UNJUK KINERJA PEMBAKARAN INSINERATOR LIMBAH MEDIS PADA BERBAGAI KAPASITAS RUANG BAKAR Dera Putri Ihsani, 062113066 Dosen Pembimbing: Dr. Dr. Sutanto, M.Si, Yudhie Suchyadi M.Pd Program Studi Kimia, Fakultas Fakultas Matematika dan Ilmu Ilm u Pengetahuan Alam Universitas Pakuan, Bogor
ABSTRAK Limbah medis dikategorikan sebagai limbah berbahaya dan beracun yang dapat diolah menggunakan insinerator sesuai yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah Menentukan kinerja insinerator pada kapasitas ruang bakar tanpa limbah medis, pengumpanan beban limbah medis 80% dari kapasitas, dan pengumpanan limbah medis 100% dari kapasitas, kapasitas, terhadap mutu emisi yang dihasilkan. Parameter uji emisi yang dianalisis yakni Partikulat, Sulfur dioksida (SO 2), Nitrogen dioksida (NO2), Karbon monoksida (CO), Hidrogen Klorida (HCl), Hidrogen Flourida (HF), Total Hidrokarbon sebagai CH4, Arsen (As), Kadmium (Cd), Kromium (Cr), Timbal (Pb), Merkuri (Hg), Thalium (Tl), dan Opasitas. Hasil penelitian uji kinerja pembakaran pada kondisi 0%, 80%, dan 100% pengumpan limbah medis dari kapasitas ruang bakar i ni memeliki rata-rata nilai efisiensi pembakaran 99,97% dan seluruh parameter uji emisi yang dihasilkan memenuhi persyaratan sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun 2015, sehingga Insenerator dikatakan memiliki kinerja yang baik dalam proses pemusnahan limbah medis mulai dari kondisi ruang bakar tidak ada pengumpan limbah sampai terisi terisi maksimum oleh limbah.
Kata kunci : Uji Bakar, Insinerator, Limbah Medis, Emisi
LATAR BELAKANG
METODE PENELITIAN
Limbah medis adalah semua limbah yang dihasilkan dari fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit dan poliklinik dalam bentuk padat dan cair. Limbah medis umumnya terdiri dari limbah patologis, infeksius dan sitotoksik yang bersifat berbahaya dan beracun atau dikategorikan sebagai limbah B3. Limbah medis dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan mencemari lingkungan sekitarnya bila tidak dikelola dengan baik, untuk mengoptimalkan upaya penyehatan lingkungan dari fasilitas kesehatan terhadap pencemaran limbah medis yang dihasilkannya, maka fasilitas kesehatan tersebut harus mempunyai fasilitas pengelolaan limbah medis sesuai dengan yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit yaitu dengan insinerator yang dilakukan pada suhu lebih dari 1000 OC. Insinerator adalah salah satu dari 4 (empat) teknologi termal yang dianggap mampu melakukan pengolahan limbah medis berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.56/Menlhk Setjen/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan salah satu persyaratan untuk pengoperasian insinerator ini adalah melalui uji kinerja proses insinerasi dan alat pengendali pencemaran udara dari insinerator tersebut melalui uji bakar atau trial burn test (TBT) yang hasilnya harus memenuhi persyaratan sebagaimana disyaratkan oleh PERMENLHK No. P.56/ Menlhk -Setjen/2015.
HASIL DAN PEMBAHASAN Baku Mutu Emisi Udara Insinerator
KESIMPULAN Hasil penelitian uji kinerja pembakaran insenerator pada kondisi pengumpan limbah medis 0%, 80% dan 100% menghasilkan efisiensi pembakaran rata -rata 99,97% dan seluruh parameter uji emisi yang dihasilkan memenuhi persyaratan sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun Tahun 2015, sehingga Insenerator dikatakan memiliki kinerja yang baik dalam proses pemusnahan limbah medis mulai dari kondisi ruang bakar tidak ada pengumpan limbah sampai terisi maksimum oleh limbah.
SARAN Sebaiknya dilakukan pemantauan rutin yang berkelanjutan terhadap emisi yang dihasilkan selama insinerator tersebut beroperasi dalam memusnahkan limbah medis agar gas emisi selalu terpantau dan tidak mencemari lingkungan.