JurnalIlmuKeperawatan ISSN: 2338-6371
Kiftia
Pengaruh Terapi Pijat Oksitosinterhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum
The Effec Effectt of Oxytoc Oxytocin in Massage Massage on Breas Breastt Milk Produ Producti ction on of Postpartum Postpartum Mothers Mothers Mariatul Kiftia
1
1
Magister Keperawatan Keperawatan Universitas Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, E-mail :
[email protected]
Abstrak
Pijat Oksitosin disebut juga dengan rolling massage merupakan salah satu terapi relaksasi yang bertujuan menstimulasi saraf pusat pada hipofisisposterior dan anterior sehingga dapat meningkatkan produksi ASI khususnya pada ibu post partum dan memberikan kenyamanan kenyamanan dan rileksasi rileksasi setelah persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Darussalam. Adapun penelitian ini bersifat quasi eksperimen dengan pre and post test without control group .Metode pengambila pengambilan n sampel sampel yang yang digunaka digunakan n purposive sampling , didapatkan sebanyak 18 orang yang menjadi design.Metode responden. Analisa statistik menggunakan Wilcoxon Rank Test . Hasi Hasill hipote hipotesa sa peneli penelitian tian P value 0,001 < 0,05, yang menunjukkanadanya perbedaan yang signifikan nilai rata-rata sebelum dan setelah dilakukan terapi pijat oksitosin, maka dapat disimpulkan disimpulkan bahwa terapi pijat oksitosin ini efektif digunakan digunakan pada ibu post partum partum hari ke 4-10 paska persalinan. Kata kunci: pijat oksitosin, post partum, partum, produksi ASI
Abstract Oxytocin massage, which is also called a rolling massage, is one of the relaxation therapies which aims to stimulate central nervous on the posterior and anterior pituitary so that the therapy is able to increase the production of breast milk, especially on postpartum mothers, and to give comfort and relaxation after childbirth. However,This reseach aimed to find out the effectivity of oxytocin massage on breast milk production of postpartum mothers in working area of Community Health Center Darussalam Subdistrict. The research was a quasi experimental with pre and post test without control group design . The sampling sampling methods used was was pusposive pusposive samplingwith samplingwith 18 who became became respondents. respondents. Method of collecting breast milk production yield used in this research was observation by the reaserch. Statistical analysis used was Wilcoxon Rank Test. The hypothesis result of this research research can be look at p value 0,001<0,005, 0,001<0,005, which showed thatthere was a significant difference of average value before and after the oxytocin massage therapy was done. There fore, it can be concluded that the oxytocin massage therapy was effective to be used on postpartum mothers at days 4 – 10 of post post part partum um.. Keywords : oxytocin massage, post partum, breast milk production production
42
JurnalIlmuKeperawatan ISSN: 2338-6371
Kiftia
Ekslusif (Pofil Kesehatan Aceh Besar
Latar Belakang
tahun 2010)
ProgramKesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan
salah
satu
prioritas
Ada beberapa masalah yang muncul akibat
pembangunan Indonesia untuk itu perlu
kegagalan ASI esklusif itu sendiri salah
adanya upaya pembangunan inovatif yaitu
satunya masalah dari ibu yang timbul
investasi kesehatan gizi (ASI Esklusif) namun
realita
dalam
selama menyusui seperti dimulai sejak
pembangunan
sebelum persalinan (periode antenatal),
Indonesia adalah keterbatasan dana dan
pada masa post partum dini dan masa post
kemiskinan, Oleh karena itu investasi harus
di
prioritaskan
pada
partum lanjut dan lain-lain. Beberapa
kegiatan
keluhan yang ibu ungkapkan seperti ibu
beresiko rendah danmanfaatnya yang harus
sering mengeluh bayinya sering menangis
berkesinambungan (Perinasia, 2010)
atau menolak menyusu. Sering diartikan bahwa ASInya tidak cukup, sehingga
Berdasarkan hasil pengambilan data awal
sering menyebabkan diambilnya keputusan
yang didapat dari Dinas Kesehatan Aceh
untuk menghentikan menyusui.
Besar bahwa jumlah ibu hamil 446 orang dari 24 kecamatan di Kabupaten Aceh Besar
diketahui
ibu
hamil
Dari beberapa faktor-faktor yang dapat
dengan
meningkatkan produksi ASI tersebut maka
komplikasi kehamilan/ beresiko berjumlah
adanya beberapa alternatif atau tindakan
93 orang di Kecamatan Darussalam,
dalam meningkat Produksi ASI salah
jumlah kelahiran hidup 351 balita dengan 64
balita
komplikasi kematian
yang
beresiko
sedangkan bayi
di
tinggi
jumlah
daerah
satunya
atau
pijat
oksitosin,
dimana
pijat
oksitosin ini tindakan atau intervensi untuk
angka
merangsang
Kecamatan
hipofisis
anterior
dan
posterior sehingga mengeluarkan hormon
Darussalam berjumlah 2 orang, serta
oksitosin tindakan ini diperkuat dengan
kematian ibu pada persalinan berjumlah 2
adanya penelitian terkait oleh (Muarif
orang. Banyak ibu yang masih sedikit
2002) menyimpulkan bahwa oksitosin
memberikan ASI secara Esklusif, terlihat
digunakan untuk memperbaiki kontraksi
dari Data Dinas Kesehatan Aceh Besar
uterus setelah melahirkan dalam upaya
bahwa jumlah atau proporsi bayi yang
mencegah perdarahan post partum.
diberi Asi Esklusif tahun 2010 dari 241 bayi hanya 16 bayi yang diberi ASI
43
tampung dengan menggunakan botol susu
Metode
atau gelas ukur, ASI yang ditampung yaitu
Desain penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam
ASI
(quasi
experiment)
dan
sesudah
pemijatan.
Dimana payudara dikosongkan terlebih
penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu
sebelum
dahulu
dengan
2
jam
sebelum
pemijatan,
kemudian ASI diperah dan ditampung
rancangan pretes and posttest without
(pretest) kemudian dilakukan pemijatan
control group.
15-20 menit, setelah dipijat kemudian di diperah dan ditampung kembali 2 jam
Populasi merupakan seluruh subjek atau
setelah pemijatan selain itu peneliti juga
objek dengan karakteristik tertentu yang
menggunakan
akan diteliti (Hidayat, 2007) populasi
Prosedur
dalam penelitian ini adalah ibu hamil
Standar
Tindakan
Pijat
Operasional Oksitosin
yangberdasarkan Departemen Kesehatan
trimester III atau diatas 28 minggu,
Tahun 2007.
sedangkan sampel pada penelitian ini yaitu ibu post partum hari ke 4-10, yang berjumlah
18
orang
dengan
Hasil
tehnik
pengambilan sampel purposive sampling Data Demografi Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Data Demografi ibu Post Partum diwilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014 (N=18) No Data demografi (f) (%) 1 Umur Dewasa awal 11 61,1 Dewasa tengah 7 38,9 2 Pendidikan 5 27,8 Rendah 8 44,4 Menengah 5 27,8 Tinggi 18 100,0 3 Pekerjaan Swasta 5 27,8 IRT 13 72,2 4 Riwayat Kehamilan Primigravida 7 38,9 Multigravida 11 61,1 5 Jumlah Paritas Anak ke 1 8 44,4 Anak ke 2 7 38,9 Anak ke 4 1 5,6 Anak ke 7 2 11,1 6 Riwayat persalinan
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi dan prosedur tindakan sebagai
berikut : Lembar kuesioner bagian A merupakan data demografi responden, meliputi : umur ibu,
umur
bayi,
tingkat
pendidikan,
pekerjaan, jumlah anak (paritas), berat badan bayi, tanggal persalinan dan jenis persalinan Lembar B merupakan lembaran observasi yang digunakan untuk mengetahui jumlah produksi ASI pada ibu post partum diwilayah kerja Puskesmas Darussalam. Di mana jumlah ASI diobservasi dan di
44
7
8
Normal Sectio caesaria Berat Badan Lahir Bayi 2500 – 4000 gr ≥ 4000 gr T aksiran persalinan Mei Juni 2014 Juli 2014 Total
15 3
83,3 16,7
17 1
94,4 5,6
7 4 7 18
antara satu responden dengan responden lainnya berbeda.
Tabel 2.Distribusi produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pijat oksitosindi wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar (N=18) Kelompok Mean Median Standar Min – deviasi Max Pre 11,33 10,00 5,456 5-25 intervensi
38,9 22,2 38,9 100,0
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa
Post intervensi
distribusi frekuensi dari umur responden
18,06
15,00
10,855
5-40
pada penelitian ini adalah reponden yang berusia dewasa awal atau 18 – 30 tahun yang berjumlah 11 orang (61,1%), dengan
Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan
tingkat pendidikan terbanyak menengah
bahwa produksi ASI sebelum dilakukan
sebanyak 8 orang (44,4%), sedangkan rata-
pemijatan menunjukkan nilai rata-rata
rata pekerjaan responden IRT dengan
(mean)
jumlah sebanyak 13 orang (72,2%), untuk
deviasi sebesar 5,456 dengan jumlah ASI
riwayat
yang terendah 5 ml dan jumlah ASI yang
kehamilan
responden
dengan
adalah
multigravida berjumlah 11 orang (61,1%)
tertinggi
dan
pemijatan
reponden
dengan
primigravida
25
11,33
ml, pada
dengan
standar
setelah
dilakukan
bagian
oksitosin
berjumlah 7 orang (38,9), dengan jumlah
didapatkan hasil rata-rata (mean) 18,06
anak terbanyak atau jumlah paritas 1
dengan standar deviasi sebesar 10,855
berjumlah
dengan jumlah ASI yang terendah 5 ml
riwayat
8
orang
persalinan
(44,4%),
dengan
terbanyak
secara
dan jumlah ASI yang tertinggi 40 ml.
normal berjumlah 15 orang (83,3%), sedangkan distribusi berat badan lahir
Kefektifan Pijat Oksitosin Terhadap
normal bayi terbanyak dengan berat badan
Produksi ASI
lahir 2500 – 4000 gr sebanyak 17 orang taksiran
Analisa bivariat dalam penelitian ini
persalinan terbanyak pada bulan mei dan
bertujuan menjawab hipotesa penelitian
juni masing-masing sebanyak 7 orang
serta
(38,9%).
demografi
oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu
diatas dapat disimpulkan bahwa varian
post partum di wilayah kerja Puskesmas
(94,4%),
sedangkan
Berdasarkan
tanggal
data
untuk
melihat
keefektifan
pijat
Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh 45
Besar, untuk itu dilakukan uji normalitas
artinya data post intervensi terdistribusi
yang
untuk
secara normal,maka dapat disimpulkan
terdistribusi
bahwa data produksi ASI sebelum dan
mana
uji
mengetahui
ini
dilakukan
apakah
data
secara normal atau tidak, jika data tersebut
setelah
dilakukan
intervensi
tidak
tidak normal, maka uji yang digunakan
berdistribusi normal, sehingga uji yang
dengan menggunakan Wilcoxon Rank Rest ,
dapat digunakan dengan uji nonparametrik
tetapi jika data terdistribusi secara normal
yaitu Wilcoxon Rank Test
maka uji yang digunakan adalah uji t test, adapun
uji
kenormalan
data
Tabel 4. Distribusi Perbedaan rata-rata produksi ASI sebelum dan sesudah pijat oksitosin pada ibu post partum di wilayah kerja puskesmas kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar (N=18) Produksi Sum Z P value ASI
yang
digunakan adalahhasil pembagian nilai skewnes dibagi nilai St. Eror skewnes , dan
hasil pembagian nilai kurtosis dibagi St. Eror kurtosis, dimana jika nilai hasil
Pre intervensi
0,00
pembagian skewnes ≤ 2 maka data tersebut
Post – intervensi
7,50
terdistribusi normal, namun jika ≥ 2. Berikut tabel hasil uji normalitas
-
3,306
0,001
105,0
Berdasarkan Tabel 4 di atas diketahui
Tabel 3. Hasil uji normalitas produksi ASI sebelum dan sesudah di lakukan pijat oksitosin pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas KecamatanDarussalam Kabupaten Aceh Besar (N=18) Kelompok Skewnes Kurtosis Nilai
bahwa
2.311
1.21
≥2
1.292
-0,82
≤2
nilai
rata-rata
produksi
ASI
sebelum dilakukan intervensi (dipijat) dengan nilai p value 0,00 dengan jumlah rata-rata
Pre – intervensi Post – intervensi
0,00
0,00.
Sedangkan
setelah
intervensi pijat oksitosin nilai p value 7,50 dengan jumlah rata-rata 105,0, sehingga dapat terlihat adanya peningkatan rata-rata
Berdasarkan Tabel 3 hasil uji kenormalan
produksi
data
disimpulkan
dilakukan terapi pijat oksitosin, selain itu
bahwasebelum intervensi didapatkan nilai
didapatkan nilai Z sebesar -3,306 atau p
p
nilai
value 0,001 (p <0,05), oleh sebab itu dapat
skewnesnya 2, 311 yang mana lebih besar
dianalisa bahwa ada perbedaan produksi
diatas
hitung
dari
atau
maka
hasil
dapat
uji
normalitas
artinya
(≥2)
data
tidak
setelah
didapatkan
dilakukan
1,292
yang
sesudah pijat oksitosin.
intervensi mana
sebelum
dan
setelah
ASI yang signifikan antara sebelum dan
berdistribusi secara normal, sedangkan data
ASI
nilai
skewnesnya lebih kecil dari 2 atau (≤2)
46
yang mudah terjadi penegangan otot ketika
Pembahasan
kelelahan sehingga pemijatan ini dapat Berdasarkan hasil univariat diatas dapat
meningkatkan produksi ASI.
disimpulkan nilai p value 0,001 atau (p ≤ 0,05) sehingga dapat diketahui bahwa
Hal
terdapat
perbedaan
(Mardiyaningsih dkk, tahun 2011) bahwa
produksi
ASI
yang
sebelum
signifikan
diperkuat
oleh
penelitian
setelah
intervensi
pijat
oksitosin
dengan
dilakukan intervensi pijat oksitosin, hal ini
kombinasi
tehnik
marmet
terhadap
sesuai dengan teori yang menjelaskan
produksi ASI pada ibu post partum dengan
bahwa
post
pijat
mempengaruhi
dan
ini
oksitosin ASI
karena
sangat efek
dari
sectio
sesarea,
bahwa
adanya
perbedaan proporsi kelancaran produksi
fisiologis pijat oksitosin untuk merangsang
ASI
antara
kelompok
hipofisis anterior dan posterior untuk
intervensi memiliki peluang 11,5 kali lebih
mengeluarkan hormon oksitosin ( Pillitery
besar produksi ASInya lebih lancar dengan
2003).
p-value
0,000
di
yang
bandingkan
diberi
dengan
kelompok kontrol, hal ini dapat diasumsi Pemijatan atau massage merupakan salah
bahwa perlu adanya rangsangan untuk
satu intervensi atau penatalaksanaan non
dapat meningkatkan jumlah ASI itu sendiri
farmakologis
menurut perinasia (2010) bahwa perlu
untuk
mengurangi
ketidaknyaman pada pasien dan membantu
dilakukan
pasien relaksasi, relaksasi ini bertujuan
sebelum ASI dikeluarkan atau diperah,
menurunkan kadar epinefrin dan non
selain
epinefrin dalam darah sehingga adanya
beberapa terapi juga dapat dikombinasi
keseimbangan
( equilibrium), selain itu
dan dimodifikasi sehingga terapi yang
pemijatan pada bagian punggung dapat
dilakukan dapat lebih efektif. Untuk itu
merangsang
terapi
pengeluaran
hormon
stimulasi
itu
dapat
yang
dapat
reflek
oksitosin
disimpulkan
digunakan
bahwa
untuk
endorphin menurut Guyton & Hall (2008),
merangsang produksi ASI semakin banyak
sedangkan endorphin sendiri berfungsi
maka
sebagai
dan
oksitosin dimana terapi ini merangsang
sehingga
hipothalamus yaitu pada bagian hipofisis
ejektor
menimbulkan
dan
rasa
ketenangan,
rileks
dapat
terapi
posterior
ketegangan otot, dalam penelitian ini
memberikan kenyaman dan merileksasikan
pemijatan
tulang
tubuh, selain terapi pijat oksitosin jumlah
belakang yang mana merupakan daerah
ASI juga dipengaruhi oleh hisapan dan
sepanjang
47
anterior sehingga
pijat
pemijatan atau massage dapat menurunkan
dilakukan
dan
digunakan
dapat
frekwensi menyusui hal ini diperkuat oleh pendapat
Lawrence,
menjelaskan
1994
bahwajumlah
Kesimpulan
bahwa
ASI
yang
Adanya
perbedaanyang
signifikan
diproduksi atau jumlah prolaktin yang
produksi ASI pada ibu post partum
disekresi
berkaitan besarnya dengan
sebelum dan setelah dilakukan terapi pijat
stimulus isapan, frekwensi, intensitas, dan
oksitosin pada hari 4-10 pasca persalinan
lama bayi menghisap (Garza, Hopkinson,
di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
1998;
Darussalam Tahun 2014.
Lawrence,
1994:
Worthington-
Roberts, 1993). Referensi
Pada pelaksanaan penelitian ini, terdapat beberapa
keterbatasan
diantaranya
Arikunto, S.,( 2006) , Prosedur Penelitian ;Suatu Pendekatan Praktik. EdisiRevisiVI, Jakarta Rineka Cipta.
responden penelitian ini hanya berjumlah 18 orang,calon responden memilih tempat tinggal yang berbeda pada saat akan
Ahluwalia, I.B., Morrow, B., & Hsia, J. (2005). Why do women stop breastfeeding Finding from the pregnancy risk assessment and monitoring system. Journal Pediatrics, 116, 1408-1412.B
bersalin dan lebih memilih untuk dirawat oleh
orangtuanya
sendiri
atau
diluar
kecamatan darussalam sehingga peneliti kesulitan dalam mengunjungi responden, kurangnya keaktifan dan partisipasi kader dalam hal menjalin komunikasi terhadap calon
responden
sehingga
Biancuzzo M. (2000 ). Breastfeeding the Newborn. Clinical Strategies for Nurses. 1st ed. St Louis Missouri: Mosby Inc.
informasi
tanggal persalinan dan masa post partum yang didapatkan peneliti tidak sesuai masa post partum, penelitian ini hanya melihat
Blyt, R., Creedy, D.K., Dennis, C.L., Moyle, W., Pratt, J. and De Vries S.M. (2002) Effect of maternal confidence on breastfeeding duration: An application ofbreastfeeding self-efficacy theory. Birth, 29(4): 278-284.
jumlah atau peningkatan produksi ASI sebelum dan setelah persalinan di hari ke 4-10
serta
tidak
menghubungkannya
dengan karakteristik responden sehingga tidak
dapat
melihat
gambaran
atau Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
hubungan antara karakteristik responden dengan produksi ASI, selain itu variabel pengganggu dalam penelitian ini tidak dikontrol oleh peneliti. 48
Lawrence. R. (2004). Breastfeeding A Guide for Medical Profession 6thed.St.Louis. MO. CV. Mosby Lund, I; Moberg, U; Wang, J; Yu, C; Kurosawa, M. (2002). Massage affect nociception of oxytocin. J.European neuroscience Vol 16:330-338. Mardiyaningsih, E.et al, (2011), Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI , FIK Universitas Indonesia, Jakarta Hidayat. A. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Cetakan Kedua. Data. Jakarta:Salemba Medika.
49