RUMAH SAKIT UMUM
BUNDA Jalan Rajawali No 36 Jembrana – Bali Bali Telp. (0365) 40251 Fax (0365)40089 (0365)40089
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUNDA NOMOR :08223/IV/RSUB/2018
TENTANG REVISI DAN PEMBAHARUAN POLA KETENAGAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM BUNDA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUNDA Menimbang
: a.
Bahwa dalam rangka memenuhi sumber daya manusia yang professional dalam memberikan pelayanan di bidang kesehatan,
dipandang
perlu
untuk
merevisi
dan
memperbaharui Pola Ketenagaan Rumah Sakit Umum Bunda; b.
bahwa untuk dapat dijadikan pedoman dalam perencanaan SDM Rumah Sakit, pendistribusian dan pengembangan SDM melalui Pendidikan maupun pelatihan, maka perlu ditetapkan Revisi dan Pembaharuan Pola Ketenagaan pada Rumah Sakit Umum Bunda;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu perl u menetapkan Keputusan Direktur tentang
Penetapn
Revisi
dan
Pembaharuan
Pola
Ketenagaan Pada Rumah Sakit Umum Bunda; Mengingat
:
1.
Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
2009
Nomor
144,Tambahan
Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor Nomor 5063); 2.
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 5072);
3.
Undang – Undang – Undang Nomor 36 36 Tahun 2014 Tentang Tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
4.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);
5.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1221);
6.
Peraturan Menteri Kesehtan Nomor 33 Tahun 2015 2015 Tentang
Pedoman
Penyusunan
Perencanaan
Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 705); 7.
Peraturan
Kepala
Badan
Kepegawaian
Negara
Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Analis Beban Kerja; MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
KESATU
:
Keputusan
Direktur
Rumah
Sakit
Umum
Bunda
Menetapkan Revisi dan Pembaharuan Pola Ketenagaan pada Rumah Sakit Umum Bunda Bunda Tahun 2018. 2018. KEDUA
:
Revisi dan Pembaharuan Pola Ketenagaan pada Rumah Sakit Umum Bunda dimaksud diktum kesatu akan direvisi
Tahun
2009
Nomor
144,Tambahan
Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor Nomor 5063); 2.
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 5072);
3.
Undang – Undang – Undang Nomor 36 36 Tahun 2014 Tentang Tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
4.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);
5.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1221);
6.
Peraturan Menteri Kesehtan Nomor 33 Tahun 2015 2015 Tentang
Pedoman
Penyusunan
Perencanaan
Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 705); 7.
Peraturan
Kepala
Badan
Kepegawaian
Negara
Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Analis Beban Kerja; MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
KESATU
:
Keputusan
Direktur
Rumah
Sakit
Umum
Bunda
Menetapkan Revisi dan Pembaharuan Pola Ketenagaan pada Rumah Sakit Umum Bunda Bunda Tahun 2018. 2018. KEDUA
:
Revisi dan Pembaharuan Pola Ketenagaan pada Rumah Sakit Umum Bunda dimaksud diktum kesatu akan direvisi
dan diperbaharui setiap 1(satu) tahun, sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini. KETIGA
:
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jembrana Pada tanggal 27 April 2018 Direktur RSU BUNDA
dr. Dewa Gede Sidan Ardhana NIK. 19510609.201501.1.001 19510609.201501.1.001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................i BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1 I.
Latar Belakang........................................................................1
II. Tujuan......................................................................................1 III. Ruang Lingkup.......................................................................2 BAB II LANDASAN TEORI..................................................................3 I.
Hakekat Ketenaga Kerjaan.....................................................3
II. Prinsip – Prinsip Ketenaga Kerjaan.........................................3 III. Cara Perhitungan Tenaga.......................................................8 BAB III POLA KETENAGAAN............................................................7 I.
Kebutuhan SDM Rumah Sakit..............................................17
II. Pengaturan Jaga dan Jam Kerja..............................................37 BAB IV PENUTUP.................................................................................38
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu sumber daya dibidang kesehatan yang sangat strategis adalah Sumber daya manusia kesehatan Kesehatan. Tersedianya sumber daya manusia kesehatan kesehatan yang bermutu dapat mencukupi kebutuhan, terdistribusi secara adil dan merata, serta termanfaatkan secara berhasil – guna dan berdaya – guna untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya mutlak dipergunakan secara berkesinambungan. Untuk itu perencanaan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan yang mengawali aspek manajemen sumber daya manusia kesehatan secara keseluruhan harus disusun sebagai acuan dalam menentukan pengadaan yang meliputi pendidikan dan pelatihan, pendaya gunaan, termasuk peningkatan kesejahteraannya dan pembinaan serta pengawasan mutu sumber daya manusia kesehatan. Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan Rumah Sakit Umum Bunda menyesuaikan dengan Rencana Strategis Rumah Sakit Umum Bunda dan Rencana Kerja Anggaran (RKA). Konsekuensinya Rumah Sakit Umum Bunda harus memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan. Untuk itu diperlukan suatu pedoman yang dapat dijadikan acuan dalam menyusun dokumen perencanaan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan di Rumah Sakit Umum Bunda.
B. PENGERTIAN
Sumber daya manusia kesehatan yang kemudian disingkat SDMK adalah seseorang yang bekerja secara aktif di Rumah Sakit Umum Bunda, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Kebutuhan SDMK adalah jumlah SDMK menurut jenisnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan sejumlah beban kerja yang ada Perencanaan Kebutuhan SDMK adalah proses sistematis dalam upaya menetapkan jumlah, jenis dan kualifikasi SDMK yang dibutuhkan Rumah Sakit Umum Bunda.
C. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan
Pedoman ini ditujuan sebagai acuan dalam menyusun dokumen perencanaan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan mulai dari unit/instalasi kerja Rumah Sakit Umum Bunda. Sasaran
Sasaran pedoman ini adalah para pemangku kepentingan yang mempunyai tanggung jawab dan kewenangan dalam manajemen sumber daya manusia kesehatan mulai dari untit/instalasi kerja Rumah Sakit Umum Bunda.
D. RUANG LINGKUP
Pedoman umum penyesuaian perencanaan kebutuhan SDMK ini berisi tentang konsep dasar perencaan kebutuhan SDMK termasuk metode perencanaan kebutuhan
SDMK,
strategi
perencanaan
kebutuhan
SDMK,
dan
tahap
penyususnan dokumen perencanaan kebutuhan SDMK. Penyusunan perencanaan kebutuhan SDMK Rumah Sakit Umum Bunda untuk teknis penyusunan perencanaan kebutuhan SDMK dimulai dari tingkat unit/istalasi kerja Rumah Sakit Umum Bunda.
BAB II MEKANISME PERENCANAAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM BUNDA
MEKANISME PRENCANAAN KEBUTUHAN SDMK
Perencanaan SDMK adalah proses sistematis dalam upaya menetapkan, jumlah, dan kualifikasi SDMK yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan Kesehatan Rumah Sakit Umum Bunda. Perencanaan kebutuhan SDMK berutujan untuk menghasilkan rencana kebutuhan SDMK yang tepat meliputi jenis, jumlah dan kualifikasi sesuai kebutuhan unit/instalasi kerja Rumah Sakit Umum Bunda. Penyusunan rencana kebutuhan SDMK, sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangan,maka dimulai dari tiap unit/instalasi kerja di Rumah Sakit Umum Bunda.
A.
PEMBENTUKAN TIM PERENCANAAN SDMK
Tim ini dibentuk pada setiap jenjang unit/Instalasi kerja di Rumah Sakit Umum Bunda, yaitu disusun oleh masing – masing kepala unit/instalsi kerja di Rumah Sakit Umum Bunda. Tim pelaksana harus mempunyai kemampuan dan memahami penggunaan metode perencanaan kebutuhan SDMK, sehingga mampu memfasilitasi dan mendampingi unit/instalasi dalam menghitung kebutuhan SDMK. Ketua
: Direktur Rumah Sakit Umum Bunda
Sekretaris : Bagian Kepegawaian Anggota
B.
: Kepala Bidang, Kepala Unit/Istalasi, Pokja KKS
PEMILIHAN METODE PERENCANAAN SDMK
Metode perencanaan SDMK Rumah Sakit Umum Bunda berdasarkan unit/institusi kerja yang digunakan adalah Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes) dan Standar Ketenagaan Minimal. Merencanakan kebutuhan SDMK baik di
tingkat manjerial maupun tingkat pelayanan, sesuai dengan beban kerja sehingga diperoleh informasi kebutuhan jumlah pegawai. Tabel 1 Metode Dasar Perencanaan Kebutuhan SDMK Metode
Tujuan
Lingkup
Data Minimal Yang
Penggunaan
Diperlukan
1. Metode Berdasarkan Institusi a. ABK Kes
Merencanakan
Tingkat institusi,
-
SOTK
(Analisis
kebutuhan SDMK
dan dapat
-
Institusi/Fasilitas
Beban Kerja
baik di tingkat
dilakukan
Pelayanan
Kesehatan
manajerial
rekapitulasi di
Kesehatan
maupun tingkat
tingkat jenjang
pelayanan, sesuai
administrasi
Uraian pekerjaan
dengan beban
pemerintah
per jabatan hasil
kerja sehingga
selanjutnya.
analisis jabatan
diperoleh
Metode ini juga
informasi
dapat digunakan
kerja/cakupan
kebutuhan jumlah
oleh Fasilitas
per jabatan
pegawai
Pelayanan
- Norma waktu
Kesehatan
-
Jam kerja efektif
Swasta
-
Waktu kerja
-
-
Jenis tugas dan
Hasil
tersedia -
Jumlah SDMK per jabatan
b. Standar
Merencanakan
Tingkat institusi,
-
Jenis dan jumlah
Ketenagaan
kebutuhan SDMK
dan dapat
SDMK yang
Minimal
untuk Fasilitas
dilakukan
tersedia di
Pelayanan
rekapitulasi di
Fasilitas
Kesehatan
tingkat jenjang
Pelayanan
(Rumah Sakit dan
administrasi
Kesehatan yang
Puskesmas) yang
pemerintah
akan dihitung
akan atau baru
selanjutnya
kebutuhan
berdiri atau yang
SDMK nya
berada di daerah terpencil, sangat terpencil, perbatasan, tertingal dan tidak diminati
C.
MENYUSUN DOKUMEN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDMK
Dari metode perhitungan
menghasilkan ketersediaan, kebutuhan dan
kesenjangan jenis dan jumlah SDMK di masing – masing unit/instalasi kerja di Rumah Sakit Umum Bunda. Dari data analisis kemudian disusun dalam bentuk dokumen perencanaan kebutuhan SDMK. Dokumen kebutuhan SDMK disusun setiap satu tahun yang kemudian disebut perencanaan kebutuhan SDMK tahunan. Dokumen perencanaan kebutuhan SDMK yang telah disusun, kemudian dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Bunda untuk selanjutnya ditindak lanjuti.
D.
TINDAK LANJUT
Dokumen kebutuhan SDMK yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Bunda untuk ditindak lanjuti dengan menganalisa kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan SDMK di masing – masing unit/instalasi kerja menurut jenis dan jumlahnya dan akan dituangkan dalam penyususan pola ketenagaan Rumah Sakit Umum Bunda sebagai dasar penetapan kebutuhan staf di setiap unit/instalasi kerja Rumah Sakit Umum Bunda. Penyusunan pola ketenagaan akan selalu dievaluasi dan pemutakhiran secara berkala setiap satu tahun.
Penetapan
kebutuhan
SDMK
di
Rumah
Sakit
Umum
Bunda
mempertimbangkan rencana pengembangan pelayanan dengan melihat rencana strategis dan rencana kerja anggaran Rumah Sakit Umum Bunda.
E.
MUTASI PEGAWAI DALAM JABATAN FUNGSIONAL RUMAH SAKIT UMUM BUNDA
Demi kelancaran pelaksanaan tugas – tugas, meningkatkan kinerja, penyegaran, pembinaan dan pengembangan karier pegawai diperlukan adanya penetapan dan penetapan kembali staf yang dituangkan dalam keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Bunda tentang mutasi pegawai dalam jabatan fungsional Rumah Sakit Umum Bunda.
BAB III POLA KETENAGAAN
Metode perencanaan SDMK Rumah Sakit Umum Bunda berdasarkan unit/institusi kerja yang digunakan adalah Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes) dan Standar Ketenagaan Minimal. Merencanakan kebutuhan SDMK baik di tingkat manjerial maupun tingkat pelayanan, sesuai dengan beban kerja sehingga diperoleh informasi kebutuhan jumlah pegawai.
Dasar penghitungan ketenagaan rawat inap adalah sebagai berikut : Penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap, berdasarkan : a. Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per pasien / hari 1) Penyakit Dalam
3,4 jam
2) Bedah
3,5 jam
3) Campuran Bedah & Penyakit Dalam
3,4 jam
4) Post Partum
3 jam
5) Bayi / Neonatus
2,5 jam
6) Anak
4 jam
7) Kamar Bersalin
5 – 8 jam
8) Gawat
10 – 12 jam
Jumlah rata – rata perawatan yang dibutuhkan per pasien dalam 24 jam
b. Hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun 1) Jumlah jaga perawat yang diterima pasien selama 24 jam 2) Jumlah TT dan BOR 3) Jumlah hari dalam 1 tahun 365 hari 4) Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun
Jumlah hari minggu
52 hari
Libur nasional
12 hari
Cuti tahunan
12 hari
5) Jumlah efektif dalam 1 tahun 365 – 76 = 289 hari 6) Jumlah hari efektif per minggu 289 : 7 = 41 minggu 7) Antisipasi tenaga yang cuti, sakit, pendidikan, dsb = 25%
c. Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun 8 jam kerja, dalam 1 tahun (41 minggu) x 40 jam = 1640 jam / tahun
d. Jumlah TT dan BOR Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan di Ruang Inap
Tenaga Perawat = (Jml jam perawatan x 52 mg x 7 hr x jml TT x BOR) +koreksi 25% (41) Jumlah minggu efektif x 40 jam
e. Faktor – faktor yang mempengaruhi perhitungan tenaga perawat 1) Faktor Pasien : a) Tingkat kompleksisitas dan lamanya kebutuhan perawatan b) Jenis penyakit, usia dan tipe pasien c) Fluktuasi pasien d) Social ekonomi pasien e) Harapan pasien dan keluarga 2) Faktor Tenaga a) Jumlah dan komposisi tenaga, pendidikan dan pengalaman b) Kebijakan pengaturan dinas 3) Faktor Lingkungan a) Tipe dan lokasi Rumah Sakit b) Lay Out ruang perawatan c) Fasilitas dan jenis layanan yang diberikan
d) Kelengkapan perawatan e) Layanan penunjang f) Macam kegiatan yang dilaksanakan 4) Faktor Organisasi a) Mutu pelayanan b) Kebijakan pembinaan dan pengembangan staf
1. Penghitungan Ketenagaan Sdm Unit Rawat Inap :
Ruang rawat inap merupakan ruang perawatan campuran untuk perawatan dewasa dengan kasus penyakit dalam, medical bedah, pasien obgyn, dan pasien anak dengan kapasitas 58 TT. Kebutuhan tenaga perawat di hitung dengan asumsi BOR : 95% dan tingkat ketergantungan pasien. Jadi perawat yang di butuhkan untuk perawatan rawat campuran di ruang rawat inap : askep minimal 2 jam/hari, askep sedang 3,08 jam/hari, askep agak berat 4,15 jam/hari, askep maksimal 6,16 jam/hari, cara perhitungan tenaga perawat di ruang rawat inap dengan menggunakan metode tingkat ketergantungan pasien, adalah sebagai berikut : Askep minimal = 13 x 2 jam = 26 jam/hari Askep sedang = 15 x 3,08 jam = 46,2 jam/hari Askep maksimal = 2 x 6,16 jam = 12,32 jam/hari Jumlah perawat yang di butuhkan = 84,52: 7 = 12,07 = 12 Koreksi lost day : 52+12+14
x10
= 2,72 = 3
286 Tugas non keperawatan = 12+3x25% = 3,25 = 3 Jadi kebutuhan tenaga non perawat di unit rawat inap di tambah koreksi lost day,tugas non keperawatan dan karu unit rawat inap = 12+3+3+1 = 19 orang
2. Penghitungan Tenaga Perawat ICU
Unit ICU merupakan ruang perawatan untuk pasien yang memerlukan perawatan high care dengan kapasitas 3 tempat tidur, perawat yang di butuhkan untuk perawatan high care: askep minimal 2 jam/hari, askep sedang 3,08 jam/hari, askep agak berat 4,15 jam/hari, askep maksimal 6,16 jam/hari, karena di ruang ICU semua pasien membutuhkan perawatan high care jadi untuk penghitungan tenaga perawat di ruang ICU kita menggunakan kategori askep maksimal, cara perhitungan tenaga perawat di ruang ICU dengan menggunakan metode tingkat ketergantungan pasien, adalah sebagai berikut : Askep maksimal = 1,5 x 6,16 jam = 9,24 jam/hari Jumlah perawat yang di butuhkan = 9,24: 7 = 1,32 = 1 Koreksi lost day : 3+12+14
x10
= 0,74 = 1
286 Tugas non keperawatan = 1 + 1 x 25% = 0,26 = 1 Jadi kebutuhan tenaga non perawat di unit rawat inap di tambah koreksi lost day,tugas non keperawatan,kepala ruang dan wakil kepala ruang adalah 1+1+1+1+1= 5 orang
=
3. Penghitungan Tenaga Bidan Di Kamar Bersalin
1) Waktu yang di butuhkan untuk pertolongan persalinan 8 jam/ pasien 2) Rata2 jumlah pasien partus/hari adalah 3 pasien partus 3) Jam kerja efektif perawat dalam 1 tahun Penghitungan bidan di kamar bersalin Tenaga bidan = jml jam perawatan x 52 minggu x 7 hr x jml partus/hari + koreksi 41 minggu x 40 jam = 8 jam x 52 mgg x 7 hr x 3 + 10% 41 mgg x 40 jam = 8736 = 5,32 1640 Untuk penghitungan jumlah tenaga tsb perlu di tambahkan factor koreksi 5,32 x 10 % = 0,532 = 5,32 + 0,532 = 5,852 = 6 orang bidan Jadi perkiraan kebutuhan tenaga bidan di kamar bersalin adalah 6 orang Kepala ruangan = 1 orang jadi perkiraan keseluruhan di kamar bersalin 6+1 = 7 orang bidan.
Penghitungan Ketenagaan Sdm Rawat Inap Ruang Perinatologi :
Ruang rawat inap perinatologi merupakan ruang rawat bayi baru lahir sampai umur 28 hari dengan kapasitas TT.
Kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan asumsi BOR : 90% dan tingkat ketergantungan pasien. jadi perawat dan bidan yang di butuhkan untuk perawatan di ruang perinatologi : askep minimal 2 jam/hari,askep sedang 3,08 jam/hari,askep agak berat 4,15 jam/hari,askep maksimal 6,16 jam/hari. Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap perinatologi dengan menggunakan metode tingkat ketergantungan pasien, adalah sebagai berikut : Askep minimal = 0
Askep sedang = 0 Askep maksimal = 2 x 6,16 jam = 12,32 jam/hari Jumlah perawat yang di butuhkan = 12,32 : 7 = 1,76 = 2 Koreksi lost day : 52+12+14
x 2 = 0,54 = 1
286
Di tambah koreksi 10 % = 2+1=3x10%= 0,3=1 Jadi kebutuhan tenaga perawat di ruang perinatologi di tambah koreksi lost day dan koreksi 10 % = 3+1+1= 5 orang.
4. Dasar penghitungan ketenagaan unit rawat jalan adalah sebagai berikut :
Kebutuhan tenaga perawat di poliklinik berdasarkan pada : 1) Rata rata jumlah kunjungan pasien / minggu : 70 orang (asumsi) 2) Jam perawatan per pasien / hari 0,5 jam 3) Jumlah hari dalam satu tahun 365 hari 4) Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun a) Jumlah hari libur
52 hari
b) Libur nasional
12 hari
c) Cuti tahunan
12 hari
5) Jumlah hari efektif dalam 1 tahun 365 – 76 = 289 hari 6) Jumlah hari efektif per minggu 289 hari : 7 = 41 minggu 7) Antisipasi tenaga yang cuti,sakit,pendidikan,dsb = 25%
Tenaga perawat = jml jam perawatan/pasienx52x6hrxjml pasien x koreksi (41) jmlah minggu efektif x 40 jam =0,5x52x6x70 +25% 41x40
=10920 1640 = 6,65 = 7 orang Factor koreksi = 6,65x 25 % = 1,6 = 2 orang Jadi kebutuhan tenaga di irj = 7 + 2 = 9 orang
5. Kamar Bedah (Unit OK)
Jumlah operasi rata rata 3 orang perhari dengan kate gori operasi sebagai berikut Rata rata operasi per hari = 3 pasien Operasi besar (5) = 1 orang Operasi sedang (2)= 2 orang Operasi kecil (1)= 0 orang Rumus : (Jml jam perawatan x jmlh operasi) x jmlh anggota tim Jam kerja efektif/hari = (1x5) + (2x2) x 2 7 = 9x2 = 2,57 7 = 3+1= 4 RR = 1,25 x 3 7
= 0,53 = 1
Jumlah perawat 4+1 = 5 Koreksi 10% = 5 x 10% = 0,5 = 1 Kebutuhan total = 5+1 = 6 orang perawat
6. INSTALASI GAWAT DARURAT
Cara perhitungan tenaga perawat di IGD, rumus perhitungan tenaga perawat di igd berdasarkan rumus gabungan dari philipine dan lokakarya ppni : Jml jam prwtn x 52 x 7 x 4
+ 10%
41x40 Jumlah jam perawatan = 1 jam Jumlah kunjungan = 8 pasien perhari = 28/minggu = 1x52x7x28
+10%
1640 = 7 + 1 orang karu =8 Jadi jumlah perawat di igd sebanyak 8 orang Jadi dapat di simpulkan tenaga perawat dan bidan adalah sebagai berikut : No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Instalasi Unit rawat inap Kamar bersalin Ruang perinatologi Instalasi gawat darurat Unit rawat jalan Unit ok Total
Jumlah kebutuhan tenaga 17 orang perawat 6 orang bidan 5 orang bidan 8 orang perawat 9 orang perawat 6 orang perawat 54 orang
1. Kebutuhan tenaga medis a. Kebutuhan tenaga dokter spesialis No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Tenaga Spesialis Anak Spesialis Penyakit Dalam Spesialis Radiologi Spesialis Mata Spesialis Bedah Spesialis Bedah Orthopaedi Spesialis Obgyn Spesialis Patologi Klinik Spesialis Saraf Spesialis Anestesi Spesialis THT
Kebutuhan 2 orang 2 orang 1 orang 1 orang 2 orang 1 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
b. Kebutuhan tenaga dokter umum No 1 2
Jenis Tenaga Dokter Umum Dokter Gigi
Kebutuhan 9 orang 2 orang
2. Kebutuhan Tenaga Penunjang Medis dan Non Medis a. Kebutuhan tenaga di unit radiologi
Tenaga Radiografer untuk pemeriksaan rutin konvensional non kontras Pemeriksaan rutin konvensional non kontras perhari mencapai + 3 pemeriksaan
No
Kegiatan
Waktu yang dibutuhkan
1
Thorax dewasa
30 menit
2
Thorax anak – anak
30 menit
3
Foto Abdomen
30 menit
Total waktu
90 menit
Waktu rata – rata
30 menit = 0,5 jam
Formulasi perhitungan tenaga radiografer sebagai berikut : Data – data :
1 orang radiografer di RSU Bunda memiliki beban kerja perminggu 42 jam/minggu
Waktu kerja efektif sesuai dengan peraturan pemerintah : 42 jam / minggu
Total pemeriksaan rata – rata : 30 menit = 0,5 jam
Beban kerja perbulan : 42 jam x 4 minggu = 168 jam/bulan
Dalam seminggu terdapat 6 jam hari kerja efektif
Dalam setahun ada 48 minggu
Rumusnya :
=
T(a)xT(b)xT(efektif)xW(total) T(pp) x T (tb)
Keterangan
T(a)
: Waktu pemeriksaan rata – rata
T(b)
: Beban kerja radiografer perbulan
T(efektif) : Hari kerja efektif perminggu W(total) : Jumlah pemeriksaan rata – rata perhari T(pp)
: Waktu kerja efektif sesuai aturan pemerintah
T(tb)
: Waktu pengambilan data pertahun (minggu)
Jadi = 0,5 jam x (42x4) jam/bln x 6 hari x pemeriksaan 42 jam/minggu x 48 minggu = 1512 2016
= 0,75 dibulatkan menjadi 1 orang
Jadi tenaga radiografer yang dibutuhkan untuk pemeriksaan rutin konvensional non kontras sebanyak 1 orang radiografer.
b. Kebutuhan tenaga instalasi farmasi
1) Keputusan Menkes Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 beban kerja untuk tenaga apoteker : 1 apoteker = 30 tempat tidur Perhitungan nya = jumlah tempat tidur RSU Bunda tahun 2015 30 = 58/30 = 1,9 = 2 orang
Berdasarkan hasil perhitungan diatas di kaitkan dengan jumlah apoteker di RSU bunda saat ini yaitu 2 orang
2) Kebutuhan asisten apoteker di RSU Bunda berdasarkan rumus ilyas adalah sebagai berikut : Beban kerja : jam kerja efektif = jumlah kebutuhan tenaga Beban kerja = banyaknya resep per hari = 100 resep = 100 resep di bagi menjadi resep tunggal dan resep racikan, = resep tunggal 70% dan resep racikan 30% = Waktu pengerjaan resep : resep tunggal 15 menit dan resep racikan 30 menit =dari 100 resep , resep tunggal = 70 dan resep r acikan = 30 =(70x 15) + (30x30) Jam kerja eektif = jam kerja efektif : 7 jam x 60’= 420’/hr = (70x 15) + (30x30) 420 =4,6= 5 orang Jadi di butuhkan 5 asisten apoteker.
c. Kebutuhan tenaga unit laboratorium
Tt = beban kerja yg di lakukan setiap hari Vt = volume ∑ tenaga / hr = beban kerja: wkt kerja / hr Jam kerja efektif = 7 jam x 60’= 420’/hr Beban kerja = tt x vt 120’ x 10 = 1200 1200 : 420 = 2,87 Kebutuhan tenaga laboratorium = 3 orang no 1. 2.
Jenis tenaga Dr. speaialis PK Pranata lab (DIII Analis) Total
Kebutuhan tenaga 1 orang 3 orang 4 orang
d. Kebutuhan tenaga rekam medis
∑ tenaga / hr = beban kerja : wkt kerja / hr Jam kerja efektif = 7 jam x 60’= 420’/hr Beban kerja = tt x vt 60 x 40 = 2400 : 420 = 5,7 = 6 orang
no 1. 2.
Jenis tenaga Ka unit Staf Total
Kebutuhan tenaga 1 orang 5 orang 6 orang
e. Kebutuhan tenaga unit gizi No 1. 2. 3.
f.
Jenis tenaga k.a unit Staf ahli gizi Pekarya Total
Kebutuhan tenaga 1 orang 3 orang 6 orang 10 orang
Kebutuhan tenaga laundry no 1. 2.
Jenis tenaga Ka unit Staf Total
Kebutuhan tenaga 1 orang 5 orang 6 orang
g. Kebutuhan tenaga sapras no 1. 2.
Jenis tenaga Ka unit Staf Total
Kebutuhan tenaga 1 orang 3 orang 4 orang
h. Kebutuhan tenaga diklat
no 1. 2.
Jenis tenaga Ka unit Staf Total
Kebutuhan tenaga 1 2 3
i.
Kebutuhan tenaga akuntansi no 1. 2.
j.
Jenis tenaga Ka unit Staf Total
Kebutuhan tenaga 1 2 3
Kebutuhan tenaga pendapatan dan pengeluaran no 1. 2.
Jenis tenaga Ka unit Staf Total
Kebutuhan tenaga 1 3 4
II Kualifikasi SDM RSU Bunda
a. Kualifikasi medis/dokter fungsional No
1
Jenis
Kualifikasi
Kebutuh
Yang
pekerjaan
Pendidikan, Izin dan Pelatihan
an
ada
2
2
0
2
2
0
2
2
0
Dokter
Spesialis Penyakit
Pendidikan
minimal
S1
Kekurangan
Kedokteran + spesialis
Dalam
Memiliki Surat Tanda Register (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
2
Dokter
Spesialis Bedah
Pendidikan
minimal
S1
Kedokteran + spesialis
Memiliki Surat Tanda Register (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
3
Dokter
Spesialis Kebidanan
Pendidikan
minimal
S1
Kedokteran + spesialis
Memiliki Surat Tanda Register
dan
(STR) dan Surat Izin Praktek
Kandungan
(SIP)
4
Dokter
Spesialis Anak
Pendidikan
minimal
S1
2
2
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
Kedokteran + spesialis
Memiliki Surat Tanda Register (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
5
Dokter
Spesialis Radiologi
Pendidikan
minimal
S1
Kedokteran + spesialis
Memiliki Surat Tanda Register (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
6
Dokter
Pelatihan USG, CT Scan, MRI
Pendidikan
Spesialis Mata
minimal
S1
Kedokteran + spesialis
Memiliki Surat Tanda Register (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
7
Spesialis
Bedah Orthopaedi
Pendidikan
minimal
S1
Kedokteran + spesialis
Memiliki Surat Tanda Register (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
8
Spesialis
Patologi Klinik
Pendidikan
minimal
S1
Kedokteran + spesialis
Memiliki Surat Tanda Register (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
9
Spesialis
Saraf
Pendidikan
minimal
S1
Kedokteran + spesialis
Memiliki Surat Tanda Register (STR) dan Surat Izin Praktek
(SIP) 10
Spesialis
Anestesi
Pendidikan
minimal
S1
2
2
0
1
1
0
8
8
0
2
2
0
Kedokteran + spesialis
Memiliki Surat Tanda Register (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
11
Spesialis
THT
Pendidikan
minimal
S1
Kedokteran + spesialis
Memiliki Surat Tanda Register (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
12
Dokter
umum
Pendidikan
minimal
dokter
umum
Memiliki Surat Tanda Register (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
Pelatihan ATLS/ACLS/BCLS/PPGD
13
Dokter gigi
Pendidikan
minimal
kedokteran gigi
Memiliki Surat Tanda Register (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
b. Kualifikasi Perawat Pelaksana N
Jenis
o
pekerjaan
1
Perawat pelaksana IGD
Kualifikasi Pendidikan
Pelatihan
DIII/SI Keperawatan
Pelatihan manajemen bangsal Pelatihan safety
kebutuhan 8
Yang ada 8
Kekurangan 0
2
Perawat pelaksana RI
3
Perawat Pelaksana
DIII/SI Keperawatan
DIII/SI Keperawatan
Kamar Operasi
4
Bidan pelaksana Ruang
D3 Kebidanan
VK
Bersalin
5
Bidan pelaksana
D3 Kebidanan
Ruang Perinatologi
6
Perawat
D3 /S1 Keperawatan
Pelatihan emergency basic I Pelatihan PPI Pelatihan Resusitasi Neonatus Pelatihan Evakuasi Pelatihan PPI Pelatihan Askep Pelatihan Safety Pelatihan Resusitasi Neonatus Pelatihan Evakuasi Pelatihan PPI Pelatihan Askep Pelatihan Safety Pelatihan BLS Pelatihan Evakuasi Pelatihan PPI Pelatihan APN Pelatihan Safety Pelatihan Askeb PONEK Pelatihan BLS Pelatihan Evakuasi Pelatihan PPI Pelatihan APN Pelatihan Safety Pelatihan Askeb PONEK Pelatihan BLS Pelatihan PPI
19
19
0
6
5
-1
7
8
0
5
5
0
9
7
-2
Pelatihan Askep Pelatihan Safety Pelatihan Alat Penunjang Medis
pelaksana Rawat Jalan
c. Kualifikasi Tenaga Radiologi
No
Kualifikasi
Jenis keahlian
kebutuhan Pendidikan
Pelatihan
Yang
Kekur
ada
angan
1
Dokter Spesialis Radiologi
Dr. Spesialis Radiologi
Pelatihan USG, CT Scan, MRI
1
1
0
2
Radiografer
DIII Radiologi
Pelatihan USG, CT Scan, MRI dan PPR
3
3
0
d. Kualifikasi Tenaga Gizi No
Jenis Keahlian
Kualifikasi Pendidikan
Pelatihan Pelatihan PGRS Pelatihan PGRS Pelatihan PGRS Pelatihan Tata Boga dan Tata Hidangan Pelatihan PGRS Pelatihan Tata Boga dan Tata Hidangan
1
Ka. Unit
S1 / DIII GIZI
2
Ahli gizi
S1 / DIII GIZI
3
Pengolah
S1, D IV/D III, SMK Tata Boga, SLTA/SLTP
Makanan
4
Penyaji ke Pasien
S1, D IV/D III, SMK Tata Boga, SLTA/SLTP
Kebutuhan
Yang
Kekura
ada
ngan
1
1
0
3
3
0
3
2
-1
3
2
-1
e. Kualifikasi Tenaga Laboratorium No 1
Jenis Ahli
Kualifikasi Pendidikan
Yang ada
Kekurangan
1
1
0
Pelatihan 3 Teknis Pemeriksaan LAB
2
-1
Dokter Spesialis
patologi klinik
Pelatihan
Kebutuhan
PK Memiliki
Tanda
Surat Register
(STR) dan Surat Izin Praktek (SIP) 2
Pelaksana
DIII Analis
Analis kesehatan
f. Kualifikasi Tenaga Rekam Medis No
Jenis
Kualifikasi
Kebutuhan
Keahlian 1
2
Ka. Unit
Yang
Kekurangan
ada
Pendidikan minimal DII
Rekam
Rekam Medis/ DII dg
Medis
pelatihan Rekam Medis
Dapat bekerja dalam tim
Sehat jasmani dan rohani
Pelaksana
Pendidikan DII
rekam
medis
Dapat bekerja dalam tim
Sehat jasmani dan rohani
pelatihan rekam medis
1
1
0
5
4
-2
g.
Kualifikasi Tenaga Farmasi
No 1
Keahlian Tenaga Apoteker
2
Kualifikasi
Jenis
Pelaksana Asisten
Pendidikan Pelatihan S1 Farmasi SMF/DIII Farmasi
Kebutuhan
Yang ada
Kekurangan
Pelatihan Manajemen Kefarmasian Pelatihan Manajemen Kefarmasian
2
2
0
5
4
-1
Pelatihan komputer dan SIM RS
3
3
0
Apotekr Administrasi SMU
3
h. Kualifikasi Tenaga Keamanan No 1
Kualifikasi
Jenis Keahlian Pelaksana
Pendididkan Pelatihan DIII, SMU
Security
i.
Pelatihan Satpam
Kebutuhan 3
Yang ada 3
Kekurangan 0
Kualifikasi non kesehatan
No 1
Jenis Keahlian Pelaksana Administrasi
Kualifikasi Pendidikan
Pelatihan
D3/S1 Komputer dan SMU
Pelatihan Komputer
Kebutuhan 15
Yang ada 12
Kekurangan -3
III. PENGATURAN JAGA, JAM KERJA DAN LIBUR
1. Pengaturan Jaga SDM Rumah Sakit Pengaturan jaga SDM Rumah Sakit diatur sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit. SDM yang memberikan pelayanan langsung diatur dalam 3 shift, yaitu pagi, sore dan malam 2. Jadwal Jaga Jadwal jaga bagi SDM yang tugasnya diatur dalam 3 shift, contoh jadwal sebagai berikut : PPSSMMLL Keterangan : P : Dinas pagi S : Dinas sore M : Dinas malam L : Lepas jaga L : Libur jaga 3. Jam Kerja Pegawai Jam kerja pegawai Negeri sipil disesuaikan dengan peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, 37,5 jam per minggu. Untuk Pegawai yang bertugas 3 shift, jam kerja maximal 42 jam per minggu
4. Libur Pengaturan libur bagi SDM yang bertugas dalam 3 shift diatur sesuai kebutuhan yang bersangkutan. Apabila yang bersangkutan bertugas / dinas pada hari libur besar, maka yang bersangkutan masih memiliki hak libur, dimana untuk pengambilan hak pengambilan libur tersebut bisa diambil kapan saja sesuai dengan kebutuhan atas persetujuan atasa langsung.