PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS RS PERMATA CIREBON 2017 GASTRITIS (ICD 10: K29.7) 1. Pengertian (Definisi)
Proses inflamasi/peradangan pada lapisan mukosa dan submukosa lambung sebagai mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau bahan iritan lain. Proses inflamasi dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
2. Anamnesis
Pasien datang ke dokter karena rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian atas disertai mual muntah serta kembung bila diikuti dengan makan. a. Nyeri tekan epigastrium bagian atas dan bising usus meningkat. b. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan pendarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena. c. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva tampak anemis.
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis 5. Diagnosis Kerja 6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi
Anamnesis dan pemeriksaan fisik. Gastritis (ICD 10: K 29.7) 1. Kolesistitis 2. Kolelitiasis 3. GERD 4. Gastroenteritis 5. Limfoma 6. Ulkus peptikum 7. Kanker lambung a. Darah rutin b. Untuk mengetahui mengetahui infeksi Helicobacter pylori : pemeriksaan breathe test dan feses. c. Rontgen dengan barium enema. d. Endoskopi 1. Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan IVFD. 2. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan antacid. 1
9. Edukasi (Hospital Health Promotion)
10. Prognosis
1. Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu terjadinya keluhan, antara lain dengan makan tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan yang meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi, teh, makanan pedas , rokok, lada, kol dan minuman beralkohol. 2. Menginformasikan pasien dan keluarga mengenai faktor risiko terjadinya gastritis. Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat da tang, ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya. Umumnya prognosis gastritis adalah BONAM, namun dapat terjadi berulang bila pola hidup tidak berubah. IV A
11. Tingkat Evidens 12. Tingkat Rekomendasi 13. Penelaah Kritis 14. Indikator Medis
15. Kepustakaan
-
1.
Bila tidak ada asupan makan dan minum, mual dan sampai muntah. 2. Bila terjadi keluhan yang berat misalnya pada gastritis erosifa bisa mengakibatkan perdarahan. Sudoyo, A.W. Setiyohadi, B. Alwi, I. Simadibrata, M. Setiati, S. eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4 ed. Vol. III. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. (Sudoyo, et al., 2006)
Mengetahui Ketua SMF internis RS permata Cirebon
Dr. H. Setiawan Makmun Sp.PD
2
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS RS PERMATA CIREBON 2017 FLAP GRAFT 1. Pengertian (Definisi)
Suatu usaha penutupan lesi/defek yang tidak bisa ditutup secara primer karena defeknya terfiksir ( menetap tidak bisa dikendorkan).
2. Anamnesis
Pasien datang ke dokter karena rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian atas. Keluhan mereda atau memburuk bila diikuti dengan makan, mual, muntah dan kembung. d. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat. e. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan pendarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena. f. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva tampak anemis.
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis 5. Diagnosis Kerja 6. Diagnosis Banding
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Gastritis (ICD 10: K 29.7) 1. Kolesistitis 2. Kolelitiasis 3. Kanker lambung 4. Gastroenteritis 5. Limfoma 6. Ulkus peptikuD a. Darah rutin 3
b. Untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori : pemeriksaan breathe test dan feses. c. Rontgen dengan barium enema. d. Endoskopi 16. Terapi
1. Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit
dengan IVFD. 2. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan antacid. Juga ditujukan
17. Edukasi (Hospital Health Promotion)
18. Prognosis
19. Tingkat Evidens 20. Tingkat Rekomendasi 21. Penelaah Kritis 22. Indikator Medis
23. Kepustakaan
a. Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu terjadinya keluhan, antara lain dengan makan tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan yang meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi, teh, makanan pedas dan kol. b. Menginformasikan pasien dan keluarga mengenai faktor risiko terjadinya gastritis. Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat da tang, ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya. Umumnya prognosis gastritis adalah BONAM, namun dapat terjadi berulang bila pola hidup tidak berubah. IV A -
1. Tumor yang besar 2. Defek/lesi yang besar 3. Defek/lesi di daerah terfiksir misalnya thorak, muka, jari, coxygis, ulkus dekubitus/presure sores. Sudoyo, A.W. Setiyohadi, B. Alwi, I. Simadibrata, M. Setiati, S. eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4 ed. Vol. III. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. (Sudoyo, et al., 2006)
4