BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah dengan pendidikan. Kualitas pendidikan berkaitan erat dengan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah yang memiliki jasmani dan rohani yang sehat. Upaya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan sehat antara lain dengan melaksanakan Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Untuk mempersiapkan generasi muda khususnya remaja agar menjadi sumber daya yang berkualitas, memiliki pribadi yang mantap dan sehat, dilakukan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan masalah-masalah yang sering dihadapi para remaja khususnya yang berkaitan dengan kesehatan remaja. Salah satu upaya tersebut adalah melalui Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), yang sangat efektif untuk menyediakan informasi akurat dan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi remaja.
1
I.2. Tujuan
Menggambarkan
tentang
situasi
dan
program
kegiatan
upaya
pengembangan Puskesmas dalam hal ini upaya Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang yang dilaksanakan oleh Puskesmas Banjarbaru periode 2011 – 2012.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
PKPR adalah Pelayanan Kesehatan yang Peduli Remaja, melayani semua remaja dalam bentuk konseling dan berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan remaja. Disini remaja tidak perlu ragu dan khawatir untuk curhat/konseling, mendapatkan informasi yang benar dan tepat untuk berbagai hal yang perlu diketahui remaja. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6 – 21 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 sub kelompok, yakni pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun). Remaja masih termasuk kedalam kelompok usia anak. Menurut WHO, remaja adalah anak yang berusia antara 10-19 tahun. Sedangkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI, 2007), remaja adalah laki-laki atau perempuan yang belum kawin dengan batasan usia meliputi 15-24 tahun. Pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) dilayani di Puskesmas PKPR (Puskesmas yang menerapkan PKPR). Di Puskesmas PKPR, tersedia tenaga kesehatan yang peduli dan siap melayani semua kelompok usia remaja. Disini remaja dilayani dengan sikap menyenangkan, dihargai dan diterima dengan tangan terbuka. Tujuan umumnya adalah untuk optimalisasi pelayanan kesehatan remaja di Puskesmas. Sedangkan, tujuan khususnya adalah : 3
Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang berkualitas
Meningkatkan pemanfaatan puskesmas oleh remaja untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam pencegahan masalah kesehatan khusus pada remaja
Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan remaja.
Jenis kegiatan dalam Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) 1.
Pembinaan informasi dan edukasi
Dilaksanakan di dalam atau di luar gedung, secara perorangan atau berkelompok
Dapat dilaksanakan oleh guru, pendidik sebaya yang terlatih dari sekolah atau dari lintas sektor terkait dengan menggunakan materi dari Puskesmas
Menggunakan metode ceramah tanya jawab, diskusi interaktif, yang dilengkapi dengan alat bantu media cetak atau ele ktronik
Menggunakan sarana KIE yang lengkap, dengan bahasa yang sesuai dengan bahasa sasaran (remaja, orang tua, guru) dan mudah dimengerti.
2.
Pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang dan rujukannya
3.
Konseling Konseling adalah hubungan yang saling membantu antara konselor dan klien hingga tercapai komunikasi yang baik, dan pada saatnya konselor dapat menawarkan dukungan, keahlian dan pengetahuan secara berkesinambungan 4
hingga klien dapat mengerti dan mengenali dirinya sendiri serta permasalahan yang dihadapinya dengan lebih baik dan selanjutnya menolong dirinya sendiri dengan bantuan beberapa aspek dari kehidupannya. Konseling merupakan kegiatan yang dapat mewakili PKPR. Oleh sebab itu, l angkah pelaksanaannya perlu dijadikan standar dalam menilai kualitas pelaksanaan PKPR. 4. Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) PKHS atau keterampilan hidup adalah kemampuan psikososial seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari secara efektif. Keterampilan ini mempunyai peran penting dalam promosi kesehatan dalam lingkup yang luas yaitu kesehatan fisik, mental, dan sosial. PKHS dapat dilaksanakan dalam bentuk drama, main peran, diskusi, dll. Contoh aplikasi keterampilan ini dalam kehidupan sehari-hari adalah cara menolak ajakan atau tekanan teman sebaya untuk melakukan perbuatan berisiko, dan menolak ajakan melakukan hubungan seksual di luar nikah. 5. Pelatihan pendidik sebaya dan konselor sebaya Melatih remaja menjadi kader kesehatan remaja yang disebut pendidik sebaya untuk mendukung keberhasilan PKPR. Pendidik sebaya yang berminat, berbakat,
dan
sering
menjadi
tempat
“curhat”
bagi
teman
yang
membutuhkannnya dapat diberikan pelatihan tambahan untuk memperdalam keterampilan interpersonal relationship
dan konseling, sehingga dapat
berperan sebagai konselor remaja.
5
Gambar II.3 : Konselor sebaya dari beberapa provinsi di Indonesia
Gambar II.4 : Salah Satu Bentuk Kegiatan PKPR
6.
Pelayanan Rujukan Melaksanakan rujukan kasus ke pelayanan medis yang lebih tinggi. Rujukan sosial juga diperlukan dalam PKPR, sebagai contoh penyaluran kepada lembaga keterampilan kerja untuk remaja pasca penyalahgunaan NAPZA. Petugas yang melayani PKPR bisa seorang dokter, bidan atau perawat
yang sudah terlatih. Mereka akan melayani dengan sabar, ramah, siap menampung 6
segala permasalahan remaja serta siap berdiskusi (memberikan konseling). Petugas khusus yang peduli remaja harus memenuhi kriteria: 1. Mempunyai perhatian dan peduli, baik budi, penuh pengertian, bersahabat, memiliki kompetensi teknis dalam memberikan pelayanan khusus kepada remaja, mempunyai ketrampilan komunikasi interpersonal dan konseling. 2. Mempunyai motivasi untuk menolong dan bekerjasama dengan remaja. 3. Tidak menghakimi, tidak bersikap dan berkomentar tidak menyenangkan atau merendahkan. 4. Dapat dipercaya dan dapat menjaga kerahasiaan. 5. Mampu dan mau mengorbankan waktu sesuai kebutuhan. 6. Dapat/mudah ditemui pada kunjungan ulang. 7. Menunjukkan sikap menghargai kepada semua remaja dan tidak membeda-bedakan. 8. Mau memberikan informasi dan dukungan yang cukup hingga remaja dapat memutuskan pilihan yang tepat untuk mengatasi maalahnya atau memenuhi kebutuhannya.
7
8
BAB III ANALISIS PROGRAM
III.1 Hasil Program Kegiatan UKS dan PKPR
Menurut koordinator pelaksana upaya program Pelayanan Kesehatan Peduli remaja (PKPR) Puskesmas Banjarbaru, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh PKPR di Puskesmas Banjarbaru : 1.
Pendataan yang dilakukan meliputi : a. Pendataan jumlah seluruh siswa baik Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama
(SLTP)/MTs dan
Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA)/MA. b. Pendataan jumlah remaja yang berumur antar 10 – 19 tahun yang berada di kawasan Puskesmas Banjarbaru. c. Pendataan 10 penyakit Remaja (Umur 10 – 19 tahun) terbanyak yang mendapatkan pelayanan di Puskesmas Banjarbaru. Pendataan ini dilakukan setiap bulan. 2.
Pembinaan Pembinaan yang dilakukan berupa penyuluhan. Penyuluhan ini biasanya dilakukan 2 kali dalam 1 tahun (antara bulan maret – april dan September – oktober) . Penyuluhan hanya dilakukan pada tingkat SLTP/MTs dan SLTA/MA. Waktu penyuluhan tergantung dari pihak sekolah ( Tergantung kesepakatan waktu yang dapat diluangkan oleh pihak sekolah). Biasanya waktu yang dibutuhka untuk penyuluhan + 1 jam ( Terbagi menjadi 2 bagian 9
yaitu penyampaian materi sekitar 15 menit dan Tanya jawab sekitar
45
menit). Materi yang disampaikan pada tahun 2011 kemarin adalah mengenai Anemia di tingkat SLTP/MTs dan Mengenai NAPZA pada tingkat SLTA/MA. Kegiatan penyuluhan dilakukan di aula sekolah dan jumlah siswa yang berpartisipasi dalam penyuluhan tergantung dari kebijakan pihak sekolah (Pihak Puskesmas tidak menentukan jumlah siswa yang
menjadi
target penyuluhan) 3.
Pelaporan Sistem pelaporan yang harusnya dilakukan sesuai dengan anjuran dari pihak Dinas Kesehatan Banjarbaru. Terdapat 2 format pelaporan, namun hanya satu format pelaporan yang dilakukan oleh bagian PKPR Puskesmas Banjarbaru. Pelaporan ini dilaksanakan setiap bulan dan hasil laporan akan diserahkan pada kepala Puskesmas , dari kepala Puskesmas akan diserahkan ke Dinas Kesehatan Banjarbaru. Setiap 3 bulan sekali juga akan dilakukan evaluasi dari setiap kegiatan yang sudah dilakukan Puskesmas yaitu melalui kegiatan loka karya (Pada kegiatan ini juga dilakukan pelaporan baik secara lisan maupun tertulis tentang kegiatan yang sudah dilakukan oleh bagian PKPR Puskesmas Banjarbaru)
4.
Konseling Kegiatan konseling yang dilakukan oleh bagian PKPR Puskesmas Banjarbaru terbatas hanya di Puskesmas Banjarbaru. Kegiatan konseling ini dilakukan secara individu tidak dilakukan secara masal. Jadi apabila terdapat remaja berumur 10 tahun – 19 tahun yang mendapat pelayanan di Puskesmas 10
Banjarbaru dan memiliki masalah yang berkaitan dengan masalah remaja (Seperti masalah reproduksi, masalah dengan pacar, dll), maka akan diberikan konseling secara langsung kepada individu yang bersangkutan (Konseling ini biasanya dilakukan di ruangan KIA dan KB karena tidak adanya ruangan khusus untuk konseling yang tersedia, serta karena koordinator PKPR bertugas di bagian KIA dan KB) Berikut ini beberapa sekolah yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru dan Program PKPR terdapat didalamnya : Tabel 3.1 Data Dasar PKPR Tingkat SLTP / MTS Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
No
Sekolah
Jumlah Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
L
P
L
P
L
P
1
SLTPN 1
91
110
96
153
97
148
695
2
SLTPN 5
85
105
94
90
87
90
551
3
MTS
40
44
38
42
32
39
235
4
SMP NU
13
11
10
13
9
12
68
5
SMP Muhamadiyah
60
45
66
40
51
39
301
289
315
304
338
276
328
1850
Jumlah
(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)
11
Tabel 3.2 Dasar PKPR Tingkat SLTA / MA PuskesmasBanjarbaru Tahun 2012
No
Sekolah
Jumlah Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
L
P
L
P
L
P
1
SMA 1
73
117
82
114
77
134
597
2
SMA PGRI
54
59
68
77
44
96
398
3
SMKN 1
84
152
79
186
52
187
740
4
SMKN 2
236
42
151
34
152
8
622
5
MAN ZapriZam-zam
16
8
15
10
10
15
74
6
SMK Sabumi
39
10
32
7
20
3
111
Jumlah
502
388
427
428
355
443
2542
(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)
Tabel 3.3 Dasar PKPR Tingkat SD/ MI Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
No
Sekolah
Siswa L/P Kelas 5
Kelas 6
1
SD Kota 1
18/12
20/23
2
SD Kota 2
19/3
17/14
3
SD Kota 3
11/18
10/19
4
SD Kota 4
28/26
22/19
5
SD Kota 5
31/27
31/28
6
SD Kota 6
19/11
10/20
7
SD Kota 7
15/15
14/11
8
SD Loktabat 4
42/34
39/36
9
SD NU
29/23
17/23
12
10
SD MI
8/13
26/25
11
SD Robani
-
-
12
SD Idaman RSBI
-
-
13
SD Kota 9
21/20
18/17
Jumlah
241/202
224/235
(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)
Tabel.3.4. Jumlah remaja usia 10 tahun -19 tahun di wilayah Puskesmas Banjarbaru Usia
L
P
Jumlah
10-14 tahun
786
725
1511
15-19 tahun
1898
1817
3715
Jumlah
2684
2542
5226
(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)
Tabel.3.5. Jumlah remaja usia 10 tahun – 19 tahun per kelurahan 2012 di wilayah Puskesmas Banjarbaru Kelurahan
Jeniskelamin
Usia 10-14 Tahun
Usia 15-19 Tahun
Jumlah
Gt. Paikat
L
248
598
846
P
230
592
822
L
282
667
949
P
254
620
874
L
256
633
889
P
241
605
846
1511
3715
5226
Kemuning
Loktabat Selatan
Jumlah
(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)
13
Tabel.3.5. Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Puskesmas Banjarbaru Usia Remaja (10 tahun – 19 tahun) Puskesmas Banjarbaru Tahun 2011
No
Penyakit terbanyak Rawat jalan Puskesmas Banjarbaru Usia remaja
Jumlah (orang) Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nov
Des
1.
Pharingitis
17
10
28
20
15
10
10
6
10
16
12
12
2.
Nasopharingitisakut
8
21
2
10
24
9
8
10
16
12
10
5
3.
Typusperut
5
5
2
4
4
4
2
8
7
2
4.
Tonsiliti s
4
7
4
5
5
2
5
5.
Dermatitis
4
3
2
4
6
4
6.
Varicella
3
8
4
4
7.
Dispepsia
3
2
8.
Cacingkermi
2
9.
Penyakit lain saluran Bagian atas
2
10.
Kecelakaan
2
11.
Saluranpencernaan
2
12.
Nyeriuluhati
2
13.
ISPA
4
14.
Diaredan gastroenteritis
4
5
15.
parotitis
3
3
16.
Pusing
2
17.
demam
2
18.
Otitis telinga
2
19.
gastritis
2
20.
konjunctivitis
3
21.
Penyakitkulitkarenaja mur
22.
Difteria
2
23.
Cystitis externa
1
1
6
2
4
4 4
2
2
2
4
2
4
2
5
3
1
2
4
2
2
3
6
3
5
2
5
5
2
2
5
5
6
3
4
2
2
2
14
2
2
24.
Penyakitkulit
25.
Campak
26.
Asma
27.
abses
2
28.
hordeolum
3
29.
Lain-lain
22
15
14
9
11
3
jumlah
72
79
67
61
76
50
2
2
2
5 5
36
1
1
3
1
14
36
60
62
57
54
(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)
Tabel.3.6. Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Puskesmas Banjarbaru Usia Remaja (10 tahun – 19 tahun) Puskesmas Banjarbaru Periode Januari – Maret Tahun 2012 No
2
Penyakit terbanyak Rawat jalan Puskesmas Usia remaja
Jumlah (orang)
Jan
Feb
Mar
1.
Pharingitis
40
29
14
2.
Nasopharingitisakut
17
18
17
3.
Typusperut
6
8
6
4.
Tonsilitis
5
5.
Dermatitis
6
5
6.
Varicella
7.
Dispepsia
8.
Cacingkermi
9.
Penyakit lain saluranBagianatas
10.
Kecelakaan
11.
Saluranpencernaan
12.
Nyeriuluhati
13.
ISPA
14.
Diaredan gastroenteritis
15.
parotitis
2
2 3
6
5
3
2
4
2
4
15
16.
Pusing
5
17.
demam
18.
Otitis telinga
19.
gastritis
20.
konjunctivitis
21.
Penyakitkulitkarenajamur
22.
Difteria
23.
Cystitis externa
24.
Penyakitkulit
25.
Campak
26.
Asma
27.
abses
28.
hordeolum
29.
Lain-lain
30.
jumlah
2
4 3
7
3
4
8
1
6
100
82
66
3
(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)
Tabel.3.7. Pelayanan konseling kesehatan remaja di Puskesmas Banjarbaru tahun 2011 No
Macamkasus
Jumlah (orang)
Jan 1.
Haid
2.
Hamil di luar nikah (usia 15 tahun)
1
Feb
Mar
Apr
1
1
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
1
(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)
16
Nov
Des
III.2 Permasalahan yang dihadapi
Masalah yang dihadapi pada pelaksanaan upaya program PKPR Puskesmas Banjarbaru pada tahun 2011 - 2012, diantaranya : 1. Tidak terdapatnya buku panduan dan target yang jelas dalam kegiatan PKPR Puskesmas baik dari Dinas Kesehatan Banjarbaru maupun dari Puskesmas Banjarbaru. 2. Permasalahan dalam sistem pencatatan (Kurang lengkapnya data yang dimiliki) 3. Proses koordinasi yang memakan dengan pihak sekolah mengenai jadwal dilakukannya penyuluhan (Jadwal dilakukannya penyuluhan tergantung dari keputusan pihak sekolah, jadi apabila sekolah sedang mengadakan kegiatan atau sedang ada ujian, jadwal penyuluhan harus disesuaikan dengan waktu kosong di sekolah ) 4. Terbatasnya sumber dana dari Dinas Kesehatan ,pihak Puskesmas Banjarbaru, dan sekolah dalam penyelenggaraan kegiatan PKPR ( Sumber dana dari kegiatan PKPR Puskesmas Banjarbaru berasal dari Dinas Kesehatan Banjarbaru, sehingga jumlah sekolah dan jumlah kegiatan yang dilakukan tergantung dari dana yang diberikan Dinas Kesehatan Banjarbaru) 5. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Puskesmas Banjarbaru menyebabkan koordinator PKPR tidak memiliki anggota tetap secara struktural yang membantu dalam kegiatan PKPR Puskesmas Banjarbaru (Jumlah orang yang bertanggungjawab di bagian PKPR Puskesmas 17
Banjarbaru hanya terdiri dari 1 orang yaitu koordinator PKPR). Selain itu koordinator PKPR juga memiliki tugas pokok sesuai dengan jurusan pendidikan yang diambil (Bagian kebidanan) yaitu tugas di bagian KIA dan KB sehingga menyebabkan kesulitan bagi koordinator PKPR untuk menjalankan kegiatan PKPR secara optimal. 6. Permasalahan dalam pengadaan alat transportasi (Masih digunakan transportasi pribadi, dikarenakan transportasi yang tersedia hanya berupa 5 kendaraan roda 2 dan 1 kendaraan roda 4 yang seringkali digunakan oleh bagian lain di Puskesmas Banjarbaru saat kegiatan PKPR berlangsung) 7. Permasalahan
alat
dokumentasi
saat
kegiatan
PKPR
Puskesmas
Banjarbaru berlangsung (Hanya terdapat 1 alat dokumentasi untuk semua kegiatan Puskesmas(1 kamera)).
III.3 Alternatif Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah yang dihadapi pada pelaksanaan upaya program PKPR Puskesmas Banjarbaru tahun 2011 - 2012, diantaranya : 1. Diharapkan terdapat buku panduan dan target kegiatan PKPR Puskesmas dari Dinas Kesehatan Banjarbaru sehingga kegiatan PKPR terorganisasi dengan baik. 2. Pemecahan masalah kurang lengkapnya pencatatan pada bagian PKPR Puskesmas Banjarbaru dapat dilakukan dengan penambahan SDM secara struktural yang dapat membantu koordinator PKPR dalam mengelola data kegiatan PKPR Puskesmas Banjarbaru. Selain itu SDM ini juga dapat 18
membantu tugas dari koordianator PKPR saat melakukan pendataan, pembinaan, serta konseling. 3. Penjalinan komunikasi yang baik berupa penjelasan tentang pentingnya kegiatan PKPR di sekolah kepada pihak sekolah maupun pada orang tua murid. Pemecahan masalah perencanaan waktu untuk dilakukannya kegiatan PKPR di sekolah dapat ditangani dengan menjadikan PKPR sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah. Sehingga waktu untuk dilakukan pembinaan dan pelatihan di sekolah lebih terorganisasi (mata pelajaran ini bisa diberikan 1 kali dalam 1 bulan dan diakhir semester dilakukan evaluasi berupa ujian pada siswa). 4.
Terbatasnya sumber dana untuk kegiatan PKPR
ini dapat menjadi
kendala terutama pada kegiatan pembinaan dan pelatihan remaja menjadi kader kesehatan remaja, diharapkan masalah ini dapat diatasi dengan mengajak peran aktif orangtua dalam berbagai kegiatan yang akan dilakukan (seperti kegiatan penyuluhan NAPZA,dll) sehingga diharapkan bila para orang tua melihat sendiri manfaat yang diperoleh dari kegiatan PKPR ini, bantuan mereka akan mudah diberikan. 5. Untuk
pemecahan
masalah
dokumentasi
dapat
dilakukan
dengan
pengajuan anggaran untuk pengadaan alat (kamera) dan dana yang terkait dengan kegiatan dokumentasi (dana untuk baterai, dana untuk pencucian foto,dll) atau dapat juga dilakukan pengoptimalan penggunaan 1 kamera yang ada dengan pendataan tanggal kegiatan – kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan sehingga tidak ada saling bentrok antar satu kegiatan 19
dengan kegiatan lain. Selain itu juga pendisiplinan dari tenaga kerja yang meminjam alat dokumentasi tersebut, sehingga alat tersebut bisa digunakan sesuai dengan jadwal (dikembalikan tepat waktu) 6. Kurangnya alat transportasi yang tersedia dapat ditanggulangi dengan cara meminta pengadaan alat transportasi kepada dinas terkait atau dapat juga dilakukan pengantian uang transport. Selain itu dapat pula dilakukan pendataan kegiatan yang akan dilakukan sehingga dapat diatur jadwal penggunaan alat transportasi yang tersedia secara optimal.
20
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan upaya PKPR yang dilakukan oleh Puskesmas Banjarbaru pada tahun 2011 - 2012, dapat diambil kesimpulan bahwa cakupan hasil kegiatan belum terlaksana dengan baik karena kegiatan yang berhasil dilaksanakan hanya berupa pembinaan (Terdapat 1 kali penyuluhan di setiap sekolah baik SLTP maupun SLTA dan tidak adanya penyuluhan di tingkat SD) dan tidak terdapat perekrutan serta pelatihan kader kesehatan remaja. V.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka untuk peningkatan cakupan kegiatan program di tahun mendatang perlu disampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1.
Diharapkan adanya panduan tertulis, pembinaan atau bimbingan teknis dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dan evaluasi hasil kegiatan secara berkala dan berkesinambungan langsung kepada pengelola program.
2.
Diharapkan pada pengelola program di Puskesmas Banjarbaru senantiasa membuat pendataan, perencanaan kegiatan setiap bulannya dan selalu berkoordinasi dengan program terkait lainnya dalam pelaksanaannya.
3.
Diharapkan adanya jalinan kerjasama lintas program untuk kegiatan dalam gedung dan kerjasama lintas sektor untuk kegiatan luar gedung.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku catatan PKPR Puskesmas Banjarbaru tahun 2011 2. Buku catatan PKPR Puskesmas Banjarbaru tahun 2012 3. Departemen Kesehatan. (2008). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah. Jakarta: Departemen Kesehatan.
22