PERSONIL HYGIENE PADA IBU HAMIL
1. Konsep Dasar Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani artinya kebersihan perorangan, tindakan menjaga kebersihan seseorang.
2. Pengertian Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor banyak mengandung kuman-kuman. Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan yang meliputi perubahan fisik, mental, psikologis dan sosial.. Kebutuhan fisik pada ibu hamil sangat diperlukan, yaitu meliputi oksigen, nutrisi, peronal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual, mobilisasi & body mekanik, exercise/senam hamil, istirahat/tidur, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, persiapan kelahiran bayi, memantau
kesejahteraan
bayi,
ketidaknyamanan
dan
cara
mengatasinya, kunjungan ulang, pekerjaan, tanda bahaya dalam kehamilan. Kesehatan pada ibu hamil untuk mendapatkan ibu dan anak yang sehat dilakukan selama ibu dalam keadaan hamil. Hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan memperhatikan kebersihan diri (personal hygiene) pada ibu hamil itu sendiri, sehingga dapat mengurangi hal-hal yang dapat memberikan efek negatif pada ibu hamil, misalnya pencegahan terhadap infeksi.
3. Tujuan
Menjaga
Personal
Hygiene
Pada
Ibu
Hamil
Untuk mendapatkan ibu dan anak yang sehat, dengan jalan: a) Mencegah penyakit/infeksi. b) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan ibu c) Mencegah komplikasi-komplikasi pada ibu hamil, waktu hamil, bersalin dan nifas. d) Peningkatan derajat kesehatan. e) Pelihara kesehatan diri. f) Perbaikan personal hygiene. g) Meningkatkan kepercayaan diri.
4. Manfaat Personal Hygiene Dan Aktivitas Pada Ibu Hamil a) Dengan
mandi
dan membersihkan badan,
ibu
akan
mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama ibu hamil. Hal ini mengurangi terjadinya infeksi, khususnya sesudah melahirkan. b) Ibu
akan merasa
nyaman
selama
menjalani
proses
persalinan. Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan tinja.
Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi.
Selama menunggu persalinan tiba, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin.
Ibu boleh minum dan makan makanan ringan,
disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berbau menyengat seperti petai dan jengkol.
5. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Personal Hygiene Ibu Hamil Adapun hal-hal yang perlu diperhatika dalam personal hygiene pada ibu hamil adalah dimulai dari kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan payudara, kebersihan pakaian, kebersihan vulva, kebesihan kuku tangan dan kaki.
a. Kebersihan Rambut & Kulit Kepala Rambut berminyak cenderung menjadi lebih sering selama kehamilan karena overactivity kelenjar minyak kulit kepala dan mungkin memerlukan keramas lebih sering. Rambut bisa tumbuh lebih cepat selama kehamilan dan mungkin
memerlukan
pemotongan
lebih
sering.
Menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala pada ibu hamil sangatlah penting. Disarankan ibu hamil untuk mencuci rambut secara teratur guna menghilangkan segala kotoran, debu, dan endapan minyak yang menumpuk pada rambut kita membantu memberikan stimulasi sirkulasi darah pada kulit kepala dan memonitor masalah-masalah pada rambut dan kulit kepala. Dengan keramas, dimana cara ini dapat membersihkan kotoran yang menyumbat pori-pori di kulit kepala yang bisa menghambat pertumbuhan rambut. Selain itu, keramas juga merupakan kegiatan pemijatan yang baik pada kulit kepala ibu hamil untuk menstimulasi dan menyediakan jalan rambut baru untuk tumbuh dengan mudah. Prosedur cara membersihkan rambut dan kulit kepala pada ibu hamil :
Memberitahu
klien
dan
menjelaskan
prosedur.
Mengkaji rambut dan kulit kepala klien.
Rambut dirapihkan dengan sisir.
mengenai
Menggosok pangkal rambut dengan kasa yang telah diberi sampo dan diberikan pijatan pada kulit kepala.
Pembilasan rambut.
Mengeringkan dan menyisir rambut.
Merapihkan klien.
b. Kebersihan Gigi dan Mulut Ibu hamil harus memperhatikan kebersihan gigi dan mulut untuk menjaga dari semua kotoran dari sisa makanan yang masih tertinggal didalam gigi yang mengakibatkan kerusakan pada gigi dan bau mulut. Tidak ada dokumentasi yang mendukung peningkatan rongga gigi selama kehamilan. Kebersihan dan perawatan gigi dapat dilakukan dengan oral hygiene
dengan
menggunakan
sikat
dan
pasta
gigi,
sedangkan kebersihan area mulut dan lidah bisa dilakukan dengan
menggunakan
kasa
yang
dicampur
dengan
antiseptik. Penjadwalan
untuk
trimester
pertama
terkait
dengan
hiperemesis dan ptyalisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut haruis selalu terjaga, misalnya pencegahan caries pada gigi. Sedangkan pada trimester ketiga, terkait dengan adanya
kebutuhan
kalsium
untuk
pertumbuhan
janin
sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya carries dan ginggivitis. Akan tetapi, jika kebersihan mulut terpelihara dengan baik selama kehamilan, perubahan mencolok pada jaringan gusi jarang terjadi. Keadaan klinis jaringan gusi selama
kehamilan tidak berbeda jauh dengan jaringan gusi ibu yang tidak hamil, di antaranya
Warna
gusi,
jaringan
gusi
yang
mengalami
peradangan berwarna merah terang sampai kebiruan, kadang-kadang berwarna merah tua.
Kontur gusi, reaksi peradangan lebih banyak terlihat di daerah sela-sela gigi dan pinggiran gusi terlihat membulat.
Konsistensi, daerah sela gigi dan pinggiran gusi terlihat bengkak, halus dan mengkilat. Bagian gusi yang membengkak akan melekuk bila ditekan, lunak, dan lentur.
Risiko perdarahan, warna merah tua menandakan bertambahnya
aliran
darah,
keadaan
ini
akan
meningkatkan risiko perdarahan gusi.
Luas peradangan, radang gusi pada masa kehamilan dapat terjadi secara lokal maupun menyeluruh. Proses peradangan dapat meluas sampai di bawah jaringan periodontal dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada struktur tersebut.
Prosedur kebersihan dan perawatan mulut dan gigi :
Membuka mulut dan lidah di tekan dengan tongue spatel berlapis kasa.
Depers
dapa
pinset
diarahkan
untuk
membersihkan area rongga mulut, gusi, dan lidah.
Membersihakan
area
gigi
dengan
menggunakan sikat dan pasta gigi.
Menggosok gigi dilakukan dengan gerakan naik turun.
Klien
diminta
untuk
berkumur-kumur
dan
mengeringkan are mulut luar dengan kasa.
Merapihkan pasien.
c. Kebersihan Payudara Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus dibersihkan kalau terbasahi oleh colustrum. Kalau dibiarkan dapat terjadi edema pada puting susu dan sekitarnya. Puting susu yang masuk diusahakan supaya keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi. Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus lateferus sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar karena pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin menggunakan uterotonika. Basuhan lembut setiap hari pada areola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitif dan menjadi lebih berat maka sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai (brassiere).
d. Kebersihan vulva Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri. Pasien yang harus istirahat di tempat tidur (misalnya, karena hipertensi, pemberian infus,
section caesarea) harus dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah perineum yang dilakukan dua kali sehari dan pada waktu sesudah selesai membuang hajat. Meskipun ibu yang akan bersalin biasanya masih muda dan sehat, daerah daerah yang tertekan tetap memerlukan perhatian serta perawatan protektif. Wanita yang hamil jangan melakukan irrigasi vagina kecuali
dengan
nasihat
dokter
karena
irrigasi
dalam
kehamilan dapat menimbulkan emboli udara. Hal – hal yang harus diperhatikan adalah
Celana dalam harus kering
Jangan gunakan obat / menyemprot ke dalam vagina
Sesudah bab / bak dilap dengan lap khusus
Setelah ibu mampu mandi sendiri (idealnya, dua kali sehari), biasanya daerah perineum dicuci sendiri dengan menggunakan air dalam botol atau wadah lain yang disediakan khusus untuk keperluan tersebut. Cara ibu hamil melakukan vulva hygiene sendiri. Langkahlangkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu hamil adalah sebagai berikut :
Anjurkan
kebersihan
seluruh
tubuh,
terutama
perineum.
Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, kemudian membersihkan daerah anus. Nasihati ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat
digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari dan disetrika.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
Jika ibu mempunyai luka episotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menentuh daerah tersebut.
e. Kebersihan kuku tangan dan kaki Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri, melalui kuku berbagai kuman dapat masuk kee dalam tubuh, untuk itu seharusnya kuku tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Secara anatomis kuku terdiri atas dasar kuku, badan kuku, dinding kuku, kantung kuku, akar kuku, dan lunula. Kondisi normal kuku ini dapat terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dasar kuku berwarna warna merah muda. Masalah/Gangguan pada Kuku :
Ingrown Nail. Kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan dirasakan sakit pada dacrah tersebut.
Paronychia.
Radang di sekitar jaringan kuku.
Ram's Horn Nail. Gangguan kuku yang ditandai pertumbuhan yang lambat discrtai kcrusakan dasar kuku atau infeksi.
Bau Tidak Sedap. Reaksi mikroorganisme yang menyebabkan bau tidak sedap.
Prosedur Kerja:
Jelaskan prosedur pada pasien.
Cuci tangan.
Atur posisi pasien dengan posisi duduk atau tidur.
Tentukan kuku yang akan dipotong,
Rendamkan kuku dengan air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan sikat dengan beri sabun bila kotor.
Keringkan dengan handuk.
Letakkan tangan di atas bengkok dan lakukan pemotongan kuku.
Cuci tangan.
f. Kebersihan kulit Kelenjar kulit mungkin lebih aktif selama kehamilan dan
pasien
mungkin
cenderung
lebih
berkeringat.
Baths terapi - melemaskan otot-otot tegang dan lelah, membantu insomnia counter, dan membuat pasien merasa segar dan berbau manis. Baths dapat menimbulkan masalah manuver fisik yang meningkatkan kemungkinan jatuh di akhir kehamilan; shower direkomendasikan, tetapi dengan hati-hati saat masuk dan keluar dan bergerak di dalam kamar mandi.
g. Kebersihan Pakaian Selama kehamilan, pakaian harus diberikan sama at au mungkin bahkan lebih sedikit perhatian dari pada waktu lain. Pakaian
harus
ringan,
nonconstrictive,
disesuaikan,
penyerap, dan meningkatkan rasa kesejahteraan pasien. Tidak garter bulat konstriktif atau girdle harus digunakan karena gangguan pada sirkulasi darah itu dari kaki.
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan anatomi pada perut, area genitalia/lipat paha dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan melakukan vaginal douche. Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan sepatu bertongkat tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras (tidak elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerak tubuh ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari. Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Beristirahan cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari. Ibu tidak dianjurkan untuk melakukan kebiasaan untuk merokok selama hamil karena dapat menimbulkan vasospasme yang berakibat pada anoksia bayi, berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas, kelainan kongenital dan solusio plasenta. Desain BH : Desain harus disesuaikan agar dapat menyangga payudara dan nyeri punggung yang tambah menjadi besar pada kehamilan dan memudahkan ibu ketika akan menyusui. BH harus tali besar sehingga tidak terasa sakit
dibahu.
Pemakaian BH dianjurkan terutama pada kehamilan dibulan ke 4 sampai ke 5 sesudah terbiasa boleh menggunakan BH tipis/ tidak memakai BH sama sekali jika tanpa BH terasa lebih nyaman. Ada dua pilihan BH yang biasa tersedia, yaitu BH katun biasa dan BH nylon yang halus.
6. Cara Merawat Kebersihan Diri Dan Lingkungan Selama Ibu Hamil a. Mandi dengan air bersih dengan sabun 2x sehari, mandi setiap hari akan merangsang sirkulasi, menyegarkan dan menghilangkan kotoran tubuh. Dengan berhati-hati agar tidak jatuh, baik mandi shower maupun TUB dapat dilakukan oleh ibu
hamil.
Manfaat mandi:
Merangsang sirkulasi.
Menyegarkan.
Menghilangkan kotoran, yang harus diperhatikan :
Mandi hati-hati jangan sampai jatuh.
Air harus bersih.
Tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas.
Gunakan sabun yang mengandung antiseptik.
b. Menjaga kebersihan kuku dan tangan. c. Menjaga, badan, mencuci tangan dan kaki segera sesudah berpergian. d. Merawat kebersihan rumah dan lingkungan. e. Menjaga kebersihan kemaluan. f.
Menjaga kebersihan tempat tidur.
g. Menghindari merokok dan lingkungan merokok. 7. Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene a. Body image Adalah gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik pada ibu hamil sehingga ibu hamil tidak peduli terhadap kebersihannya. b. Praktik social
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. c. Status social ekonomi Personal hygiene pada ibu hamil memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene pada ibu hamil sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan pada ibu hamil itu sendiri. e. Kebiasaan Adalah ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo dll. f.
Kondisi fisik Pada kondisi fisik ibu hamil, kemampuan untuk merawat diri berkurang, sehingga memerlukan bantuan untuk melakukannya.
8. Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene a. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi pada ibu hamil adalah gangguan sistem perkemihan sehingga daerah genetal kurang diperhatikan, gangguan membrane mukosa mulut yaitu terjadi hipersalivasi yang menyebabkan caries gigi, gangguan fisik pada kuku, rambut mudah berkeringat sehingga menyebabkan gatal dan bau pada rambut.
b. Dampak psikososial Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah
gangguan
kebutuhan
rasa
nyaman,
kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi social.
Saat hamil ibu harus tetap rajin menjaga kebersihan dirinya, agar selalu sehat dan bugar. Ibu hamil dengan kondisi tubuh sehat dan bugar dapat terhindar dari gangguan kesehatan semasa hamil. Kebersihan diri yang harus menjadi perhatian ibu hamil antara lain :
Mandi dua kali sehari.
Bersihkan daerah payudara dan kemaluan.
Cuci rambut minimal 2-3 kali dalam seminggu
Ganti pakaian dan pakaian dalam setiap hari.
Menyikat gigi secara teratur sehabis sarapan dan sebelum tidur.
Periksakan gigi ke fasilitas kesehatan pada saat periksa kehamilan.
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum dan sesudah makan, setelah buang air besar dan kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Uliyah, Musrifatul, dkk,. 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik untuk Kebidanan Edisi 2 . Jakarta: Salemba Medika.