LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PENGARUH OBAT-OBATAN PADA WAKTU PERDARAHAN
Disusun oleh : 1. Rr. Arienta Yusitasari
112010101004 112010101004
2. Anas Bakhtiar Diansyah
112010101011 112010101011
3. Nuriayu Primita Sani
112010101032 112010101032
4. Vony Safitri Yusmarina
112010101039 112010101039
5. Bagaskoro Gigih Prakoso
112010101047 112010101047
6. Siti Fatimah
112010101057 112010101057
7. Tamzila Akbar Nila Sandhi 112010101061 8. Mumtaz Zuhhad
112010101083 112010101083
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2012
Hewan Coba : Mencit jantan usia 2 - 3 bulan, BB 20 - 30 g Alat dan Bahan :
Dyspossible syringe
Kapas alcohol
Gunting
Tabung
Mencit
Stopwatch
Kertas serap
Obat-obatan :
Asam Traneksamat
Heparin
Asam asetil salisilat 100 mg / cc
Larutan PZ
Prosedur Percobaan :
1. Mencit dibagi 3 kelompok : o Kelompok I, dengan pemberian asam traneksamat o Kelompok II, dengan pemberian heparin o Kelompok III, diberikan Asam asetil salisilat (oral) o Kelompok IV, dengan pemberian larutan PZ. 2. Mencit kelompok I diberikan asam traneksamat intraperitoneal, tunggu 30 menit. 3. Kemudian ujung ekor mencit dipotong dengan gunting tajam ± 0,5 cm dari ujung ekor untuk menimbulkan perdarahan. Usahakan ujung ekor yang dipotong memiliki diameter yang sama. 4. Perlakukan kelompok II dan III dengan cara yang sama. 5. Untuk memegang mencit yang akan dipotong ekornya, masukkan mencit pada tabung dengan ujung ekor mencit keluar dari tabung. 6. Darah yang keluar dari ekor mencit ditempelkan pada kertas serap selama 30 detik, lakukan berulang-ulang sampai perdarahan berhenti. 7. Catat waktu perdarahan. 8. Lakukan hal yang sama pada mencit kelompok yang lain. 9. Hitung lama waktu yang diperlukan sejak ekor dipotong hingga perdarahan berhenti. Hasil percobaan
Kelompok 1 (Asam Traneksamat) Kelompok 2 (Heparin) Kelompok 3 (Aspirin)
Hasil I 2 menit 20 detik 10 menit 5 menit
Hasil II 2 menit 5 detik 1 jam 25 menit 6 menit
Kelompok 4 (Larutan PZ) kontrol
2 menit 45 detik
4 menit
Pembahasan
Asam Traneksamat
Pada hasil percobaan diketahui bahwa penggunaan asam traneksamat dapat menghentikan perdarahan dengan cepat. Asam traneksamat merupakan analog dari asam aminokaproat, memiliki sifat yang sama tetapi efektifitas sepuluh kali lebih besar dan efek samping lebih ringan. Asam traneksamat merupakan penghambat fibrinolisis. Obat ini secara kompetitif menghambat aktivasi plasminogen dan menghambat plasmin. Plasmin berperan menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor pembekuan darah lainnya. Oleh karena itu asam traneksamat dapat membantu mengatasi perdarahan akibat fibrinolisis berlebih. Obat ini diberikan secara injeksi intraperitoneal dengan tujuan agar dapat diabsorbsi cepat dan efek cepat terlihat. Setelah pemberian obat ditunggu selama 30 menit bertujuan agar tidak terjadi hipoksia.
Heparin
Heparin merupakan salah satu antikogulan tersusun dari mukopolisakarida yang mengandung sulfat dan banyak terdapat dalam paru-paru. Mekanisme kerja dari heparin adalah dengan berikatan dengan AT-III yang berfungsi menghambat protease faktor pembekuan termasuk faktor IIa (trombin), Xa, dan Ixa dengan cara membentuk kompleks yang stabil dengan protease faktor pembekuan. Heparin yang terikat AT-III mempercepat pembekuan kompleks hingga 1000 kali. Bila kompleks protease sudah terbentuk, heparin dilepaskan untuk selanjutnya membentuk ikatan baru dengan antitrombin. Heparin tidak diabsorbsi secara oral, karena diberikan secara intravena atau subkutan. Pemberian secara subkutan bersifat kerja lambat namun masa kerjanya lebih lama. Efek dari pemberian heparin antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Menekan kecepatan aldosteron Meningkatkan kadar tiroksin bebas dalam plasma Menghambat aktifator fibrinolitik Menghambat penyembuhan luka Menekan imunitas selular Mempercepat penyembuhan luka bakar
Efek samping pemberian heparin ialah perdarahan. Jumlah episode perdarahan meningkat seiring dengan meningkatnya dosis total per hari dan dengan derajat perpanjangan aPTT. Perdarah dapat disebabkan oleh operasi baru, adanya trauma, penyakit tukak peptik, atau ganggun fungsi trombosit. Terjadinya perdarah dapat dikurangi dengan:
Mengawasi/mengatur dosis obat
Menghindari penggunaan bersamaan dengan obat yang mengandung aspirin
Seleksi pasien
Memperhatikan kontraindikasi pemberian heparin
Perdarahan ringan akibat heparin biasanya cukup diatasi dengan menghentikan pemberian heparin. Tetapi perdarah berat peru dihentikan secara tepat dengan pemberian protamin sulfat melalui infus IV secara lambat. Pada kelompok kami, perdarah berhenti pada menit ke 10. Waktu yang diperlukan untuk perdarah tergolong lama dengan perbandingan perdarahan normal memakan waktu sebanyak 2 menit 45 detik. Hal ini menunjukkan bahwa heparin telah berikatan dengan AT-III dan menghambat faktor pembekuan III (tromboplastin jaringan) kemudian faktor IIa (trombin) yang merupakan jalur bersama dan Xa.
Aspirin
Berdasarkan pengamatan terhadap mencit yang diberi aspirin, diperoleh data bahwa pemberian aspirin akan menghentikan perdarahan dalam waktu 5 menit (kelompok D1) dan 6 menit (kelompok B2) jika dibandingkan dengan pemberian larutan PZ, sebagai larutan kontrol, dimana larutan PZ ini akan menghentikan perdarahan dalam waktu 2 menit 45 detik (kelompok C1) dan 4 menit (kelompok D1) maka bisa dikatakan bahwa aspirin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghentikan perdarahan. Hal ini dikarenakan kerja aspirin sebagai antitrombotik bekerja dengan menghambat Tromboksan A 2 di dalam trombosit dan prostasiklin di pembuluh darah. Tromboksan A 2 yang disintesis trombosit oleh COX 1, menyebabkan agregasi trombosit, vasokonstriksi, dan proliferasi otot polos. Sehingga , ketika aspirin dihambat akan mencegah terjadinya agregasi trombosit. Disamping itu prostasiklin yang disintetis COX 2 melawan efek tersebut, namun aspirin disini 166 kali lebih kuat menghambat COX 1 daripada COX 1. Aspirin akan menghambat secara irreversible enzim siklooksigenase dengan mengasetilasi enzim tersebut. Ketika enzim siklooksigenase dihambat makan tromboksan A2 dan prostasiklin juga dihambat. Dalam dosis rendah aspirin hanya dapat menghambat Tromboksan A 2, namun dalam dosis tinggi, aspirin akan menyebabkan toksisitas dan juga akan lebih kurang efektif karena selain menghambat tromboksan A 2, juga akan menghambat pembentukan prostasiklin.
Larutan PZ
Larutan fisiologik (PZ) merupakan larutan yang bersifat isotonik. Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air. Sebuah larutan yang mempunyai konsentrasi garam yang sama dengan sel-sel tubuh yang normal dan darah. Larutan PZ dalam praktikum ini berperan sebagai larutan control yang diberikan ke mencit. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan perbandingan tentang pengaruh antikoagulan, antitrombotik, maupun hemostatik yang diintervensikan ke mencit yang lain. Sehingga larutan PZ memiliki analogi seperti larutan tubuh, yang mencerminkan kemampuan autoregulasi tubuh untuk mengatur derajat kebekuan darah. Hasil dari kelompok C1, pemberian larutan PZ mengakibatkan perdarahan berlangsung dalam waktu 2 menit 45 detik. Sedangkan kelompok D1, perdarahan berlangsung dalam 4 menit. Faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil ini adalah kemampuan mencit kelompok C1 dan D1 tidak sama dalam hal regulasi hemostatik. Diameter ekor yang dipotong tidak sama juga bisa membuat waktu perdarahan menjadi berbeda. Simpulan
Heparin dan aspirin merupakan obat yang berfungsi untuk memperpanjang perdarahan dimana heparin mempunyai efek memperpanjang perdarahan lebih kuat dari pada aspirin. Asam traneksamat berfungsi untuk menghentikan perdarahan (hemostatis).