peng Penger erti tian an.. a. Muatan Muatan sumbu sumbu adala adalah h jumla jumlah h tekana tekanan n roda-r roda-rod oda a pada pada suatu sumbu yang menekan jalan. b. Ba Bara rang ng umum umum adal adalah ah bahan ahan atau atau benda enda selai elain n dari dari baha bahan n berbahaya,barang khusus, peti kemas dan alat berat.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
c. Ba Baha han n berb berbah ahay aya a adal adalah ah seti setiap ap baha bahan n atau atau bend benda a yang yang oleh oleh karena sifat dan ciri khas serta keadaannya merupakan bahaya terhadap keselamatan keselamatan dan ketertiban umum serta terhadap jiwa atau kesehatan manusia dan makhluk hidup lainya. d. Barang Barang khusus khusus adalah adalah barang barang yang karena karena sifat sifat dan bentuknya bentuknya harus dimuat dengan cara khusus. e. Alat
berat
adalah
dapat dapatdip dipeca ecah-p h-peca ecah h
barang
yang
sehing sehingga ga
karena
sifatnya
memun memungk gkink inkan an
tidak
angku angkutan tannya nya
melibihi muatan sumbu terberat (MST) dan /atau dimensinya melebihi ukuran maksimum yang telah ditetapkan . f. Peti kemas kemas adala adalah h peti kemas kemas yang yang sesuai sesuai interna internationa tionall standar standar organization (ISO) yang dapat dioperasikan di Indonesia 2) Angk Angkut utan an bara barang ng deng dengan an kend kendar araa aan n berm bermot otor or pada pada dasa dasarn rnya ya dila dilaku kuka kan n
deng dengan an
meng menggu guna naka kan n
mobi mobill
bara barang ng
yang yang
terd terdir irii
daribarang umum, barang berbahaya, peti kemas dan alat berat. 3) Angk Angkuta utan n bara barang ng dapa dapatt dilak dilakuka ukan n denga dengan n mengg mengguna unakan kan sepeda sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus dengan ketentuan jumlah barang
yang
diangkut
tidak
melebihi
daya
angkut
tipe
kendaraannya. 4) Angkutan
barang
denga ngan
sepeda
motor
harus
memenuhi
persyaratan : a. Mempun Mempunyai yai ruang ruang muata muatan n barang barang denga dengan n lebar lebar tidakm tidakmele elebi bihi hi stang kemudi b. Tingg Tinggii ruang ruang muatan muatan tidak tidak melebih melebihii 900 900 mm dari atastem atastempa patt duduk pengemudi. 5) Pemuatan
barang
umum
dalam
ruangan
kendaraan
pengangkutannya harus ditutup dengan bahan yang tidak mudah rusak dan diikat dengan kuat dan jika menonjol melampau bagian terluar belakang mobil barang tidak boleh melebihi 2000 mm. Jika bagian yang menonjol lebih dari 1000 mm harus diberitanda. 6) Angkutan
bahan
berbahaya
dilakukan
dengan
melakukan
kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan teknis dfan laik
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
jal jalan an sert serta a sesu sesuai ai deng dengan an peru perunt ntuk ukan anny nya. a. Ba Baha han n berb berbah ahay aya a diklasufikasikan sebagai berikut : a. Muda Mudah h mele meleda dak k b. Gas
mampat, gas
caiir, gas ca
ter terlaru larutt
pada
teka ekanan nan
atau tau
pendinginan pendinginan tertentu c. Caira Cairanny nnya a muda mudah h menya menyala la d. Pa Pada datan tan mudah mudah meny menyal ala a e. Oksid Oksidat ator, or, perok peroksid sida a organik organik f. Racun Racun dan dan baha bahan n yang yang muda mudah h menul menular ar g. Radio adioak akti tif f h. Korosif i. Berb erbahay haya la lain. 7) Angk ngkuta utan kenda ndaraa raan
barang rang
khusus usus
berm ermotor otor
dila ilakuk kukan
ses se suai uai
denga ngan
perun erunttuka ukan.
mengg enggun una akan kan
Barang
khus husus
diklasifikasikan atas : a. Ba Bara rang ng cura curah h b. Ba Bara rang ng ca cair ir c. Barang Barang yang yang memerluk memerlukan an fasilita fasilitas s pendingi pendinginan nan d. Tumbuh-tu Tumbuh-tumbuh mbuhan an dan hewan hewan hidup hidup e. Ba Baran rang g khus khusus us lain lainnya nya.. 8) Angk ngkuta utan
peti eti
kema emas
dila ilakuka ukan
denga engan n
kend endaraan
khus khusus us
pengangkut peti kemas 9) Angkutan Angkutan alat alat berat berat dilakuka dilakukan n dengan dengan mobil mobil barang barang sesuai sesuai dengan dengan peruntukannya.
Pengaturan Angkutan Umum Dalam rangka pengaturan angkutan umum ( bus dan truck ). Pelayana Pelayanan n angkutan angkutan umum mengguna menggunakan kan sarana sarana penunjan penunjang g secara secara lebih efisien dibandingkan dengan kendaraan pribadi terutama pada waktu waktu sibuk. sibuk. Terdapa Terdapatt ukuran ukuran yang dapat diambil diambil agar agar pelayana pelayanan n tersebut lebih baik.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
1) Perbaikan pelayanan frekuensi, kecepatan, kenyamanan. Contoh : pelayanan sekolah. 2) Perbaikan sarana penunjang jalan : a) Lokasi Lokasi dan disain tempat pemberhenti pemberhentian an dan terminal terminal yang baik terutama terutama adanya adanya moda moda transpor transportasi tasi yang yang berbeda berbeda seperti seperti jalan rel, atau transportasi perkotaan dan antar kota. b) Me Memb mber erik ikan an prio priori rita tas s yang yang lebi lebih h pada pada angk angkut utan an umum umum.. Contoh: Jalur bus, prioritas bus, lampu lalu lintas tempat berhenti taxi. 3) Prioritas bus. Tujuan adalah untuk mengurangi waktu perjalanan biasa biasanya nya dituju ditujuka kan n untuk untuk bus-bu bus-bus s di kota kota besa besarr karen karena a memb membawa awa penumpang lebih banyak. a) Jalur khusus bus. Angkutan Angkutan umum dapat dapat mengguna menggunakan kan jalur jalur tersendir tersendirii sehingga sehingga akan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi karena kemacetan sudah dipindahkan ke jalur lain. b) Disain dan operasi. Lebar jalur yang direkomendasikan adalah lebih dari 3 s/d 3,65 m. Biasanya berhenti 50 m sebelum persimpangan. c) Control. Jalur khusus bus memerlukan memerlukan control dan penegakan hukum yang cukup kuat agar tercipta operasi yang efisien seperti: •
Control tempat pemberhentian bus.
•
Control angkutan pribadi dan barang.
•
Penegakan hukum oleh Polisi lalu lintas.
•
Tempat Tempat pemberhen pemberhentian tian bus. Berfungs Berfungsii untuk menaikka menaikkan n dan menurunkan penumpang saat berhenti.
Pengaturan Angkutan Barang Masalah Masalah lalu lintas lintas tertentu tertentu timbul timbul karena karena adanya adanya kendaraa kendaraan n bara barang ng pada pada daera daerah h pusat pusat kota kota (perto (pertokoa koan), n), daera daerah h pemuki pemukima man, n,
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
daera daerah h indust industri ri sehing sehingga ga dapa dapatt menim menimbul bulka kan n arus arus lalu lalu linta lintas s yang yang ‘berhenti’ yang terkait dengan : a) Kendaraan yang berhenti akan menyebabkan gangguan arus lalu lintas. b) Parkir pada jalur pejalan kaki menyebabkan keruskan pada jalur tersebut dan gangguan pada pejalan kaki. c) Proble Problema ma lingk lingkung ungan an karen karena a suara suara,, getar getaran, an, asap, asap, gang ganggua guan n pemandangan terutama kendaraan besar. d) Kondisi Kondisi jalan jalan yang yang rusak rusak akibat akibat beban yang terlalu terlalu tinggi. tinggi. Ukuran manajeme manajemen n lalu lintas yang yang utama utama dalam dalam menentuka menentukan n masalah masalah ini adalah : •
Waktu parkir dan lokasi pemberhentian.
•
Fasilitas akses yang cukup (jalan akses, persimpangan dengan geometri yang sesuai, belok, dan jalur bongkar muat ).
JALAN TOL Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jar jarin inga gan n
jala ja lan n
dan da n
seba se baga gaii
jala ja lan n
nasi na sion onal al
yang ya ng
peng pe nggu guna nany nya a
diwaji diw ajibk bkan an mem memba baya yarr tol tol.. To Toll ad adala alah h sej sejuml umlah ah ua uang ng ter terten tentu tu ya yang ng dibayarkan untuk penggunaan jalan tol. Peranan jalan tol menurut UU no. 38 tahun 2004 tentang jalan yaitu: a. me mem mpe perl rlan anca carr la lalu lu li lint ntas as di da daer erah ah ya yang ng te tela lah h be berk rkem emba bang ng;; b. meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi barang dan da n
jasa ja sa gu guna na
menu me nunj njan ang g
peni pe ning ngka kata tan n
pert pe rtum umbu buha han n
ekon ek onom omi; i;
c. meringankan beban dana Pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan; d. meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan. Jala Ja lan n to toll se seba baga gaii ba bagi gian an da dari ri si sist stem em ja jari ring ngan an ja jala lan n um umum um merupakan merupaka n lintas alternatif . Jalan tol harus mempunyai spesifikasi dan pelayanan yang lebih tinggi daripada jalan umum yang ada. Beriku Berikutt
ini sejuml sejumlah ah persyar persyarata atan n dasa dasarr untuk untuk ruas jalan jalan tol
dasar :
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
o
Lebar lajur minimum 12 feet
o
Clearance lateral bahu jalan minimum 6 feet antara tepian lajur jalan dan hambatan terdekat yang mempengaruhi perilaku lalu lintas; clearance lateral minimum 2 ft
o
Seluruh kendaraan di dalam aliran lau lintas adalah kendaraan penumpang
o
10 lajur atau lebih
o
Jarak antar simpang susun sebesar 2 mil atau lebih
o
Permukaan jalan datar, dengan kelandaian tidak lebih 2%
o
Popul Po pulas asii pengem pengemudi udi teruta terutama ma terdir terdirii dari dari pengg pengguna una regula regularr fasilitas jalan tol.
Gambar. Jalan tol Cipularang, Cipularang, Jakarta
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) JALAN TOL
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
STANDAR PELAYANAN MINIMUM
NO
SUBSTANSI PELAYANAN
INDIKATOR
1
2
3
1
-
Kondisi Jalan Tol
-
Kekesatan Ketidakrataan Tidak ada Lubang
CAKUPAN / LINGKUP 4
-
3
-
Kecepat an Tempuh Rata-Rata
-
Aksesib ilitas
-
-
Kecepatan Tempuh Rata-rata
Kecepatan Transaksi Rata – rata
6
Seluruh Ruas Jalan Tol Seluruh Ruas Jalan Tol Seluruh Ruas Jalan Tol
-
-
Jala n Tol Dalam Kota
-
≥1,6 kali kecepatan tempuh rata-rata Jalan Non Tol
-
Jala n Tol Luar Kota
-
≥1,8 kali kecepatan tempuh rata-rata Jalan Non Tol
-
Gerbang Tol sistem terbuka
-
≤ 8 detik setiap kendaraan
-
Gerbang Tol sistem tertutup : Gar • du masuk
-
≤ 7 detik setiap kendaraan
-
≤ 11 detik setiap kendaraan
Gar
-
≤ 450 kendaraan per jam per Gardu
-
≤ 500 kendaraan per jam
-
≤ 300 kendaraan per jam
-
2
TOLOK UKUR
•
-
-
du Keluar -
Jumlah Gardu
> 0,33 µ m IRI ≤ 4 m/km 100 %
Tol -
-
Kapasitas Sistem Terbuka Kapasitas Sistem Tertutup Gardu • Masuk
•
Gardu Keluar
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
STANDAR PELAYANAN MINIMUM
NO
SUBSTANSI PELAYANAN
INDIKATOR
1
2
3
4
-
Mobilit
-
as
Kecepatan Penanganan Hambatan Lalu Lintas
CAKUPAN / LINGKUP 4 -
-
-
-
Kesela matan
-
Sarana Pengaturan Lalu Lintas : Perambuan •
6 -
Mulai Informasi diterima Sampai ke Tempat Kejadian :
Melakukan penderekan ke Pintu Gerbang Tol terdekat/ Bengkel terdekat dengan menggunakan derek resmi (gratis)
-
30 menit per siklus pengamatan
Penanganan Akibat Kendaraan Mogok
Patroli Kendaraan Derek
- Kelengkapan dan Kejelasan Perintah dan Larangan serta Petunjuk -
Marka Jalan
≤ 30 menit
-
- 100 %
•
30 menit per siklus pengamatan
-
-
5
Wilayah Pengamatan/ observasi Patroli
TOLOK UKUR
Fungsi dan Manfaat
Jumlah 100 % dan Reflektifitas ≥ 80
% •
•
-
-
Guide Post / ReflektoR Patok Kilometer Setiap 1 km
Penerangan Jalan Umum (PJU) Wilayah Perkotaan
-
-
-
Pagar Rumija Penanganan Kecelakaan
-
-
Fungsi dan Manfaat
-
Fungsi dan Manfaat
%
Fungsi dan Manfaat
-
Jumlah 100 % dan Reflektifitas ≥ 80
100 %
-
Lampu Menyala 100%
Fungsi dan Manfaat
-
Keberadaan 100 %
Korban Kecelakaan
-
Dievakuasi gratis ke rumah sakit rujukan
Kendaraan Kecelakaan
-
Melakukan
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
STANDAR PELAYANAN MINIMUM
NO
SUBSTANSI PELAYANAN
INDIKATOR
1
2
3
CAKUPAN / LINGKUP 4
TOLOK UKUR 6 penderekan gratis sampai ke pool derek (masih di dalam jalan tol)
-
6
Unit Pertolongan / Penyelamatan dan Bantuan Pelayanan
Pengamanan dan Penegakan Hukum
-
Ambulans
-
Ruas Jalan
-
Keberadaan Polisi Patroli Jalan Raya (PJR) yang siap panggil 24 jam
Ruas Jalan
-
1 Unit per 25 km atau minimum 1 unit (dilengkapi standar P3K dan Paramedis)
-
1 Unit per 5 km atau minimum 1 unit
-
1 Unit per 10 km atau minimum 1 unit
-
LHR > 100.000 kend/hari
1 Unit per 15 km atau minimum 1 unit
-
LHR ≤ 100.000 kend/hari
1 Unit per 20 km atau minimum 1 unit
-
1 Unit per 15 km atau minimum 2 unit
-
1 Unit per ruas Jalan Tol (dilengkapi dengan peralatan penyelamatan)
-
Setiap Gerbang masuk
Tol
Tol
-
Kendaraan Derek
-
Ruas Jalan Tol :
-
•
LHR > 100.000 kend/hari
•
LHR ≤ 100.000 kend/hari
Polisi Patroli Jalan Raya (PJR) -
Ruas Jalan Tol : •
-
Patroli Jalan Tol (Operator) •
-
Kendaraan Rescue -
Ruas Jalan Tol
-
Sistem Informasi
-
Ruas Jalan Tol
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
STANDAR PELAYANAN MINIMUM
NO
SUBSTANSI PELAYANAN
INDIKATOR
1
2
3
CAKUPAN / LINGKUP 4 -
TOLOK UKUR 6
Informasi dan Komunikasi Kondisi Lalu Lintas
MARKA JALAN Sebagaimana telah dijelaskan pada pasal 19 s/d 26 PP Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Lalu Lintas Jalan, maka sesuai pasal 27 ketentuan marka jalan mengenai bentuk, ukuran, warna,tatacara warna,tatacara penempatan, penempatan, persyaratan, persyaratan, penggunaan penggunaan dan penghapusan penghapusan dijelaskan dijelaskan dalam Kepmenhub. Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau diatas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang berb berbent entuk uk gari garis s memb membuj ujur ur,, gari garis s meli melint ntan ang, g, gari garis s sero serong ng sert serta a lambang lambang lainnya lainnya yang berfungsi berfungsi untuk mengarahka mengarahkan n arus lalulinta lalulintas s dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas. Marka membujur adalah adalah tanda tanda yang sejajar dengan dengan sumbu sumbu jalan. Marka Marka melintan melintang g adala adalah h tanda tanda yang yang tegak tegak lurus lurus terhad terhadap ap sumbu jalan. Marka Marka serong serong adal adalah ah tand tanda a yang yang bemb bemben entu tuk k tand tanda a yang yang membentuk garis utuh yang tidak termasuk dalam pengertian marka marka membuj membujur ur atau atau marka marka melint melintan ang, g, untuk untuk menya menyatak takan an suatu daerah permukaan jalan yang bukan merupakan jalur lalu lintas kendaraan. Marka lambang adalah tanda yang mengandung arti tertentu untuk untuk menya menyatak takan an perin peringa gatan tan,, perin perintah tah dan dan larang larangan an untuk untuk
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
melengkapi atau menegaskan maksud yang telah disampaikan oleh rambu atau tanda lalulintas lainnya. Marka jalan sesuai denga fungsinya dikelompokkan menjadi 5 (lima) jenis : Marka membujur berupa garis utuh berfungsi sebagai larangan bagi kendaraan melintasi garis tersebut dapat berupa satu garis utuh utuh dan dan atau atau gari garis s gand ganda a dan dan garis aris
putus utus-p -put utus us yang yang
dimaksudkan adalah : (1) Garis utuh berfungsi menandai tepi jalur lalulintas (2) Garis putus-putus berfungsi : (a) Mengarahkan lalulintas . (b) Memperingatkan akan ada marka membujur berupa garis utuh didepan. (c) Pembatas jalur pada jalan 2 (dua) arah. (3) (3) Gari Garis s gand ganda a beru berupa pa gari garis s gari garis s utuh utuh dan dan gari garis s putu putuss-pu putu tus s menandakan : (a) Lalu lintas yang berada pada sisi garis putus-putus dapat melintasi garis ganda tersebut. (b) (b) La Lalu lu lint lintas as yang yang bera berada da pada pada sisi sisi gari garis s utuh utuh dila dilara rang ng melintasi garis ganda tersebut. Marka melintang terdiri dari : (1) Garis utuh menyatakan batas berhenti kendaraan yang diwajibkan oleh alat pembri isyarat laulintas (Apil) atau rambu larangan. (2) Garis ganda putus-putus menyatakan batas berhenti kendaraan sewaktu mendahulukan kendaraan lain yang diwajibkan oleh rambu larangan. (3) Marka melintang bila tidak dilengkapi dengan tanda larangan harus dida didahul hului ui denga dengan n marka marka lamba lambang ng berupa berupa segit segitiga iga yang yang salah salah satu satu alasnya sejajar dengan marka melintang. Marka serong menandakan : (1) Berupa garis utuh berarti dilarang dilintasi kendaraan.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
(2) Pemberitahuan awal atau akhir pemisah jalan, pengarah lalulintas dan pulau lalulintas. (3) Jika dibatasi denga garis utuh menyatakan : (a) Daerah yang tidak boleh dimasuki kendaraan. (b) Pemberitahuan awal sudah mendekati pulau lalulintas. Mark Ma rka a
lamb lamban ang g
berup erupa a
panah, nah,
segit egitig iga a,
atau
tuli tulis san
dipergunakan untuk mengulangi maksud rambu-rambu lalulintas atau untuk memberitahu memberitahu pemakai jalan yang tidak dinyatakan dinyatakan denga rambu dan dipergunakan khusus untuk : (1) Tempat pemberhentian mobil bus, naik turun penumpang . (2) Pemisahan arus lalulintas sebelum mendekati persimpangan persimpangan dalam bentuk lambang panah. (3) jika berada ditepi jalan jalan marka marka berupa berupa garis garis berbikuberbiku-bik biku u warna warna kuning kuning pada pada sisi jalur lalulinta lalulintas s berarti berarti dilarang dilarang parkir pada jalan / daerah tersebut.
Jalur adala adalah h bagia bagian n jalan jalan yang yang diperg diperguna unaka kan n untuk untuk laluli lalulinta ntas s kendaraan.
Lajur adalah adalah bagian bagian jalur yang memanjan memanjang g dengan dengan atau atau tanpa tanpa marka marka jalan jalan yang yang memili memiliki ki lebar lebar cukup cukup untuk untuk satu satu kenda kendaraa raan n bermotor sedang jalan, selain sepeda motor.
Bing Bingka kaii jala jalan n adal adalah ah bata batas s bahu bahu jala jalan n yang yang pada pada umum umumny nya a terletak pada sisi kanan atau kiri badan jalan.
Pulau lalu lintas adalah bagian jalan yang tidak dapat dilalui oleh kend kendar araa aan n dapa dapatt beru berupa pa mark marka a jala jalan n atau atau bagi bagian an jala jalan n yang yang ditinggikan.
TEKNOLOGI JALAN LAYANG (FLY OVER)
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Lokasi: Lokasi: Kota Bourne, Boston
Sumber : www. Sagamoreflyover.com
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Sumber : www. Sagamoreflyover.com
PERSIMPANGAN DAN TIKUNGAN
Persimpangan Meru Me rupa paka kan n titi titikk-ti titi tik k pada pada jari jaring ngan an jala jalan n diman imana a jala jalann-ja jala lan n bertemu bertemu dan dimana dimana lintasanlintasan-linta lintasan san kendaraa kendaraan n berpoto berpotongan ngan.. Lalu lintas lintas pada pada masing-m masing-masin asing g kaki kaki persimpa persimpanga ngan n mengguna menggunakan kan ruang ruang jalan pada persimpangan secara bersama- sama dengan lalu lintasnya. Oleh karena itu persimpangan adalah faktor yang sangat penting dalam dalam
menen menentuk tukan an
kapas kapasita itas s
dari dari
suatu suatu
jaring jaringan an
jalan jalan
secar secara a
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
keseluruh keseluruhan, an, demikia demikian n
pula dalam dalam menentuka menentukan n waktu perjalana perjalanan, n,
khususnya didaerah perkotaan. Persimpangan juga merupakan merupakan tempat dimana sebagaian besar kecelakaan-kecelakaan terjadi. Para pejalan kaki kaki
juga juga
meng menggu guna naka kan n
rua ruang
jala jalan n
pada pada
persi ersimp mpa angan ngan,,
dan dan
merupakan aspek yang penting dari sistim pengaturan / pengendalian persimpa persimpangan ngan.. Hal-hal Hal-hal yang yang perlu perlu diperha diperhatika tikan n pada pada persimpa persimpangan ngan adalah: (a) Volume Volume dan kapasit kapasitas, as, dimana dimana secara secara langsung langsung mempenga mempengaruhi ruhi hambatan. (b) Disain geometrik, dan kebebasan pandangan. (c) Kecelakaan dan keselamatan pemakai jalan, kecepatan dan lampu jalan. (d) Parkir, akses, dan bangunan yang sifatnya umum. (e) Pejalan kaki. (f) Jarak antar persimpangan.
•
Jenis-jenis persimpangan
(a) Persimpangan lengkap, lengkap, yaitu persimpangan dimana garis tengah (as jalan) dari masing- masing jalan yang bersimpangan bersimpangan membentuk sudut udut
90
dera erajat jat.
Pers ersimp impangan gan
sema emaca cam m
ini ini
tida idak
banya nyak
menimbulkan permasalahan dibidang lalu lintas. Kerugiannya adalah rata-rata kendaraan yang melewati berkecepatan tinggi. (b) Persimpangan bentuk T , yaitu persimpangan dimana sudut antara garis garis tengah tengah kedua kedua jalan jalan yang bertemu bertemu tidak tidak lebih lebih dari dari 10 derajat, derajat, dihitung dari titik temu.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Keuntungannya : - Untuk kendaraan yang berbadanpanjang ( bus atau truck ) dapat melihat dengan baik pada saatdipermukaan persimpangan. - Semua Semua kenda kendaraa raan n dapa dapatt berant berantisi isipa pasi si secar secara a baik baik dan rata-r rata-rat ata a pengemudi akan mengurangi kecepatannya pada saat mendekati atau melewati persimpangan. Kerugiannya : - Tidak jelas siapa yang mendapatkan priorirtas pada persimpangan ini. - Timbul keragu-raguan sesama antar pengemudi. Kemungkinan pemecahannya : - Pasang rambu-rambu berhenti. - Pasang marka / garis berhenti. - Pasang alat pengendali lalu lintas. (c) Persim Persimpan panga gan n bentuk bentuk Y , adala adalah h persi persimp mpang angan an dima dimana na sudut sudut penyimpa penyimpangan ngannya nya adalah adalah 15 derajat derajat atau atau lebih, lebih, atau sudut antara antara garis tengah dari jalan yang bertemu adalah lebih kecil dari 75 derajat. Keuntungannya : Tidak ada. Kerugiannya : - Pengemud Pengemudii kendaraa kendaraan n berbada berbadan n panjang panjang (bus atau atau truck) truck) kurang kurang bisa melihat melihat kendaraa kendaraan n lain dengan dengan baik baik yang datang datang dari dari sisi jalan jalan yang lain. Problem komunikasi komunikasi sesama sesama pengemudi pengemudi : Kendaraan Kendaraan yang datang dari jalan tangkai atau kaki “Y” rata-rata berkecepatan tinggi. Kemungkinan pemecahan : - Pemasangan rambu prioritas.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
- Merubah menjadi persimpangan bentuk T.
(d) Persimpa Persimpangan ngan segitiga segitiga adalah adalah bentuk persimpa persimpangan ngan dimana dimana diantara diantara titik temu dari jalan jalan yang bersimpang bersimpangan an membentu membentuk k atau terdapat bidang segitiga. Keuntungan : tidak ada. Kerugian : -Membingungkan pemakai jalan. - Kecepatan kendaraan kurang dapat dibatasi. - Terdapat tiga persimpangan Y, kemungkinan pemecahan merubah menjadi bentuk persimpangan T, merubah menjadi bundaran. (e) Bundaran: Bundaran: adalah persimpangan dengan jalan memutar membentuk lingkaran atau bundaran. Keuntungan : - Kecepatan kendaraan dapat diperlambat. - Dapat mengurangi kemacetan. - Mengurangi kecelakaan lalu lintas. Kerugian : - Kurang baik bagi pengemudi yang tidak disiplin. Kemungkinan pemecahannya : - Pemasangan rambu-rambu prioritas. - Pemasang Pemasangantr antraffi affic c light light bagi bagi persimpa persimpanga ngan n yang yang padat padat arus lalu lintasnya.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Tikungan Tikungan Tikungan merupak merupakan an bagian bagian jalan jalan yang penting dalam dalam berlalu berlalu lintas, banyak terjadi kesulitan bahkan kecelakaan yang fatal sehingga menimbulkan korban jiwa dan harta benda. Tikungan adalah bagian dari jalan yang dibangun dibangun dari dari sepotong sepotong jalan jalan lurus, lurus, jalan jalan lengkung lengkung,, lingka lingkara ran n dan dan berak berakhir hir pula pula pada pada sepot sepotong ong jalan jalan lurus. lurus. Ma Maka ka dari dari pengertian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa syarat-syarat tikungan yang baik adalah: (a) Jalan lurus / bagian lurus. (b) Jalan lengkung / peralihan. (c) Lingkaran. (d) Jalan lengkung / peralihan. (e) Jalan lurus / bagian lurus. •
Jenis tikungan.
(a) Tikungan yang bebas pandang. (b) Tikung Tikungan an yang yang tidak tidak bebas bebas pand pandan ang. g. Diseb Disebabk abkan an antara antara lain lain terhalang oleh pepohonan yang rimbun, tebing gunung atau rumah, jalan yang mendaki. (5) (5) Pe Perl rlu u dipe diperh rhat atik ikan an dala dalam m suat suatu u pere perenc ncan anaa aan n tiku tikung ngan an iala ialah h perti pertimba mbang ngan, an, persya persyara ratan tan geome geometri trik k
/
kondi ko ndisi si daera daerah h
terseb tersebut ut
sehingga pemakai jalan dapat melewati dengan baik bagi kepentingan Kamtibcar Lantas. Ada Ada tiga tiga spes spesif ifik ik yang yang haru harus s dike diketa tahu huii / dapa dapatt dili diliha hatt dari dari tikungan yaitu: (a) Tikung Tikungan an dapa dapatt terlih terlihat at / diketa diketahui hui secara secara keselu keseluruh ruhan. an. Untuk Untuk mengetah mengetahui ui berapa berapa jarak jarak atau atau garis garis pandang pandang yang baik baik pada pada saat saat melewati melewati tikungan tikungan yaitu yaitu 500 M kecepata kecepatan n tinggi, tinggi, 300 M kecepata kecepatan n sedang, 190 M untuk kecepatan rendah. (b) Dapat dilewati dengan mudah / leluasa. Dalam pembuatan suatu tikung tikungan an harus harus diper diperhat hatika ikan n peleb pelebar aran an pada pada lajur lajur sebela sebelah h dala dalam m sehing sehingga ga tikung tikungan an terse tersebut but dapat dapat dika dikatak takan an denga dengan n muda mudah h atau atau
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
leluasa leluasa dilewati dilewati kendara kendaraan an tanpa tanpa menggang mengganggu gu arah arah kendaraa kendaraan n dari depan yang dapat beresiko kecelakaan lalu lintas. (c) Tikungan harus mudah dipahami dan dimengerti. (d) Waktu pandang pandang yang baik saat saat mengetahu mengetahuii akan akan adanya adanya suatu tikung tikungan an yakni yakni antar antara a 8– 10 detik detik sehing sehingga ga penge pengemu mudi di terjam terjamin in keselama keselamatan-n tan-nya. ya. Tikungan Tikungan tersebut tersebut harus harus benar benar bangunann bangunannya ya dan dilengkapi dilengkapi marka, rambu dan lain-lain. •
Bentuk tikungan.
(a) Tikungan tajam, dan (b) Tikungan tidak tajam.
PERMASALAHAN dan SOLUSI 1. KEMA KEMACE CETA TAN N
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Macet adalah tidak seimbangnya atau lebih besarnya volume arus lalu lintas terhadap kapasitas jalan. Langkah-langkah menanggulangi kemacetan : Kepa Kepada data tan n
pend pendud uduk uk
&
perg perger erak akan an..
Pert Pe rtum umbu buha han n
penduduk yang pesat serta aktifitas disegala bidang menimbulkan menimbulkan peningkatan peningkatan jumlah pergerakan dari suatu tempat ke tempat lain. Hal itu menga mengakib kibatk atkan an menin meningka gkatny tnya a permi perminta ntaan an kebutu kebutuhan han sarana sarana dan dan pras prasara arana na yang yang berwu berwujud jud alatalat-ala alatt transp transpor ortas tasi. i. Diti Ditinj njau au
dari dari
akti aktifi fita tas s
seha sehari ri-h -har ari, i,
kegi kegiat atan an
manu manusi sia a
dapa dapatt
disebutkan sebagai berikut : Bekerja, Belajar/ sekolah, Rekreasi, Berobat dll Dari kelompok kelompok tersebut tersebut,, apabila apabila dilaksa dilaksanaka nakan n secara secara bersama bersama-sam -sama a dalam waktu yang bersamaan akan mengakibatkan kepadatan atau kesibukan arus lalu lintas. Karak Karakter terist istik ik arus arus kenda kendaraa raan n bermot bermotor or dan dan intera interaks ksii dengan dengan pengemud pengemudi. i. Kendaraa Kendaraan n yang yang berjalan berjalan sendirian sendirian dapat dapat berja berjalan lan denga dengan n cepat cepat atau atau lamba lambatt sesuai sesuai denga dengan n kehen kehenda dak k peng pengem emud udin inya ya..
Seba Se bagi gian an
besa besarr
peng pengem emud udii
ingi ingin n
menc mencap apai ai
tujuannya dengan secepat mungkin sesuai dengan kemampuan dari dari kend kendar araa aann nnya ya dan dan sesu sesuai ai deng dengan an kead keadaa aan n jala jalan n yang yang ditempuhnya. Bilamana Bilamana dijalan dijalan tersebut tersebut terdapa terdapatt beberap beberapa a kendara kendaraan an lain, maka kendara kendaraan an itu kadang-k kadang-kada adang ng akan menghamb menghambatny atnya a dan memaksa memaksa untuk mengurangi kecepatannya sampai pada suatu waktu dia dapat mele melewa wati ti
kend kendar araa aan n
itu. itu.
Kada Kadang ng-k -kad ada ang
dia dia
pula ula
yang yang
akan akan
menghalangi dan memperlambat jalannya kendaraan lain yang lebih cepat cepat dari dia. Bila lebih lebih banyak banyak lagi kendaraa kendaraan n yang memakai memakai jalan jalan itu, maka hambatan- hambatan seperti itu akan terjadi lebih serius. Masalah Masalah-mas -masala alah h angkutan angkutan dan mempertim mempertimbang bangkan kan elemen-el elemen-elemen emen itu : •
Pengaruh Pengaruh-peng -pengaruh aruh kendaraa kendaraan n khususnya khususnya gerak gerak dari dari masingmasingmasin masing g kenda kendaraa raan n dan dan baga bagaima imana na mereka mereka memben membentuk tuk arus arus
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
kendara kendaraan, an, sifat-sif sifat-sifat at arus lalu lintas lintas yang yang berasal berasal dari dari suatu suatu inte intera raks ksii yang yang ko komp mple leks ks dan dan rumi rumitt anta antara ra kend kendar araa aan n dan dan pengemudinya. •
Peng Pe ngar aruh uh dan dan pras prasar aran ana a yang yang meli melipu puti ti ukur ukuran an / dime dimens nsi, i, geometri dan kapasitas, jaringan jalan serta konstruksi fisiknya.
•
Pengaruh dari tingkah laku manusia, baik karakteristik fisiknya maupun mentalnya.
Terdapat 3 karakteristik utama dari arus kendaraan adalah (1) Volume. Volume Volume adalah adalah jumlah jumlah kendaraa kendaraan n yang melalui satutiti satutitik k yang teta etap
pad pada
jala jalan n
dalam lam
suatu uatu
wak waktu
dihit ihitun ung g
dalam lam
jum jumlah lah
kendaraan / hari atau kendaraan / jam. Volume dapat dihitung pada periode waktu yang lain, tetapi periode pencacahannya harus cukup panjang panjang untuk menjamin menjamin variasi-v variasi-varia ariasi si yang yang pendek pendek tidak tidak sampai sampai mempengaruhi angka rata-rata. (2) Kecepatan. Kecepatan adalah tingkat perubahan jarak dibagi dengan waktu. Kecepatan dapat dihitung sebagai kecepatan setempat atau sebagai angka rata-rata waktu atau jarak. Pada saat arus lalu lintas berjalan, karak karakter terist istikik-ka kara rakte kteris ristik tik ini akan akan bervar bervarias iasii terus terus mener menerus us yang yang dise isebab babkan
karena rena
acaknya nya
jar jarak
anta ntara
kend endaraa raan,
untuk ntuk
merangkum dan menganalisis arus lalu lintas, maka volume rata-rata, kecepatan dan kepadatan harus dihitung dalam periode waktu. (3) Kepadatan / densitas. Kepa Kepada data tan n adal adalah ah rata rata-r -rat ata a juml jumlah ah kend kendar araa aan n per per satu satuan an panjang jalan : Kepadatan K = n l n = jumlah kendaraan pada lintasan l l = panjang lintasan. Pada saat arus lalu lintas berjalan, karakteristik-karakteristik ini akan bervariasi terus menerus yang disebabkan karena acaknya jarak antara satu kendaraan, untuk merangkum dan menganalisa arus lalu
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
lint lintas as,, maka maka vo volu lume me rata rata-r -rat ata, a, kece kecepa pata tan n dan dan kepa kepada data tan n haru harus s dihitung dalam satu periode waktu. Dari studi-s studi-studi tudi
yang pernah pernah dilakuka dilakukan n menunjukka menunjukkan n bahwa
besarnya besarnya nilai nilai ini berkisar berkisar
antara antara 6-9 detik. Volume Volume lalu lintas lintas pada
jalan bervariasi berdasarkan volume total dua arah, arah lalu lintas, volume jam sibuk dan proporsi relatif dari kelas-kelas kendaraan yang berbeda. Khususnya kendaraan-kendaraan yang bergerak lambat dan kendara kendaraan-k an-kenda endaraan raan yang besar besar akan akan merupaka merupakan n suatu suatu persoala persoalan, n, misalnya : Kendaraan yang bergerak lebih lambat akan menyebabkan terja terjadin dinya ya hamba hambatan tan dan dan kemac kemaceta etan n Karena Karena kenda kendaraa raan n ini akan akan memperlambat memperlambat kendaraan kendaraan lainnya, terutama terutama pada jalan jalan tanjakan dan dan akan sulit untuk menyalipnya / mendahului karena ukurannya yang besar. Hal ini disebabkan kendaraan-kendaraan besar memerlukan : (a) (a)
Jala Jalan n
yang leb lebih leb lebar
unt untuk berpa erpap pasan
dari
arah rah
yang
berlawanan. (b) Radius lengkung yang lebih besar pada tikungan dan (c) Tinggi ruang bebas yang lebih besar. (5) Kapasitas telah tercantum diatas.
2. KECELAKAAN LALU LINTAS Definisi Definisi kecelakaa kecelakaan n : Kecelaka Kecelakaan an adalah adalah kejadia kejadian n yang tidak disengaj disengaja a atau disangka disangka-san -sangka gka dengan dengan akibat akibat kematian, kematian, luka-luka luka-luka dan kerugian materi. Definisi kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lint linta as
adalah lah
keja ejadia dian
tid tidak
dise isenga ngaja
atau
disa isangka gka
yan yang
mengakib mengakibatka atkan n kematian kematian luka-luka luka-luka atau kerugian kerugian materi materi dan salah salah satu pemakai jalan harus melakukan / ada pergerakan lalu lintas. •
Gerakan kendaraan bermotor dan kaitannya dengan kecelakaan lalu lintas.
•
Semakin besar sudut, besar pula akibat kecelakaan lalu lintas.
•
Semakin tinggi kecepatan kendaraan di persimpangan semakin besar pula akibat kecelakaan lalu lintas. Prinsip Rekayasa lalu lintas :
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
- Mengurangi besar sudut dari persimpangan jalan. - Mengurangi jumlah titik konflik di persimpangan. - Mengurangi kecepatan kendaraan bermotor di titik konflik. Dalam Dalam rangka rangka mencega mencegah h dan menurunk menurunkan an angka angka kecelaka kecelakaan an lalu lalu lintas lintas erat erat kaitan kaitannya nya denga dengan n pengk pengkaji ajian an aspek aspek jalan jalan tentan tentang g peningkatan kelancaran arus lalu lintas misalnya : a) Prinsip-prinsip persimpangan yang aman b) Prinsip-prinsip tikungan yang aman. c) Perlengkapan jalan : (1) Marka. (2) Rambu. (3) Alat pemberi isyarat lalu lintas / traffic light. (4) Dll. Dan hal ini memiliki kaitan dengan fungsi penegakan hukum lalu lintas yang membahas penyidikan kecelakaan lalu lintas.
4. PENGATU PENGATURAN RAN ANGKUTA ANGKUTAN N UMUM UMUM Dalam rangka pengaturan angkutan umum ( bus dan truck ). Pelayana Pelayanan n angkutan angkutan umum mengguna menggunakan kan sarana sarana penunjan penunjang g secara secara lebih efisien dibandingkan dengan kendaraan pribadi terutama pada waktu waktu sibuk. sibuk. Terdapa Terdapatt ukuran ukuran yang dapat diambil diambil agar agar pelayana pelayanan n tersebut lebih baik. 1) Perbaikan pelayanan frekuensi, kecepatan, kenyamanan. Contoh : pelayanan sekolah. 2) Perbaikan sarana penunjang jalan : a) Lokasi Lokasi dan disain tempat pemberhenti pemberhentian an dan terminal terminal yang baik terutama terutama adanya adanya moda moda transpor transportasi tasi yang yang berbeda berbeda seperti seperti jalan rel, atau transportasi perkotaan dan antar kota. b) Me Memb mber erik ikan an prio priori rita tas s yang yang lebi lebih h pada pada angk angkut utan an umum umum.. Contoh: Jalur bus, prioritas bus, lampu lalu lintas tempat berhenti taxi.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
3) Prioritas bus. Tujuan adalah untuk mengurangi waktu perjalanan biasa biasanya nya dituju ditujuka kan n untuk untuk bus-bu bus-bus s di kota kota besa besarr karen karena a memb membawa awa penumpang lebih banyak. a) Jalur khusus bus. Angkutan Angkutan umum dapat dapat mengguna menggunakan kan jalur jalur tersendir tersendirii sehingga sehingga akan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi karena kemacetan sudah dipindahkan ke jalur lain. b) Disain dan operasi. Lebar jalur yang direkomendasikan adalah lebih dari 3 s/d 3,65 m. Biasanya berhenti 50 m sebelum persimpangan. c) Control. Jalur khusus bus memerlukan memerlukan control dan penegakan hukum yang cukup kuat agar tercipta operasi yang efisien seperti: •
Control tempat pemberhentian bus.
•
Control angkutan pribadi dan barang.
•
Penegakan hukum oleh Polisi lalu lintas.
•
Tempat Tempat pemberhen pemberhentian tian bus. Berfungs Berfungsii untuk menaikka menaikkan n dan menurunkan penumpang saat berhenti.
5. PENG PENGATU ATURAN RAN ANG ANGKUTA KUTAN N BARANG BARANG Masalah Masalah lalu lintas lintas tertentu tertentu timbul timbul karena karena adanya adanya kendaraa kendaraan n bara barang ng pada pada daera daerah h pusat pusat kota kota (perto (pertokoa koan), n), daera daerah h pemuki pemukima man, n, daera daerah h indust industri ri sehing sehingga ga dapa dapatt menim menimbul bulka kan n arus arus lalu lalu linta lintas s yang yang ‘berhenti’ yang terkait dengan : a) Kendaraan yang berhenti akan menyebabkan gangguan arus lalu lintas. b) Parkir pada jalur pejalan kaki menyebabkan keruskan pada jalur tersebut dan gangguan pada pejalan kaki. c) Proble Problema ma lingk lingkung ungan an karen karena a suara suara,, getar getaran, an, asap, asap, gang ganggua guan n pemandangan terutama kendaraan besar. d) Kondisi jalan yang rusak akibat beban yang terlalu tinggi.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
Ukuran manajemen lalu lintas yang utama dalam menentukan masalah ini adalah : •
Waktu parkir dan lokasi pemberhentian.
•
Fasilitas akses yang cukup (jalan akses, persimpangan dengan geometri yang sesuai, belok, dan jalur bongkar muat ).
•
Rute truck terutama yang melalui daerah perkotaan dan daerah yang terisolasi dari truk dengan ukuran dan beban tertentu.
•
Proteksi daerah sekitarnya dari efek kerusakan oleh kendaraan berat.
DAFTAR PUSTAKA
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya
http://www.lantas.polri.go.id/view_foto.asp? ID=3&DocType=Vademikum&act=view&pageid=.. ID=3&DocType=Vademikum&act=view&pageid= http://www.lantas.metro.polri.go.id/ http://www.lan tas.metro.polri.go.id/org/kebijakan/kebij org/kebijakan/kebijak ak an4258a748c7639.doc.. an4258a748c7639.doc http://www.hubdat.go.id/bstp/pt/HALTE.pdf . http://www.pu.go.id/Ditjen_Prasarana %20Wil/referensi/nspm/petunjuk128.pdf . http://www.lantas.polri.go.id/view_foto.asp? ID=24&DocType=Vademikum&act=view&pageid=.. ID=24&DocType=Vademikum&act=view&pageid= Khis Khisty ty,, C. Joti Jotin n dan dan B. Kent Kent La Lall ll.. 2006 2006.. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi. Jakarta: Erlangga. Pera Pe ratu tura ran n Pe Peme meri rint ntah ah tent tentan ang g Tata Tata Cara Cara Pe Pere renc ncan anaa aan n Fasilitas
Pejalan
Kaki
Di
Kawasan
Perkotaan
Jalan
No. No.
Perrko Pe kota taa an
No. No.
011/T/Bt/1995. Spes pesifik ifikas as
Lam La mpu
Pen Pe nera eranga ngan
Jala Jalan n
12/S/ 12/S/Bnk Bnkt/ t/ 1991. 1991. Direkt Direktora oratt Jender Jenderal al Binama Binamarga, rga, Direkt Direktora oratt Pembinaan Jalan Kota. Tata
Cara
Perencanaan
Tek Teknik
Lansekap
Jalan
No.033/TBM/1996. Warp Warpan ani, i,
Suwa Suward rdjo joko ko..
1990 1990..
Merenc Merencana anaka kan n
Sistem Sis tem
Perangkutan. Perangkutan. Bandung: ITB. Widjajanti, Endang. 2006. Penentuan Fungsi, Hirarki, dan Administrasi Jalan pada Kota-Kota Baru. Jakarta: ISTN. www.sagamoreflyover.com/ Sumber – sumber lain yang relevan.
Prasarana Wilayah Dan Kota 1 Jalan Raya